BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Defi Defin nisi isi Sepsis bakterial bakterial pada neonatus adalah sindrom klinis dengan gejala infeksi infeksi sistemik sistemik dan diikuti dengan bakteremia pada bulan pertama kehidupan.
15
Dalam sepuluh tahun
terakhir terdapat beberapa perkembangan baru mengenai definisi sepsis. Salah satunya menu menuru rutt The Internation International al Sepsis Definition Definition Conferen Conferences ces (ISDC, (ISDC,200 2001), 1), sepsis adalah sindrom klinis dengan adanya Systemic Systemic Inflammatory Inflammatory Response Syndrome Syndrome (SIRS) dan infeksi. Sepsis merupakan suatu proses berkelanjutan mulai dari infeksi, SIRS, sepsis, sepsis berat, renjatan/syok septik, disfungsi multiorgan, dan akhirnya kematian.
B. Etio Etiolo logi gi
Pola mikroorganisme penyebab sepsis berubah dari aktu ke aktu dan berbeda setiap negara dan tempat peraatan, selain itu juga sangat berhubungan erat dengan umur dan status imunitas anak. Pada masa neonatus, kuman tersering penyebba sepsis adalah E. coli, Staphylococcs ares, Streptococcs !rp " . Sedangkan pada anak yang lebih besar sepsis banyak disebabkan oleh kuman Stap Staphy hylo loco cocc ccs s
pne pnemo moni nia, a,
#aem #aemop ophy hyll lls s
infl infle en$ n$a a
tipe tipe
%,
&eis &eisse seri ria a
'enin!itidins, Salmonella dan Streptococcs Streptococcs spp. spp.
!enuru !enurutt studi studi Rismala Rismala Dei Dei menunj menunjukk ukkan an baha baha kuman kuman penyebab penyebab sepsis sepsis terbany terbanyak ak di PI"# PI"# RS"! RS"! adalah adalah lesiella pnemoniae (2*+), Serratia marcescens (1+), dan %r-holderia dan %r-holderia cepacia (1+). Sea!ian esar -man yan! ditem-an adalah -man !ram ne!atie. $asil penelitiannya menunjukkan baha bakteri %ram negati&e menyebab menyebabkan kan lebih lebih dari dari 5'( dari dari seluruh seluruh kasus kasus bakter bakteremi emiaa pada pada anak, anak, dengan dengan lesiella pnemoniae sebagai pnemoniae sebagai penyebab terbanyak. Pada Pada peneli penelitia tian n Rismala Rismala Dei Ditemu Ditemukan kan pula pula hasil hasil kultur kultur berupa berupa jamur jamur,, termasuk didalamnya adalah "andida sp. )olonisasi "andida sp. Dapat ditemukan pada pasien PI"# seperti dilaporkan oleh Sin!hi et al . baha pasien dengan kondisi kritis dan status imunokompromais merupakan target infeksi oportunistik "andida sp. !ekanisme pertahanan lokal berupa keasaman lambung, peristaltik, sekresi substansi antibakteri, dan flora endogen mengalami perubahan pada pasien kritis sehingga terjadi kolonisasi dan pertumbuhan berlebihan "andida sp. Pada pasien sepsis, penggunaan penggunaan antibiotik spektrum
2
luas luas meneka menekan n flora flora norma normall gastro gastrointe intesti stinal nal dan papara paparan n kortik kortikost ostero eroid id dosis dosis tinggi tinggi membuka membuka jalan untuk untuk proliferas proliferasii "andida "andida sp. Sehingga Sehingga menyebabk menyebabkan an perkembanga perkembangan n yang berlebihan. !enurut Singhi et al, insidens kolonisasi "andida sp. sangat tinggi pada pasien PI"# yang diraat lebih dari 5 hari. Sebagian besar kolonisasi tersebut berhubungan dengan ragi ragi yang dibaa oleh tenaga medis. Selain bakteri, ilmuan !arshall dan *aneja menyebutkan baha &irus pernah diisolasikan dari penderita sepsis dengan gejala mirip dengan sepsis yang disebabkan oleh infeksi kuman gram negati&e penting pula untuk diketahui baha dahulu para ilmuan memper+ayai baha sepsis selalu disertai dengan bakteriemia, oleh karenya sering sering kita kita dengar dengar istilah istilah septi+ septi+emi emia, a, namun namun penelit penelitian ian multise multisente nterr akhir akhirak akhir hir ini menemu menemukan kan baha baha bakter bakterimi imiaa hanya hanya terjad terjadii pada pada sebagi sebagian an ke+il ke+il pasien pasien denga dengan n gambaran klinis sepsis, dikatakan hanya -( yang terbukti adanya infeksi pada aliran darahnya.1
C. Klasifikasi erdasarkan aktu terjadinya, sepsis neonatorum dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk yaitu sepsis neonatorum aitan dini 0 early/onset neonatal sepsis neonatal sepsis dan sepsis neonatorum aitan lambat 0late/onset 0 late/onset neonatal sepsis. sepsis. Sepsis aitan dini 0S2D merupakan infeksi perinatal yang terjadi segera dalam periode postnatal 0kurang dari 3 jam dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran atau in utero. Di negara maju, kuman tersering yang ditemukan pada kasus S2D adalah Strepto-o-s rp % % 0S% 406'( 406'( kasus7, kasus7, Escherichia coli, coli, #aemophils inflen$a, inflen$a , dan isteria monocyto!enes monocyto!enes,, sedang sedangkan kan di negara negara berkembang termasuk Indonesia, mikroorganisme penyebabnya adalah batang %ramnegatif.
