INVENTARISASI FITOPLANKTON DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA
MAKALAH BIOLOGI LAUT
Oleh:
INDRASTIWI PRAMULATI (103112620150005)
NURAIDAH (103112620150009)
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2013
Inventarisasi Fitoplankton di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara
Pendahuluan
Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup melayang di perairan, mempunyai gerak sedikit sehingga mudah terbawa arus. Mikroorganisme ini baik dari segi jumlah dan jenisnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam serta sangat padat. Selanjutnya diketahui bahwa plankton merupakan salah satu komponen utama dalam sistem mata rantai makanan (food chain) dan jaring makanan (food web). Mereka menjadi pakan bagi sejumlah konsumen dalam sistem mata rantai makanan dan jaring makanan tersebut. Keberadaan plankton sangat mempengaruhi kehidupan di perairan karena memegang peranan penting sebagai makanan bagi berbagai organisme laut.
Plankton terdiri atas fitoplankton yang merupakan produsen utama (primari producer) zat-zat organik dan zooplankton yang tidak dapat memproduksi zat-zat organik sehingga harus mendapat tambahan bahan organik dari makanannya (Hutabarat & Evans, 1984).
Fitoplankton dalam ekosistem perairan mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam rantai makanan di laut, karena fitoplankton merupakan produsen utama yang memberikan sumbangan pada produksi primer total suatu perairan. Dalam hal ini fitoplankton mempunyai peranan penting bagi produktivitas primer perairan, karena fitoplankton dapat melakukan fotosintesis yang menghasilkan bahan organik yang kaya energi maupun kebutuhan oksigen bagi organisme yang tingkatannya lebih tinggi.
Pertumbuhan fitoplankton tergantung pada fluktuasi unsur hara dan hidrodinamika perairan. Kondisi suatu perairan juga akan mempengaruhi pola penyebaran atau distribusi fitoplankton baik secara horisontal maupun vertikal, sehingga akan berpengaruh pada kelimpahan fitoplankton yang selanjutnya berpengaruh pada nilai produktivitas primer.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan dan komposisi fitoplankton di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
Metodologi Penelitian
Waktu dan Tempat
Pengambilan sampel dilaksanakan pada tanggal 14 – 16 Juni 2013 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Pengambilan sampel dilakukan di tiga stasiun, stasiun I terletak di Pulau Pramuka, stasiun II terletak di Pulau Kotok, stasiun III terletak di Pulau Semak Daun.
Alat dan Bahan
Alat :
Refraktometer
Thermometer
Kamera digital
pH meter
Secchi disc
Plankton net
Botol vial
Mikroskop
Sedgwick rafter counting cell dan Objek glass
Pipet
Buku identifikasi
Label
Cool box
Alat tulis
Bahan :
Aquadestilata
Formalin 0,4%
Cara Kerja
Pengambilan sampel dilakukan di tiga stasiun, stasiun I terletak di Pulau Pramuka, stasiun II terletak di Pulau Kotok, stasiun III terletak di Pulau Semak Daun. Metode yang digunakkan adalah metode sampling, pengambilan sampel dilakukan secara vertikal. Setiap stasiun dilakukkan tiga kali pengulangan pada titik yang berbeda.
Pengambilan sampel plankton dilakukkan dengan menyaring air sebanyak 20 liter dari setiap titik lokasi sampling dengan menggunakan ember ukuran 5 liter dilakukkan sebanyak empat kali penyaringan. Air yang terkumpul di ember kemudian disaring dengan plankton net. Selanjutnya sampel plankton yang terjebak ditampung dalam tabung pengumpul plankton dipindahkan ke botol vial dan diawetkan dengan formalin 0,4% sebanyak 2-3 tetes. Kemudian botol vial diberi label sesuai stasiun dan titik pengambilan sampel.
Kemudian setelah tiba dilaboratorium sampel yang telah diberi pengawet diambil larutan sampel dipipet sebanyak 1 mL dan diteteskan ke Sedgwick rafter counting cell kemudian diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10 atau 10 x 45. Pengamatan dilakukkan dengan metode zig zag selanjutnya diidentifikasi jenis plankton dengan menggunakan buku pedoman identifikasi plankton.
