LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR GLUKOSA NAMA : SULTAN SULTAN NIM : H311 12 268 HARI/TGL. PERC. : RABU/ 26 MARET 2014 KELOMPOK : III (TIGA) ASISTEN : SARTIKA
LABORATORIUM URUSAN KIMIA !AKULTAS DAN ILMU
BIOKIMIA MATEMATIKA PENGETAHUAN ALAM UNI"ERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
BAB I PENDAHULUAN
1.1 L#$#% B&'##*
Aktivi Aktivitas tas yang yang senant senantias iasaa dilaku dilakukan kan seharisehari-har hari, i, baik baik itu merupa merupakan kan kebiasaan kita berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya atau yang hanya kadang-kadang lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu kita membutuhkan energi. Energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein dan lipid atau lemak. Dari ketiga unsur utama tersebut karbohidrat memegang peranan yang sangat penting karena merupakan sumb sumber er tenag tenagaa bagi bagi kegi kegiat atan an kita kita sehari sehari-h -hari ari.. Tanpa npa karb karboh ohid idrat rat terse tersebu butt kemu kemung ngki kina nan n besar besar segala segala akti aktivi vitas tas yang kita kita laku lakuka kan n diti ditiap ap hari hariny nyaa akan akan terhambat !udarmadji, dkk., "##$%. &arb &arboh ohid idra ratt
adal adalah ah poli polihi hidr drok oksi si dari dari alde aldehi hida da atau atau keto keton. n. 'ama 'ama
karbohidrat atau (hidrat dari karbon) adalah istilah yang dilontarkan pada masa awal dipelajarinya kimia karbohidrat. *anyak dari senyawa ini mempunyai bobot molekul kelipatan + , misalnya + $"$ dan + /"0/
!udarmadji,
dkk., "##$%. &arb &arboh ohid idra ratt
digo digolo long ngka kan n
menja enjadi di
mono monosa saka kari rida da,,
disa disaka kari rida da
dan dan
polisakarida. !alah satu 1ontoh monosakarida ialah glukosa. 2lukosa merupakan senyawa penting di alam karena perannya yang penting dalam proses biologis. 2lukos 2lukosaa merupa merupakan kan moleku molekull paling paling sederh sederhana ana hasil hasil hidrol hidrolisis isis dari dari semua semua karbohidrat dalam tubuh sebelum proses oksidasi. 2lukosa dapat mereduksi ion
kupri menjadi kupro sehingga reaksi ini dapat digunakan sebagai dasar di dalam penentuan glukosa dan dilakukan dengan berbagai metode antara lain 3u44 !1hrool,
5unson-6alker,
3ane-Eynon
dan
!omogy-'elson
!udarmadji, dkk., "##$%. 5etode !omogy-'elson didasarkan pada hasil reduksi ion kupri oleh glukosa gula reduksi% dalam suasana basa dengan arsenomolibdat yang memberikan warna biru molybdenum blue%. 7ntensitas warna yang terbentuk bergantung pada konsentrasi glukosa. Absorbansi diukur pada panjang gelombang tertentu dengan spektro4otometer. Dengan menggunakan larutan standar maka konsentrasi glukosa dapat diketahui. *erdasarkan teori di atas maka dilakukanlah per1obaan ini.
1.2 M#+,- -# T,,# P&%## 1.2.1 M#+,- P&%##
5aksud dilakukannya per1obaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari teknik penentuan kadar glukosa dalam suatu sampel dengan menggunakan metode !omogy-'elson.
1.2.2 T,,# P&%##
Tujuan dilakukannya per1obaan ini adalah untuk mengetahui kadar glukosa yang terkandung dalam sampel menggunakan spektro4otometer 0 D8 dengan metode !omogy-'elson.
1.3 P%+ P&%## Penentuan kadar glukosa dalam sampel melalui reduksi ion +u8 oleh
glukosa sehingga membentuk endapan merah bata +u dengan penambahan
arsenomolibdat akan membentuk warna biru yang kemudian akan ditentukan kadarnya melalui spektro4otometer 0 D8 pada panjang gelombang maksimal. 'ilai Absorbansi berhubungan dengan kadar glukosa dalam sampel.
