MAKALAH PENGELOLAAN LIMBAH PTERNAKAN
KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK
Disusun oleh:
Wagia Muhammad
200110120186
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Limbah peternakan adalah seluruh sisa buangan dari usaha kegiatan
peternakan, baik berupa limbah cair, limbah padat, maupun berupa gas.
Menurut Hidayatullah et al. (2005). Limbah padat adalah semua limbah yang
berbentuk padatan atau dalam fase padat seperti kotoran ternak, ternak yang
sudah mati, atau isi perut dari pemotongan ternak dan sebagainya. Limbah
cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam fase cair
seperti air seni atau urine, air pencucian alat-alat, dll. Limbah gas
adalah semua gas yang berbentuk gas atau berada dalam fase gas. Kehadiran
bahan pencemar di dalam air dalam jumlah yang tidak normal mengakibatkan
air dinyatakan terpolusi (Anonim, 2007).
Satu ekor sapi dengan bobot 400-500 kg dapat menghasilkan limbah padat
dan cair sebesar 27,7-30 kg/hari. Diantara ketiga jenis limbah peternakan
ini, limbah cair merupakan limbah yang paling banyak dihasilkan dan limbah
cair dari usaha kegiatan peternakan ini diyakini masih banyak terdapat
kandungan bahan mineral yang dapat digunakan mikroalga untuk pertumbuhan
hidupnya. Penanganan limbah cair yang memiliki kandungan mineral yang
tinggi biasa dilakukan dengan cara kimiawi dan biologis. Penanganan secara
kimiawi dapat menimbulkan jenis limbah baru lagi, sedangkan penanganan
secara biologis relatif lebih ramah lingkungan. Untuk menangani limbah cair
yang memiliki kandungan mineral yang tinggi secara biologis, umumnya
menggunakan organisme yang mampu memanfaatkan mineral tersebut. Organisme
dari kelompok vegetasi sering digunakan dalam kegiatan ini, karena
organisme flora dengan aktivitas fotosintesis mampu mensintesis bahan-bahan
anorganik (mineral) yang terkandung dalam limbah menjadi senyawa organik
dengan bantuan zat hijau daun (klorofil) yang dimilikinya dan energi
cahaya.
Menurut Kabinawa (2001), diantara mikroorganisme yang melakukan
fotosintesis, mikroalga merupakan mikroorganisme yang paling efisien dalam
menggunakan sinar matahari, yaitu sekitar 7% dengan kemampuan produksi 60-
80 ton berat kering/Ha/th, sedangkan tanaman budidaya secara konvensional 2
berkisar antara 10-30 ton berat kering/Ha/th. Mikroalga merupakan vegetasi
tingkat rendah yang sering digunakan dalam pengolahan limbah cair yang kaya
kandungan mineral, karena sifat mineral yang larut dalam air, dan mikroalga
sebagai pemanfaat mineral yang mampu hidup dalam kolom air, mulai dari
permukaan air sampai batas daya tembus cahaya di badan air tersebut.
Mikroalga adalah koloni tumbuhan renik yang dapat hidup di seluruh wilayah
perairan tawar, payau, ataupun yang asin (laut).
B. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik limbah
ternak serta untuk mengetahui cara penanangan limbah ternak tersebut.
BAB II
KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK
2.1. Pengertian Limbah
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha
peternakan yaitu seperti dari rumah potong hewan, usaha pemeliharaan hewan
ternak, pengolahan produk ternak, dan lain lain. Limbah tersebut meliputi
limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, embrio,
kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dan lain-
lain (Sihombing, 2000). Semakin berkembangnya usaha peternakan, maka limbah
yang dihasilkan juga semakin meningkat.
Total limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari species
ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Kotoran sapi yang
terdiri dari feces dan urine merupakan limbah ternak yang terbanyak
dihasilkan dan sebagian besar manure dihasilkan oleh ternak ruminansia
seperti sapi, kerbau kambing, dan domba. Umumnya setiap kilogram susu yang
dihasilkan ternak perah menghasilkan 2 kg limbah padat (feses), dan setiap
kilogram daging sapi menghasilkan 25 kg feses (Sihombing, 2000).
Menurut Soehadji (1992), limbah peternakan meliputi semua
kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa
limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan
semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak,
ternak yang mati, atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair
adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni
atau urine, air dari pencucian alat-alat). Sedangkan limbah gas adalah
semua limbah berbentuk gas atau dalam fase gas. Pencemaran karena gas metan
menyebabkan bau yang tidak enak bagi lingkungan sekitar. Gas metan (CH4)
berasal dari proses pencernaan ternak ruminansia. Gas metan ini adalah
salah satu gas yang bertanggung jawab terhadap pemanasan global.
2. . Macam-Macam Limbah Ternak :
A. Limbah cair : adalah limbah yang dapat mengalir bebas (free-
flowing) melalui saluran drainase.
- Limbah organic terlarut : perlakuan secara biologis, land disposal
- Limbah anorganik terlarut : land disposal, perlakuan secara fisik dan
kimia
- Limbah organik tersuspensi : sedimentasi, perlakuan secara biologis,
pengendapan secara kimiawi, land disposal.
B. Limbah padat : adalah limbah yang tidak dikeluarkan/dibuang melalui
cerobong/saluran/drainase atau tidak dapat mengalir dengan sempurna.
- Limbah organik : insinerasi, pembuatan kompos, land disposal,
dehidrasi, conditioner tanah, pakan ternak
- Limbah anorganik : land disposal
C. Limbah Gas
- Langsung : CH4, Bau
- Tidak Langsung : NH3, H2S
2.3. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Limbah Peternakan
a. Unit produksi:
- Padat, semipadat, cair
b. Kandang :
- Lantai keras : terakumulasi diatas lantai kelembaban dan
konsistensinya merupakan fungsi dari umur kotoran dan pemaparan
terhadap lingkungan
- Kandang beratap : kelembaban limbah ternak akan dipengaruhi
kemiringan lantai, ventilasi, emperature, dan kelembaban udara.
- Drainase baik, ventilasi baik, iklim panas, Limbah mudah
untuk dikumpulkan
- Drainase buruk, ventilasi buruk, Limbah sulit untuk
dikumpulkan
c. Umur dan Spesies :
- Limbah ternak ruminansia Limbah ternak non-ruminansia
d. Ukuran Ternak :
- Ternak besar Ternak kecil
- Produksi limbah ternak : ± 7-8% BB
KESIMPULAN
Limbah dunia peternakan itu dapat berasal dari usaha pemeliharaan
ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak dan sebagainya.
Ada tiga macam limbah yang berasal dari dunia peternakan yaitu :
Limbah cair ( urine ), limbah padat ( feses ternak ) dan limbah gas (
bau tidak sedap ).
Adapun hal hal yang dapat mempengaruhi limbah peternakan, yaitu :
Unit produksi, spesies dan umur, kandang dan ukuran ternak.
Tidak semuanya limbah ternak itu merugikan, ada limbah ternak yang
apabila di olah dengan baik dan benar dapat berubah menjadi sumber
energy alternative yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
- ml.scribd.com/doc/88391700/Limbah-Cair-Peternakan
- www.ilmupeternakan.com
- industria.ub.ac.id
- uripsantoso.wordpress.com