BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Obat asli Indonesia adalah obat-obat yang diperoleh langsung dari bahan bahan alam yang terdapat di Indonesia, diolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional (Dalil ini sesuai dengan dengan keteta ketetapan pan yang tercant tercantum um dalam dalam UndangUndang-Unda Undang ng tentan tentang g Farmas Farmasii tahun tahun 1963 1963 pasa pasall 2 ayat ayat c). c). Obat Obat asli asli Indon Indones esia ia hendak hendaknya nya diper dipergu gunak nakan an sebag sebagai ai penyempurna usaha pengobatan dan mencakupi kebutuhan rakyat dalam logistik kesehatan. Penelitian (obat-obat asli Indonesia) terhadap hasil karya nenek moyang kita (babad, lontar, tambo) dalam hubungannya dengan latar belakang perkembangan ilmu pengobatan dan kebudayaan pada masa itu. Peng Penggu guna naan an obat obat–o –oba bata tan n trad tradis isio iona nall yang yang bera berasa sall dari dari alam alam untu untuk k meng mengoba obati ti berbag berbagai ai maca macam m penyak penyakit it bukan bukan meru merupa pakan kan hal baru baru lagi lagi dala dalam m keseharian masyarakat di Indonesia, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman. Indonesia, yang sejak dulu terkenal dengan keterlimpahan sumber daya hayati hayati dan biodive biodiversi rsitas tasnya, nya, menyedi menyediakan akan berbagai berbagai macam macam sumber sumber daya berupa berupa tanaman obat tradisional dengan jumlah yang melimpah dan beragam jenisnya di masing – masing daerah. Pengolahan obat tradisional pun masih sangat sederhana terutama di daerah yang dekat dengan area hutan. Sehingga pada laporan ini akan dibah dibahas as menge mengenai nai sala salah h satu satu tanam tanaman an yang yang diang dianggap gap oleh oleh masy masyar araka akatt daer daerah ah setempat berkhasiat sebagai obat asma yaitu Cakar Ayam. 1.2
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini secara umum adalah melakukan pemeriksaan farmakognost farmakognostik ik dan mendapatkan mendapatkan datanya serta serta melakukan melakukan identifikasi identifikasi kimia Cakar Ayam asal Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kota Kandangan Kalimantan Selatan.
1
2
1.3
Maksud Percobaan
Manfaat dari percobaan ini ialah dapat mengetahui morfologi, anatomi, dan organoleptik dari tanaman Cakar Ayam serta serta untuk mengetahui senyawa kimia yang terkandung pada tanaman Cakar Ayam.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Uraian Ta Tanaman
2.1.1 Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi tanaman Cakar Ayam adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi
: Pteridophyta
Class
: Lycopodiinae
Ordo
: Selaginellales
Family
: Selaginellaceae
Genus
: Selaginella
Spesies
: Selaginella Tamariscina
(Hutapea, 1994)
2.1.2 Morfologi Tanaman
4
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Morfol Morfologi ogi tanama tanaman n berdasa berdasarka rkan n liter literatu aturr adalah adalah tumbuha tumbuhan n ini termas termasuk uk divisi divisi Pteridophyta Pteridophyta yaitu paku-pakuan. paku-pakuan. Batang berbentuk berbentuk bulat, liat, percabangan menggarpu menggarpu atau membentuk kipas tanpa3pertumbuhan pertumbuhan sekunder dan berwarna berwarna hijau.
Daun berupa tunggal, berhadapan, bersusun berbaris sepanjang batang bentuk jarum dengan panjang 1-2 mm dan berwarna berwarna hijau. Tumbuhan Tumbuhan ini mempunyai sporangium sporangium yang yang tere tereduk duksi si,, terd terdapa apatt di ketia ketiak k daun, daun, berwa berwarn rnaa putih putih kehij kehijau auan an sedan sedangka gkan n serabutnya muncul dari batang seperti akar lekat dan berwarna coklat. Rumput Kipas mempuny mempunyai ai habitus habitus terna, terna, merayap merayap,, sediki sedikitt tegak. tegak. Batang Batang bulat, bulat, liat, liat, bercaba bercabangngcaban cabang g meng menggar garpu pu,, tanp tanpaa pertu pertumb mbuha uhan n seku sekunde nderr dan dan putih putih kecok kecokla lata tan. n. Daun Daun tunggal, tunggal, tersusun tersusun dalam garis sepanjang sepanjang batang, berhadapan, berhadapan, panjang 1-2 mm, halus dan hijau. Spora berupa sporangium tereduksi diketiak daun dan berwarna putih. Akar Akar serabut serabut,, muncul muncul dari batang yang berdaun berdaun dan berwar berwarna na coklat coklat kehitam kehitaman an (Hutapea, 1994). 2.1.3 Kandungan Kimia
Tanaman Tanaman Selagi Selaginel nella la Tamari Tamarisci scina na dilapor dilaporkan kan mengandu mengandung ng saponi saponin n dan glik glikos osid idaa (tana (tanama man n inven inventa tari riss obat obat indo indones nesia ia). ). Ekst Ekstra rak k butano butanoli lik k Selagi Selaginel nella la Tamari Tamarisci scina na dilapor dilaporkan kan mengandu mengandung ng 3β kolest kolestero erol, l, lutein lutein dan empat empat komponen komponen flavonoid yaitu Amentoflavone, Cryptomerin B, Isocryptomerin dan Hinokifalvon (Shin, 1994). Selaginella Tamariscina juga dilaporkan mengandung flavonoid 2′,8″ biapigenin
(Rhan-Woo,
2006)
dan
(7S,
8R)-7,
8-dihydro-7-(4-hydroxy-3,5-
dimethoxyphenyl)-8-hydroxymethyl-[1'-( 7'-hydroxyethyl)-5' methoxyl] benzofuran4-O-beta-D-glucopyranoside (tamariscinoside C), D-mannitol, tyrosine, asam sikimat (Zheng, 2004).
