BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai penyakit infeksi pada anak antara lain poliomelitis, campak, diptheri, pertusis tetanus dan Tubercolusis atau TBC dapat dicegah dengan pemberian imunisasi pada bayi. Pemberian imunisasi pada anak sangat penting untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas terdapat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Depkes RI, 1987).
1.2.Rumusan Masalah Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar 1.3.Tujuan Penelitian Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar 1.4.Manfaat Penelitian a). Manfaat teoritis Dapat memperkaya konsep/ teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang terkait dengan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi. b). Manfaat praktis Dapat memberikan masukkan yang berarti bagi ibu dalam meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi khususnya melalui perspektif motivasi. c). Manfaat bagi peneliti Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat Mini Project dalam rangka pemenuhan salah satu tugas Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) .
1
d).Manfaat bagi puskesmas Untuk memberi tambahan informasi sebagai bahan acuan dalam melaksanakan penyuluhan maupun pendidikan kepada masyarakat mengenai imunisasi.
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Konsep Dasar Pengetahuan 2.1.1.Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini adalah setelah orang melakukan pengindraan obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2005). Pada bagian lain pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior), karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmojo : 1997). Benyamin Bloom (1980) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia ke dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni a) kognitif (cognitive), b) afektif (affective) dan c) psikomotor (psychomotor) (Notoadmojo, 2003 : 121). 2.2.Tingkat Pengetahuan Setelah ada beberapa definisi pengetahuan yang telah diuraikan di atas, pengetahuan yang dicakup kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni : A) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai pengikat suatu materi yang sah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengikat kembali (recal) terhadap suatu spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh suatu sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. B) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara besar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, 3
menyebarkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan obyek yang dipelajari tersebut. C) Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau sisi lain. D) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. E) Sintesis (syntesis) Sintesis
menunjukkan
pada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. F) Evaluasi (evaluation) Berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membantu penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu. 2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang Menurut Notoadmojo (2003 : 18-169) faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan yaitu : A) Kecerdasan Intelegensi (kecerdasan) merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir menggunakan inteleknya atau pikirannya, cepat atau tidaknya dan terpecahkan tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam suatu komunikasi adalah taraf intelegensi seseorang. Secara Common sense dapat dikatakan bahwa orang-orang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan. Dari uraian tersebut dapat
4
disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya. B) Pendidikan Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan pengetahuan, menimbulkan sifat positif serta memberkan atau meningkatkan ketrampilan masyarakat atau individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan nonformal. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu. Jadi tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu obyek sangat ditentukan oleh tingkat pendidikannya. C) Pengalaman Menurut teori determinan perilaku yang disampaikan WHO (World Health Organitation), menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap obyek tersebut, dimana seseorang dapat mendapatkan pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. D) Informasi Teori depensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa media massa dianggap sebagai informasi yang memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial dimana media massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi cognitive, afektif dan behavior. Pada fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai tertentu.
5
Media ini menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi booklet, leaflet, rubik yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang meliputi televisi, radio, video, slide dan film serta papan (bilboard) (Notoadmojo, 2003 : 63). E) Kepercayaan Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai arah yang berlagu bagi obyek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu (Saifudin A, 2002 ). 2.1.3.Kriteria Penilaian Pengetahuan Untuk mengukur pengetahuan menggunakan rumus : P
SP x 100 % SM
Keterangan : P
= Nilai pencapaian (%)
SP
= Skor yang didapat
SM
= Skor maximal semua pertanyaan yang di bawah ini dijawab
benar Dalam pemberian skor untuk pertanyaan karakteristik tidak berarti skor, sedangkan jawaban pertanyaan pengetahuan diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan jawaban yang salah diberi skor 0. Berdasarkan hasil pertimbangan kemudian hasilnya di interprestasikan pada kriteria : A).Pengetahuan baik
= 76 – 100%
B).Pengetahuan cukup
= 56 – 75 %
C).Pengetahuan kurang
= 40 – 55 %
D).Pengetahuan tidak baik
= < 40%
(Arikunto, 1998).
6
2.2.Konsep Dasar Imunisasi 2.2.1.Pengertian Imunisasi merupakan suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu (Buku Pegangan Imunisasi Depkes, 1992 : 48). 2.2.2.Dua Jenis Kekebalan Yang Ada Pada Tubuh 2.2.2.1.Kekebalan Aktif Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak terhadap penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama. Kekebalan aktif dibagi dalam 2 kategori : A) Kekebalan aktif alamiah Merupakan kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak dengan sendiri setelah mengalami atau sembuh dari suatu penyakit. B) Kekebalan aktif buatan Merupakan kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi).
7