13,18
Sepsis neonatorum aitan
dini memiliki kekerapan -,5 kasus per 1''' kelahiran hidup dengan angka mortalitas sebesar 155'(. Sepsis aitan lambat 0S29 merupakan infeksi postnatal 0lebih dari 3 jam yang dipero diperoleh leh dari dari lingku lingkunga ngan n sekita sekitarr atau atau rumah rumah sakit sakit 0infek 0infeksi si nosoko nosokomia mial. l.
',1
Proses
infeks infeksii pasien pasien sema+am sema+am ini disebu disebutt juga juga infeks infeksii dengan dengan transm transmisi isi hori:o hori:onta ntal. l. 2ngka 2ngka mortalitas S29 lebih rendah daripada S2D yaitu kirakira 1''(. Di negara maju, Coa!lase/ne!atie Staphilococci 0Co&S dan dan Candida alicans alicans merupakan penyebab utama S29, sedangkan di negara berkembang didominasi oleh mikroorganisme batang %ram negatif 0 E. coli, coli, lesiella, lesiella, dan sedomonas dan sedomonas aer!inosa. aer!inosa.
*abel *abel di baah baah ini men+ob men+obaa mengga menggamb mbark arkan an klasif klasifikas ikasii sepsis sepsis berdasarkan aitan dan sumber infeksi.
3
*abel 1. )lasifikasi sepsis berdasarkan aitan dan sumber infeksi
'
Dini
Lambat
Awitan
;3 jam
3 jam
Sumbe infeksi
9ingkungan 0nosokomial
Sumber= !upanemunda R$, >atkinson !.. )ey topi+s in ?eonatology 1@@@A 16-B.
Di negara berkembang pembagian S2D dan S29 tidak jelas karena sebagian besar bayi tidak dilahirkan di rumah sakit. Cleh karena itu, penyebab infeksi tidak dapat diketahui apakah berasal dari jalan lahir 0S2D atau diperoleh dari lingkungan sekitar 0S29.
D. Etiologi
erb erbag agai ai ma+am ma+am kuma kuman n sepe sepert rtii bakt bakter eri, i, &iru &irus, s, para parasi sit, t, atau atau jamur jamur dapa dapatt menyebabkan infeksi berat yang mengarah pada terjadinya sepsis. Dalam kajian ini, kami hanya membahas sepsis yang disebabkan oleh bakteri. Pola kuman penyebab sepsis pun berbedabeda antar negara dan selalu berubah dari aktu ke aktu. ahkan di negara berkembang sendiri ditemukan perbedaan pola kuman, alaupun bakteri %ramnegatif ratarata menjadi pen yebab utama dari sepsis neonatorum.