2.1.4 Kegunaan
5
Tana Tanama man n mela melanca ncarka rkan n
ini ini berk berkha hasi siat at untu untuk k
alir aliran an
darah, darah, antit antitoks oksik ik,,
meng menghi hila lang ngka kan n
pana panass dan dan lemb lembab ab,,
antin antineo eopl plas asma, ma, pengh penghent entii
penda pendara rahan han
(hemostatis) dan menghilangkan bengkak. Selain itu Selaginella doederleinii Hieron. juga berkhasiat untuk mengatasi batuk, infeksi saluran nafas, radang paru, hepatitis, diare, keputihan, tulang patah, pendarahan dan kanker (Dalimarta, 1999). 2.1.5 Nama Daerah
Tanaman S. doederleinii Hieron. di Indonesia mempunyai beberapa nama daerah, yaitu Rumput solo, Cemara kipas Gunung (Dalimartha, 1999).
2.2
Reaksi Indentifikasi Indentifikas i kimia
2.2.1 Reaksi Identifikasi Terhadap Lignin
Lignin Lignin merupak merupakan an bahan bahan penguat penguat yang terdapa terdapatt bersam bersama-s a-sama ama dengan dengan selulosa di dalam dinding sel tumbuhan. Secara kimia, lignin sebenarnya merupakan polimer yang terdiri atas beberapa jenis satuan fenilpropana yang berlainan. Semua lignin mengandung satuan jenis koniferil alkohol (Anonim4, 2008). Lignin Lignin adalah adalah polime polimerr yang terdir terdirii dari dari unit unit fenilp fenilpropa ropana. na. Penyeli Penyelidik dikan an lignin lignin didasarkan pada isolasi isolasi ligninnya. ligninnya. Selanjutnya Selanjutnya diidentifikasi diidentifikasi produk reaksi reaksi dengan tehnik kromatografi dan spekstroskopi. Fenilpropana adalah unit dasar dari lignin sudah diketahui sejak lama, tetapi sulit diterima bahwa ada gugus aromatik. 6 Adanya gugus aromatik dibuktikan oleh Lange pada tahun 1954 dengan spektroskopi ultraviolet (Anonim4, 2008). Lignin dapat diidentifikasi dengan cara: dibasahi lisan atau serbuk dengan larutan floroglusin P, memeriksa dalam asam klorida P. Mengamati pada Mikroskop Elektrik, dinding sel yang berlignin akan berwarna merah (Anonim1, 1979).
2.2.2 Reaksi Identifikasi Terhadap Pati dan Aleuron
Pati atau amilum merupakan karbohidrat yang kompleks yang tidak larut dalam air berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (hasil fotosintesis) dalam jangka panjang. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat yaitu amil amilos osaa
dan dan
amil amilop opek ekti tin n
dala dalam m
komp kompos osis isii
yang yang
berb berbed edaa-be beda da..
Amil Amilos osaa
menyebabkan sifat keras sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi (4).
Gambar 3. Struktur pati (). G Gambar 3. Struktur Pati Pada bahan yang diperiksa di atas kaca objek, tambahkan iodium 0,1 I2 N sebanyak 3 tetes. Jika mengandung pati maka akan tampak hasil berwarna biru dan aleuron akan berwarna kuning coklat sampai coklat. Pemeriksaan warna dilakukan dibawah mikroskop (1) (Anonim2, 1989). 7
2.2.3 Reaksi Identifikasi Terhadap Lendir
Bahan kering atau serbuk yang diperiksa di atas kaca objek, ditambahkan beberapa tetes larutan merah ruthenium P, ditutup dengan kaca penutup, dibiarkan
selama 15 menit, lendir dan pektin berwarna merah intensif. Pembedaan yang jelas dapat dilihat pada saat sebelum diperiksa bahan dicuci lebih dahulu dengan larutan timbal (II) (II) asetat P 9,5% (Anonim2, 1989). 2.2.4 Reaksi Identifikasi Terhadap Katekol
Bahan atau serbuk yang diletakkan di atas kaca objek, ditambahkan larutan vanillin P 10% b/v dalam etanol (90%) P, kemudian dalam asam klorida P, bagian yang mengandung turunan katekol berwarna merah intensif (Anonim2, 1989). 2.2.5 Reaksi Identifikasi Terhadap Polifenol
Feno Fenoll
digu diguna naka kan n
seba sebaga gaii
anti antise sept ptiikum kum
kare karena na
mempu empuny nyai ai
sifa sifatt
mengkoagulasikan protein. Fenol juga dapat mengikis jaringan sebanyak 5 % melalui keakti keaktifan fan fisiol fisiologis ogisnya, nya, dan dapat dapat mengaki mengakibat batkan kan kulit kulit melepuh melepuh.. Fenol Fenol dapat dapat diidentifikasi dengan menggunakan metode sebagai berikut: 1.
Hasil Hasil mikro mikrosubl sublima imasi, si, dilak dilakukan ukan dengan dengan menam menambahk bahkan an laruta larutan n fosfomol fosfomolibd ibdat at
asam sulfat P, terjadi warna biru. 2.
Hasil Hasil mikro mikrosu subl blim imas asi, i, dilakuk dilakukan an dengan dengan mena menamba mbahka hkan n laru laruta tan n asam asam diazon diazon
benzensulfonat P, terjadi warna jingga sampai merah (Robinson, 1995). 2.2.6 Reaksi Identifikasi Terhadap Karbohidrat
Serbuk Serbuk ditamb ditambahka ahkan n dengan dengan pereak pereaksi si fehlin fehling g dan benedic benedict, t, kemudi kemudian an dipanas dipanaskan. kan. Bila Bila terbent terbentuk uk endapan endapan merah merah bata bata maka maka menunju menunjukkan kkan karbohi karbohidra 8 dratt positif (Anonim2, 1989).
