Dr. der Nat. Poerbandono, S.T., M.M. Ir. Eka Djunarsiah, M.T.
Suruei Hidrografi
dengauf
In
In
Samsul Bachri, M.Eng., Ph.D. Hasanuddin Z. Abidin, M.Sc., Ph.D.
In Irdam Adil, M.T
Savnbutaw
0t.
RF. TEK. i 1.
Hidrografi sebagai suatu ilmu pada awalnya difokuskan untuk menunjang navigasi kapal-kapal di laut. Sejalan dengan perkembangan teknologi serta meningkatnya kebutuhan manusia yang berkembang dengan pesatnya serta setelah beberapa perguruan tinggi terkenal mengantisipasi perkembangan tersebut dengan memasukkan h idrografi sebagai mata kul iah, i I mu hidrografi menjadi disiplin yang mulai dipelajari secara intensif dan ilmiah pada suatu prograrn studi. Departemen Teknik Ceodesi, lnstitut Teknologi Bandung, sebagai pelopor pendidikan geodesi di lndonesia, telah mulai mengembangkan .1982. ilmu hidrografi sejak tahun
2005
Dr. der Nat. Poerbandono, S.T., M.M. & lr. Eka Djunarsiah, M.T. Survei Hidrografi
:
Editor
Rose Herlina, S.Si.
Setting
: Teddy Soleh
Susandi
Desarn Sampul
: lman Taufik,
B.A.
Diterbitkan & dicetak oleh pT. Refika Aditama Jl. Mengger Cirang No. 98, Bandung 40254 Telp. (022) 5205985, Fax. (022) 52OS}B4 e-ma il
:
re{ika I @rad. net. id
Anggota IKAPI Cetakan Pertama: Maret 2005
lsBN 979- ) )01-24-) Hak Cipta DilinclLrngi Unrlang-urrrl;rng. Dilar.rng meng,uttp,tt.tu n)(,ml)(,rlr,rrry,rk sel;agian,rt,trr scluruh isi br-rku ini TANPA lZlN TERTULIS rl,rri lrr.rrr.rlrir
lndonesia sebagai salah satu negara maritim yang besar, sudah sepantasnyalah ikut berperan serta dalam pengembangan hidrografi tersebut, terutama dalam bidang pendidikan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang akan mengelola wilayah perairan kita yang sangat luas ini. Sayangnya,
literatur yang tersedia untuk mempelajari serta mengembangkan ilmu hidrografi tersebut sangat terbatas. Kekurangan literatur hidrografi itu tidak hanya terasa di lndonesia saja, akan tetapi juga di luar negeri. Oleh sebab itu, penerbitan buku hidrografi yang sederhana ini, minimal akan merupakan bacaan berharga bagi mahasiswa serta siapa sa.ja yang berminat dalam bidang hidrografi untuk mempelajari serta menambah wawasannya. Selain itu, mudah-mudahan buku hidrografi ini dapat menjadi pancingan bagi ilmuwan-ilmuwan lain untuk membahas serta menulis, baik dalam bentuk makalah maupun buku mengenai hidrografi. Para kontributor tulisan-tulisan dalam buku ini, terutama upaya Dr. Por.rlr.rnno sebagai penulis utama l-ruku ini, yang telah berusaha dan h.kr,ri,r kcr,rs rl,rl,rnr mcwujurlkan lltrkrr ini, pattrt kita hargai. Murlah-rnucJahan
buku ini dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan hi
rlr
Pengantar penw[is
Bandung, Januari 2005
Dosen di Departemen
Dr.-lng. lr. Siamsir Mira Teknik Ceodesi llB (1962-2004),
Dosen Tamu di lnstitutTeknologi Kebangsaan Malaysia (1972-1975), Curu Besar ITB (1 981 -2OO4), Pendiri (19S2) dan Ketua KK Hidrografi (1982-2004), Anggota Advisory Board IHO (1985-1990), An
ggota Eclitori al Adv
i
so
ry Board Hydrol NTE RN ATIO
N
AL
(
1
997'2002\,
Pendiri (1993)dan Ketua Pusat Penelitian Kelautan ITB (1993-1999)'
Terminologi hidrografi telah bergeser dan berkembang dari akrivir,rs penunjang navigasi laut (survei dan pemetaan laut) dan survei untuk inrltrslri lepas pantai (survei seismik dan batimetri laut dalam) menjadi disiplin ilrrrrr yang mulai diselenggarakan sebagai program akademik setingkat magistr,r rlr beberapa universitas di lnggris, Jerman, Amerika serikat, Selandia ll,rrrr, Malaysia dan lndonesia. Sebagai sebuah disiplin, hidrografi meliputi bc.lx.r,r1r,r topik yang berhubungan erat dengan disiplin geodesi, survei dan pemct,r,rrr, geomatika, fisika, hidrolika, oseanografi, geografi fisik, geologi, geofisik,r, nautika dan hukum laut. Beberapa referensi asing yang menjelaskan spektrrrrr
disiplin hidrografi ditulis oleh Dyer [Dyer, K. R. (1 979). Estuarinr Hydrography and sedimentation. Cambridge University press. Cambridgc, UKI dan deJong et al. [deJong, C. D., Lachapelle C., Skone, S. & Elema, l. A. (2002). Hydrography. Delft University Press. Delft, The Netherlandsl.