-
Perbedaan pola kuman penyebab sepsis antar negara berkembang telah diteliti oleh 3orld #ealth 4r!ani$ation 5on! Infants Stdy rop pada tahun 1@@@ di empat negara berkembang yaitu thiopia, Philipina, P hilipina, Papua ?e %uinea dan %ambia. Penelitian tersebut mengemukakan baha kuman isolat yang tersering ditemukan pada kultur darah adalah Staphylococcs ares ares 0-( 0-(, , Streptococcs pyo!enes 0'( dan E. coli coli 018(. Pada +airan serebrospinal yang terjadi pada meningitis neonatus aitan dini banyak ditemukan bakteri %ram negatif terutama lesiella sp dan dan E. Coli, Coli , sedangkan pada aitan lambat selain bakteri %ram negatif juga negatif juga ditemukan Streptococcs pnemoniae pnemoniae serotipe serotipe . E.coli biasa ditemukan pada neonatus yang tidak dilahirkan di rumah sakit serta pada usap &agina anita di daerah pedesaan. Sementara lesiella sp biasanya sp biasanya diisolasi dari neonatus yang dilahirkan dilahirkan di rumah sakit. Selain mikroorga mikroorganism nismee di atas, patogen yang sering sering ditemukan ditemukan adalah sedomonas adalah sedomonas,, Enteroacter , dan Staphylococcs ares. ares . Perubahan pola kuman penyebab sepsis dari aktu ke aktu dapat dilihat pada tabel . Di RS"! telah terjadi - kali perubahan pola kuman dalam -' tahun terakhir. Di Di&isi ?eonatologi ?eonatologi Departemen Departemen Ilmu )esehatan )esehatan 2nak E)#IRS"! E)#IRS"! pada tahun ''-, ''-, kuman terbanyak yang ditemukan berturutturut adalah "cinetoacter sp, sp, Enteroacter sp, sp , sedomonas sp. sp. Data terakhir bulan
4
*abel . Perubahan pola kuman penyebab sepsis neonatorum berdasarkan kurun aktu !"#$%!"&'
!"&$%!""'
!""$%('')
*SC+,-KUI
Salmonella sp
Pseudomonas sp
2+inetoba+ter sp
0!onintja, 1@81A
)lebsiella sp
)lebsiella sp
nteroba+ter sp
. +oli
Pseudomonas sp
2mir 2minullah 1@@-, I ''-
Serratia sp
Ameika Seikat
%roup Strep.
%roup Strep.
. +oli
0*eFas #ni&.A "D"
. +oli
9isteria sp
%roup Strep
2tlanta
9isteria sp
ntero&irus
9isteria sp
0Shattu+k 1@@A
Strep. Pneumoniae
S+hu+hat 1@@3
Inggis
%roup Strep.
%roup Strep
0$ealth P* ''-
. +oli
9isteria sp
9isteria sp
. +oli
ntero&irus
ntero&irus
Sumber= 2minullah 2. Perinatologi= Dari rahim ibu menuju sehat sepanjang hayat ''6
Dari tabel , terlihat terlihat baha penyebab sepsis di negara negara maju yang tersering adalah Stre Strept ptoo-oo-s s
rp rp
monocyto!enes. monocyto!enes.
3
%, Escherichia
coli, coli, #aemophils
inflen$ae, inflen$ae,
dan isteria
Di E)#I/RS"! selama tahun '', kuman yang ditemukan berturut
turu turutt adal adalah ah Enteroacter sp., sp., "cinetoacter sp. sp., d an an Coli Coli sp. sp., Coa!lase/ne!atie staphylococci, staphylococci, Staphyloco Staphylococcs ccs ares ares,, E. coli coli,, lesiella, lesiella, sedomonas, sedomonas, Candida, Candida, Strepto-oStrepto-o-s s rp %, Serratia, Serratia, "cinetoacter , dan bakteri anaerob. )olonikoloni kuman dapat ditemukan di kulit, saluran napas, saluran +erna, konjungti&a, dan umbilikus yang selanjutnya dapat menyebabkan S29 dari mikroorganisme yang in&asif.