2.2.7 Reaksi Identifikasi Terhadap Alkaloid
Semua jenis alkaloid mengandung nitrogen yang sering kali terdapat dalam cincin cincin hetero heterosik siklik lik.. Sebagia Sebagian n besar besar alkalo alkaloid id bersif bersifat at basa. basa. Berbaga Berbagaii perkir perkiraan aan
menyatakan bahwa persentase jenis tumbuhan yang mengandung alkaloid terletak dalam rentang 15-30% (Robinson, 1995). Metode Metode untuk untuk identi identifik fikasi asi alkalo alkaloid id adalah adalah dengan dengan sebanyak sebanyak dua gram gram serbuk bahan dilembabkan dalam amnonia 25%, lalu digerus dalam mortir, kemudian ditambah 20 ml kloroform dan digerus kuat-kuat. Campuran disaring dan difiltrat yang digunakan untuk percobaan (larutan A). Larutan A diteteskan pada kertas saring dan kemudian diberi pereaksi dragendorff. Warna jingga yang timbul pada kertas saring menunjukkan alkaloid positif (Anonim1, 1979). 2.2.8 Reaksi Identifikasi Terhadap Tanin
Sebanyak masing-masing masing-masing lima ml larutan larutan filtrat filtrat dimasukkan ke dalam dua tabung tabung reaksi reaksi.. Tabung Tabung pertam pertamaa ditamba ditambah h dengan dengan laruta larutan n besi besi klorida klorida 1% akan akan menunjukkan warna biru kehitaman bila bahan mengandung tanin. Tabung kedua ditambah dengan larutan glatin akan menunjukkan warna coklat kekuningan bila bahan mengandung tanin. Perbedaan P erbedaan tanin kahekat kahe kat dan tanin galat dapat dilihat, saat larutan larutan filtrat filtrat ditambah dengan pereaksi pereaksi Steasny L formaldehid formaldehid 3%-asam klorida (2:1) dan dipanaskan dalam panas air 90oC. Terbentuknya filtrat dipisahkan dan dijenuhkan dengan natrium asetat. Pada penambahan larutan besi (III) klorida 1% akan akan terb terbent entuk uk warn warnaa biru biru tint tintaa atau atau hita hitam m menun menunju jukka kkan n adanya adanya tani tanin n galat galat 9 (Anonim1, 1979). Tanin adalah suatu nama deskriptif umum untuk satu grup substansi fenolik polimer yang mampu menyamak kulit atau mempresipitasi gelatin dari cairan, c airan, suatu sifat yang dikenal sebagai astringensi (Robinson, 1995).
Tanin Tanin terkond terkondensa ensasi si
atau atau flavol flavolan an secara secara biosinte biosintesis sis dapat dapat diangga dianggap p
terb terbent entuk uk dengan dengan cara cara konden kondensa sasi si kate kateki kin n tungg tunggal al (ata (atau u galoka galokate teki kin) n) yang yang membentuk senyawa dimer dan kemudian oligomer yang lebih tinggi. Ikatan karbonkarbon menghubungkan menghubungkan satu satuan flavon dengan satuan berikutnya melalui ikatan 4-6 atau 6-8. Nama lain untuk tanin terkondensasi adalah proantosianidin karena bila direaksikan dengan asam panas, beberapa ikatan karbon-karbon penghubung terputus dan dibebaskanlah monomer antosianidin (Robinson, 1995). 2.2.9 Reaksi Identifikasi Terhadap Dioksiantrokinon Dioksiantrokino n
Larutan ekstrak sebanyak 2 ml dipanaskan dengan 5 ml H2SO4 selama 1 menit. Setelah dingin dikocok dengan 10 ml bensen. Warna kuning pada lapisan bensen menunjukkan adanya senyawa antrakuinon. Identifikasi dapat diperjelas dengan menambahkan larutan natrium hidroksida 2 N, akan terjadi warna merah pada lapisan air (Anonim2, 1989).
2.2.10 Reaksi Identifikasi Terhadap Saponin
Asal kata saponin berasal dari sifatnya yang menyerupai sabun (bahasa latin sapo berart berartii sabun). sabun). Saponin Saponin adalah adalah senyawa senyawa aktif permuka permukaan an yang kuat kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah. Dalam larutan yang sangat encer saponin sangat sangat beracun beracun untuk untuk ikan. ikan. Beberap Beberapaa saponi saponin n juga juga bekerja bekerja sebagai sebagai antimi antimikro kroba 10 ba (Robinson, 1995). Identifikasi saponin dengan menggunakan sebanyak 10 mL larutan filtrat dalam tabung reaksi dikocok vertikal selama 10 detik, kemudian didihkan selama 10 menit (Anonim1, 1979).
BAB III METODE PENGERJAAN
3.1
Alat dan Bahan
3.1. 3.1.1 1
Alat Alat yan yang g digu diguna naka kan n
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : 1.
Ayakan
2.
Blender
3.
Botol air mineral
4.
Bunsen
5.
Cutter
6.
Corong gelas
7.
Kaca objek
8.
Kantong plastik
9.
Kapas
10.
Kardus
11.
Karton
12.
Kertas la label
13.
Kertas ko koran
14.
Ker Kertas sari aring
15.
Korek api
16.
Lakban
17.
Lampu spir piritus
18. 18.
Mikr Mikros osko kop p elek elektr triik
19.
Parang
20.
Pla Plastik sa sampul
21.
Plester
12
11
22.
Penjepit ka kayu
23.
Pipet tetes
24.
Pisau silet
25.
Polybag
26.
Pot kecil
27.
Sasak
28.
Tabung re reaksi
29.
Tali rafia
3.1.2.
Bahan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : 1.
Akuades
2.
Floroglusin
3.
Herb Herbar ariu ium m bas basah ah dari dari daun daun caka cakarr aya ayam. m.
4.
Iris Irisan an melin melinta tang ng akar, akar, bata batang, ng, dan dan daun daun dari dari cakar cakar ayam ayam dan dan Serbuk Serbuk dari dari daun daun cakar ayam.
5.
Larutan HCl 0,5 N; 2%.
6.
Larutan I2 0,1%
7.
Larutan KOH 1%
8.
Larutan FeCl3 1 N
9.
Larutan H2SO4 10%
10.
Larutan NaCl
11.
Larutan Ma Mayer
12. 12.
Laru Laruta tan n α-na α-nafftol tol
13
13. 13.
Laru Laruta tan n Meti Metile len n blue blue
1 4.