Buku ini ditulis untuk menjadi acuan akademik bagi mahasiswa program sarjana dan buku teks pengantar bagi mahasiswa program magistr.r dalam ilmu-ilmu kebumian dan rekayasa lingkungan. pembagian, pengurut,rr
dan penya.iian materi dalam buku ini drrancang berdasarkan kebutulr,rrr umum mahasiswa program sarjana dan magister di program studi rcknik ceodesi dan ceomatika, lnstitut Teknologi Bandung yang diselenggarak,rrr oleh Kelompok Kepakaran Hidrografi, Departemen Teknik ceorlesi, Fakulr.rs Teknik sipil dan Perencanaan. Buku ini juga disarankan bagi l>ara nrahasisw,r yang strl,rrrg hclajar atau meminati disiplin geografi fisik, tcknik p,rrrt,ri, grrrlogi, orr',tttogt,tfi [isik serta disiplin lain yang mcnartrh pcrlr,rti,rp p,rrl,r [t'ttoltrr.rr,r ;irr,rl' lr,rrl,rrr ,rir rlan interaksinya rlongirn rl;rs,rr pcr.,rir,rn. l,r,rrrrlis btlr,tsttltt',t lr,rlrw,r l,r'tttlr,rr,r lrott'nsial brrku ilri tcl,rlt nrr,ngr,rr.rl lisik,r
il i1
rlua di fakultas-fakultas tckrrik, kcbumian alau ilmu pengct.rlrrl,rtt ,rl,tttt. Selain itu, pemahaman terhadap beberapa materi di buku ini akan lebih baik jika pembaca telah mengenal dasar-dasar ilmu ukur tanah dan pemetaan. Topikropik yang disajikan dalam buku ini dipilih sedemikian rupa
untuk menggambarkan sebagian dari lingkup hidrografi modern, karenanya -untuk sementara- topik hidrografi klasik (navigasi laut dan survei industri lepas pantai) ditinggalkan. Survei hidrografi adalah sebagian dari aktivitas hidrografi. Pemilihan kata 'survei' pada judul buku ini sengaja dipakai untuk memperkuat konsentrasi pembahasan pada teknik-teknik pengadaan data hidrografi secara setempat (in-situ) dan ilustrasi penEEunaannya secara deskriptif. Pengetahuan yang disajikan diusahakan terhindar informasi yang bersifat nice to know dengan sedapat mungkin memilih hal-hal yang has to
be known. Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam penulisan buku ini adalah dalam menentukan kedalaman pembahasan. Tingkat kedalaman pembahasan yang dituliskan di buku ini merupakan pandangan subjektif penulis terhadap kebutuhan pembaca dan dianggap sebagai topik-topik yang harus diketahui
It'tittt,t [,t',tlr;rr1i,r l,rtrrt ',,rtrr1),rl\,url\('1,,r(l,r rck,rtr tcl<,rrr rlr Kr,lorrrlrol. Kr,,rlrlr,rn I lirlrtlgr,rlr ,tl,r', prrlr,rlr,rrr rl,rrr lr,rnlu,rtr ntt.rt.k.r. Sr,t,rr,r klrrrsrrs k,rrrrr rnlirrr memanl,t,tll(,ur l\(,\('nrl),rl,rrr irri untuk herterima k.rsih at,rs kcrj,r kr,r,rs llrrr Rose l-lt'rlin.t, S.Si rlirri licfika Aditama serta bantuan yanll rlilrr.rik,rrr ok.lt mahasisw;r kami, Melissa Suryaningtyas, dalam menyiapkan gamlrirr-g,rnrlr,rr dan mengumpulkan naskah-naskah dasar yang berserakan di trtas nrt'j,r kcrj,r, lemari dan komputer karni. Buku ini kami persembahkan untuk nr,rrrl,rrr guru-guru kami dan para mahasiswa -yang kami harap dapat memlx,rik,rrr umpan balik atas materi yang ditulis dalam buku ini.
