“
BAHAN OBAT ALAMI
”
LAPORAN TUTORIAL BLOK 13: FARMAKOLOGI, FARMASI DAN OBAT ALAMI
Penyusun : Kelompok Tutorial 9
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2018
PENYUSUN: DosenPengampu Tutorial
: drg. LusiHidayati, M.Kes
AnggotaKelompok
:
1. DhesyarmaniPutri R.
161610101068 161610101068
2. KhoirulAmalia
161610101069
3. InnanisaNurAzmi H.
161610101070 161610101070
4. Hasna’ Fakhriyah Jinan Jinan
161610101071
5. Septiana DwiRahayu
161610101072 161610101072
6. Ardin Tito F.
161610101073 161610101073
7. Nadiyah R. A.
161610101074 161610101074
8. SyafiraDwiAstuti
161610101075
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... 1 PENYUSUN ............................................................................................................2 DAFTAR ISI............................................................................................................3 SKENARIO 1 ........................................................ Error! Bookmark not defined. STEP 1 IDENTIFIKASI KATA SULIT..................................................................5 STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH .....................................................................5 STEP 3 MENJAWAB PERTANYAAN ( BRAIN STORMING)..............................5 STEP 4 MAPING ....................................................................................................8 STEP 5 LEARNING OBJECTIVE ....................... Error! Bookmark not defined. STEP 7 ................................................................... Error! Bookmark not defined. 1.
Definisi dan Klasifikasi Nyeri .................... Error! Bookmark not defined.
2.
Macam-Macam Analgesik .......................... Error! Bookmark not defined.
3.
Mekanisme Kerja Analgesik (AINS dan Opioid)Error! Bookmark not defined.
4.
Indikasi, Kontraindikasi, dan Efek Samping Analgesik (AINS dan Opioid) Error!
Bookmark not defined.
5.
PR Penilaian Skala Nyeri ............................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.
SKENARIO 4 BAHAN OBAT ALAMI
Amir baru saja menjadi dokter gigi dan ditugaskan di daerah pedalaman Kalimantan. Pada saat bertugas Amir sempat kebingungan dengan menipisnya persediaan obat-obatan analgesik, obat kumur, antibiotik, antiseptik, dll., dikarenakan cuaca dan transportasi yang masih sulit menuju ke tempatnya bekerja. Di daerah tempat Amir bertugas masih banyak penduduk yang menggunakan tanaman obat. Tanaman obat apa yang bisa digunakan di bidang kedokteran gigi? Bagaimana cara pengolahan dan penggunaannya?
STEP 1 IDENTIFIKASI KATA SULIT
1. Tanaman Obat Tanaman yang berfungsi sebagai obat alami yang berguna utk mengobati atau mencegah suatu penyakit. Tanaman ini dikelompokkan menjadi 3 yakni : a. Tanaman obat tradisional : sudah turun temurun dan dipercaya bisa mengobati suatu penyakit b. Tanaman obat modern : suatu tanaman obat yg sudah diuji scr klinis c. Tanaman obat potensial : tanaman obat yg diduga memiliki potensi utk mengobati suatu penyakit 2. Antiseptik Merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat suatu mikoorganisme pada jaringan dan digunakan untuk mengobati berbagai jenis luka. Biasanya antiseptik bekerja pada membran mukosa dan permukaan kulit. STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH
1. Mengapa diperlukan obat dengan tanaman obat? 2. Dengan berbagai cara mengkonsumsi tanaman obat, cara manakah yang paling efektif untuk menjaga supaya kandungannya tetap ada dan bermanfaat untuk pasien? 3. Apakah efek samping yang diberikan oleh suatu bahan obat alami? 4. Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan tanaman obat? 5. Apa saja metode yang digunakan dalam pengolahan tanaman obat menjadi suatu obat alami? 6. Contoh-contoh tanaman obat yang bisa digunakan dalam bidang kedokteran gigi? STEP 3 MENJAWAB PERTANYAAN (BRAI N STORMI NG )
1. Mengapa diperlukan obat dengan tanaman obat? Karena tanaman obat mudah didapatkan secara bebas (tidak memerlukan biaya yang banyak seperti obat yg ada di pasaran), serta kandungannya yang masih cukup banyak karena tidak mengalami pengolahan secara kimiawi yg berlebihan seperti obat modern. Selain itu, pada