Metanol
3.2. Cara Kerja 3.2.1 Pengambilan Bahan
Sebelum Sebelum dilakuk dilakukan an pengamb pengambila ilan n bahan, bahan, dibuat dibuat sasak sasak dari dari bambu bambu yang berukuran 50x50 cm terlebih dahulu lalu diikat dengan kawat per bambu tersebut. Setelah Setelah sasak siap, maka dilakukan dilakukan pengambilan tanaman ke dalam hutan. Tanaman yang akan diambil ditentukan dan hanya bagian yang dianggap berkhasiat. Dari tanaman cakar ayam akan dibuat herbarium basah dan kering, sehingga pengambilan tanaman dilakukan dengan mengambil tanaman utuh dari akar dengan hati-hati. 3.2.2 Pengolahan Bahan
Pengolahan bahan yang pertama kali dilakukan yaitu simplisia dicuci agar bersih dari kotoran. Kemudian dipotong-potong kecil. Karena simplisia yang digunakan berupa daun maka pengeringannya dengan cara diangin-anginkan. Setelah simplisia kering, dilakukan pemisahan dari partikel asing seperti kotoran. Kemudian haksel yang telah diperoleh sebagian dihaluskan sehingga diperoleh serbuk dalam 14 bentuk halus. Kemudian haksel dan serbuk dimasukkan ke dalam pot terpisah. Untuk Un tuk tanama tanaman n yang masih dalam dalam bentuk bentuk utuh, utuh, dibuat dibuat menjadi menjadi herbar herbarium ium kering kering yaitu yaitu dengan cara ditempelkan pada kertas karton, dan diberi etiket. Selanjutnya dibuat herbarium basah. Pada pengolahan herbarium basah, tanaman cakar ayam (mulai dari akar, batang dan daun) dimasukkan ke dalam botol air mineral berukuran 1,5 liter yang berisi formalin 10%. Diusahakan agar seluruh bagian tanaman yang dimasukkan
tersebut terendam sempurna dalam formalin. Setelah itu, botol tersebut ditutup rapat dengan dengan pleste plesterr agar tanama tanaman n teriso terisolas lasii sempurn sempurna. a. Sedangka Sedangkan n pada pengola pengolahan han herbarium kering, disiapkan perwakilan bagian-bagian tanaman cakar ayam untuk diolesi formalin. Kemudian, bagian-bagian tanaman tersebut diletakkan dan ditempel di atas kertas koran. Setelah itu, tanaman yang telah ditempel di atas kertas koran tersebut dilapisi lagi dengan kertas koran lalu disasak menggunakan sasak bambu yang telah disiapkan sebelumnya. Pengola Pengolahan han berikut berikutnya nya adalah adalah pengola pengolahan han simpli simplisia sia.. Pada pengola pengolahan han simplisia ini, dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut: 1. Pengu Pengumpu mpula lan n bahan: bahan: bagian bagian tanam tanaman an cakar cakar ayam yang yang akan akan dibua dibuatt simp simpli lisi siaa dikumpulkan. Bagian tanaman yang dikumpulkan berupa daun. 2. Sortasi Sortasi basah: bagian tanaman tanaman yang yang akan dibuat dibuat simplis simplisia ia dipisahkan dipisahkan dari dari zat-zat zat-zat pengotor dan bagian lain yang yan g tidak diperlukan. 3. Pencuci Pencucian: an: proses proses ini dilakukan dilakukan untuk members membersihk ihkan an bagian tanaman tanaman dari sisasisa tanah dan kotoran yang melekat. 4. Pember Pembersih sihan: an: proses proses ini dilakuk dilakukan an untuk untuk memeriksa memeriksa kembali kembali kebersiha kebersihan n bagian bagi 15 an tanaman yang akan dibuat simplisia. 5. Perubah Perubahan an bentuk: bentuk: proses proses ini dilakuka dilakukan n dengan memoton memotong g bagian tanaman tanaman yang akan dibuat dibuat simpli simplisia sia.. Pemoto Pemotongan ngan ini, ini, atau atau disebut disebut perajan perajangan, gan, dilaku dilakukan kan dengan menyesuaikan tekstur dari bagian tanaman. Pada tanaman cakar ayam, yang digunakan adalah daun, jadi daun tersebut dipotong-potong kecil.
6. Pengeri Pengeringan ngan:: bagian tanaman tanaman yang telah telah diraja dirajang ng dikering dikeringkan kan dengan cara cara yang sesuai. Bagian daun tanaman cakar ayam dikeringkan dengan cara di anginanginkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari. 7. Sortasi Sortasi kering: kering: proses proses ini dilakuk dilakukan an untuk memast memastikan ikan bagian bagian tanaman tanaman yang telah telah selesai dijemur benar-benar terbebas dari zat pengotor. 8. Penge Pengepak pakan an dan dan penyi penyimp mpana anan: n: bagia bagian n tanam tanaman an yang yang tela telah h menj menjad adii simp simpli lisi siaa ters terseb ebut ut kemu kemudi dian an dima dimasu sukk kkan an ke dala dalam m wada wadah h yang yang meme memenu nuhi hi syar syarat at penyimpanan. Simplisia tersebut kemudian dapat d apat diolah sesuai keinginan, seperti dibuat dibuat serbuk serbuk atau atau tetap tetap dalam dalam bentuk bentuk haksel. haksel. Pembuat Pembuatan an simpli simplisia sia menjad menjadii serb serbuk uk iala ialah h denga dengan n cara cara memb memble lende nderr atau atau menu menumbu mbuk k simp simpli lisi siaa ters tersebu ebut, t, kemudi kemudian an mengaya mengayaknya knya hingga hingga didapat didapatkan kan serbuk serbuk yang benar-b benar-benar enar halus. halus. Sedangkan untuk haksel, tinggal diambil rajangan dari tanaman cakar ayam yang sudah diolah sebelumnya.
3.2.3 Pemeriksaan Farmakognostik 3.2.3.1
Pemeriksaan Morfologi Tanaman
Pemeriksaan morfologi tanaman cakar ayam dengan cara dilihat langsung pada herbarium tanaman. Kemudian diamati bentuk dan susunan dari akar, batang, 16 dan daun.
3.2.3.2 Pemeriksaan Pemeriksaan Anatomi Anatomi Tanaman Tanaman
Pemer Pemerik iksa saan an anato anatomi mi tanam tanaman an cakar cakar ayam ayam denga dengan n cara cara dibua dibuatt iris irisan an melintang dari akar, batang, dan daun. Kemudian diletakkan pada kaca objek, dan diamati pada mikroskop elektrik.
