Nama : Ermawati
NIM : 1170750020
Ilmu Politik
Teori Ketergantungan (Dependency Theory)
Teori Dependensi kali pertama muncul di Amerika Latin. Pada awal kelahirannya, teori ini lebih merupakan jawaban atas kegagalan program yang dijalankan oleh ECLA (United Nation Economic Commission for Latin Amerika) pada masa awal tahun 1960-an. Lembaga tersebut dibentuk dengan tujuan untuk mampu menggerakkan perekonomian di negara-negara Amerika Latin dengan membawa percontohan teori Modernisasi yang telah terbukti berhasil di Eropa. Teori Dependensi juga lahir atas respon ilmiah terhadap pendapat kaum Marxis Klasik tentang pembangunan yang dijalankan di negara maju dan berkembang. Aliran neo-marxisme yang kemudian menopang keberadaan teori dependensi ini. Teori ketergantungan (dependency theory) adalah teori yang sering dikaitkan dengan Marxisme, menyatakan bahwa sejumlah negara inti mengeksploitasi beberapa negara yang lebih lemah demi kemakmuran mereka. Berbagai versi teori ini menyatakan bahwa hal ini bisa bersifat tidak terhindarkan (teori ketergantungan standar) atau memakai teori tersebut untuk menekankan perlunya perubahan (Neo-Marxis). Teori ketergantungan merupakan kelompok yang mengkhususkan penelitiannya pada hubungan antara negara Dunia Pertama dan Dunia Ketiga. Teori Ketergantungan yang pada awalnya memusatkan perhatian pada negara-negara Amerika Selatan adalah pandangan mereka yang membuka mata terhadap akibat dominasi ekonomi. Ini bisa dilihat dari membumbungnya utang kesenjangan sosial-ekonomi dari pembangunan di banyak negara Dunia Ketiga.
Teori ini lebih berpengaruh kepada negara ketiga atau negara kurang maju dalam kerugiannya, dan negara maju justru berpengaruh dalam keuntungannya. Ada dua hal yang dalam keberpengaruhan tersebut. Pertama Negara bekas jajahan (negara ketiga) dapat menyediakan sumber daya manusia dan sumber daya alam, semua hal itu menjadi investasi yang menguntungkan bagi negara pertama (penjajah atau negara maju). Kedua, negara kurang maju (negara ketiga) dapat menjadi pasar untuk hasil produksi negara maju dan hal ini adalah kegiatan eksploitasi yang menyebabkan negara-negara kurang maju mengalami kemiskinan terus-menerus.
Teori ketergantungan sebagai teori yang muncul sebagai kritikan dari teori modernisasi. Jika sebelumnya menurut teori modernisasi bahwa pembangunan itu seharusnya berkiblat dan mencontoh negara negara barat yang terlebih dahulu maju, dan penyebab tidak berkembangnya sebuah negara dikarena faktor-faktor dalam negara tersebut yang menghambat gerak pembangunan. Oleh karena itu, segala faktor internal tersebut harus dihapus dengan mencontoh negara-negara barat. Negara-negara dunia ketiga yang mengikuti hal tersebut ternyata justru menghadapi masalah dalam perekonomian, mereka terikat pada tingginya angka hutang piutang dan angka inflansi yang tinggi. Hal ini dialami oleh beberapa negara yang terletak di wilayah Amerika Latin. Kenyataan seperti menimbulkan krisis kepercayaan terhadap teori modernisasi terhadap bagaimana pembangunan itu seharusnya dilakukan. Hingga muncullah teori ketergantungan yang menjelaskan kegagalan dari teori modernisasi tersebut. Menurut aliran marxisme, terdapat dua istilah yaitu kaum borjuis dan kaum proletar, dimana kaum borjuis mengambil keuntungan dari kaum proletar. Dalam hubungan negara maju dan negara tertinggal terjadi hubungan yang tidak seimbang. Ketimpangan hubungan yang tidak sejajar ini menyebabkan negara tertinggal tidak dapat berkembang kearah maju. Model pembangunan menurut teori ketergantungan adalah memaksimalkan faktor-faktor internal yang disebut dalam teori modernisasi sebagai penghambat gerak pembangunan. Justru menurut teori ketergantungan bahwa penyebab masalah pembangunan di beberapa negara dunia ketiga adalah faktor eksternal, yakni hubungan yang tidak sejajar diantara negara maju dan negara tertinggal ataupun intervensi dari negara maju terhadap negara tertinggal.