5
E. Pealanan Pen/akit,Patogenesis Infeksi bukan merupakan keadaan yang statis. 2danya patogen di dalam darah 0bakteremia, &iremia dapat menimbulkan keadaan yang berkelanjutan dari infeksi (6IRS7 6etal
Inflammatory
Response
Syndrome8SIRS7Systemic Syndrome8SIRS7Systemic
Inflammatory
Response
Syndro Syndrome) me) ke sepsis, sepsis, sepsis sepsis berat, berat, syok syok septik septik,, kegaga kegagalan lan multi multi organ, organ, dan akhirnya akhirnya kematian 0table 6 . *abel . Perjalanan penyakit infeksi pada neonatus ila ditemukan dua atau lebih keadaan= 9aju nafas B'F/m dengan/tanpa retraksi dan desaturasi C
-I*S,
Suhu tubuh tidak stabil 0;-BG" atau
SI*S
-3.5G"
>aktu pengisian kapiler - detik $itung
leukosit
@
;6'''F1' /9
atau
@
-6'''F1' /9 "RP 1'mg/dl I9B atau I98 3'pg/ml 1B S rR?2 gene P"R = Positif *erdapat satu atau lebih kriteria EIRS disertai
SEPSIS
dengan gejala klinis infeksi seperti terlihat dalam *abel 5. Sepsis disertai hipotensi dan disfungsi organ
SEPSIS BE*AT
tunggal Sepsis berat disertai hipotensi dan kebutuhan resusitasi +airan dan obatobat inotropik
*erdapat disfungsi multi organ meskipun telah mendapatkan pengobatan optimal
S01K
SEPTIK
SIND*1+ DIS-UN2SI
+ULTI1*2AN 3 KE+ATIAN
Sumber= $aHue )?.Pediatr "rit "are !ed ''5A B0-= S65@
Sesu Sesuai ai deng dengan an pros proses es tumb tumbuh uh kemb kemban ang g anak anak,, &ari &ariab abel el fisi fisiol olog ogis is dan dan laboratorium pada konsep SIRS akan berbeda menurut umur pasien. Pada International tahun '', '', telah telah di+apa di+apaii kesepakatan Concen Concenss ss Confer Conferen ence ce on ediat ediatric ric Sepsis Sepsis tahun mengenai definisi SIRS, Sepsis, Sepsis berat, dan Syok septik 0*abel 5 dan B. erdasarkan kesepakatan tersebut, definisi sepsis neonatorum ditegakkan bila terdap terdapat at SIRS SIRS yang yang dipi+u dipi+u oleh oleh infeks infeksi, i, baik baik tersang tersangka ka infeks infeksii 0 sspected maupun maupun terbukti infeksi 0 proen. proen.
*abel 5. )riteria SIRS #sia ?eonatus
6 Suhu
9aju ?adi per
9aju 9aju napa napass
2
-
-
menit
per menit
1' /mm
#sia '3 '3 hari ari
-8,5G 8,5G" " atau tau ;-BG" -BG"
18' 18' ata atau ;1''
5'
-6
#si #sia 3-' hari ari
-8,5G 8,5G" " atau tau ;-BG" -BG"
18' 18' ata atau ;1''
6'
1@,5 atau ;5
"atatan= Definisi SIRS pada neonatus ditegakkan bila ditemukan dari 6 kriteria dalam tabel 0salah satu di antaranya kelainan suhu atau leukosit Sumber= %oldstein , %iroir , Randolph 2.Pediatr "rit "are !ed ''5A B01= 8
*abel B. )riteria infeksi, sepsis, sepsis berat, syok septik Infeksi
*erbukti in infeksi 0p 0pro&en in infe+tion bi bila di ditemukan ku kuman pe penyebab at atau *ersangka *ersangka infeksi 0suspe+ted infe+tion bila terdapat sindrom klinis 0gejala klinis dan pemeriksaan penunjang lain.
Sepsis
SIRS disertai infeksi yang terbukti atau tersangka.
Sepsis berat
Sepsis yang disertai disfungsi organ kardio&askular atau disertai gangguan napas akut atau terdapat gangguan dua organ lain 0seperti gangguan neurologi, hematologi, urogenital, dan hepatologi.