3.2.3.3
Pemeriksaan Organoleptik Tanaman
Pemeriksaan Organoleptik tanaman cakar ayam dengan cara dilihat secara langsun langsung g warnany warnanya, a, dicium dicium baunya, baunya, dan dicici dicicipi pi rasanya rasanya dari dari bagian-b bagian-bagi agian an tanaman tersebut serta karakteristiknya.
3.2.4 Pemeriksaan Reaksi Identifikasi Kimia 3.2.4.1
Reaksi Identifikasi Terhadap Lignin
Reaksi identifikasi terhadap lignin dilakukan dengan cara serbuk diletakkan pada objek glass dibasahi floroglusin, ditambah H Cl 2 tetes, diamati pada mikroskop. Akan terlihat dinding sel warna merah apabila terdapat lignin.
3.2.4.2
Reaksi Identifikasi Terhadap Pati dan Aleuron
Reaksi identifikasi terhadap Pati dan aleuron dilakukan dengan cara serbuk diletakkan pada objek glass ditambah larutan I2 0,1%. Diamati pada mikroskop, terlihat pati berwarna biru dan aleuron berwarna kuning coklat sampai coklat.
3.2.4.3
Reaksi Identifikasi Terhadap Lendir
Reaksi identifikasi identifikasi terhadap lendir dilakukan dengan cara serbuk ditambah methanol dan metilen blue, warnanya akan menjadi merah jika mengandung lendir. 17
3.2.4.4
Reaksi Identifikasi Terhadap Katekol
Reaksi identifikasi terhadap katekol dilakukan dengan dua cara. Pertama, serbuk dimasukkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambah FeCl3 menghasilkan warna hijau jika mengandung katekol. Kedua, Serbuk dimasukkan kedalam tabung
reaksi reaksi kemudia kemudian n ditamb ditambah ah anilin anilinee 10% dalam dalam etanol etanol 90%, disari disaring. ng. Filtra Filtratny tnyaa ditambah HCl menghasilkan warna merah intensif jika mengandung katekol.
3.2.4.5 Reaksi Identifikasi Terhadap Polifenol
Reaksi identifikasi terhadap polifenol dilakukan dengan dua cara. Pertama, serbuk (1 gram) dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambah H2O 1 ml, dipanaskan, disaring, didinginkan ditambahkan FeCl3 menghasilkan warna hijau biru jika mengandung polifenol. Kedua, serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan ditambah H2SO4 10% ditambah formalin 10%, menghasilkan cincin merah berwarna coklat ungu jika positif mengandung polifenol.
3.2.4.6 Reaksi Identifikasi Terhadap Karbohidrat
Reaks Reaksii ident identif ifik ikas asii terh terhad adap ap karb karbohi ohidr drat at dila dilaku kukan kan dengan dengan tiga tiga cara cara.. Pertama, serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambah α-naftol dita ditamb mbah ah H2SO4 10%, 10%, meng mengha hasi silk lkan an cinc cincin in berw berwar arna na ungu ungu.. Kedu Kedua, a, serb serbuk uk dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambah leff menghasilkan endapan berwarna merah. Ketiga, serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambah reagent Molisch, menghasilkan cincin warna ungu apabila mengandung karbohidrat.
18
3.2.4.7
Reaksi Identifikasi Terhadap Alkaloid
Reaksi identifikasi terhadap alkaloid dilakukan dengan tiga cara. Pertama, serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambah NaOH, disaring, filtratnya diambi diambill kemudia kemudian n ditamba ditambahkan hkan Mayer, Mayer, menghas menghasilk ilkan an endapan. endapan. Kedua, Kedua, serbuk serbuk
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambah HCl 0,5 N, ditambah Mayer, menghasilkan endapan putih. Ketiga, serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dita ditamb mbah ah HCl HCl dan dan Bouc Boucha hard rdat at,,
meng mengha hasi silk lkan an enda endapa pan n cokl coklat at jika jika posi positi tif f
mengandung alkaloid.
3.2.4.8
Reaksi Identifikasi Terhadap Tanin
Reaksi Reaksi identi identifik fikasi asi terhada terhadap p tanin tanin dilakuk dilakukan an dengan dengan tiga tiga cara. cara. Pertam Pertama, a, serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditambah H2O kemudian dipanaskan lalu disaring, diambil filtratnya kemudian ditambahkan NaCl atau HCl 2%, menghasilkan endapan. endapan. Kedua, Kedua, serbuk serbuk ditamba ditambah h FeCl3 1 N, menghas menghasil ilkan kan warna warna biru biru hitam. hitam. Ketiga, serbuk ditambah H2SO4, menghasilkan endapan coklat kekuningan apabila positif mengandung tanin.
3.2.4.9 3.2.4.9
Reaksi Reaksi Identif Identifikas ikasii Terh Terhadap adap Dioksia Dioksiantro ntrokino kinon n
Reaksi identifikasi terhadap dioksiantrokinon dilakukan dengan tiga cara. Cara pertama, serbuk ditambah KOH 10%, menghasilkan larutan berwarna merah. Cara yang kedua, serbuk ditambahkan KOH 10% dan etanol, menghasilkan larutan berwarna merah apabila positif mengandung dioksiantrokinon.