2.2.2.2.Kekebalan Pasif Kekebalan pasif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak tetapi tidak membuat zat anti bodi sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat pendek, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama. Kekebalan pasif dibagi dalam dua jenis : A) Kekebalan pasif alamiah Merupakan kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya. B) Kekebalan pasif buatan Merupakan kekebalan yang diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak. 2.2.3.Tujuan Dari Pemberian Imunisasi a) Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu b) Mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian (Buku Pegangan Imunisasi Depkes, 1992). 2.2.4.Macam-Macam Imunisasi 2.2.4.1.Vaksin BCG Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC). Vaksin BCG mengandung kuman BCG (Bacilus Calmette Guerin) yang masih hidup (A.H. Markum, 1997 : 15). Pemberian imunisasi BCG sebenarnya dilakukan ketika bayi baru lahir sampai berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0 – 2 bulan. Imunisasi yang diberikan pada usia di atas 2 bulan harus dilakukan tes dengan mauntok terlebih dahulu, untuk mengetahui apakah anak sudah terjangkit penyakit TBC atau tidak. Apabila hasilnya positif (+) tidak perlu diberikan imunisasi. Biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan menderita demam, bila ia demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan keadaan lain. Kekebalan yang diperoleh tindakan mutlak 100%. Efek samping pada dasarnya tidak ada, tetapi reaksi secara normal akan timbul selama 1 minggu, seperti pembengkakan kecil, merah pada tempat penyuntikan yang kemudian akan menjadi pus kecil dengan garis tengah 10 mm. Luka ini akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan perut (scar) bergaris 3- 7 mm. 8
Tidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG, kecuali pada anak yang berpenyakit TBC atau menunjukkan uji mantoux positif. Cara pemberian imunisasi adalah dengan tempat penyuntikan 1/3 bagian lengan kanan atas (inertio musculus deltoideus) dilakukan dengna suntikan di dalam kulit (intra cutan) dengan dosis 0,05 cc. 2.2.4.2.Vaksin DPT (Difteria, Pertitis, Tetanus) Manfaat pemberian informasi ini ialah untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteria, pertusis (batuk rejan) dan tetanus (A.H. Markum, 2002). Difteria adalah suatu penyakit yang bersifat toxin mediated disease dan disebabkan oleh kuman corynebacterivm dipteriae. Termasuk suatu hasil gram positif. Pada dasarnya semua komplikasi difteria, beratnya penyakit dan komplikasi biasanya tergantung dari luasnya kelainan lokal angka kematian difteria masih sangat tinggi dan kelompok usia di bawah lima tahun merupakan kelompok terbesar yang mengalami kematian. Pertusis atau batuk rejan atau batuk seratus hari adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri bordetella pertuses. Pertusis juga merupakan penyakit yang bersifat toxin-medicated dan toksin yang dihasilkan kuman (melekat pada bulu getar saluran nafas atas) akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga menyebabkan gangguan aliran secret saluran pernafasan, dan berpotensi menyebabkan pneumonia. Tetanus adalah suatu penyakit akut yang besifat fatal yang disebabkan oleh oksitosin produksi kuman Clostridium tetanus, kuman tersebut berbentuk batang dan bersifat anaerobik, gram positif yang mampu menghasilkan spora dengan berbentuk drumstick, tetanus selain dapat ditemukan pada anak-anak juga dijumpai kasus tetanus neonatal yang cukup fatal. Komplikasi tetanus yang sering terjadi antara lain : laringospasme, infeksi nosokomial dan preumonia ortotastik. Pada anak besar sering terjadi hiperpireksi yang juga merupakan tanda tetanus berat. Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, sejak bayi berumur 2 – 11 bulan dengan selang waktu antara dua penyuntikan minimal 4 minggu. Imunisasi ulang lainnya
9
diberkan setelah umur 11/2 – 2 tahun. Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5-6 tahun dan diulang lagi pada umur 10 tahun. Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri ditempat suntikan selama 1 – 2 hari. Kekebalan yang diperoleh dari vaksin DPT yaitu : vaksin dipteri 80 – 95%, pertusis 50 – 60%, dan tetanus 90 – 95%. Kadang-kadang terdapat akibat efek samping yang lebih berat, seperti demam tinggi atau kejang, yang biasanya disebabkan oleh vaksin pertusisnya. Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan anakanak yang menderita penyakit kejang, demam kompleks, juga tidak boleh diberikan kepada anak batuk yang diduga mungkin sedang menderita batuk rejan dalam tahap awal atau pada penyakit gangguan kekebalan (defisiensi imunisasi). Juga tidak boleh diberikan bila sakit batuk, pilek, demam atau diare yang sifatnya ringan bukan merupakan indikasi kontra yang mutlak. Pemberian tiga kali dengan dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu secara IM. 2.2.4.3.Vaksin Poliomyelitis Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis. Vaksin polio mempunyai 2 kemasan yaitu vaksin yang mengandung virus polio yang sudah dilemahkan (vaksin salk) dan vaksin yang mengandung virus polio masih hidup yang telah dilemahkan (virus sabin). Imunisasi diberikan sejak anak baru lahir atau beberapa hari dengan interval 4 minggu, pemberian ulangan pada umur 1½ - 2 tahun. Biasanya tidak ada reaksi, namun dapat terjadi berak-berak ringan kekebalan yang akan diperoleh sebesar 95 – 100%. Pada imunisasi polio hampir tidak terdapat efek samping bila ada mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak pada penyakit polio sebenarnya. Pemberian vaksin polio tidak boleh diberikan pada anak dengan diare berat, anak sakit parah dan anak penderita kekebalan. Diberikan dengan cara diteteskan banyak 2 tetes 3 kali pemberian dengan selama 4 minggu. 2.2.4.4.Vaksin Campak 10
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak secara aktif. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang telah dilemahkan. Diberikan pada bayi umur 9 – 11 bulan dengan satu kali pemberian. Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi mungkin terjadi demam ringan dan tampak sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga. Pada hari ke 7 – 8 setelah penyuntikan mungkin pula terdapat pembengkakan pada tempat suntikan, pada tempat suntikan kekebalan yang memperoleh yaitu 96 – 99%. Sangat jarang mungkin dapat terjadi kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10 – 12 setelah penyuntikan. Selain itu dapat terjadi radang otak berupa ensefalitis atau ensepalopati dalam waktu 30 hari setelah imunisasi. Anak yang sakit parah, penderita TBC tanpa pengobatan, difisiensi gizi dalam derajat berat, difisiensi kekebalan, demam yang lebih 38 derajat celcius dan riwayat kejang. Di suntikkan 1/3 bagian lengan atas lengan kiri dengan dosis 0,5 cc. 2.2.4.5.Vaksin hepatitis B Vaksinasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B. Vaksinasi awal, diberkan 3 kali, jarak antara suntikan 1 ke II 1 – 2 bulan, sedangkan suntikan ke III diberikan 6 bulan dari suntikan I, imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah imunisasi dasar. Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan, yang mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau pembengkakan, reaksi ini akan menghilang dalam waktu 2 hari. Reaksi lain yang mungkin terjadi ialah demam ringan. Kekebalan yang diperoleh cukup tinggi, berkisar antara 94 – 96%. Selama pemakaian 10 tahun ini tidak dilaporkan adanya efek samping yang berarti, berbagai suara di masyarakat tentang kemungkinan terjangkit oleh penyakit AIDS akibat pemberian vaksin hepatitis B yang berasal dari plasma. Imunisasi tidak dapat diberkan kepada anak yang menderita sakit berat. Vaksinasi hepatitis B dapat diberikan kepada ibu hamil dengan aman dan tidak akan membayangkan janin. Bahkan akan memberkan perlindungan kepada janin selama dalam kandungan ibu maupun kepada bayi selama beberapa bulan terakhir lahir. 11