.
BAB II TINAUAN PUSTAKA
&arbohidrat merupakan sumber kalori atau mikronutrien utama bagi organisme heterotropi. !ebagian lagi sebagai bahan utama sandang. 7ndustri rami, rosela%, bahan bangunan kayu, bambu% atau bahan bakar kayu bakar, seresah%. Disamping sebagai sumber utama biokalori dalam bahan makanan, beberapa jenis karbohidrat dan turunannya derivatnya% memegang peranan penting dalam teknologi makanan misalnya gum arabi1, karaya, guar% sebagai
bahan pengental atau +5+ Carboxy Metahyl Cellulose% sebagai bahan penstabil dan
banyak
lagi
sebagai
bahan
pemanis
sukrosa,
glukosa,
4ruktosa%
!udarmadji, dkk., "##$%. &arbohidrat dalam hal ini glukosa, dibentuk dari karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan kloro4il dalam daun. !elanjutnya glukosa yang terjadi diubah menjadi amilum dan disimpan pada bagian yang lain, misalnya pada buah atau umbi. Peristiwa ini kita kenal dengan sebutan 4otosintesis . !e1ara garis besar reaksi 4otosintesis dapat ditulis sebagai berikut Poedjiadi, "##9%: $+.- 8 $,-.
sinar matahari
+$,"-.$ 8 $.-
kloro4il
glukosa !alah satu monosakarida yang amat penting adalah glukosa atau sering dikenal dengan dekstrosa. 2lukosa adalah gula yang mempunyai enam atom karbon dan dengan demikian disebut heksosa. &arbohidrat lima karbon dikenal sebagai pentosa dan selanjutnya. &enyataan bahwa gugus karbonil adalah sebuah aldehida yang ditunjukkan dengan menggolongkan glukosa sebagai aldoheksosa. 5onosakarida yang amat penting yaitu D-glukosa sering dikenal sebagai dektrosa Pine, dkk., "#;;%. CHO
H
HO
OH
H
H
OH
H
OH
CH2OH
D - glukosa
+ara 3u44 !1hrool, yang ditentukan bukannya koprooksida yang mengendap tetapi dengan menentukan kuprioksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi titrasi blanko% dan sesudah direaksikan dengan sampel gula reduksi titrasi sampel%. Penentuannya dengan titrasi dengan menggunakan 'a-Tiosul4at. !elisih titrasi blanko dengan titrasi sampel ekuivalen dengan gula reduksi.
b.
+ara 5unson 6alker, penentuan gula 1ara ini adalah dengan menentukan banyaknya koprooksida yang terbentuk dengan 1ara penimbangan atau dengan melarutkan kembali dengan asam nitrat kemudian menitrasi dengan tiosul4at. >umlah kuprooksida yang terbentuk ekuivalen dengan banyaknya gula reduksi yang ada dalam larutan.
1.
+ara 3ane-Eynon, penentuan gula 1ara ini adalah dengan 1ara menitrasi resgen !o?hlet larutan +u!9, &-'a-tartrat% dengan larutan gula yang akan diselidiki. *anyaknya larutan 1ontoh yang dibutuhkan untuk menitrasi reagen !o?hlet dapat diketahui banyaknya gula yang ada dengan melihat tabel 3aneEynon.
Agar diperoleh penentuan yang tepat maka reagen !o?hlet perlu
distandarisasi dengan larutan standar.