Analisa Data
Untuk mengetahui kelimpahan plankton yang dinyatakan secara kuantitaif dalam jumlah sel/liter dapat dihitung berdasarkan rumus :
N = n x (Vr/Vo) x (1/Vs)
Keterangan :
N = Jumlah sel per liter
n = Jumlah sel yang diamati
Vr = Volume air tersaring (mL)
Vo = Volume air yang diamati (pada Sedgwick Rafter) (mL)
Vs = Volume air yang disaring (L)
Hasil dan Pembahasan
Komposisi dan Kelimpahan
Berdasarkan hasil pengamatan dari 3 stasiun yaitu S stasiun I terletak di Pulau Pramuka, stasiun II terletak di Pulau Kotok, stasiun III terletak di Pulau Semak Daun, dari ketiga stasiun tersebut terindentifikasi sebanyak 42 jenis dari 4 divisi yaitu Diatom, Dinoflagellata, Chlorophyta, Cilliata yang ditemukan menyebar pada ketiga stasiun dan pada kedalaman yang sama dengan jumlah genus yang bervariasi.
Tabel 1. Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
No.
Divisi
Jenis
Jumlah Jenis
N (Kelimpahan)
1
Diatom
Actinopthycus sp
2
0,7
Amphora sp
41
14,35
Arachnoidiscus sp
4
1,4
Asterionella sp
3
1,05
Bacteriastrum sp
511
178,85
Bidulphia sp
1
0,35
Chaetoceros sp
463
162,05
Cocconeis sp
2
0,7
Coscinodiscus sp
19
6,65
Cylindrotheca sp
16
5,6
Diatoma sp
108
37,8
Dithyllum sp
4
1,4
Euchampia sp
2
0,7
Flagillaria sp
50
17,5
Gyrosigma sp
1
0,35
Hemialus sp
28
9,8
Licmophora sp
51
17,85
Navicula sp
93
32,55
Nitschzia sp
7
2,45
Odontella sp
6
2,1
Pinullaria sp
17
5,95
Pleurosigma sp
20
7
Rhizosolenia sp
147
51,45
Skeletonema sp
6
2,1
Striatella sp
3
1,05
Synedra sp
75
26,25
Talassionema sp
2
0,7
Lanjutan Tabel 1. Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
Thalassiothrix sp
6
2,1
Triceratium
5
1,75
2
Dinoflagellata
Ceratium sp
19
6,65
Dinophysis sp
7
2,45
Peridinium sp
9
3,15
Prorocentrum sp
1
0,35
3
Chlorophyta
Oscillatoria sp
51
17,85
Pediastrum sp
9
3,15
Rivularia sp
1
0,35
Scenedesmus sp
3
1,05
Spirullina sp
1
0,35
4
Cilliata
Favella sp
11
3,85
Tintinnopsis sp
3
1,05
Protorabdonella sp.
6
2,1
Undella sp
2
0,7
Dari tabel di atas, kelimpahan fitoplankton yang mendominansi pada ketiga stasiun adalah divisi Diatom dari kelas Bacillariophyceae, antara lain pada Stasiun I yaitu Chaetoceros sp., Stasiun II yaitu Bacteriastrum sp, dan Stasiun III yaitu Licmophora sp (lihat lampiran tabel 3). Hal ini disebabkan karena kelas Bacillariophyceae mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan kelas lainnya. Menurut Arinardi et al., (1997), kelas Bacillariophyceae lebih mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ada, kelas ini bersifat kosmopolitan serta mempunyai toleransi dan daya adaptasi yang tinggi.
Jumlah genus dari divisi Diatom, yang cukup banyak memiliki sebaran yang luas dan dapat hidup pada berbagai tipe habitat yang berbeda-beda dan keberadaannya cenderung mendominansi perairan laut terbuka, pantai dan estuarine (Tomas, 1997; Romimohtarto dan Juwana, 1999).
Kelimpahan keseluruhan fitoplankton tertinggi adalah Bacteriastrum sp. dengan nilai kelimpahan sebesar 178,85 dan Chaetoceros sp. dengan nilai kelimpahan sebesar 162,05. Melimpahnya Chaetoceros sp, Bacteriastrum sp dikarenakan fitoplankton dari empat divisi ini merupakan anggota utama fitoplankton yang terdapat di seluruh bagian perairan laut, baik perairan pantai maupun perairan oseanik.