S yok se septik
Sepsis de dengan hi hipotensi 0t 0tekanan da darah si sistolik ;B ;B5 mm$g pa pada bayi ;3 ;3 hari dan ;35 mm$g pada bayi 3-' hari. Sumber= %oldstein , %iroir , Randolph 2.Pediatr "rit "are !ed ''5A B01= 8
-. Patofisiologi
2da - tahapan mekanisme timbulnya sepsis yaitu = 01 *ahap inflamasi, 0 *ahap koagulasi, dan *ahap disfungsi bekuan darah, kerusakan jaringan, dan kematian. Skema mekanisme timbulnya sepsis digambarkan dalam Skema .1
Skema (.! Patogenesis tea4in/a se5sis
Jejas atau infeksi
Inamasi Tahap Tahap 1 Kerusakan Kerusakan dinding pembuluh darah kspresi fakt!r"fakt!r #eningkat an #$I"1
7
3
#embentukan
Tahap Tahap 2
$kti%asi sistem
T$&Ia T$&Ia terakti%as
K!nsumsi K!nsumsi 'epat dari
)e*siensi pr!tein ( aktif
+upresi
K!agulasi
Tahap Tahap 3
#en,umbatan
Kerusakan Kerusakan jaringan
)isfungsi !rgan
Kematian
)eterangan =
-
*ahap *ahap 1 = Inflamasi
4
Proses yang dikenal dengan SIRS 0Systemi+ Inflammatory Response Syndrom dimula dimulaii saat saat mun+ul mun+ul +edera +edera 0jejas 0jejas pada pada tubuh tubuh,, sepert sepertii luka luka bakar bakar,, trauma trauma,, infeks infeksi, i, mera merang ngsa sang ng
pele pelepa pasan san
subs substan tansi si
yang yang
dike dikena nall
sebag sebagai ai
imun imunom omod odul ulat ator or
yang yang
mempengaruhi lapisan dalam 0endotel dari pembuluh darah. 2pabila ada infeksi, proses kemudi kemudian an diperk diperkuat uat dnegan dnegan pelepa pelepasan san endoto endotoksin ksin atau atau eksotok eksotoksin sin,, tergan tergantun tung g dari dari organisme yang ada. Proses ini dikenal sebagai sepsis. *oksin tersebut dan stimulus toksik toksik lainnya lainnya juga juga merang merangsang sang pelepa pelepasan san imunom imunomodu odulato latorr mempro memproduk duksi si proses proses inflamasi 0proinflamasi dan substansi pengaktifan bekuan, termasuk sitokin seperti *?E dan bentukbentuk bentukbentuk lainnya dari interleukin. interleukin. Sitokin ini akan menginflamasi menginflamasi lapisan dinding pembuluh darah dan mengakti&asi proses pembekuan darah, serta merangsang pelepasan modulator inflamasi lainnya.
*ahap *ahap 0)oagulasi Pembekuan darah merupakan proses berantai yang kompleks dalam tubuh manusia. Infl Inflam amas asii mera merang ngsan sang g pele pelepa pasan san subs substan tansi si yang yang dise disebu butt fa+t fa+tor or jari jaring ngan an,, yang yang merangsang merangsang pembentukan pembentukan thrombin, thrombin, yaitu suatu stimulus utama utama agar terbentuk bekuan darah. *hrombin mengaali koagulasi dengan membentuk fibrin, suatu protein yang menjal menjalin in sekump sekumpula ulan n bekuan bekuan darah. darah. Pada Pada sepsis, sepsis, fungs fungsii berant berantai ai tersebu tersebutt berjala berjalan n abnormal.
*ahap *ahap - 0Disfungsi ekuan Darah, )erusakan
Pening Peningkat katan an kada kadarr P2 P2I tipe tipe 1 yang yang menye menyebab babkan kan fibr fibrino inolisi lisiss
Pen Peningk ingkaatan tan kad kadar ar *2EIa EIa 0Thromin 0Thromin "ctiatale 6irinolysis Inhiitor
Penuru Penurunan nan kadar kadar prote protein in " 0dalam 0dalam bentuk bentuk endog endogen en terakt terakti&a i&asi, si, yaitu yaitu = inhibito inhibitorr utama utama
.
P2I1
5
Protein ein " adalah lah suatu imunomodulato ator ilmiah iah yang ang dapat menyeimbangkan proses yang berlangsung selama sepsis, termasuk inflamasi, koagulasi, dan fibrinolisis. Protein " endogen dalam bentuk terakti&asi, se+ara +epat menghambat proses pembekuan darah, terutama dalam pembuluh darah paling ke+il. Pada sepsis, kadar protein " terakti&asi biasanya menurun. $a ini dikarenakan kadar thrombomodulin 0yang diperlukan untuk kon&ersi protein " menj menjad adii prot protei ein n "te "terak rakti& ti&asi asi juga juga menu menuru run. n. Penu Penuru runa nan n kada kadarr prot protei ein n " terakti&asi terkait dengan otcome buruk otcome buruk pada pasien sepsis.
2. -akt -akto o *isi *isiko ko *erjadinya sepsis neonatorum dipengaruhi oleh faktor risiko pada ibu, bayi dan lain lain. Eaktor risiko ibu 1.