dasarnya manusia dari dulu sudah banyak menggunakan tanaman alami sebagai bahan obat, sedangkan obat modern sebagai prototype yang berasal dari bahan obat alami/tanaman obat. Serta di Indonesia, banyak masyarakat yang memiliki budaya serta adat istiadat menggunakan tanaman obat sebagai bahan obat alami. Obat alami sendiri, dibagi menjadi 3 yakni : a. Jamu: belum teruji secara klinis maupun praklinis serta belum memiliki standarisasi. b. Obat Herbal Terstandar: sudah teruji secara praklinis dan memiliki standarisasi tertentu untuk produksinya. Sudah diujicobakan pada hewan. c. Fitofarmaka: diuji secara klinis dan praklinis dan sudah terbukti aman untuk manusia dan hewan. Produksinya sudah memiliki standarisasi tertentu. Bahan obat alami khususnya tanaman obat memiliki senyawa bioaktif tidak hanya 1 jenis sehingga berpotensi untuk mengobati penyakit, serta memilki banyak efek yang ditimbulkan untuk mengobati suatu penyakit.selain itu, obat alami memiliki efek samping yg lebih rendah daripada obat alami, tetapi penggunaanya tidak boleh digunakan dalam waktu lama. 2. Dengan berbagai cara mengkonsumsi tanaman obat, cara manakah yang paling efektif untuk menjaga supaya kandungannya tetap ada dan bermanfaat untuk pasien? Tergantung dari tujuan penggunaanya dan apa yang akan diobati supaya tetap efektif. Pemanfaatan bahan alami sebagai obat bisa menggunakan berbagai cara, antara lain : - Topikal : dicacah atau dihancurkan membentuk pasta. - Obat oral : (dibagi lagi menjadi beberapa metode) a. Ekstraksi : dibentuk menjadi sebuah pil (lebih baik) b. Perebusan : cara paling mudah. tetapi ada syaratnya : tidak boleh memakai panci yg berasal dari logam. Efek farmakologi dari tanaman obat lemah dan lmbat sehingga dilakukan proses pengolahan. karena kompleksitas dari zat balas (lawan zat aktif) masih tinggi. Pengolahan bersfiat selektif untuk memperoleh zat aktif dan seminimal mungkin tidak meloloskan zat balas dalam pengolahannya. 3. Adakah efek samping yang diberikan oleh suatu bahan obat alami? Memiliki efek samping yg lebih rendah. Tetapi dalam pengunaannya harus memperhatikan beberapa komponen yakni intensitas, takaran, ketepatan cara penggunaan, serta pemilihan herbal yg sesuai dg indikasi penyakit. Serta dalam tanaman obat alami memiliki kandungan yg berguna untuk mengurangi efek sampingnya.
4. Apakah kelebihan dan kekurangan dari penggunaan tanaman obat? Kelebihan : - Mudah didapat. - Murah. - Pengunaannya mudah dan dapat diolah sendiri. - Efek samping lebih rendah daripada obat konvensional - Proses penyimpanan lebih sederhana. - Memiliki komponen senyawa berbeda tetapi memiliki efek yang saling mendukung. - Menyembuhkan penyakit tanpa merusak bagian tubuh lain . - Bekerja dengan cara memperbaiki bukan sekedar menghilangkan rasa sakit. Kekurangan :
- Tidak menyembuhkan penyakit berdasarkan patofisiologisnya. - Beberapa tanaman obat dalam penggunaannya tidak diketahui dosis penggunaanya. - Bisa saja berinteraksi dengan obat tertentu. 5. Apa saja metode yang digunakan dalam pengolahan tanaman obat menjadi suatu obat alami? a. Ekstraksi : pemisahan secara kimia suatu bahan padat atau cair dari suatu bahan padatan. Tidak boleh memakai api yang terlalu besar dan mengguanakan alat yang sederhana, contohnya alat dengan bahan logam stainless steel. Lalu pemanasan harus ditutup karena bisa terjadi penguapan minyak atsiri yang ada pada tanaman. - Cara Dingin : 1. Maserasi : menggunakan pelarut dengan beberapa kali dikocok pada temperatur ruang. 2. Perkolasi : dilakukan dengan penetesan cairan dalam wadah silinder / kerucut. - Cara Panas : 1. Refluks : dengan pelarut pada temperatur titik didihnya dalam waktu tertentu dengan jumlah pelarut terbatas. 2. Soxhlet : prinsip pemanasan dan perendaman. 3. Digesti : maserasi dengan suhu yang lebih tinggi sekitar 40 - 50 derajat. 4. Infusa : pemanasan pada suhu 96-98 derajat celcius selama 15-20 menit. Biasanya menggunakan api kecil sampai mendidih.