Tokoh utama dari teori Dependensi adalah Theotonio Dos Santos dan Andre Gunder Frank. Theotonio Dos Santos mendefinisikan bahwa ketergantungan adalah hubungan relasional yang tidak imbang antara negara maju dan negara miskin dalam pembangunan di kedua kelompok negara tersebut. Dia menjelaskan bahwa kemajuan negara Dunia Ketiga hanyalah akibat dari ekspansi ekonomi negara maju dengan kapitalismenya. Jika terjadi sesuatu negatif di negara maju, maka negara berkembang akan mendapat dampak negatifnya pula. Sedangkan jika hal negatif terjadi di negara berkembang, maka belum tentu negara maju akan menerima dampak tersebut. Sebuah hubungan yang tidak imbang. Artinya, positif-negatif dampak berkembang pembangunan di negara maju akan dapat membawa dampak pada negara.
Teori ketergantungan yang menekankan bahwa aspek eksternal dari pembangunan menjadi penting. Negara-negara yang ekonominya lebih kuat, bukan saja menghambat karena menang dalam bersaing, tetapi juga ikut campur dalam mengubah struktur sosial, politik, dan ekonomi Negara yang lebih lemah. Menurut Robert A Packenham Kekuatan teori ketergantungan: menekankan pada aspek internasional, mempersoalkan akibat dari politik luar negeri (industri terhadap pinggiran), mengkaitkan perubahan internal negara pinggiran dengan politik luar negeri negara maju, mengaitkan antara analisis ekonomi dengan analisis politik, membahas antar kelas dalam negeri dan hubungan kelas antar-negara dalam konteks internasional, memberikan definisi yang berbeda tentang pembangunan ekonomi (tentang sosial, antar-daerah dan antarnegara). Dibalik kekuatan tersebut, ada beberapa kelemahannya diantaranya: Hanya menyalahkan kapitalisme, konsep kunci yang kurang jelas termasuk istilah ketergantungan, tidak ada kemungkinan lepas dari ketergantungan, ketergantungan dianggap suatu yang negatif, ketergantungan tidak melihat aspek psikologis, ketergantungan menyepelekan konsep nasionalisme, teori ketergantungan sangat normatif & subyektif,
Kesimpulan
Teori ketergantungan memakai pendekatan struktural karena itu teori ketergantungan dapat digolongkan kelompok teori struktural. Struktural sendiri memang berpangkal pada filsafat materialisme yang dikembangkan oleh Karl Marx, tetapi teori ketergantungan membantah Marx yang menyatakan bahwa kapitalisme akan menjadi cara produksi tunggal dan menciptakan proses maupun struktural masyarakat yang sama disemua negara yang ada didunia.
Pendekatan teori ketergantungan berlawanan dengan teori evolusi dan modernisasi. Depedency theory menekankan hubungan yang ada di dalam masyrakat seperti struktur sosial, kultur, ekonomi, dan politik. Asumsi yang mendasari teori ini adalah keterbelakangan dan pembangunan merupakan konsep yang saling terkait. Istilah ketergantungan digunakan untuk memberi tekanan bahwa kemajuan di masyarakat pusat (negara maju) merupakan keterbelakangan di daerah peripheral (negara dunia ketiga) diakibatkan oleh proses sejarah yang disengaja, seperti kerangka teori dari pemikiran Marx tentang eksploitasi. Bahwa penyebab negara-negara tertinggal adalah karena negara negara maju. Teori ini melihat ketidakseimbangan dalam hubungan antara Negara Dunia Ketiga dengan Negara Dunia Pertama karena mereka akan selalu berusaha menjaga aliran surplus ekonomi dari negara pinggiran ke negara sentral. Sebagai hasilnya, Negara Dunia Ketiga menjadi miskin, terbelakang, dan kondisi politik ekonominya tidak stabil.
4
Mansour Fakih, Teori Pembangunan dan Globalisasi (Jakarta: INSISTPress, 2009)
http://id.wikipedia.org/wiki/Hubungan_internasional
Theotonio Dos Santos, review, vol. 60, 231
Budiman Arief, Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Jakarta, Gramedia Pustaka Utama 1996)