!tandarisasi ini dikerjakan untuk
menentukan besarnya 4aktor koreksi dengan menggunakan tabel 3ane-Eynon. !alah satu alat yang dapat mengukur absorban dari larutan yang berwarna adalah spektro4otometer. Teknik spektro4otometri telah lama digunakan sebagai suatu teknik yang handal untuk deteksi, identi4ikasi dan pengukuran kadar senyawa kimia dalam suatu larutan. !pektrum 1ahaya yang dapat terlihat oleh mata terentang antara 900 nm sampai ;00 nm. Pada teknik spektro4otometri, 1ahaya dari sumber 1ahaya diuraikan dengan menggunaka prisma sehingga diperoleh 1ahaya monokromatis yang diserap oleh @at yang akan diperiksa !oewoto, dkk., 00"%. +ahaya monokromatis merupakan 1ahaya satu warna dengan satu panjang gelombang, sehingga 1ahaya yang diserap oleh larutan berwarna dapat diukur. ubungan antara konsentrasi dengan 1ahaya yang diserap dinyatakan dalam hukum *eer-3ambert. ukum *eer-3ambert menyatakan pengurangan intensitas
1ahaya monokromatis yang melalui suatu larutan berwarna berlangsung se1ara eksponensial dan bergantung pada panjang larutan yang dilalui 1ahaya dan kadar @at dalam larutan !oewoto, dkk., 00"%.
7
7o
l ukum
*eer-3ambert
menghasilkan
persamaan
sebagai
berikut
!oewoto, dkk., 00"%:
Dengan 7o
intensitas 1ahaya masuk
7
intensitas 1ahaya keluar
k
konstanta yang didasarkan pada si4at-si4at @at dalam larutan
1
konsentrasi @at tersebut
l
panjang larutan yang dilalui 1ahaya
Perbandingan 7B7o disebut sebagai transmisi sinar T% dan dinyatakan dalam persen C%. !erapan Absorbance% A atau disebut juga kerapatan optik optical density% D, merupakan istilah yang lebih sering digunakan dan berasal dari persamaan !oewoto, dkk., 00"%:
>adi
A
- log T
A
&1l
Pada alat spektro4otometer yang lebih 1anggih, sinar yang datang benar benar diusahakan berupa sinar monokromatis dengan 1ara membuat kontainer larutan kuvet% yang sedemikian rupa, sehingga tidak ada sinar yang tertahan. >ika jalur sinar pada setiap bagian kuvet itu sama, maka nilai k untuk berbagai senyawa dalam berbagai larutan dan berbagai panjang gelombang dapat dihitung !oewoto, dkk., 00"%. Penentuan kadar glukosa tidak hanya dapat dilakukan pada suatu sampel yang berupa makanan ataupun
minuman melainkan dapat juga dilakukan
penentuan kadar glukosa darah. Penentuan kadar glukosa darah sangat penting untuk mengetahui kondisi 4isiologis manusia sebagai ketidakseimbangan hormon yang dapat menyebabkan kelainan pada metabolisme glukosa. Dalam hal ini, metode tradisional sebagai estimasi glukosa dengan metode kolorimetri dan titrimetri yang terlibat dalam besar pengeluaran dan waktu. 5odi4ikasi kolorimetri mi1rowell sebagai pemba1a metode yang diusulkan dalam penelitian ini dilakukan dengan sejumlah ke1il sampel dan reagen dengan linearitas yang sama yang diamati dalam analisis kolorimetri normal. 5etode dimodi4ikasi tidak hanya mengurangi biaya dari tes untuk hampir sepertiga dari metode kolorimetri normal, tetapi juga memberikan kesempatan untuk menyaring sejumlah besar sampel dalam durasi singkat !rikanth, dkk., 009%. DA!TAR PUSTAKA
adisumarno, !., "##9, Nutrisi, *umi Aksara, >akarta. Pine, !. ., endri1kson, >. *., +ram, D. >., dan ammond, 2. !., "#;;, Kimia Organik 2, Edisi &eempat , 7T*, *andung. Poedjiadi, A., "##9, Dasar-Dasar iokimia, U7-Press, >akarta.
!oewoto, . 5., !adikin, 5. ., &urniati, !. 7., 6anandi, D.,
usman, 00", iokimia !ksperimen "aboratorium, 6idya 5edika, >akarta. !rikanth, 5.,
BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 B#5#
*ahan yang digunakan pada per1obaan ini adalah larutan sampel 7A, akuades, reagen 'elson A, reagen nelson *, dan reagen warna arsenomolibdat.