19
3.2.4.10 Reaksi Identifikasi Terhadap Saponin
Reaksi identifikasi terhadap saponin dilakukan dengan cara serbuk pada tabung tabung reaksi reaksi ditamba ditambah h H2O kemud kemudia ian n kocok kocok kuatkuat-ku kuat at sela selama ma 30 detik detik,, akan akan
menghas menghasil ilkan kan buih buih seting setinggi gi ± 3 cm dari dari permuka permukaan an cairan cairan apabil apabilaa mengandu mengandung ng saponin.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
4.1.1 4.1.1
Peme Pemerik riksaa saan n Morfol Morfologi ogi Tanam Tanaman an
Pada pemeri pemeriksa ksaan an morfol morfologi ogi dari Daun Cakar Cakar Ayam, Ayam, didapat didapatkan kan batang batang berbentuk bulat, liat, percabangan menggarpu atau membentuk kipas tanpa pertumbuhan sekunder dan berwarna hijau. Daun berupa tunggal, berhadapan, bersusun berbaris sepanjang batang bentuk jarum dengan panjang 1-2 mm dan berwarna hijau. Tumbuhan ini mempunyai sporangium yang tereduksi, terdapat di ketiak daun, berwarna putih kehijauan sedangkan serabutnya muncul dari batang seperti akar lekat dan berwarna coklat. Rumput Kipas mempunyai habitus terna, merayap merayap,, sediki sedikitt tegak. tegak. Batang Batang bulat, bulat, liat, liat, bercaban bercabang-ca g-cabang bang menggar menggarpu, pu, tanpa tanpa pertumbuhan sekunder dan putih kecoklatan. Daun tunggal, tersusun dalam garis sepanj sepanjang ang batang, batang, berhada berhadapan, pan, panjang panjang 1-2 mm, halus halus dan hijau. hijau. Spora Spora berupa berupa sporangium tereduksi diketiak daun dan berwarna putih. Akar serabut, muncul dari batang yang berdaun dan da n berwarna coklat kehitaman (Hutapea, 1994). 19 94). 4.1.2
Pemeriksaan Pemeriksaan Anatomi Tanaman
Irisan Irisan melintang melintang dan membujur membujur pada daun Cakar Ayam dapat dapat dilihat dilihat pada gambar dibawah ini.
1 2 G
Gambar 4.1 Gambar Irisan Membujur Daun Cakar Ayam
20
Keterangan : 1. Epidermis 2. Stomata
1 2
Gambar 4.2 Gambar Irisan Melintang Daun Cakar Ayam Keterangan : 1. Epidermis 2. Stomata Irisan melintang dan membujur pada batang Cakar Ayam terlihat jelas dan 22 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar Gambar 4.3 Gambar Irisan Membujur Batang Cakar Ayam Keterangan : 1. Xilem 2. Floem
1 2
Gambar 4.4 Gambar Irisan Melintang Batang Cakar Ayam Keterangan : 1. Xilem 2. Floem 4.1.3 4.1.3
Peme Pemerik riksaa saan n Organo Organolep leptik tik Tan Tanam aman an
4.1.3.1 Uji Bau
Pemerik Pemeriksaa saan n organol organolept eptis is dari dari tanama tanaman n Cakar Cakar Ayam Ayam tidak tidak terdapa terdapatt bau yang menandakan ciri tanaman. 4.1.3.2 Uji Rasa
Pemeriksaan organoleptis dari tanaman Cakar Ayam, untuk uji rasa, pada daun, akar dan batang, mula-mula saat dikunyah terasa hambar, lama kelamaan menjadi manis. 4.1.3.3 Uji Warna
Pemerik Pemeriksaa saan n organol organolept eptis is dari dari tanaman tanaman Cakar Cakar Ayam, Ayam, untuk untuk uji warna, warna, warna daun hijau, batang coklat kehijau-hijauan dan akar berwarna coklat muda. Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Organoleptis tanaman Cakar Ayam Uji Warna Bau
Hasil Pengamatan Daun Cakar Cakar Ayam Ayam memili memiliki ki warna warna hijau hijau dengan dengan batang batang berwar berwarna na
coklat kehijauan dan akar berwarna coklat muda. Pada pengujian organoleptik organoleptik terutama uji bau tidak terdapat terdapat bau yang
Rasa
khas. Untuk pengujian rasa batang dan akar Cakar Ayam memiliki rasa hambar.untuk rasa daun rasanya agak manis.
4.1.4 Reaksi Identifikasi Kimia 4.1.4.1
Reaksi Identifikasi Terhadap Lignin
Serbuk daun Cakar ayam dibasahi floroglusin ditambah HCl sebanyak 2 tetes diatas objek glass kemudian diamati menghasilkan banyak dinding sel berwarna hija hijau. u. Hasil Hasilnya nya adala adalah h negat negatif if,, hal hal ini ini menun menunju jukka kkan n bahwa bahwa tanam tanaman an ini ini tidak tidak mengandung lignin. 4.1.4.2
Reaksi Identifikasi Terhadap Pati dan Aleuron
Serbuk daun Cakar Ayam ditambah I2 0,1 N kemudia kemudian n diamat diamatii secara secara mikroskopis, ditemukan warna hijau sehingga kesimpulannya tanaman cakar ayam tidak mengandung pati dan mengandung aleuron.
Gambar 4.4.1 4.1.4.3
Reaksi Identifikasi Terhadap Lendir
Serbuk daun Cakar Ayam ditambah metanol lalu ditambah metilen blue, menghas menghasil ilkan kan laruta larutan n berwar berwarna na hijau. hijau. Berart Berartii hasil hasil negatif negatif,, seharu seharusnya snya apabila apabila mengandung lendir pada larutan tersebut akan menghasilkan warna merah.
Gambar 4.4.2 4.1.4.4
Reaksi Identifikasi Terhadap Katekol
Serbuk daun Cakar Ayam ditambah vanilin 10 % dan HCl menghasilkan larutan berwarna hijau. Berarti hasil tersebut negatif karena bila mengandung katekol akan menghasulkan larutan berwarna merah intensif.
Gambar 4.4.3 4.1.4.5
Reaksi Identifikasi Terhadap Polifenol
Serb Serbuk uk daun daun Caka Cakarr Ayam Ayam dita ditamb mbah ah H2O lalu lalu dipan dipanas askan kan kemudi kemudian an disari disaring, ng, setela setelah h dingin dingin lalu lalu tambahk tambahkan an FeCl FeCl3 menghasilkan menghasilkan larutan hijau, hasil positif. Berarti tanaman Cakar Ayam mengandung po lifenol.
Gambar 4.4.4
4.1.4.6
Reaksi Identifikasi Terhadap Karbohidrat
Serbuk daun Cakar Cakar Ayam ditambah ditambah Fehling A dan Fehling Fehling B, kemudian ditambah reagen Benedict, setelah itu dipanaskan. Bila terbentuk endapan merah bata, maka memberikan hasil positif. Tetapi pada Cakar Ayam tidak terbentuk endapan sehingga Cakar Ayam tidak mengandung karbohidrat.