5. Dekok : pemanasan pada suhu 90-100 derajat celcius selama 30 menit. Biasanya menggunakan api kecil sampai mendidih. 6. Contoh-contoh tanaman obat yang bisa digunakan dalam bidang kedokteran gigi? - Minyak atsiri pada serai : digunakan sebagai bahan irigasi saluran akar dg menghambat pertumbuhan enterococcus faecalis. - Minyak cengkeh : sebagai stimulan anestetik lokal, antiseptik, dan antispasme. memiliki kandungan eugenol untuk obat sakit gigi. - Vernoria amygdalina del fola : tanaman obat khas kalimantan untuk mempercepat penyembuhan luka, antioksidan, antiinflamasi dan antibiotik. - Aloevera : digunakan sebagai obat pencuci mulut. - Daun saga : memiliki kandungan vitamin A, vitamin B1, B6, vitamin C yang digunakan untuk pengobatan sariawan dengan cara digunakan sebagai obat kumur. - Lidah buaya sebagai antijamur dan antiinflamasi untuk mempercepat proses penyembuhan luka (bagian lendirnya). - Daun mint digunakan untuk obat kumur. Pendapat lain menyebutkan bahwa bahan obat alami dibagi menjadi beberapa golongan : a. Analgesik : cengkeh, jahe, sirih, kecubung b. Antiinflamasi : jahe, sirih, mengkudu, belimbing wuluh, akar sembung (memiliki kandungan flavanol, minyak atsiri, tanin, asam palmitat yang bisa digunakan untuk analgesik dan antiinflamasi). c. Antibakteri : kunyit, bawang putih, mimba (ranting pohonnya untuk membunuh bakteri penyebab karies). d. Antijamur : lidah buaya dan jambu mede. Daun ungu (terbukti efektif dalam mencegah candida albicans). e. Antiplak : daun suji dan siwak. f. Mengurangi bau mulut : beluntas dan sirih, lengkuas yang memiliki kandungan minyak atsiri sebagai obat kumur untuk mengurangi bau mulut. daun kemangi memiliki kandungan minyak atsiri sebagai antibakteri. STEP 4 MAPING
Bahan Obat Alami
Klasifikasi
Syarat Penggunaan
Kelebihan dan Kekurangan
Cara Pengolahan
Contoh Contoh
STEP 5 LEARNING OBJECTIVE
1. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Bahan Obat Alami . 2. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Kelebihan dan Kekurangan Bahan Obat Alami. 3. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Syarat Penggunaan Bahan Obat Alami. 4. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Cara pengolahan Bahan Obat Alami. 5. Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjelaskan Contoh – Contoh Bahan Obat Alami.