=
)etuba )etuban n pe+ah pe+ah dini dan ketuban ketuban pe+ah pe+ah lebih lebih dari 18 jam. ila ketuba ketuban n pe+ah pe+ah lebih dari dari 6 jam, kejadian sepsis pada bayi meningkat sekitar 1( dan bila disertai korioamnionitis, kejadian sepsis akan meningkat menjadi 6 kalinya.
. Infeksi Infeksi dan demam demam 0-8J" 0-8J" pada masa masa peripartum peripartum akibat akibat korioam korioamnionit nionitis, is, infeksi infeksi saluran saluran kemih, kolonisasi &agina oleh Streptokokus grup 0S%, kolonisasi perineal oleh . +oli, dan komplikasi obstetrik lainnya. -. "airan "airan ketuba ketuban n hijau hijau keruh keruh dan dan berb berbau. au. 6. )eha )ehami mila lan n mul multi tipe pell 5. Persal Persalinan inan dan kehami kehamilan lan kurang kurang bulan. bulan. B. Eaktor sosial ekonomi ekonomi dan gi:i ibu. Eaktor risiko pada bayi= 1. Prematu Prematurita ritass dan berat berat lahi lahirr renda rendah. h. . Dira Diraa att di di Rumah Rumah Saki Sakit. t. -. Resusi Resusitasi tasi pada pada saat kelahira kelahiran, n, misalny misalnyaa pada pada bayi yang mengalam mengalamii fetal fetal distress distress dan trauma pada proses persalinan. 6. Pros Prosed edur ur in&as in&asif if seper seperti ti intub intubas asii endo endotra trake keal al,, pemak pemakaia aian n &ent &entil ilato ator, r, kate katete ter, r, infu infus, s, pembedahan, akses &ena sentral, kateter intratorakal. intratorakal. 5. ayi ayi dengan dengan galakto galaktosem semia ia 0predisp 0predisposi osisi si untuk sepsis sepsis oleh . +oli, +oli, defek defek imun, imun, atau asplenia. B. 2sfi 2sfiks ksia ia neon neonat ator orum um.. 3. "a+at a+at baa baaan an..
1/
8. *anpa npa raa raatt gabu gabung ng.. @. *ida *idak k dib diber erii 2SI. SI. 1'. Pemberian Pemberian nutrisi nutrisi parente parenteral. ral. 11. Peraatan Peraatan di bangsal intensif intensif bayi baru lahir yang yang terlalu lama. 1. Peraatan Peraatan di bangsal bangsal bayi baru baru lahir yang yang oercro9ded . 1-. uruknya uruknya kebersi kebersihan han di di ?I"#.
6
Eaktor risiko lain=
eberapa kepustakaan menyebutkan baha sepsis neonatorum lebih sering terjadi pada bayi lakilaki daripada perempuan, pada bayi kulit hitam daripada kulit putih, pada bayi dengan status ekonomi ekonomi rendah, dan sering terjadi akibat prosedur +u+i tangan yang tidak benar pada tenaga kesehatan maupun anggota keluarga pasien, serta buruknya kebersihan di ?I"#.3,6,6B,68 Eaktor Eaktorfa fakto ktorr di atas atas sering sering dijumpa dijumpaii dalam dalam prakte praktek k sehari seharihar harii dan masih masih menjadi masalah sampai saat ini. $al ini merupakan salah satu penyebab tidak adanya perubahan pada angka kejadian sepsis neonatal dalam dekade terakhir ini. Eaktor fakto faktorr risik risiko o ini ini ala alaup upun un tidak tidak selal selalu u bera berakh khir ir deng dengan an infek infeksi, si, haru haruss tetap tetap mendapatkan perhatian khusus terutama bila disertai gambaran klinis.