3.2 A'#$
Alat yang digunakan pada per1obaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet ukur dengan skala " m3G m3G / m3, bulb, pipet tetes panjang, gelas kimia /00 m3, hotplate, penjepit tabung reaksi gegep%, buret, stati4 stop&atch, botol semprot, kuvet, dan spectronic 0D8.
3.3 P%+&-,% K&%# 3.3.1 P&,#$# L#%,$# I-, 1 */L
!ebanyak 0,0" gram glukosa monohidrat ditimbang ke dalam labu ukur "0 m3. 2lukosa monohidrat dilarutkan dengan akuades hingga tanda batas dan dihomogen. 3.3.2 P&,#$# L#%,$# S$#-#%
Pembuatan larutan standar dengan konsentrasi 0,00 mgBm3, larutan induk dipipet sebanyak 0,0" m3 kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan akuades sebanyak 9,## m3 sehingga volume total larutan tersebut menjadi / m3. 3arutan tersebut dihomogenkan. Perbandingan larutan standar dan akuades lainnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
&onsentrasi
olume 3arutan
olume Akuades
olume Total
mgBm3% 0,00 0,009 0,00$ 0,00; 0,0"0 0,0"
7nduk m3% 0,0" 0,0 0,0 0,09 0,0/ 0,0$
m3% 9,## 9,#; 9,#H 9,#$ 9,#/ 9,#9
m3% / / / / / /
3.3.3 P&,#$# P&%+
!ebanyak "$ m3 pereaksi 'elson A dipipet ke dalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan sebanyak 0,$9 m3 pereaksi 'elson *. +ampuran pereaksi dihomogenkan larutan tersebut. 3.3.7 P&&$,# K#-#% G',+#
!ebanyak 0,/ m3 larutan standar, sampel, dan blanko dipipet ke dalam tabung reaksi. 5asing-masing sebanyak " m3 reagen 'elson ditambahkan ke dalam larutan standar, sampel dan blanko kemudian dihomogenkan. Tabung reaksi dipanaskan selamat 0 menit, lalu didinginkan dalam air es. !ebanyak
" m3
larutan arsenomolibdat ditambahkan masing-masing ke dalam larutan sampel, strandar dan 1ontoh kemudian dihomogenkan serta ditambahkan akuades sebanyak ,/ m3 dan dihomogenkan kembali. &emudian ditambahkan H m3 akuades dan diukur absorbansi larutan sampel, stantar dan blanko pada panjang gelombang maksimum.
BAB I" HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada per1obaan
penentuan
kadar
glukosa
ini
dilakukan
dengan
menggunakan metode !omogy-'elson. 5etode ini didasarkan pada hasil reduksi ion kupri oleh glukosa gula reduksi% dalam suasana basa dengan reagen arsenomolibdat yang memberikan warna biru molybdenum blue%. !elanjutnya diukur absorbansinya pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan spektro4otometer. Pada per1obaan ini absorban yang diukur yaitu pada larutan sampel, blanko, dan larutan standar. Adapun hasil pengamatan dari per1obaan ini
adalah:
4.1 H#+' P&*##$# T#&' 2. P&&$,# P##* G&'#* M#+,
Panjang 2elombang 5aksimum nm% $90 670 $$0
Absorban 0, 0240 0,/
G%#9 1. G%#9 P&&$,# P##* G&'#*
2ra4ik penentuan panjang gelombang menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum larutan adalah $/0 nm. !elanjutnya dilakukan penentuan kadar glukosa dengan mengukur larutan standar terlebih dahulu yang memiliki konsentrasi 0,00 mgBm3, 0,009 mgBm3, 0,00$ mgBm3, 0,00; mgBm3, 0,0"0 mgBm3, dan 0,0" mgBm3 pada panjang gelombang $/0 nm, setelah itu dilanjutkan dengan mengukur larutan standar A dan didapatkan hasil seperti pada tabel dibawah ini: T#&' 3. D#$# P&*##$# P&&$## K#-#% G',+# #-# P##* G&'#* M#+, 67
K+&$%#+ (*/L) 0,00 0,009 0,00$ 0,00; 0,0"0 0,0" !ampel 7A
A+%# 0,0; 0,"$# 0,90 0,#0 0,999 0,/; 0,/H
G%#9 2. G%#9 P&&$,# K#-#% G',+# P&%5$,*# #-#% ,$, +#&' IA:
y
9/,H;? - 0,0""
0,/H
9/,H;? - 0,0""
0,9$
9/,H;?