Penyuntikan diberikan intra muscular, dilakukan di daerah deltoid atau paha antrolateral dengan dosis Hevac B dewasa 5mg, anak 2,5 mg, hepaccine deweasa 3 mg, anak 1,5 mg, anak 1,5 mg, B hepavac II dewasa 10 mg dan engerix-B dewasa 20 mg, anak 10 mg dan engerix-B dewasa 20 mg, anak 10 mg. 2.2.5.Jadwal Pemberian Imunisasi @@@ Waktu pemberian (umur / bulan)
Imunisasi
0
1
2
3
4
I
II
III
II
III
IV
5
6
7
8
CG
PT
olio
I
ampak
B Unijec Keterangan : BCG diberikan pada umur 0 – 1 bulan DPT diberikan pada umur 2 – 4 bulan Polio diberikan pada umur 0 – 4 bulan Campak diberikan pada umur 9 bulan HB uniject diberikan pada umur 0 bulan Sumber : Buku KIA 2010 2.3.Tujuan Program Imunisasi 2.3.1.Tujuan Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusius), campak (measles), polio dan tuberkulose (Notoadmojo, 1997). 2.3.2.Sasaran a).Bayi di bawah umur 1 tahun (0 – 11 bulan)
12
9
b).Ibu hamil (awal kehamilan – 8 bulan) c).Wanita usia subur (calon mempelai wanita) d).Anak sekolah dasar kelas I dan IV 2.3.3.Pemantauan Pemantauan harus dilakukan oleh semua petugas baik pimpinan program, supervisor dan petugas vaksinasi. Tujuan pemantauan untuk mengetahui : a).Sampai dimana keberhasilan kerja kita b).Mengetahui permasalahan yang ada c).Hal-hal yang perlu dilakukan untuk exercise, perbaiki program d).Bantuan yang diharapkan oleh petugas ditingkat bawah. Hal-hal yang perlu dipantau (dimonitor) : a).Angka drop out b).Pengelola vaksin dan colk chain c).Pengamatan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Dilihat dari waktu, maka pemantauan dapat dilakukan dalam : A) Pemantauan ringan Pemantauan ringan memantaukan hal-hal sebagai berikut : Apakah pelaksanaan memantau sesuai dengan jadwal Apakah vaksin cukup Pengecekan lemari es setiap hari dan catat temperaturnya Melihat apakah suhu lemari es normal Hasil imunisasi dibandingkan dengan sasaran yang telah ditentukan Peralatan yang cukup untuk penyuntikan yang aman dan steril Adakah diantara 6 penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dijumpai dalam B) Pemantauan bulanan Jumlah bayi yang seharusnya diimunisasi setiap bulan : 13
Target 1 bulan =
target bayi 1 tahun 12
Presentasi bayi yang mendapat imunisasi setiap bulan : Jumlah yang menerima (missal DPT) 100 % Target perbulan
Cara menghitung target perbulan dari penduduk : Untuk terget perbulan :
target bayi pertahun 12
Cara untuk memantau cakupan imunisasi dapat dilakukan melalui beberapa cara antara lain : Cakupan dari bulan ke bulan dibandingkan dengan garis target, dapat digambarkan masing-masing bulan atau dengan cara kumulatif Hasil cakupan per triwulan untuk masing-masing desa Untuk mengetahui keberhasilan program dapat dengan melihat hal-hal sebagai berikut : Bila garis pencapaian dalam a tahun terlihat antara 75 % - 100 % dari target, berarti program sangat berhasil Bila garis pencapaian dalam a tahun terlihat antara 50 % - 100 % dari target, berarti program cukup berhasil Bila garis pencapaian dalam a tahun terlihat di bawah 50 % dari terget, berarti program belum berhasil Bila garis pencapaian dalam setahun terlihat di bawah 25% dari terget, berarti program sama sekali tidak berhasil. Untuk tingkat kabupaten dari propinsi, maka penilaian diarahkan pada penduduk tiap kecamatan atau dati II. Disamping itu, pada kedua tingkat ini perlu memperhitungkan pula / memonitoring efisiensi pemakaian vaksin. Rendahnya cakupan imunisasi dapat disebabkan antara lain : Jadwal imunisasi kurang baik 14
Jadwal yang sudah dibuat tidak ditepati Belum adanya sistim pemantauan yang baik Masyarakat belum menyadari pentingnya imunisasi Hal-hal yang dapat meningkatkan cakupan imunisasi antara lain : Jadwal yang baik Jadwal yang sudah dibuat ditepati Adanya sistem pemantauan yang baik Penampilan petugas imunisasi cukup baik (Depkes, 1987) 2.4.Kematian Bayi Angka kematian bayi pada akhir pelita V, masih cukup tinggi yaitu 58 perseribu kelahiran hidup. Sekitar 38 % penyebab kematian bayi adalah akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Angka kematian bayi masih didapatkan sebesar 10,6 per 1000 anak balita. Seperti halnya dengan bayi sekitar 31 % penyebab kematian balita adalah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu, saluran pernafasan, polio dan lain-lain (Depkes RI, 1996). Salah-satu indikator yang penting untuk mengetahui derajat kesehatan di suatu Negara adalah banyaknya bayi (umur 0 – 12 bulan) yang meninggal per 1000 kelahiran hidup yang disebut angka kematian bayi (AKB) (Suratmaja, 1995). Jika imunisasi dilaksanakan dengan baik dan menyeluruh (paling sedikit 80 % balita imunisasi) dengan keefektifan imunisasi mencapai 85 % - 90 %, lebih kurang 115.000 kematian balita dapat dicegah dengan hal ini tentu juga berpengaruh terhadap AKB. Selain bahaya kematian seperti yang telah disebutkan di atas. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI adverse events following immunization) adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi
15
Tidak semua kejadian KIPI disebabkan oleh imunisasi karena sebagian besar ternyata tidak ada hubungannya dengan imunisasi. Oleh karena itu untuk menentukan KIPI diperlukan keterangan-keterangan mengenai : Besar frekuensi kejadian KIPI pada pemberian vaksin tertentu Sifat kelainan tersebut lokal atau sistemik Derajat sakit resipien, apakah memerlukan perawatan, menderita cacat, atau menyebabkan kematian. Apakah penyebab dapat disebabkan, diduga atau tidak terbukti. Apakah dapat disimpulkan bahwa KIPI berhubungan dengan vaksin, kesalahan produksi atau kesalahan prosedur. Penyebab KIPI dibagi menjadi 5 kelompok: Karena kesalah program/teknik pelaksanaan imunisasi Reaksi suntikan Induksi vaksin Faktor kebetulan Penyebab tidak atau belum diketahui Gejala klinis KIPI Jenis vaksin DPT HB kombinasi adalah : Syok anafilaksis Neuritis brakhial Komplikasi akut termasuk kecacatan dan kematian Tindakan yang dilakukan apabila ditemukan gejala KIPI adalah : Rangsang dengan wangian atau dengan bahan yang merangsang Bila belum dapat diatasi dalam waktu 30 menit segera rujuk ke Puskesmas terdekat Beri kompres hangat Jika nyeri mengganggu dapat diberikan paracetamol ½ - 1 tablet 16
Beri Minum hangat (Sumber : Dep.Kes.RI, 2006)
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1.Desain Penelitian Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, yang memungkinkan pemaksimalan kontrol faktor-faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu hasil. Desain penelitian yang di gunakan dalam penlitian ini adalah penelitian yang berbentuk penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif. (Notoatmodjo 2005) 3.2.Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan peneliti, sering kali di katakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan di teliti (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini variabelnya adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi. 3.3.Definisi Operasional Variabel
Definisi
Kriteria
operasional Pengetahuan, Segala sesuatu Baik: 76-100% pemahaman
yang dipahami, Cukup
imunisasi
dimengerti oleh 75% 17
:
56-
Alat ukur
Skala
Quesioner
Ordinal
dan
ibu
tentang Kurang :
penerapan.
imunisasi.