Gambar 4.4.5 4.1.4.7
Reaksi Identifikasi Terhadap Alkaloid
Serbu Serbuk k daun daun Caka Cakarr Ayam Ayam dita ditamb mbah ah HCl HCl 0,5 0,5 N dita ditamb mbah ah Mayer Mayer tidak tidak menghasilkan endapan putih, berarti cakar ayam tidak mengandung alkaloid. Pada percobaan yang kedua, serbuk daun ditambah HCl 0,5 N dan Dragendorf akan menghas menghasil ilkan kan endapan endapan jingga jingga.. Tetapi Tetapi Cakar Cakar Ayam tidak tidak menghas menghasilk ilkan an endapan endapan jingga, berarti Cakar Ayam tidak mengandung alkaloid.
Gambar 4.4.6.1
Gambar 4.4.6.2
4.1.4.8
Reaksi Identifikasi Terhadap Tanin
Serbuk daun Cakar Ayam ditambah dengan H2O lalu dipanaskan kemudian saring, ambil filtrat nya ditambah NaCl atau HCl 80 % tidak terdapat endapan, hasil negatif. Serbuk ditambahkan FeCl3 menghasilkan larutan hijau, hasil negatif. Apabila mengandung mengandung tanin larutan larutan berwarna berwarna biru hitam. hitam. Serbuk ditambah ditambah H2SO4 kemudian menghasilkan endapan coklat kekuningan, berarti Cakar Ayam mengandung tanin. Serbuk ditambah Besi (III) amonium sulfat menghasilkan warna hijau, hasil negatif. Apabila mengandung tanin akan berwarna hijau biru atau biru.
Gambar 4.4.7.1
Gambar 4.4.7.3
Gambar 4.4.7.2
Gambar 4.4.7.4
4.1.4.9 Reaksi Identifikasi Terhadap Dioksiantrokinon
Serbuk Serbuk daun daun Cakar Cakar Ayam ditambah ditambah KOH 10 % menghas menghasilk ilkan an laruta larutan n warna hijau, hasil negatif. Seharusnya apabila positif mengandung dioksiantrokinon maka larutan berwarna merah.
4.1.4.10
Reaksi Identifikasi Terhadap Saponin
Serbuk Daun Cakar Ayam ditambah H2O dalam tabung reaksi lalu tutup dan kocok kuat-kuat selama 30 menit, kemudian biarkan tabung dalam posisi tegak ternyata menghasilkan buih, sehingga disimpulkan hasil positif terhadap saponin.
Gambar 4.4.8
Tabel 4.2 Hasil Identifikasi tanaman Cakar Ayam
No
Uji
Reaksi
Hasil
Samp Sampel el + florg lorgllusin usin + 1
Lignin
HCl 2 tetes, mikroskop →
(-)
dinding sel warna merah Sampel + I2 1 N → 2
3
4
Pati dan
kuning
Aleuron
(aleuron), biru (pati)
Lendir
Katekol
S + Methanol + Metilen Blue → larutan merah Sampel + FeCl3 → larutan hijau S + H2O
5
Polifenol
kecoklatan
(-)
Keterangan dinding sel warna hijau
Warna hijau
(-)
ding dingiinkan nkan +
warna hijau
(-)
warna hijau
saring,
FeCl FeCl3
→
S + α-naftol + H2SO4 10
hidrat
% → cincin ungu
Mayer → endapan putih a. S + H2O
Panaskan
(+)
warna hijau
(-)
(-)
(-)
endapan
pati dan
mengandung
mengandung
kehitaman
terdapat polifenol Tidak
terbentuk
mengandung
cincin ungu,
karbohidrat
Warna ungu
tidak
tidak ada
mengandung
endapan
alkaloid tidak
kuning, tak
mengandung
ada endapan
tanin
b. S + FeCl3 1 N → biru Tanin
mengandung
Tidak
saring,
filtrat + HCl 0,5 N →
8
lignin Tidak
katekol Panaskan
Karbo-
Alkaloid
mengandung
lendir Tidak
S + HCl 0,5 N + pereaksi 7
Tidak
aleuron tidak
larutan hijau
6
Kesimpulan
tidak (-)
warna coklat
mengandung tanin
c. S + H2SO4 → endapan coklat kekuningan
tidak (-)
warna keruh
mengandung tanin Tidak
9
Dioksiantr akinon
S + KOH 10 % → merah
(-)
warna hijau
mengandung dioksiantraki non
sampel + H2O, 10
Saponin
kocok kocok → buih buih berta bertahan han lama
(+)
ada buih
mengandung saponin
4.2 Pembahasan
Pada prakti praktikum kum Farmak Farmakogno ognosi si I ini, ini, dilakuk dilakukan an pengamb pengambila ilan n sampel sampel di daer daerah ah Kecam Kecamat atan an Loks Loksado ado Kabupa Kabupate ten n Hulu Hulu Sung Sungai ai Sela Selata tan n Kota Kota Kandan Kandangan gan Kalimantan Selatan. Sampel tanaman yang akan diamati adalah Daun Cakar Ayam yang penamaa penamaan n masih masih berasa berasall dari dari daerah daerah terseb tersebut. ut. Untuk Untuk klasif klasifika ikasi si tanama tanaman, n, morfologi tanaman, kandungan kimia, kegunaan dan nama daerah dari tanaman ini sudah bisa ditemukan literatur yang memberikan penjelasan secara lengkap mengenai tanaman Daun Cakar Ayam ini. Tahapan pertama pada praktikum kali ini yaitu melakukan pengambilan sampel tanaman. Caranya yaitu dengan pemetikan secara langsung dari tanaman tersebut. tersebut. Kemudian membuat herbariumnya. herbariumnya. Dalam pengambilan pengambilan tanaman, maka dilakukan pengambilan berlebih pada bagian tanaman yang akan diteliti kandungan kimian kimianya. ya. Untuk Untuk cara cara pengamb pengambila ilan n tanama tanaman n dilakuk dilakukan an secara secara hati-h hati-hati ati dengan dengan mengambil bagian yang berkhasiat saja untuk dibuat serbuk dan haksel. Sedangkan untuk pembuatan herbarium kering dan basah diambil tanaman yang agak kecil dan dicabut dari akar dengan tidak merusak merusak bagian tanaman tanaman yang lain. Hal ini bertujuan bertujuan untuk tidak merusak ekosistem dari tanaman daerah tersebut dan menjaga kelestarian dari tanaman tersebut. Tahapan selanjutnya yaitu pengujian laboratorium. Pengujian pertama adalah pemeriksaan farmakognostik yang meliputi morfologi, anatomi, dan organoleptik tanaman.