STEP 7 REPORTING
1. Klasifikasi Bahan Obat Alami Jawab : (Firmansyah, 2009) -
Jamu : obat tradisional yang berasal dari Indonesia dengan berbagai macam bentuk
sediaan misalnya di buat pil, serbuk seduhan, irisan rimpang, daun atau aka r kering. , maupun cairan yang berisi seluruh bahan nabati atau hewani yang menjadi bahan-bahan jamu tersebut. Penggunaannya secara tradisaional dan dipercaya khasiatnya secara turun temurun namun hanya berdasarkan pengalaman empiris saja artinya khasiat tidak dibuktikan secara ilmiah maupun uji praklinis. Dalam bentuk sediaan seduhan maupun cairan. Harus mememnuhi persyaratan keamanan mutu. Hanya dapat dikonsumsi untuk mencegah , mengurangi atau mengatasi keluhan. Berdasarkan tujuan dibagi menjadi dua, yakni : a. Menjaga kesehatan
b. Mengobat keluhan penyakit Belum mengalami standarisasi dan belum pernah diteliti, bentuk sediaan masih sederhana berwujud serbuk seduhan, rajangan untuk seduhan, dan sebagainya (Farmakope Herbal Indonesia, 2009). Kriteria: Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, Klaim khasiat dibuktikan
berdasarkan data empiri, Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Contoh : masyarakat telah menggunakan rimpang temulawak untuk mengatasi hepatitis
selama ratusan tahun. Pembuktian khasiat tersebut baru sebatas pengalaman, selama belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa temulawak sebagai antihepatitis. Jadi Curcuma xanthorriza itu tetaplah jamu. Artinya ketika dikemas dan dipasarkan, prosuden dilarang mengklaim temulawak sebagai obat. -
Obat Herbal Terstandar (OHT) : obat tradisional yang disajiakan dari hasil ekstraksi
atau penyarian bahan alam, baik tanaman obat, hewan, maupun mineral. Obat herbal terstandar
harus
ada
bukti
uji toksisitas (keamanan), kisaran
ilmiah
berupa
penelitian
dosis, farmakodinamik
praklinis
seperti
(kemanfaatan)
dan teratogenik (keamanan terhadap janin). Uji praklinis meliputi in vivo dan in vitro. Riset invivo dilakukan terhadap hewan uji seperti mencit, tikus ratus-ratus galur, kelinci atau hewan uji lain. Sedangkan in vitro dilakukan pada sebagian organ yang terisolasi, kultur sel atau mikroba. Riset in vitro bersifat parsial, artinya baru diuji pada sebagian organ atau pada cawan petri. Tujuannya untuk membuktikan klaim sebuah obat.. Setelah terbukti aman dan berkhasiat, bahan herbal tersebut berstatus herbal terstandar. Meski telah teruji secara praklinis, herbal terstandar tersebut belum dapat diklaim sebagai obat. Namun konsumen dapat mengkonsumsinya karena telah terbukti aman dan berkhasiat. Umumnya telah mengalami pemrosesan, misalnya berupa ekstrak atau kapsul dan telah diteliti khasiat dan keamanannya melalui uji pra klinis. Penelitian ini meliputi standarisasi kandungan senyawa berkhasiat dalam bahan penyusun, standarisasi pembuatan ekstrak yang higenis, serta uji toksisitas akut maupun kronis (Farmakope Herbal Indonesia, 2009). Kriteria : Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, Klaim khasiat dibuktikan secara
ilmiah/praklinik, Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi, Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Contoh : Diapet (PT. Soho Indonesia), Kiranti (PT. Ultra Prima Abadi), Psidii (PJ.
Tradimun), Diabmeneer (PT. Nyonya Meneer), dll. -
Fitofarmaka : obat bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses
pembuatan telah terstandar dengan ditunjang oleh bukti ilmiah penelitian uji klinik dan
praklinik. Obat ini juga merupakan status tertinggi dari bahan alami sebagai "obat". Sebuah herbal terstandar dapat dinaikkan kelasnya menjadi fitofarmaka setelah melalui uji klinis pada manusia. Dosis dari hewan coba dikonversi ke dosis aman bagi manusia. Kriterianya harus memenuhi syarat ilmiah, protocol uji telah disetujui, pelaksanaan yang kompeten, memenuhi prinsip etika, dan tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat. Kriteria : Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, Klaim khasiat harus dibuktikan
berdasarkan uji klinik, Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi, Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Contoh : ketika uji klinis hanya sebagai antikanker, produsen dilarang mengklaim produknya
sebagai anti kanker dan juga anti diabetes. Klasifikasi lain dari bahan obat alami yang berasal dari tumbuhan (Hutapea,2000) :