40-55%
Pengertian,
Tidak
baik
:
tujuan manfaat, ≤40% efek
samping (Arikunto,2006)
dan penatalaksanaan. 3.4.Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1Populasi Adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan di teliti (Arikunto, 2006) Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa populasi adalah semua objek yang di amati dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu yang mempunyai bayi umur 0-12 bulan. Dalam penelitian ini populasinya adalah 30 orang. 3.4.2.Sampel Adalah sebagian dari keseluruhan objek yang di teliti dan di anggap mewakili seluruh populasi (Arikunto,2006). Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang / total sampling.(Arikunto,2006) 3.5.Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di lakukan di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo . Waktu penelitian di lakukan pada tanggal 4-14 agustus 2009. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data Dari hasil data dengan menggunakan rekam medik secara deskripif melalui tabel distribusi yang dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase dan narasi. Langkah – langkah pengolahan data sebagai berikut : Editing
18
Proses editing dengan memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan rekam medik ini berarti semua data harus diteliti kelengkapan data yang diberikan. Coding Untuk memudahkan dalam pengolahan data maka untuk setiap jawaban dari kuesioner yang telah disebarkan diberi kode sesuai dengan arakter. Skoring Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap responden atau hasil observasi dapat diberikan skor. Tidak ada pedoman yang baku untuk scoring namun scoring harus diberikan. Tabulating Mentabulasi dengan memuat tabel-tabel sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Tehnik Analisa Data Menurut Arikunto (2006) setelah data terkumpul melalui kuesioner ditabulasi dan dikelompokkan sesuai dengan variable yang diteliti, jawban seluruh responden dari masing-masing dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase. Selain itu juga dilakukan cara pemberian skore dalam penelitian dimana tiap jawaban benar skornya 1 (satu) bila salah nilainya 0 (nol) Cara pemberian skore dalam penelitian ini digunakan rumus:
P= Keterangan P = Prosentase ∑f = Skor yang didapat h = Jumlah pertanyaan Dengan kriteria nilai sebagai berikut: Baik : 76-100% (13-16 jawaban yang benar) Cukup : 56-75% (09-12 jawaban yang benar) Kurang : 40-55% ( 05-08 jawaban yang banar) Tidak baik : ≤40% ( 01-04 jawaban yang benar) ( Arikunto, 2006) 19
Etika Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini terleih dahulu harus mengajukan izin kepada Kepala Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo yang digunakan sebagai tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan kemudian di lakukan penelitian dengan menekankan kepada masalah etika yang meliputi: Informed Concent (Lembar persetujuan menjadi subjek) Lembar persetujuan menjadi subjek akan diedarkan sebelum penelitian di lakukan pada seluruh subjek yang akan di teliti. Hal ini akan dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kesalahpahaman dalam dan sesudah dilakukan penelitian. Jika subjek bersedia di teliti maka subjek harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subjek menolak dijadikan responden maka peneliti tetap menghormati hak-hak subjek. Anomity Demi menjaga kerahasiaan dan identitas subjek, maka peneliti tidak mencantumkan nama subjek pada lembar kuisioner hanya saja lembar tersebut di beri kode nomor tertentu. Confidentiality (Kerahasiaan) Informasi yang telah di kumpulkan subjek di jamin kerahasiaannya oleh peneliti. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian dalam hal ini mencakup kelemahan atau hambatan yang dirasakan dalam penelitian yaitu: Sampel Sampel yang digunakan terbatas sehingga untuk memperoleh hasil penelitian yang akurat belum dapat di capai. Waktu Penelitian Terbatas Waktu penelitian sangat terbatas sehingga hasilnya kurang dari sempurna dan kurang memuaskan. Instrument Pengumpula Data
20
Instrument pengumpulan data memiliki jawaban yang banyak di pengaruhi oleh sikap dan jawaban-jawaban pribadi sehingga hasilnya kurang memuaskan secara kualitatif. Peneliti Peneliti belum memiliki pengalaman dan belum pernah meneliti sehingga hasil penelitian yang di lakukan kurang sempurna. 3.2.Kerangka Kerja Adalah langkah-langkah dalam aktifitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian. Populasi Seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 2 – 11 bulan di Desa Ketapanrame sebanyak 58 Ibu Sampel Sebagian ibu yang mempunyai bayi usia 2 – 11 bulan di Desa Ketapanrame sebanyak 36 Ibu Teknik Sampling Consecutive Sampling Pengumpulan data Melakukan penyebaran kuisioner terhadap responden yang menjadi sampel penelitian Analisa data Uji Chi Square Kesimpulan Bagan 3.2 Kerangka kerja hubungan pengetahuan ibu dengan ketepatan pemberian imunisasi dasar kombinasi pada bayi 2 – 11 bulan
21
3.1
Sampling Desain
3.1.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti (Notoatmojo, 1993). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi umur 2 – 11 bulan baik yang tepat pemberian imunisasi maupun yang tidak tepat pemberian imunisasinya di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto yaitu sebanyak 58 orang. 3.1.2
Sampel Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 1993). Sampel dari penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi umur 2 – 11 bulan baik yang tepat pemberian imunisasi maupun yang tidak tepat pemberian imunisasi yang memenuhi syarat penelitian.