6. DIA2 DIA2N1 N1SI SIS S
+anifestasi +anifestasi klinis
beer dasar k jalla k linik dan ter a p iber ik an tan pa Diagnosis dini se psis diteg k an ge ja egaakk an b pii d be menunggu hasil k ultur. tanda dan gejala se psis neonatal tidak s p pesif ik dengan diagnosis baanding yang sangat luas, ter masuk gangguan na pas, penyak it meta bolik , penyak it b hematologik , penyak it susunan syar af pusat, penyak it jantung, dan pr oses penyak it bela ela,, sitomegalo &ir us, her inf ek si lainnya 0misalnya inf ek si tor +h K tok so plasma, r u b pes. bayi yang diduga mender ita se psis bila ter da pat gejala= bel el,, L letar gi, ir ita b tampak sak it, L beer u b baah ar na k ea ea bua buan, gangguan per f f usi, sianosis, pu+at, k ulit L k ulit b bintik b bintik tidak r ata, petek ie, r uam, sk ler ler ema atau ik ter ik , i poter mi, L suhu tidak sta bil demam atau h p per u b baahan meta bolik h p glik emi, asidosis meta bolik , L ipoglik emi atau h p i per gl jalla ga ngg ua n k a r d i o pu l mo n a l ga n ggu a n per na pasan 0 mer int ih, na11 pas ge ja L +up iba, upii ng h idung, r etr ak si, tak p i pnu, a pnu dalam 6 jam per tama atau t ba i bat ba biasanya tim bul lam b baat, tak ik ar di, atau h p i potensi 0 b ler r ansi minum yang bur uk , muntah, diar e, k em bung gejala gastr ointest inal= tole L oo p. dengan atau tan pa adanya )o9el l l l oo
Pemeiksaan laboatoium. laboatoium. 6ematologi 7
•
o
o
• •
•
dar ah r utin, ter masuk k adar hemoglo bin h b, h em a t ok r i t h t , le u ko s i t d a n h i t u n g je n i s , tr om bosit. pada umumnya ter da pat neutr o peni pmn ;18''/ l, tr om bosito peni ;15'.'''/ l 0s p pesif isitas tinggi, sensiti&itas r endah, neutr of il muda meningk at 15''/ l, r asio neutr of il imatur r == total p 0ko nsentr asi ter tinggi dila por k k an ',. adanya r eak tan f ase ak ut yaitu +r baak ter i, k enaik an sedang dida patk an pada kondisi inf ek si pada inf ek si b r onik , led, g+sf 0 ! r ra nl oc yt e col on y/ st im imlat in in ! f act or , sitok in il1M, ilB k r dan tnf ( t t mor necr o si s f act or . biak an dar ah atau +air an tu buh lainnya 0+air an ser e br os pi pinalis ser ta u ji k an r esistensi, pel elaak sanaan pungsi lum b baal masih ko nt r o&er si , dian jur k baayi yang mender i t a k eja eja ng, di la k uk an pada b beer at dan k ultur dar ah k esadar an menur un, k linis sak it tampak mak in b positi p p. bila ada indik asi, da pat dilak uk an biak an tin ja dan ur in. pemer i k saan a pu san gr am dar i b baahan dar ah maupun +air an liHuor, ser ta ur in. lainlain misalnya bilir u bin, gula dar ah, dan elek tr olit 0natr ium, k al alium.
Pemeiksaan a4iologi Pemer ik saan r adiologi yang d p iper luk an ialah f oto dada, a bdomen atas jal.. pemer ik saan usg gin jal jal,, sk aning gin jal jal,, sistour etr ogr af i indik asi, dan gin jal dilak uk an atas indik asi. Pemeiksaan 5enun.ang lain
u t ja n i n d a p a t menun jukk an adanya Pe m e r i k s aa n p l a s en t a d a n s el elaa p pu jadinya inf ek si pada neonatus. upak an potensi ter ko r ioamnioni ti s, yang mer up
I. Tatalaksana
12 jar r u um m atau alat tajam 1. Pen+egahan dilak uk an dengan memper hatik an pemak aian ja lainnya sek al ali pak ai. Pemak aian pr otek si di setia p tindak an, ter masuk sar ung aju, k a+amata de bu. *angan dan k ulit yang ter k k ena dar ah atau12 tangan, mask er, b baj r a di+u+i. +air an tu buh lainnya sege eger . Pengo b baatan 1 ja jam, Penisilin atau der i&at biasanya amp mpiisilin 1''mg/ k g/6 jam intr a&ena tia p 1 a pa bila
