Tugas M3 KB3.2: Teori Belajar Konstruktivistik - JAWABAN Tugas M3 KB3.2: Teori Belajar Konstruktivistik Coba tuliskan strategi dan langkah-langkah pembelajaran yang dapat bapak/ibu lakukan…Full description
Tugas M3 KB3.2: Teori Belajar Konstruktivistik - JAWABAN Tugas M3 KB3.2: Teori Belajar Konstruktivistik Coba tuliskan strategi dan langkah-langkah pembelajaran yang dapat bapak/ibu lakukan…Deskripsi lengkap
Full description
kontruktivismeDeskripsi lengkap
Tugas DAR1 PPG DALJAB 2018Full description
Deskripsi lengkap
Tugas M3 KB4 Teori Belajar HumanistikFull description
TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK DAN TEORI BELAJAR HUMANISTIK PENULIS : IRFAN SIDIQ FAK/ JUR : FKIP / PENJASKESREK KELAS : 3.F
UNIVERSITAS ISLAM ‘45 BEKASI
2012
Teori Belajar Konstruktivistik Pandangannya: Belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh si pebelajar itu sendiri. Glaserfeld, Bettencourt (1989) dan Matthews (1994): pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan hasil konstruksi orang itu sendiri.
Teori Belajar Konstruktivistik Pandangannya: (1971): pengetahuan merupakan Piaget ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalamannya dan prosesnya terus menerus dan setiap kali terjadi rekonstruksi karena adanya pemahaman yang baru. Lorsbach dan Tobin (1992): pengetahuan ada dalam diri seseorang yang mengetahui, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang kepada yang lain.
Ciri belajar Konstruktivistik (Driver dan Oldham, 1994) Orientasi, siswa diberi motivasi untuk mempelajari sesuatu dengan melakukan observasi. Elisitasi, siswa mengungkapkan ide dengan berdiskusi, menulis dan membuat poster. Restrukturisasi ide: klarifikasi ide dengan ide orang lain, membangun ide, mengevaluasi ide baru.
Ciri belajar Konstruktivistik (Driver dan Oldham, 1994) Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi: pengaplikasian ide dalam bermacam-macam situasi Review: revisi terhadap pengaplikasian pengetahuan dan gagasan
Peran Guru Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab. Menyediakan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka mengekspresikan gagasannya. Memonitor: mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa berjalan atau tidak.
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Evaluasi Aliran Konstruktivistik Diarahkan pada tugas-tugas autentik. Mengkonstruksi pengetahuan yang menggambarkan proses berpikir yang lebih tinggi. Mengkonstruksi pengalaman siswa Evaluasi diarahkan pada konteks yang luas dengan berbagai perpektif.
Perbedaan pembelajaran Tradisional dan Konstruktivitis 1. Kurik Kurikulu ulum m disaj disajika ikan n dari dari bagian ke keseluruhan 2. Pe Pembe mbelaj lajar aran an sangat sangat taat taat pada kurikulum yang ditetapkan 3. Kegia egiata tan n bany banyak ak mengandalkan pada buku teks 4. Sis Siswa wa dipa dipanda ndang ng sebag sebagai ai kertas kosong 5. Pe Penil nilaia aian n hasil hasil belaja belajarr merupakan bagian dari pembelajaran 6. Sis Siswa wa bela belajar jar denga dengan n cara cara sendiri
1. Kurik Kurikulu ulum m disaji disajikan kan dari dari keseluruhan ke bagian 2. Pe Pembe mbelajar lajaran an lebih lebih mengharg menghargai ai pada munculnya pertanyaan dan ide siswa 3. Kegiat egiatan an leb lebih ih bany banyak ak mengandalkan pada sumbersumber dan manipulasi bahan 4. Siswa Siswa dipandang dipandang sebagai sebagai pemikir pemikir 5. Pe Pengu ngukur kuran an hasil hasil belaja belajarr merupakan kesatuan dari kegiatan pembelajaran 6. Sis Siswa wa bel belaja ajarr dengan dengan car cara a kelompok.
Teori Belajar Humanistik Pandangannya: Proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia. Pakar teori humanistik yaitu Bloom dan Krathwohl, Kolb, Honey, Mumford, Hubermas dan Carl Rogers.
Bloom dan Krathwohl Pandangannya: Apa yang mungkin dikuasai siswa mencakup tiga kawasan, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Kolb Kolb membagi tahapan belajar menjadi empat, yaitu: 1. Peng Pengal alam aman an kongkret
-
2. Pengamatan aktif dan reflektif 3. Konseptualisasi 4. Eksperimentasi aktif
-
-
Siswa hanya mampu sekedar ikut mengalami suatu kejadian Siswa belum mengerti mengapa sesuatu terjadi seperti itu Siswa secara bertahap mampu mengadakan pengamatan dan berusaha memikirkan dan memahaminya Siswa belajar membuat abstraksi atau teori dari yang diamatinya Siswa mampu mengaplikasikan suatu aturan ke situasi baru.
Honey dan Mumford Menggolongkan siswa menjadi empat tipe: 1. Sisw iswa tip tipe e aktivis 2. Siswa tipe reflektor 3. Siswa tipe teoris
4. Siswa tipe pragmatis
-
Melibatkan diri dalam pengalaman baru Cenderung berpikiran terbuka Mudah diajak berdialog dan mudah percaya Hati-hati dalam mengambil keputusan Konservatif Sangat kritis Senang menganalisis dan tidak suka pendapat dan penilaian yang subjektif Berpikir rasional Tidak menyukai hal-hal yang sifatnya spekulatif. Perhatiannya besar pada sesuatu yang praktis Tidak suka bertele-tele bertele-tele Sesuatu dipandang baik dan ada gunanya jika dapat dipraktikkan
Habernas Membagi tiga tipe belajar: 1. Technic echnical al learning (belajar teknis
Siswa belajar berinteraksi dengan alam sekelilingnya dan berusaha menguasai dan mengelola dengan keterampilan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkannya Siswa belajar berinteraksi dengan orangorang di sekelilingnya, tapi tidak berhenti sampai memahami saja Siswa berusaha mencapai pemahaman dan kesadaran yang sebaik mungkin tentang transformasi kultur dari suatu lingkungan.
Carl Rogers Pandangannya: Siswa yang belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas, siswa diharapkan dapat mengambil keputusannya sendiri dan berani bertanggung jawab. Carl Rogers mengemukakan lima hal penting dalam belajar: hasrat untuk belajar, belajar bermakna, belajar tanpa hukuman, belajar dengan inisiatif sendiri, belajar dan perubahan.
Abraham Maslow Pandangannya: Teori kebutuhan bahwa kebutuhan pada diri manusia selalu menuntut pemenuhan mulai dari kebutuhan paling mendasar sampai kebutuhan paling tinggi. Tahapan kebutuhannya: 1. Physiological needs 2. Safety/secu Safety/security rity needs 3. Social needs 4. Esteem needs 5. Self actualization needs