3.1.2.1 Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Ibu yang mempunyai bayi umur 2 – 11 bulan berdomisili di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. 2) Ibu yang bersedia dilakukan penelitian 3) Ibu yang bisa membaca dan menulis 3.1.2.2 Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : 1) Ibu yang tidak mau mengisi kuisioner 2) Ibu yang tidak kooperatif dalam proses pengambilan data 3.1.2.3 Besar sampel
n
N 1 Ne
Keterangan : n=
ukuran sampel
N=
ukuran populasi
e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel : 2%, 5%, 10%. 3.1.3 Sampling
22
Teknik pengambilan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dengan sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau mewakili populasi (Nursalam, 2003 : 96). Dalam penelitian ini menggunakan Non Probability Sampling dengan teknik consecutive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampel kurun waktu tertentu sehingga jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi ( Notoatmodjo, 2005 ). 3.2 Variabel Penelitian Variabel adalah karakteristik yang diamati, yang mempunyai variasi nilai dan merupakan operasional dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau ditentukan tingkatnya (Setiadi, 2007 : 161). Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variable independent dan variable dependent. 3.2.1 Variabel Independent (Variabel Bebas) Variabel independet adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependent. Variabel independent dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang imunisasi. 3.2.2 Variabel Dependent (Variabel Tergantung) Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006 : 3). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB kombinasi I, II, III dengan waktu interval empat minggu. 3.3 Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003 : 104). Adapun perumusan definisi operasional dalam penelitian ini diuraikan dalam tabel berikut ini :
23
Tabel 3.5 Tabel Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB kombinasi Pada Bayi 2-11 bulan No
Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Instrumen
Skala
Skor Dikategorikan
Variabel independent
Segala sesuatu yang
Pengertian imunisasi Kuisioner
Ordinal
Baik =
pengetahuan ibu tentangdiketahui ibu
Tujuan imunisasi
(76% - 100%)
imunisasi DPT HB
Manfaat imunisasi
Cukup =
ombinasi
mempunyai bayi 2 –
11 bulan tentang DPT HB Kombinasi
(56% - 75%)
imunisasi DPT HB
Kurang baik =
kombinasi
Waktu pemberian
imunisasi DPT HB Kombinasi Berapa kali
(< 56%) (Nursalam, 2003 :
pemberian imunisasi DPT HB
124)
Kombinasi
Benar : 1 Reaksi setelah
Salah : 0
pemberian imunisasi DPT HB Pemberian imunisasi Kombinasi waktunya dengan Variabel dependent
interval 4 mingguKunjungan ibu yang mempunyai
ketepatan waktu pemberian
bayi usia
imunisasi DPT HB
DPT HB Kombinasi I umur 2
kombinasi I, II, III dengan interval 4 minggu
2 – 11 bulan
KMS buku KIANominal
Tepat = sesuai jadwal
bulan
Tidak tepat = tidak
DPT HB Kombinasi II umur 3
sesuai jadwal = 0
bulan DPT HB Kombinasi III umur 4 bulan
24
3.4 Pengumpulan Data dan Analisa 3.4.1 Pengumpulan Data 3.4.1.1 Proses Pengumpulan Data Dalam penelitian ini proses pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian kuisioner oleh peneliti kepada responden yang dijadikan sampel penelitian sesuai criteria inklusi dan eksklusif. Sebelum melakukan pengumpulan data, penelitian meminta surat persetujuan penelitian baik dari institusi pendidikan, institusi puskesmas dan institusi desa, kemudian peneliti meminta inform consent (surat persetujuan) kepada responden untuk dijadikan sampel penelitian, apabila responden setuju maka peneliti memberikan kuisioner dan mengobservasi buku register imunisasi. 3.4.1.2 Instrumen Pengumpulan Data Untuk mengukur pengetahuan ibu instrument penelitian yang digunakan adalah kuisioner tertutup dengan jumlah 6 pertanyaan pengetahuan dan responden tinggal memilih pilihan yang telah disediakan. 3.4.1.3 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2010 dan dilakukan di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.
25
3.4.2 Analisa Data 3.4.2.1 Data Pengetahuan Untuk variabel indenpenden (pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 2 – 11 bulan) jumlah skor yang didapat dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan dikalikan 100% dan hasilnya berupa presentasi. Adapun rumus yang digunakan adalah :
N
Sp x 100 % Sm
Keterangan : N = nilai yang di dapat Sp = skor yang didapat Sm = skor maksimal Hasil presentase dari cara pemberian skor dan penilaian untuk setiap variabel independen (pengetahuan) diinterpretasikan secara deskriptif yang menggunakan kriteria kualitatif, yaitu : 1) Baik apabila mempunyai prosentase 76 % - 100 % 2) Cukup apabila mempunyai prosentase 56 % - 75 % 3) Kurang apabila mempunyai prosentase < 56 % (Nursalam, 2003 : 124)
26
3.4.2.2 Data ketepatan pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III Sedangkan untuk variabel dependen (ketepatan pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi) setelah data terkumpul melalui lembar observasi, apabila responden datang ke posyandu untuk melakukan imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III dengan interval 4 minggu maka dikategorikan 1, dan apabila tidak sesuai dengan jadwal pemberian imunisasi maka dikategorikan 0. Langkah selanjutnya adalah analisa data dengan rumus sebagai berikut :
N
x x 100 % y
Keterangan : x = frekuensi responden dengan karakteristik tertentu y = jumlah responden seluruhnya Data hasil prosentase pengolahan kemudian diinterpresentasikan 100 %
: seluruhnya
76 % - 99 %
: hampir seluruhnya
51 % - 75 %
: sebagian besar
50 %
: setengahnya
26 % - 59 %
: hampir setengah
1 % - 25 %
: sebagian kecil
0%
: tidak satupun (Nursalam, 2003 : 133)
3.4.2.3 Data ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2 – 11 bulan ditinjau dari pengetahuan ibu Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel analisa data yang digunakan ada Uji Chi Square dengan nilai kemaknaan 5 %. Adapun rumus dari Uji Chi Square adalah sebagai berikut :
X
( fo fh) fh
27
Fo = frekwensi observasi Fh = frekwensi harapan Dalam proses penghitungan Uji Chi Square, peneliti menggunakan alat bantu software computer. Sedangkan interprestasinya adalah sebagai berikut : Apabila harga X hitung > X tabel, maka keseimbangan adalah Ho ditolak ada hubungan yang signifikan (Oktarina, 2005). 3.4.2.4
Langkah-langkah analisis Pengolahan data dilakukan melalui proses sebagai berikut :
1) Editing Data yang terkumpul diedit dan dikelompokkan sesuai dengan criteria dari variabel. Peneliti melakukan pengecekan kelengkapan data, tulisan pada kuisioner dan lembar observasi. 2) Coding Memberikan kode setiap kriteria dari sub variabel. Memberikan kode pada tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang diteliti dengan tujuan untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa data : a) Data usia Usia < 20 tahun
: Kode 1
Usia 20 tahun sampai 35 tahun
: Kode 2
Usia > 35 tahun
: Kode 3
b) Data Pendidikan Pendidikan SD
: Kode 1
Pendidikan SMP
: Kode 2
Pendidikan SMA
: Kode 3
Pendidikan Perguruan Tinggi
: Kode 4
c) Pekerjaan Tidak bekerja atau IRT
: Kode 1
Petani
: Kode 2
Swasta
: Kode 3 28
PNS
: Kode 4
d) Informasi atau penyuluhan Ya : mendapatkan informasi
: Kode 1
(1) Tenaga kesehatan (2) Media Massa (cetak dan elektronik) (3) Keluarga (4) Tetangga Tidak : Kode 2 e) Paritas 1
: Kode 1
2
: Kode 2
3
: Kode 3
>3
: Kode 4
f) Dukungan Keluarga Ya
: Kode 1
Tidak : Kode 2 3) Scoring : memberikan skor pada masing-masing variabel a) Untuk pengetahuan ibu jawaban yang benar dinilai 1 dan jawaban yang salah dinilai 0. b) Untuk pencapaian ketepatan pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III bila ya dinilai 1 dan bila tidak lengkap dinilai 0.