- Obat tradisional : 100% terbuat dari bahan alami tanpa ada campuran bahan kimia. a. berasal dari suatu daerah; bentuk sederhana b. muncul karena pengobatan tradisional c. Dengan formula yang berasal dari komponen bentuk sederhana dari suatu daerah dan pengobatan tradisional. - Obat modern : obat yang sudah mengalami uji secara kimia . - Obat potensional : obat yang hanya diduga memiliki pengaruh untuk mengobati suatu penyakit. 2. Kelebihan dan Kekurangan Bahan Obat Alami Jawab : Kelebihan : a. Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan obat tradisional atau komponen bioaktif tanaman obat (Katno, 2008). Dalam suatu ramuan obat tradisional umumnya terdiri dari beberapa jenis obat tradisional yang memiliki efek saling mendukung satu sama lain untuk mencapai efektivitas pengobatan. Contohnya seperti pada Herba Timi (Tymus serpyllum atau T.vulgaris) sebagai salah satu ramuan obat batuk. Herba Timi diketahui mengandung minyak atsiri (yang antara lain terdiri dari tymol dan kalvakrol) serta flavon polimetoksi. Tymol dalam timi berfungsi sebagai ekspektoran (mencairkan dahak) dan kalvakrol sebagai anti bakteri penyebab batuk sedangkan flavon polimetoksi sebagai penekan batuk non-narkotik, sehingga pada
tanaman tersebut sekurang-kurangnya ada 3 komponen aktif yang saling mendukung sebagai antitusif. b. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Zat aktif pada tanaman obat umumnya dalam bentuk metabolit sekunder, sedangkan satu tanaman bisa menghasilkan beberapa metabolit sekunder sehingga memungkinkan tanaman tersebut memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Efek tersebut adakalanya saling mendukung tetapi ada juga yang saling berlawanan atau kontradiksi (Katno, 2008). Kekurangan : a. Bersifat higroskopis serta volumines sehingga penyimpanan yang lebih rumit (Katno dan Pramono, 2010). Kelebihan : - tidak ada efek samping (ada tapi kecil jika penggunaannya tepat; ketepatan pada takaran dosis dan penggunaannya). - efektif untuk penyakit yang sulit disembuhkan dengan obat kimia. - harganya murah - penggunaannya tidak perlu bantuan tenaga medis. - mengandung zat aktif yang efektif menghambat pertumbuhan bakteri - mudah didapatkan - dampak negatif terhadap tubuh rendah. - ada efek sinergisme antara komponen bioaktif dari bahan obat. Contoh : tanaman herbatingi (kandungan timol dalam minyak atsiri sebagai ekspektoran, kalvakrol sebagai antibakteri). memiliki efek samping yang berbeda dengan obat modern. - satu tanaman memiliki efek farmakologis yang banyak. - menyembuhkan tanpa merusak bagian tubuh lain. - lebih sesuai untuk penyakit metabolik dan degeneratif karena memerlukan pemakaian dalam waktu lama. - komposisi dari campuran obat tidak terlalu banyak. Kelemahan - kurangnya penelitian yang komprehensif dan terintegrasi
- terapinya lama - kurang higienis. karena sifat higroskopis dari tanaman sehingga penyimpanan tidak bisa lama. - belum ada standarisasi yang aman - sediaan obat tidak tahan lama dibanding obat modern - senyawa yang terkandung dalam obat masih bersifat umum sehingga kurang spesifik terhadap penyakit tertentu. - efek obatnya lemah - kandungan bioaktif lebih kecil daripada obat modern. (penggunaannya dosisnya lebih banyak daripada obat modern) - tidak dapat menyembuhkan sesuai dengan patofisiologisnya. - efek yang ditimbulkan tidak secara spontan. Alasan penggunaan bahan obat alami : - pengobatan modern prosesnya panjang dan rumit sehingga akan memberikan efek jenuh pada pasien - pengobatan modern membutuhkan biaya yang lebih mahal - pengobatan modern memberikan efek samping seperti pada kemoterapi seperti kerontokan rambut dll. - ada beberapa penyakit yang tidak bisa dialkukan pengobatan modern jadi bisa menggunakan obat alami sebagai terapi pendamping. 3. Syarat Penggunaan Bahan Obat Alami Jawab : Syarat – syarat penggunaan bahan obat alami (Priyanto,2008) , sebagai berikut: Jamu :
- aman, - khasiat terbukti berdasrkan data empiris - memnuhi syarat yang berlaku seperti persyaratn mutu, pengelolaan. - sediaan berupa serbukan : harus terhindar dari mikroorganisme pencemar, tidak boleh mengandung lendir, kandungan air tidak boleh lebih dari 10% dari berat total, kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak boleh lebih dari 2% kecuali ada ketentuan lain.