Bandung, Januari 2(X)',
Dr. der Naf. Poerbandono, S.T., M.M. & lr. Eka Djunarsiah, M.T. [email protected] ; http://laul.gtl rllr ,rt rl
pembaca. Beberapa detil, terutama operasi persamaan-persamaan matematika, sengaja tidak disajikan untuk menghindari jumlah halaman yang akan menjadi terlalu banyak. Kesulitan lain yang dihadapi adalah penyeragaman simbol. Simbol yang digunakan di buku ini masih didasarkan pada kelaziman pemakaian di tiaptiap topik pembahasan. Karenanya, sehubungan dengan itu dan tentu saja hal-hal lainnya, dalam rangka
menghindari perbedaan pemahaman, penulis membuka kesempatan untuk berdiskusi dengan para pembaca. Diskusi tersebut akan sangat bermanfaat untuk perbaikan isi dan penyajian buku ini pada edisi berikutnya' Naskah-naskah yang menjadi bahan utama dalam buku ini tidak mungkin terpublikasikan tanpa kesediaan Refika Aditama untuk menerbitkannya. Kami menyampaikan pujian kepada Refika Aditama atas keberaniannya memilih
naskah dari topik keilmuan yang dijalani sedikit orang untuk diterbitkan sebagai referensi akademik nasional. Selain itu, banyak pihak yang membuat kami bersemangat menyelesaikan buku ini. Untuk itu, kami sangat berterima kasih kepada para kontributor: Samsul Bachri, Ph.D., Hasanuddin Z. Abidin, Ph.D. dan lrdam Adil, M.T. atas sumbangan tulisan mereka yanS sanSat berarti untuk memperkuat isi buku ini. Kami juga berterima kasih kepada guru kami, I)r.-lng. Sjamsir Mira, atas kesediaannya membaca dan
memlx'rb;tikr naskah final kami serta memberikan kata sambtltiltl' IJ<';tPan
vltt
lx
oaftar Isi
SAMBUTAN PENGANTAR PENUTlS DAFTAR ISI Bab
1
PENDAHULUAN --
1
A. Terminologi dan Perkembangan Hidrografi B. Definisi dan Lingkup Hidrografi ....... C. Kelembagaan Hidrografi ..... D. Kompetensi Profesi dan Akademisi Hidrografi E. Konfigurasi Survei Hidrografi
F.
I
)
4
......
Referensi Akademik Hidrografi
4
lt (r
Referensi
Bab
A.
2
SISTEM REFERENS! GEODETIK DAN PENENTUAN POStSt
DI TAUT ..
9
Sistem Referensi Ceodetik
a.
Sistem Koordinat b. Datum Ceodetik c. Proyeksi Peta . B. Penentuan Posisi di Laut.. a. Ceometri Caris Posisi ................ b. Penentuan Posisi Berbasis Caris Posisi. c. Teknik Penentuan Posisi secara Optik rl. Pr.rrcntuan Posisi secara Elektronik C. l'r,rrr.rrlu.rrr l'osisi rlengan CPS ,r k,rr,rIlr.r l.,lrk \rslom CPS....... lr lvt,lnrh' l'r,rrr.rrlu,rrr l'osisi rk'rrg.rrr (;l'S ..
9
I0 1',2
14
20 20
)2 24 2()
l2
il t/
C.
d.
e. f.
Ketelitian Posisi CPS Aplikasi Penentuan Posisi CPS dalam Bidang Survei
l(l
Kelautan
40 46 47
Keunggulan Metode Penentuan Posisi CPS Kendala CPS dalam Penentuan Posisi ......
sl
Bab
3
A.
Pasut
51
a. b. c.
52 55 55 57 59 63
B. C. D.
PASUT DAN DATUM VERTIKAL --
Teori Pasut Model Matematika Pasut dan Konstanta Harmonik...'... Tipe Pasut Arus Pasut Datum Vertikal
a. b.
Pengamatan Pasut Pengikatan Stasiun Pengamat Pasut
.