?
0,00H$ mgBm3
>adi, kadar glukosa dalam sampel 7A adalah 0,00H$ mgBm3.
4.2 R+
,
.
,
,
.,
.,
,
,
.,
,
.,
,
8
8
-
8
,
,
.,
,
., +,-.,
+u
5o.9 8 ;, 8 Ee-
.,
+u-. 8 .,
8 +u.
+,-., +u
.
E8
-
8 "e
5o 8 9,.
8
8
?E
E +u
?"
5o.9 8 ;, 8 Ee-
8
E+u -
8
-
8
E+u 8 5o.9 8 ;,
E8
5o 8
-
8 Ee
8 9 ,. E8
E+u 8 5o 8 9,.
4.3 P#+#
5etode 'elson-!omogy didasarkan pada hasil reduksi ion kupri oleh glukosa gula reduksi% dalam suasana basa dengan reagen arsenomolibdat yang memberikan warna biru molybdenum blue'( !elanjutnya diukur absorbansinya pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan spektro4otometer. Pada per1obaan ini dilakukan tiga persiapan utama sebelum sample diukur yakni mempersiapkan larutan induk, larutan standar dan larutan sampel. 3arutan induk yang digunakan pada per1obaan ini berasal dari glukosa monohidrat sehingga perlu adanya penyetaraan dengan glukosa anhidrat. Dari larutan induk inilah kemudian dibuat larutan standar dengan berbagai konsentrasi yaitu 0,00 mgBm3, 0,009 mgBm3, 0,00$ mgBm3, 0,00; mgBm3, 0,0"0 mgBm3, dan 0,0" mgB m3. !edangkan pada pembuatan larutan sampel diambil dari sampel penelitian " A.
!etelah pembuatan reagen 'elson, kemudian reagen tersebut di1ampurkan pada larutan sampel, larutan standar dan blanko kemudian diko1ok agar ber1ampur dengan baik dan dipanaskan. 3arutan 'elson disini ditambahkan agar terjadi reduksi ion +u 8 oleh glukosa glukosa mengalami oksidasi% sedangkan pemanasan disini dilakukan agar reaksi berjalan dengan lebih 1epat atau sempurna. Penambahan arsenomolibdat disini ber4ungsi untuk memberikan warna biru pada sampel agar mempermudah pemba1aan pada spektro4otometer. !etelah itu, diukur dengan menggunakan spektro4otometer dengan panjang gelombang $/0 nm yang ditujukan untuk mengetahui absorban dari glukosa. 7ntensitas warna yang terbentuk bergantung pada konsentrasi glukosa. !emakin pekat warna larutan, semakin tinggi kadar glukosa yang terkandung di dalam larutan tersebut. *egitu juga sebaliknya, kadar glukosa yang terkandung dalam larutan rendah apabila warnanya makin memudar. Pada tabel data hasil pengukuran, kita dapat ketahui bahwa konsentrasi berbanding lurus dengan A atau absorban. Artinya, semakin besar konsentrasi yang diperoleh maka makin besar pula absorbannya A%. *egitu pula sebaliknya semakin ke1il konsentrasi yang diperoleh maka makin ke1il pula absorbannya. &adar glukosa dalam sampel 1air yang diperoleh dari perhitungan yaitu 0,00H$ mgBm3.
BAB " KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 K&+,'#
*erdasarkan hasil per1obaan yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa kadar glukosa yang terdapat dalam sampel 7A adalah 0,00H$ mgBm3.
7.2 S#%# 7.2.1 S#%# ,$, '#%#$%,
!aran untuk laboratorium sebaiknya penyediaan alat-alat praktikum terutama bulb disediakan dalam jumlah yang 1ukup agar praktikum dapat berjalan dengan lan1ar dan tidak memakan waktu yang 1ukup lama.