29
4) Tabulating Kegiatan memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel kemudian diolah dengan bantuan komputer. Data yang diperoleh akan diklasifikasikan dan dianalisis dengan cara prosentase yang artinya data dibagi dalam beberapa kelompok dan diukur dalam prosentase. Hasil scoring akan ditabulasi sesuai variabel yang diteliti. Data yang diperoleh dari dijumlahkan dan dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan kemudian dikalikan 100 dan hasilnya diprosentasekan (Arikunto, 1998). 3.5 Etika Penelitian Sebelum melakukan penelitian peneliti mengajukan ijin kepada institusi pendidikan dalam hal ini adalah prodi DIII Kebidanan Stikes Dian Husada Mojokerto dan pihak institusi Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto, kemudian peneliti melakukan pengumpulan data kepada responden dengan panduan kuisioner yang telah dibuat dan menekankan pada masalah etika yang meliputi : 3.5.1
Informed Consent (Lembar Persetujuan Penelitian) Lembar persetujuan ini diberikan kepada ibu bayi sesaat sebelum responden diberkan kuisioner. Jika ibu bayi bersedia diteliti, maka diminta untuk tanda tangan di lembar persetujuan tersebut, tetapi jika tidak bersedia maka peneliti menghormati hak ibu bayi.
30
3.5.2 Anonymity (Tanpa Nama) Kerahasiaan identitas tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpul data, yang diisi pada lembar tersebut dan hanya diberi kode tertentu.
31
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Komunitas Umum Puskesmas Teling Atas merupakan salah satu UPT Dinas Kesehatan Kota Manado yang berkewajiban meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kecamatan Wanea yang merupakan wilayah kerjanya. Puskesmas Teling Atas memiliki visi “Kecamatan Wanea Sehat Menuju Kota Model Ekowisata”. Kecamatan Wanea Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya. 4.2 Data Geografis Puskesmas Teling Atas mencakup sebagian kelurahan yang termasuk dalam wilayah kecamatan Wanea dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kecamatan Wenang
Sebelah Selatan
: Kecamatan Pineleng
Sebelah Barat
: Kecamatan Sario
Sebelah Timur
: Kecamatan Tikala
Puskesmas Teling Atas kecamatan Wanea mempunyai 4 wilayah kerja yang terdiri dari : 1. Kelurahan Teling Atas 2. Kelurahan Tingkulu 3. Kelurahan Wanea 4. Kelurahan Tanjung Batu Adapun luas kecamatan Wanea 313,9 km2 yang umumnya terdiri dari dataran rendah, dengan transport antara kelurahan dapat dicapai melalui jalan darat. 4.3 Data Kesehatan Masyarakat 32
Kependudukan Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Teling Atas pada akhir tahun 2013 berjumlah 30.240 jiwa dengan jumlah rumah tangga 8.106 dimana kelurahan Teling Atas merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk terbanyak berjumlah 13.682 orang dan kelurahan Tanjung Batu dengan jumlah penduduk paling sedikit berjumlah 4.256 orang. Rata-rata jiwa per rumah tangga adalah 3 orang. Pendidikan Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh penduduk di wilayah kerja Puskesmas Teling Atas yaitu sekolah menengah kejuruan Sosio-Ekonomi Pada tahun 2013 terdapat 4.746 jumlah jiwa miskin dengan 4.746 jiwa miskin yang mendapat kartu miskin diantaranya jamkesmas dan jamkesda. Sumber Daya Kesehatan Pada tahun 2013 Puskesmas Teling Atas memiliki tenaga kerja sebanyak 40 orang diantaranya 6 orang tenaga medis, 5 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi. Perawat dan bidan berjumlah 23 orang, farmasi berjumlah 3 orang, tenaga gigi berjumlah 1 orang, sanitasi 1 orang, dan kesmas 1 orang. Staf lainnya adalah pekarya, tata usaha, dan tenaga lainnya. Pada tahun 2013 di kecamatan wilayah kerja Puskesmas Teling Atas terdapat beberapa sarana dasar untuk pelayanan kesehatan seperti: 1. Puskesmas
: 1 buah
2. Puskesmas Pembantu
: 2 buah
3. Praktek dokter gigi
: 1 buah
4. Praktek dokter swasta
: 32 orang
5. Sekolah Kesehatan
: 2 buah
6. Laboratorium Kesehatan : 1 buah 7. Apotik
: 3 buah
8. Klinik Bersalin
: 1 buah
33
4.4 Pembahasan Merupakan kelanjutan dari bab yang sebelumnya, dan hal ini akan membahas tentang hasil analisa data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto pada tanggal 131 Desember 2010. 4.4.1 Pengetahuan Ibu Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu setengah dari ibu bayi berpengetahuan baik yaitu 18 orang (50 %) dan hampir setengah berpengetahuan cukup yaitu 11 orang (30 %) dan sebagian kurang yaitu 7 orang (19,4 %). Di tinjau dari karakteristik tingkat pendidikan ibu bayi menunjukkan bahwa sebagian ibu bayi berpendidikan SMA yaitu sebanyak 25 orang (69,5%) dan sebagian kecil berpendidikan dasar sebanyak 2 orang ( 5,6 % ). Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini adalah setelah orang melakukan pengindraan obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia melalui mata dan telinga ( Notoadmodjo, 2005 ) “Ilmu pengetahuan merupakan suatu wahana untuk mendasari seseorang berfikir tingkatannya tergantung dari ilmu pengetahuan atau dasar pendidikan orang tersebut untuk memperoleh pengetahuan dapat melalui bangku sekolah maupun lingkungannya” (Notoadmodjo : 2005: 34). Tidak semua berpendidikan tinggi mempengaruhi perilaku seseorang. Ketakutan dan kecemasan juga mempengaruhi perilaku seseorang akan bertindak melakukan sesuatu. Jadi dalam hal ini, pengetahuan ibu sangat berbeda-beda dan sangat dipengaruhi banyak faktor, sehingga pengetahuan yang dimiliki ibu akan dapat berpengaruh terhadap prilaku ibu itu sendiri. Maka untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi bayi, diperlukan kerja sama antara petugas kesehatan (bidan) bersama dengan tokoh masyarakat dapat memberikan pendidikan kesehatan (konseling) kesehatan dan melakukan penyuluhan tentang ketepatan waktu, pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan.
34
4.4.2 Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa setengah dari ibu bayi yang memberikan imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III yang tidak tepat sebanyak 18 ibu bayi (50 %) dan setengah dari ibu bayi yang tepat pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III sebanyak 18 ibu bayi (50 %). Ketepatan adalah kepatuhan untuk mentaati suatu yang sudah diatur atau kebiasaan (rutinitas) melakukan suatu yang sudah diatur (Wikiped Indonesian Ensiklopedia Berbahasa Indonesia). Imunisasi DPT HB Kombinasi ini diberikan 3 kali sejak bayi berusia 2 bulan dengan selang waktu antara penyuntikan I, II, III minimal 4 minggu. Dengan selang waktu tersebut vaksin HB dapat bekerja dengan efektif dan perlindungan yang diberikan bisa mencapai maksimal, sehingga dapat mengurangi terjadi diphteria, pertusis, tetanus dan hepatitis B (IKA FKUI, 1985). Pada ibu yang memberikan imunisasi DPT HB Kombinasi secara tepat pada bayinya didapatkan alasan agar bayinya tetap sehat juga karena anjuran dari petugas kesehatan atau bidan untuk datang tepat waktu pemberian imunisasi ulang, ketidak tepatan waktu pemberianimunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III dapat terjadi di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas masih rendah dengan target 100 % dan tercapai 50%, karena berbagai sebab antara lain, karena ibu bekerja pengasuh pengganti ibu enggan membawa bayi ke Posyandu, sebab- sebab lain yaitu bayi sakit sehingga pemberian imunisasi ulang menjadi mundur dan tidak tepat, juga disebabkan karena ibu tidak tahu jadwal kegiatan Posyandu.