OHT :
- aman - terbukti secara ilmiah - telah dilakukan standarisasi bahan baku - data toksisitas akut : 50 - sediaan kapsul : aflatoksis tidak boleh dari 30 bagian per juta, disimpan dalam tempat kering dan suhu kamar. Fitofarmaka :
- aman - telah melalui uji laboratorium dan uji toksisitas - telah dilakukan standarisasi bahan baku - data toksisitas akut : 50 - penggunaan bersamaan dengan obat modern harus sesuai dengan anjuran dokter supaya tidak menimbulkan efek samping yang negative kepada pasien Beberapa sediaan obat tradisional yang dilarang :
- obat tetes mata - intravaginal - parenteral Ada pendapat lain mengenai syarat penggunaan bahan obat alami, berdasarkan klasifikasi bahan obat alami :
Jamu serbuk yang baik merupakan jamu yang bebas dari mikroba alfatoksin dan zat pewarna. Syarat simplisia yang baik yaitu : (1) tidak boleh mengandung organisme patogen ; (2) Bebas dari cemaran mikroorganisme serangga maupun binatang lainnya maupun kotoran hewan ; (3)Tidak boleh ada penyimpangan bau dan warna ; (4) Tidak boleh mengandung lendir ; (5) Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak boleh lebih dari 2% kecuali dinyatakan lain ; (6) Kadar air tidak boleh lebih dari 10%.
Untuk kapsul (obat tradisional yang terbungkus cangkang keras atau lunak): Waktu lunak tidak lebih dari 15 menit. Isi kapsul harus memenuhi persyaratan seb agai berikut: -
Kadar air isi kapsul tidak lebih dari 1
-
Angka kapang dan khamir tidak lebih dari 10
-
Aflatoksis tidak lebih dari 30 bpj (bagian per juta)
-
Dalam wadah tertutup baik, disimpan pada suhu kamar, ditempat kering dan terlindung dari sinar matahari
(Rahardja dan Tjay, 2013). 4. Cara pengolahan Bahan Obat Alami Jawab :
Secara umum, metode ekstraksi terbagi 2 kelompok besar, yaitu metode dingin dan metode panas yang menggunakan pemanasan. BEBERAPA METODE EKSTRAKSI DINGIN YANG DILAKUKAN: 1. Maserasi
Maserasi merupakan metode sederhana yang paling banyak digunakan. Cara ini sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri (Agoes,2007). Metode ini dilakukan dengan memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai ke dalam wadah inert yang tertutup rapat pada suhu kamar. Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan. Kerugian utama dari metode maserasi ini adalah memakan banyak waktu, pelarut yang digunakan cukup banyak, dan besar kemungkinan beberapa senyawa hilang. Selain itu, beberapa senyawa mungkin saja sulit diekstraksi pada suhu kamar. Namun di sisi lain, metode maserasi dapat menghindari rusaknya senyawa-senyawa yang bersifat termolabil.
2. Perkolasi Pada metode perkolasi, serbuk sampel dibasahi secara perlahan dalam sebuah perkolator (wadah silinder yang dilengkapi dengan kran pada bagian bawahnya). Pelarut ditambahkan pada bagian atas serbuk sampel dan dibiarkan menetes perlahan pada bagian bawah. Kelebihan dari metode ini adalah sampel senantiasa dialiri oleh pelarut baru. Sedangkan kerugiannya adalah jika sampel dalam perkolator tidak homogen maka pelarut akan sulit
menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini juga membutuhkan banyak pelarut dan memakan banyak waktu.