Prediksi Pasut. a. Analisis Harmonik b. Prediksi LAT .. c. Pengaruh Faktor-faktor Non-Harmonik
Referensi
Referensi
Bab
A. xii
Bab
A. B.
6B
69 69
70
73 73
C. D.
l(x)
l0i t07 l0()
ilt |) I t7 I I ()
t)t
6
PENETAPAN BATAS IAUT -- 123 Konsep Batas Laut Berdasarkan UNCLOS 1982 Wilayah Perairan Berdasarkan UNCLOS 1982 a. Perairan Pedalaman b. Laut Teritorial .... c. Zona Tambahan
124 12lt
t'),, l.f
5
I ) (t
d.
67
Zona Ekonomi Eksklusif e. Landas Kontinen f. Laut Lepas Penetapan Batas Laut di lndonesia...... lmplementasi Penetapan Batas Laut Daerah di Lapangan ..... a. Penentuan Lokasi Daerah Survei b. Pemasangan Pilar Titik Referensi .... c. Penggambaran dan Penentuan Koordinat Titik Batas .....
l'ro,,r'rlttr l'r,rrlirrkut,ttt Artts l'rrrr,,rp l'r.rrgrrkrrr.rrr Arus dengan C,tra Akuslik ............. l'r,rrgol,rlran dan Penyajian Data Pengukurarr Arus Pr.rrl3,ukuran dan Analisis Sedimen a. Karakter Sedimen b. Pengambilan Contoh Sedimen c. Analisis Distribusi Ukuran Butir . d. Analisis Konsentrasi Sedimen
Referensi
66
+
PEMERUMAN -- 71 A. Pengukuran Kedalaman a. Desain Lajur Perum b. Prinsip Penarikan Caris Kontur....... c. Teknik Pengukuran Kedalaman B. Akustik Bawah Air untuk Pemeruman a. Sifat Celombang Akustik....... b. Alat Perum Cema c. Sumber Kesalahan dan Kalibrasi ..". d. Pemeriksaan Data Pemeruman C. Detil Situasi dan Caris Pantai a. Caris Pantai .... b. Pengukuran Detil Situasi dan Caris Pantai D. Beberapa Ketentuan tentang Kartografi Peta Laut Bab
B.
4B
Referensi
lr. . rl. (
97 ()7
..
Lampiran A
Transformasi Koordinat ....
Lampiran
Posisi Segiempat dan Elips Kesalahan Standar Ketelitian Survei Hidrografi
B
Lampiran C Lampiran D
Model Matematika Penentuan
TENTANG PENUTIS
.- 163
..
1
37
141 147
.l5ir
!
Pendahulurrn
A.
TERMINOLOGI DAN PERKEMBANGAN HIDROGRAFI Kata hidrografi merupakan serapan dari bahasa lnggris ,hydrograplry,.
secara etimologis, 'hydrography' ditemukan dari kata sifat dalam lr,rh,rs,r Prancis abad pertengahan 'hydrographique', sebagai kata yang berhul)un,.l,ur dengan sifat dan pengukuran badan air, misalnya: kedalaman rl;rrr ,rrrrr (Merriam-Webster online, 2004). Tabel 1 .1 memperlihatkan beberap;r rn,rkn,r leksikal' hydrography' beserta sumbernya.
