RANGKAIAN PEMBAGI ARUS DAN TEGANGANDeskripsi lengkap
Apa itu hukum coloumb, pengertian arus listrik dan tegangan , rumus tegannganDeskripsi lengkap
Untuk Teknik Elektro... Dari CheQ - Institut Teknologi IndonesiaFull description
piping networkFull description
Deskripsi lengkap
kelistrikanDeskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
mDeskripsi lengkap
enjoyDeskripsi lengkap
Full description
rangkaian seri n pararelFull description
Mengukur Tegangan dan Arus Listrik pada Rangkaian
1. Pendahuluan Tegangan dan arus adalah hal yang tidak asing lagi dalam sebuah pengukuran rangkaian. Tegangan dan arus juga menentukan sebuah rangkaian dapat bekerja atau tidak. Wajib bagi mahasiswa elektromedik untuk bisa mengukur tegangan dan arus pada sebuah rangkaian. Maka pada praktikum kali ini mahasiswa diajarkan mengukur tegangan dan arus pada sebuah rangkaian. 2. Dasar Teori a. Tegangan Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Secara definisi tegangan listrik menyebabkan obyek bermuatan listrik negatif tertarik dari tempat bertegangan rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah arus listrik konvensional didalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan rendah. b. Arus Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikroAmpere (μA) seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
3. Perhitungan dan Tabel Laporan a. Rangkaian I R1 100 Ohm
2 1
I1
5V
Komponen Power Supply Resistor
V 5V 5V
I 50mA I1
R1 220 Ohm
I2
R2 100 Ohm
I3
R3 10 Ohm
2 1
b. Rangkaian II
R 100 Ω
5V
Komponen Power Supply R1 R2 R3
V 5V
I -
R -
4,2 V 4,2 V 4,2 V
15 mA 35 mA >>
220 Ω 100 Ω 10 Ω
c. Rangkaian III R1 220 Ohm
I2
R2 100 Ohm
I3
R3 10 Ohm
2 1
I1
12V
Komponen Power Supply R1 R2 R3
V 12 V
I -
R -
7,5 V 7,5 V 7,5 V
75 mA 34 mA >>
100 Ω 220 Ω 10 Ω
d. Rangkaian IV R1
R2
I2
R4
I3
I4
2 1
I1
R3
12 V
Komponen Power Supply R1 R2 R3 R4
V 12 V
I -
R -
7,5 V 2,7 V 1,1 V 0, 65 V
25 mA 25 mA 25 mA 25 mA
220 Ω 100 Ω 33 Ω 20 Ω
e. Rangkaian V I8
I5
I6
I7
R5
R6
R7
5V 2 1
Komponen Power Supply R1 R2 R3 I8
V 5V
I -
R -
5V 5V 5V
22mA 50 mA 130 mA 202 mA
220 Ω 100 Ω 33 Ω
4. Kesimpulan a. Sesuai dengan bunyi hukum kirchoff II pada rangkaian seri bahwa ∑V= 0
maka V total = V1+V2+V3+V4 (Rangkaian 4). Sedangkan arus pada tiap hambatan adalah sama I total = I1=12=I3=I4 b. Sesuai dengan bunyi hukum kirchoff I pada rangkaian paralel bahwa ∑I= 0 maka I total= I1+ 12+ I3 + I4 dan tegangannya adalah sama V total = V1 = V2 = V3 = V4 c. Menurut rumus V= I.R ( Rangkaian I dan II ) Maka : V sebanding dengan I dan R I berbanding terbalik dengan R