3. Pengempasan Merupakan metode pemisahan dengan menggunakan tekanan untuk mendesak suatu bahan yang akan diekstrak dengan alat pengepres, tidak menggunakan pelarut. Metode ini lebih banyak digunakan dalam proses industri seperti pada isolasi senyawa dari buah kelapa sawit dan isolasi katekin dari daun gambir.
B E B E R A P A M E T OD E E K S T R A K S I P A N A S Y A N G D I L A K U K A N : 1. Sokhletasi Merupakan proses ekstraksi yang menggunakan penyarian berulang dan pemanasan. Metode ini dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel dalam sarung selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di atas labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan suhu penangas diatur di bawah suhu reflux. Keuntungan dari metode ini adalah proses ektraksi yang kontinyu, sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi sehingga tidak membutuhkan banyak pelarut
dan tidak memakan banyak waktu. Kerugiannya adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi karena ekstrak yang diperoleh terus-menerus berada pada titik didih. 2. Destilasi uap Merupakan suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Proses destilasi uap lebih banyak digunakan untuk senyawa organik yang tahan terhadap suhu tinggi, yang lebih tinggi dari titik didih pelarut yang digunakan. Pada umumnya lebih banyak digunakan untuk minyak atsiri. Prinsip dari alat destilasi uap ini adalah, penguapan dari minyak-minyak atsiri (volatile oil ) yang titik didihnya lebih rendah dari air, dan sebagian besar dapat menguap pada suhu ruangan, karena adanya perbedaan titik didih maka minyak atsiri akan menguap saat dipanaskan dan akan ditampung pada labu penampung.
3. Refluks Ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk mengektraksi bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan.
4. Infudasi & Dekokta adalah proses penyarian dengan penyari air pada suhu 90° C menggunakan panci infusa. Hasil penyarian secara infudasi dapat dibagi menjadi dua yaitu infusa dan dekokta. Perbedaan keduanya terletak pada waktu pemanasan, pemanasan pada dekokta lebih lama yaitu 30 menit sedangkan pada infusa 15 menit, yang membedakan antara keduanya adalah bahan yang digunakan, infusa umumya digunakan pada bahan alam dengan konsistensi yang lunak seperti daun dan bunga, sedangkan dekokta digunakan pada bahan alam yang cukup keras seperti batang dan akar. 5. Ekstraksi menggunakan gelombang mikro atau ultrasonik, maupun menggunakan enzim (Depkes RI, 2004). 5. Contoh Bahan Obat Alami Jawab : a. Minyak cengkeh : mengandung essensial oil yang mengandung eugenol sebagai antimikroba. Biasanya digunakan untuk mengobati karies. Sebagai obat bau mulut. Daun cengkeh direbus dengan air mendidih, lalu digunakan sebagai obat kumur. b. Daun Jintan : kandungannya ada saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri. Sebagai antipiretik dan mengobati sariawan. c. Temulawak: bagian rimpang yang mengandung curcumin, karbinol, minyak atsiri dll. Curcumin sebagai antiinflamasi, karbinol untuk menyembuihkan sariawan. d. Daun kemangi : mengandung saponin, flavonoid dan tannin. Sebagai antibiotik dan antiinflamasi untuk sariawan. Digunakan sebagai obat kumur (bagian herba : semua bagian tanaman yang ada di atas tanah), diseduh dengan air mendidih didiamkan dan disaring. Digunakan sebagai obat kumur maupun diminum. e. Lidah buaya : mengandung saponin untuk membunuh kuman, analgesik dan antibiotik, serta merangsang pertumbuhan sel baru dalam kulit. f. Minyak geranium : mengandung minyak atsiri dari daun dan batang yang digunakan untuk antiioksidan dan antibakteri sekitar 89,6% setiap 200 mikrogram/ml. g. Akar wangi (Chrysopogon zizanoides (L.) Roberty) : digunakan sebagai obat kumur, bagian yang digunakan adalah akar yang direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih dan menjadi separuh dari jumlah awal, disaring dan digunakan sebagai obat kumur. h. Daun salam : digunakan sebagai obat kumur. i. Gambir : dapat digunakan sebagai obat sakit gigi. Cara pembuatan ekstrak : masukkan satu bagian daun uncaria gambir segar ke dalam wadah nirkarat (stainless steel), tambahkan 5 bagian air, rebus selama 1 jam dihitung setelah mendidih sambil sesekali diaduk. Saring air rebusan, peras ampas daun dengan alat sistem ulir. Tampung hasil perasan dan gabungkan dengan air rebusan, endapkan selama 2 x 24 jam. saring dan peras endapan yang diperoleh hingga masa berbentuk pasta kekuningan. Cetak dan potong, keringkan pada suhu 60°. Cara