4.4.3 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dengan Ketepatan Waktu Pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III pada bayi Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa setengah dari ibu bayi18 (50%) berpengetahuan baik dan tepat dalam pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi dan hampir setengah ibu bayi 11 (30,5%) berpengetahuan cukup dan tepat dalam pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi dan sebagian kecil ibu bayi berpengetahuan kurang 7 35
( 19,4 % ) dan tepat dalam memberikan Imunisasi DPT HB Kombinasi. Pengetahuan atau kognitif merupakan Domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang ( over behavior ), karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan ( Notoadmodjo, 1997 ) Dengan pengetahuan yang baik tentang imunisasi DPT HB Kombinasi akan mendorong ibu untuk memberikan imunisasi tersebut dengan tepat waktu dengan interval waktu pemberiannya sesuai sehingga tercapai target imunisasi DPT HB Kombinasi. Dari hasil Uji Statistik Chi-Square di dapatkan nilai x 2 hitung < x2 tabel, maka H0 diterima yang artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 0-11 bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.
36
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan dengan ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto dapat disimpulkan : 5.1.1 Dari hasil penelitian didapatkan setengah dari ibu bayi berpengetahuan baik yaitu 18 ibu bayi (50 %) dan hampir setengah ibu bayi berpengetahuan cukup yaitu 11 ibu bayi (30 %) dan sebagian kecil berpengetahuan kurang yaitu 7 ibu bayi (19,4 %). 5.1.2 Dari hasil penelitian didapatkan setengah dari ibu bayi yang memberikan imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III yang tidak tepat sebanyak 18 ibu bayi ( 50 % ) dan yang tepat sebanyak 18 ibu bayi ( 50 % ). 5.1.3 Dari hasil Uji Statistik Chi-Square di dapatkan nilai x 2 hitung 0,24, sedangkan nilai x2 tabel 2 dengan nilai x2 hitung < x2 tabel, maka H0 diterima yang artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.
37
5.2 Saran 5.2.1 Bagi Peneliti Diharapkan untuk memperbanyak wawasan tentang imunisasi agar peneliti selanjutnya lebih dikembangkan lagi sehingga lebih baik dan sempurna. 5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dengan memberikan masukan tentang hasil pelaksanaan penelitian ini dapat digunakan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya. 5.2.3 Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan bagi petugas kesehatan khususnya bidan lebih meningkatkan pengetahuan ibu dengan memberi penyuluhan tentang manfaat dan efek samping dari imunisasi pada bayinya agar lebih mengerti dan memahami sehingga ibu tidak enggan membawa bayinya pergi ke Posyandu atau Pukesmas. 5.2.4 Bagi Ibu bayi Diharapkan bagi masyarakat khususnya ibu bayi usia 2-11 bulan untuk lebih mengerti tentang hubungan antara pengetahuan ibu dengan ketepatan pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III.
38
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Departemen Kesehatan RI. 2006. Buku Panduan Imunisasi Departemen Kesehatan RI. 1992. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Pertemuan Kepala Puskesmas Kota Surabaya. htm Markum, A.H. 2002. buku Pelayanan Immunisasi EGC Notoatmodjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Oktarina. 2005. SPSS 13.0 Untuk Orang Awam. Bandung : Alfabeta Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu Departemen Kesehatan RI. 2005. Survei Kesehatan Rumah Tangga Suraatmadja. 1995. Imunisasi. Arcan : Jakarta
39
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Ibu Di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Mojokerto Dengan hormat, Yang
bertanda
tangan
di
bawah
ini
,
mahasiswa
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Program Studi D-Ill Kebidanan Program Khusus di Mojokerto. Nama
:
NIM
: Bersama ini kami mengajukan permohonan kepada ibu untuk menjadi
responden dalam penelitian berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Pada Bayi 2-I I Bulan ibu di posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Jawaban ibu kami jamin kerahasiaannya, oleh karena itu kami harap ibu memberikan jawaban sesuai dengan kehendak. Atas perhatian dan kerjasama untuk menjadi responden, kami mengucapkan terima kasih. Mojokerto, 20 Desember 2010 Penulis
40
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan dibawah ini Responden: Umur
: …………………………………….. ……………………………………..
Alamat
: …………………………………….. …………………………………….. Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini saya menyatakan tidak
keberatan untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Pada Bayi Usia 2-II bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Demikian peryataan ini saya buat, tanpa ada paksaan dan tekanan dari penulis. Mojokerto, 20 Desember 2010
41
KUESIONER Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Di Puskesmas Batang Beruh Nama
:
Nomor
:
Petunjuk pengisian Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda huruf pada kotak di sebelah jawaban yang anda pilih. I. Karakteristik responden 1) Usia a. < 20 tahun b. 20 – 35 tahun c. > 35 tahun 2) Pendidikan a. Dasar (SD, SMP) b. Menengah (SMA atau sederajat) c. Tinggi (Diploma dan Sarjana) 3) Pekerjaan a. Tidak Bekerja atau IRT b. Petani atau Buruh c. Wiraswasta / swasta d. PNS 4) Berapakan jumlah anak ibu?
42
5) Pernahkan ibu mendapat penyuluhan tentang imunisasi? a. Ya b. Tidak 6) Apakah keluarga ibu mendukung jika bayi ibu dilakukan imunisasi? a. Ya b. Tidak II.