30
Dari pemeriksaan didapatkan morfologi tanaman, diketahui bahwa bentuk batang berbentuk bulat, liat, percabangan menggarpu atau membentuk kipas tanpa pertumbuhan sekunder dan berwarna hijau. Daun berupa tunggal, berhadapan, bersusun berbaris sepanjang batang bentuk jarum dengan panjang 1-2 mm dan berwarna hijau. Akar serabut, muncul dari batang yang berdaun dan berwarna coklat kehitaman. Hal ini merupakan bagian dari karakteristik tanaman Cakar Ayam. Pada pemeriksaan anatomi tanaman Cakar Ayam, pemeriksaan pemeriksaan dilakukan dengan dengan mengguna menggunakan kan Mikros Mikroskop kop Elektr Elektrik. ik. Pemerik Pemeriksaan saan anatomi anatomi dilakuk dilakukan an pada irisan melintang dan membujur akar, batang, dan daun. Pada anatomi daun, bagian daun yang terlihat adalah, epidermis, endodermis, jaringan tiang dan stomata. Pada bagian batang, bagian yang terlihat adalah epidermis, jaringan tiang, floem serta xilem, sedangkan pada akar, bagian yang terlihat adalah epidermis, xilem dan floem, dan sitopl sitoplasm asma. a. Saat Saat dilaku dilakukan kan pengama pengamatan tan bagian-b bagian-bagi agian an tanama tanaman n Cakar Cakar Ayam melalui Mikroskop Elektrik, hanya beberapa bagian anatomi tumbuhan saja yang dapat dilihat. Hal ini mungkin disebabkan karena pengolahan preparat yang belum sempurna serta alat yang kurang tepat untuk pemeriksaan yang lebih lengkap dan tepat. Pemeriksaan organoleptis dari Daun Cakar Ayam tidak terdapat bau yang menanda menandakan kan ciri ciri tanaman tanaman.. Pada uji rasa, rasa, pada mula-m mula-mula ula saat dikunyah dikunyah terasa terasa hambar, hambar, lama kelamaan kelamaan menjadi manis. manis. Pada uji warna, warna warna daun hijau, batang batang coklat kehijau-hijauan dan akar berwarna coklat muda. Pada identifikasi kimia dari Daun Cakar Ayam, hasil positif ditunjukkan pada uji tanin dengan adanya endapan coklat kekuningan, polifenol dengan adanya
31
larutan larutan berwarna hijau dan uji saponin dengan adanya busa putih pada tanaman saat dikocok dengan penambahan air. Hasil negatif ditunjukkan pada uji lignin dengan adanya dinding sel berwarna hijau yang seharusnya berwarna merah. Uji terhadap pati dan aleuron, yang membentuk larutan berwarna hijau yang seharusnya berwarna biru atau kuning kecoklatan. Uji lendir dengan tidak menghasilkan larutan berwarna b erwarna merah, uji katekol dengan tidak menghasilkan larutan berwarna merah intensif, uji karbohidrat dengan tidak menghasilkan endapan merah bata, uji alkaloid dengan tidak tidak menghas menghasilk ilkan an endapan endapan putih putih dan endapan endapan jingga jingga dan uji dioksi dioksiant antraki rakinon non dengan adanya larutan berwarna hijau yang seharusnya larutan berwarna merah. Uji tanin, tanin, pada saat dilakuk dilakukan an penamba penambahan han air dengan dengan dipanas dipanaskan kan dan filtrat ditambahkan HCl, tidak terbentuk endapan, pada saat serbuk ditambahkan FeCl3 terbentuk larutan hijau dan dengan besi (III) amonium sulfat terbentuk larutan hijau yang seharusnya berwarna hijau biru ataupun biru. Sedangkan untuk uji steroid tidak tidak dilakuk dilakukan an untuk untuk penguji pengujian an kandunga kandungan n kimia kimia tanama tanaman n ini. ini. Sehingga Sehingga pada tanaman Daun Cakar Ayam, positif mengandung tanin, polifenol dan saponin.
32
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari
pengujian
yang
dilakukan
terhadap
Cakar
A y am
(Selaginella Doederleinii) dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Peme Pemeri riks ksaan aan Farm Farmak akogn ognos osti tik k dila dilaku kukan kan peme pemeri riks ksaan aan dari dari segi segi morfo morfolo logi gi,, anatomi dan organoleptik tanaman Cakar Ayam (Selaginella Doederleinii). 2. Bagi Bagian an dari dari tana tanama man n
Caka Cakarr Aya Ayam m (Selaginella Doederleinii) yang digunakan
sebagai sebagai obat adalah adalah daun, daun, daun daun
Cakar Cakar Ayam Ayam berwar berwarna na hijau hijau
dan rasan rasanya ya
hambar. 3. Peme Pemeri riks ksaan aan morfol morfologi ogi dari dari tana tanama man n Caka Cakarr Ayam Ayam (Selaginella Doederleinii) yaitu tanaman berdaun tunggal, tunggal, berhadapan, bersusun berbaris sepanjang batang bentuk jarum dengan panjang pan jang 1-2 mm dan berwarna hijau. Bentuk Akar serabut, munc muncul ul dari dari batang batang yang yang berdau berdaun n dan berwar berwarna na cokla coklatt kehi kehita tama man. n. Bata Batang ng berbentuk liat dan bulat. 4. Tana Tanam man Caka Cakarr Ayam Ayam (Selaginella Doederleinii) mengandung senyawa kimia yaitu tanin, polifenol dan saponin. 5. Tana Tanama man n Cak Cakar ar Ayam Ayam (Selaginella Doederleinii) berkhasiat Doederleinii) berkhasiat sebagai obat asma. 5.2
Saran
Agar menyediakan keluasaan pada praktikan untuk memeriksakan sampel di laboratori laboratorium um serta serta waktu pengambilan pengambilan sampel lebih lama lagi, untuk mendapatkan jenis tanaman yang lebih bervariasi lagi.