pembuatan/penggunaan : Bahan diseduh dengan setengah gelas air mendidih sampai larut, dinginkan. Gunakan untuk berkumur j. Tanaman patah tulang ( Euphorbia tirucalli L.) : digunakan bagian batang segar yang diambil getahnya nanti diteteskan 1-3 tetes pada kapas yang ditempelkan pada bagian gigi yang sakit. k. Bandotan (Ageratum conyzoides L.) : dapat menghentikan perdarahan dan pembengkakan. Direbus dengan 2 gelas air hingga mendidih dan menjadi separuh dari jumlah awal, disaring dan digunakan sebagai obat kumur (Dalimarta, 2006). l. Serai : sebagai alternatif bahan irigasi saluran akar, yang digunakan seluruh bagian serai kecuali akar. Mengandung minyak atsiri sebagai antiseptik, analgesik, diuretik, antipiretik, dan antiradang. Alfasitral dan Betasitral yang memiliki sifat antibakteri. m. Daun Meniran (fitofarmaka) : kandungannya adalah metanol dan sesquiterpenia digunakan untuk infeksi saluran pernapasan. n. Daun kaca piring : sebagai obat meredakan sariawan. o. Umbi dari bawang putih : memiliki kandungan minyak atsiri sebagai antibakteri dan bersifat antihepatotoksik. p. Belimbing wuluh : sebagai obat sakit gigi dan ekspektoran. Kandungan yang terdapat pada belimbing wuluh antara lain : Pada bagian batang mengandung saponin, tanin, asam format, glukosida, kalsium oksalat, sulfur , dan peroksida. Pada bagian daun mengandung tarlin, sulfur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat , dan kalium sitrat . Belimbing wuluh berkhasiat untuk mengobati batuk pada anak-anak, dan sakit karena gigi berlubang. Siapkan belimbing wuluh 1-2 buah yg belum matang, lalu haluskan dan letakkan pada gigi yang sakit, diamkan selama 10 menit. Lalu berkumur (Savitri dan Aisyah, 2016). q. lada/merica : sebagai obat pereda nyeri pada sakit gigi. Lada atau merica benar benar bagus guna mempermudah mengurangi gigi sensitif. Karena dirinya mengandung senyawa anti peradangan yang dapat meringankan meredakan nyeri sakit gigi.Campurkan lada bubuk dengan garam dan air hangat hingga mencetak pasta. Lalu tempelkan pada gigi yang sakit, diamkan 30 menit. Lalu berkumur (Savitri dan Aisyah, 2016).
DAFTAR PUSTAKA Agoes, G. 2007. Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB Press Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia . Jakarta: Trubus Agriwidya Depkes RI. 2004. FARMAKOGNOSI JILID 1. Edisi 3. Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Kesehtan Pusdinakes: Jakarta Firmansyah, M. 2009. Tata Cara Mengurus Perizinan Usaha Farmasi & Kesehatan. Jakarta: Transmedia Pustaka Hutapea, J. R., 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Edisi I, 19-20. Jakarta: Bhakti Husada Katno, 2008. Tingkat Manfaat, Keamanan dan Efektivitas Tanaman Obat dan Obat Tradisional . Karanganyar: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Balitbangkes Depkes RI Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Farmakope Herbal Indonesia Edisi I . Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Priyanto. 2008. Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi danKeperawatan. Edisi II. . Jakarta: Leskonfi Rahardja, K. dan Tjay, T.H. 2013. Obat – Obatan Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek – Efek Sampingnya Edisi Ke Enam. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Savitri, A. dan Aisyah, N. 2016. Tanaman Ajaib! Basmi Penyakit dengan TOGA (Tanaman Obat Keluarga). Jakarta: Bibit Publishers