Tabel 1.1 Makna leksika! 'hydrography'
DEFINISI The art and science of compiling and producing charts, or maps, of water-covered areas of the Earth's surface. The sclence of the measurement and description and mapping of the surface of the earth with special reference to navigation The art of measuring and describing the sea, lakes, rivers, and other waters, with their
phenomena. That branch of surveying which embraces the determination of the contour of the bottom of a harbor or other sheet of water, the depth of soundings, the position of channels and shoals, with the construction of charts :'
x
! ltSL h e:spptaybr
!: ! t
SUMBER
Encyclopaedia
Britannica (2004) HyperDictionary (2004) Webster's
'191.1
QOOa);
BrainyDictionary (20O4)
'\^rr' /f'lr"'t''tl' rrrt I J----
-t
Br--tt:-r*ir
- r-r
E---
t lirrgga scl(it.u',rl
chart) dan survei untuk eksplorasi minyal< dan gas bumi (lngham, lr975). Peta navigasi laut memuat informasi penting yang diperlukan untuk menjamin keselamatan pelayaran, seperti : kedalaman perairan, rambu-rambu navigasi, garis pantai, alur pelayaran, bahaya-bahaya pelayaran dan sebagainya. selain itu, kegiatan hidrografi juga didominasi oleh penentuan posisi dan kedalaman
di laut lepas yang mendukung eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi pergeseran mendasar pada lingkup
dan aplikasi hidrografi. Hidrografi tidak lagi semata-mata dikaitkan dengan pemetaan laut dan penentuan posisi, melainkan juga dengan Hukum Laut (Law of the Sea) dan aspek fisik dari Pengelolaan Kawasan Pesisir secara Terpadu (lntegrated CoastalZone Management) (Dyer, 1979; de Jong et al., 2OO2). Pergeseran ini diakibatkan oleh kemajuan teknologi instrumen pengukuran dan komputasi. selain itu, pergeseran inijuga diakibatkan oleh permintaan masyarakat dan industri pengguna produl< hidrografi sebagai akibat dari meningkatnya kegiatan manusia di kawasan perairan. Pergeseran ini juga ditandai dengan munculnya program-program
pendidikan akademik setingkat sarjana dan magister di Amerika (misalnya: L)niversity of Southern Mississippi), lnggris (misalnya: I,Jniversity of Plymouth dan Unlversity College London), Jerman (Fachhochschule Hamburg-Harburg), Malaysia (Universiti Teknologi Malaysia) dan lndonesia (Di nas H idro-oseanografi TN l-AL dan nstitut Teknologi Bandung). Dewasa ini, hidrografi mulai dipahami sebagai salah satu cabang ilmu yang secara khusus di lndonesia mulai dikembangkan pada tahun 1990an (Mira, 1998; 1999). I
B. DEFINISI DAN LINGKUP
HIDROGRAFI
isi akademi k untuk terminologi h idrografi, dikemul
n
Hydrographic Surveying and Nautica/ Charting dalam laporannya pada Second lJ nited Nations Regional Cartographic Conference for the Americas di Mexico City tahurn 1g79.lHO mengemukakan bahwa hidrografi adalah ,that hranch of applied .scrence which deals with measurement and
i,,,,i,i,i,i,,i,i,i,l,l,.i,i,,i,,i,,i,i,ll,:;.,;;,;,;,;,,:,;,;,;;;,i;,1;;. atxt ,tdfufiting r o.lrl,rl rtr(ln, wilh spe,<'i,tl 1,[sJp111'1' kr lhrir tnt, llt lln, purposc ttl' tt,tvig,rlitnr'. (,toul)
batimetri atau'topografi'dasar laut, jenis material dasar laut clarr rlrorlrlogr dasar laut. Sementara dinamika badan air yang disebut dalam rk'lrrrrsr rlr atas meliputi: pasut (dan muka air) dan arus. Data mengenai ft'rrorrrr,rr,r dasar perairan dan dinamika badan air diperoleh melalui pengukur,rrr y,rrrlg kegiatannya disebut sebagai survei hidrografi. Data yang diperolclr rl,rrr survei hidrografi kemudian diolah dan disajikan sebagai informasigcosp,rsi,rl atau informasi yang terkait dengan posisi di muka bumi. Sehubungarr rlt.rrg,rrr itu maka seluruh informasi yang disajikan harus memiliki data posisi rl,rl,rrrr ruang yang mengacu pada suatu sistem referensi tertentu. Oleh karen,tny,r, posisi suatu objek di atas, di dalam dan di dasar perairan merupakarr titik perhatian utama dalam hidrografi. lnformasi hidrografi utamanya rlittrjrrl<,rrr u
ntu k:
(1) Navigasi dan keselamatan pelayaran, (2) Ponetapan batas wilayah atau dacrah rli laut;
l)
\lr rr li r lirr,rmika pesisir dan tr;engclol.titn strnrlx.rr l,ry,r l,rut.
rlarr cl
C. KELEMBAGAAN HIDROGRAFI lnternational Hydrographic Organization (lHO) adalah lembaga internasional yang berwenang untul< mengelola dan menyelenggarakan penerbitan bg+bagai publikasi untuk l
dunia -dan bidang lain yang berkartan langsung-. Dalam melaksanakan tugasnya, IHO menunjuk dan membentuk kepanitiaan khusus dalam bentuk working group. Secara teknis, kewenangan IHO dilaksanakan oleh I nte r n ati o n al Hyd rogr aph i c B u re au (l H B). HO breran ggotakan negara-negara yang berkepentingan dengan navigasi laut dan keselamatan pelayaran. Di beberapa negara maju, seperti Ameril
yang lebih luas. Lembaga ini disebut sebagai The Hydrographic Society atau