jadi meningitis untuk umur '3 har i 1''''mg/k g/ 6 ja m ter
-
lar r t i a p 1 ja m, umur 3 har i ''-''mg/k g/6 jam i nt r a& ena/ i nt r amu sk u la lar r tia p B8 jam, mak simum 6''mg/ k g/6 jam. intr a&ena/ intr amusk ula lbak tam sodium mpiisilin sodium/su ba 2mp
0#nasyn, dosis
sama
dengan amp mpiisilin
baah aminoglikosid 5mg/k g/6 jam intr a&ena di be ber ik an tia p 1 jam. Pada ditam b s e ps i s
nosoko mi al,
baaik nya s e b
ber ik an &ankomisin dengan dosis ter gantung di be
beer at b baadan= umur dan b
•
r ' '6 minggu= 15mg/k g/k ali tia p 6 ja jam m ;1,k g umur
•
mg/k g/k ali tia p 118 ja m 1,k g umur r ' '3 har i= 15 15m jam
•
mg/k g/k ali tia p 81 ja m 1,k g umur 3 har i= 15 15m jam
•
mg/k g/k ali tia p 1 ja m k g umur r ' '3 har i= 15 15m jam
•
mg/k g/k ali tia p 8 ja jam m ditam b k g umur 3 har i= 15 15m baah aminoglikosid atau s ef alo s po r in gener asi k etiga
pii lan jutan disesuaik an dengan hasil b bia iak an dan u ji r esistensi. *er a p
baatan komplik asi 6. Pengo b •
•
•
•
•
Per na pasan= k e butuhan ok sigen meningk at, ya n g h ar u s di p penuh uhii d enga n beer i a n ok sigen, N*P atau k emudian dengan &entilator. p em b jar ) ar dio&ask ular = menun jang tek anan dar ah dan per f f usi ja r ingan, men+eg +egaah beer ian &olume ek s pander 1''ml/k g 0 ? ?a"l ',@ (, syok dengan pem b al b bum umii n dan dar ah. "at at pemasuk an +air an dan pengeluar an ur in. i per luk an pemak aian do pamin atau do butamin. ) adang d p $ematologi= untuk DI" 0tr om bosito peni, pr ot r ro m)in t ime meman jang, pla P 1'ml/ k g, & i t ) , baaik nya di be ber ik an EE ro m)o p in t ime ime meningk at, se b t r la st in EEP jadi s us pen s i t r o m bo s it , dan k emungk inan tr ansf usi tuk ar. 2 pa bila ter iber ik an tr ansf usi neutr of il neutr o peni, d be bee r i f eno b baarb i t al 0'mg/k g l oad in ! Su s u n a n s ya r a f pu s a t = b i l a k e ja n g b ir et ic hor mon d o se dan monitor tim bulnya sindr om in a ppr o pr iat e ant id i atau SI2D$ , ditandai dengan ek sk r r esi ur in tur un, hi p ponatr emi, osmolar itas13 beer at jenis ur in dan osmola lar r itas. um tur un, naik nya b ser um glik emia. !eta bolik = monit or dan t er a p pii hi p po dan hi p per gl ) or ek siasidosis meta bolik dengan bik arbonat dan +air an.
Pada saat ini imunoter a p elaah b beer k baang sangat pesat dengan dik etemuk annya pii tel k em b beerb b rbaga agai jenis glo bulin hi p bodi monok lonal untu k pat ogen per imun, ant i b baa b se psis neonatal s p pesif ik p penye b
.
14
DAFTAR PUSTAKA
Tr0e'iak Tr0e'iak + i%ers # # Clinical manifestations of disordered microcirculatory perfusion in severe sepsis sepsis Critical Care 2//5 .suppl 4+2/"+26 +'hena,der +8 #ediatri' +epti' +h!'k #ediatri's in e%ie9 1...: 2/ . 3/3"+inghi + a! )+ (hakrabarti $ (andida '!l!ni0ati!n and 'andidemia in a pediatri' intensi%e 'are unit #ediatr (rit (are 8ed 2//-:.1.1"5 ;agian Ilmu Kesehatan esehatan $nak &K <=)I# #r!sedur #r!sedur Tetap #I(<>)>@= #I(<>)>@=)" )" #I(< &K <=)I#: +emarang 2//4 1/
+arehart! T# +irkulasi 8ikr! #ada +epsis +<; ;agian #ediatri ?$9at )arurat ;agian Ilmu Kesehatan Kesehatan $nak &K <=)I# +<# )r Kariadi +emarang 2//7: p 1"12 #usp!neg!r! titut titut s +ari pediatri' pediatri' %!l2 sepsis ne!nanus :2//2
11