Pertanyaan Variabel Pengetahuan 1) Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada bayi agar terhindar dari penyakit disebut…. a. Imunisasi b. Imun c. Posyandu 2) Tujuan dari imunisasi adalah………. a. Mencegah penyakit tertentu pada seseorang b. Menambah penyakit tertentu pada seseorang c. Memberikan penyakit tertentu pada seseorang 3) Manfaat dari pemberian imunisasi DPT HB adalah memberikan pada penyakit……….. a. TBC b. Campak c. Diptheri, Pertusis, Tetanus, dan Hepatitis 4) Imunisasi DPT HB sebaiknya diberikan pada bayi berusia…. a. 0-7 hari b. 2-11 bulan c. 9-11 bulan
43
5) Imunisasi DPT HB sebaiknya diberikan pada bayi sebanyak…. a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali 6) Setelah diberikan imunisasi DPT HB pada bayi, biasanya akan timbul….. a. Panas b. Borok c. Diare
44
ABSTRAK Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi Pada Bayu 2 – 11 Bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto Oleh : xxxxxxx Pengetahuan dasar dalam pemberian imunisasi dapat membantu seorang ibu untuk mengetahui apa yang harus dilakukan. Dengan pengetahuan yang dimiliki ibu tentang ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan akan membuat vaksin bekerja secara Efektif dan perlindungan yang diberikan bisa mencapai maksimal dan pemberian imunisasinya bisa tepat waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu dengan ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan di posyandu desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini Analitik yaitu suatu penelitian yang menyelidiki hubungan sebab akibat antara variabel independent dan variabel dependent. Populasi penelitian adalah ibu yang mempunyai bayi usia 2-11 bulan di Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Besar sampel sebanyak 36 ibu bayi. Tehnik sampel yang digunakan adalah Teknik Sampling Consucutive. Variabel yang diteliti yaitu pengetahuan ibu sebagai variabel independent dan ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan sebagai variable dependen. Data dikumpulkan dari ibu bayi digunakan instrument kuesioner. Kemudian dianalisa dengan Uji statistic chi Square (x2) dengan menentukan tingkat signifikan yang sesuai 0,01 atau 0,05. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa setengah dari ibu bayi 18 (50%) tepat dalam pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi dan setengah dari ibu bayi 45
18 (50%) tidak tepat dalam pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi. Hasil uji square didapatkan nilai x2 hitung 0,24 sedangkan nilai x2 tabel 2 dengan nilai x2 hitung < x2 tabel hitung, maka H0 : diterima artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dan ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT HB Kombinasi sangat berbeda-beda dan sangat dipengaruhi oleh banyak factor. Dengan pengetahuan ibu yang dimiliki diharapkan berpengaruh baik terhadap ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi usia 2-11 bulan. Kata kunci : Pengetahuan ibu, ketepatan waktu pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi.
vi
46
DAFTAR ISI Halaman Lembar Persetujuan............................................................................................................i Lembar Pengesahan..........................................................................................................ii Lembar Pernyataan..........................................................................................................iii Motto
....................................................................................................................iv
Kata Pengantar..................................................................................................................v Abstrak
vi
Daftar Isi
vii
Daftar Tabel ix Daftar Gambar...................................................................................................................x Daftar Lampiran...............................................................................................................xi Bab 1
Pendahuluan.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4 1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................4 1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................................4 Bab 2
Tinjauan Pustaka..........................................................................................6
2.1
Konsep Dasar Pengetahuan....................................................................6
2.2
Konsep Dasar Imunisasi......................................................................13
2.3
Tujuan Program Imunisasi...................................................................23
2.4
Kematian Bayi.....................................................................................27
2.5
Kerangka Konseptual...........................................................................30
2.6
Hipotesis Penelitian.............................................................................30 Bab 3
Metode Penelitian......................................................................................31
3.1
Desain Penelitian.................................................................................31
3.2
Kerangka Kerja....................................................................................31
3.3
Sampling Desain..................................................................................32
3.4
Variabel Penelitian...............................................................................34
3.5
Definisi Operasional............................................................................35
3.6
Pengumpulan Data dan Analisa...........................................................37 vii 47
3.7
Etika Penelitian....................................................................................43 Bab 4
Hasil dan Pembahasan...............................................................................45
4.1
Gambar Lokasi Penelitian...................................................................45
4.2
Hasil Penelitian...................................................................................45
4.3
Pembahasan........................................................................................52 Bab 5
Kesimpulan dan Saran...............................................................................56
5.1 Kesimpulan 56 5.2 Saran
57
Daftar Pustaka Lembar konsultasi
viii DAFTAR TABEL
48
Tabel 3.5
Tabel Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi Pada Bayi 2 – 11 Bulan
Tabel 4.2
35
Distribusi frekuensi ibu bayi menurut umur ibu di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas pada bulan Desember 2010..............................................................
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas pada bulan Desember 2010..............................................................
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas....................................................................................
Tabel 4.5
Karakteristik memperoleh informasi tentang ketepatan pemberian imunisasi DPT HB Kombinasi pada bayi 2-11 bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto................................................
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Sumber Informasi di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas..........................................................................................................
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi paritas ibu bayi di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas.
Tabel 4.8
47
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga ibu bayi di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas....................................................................................
Tabel 4.9
Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi ibu bayi di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas bulan Desember 2010......................
Tabel 4.10 Distribusi Ketepetan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III responden di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas pada bulan Desember 201048 Tabel 4.11 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi I, II, III responden di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas pada bulan Desember 2010.......................................
ix DAFTAR GAMBAR
49
Halaman Gambar 2.5
Kerangka Konseptual.........................................................................
Gambar 3.2
Kerangka Kerja..................................................................................
x
50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2
Surat Pernyataan Menjadi Responden
Lampiran 3
Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian
Lampiran 4
Kuesioner
Lampiran 5 Surat Penghadapan Kepada Kepala Desa Lampiran 6 Surat Keterangan dari Kesbang Lampiran 7 Tabulasi Data Lampiran 8 Langkah-langkah Uji Chi-Square
xi51
MOTTO Agar
dapat
seseorang, kerja,
isilah
hatinya
pikirannya
membahagiakan tangannya
dengan
dengan
kasih
tujuan,
dengan sayang,
ingatannya
dengan ilmu yang bermanfaat, masa depannya dengan harapan dan perutnya dengan makanan. (Frederick E. Crane) Karya Tulis Ilmiah ini Kupersembahkan : Allah SWT atas segala limpahan dan karunianya, Suami,
Putra-putriku
tercinta,
Dosen
Pembimbing, Rekan-rekanku, yang mau merelakan waktu untuk ikut Berkorban demi terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini.
52 ix
Oleh
LEMBAR PERSETUJUAN : : :
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan
Ketepatan Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi pada Bayi 2-11 Bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto. Karya Tulis ini telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada tanggal
Oleh Pembimbing I
Pembimbing II
xxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxx
NPP : 111111111111
NPP : 222222222222
Mengetahui xxxxxxxxxxcxzvdagdfbbgfb Ketua
fawgfghrtsyuthngfn NPP. 33333333333
53
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang Proposal / KTI di !@#$% $&*^%&^)&)&*)(*())&*() Mojokerto pada tanggal……………
Pembimbing I
Pembimbing II
##################
###########
NPP : 444444444
Ketua Program Studi
$$$$$$$$$$$$$$$ NPP : 555555555
54
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
:
NIM
:
Tempat Tanggal Lahir
:
Menyatakan bahwa KTI yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dengan Ketepatan Waktu Pemberian Imunisasi DPT HB Kombinasi pada Bayi 2-11 Bulan di Posyandu Desa Ketapanrame Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto adalah bukan KTI orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Demikian surat pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademis.
Mojokerto, zzzzzzzzzzzzz
NIM. @!$@#%$#^$*^&
55
56