7.2.2 S#%# ,$, P&%##
!aran saya untuk per1obaan adalah sebaiknya pengen1eran untuk sampel diketahui sehingga tidak terjadi kesalahan saat praktikum.
7.2.2 S#%# ,$, #++$&
!aran untuk asisten kinerjanya sudah sangat baik dan penjelasannya juga jelas, saya harap dapat dipertahankan.
LEMBAR PENGESAHAN
5akassar, " April 0"9 Asisten
(SARTIKA)
Praktikan
(SULTAN)
L#%# 1. B#*# K&%# 1. P&,#$# L#%,$# I-,
sebanyak 0,0" gram ditimbang ke dalam labu ukur "0 m3 3arutan 2lukosa dilarutkan dengan akuades hingga tanda batas dihomogenkan
2. P&,#$# L#%,$# S$#-#% asil
dipipet masing-masing sebanyak 0,0" m3G 0,0 m3G 0,0 m3G 3arutan 7nduk 0,09 m3G 0,0/ m3G 0,0$ m3 ke dalam tabung reaksi. ditambahkan akuades hingga / m3 dihomogenkan diberi label pada tiap tabung sesuai dengan konsentrasinya. asil 3. P&,#$# P&%+ N&'+ dipipet 3arutan 'elson A sebanyak "$ m3
dipipet*sebanyak 0,$9 m3 3arutan 'elson
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dihomogenkan asil 4. P&&$,# K#-#% G',+#
dipipet3arutan masing-masing 0,/ m3 3arutan !tandar !ampel sebanyak 3arutan *lanko ditambahkan dengan iodin " m3 ditambahkan reagen 'elson sebanyak " m3 dihomogenkan dipanaskan selama 0 menit, lalu didinginkan dalam air es ditambahkan larutan arsenomolibdat sebanyak " m3 dien1erkan dengan akuades. dihomogenkan kembali diukur absorbansinya
asil
L#%# 2. P&%5$,*# 1. P&,#$# L#%,$# S$#-#% #. K+&$%#+ 0002 */L
+" "
×
D"
+-
=
mg m3
×
D"
× =
D-
0,00-
/ m3 × 0,00D"
=
"
mg m3
×
/ m3
mg m3
=
mg
0,0" m3
m3
. K+&$%#+ 0004 */L
+" "
×
D"
mg m3
= ×
+D"
× =
D-
0,009
/ m3 × 0,009 D"
=
"
mg m3
×
/ m3
mg m3
mg
=
0,0- m3
m3
. K+&$%#+ 0006 */L
+" "
×
D"
mg m3
= ×
+D"
× =
D-
0,00$
/ m3 × 0,00$ D"
=
"
mg m3
×
/ m3
mg m3
mg m3
-. K+&$%#+ 0008 */L
=
0,0E m3
+" "
×
D"
+-
=
mg m3
×
D"
× =
D-
0,00;
/ m3 × 0,00; D"
=
"
mg m3
×
/ m3
mg m3
=
mg
0,09 m3
m3
&. K+&$%#+ 0010 */L
+" "
×
D"
+-
=
mg
×
m3
D"
× =
D-
0,0"0
/ m3 × 0,0"0 D"
=
"
mg m3
×
/ m3
mg m3
mg
=
0,0/ m3
m3
9. K+&$%#+ 0012 */L
+" "
×
D"
+-
=
mg m3
×
D"
× =
D-
0,0"-
/ m3 × 0,0"D"
=
"
mg m3
×
/ m3
mg
mg
m3
=
0,0$ m3
m3
2. P&,#$# L#%,$# I-, 1 */L mgBm3
mg =
" mgBm3 ?
=
m3 ? mg
=
"0 m3 "0 mg 0,0" gram =
3. P&,#$# R*& N&'+
olume total =P
olume yang dipipet / m3
"0.000 kali
?
? 0,000/ m3
L#%# 3. !$ H#+' P&%##
2ambar ". 3arutan standar