Faktor Fisika dan Kimia
Tabel 2. Hasil Pengukuran Parameter Fisika – Kimia Perairan
Stasiun I
Stasiun II
Stasiun III
Kecerahan (m)
8,7
13,4
10,9
DO (ppm)
5,8
11,01
8,62
Suhu
30,7
32,6
33,86
pH
8,11
8,32
8,07
Salninitas (%)
33
31
30,1
Melimpahnya Chaetoceros sp, Bacteriastrum sp dikarenakan oleh parameter-parameter lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan fitoplankton yang berada pada kisaran yang sesuai, suhu, pH perairan berbeda pada nilai yang optimal untuk mendukung kehidupan fitoplankton. Menurut Effendi (2003) Diatom akan tumbuh dengan baik pada kisaran suhu berturut-turut 30ºC-35°C dan 20ºC- 30ºC.
Menurut Odum (1971), perairan dengan pH antara 6 – 9 merupakan perairan dengan kesuburan yang tinggi dan tergolong produktif karena memiliki kisaran pH yang dapat mendorong proses pembongkaran bahan organik yang ada dalam perairan menjadi mineral-mineral yang dapat diasimilasikan oleh fitoplankton. Dan menurut Effendi (2003) nilai salinitas optimal fitoplankton yang produktif pada 30 - 40 .
Dilihat dari tabel diatas tingkat kecerahan cukup tinggi dimana tingginya nilai kecerahan perairan dapat memudahkan sinar matahari masuk ke dalam perairan secara optimum, sehingga proses fotosintesis fitoplankton dapat berjalan dengan baik.
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan kelimpahan fitoplankton yang mendominansi pada ketiga stasiun adalah divisi Diatom dari kelas Bacillariophyceae, antara lain pada Stasiun I yaitu Chaetoceros sp., Stasiun II yaitu Bacteriastrum sp, dan Stasiun III yaitu Licmophora sp. Kelimpahan Fitoplankton tertinggi adalah Bacteriastrum sp. dengan nilai kelimpahan sebesar 178,85 dan Chaetoceros sp. dengan nilai kelimpahan sebesar 162,05.
Daftar Pustaka
Fachrul, Melati Ferianita. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara, Jakarta. 2007.
Rokhim, Khoirur, A. Arisandi, I. W. Abida. Analisa Kelimpahan Fitoplankton dan Ketersediaan Nutrien (NO3 dan PO4) di Perairan Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan. http://ilmukelautan.trunojoyo.ac.id/file/1/Rokhim_7 15%20analisa%20kelimpahan%20fitoplankton.pdf. Diakses pada tanggal 10 Juli 2013.
Widyorini, Niniek. Pola Struktur Komunitas Fitoplankton Berdasarkan Kandungan Pigmennya Di Pantai Jepara. http://ebookbrowse.com/niniek-pdf-d33860737. Diakses pada tanggal 10 Juli 2013.
Wulandari, Dewi. Keterikatan Antara Kelimpahan Fitoplankton Dengan Parameter Fisika Kimia Di Estuari Sungai Brantas (Porong), Jawa Timur. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11992/C09dwu.pdf. Diakses pada tanggal 10 Juli 2013.
Yuliana, Enan M. Adiwilaga, Enang - Harris, Niken T.M. Pratiwi. Hubungan Antara Kelimpahan Fitoplankton Dengan Parameter Fisika-Kimiawi Perairan Di Teluk Jakarta. http://jurnal.unpad.ac.id/akuatika/article/view/1617. Diakses pada tanggal 10 Juli 2013.
Lampiran 1. Tabel
Tabel 3. Kelimpahan fitoplankton disetiap Stasiun
Tabel 3.1. Kelimpahan fitoplankton Stasiun I
No
Spesies
Jumlah Individu
N
1
Rhizosolenia sp.
76
26,6
2
Bacteriastrum sp.
246
86,1
3
Chaetoceros sp.
359
125,65
4
Navicula sp.
54
18,9
5
Coscinodiscus sp.
12
4,2
6
Diatoma sp.
67
23,45
7
Synedra sp.
41
14,35
8
Amphora sp.
2
0,7
9
Asterionella sp.
3
1,05
10
Arachnoidiscus sp.
4
1,4
11
Fragilaria sp.
26
9,1
12
Tintinopsis sp.
2
0,7
13
Pleurosigma sp.
9
3,15
14
Favella sp.
10
3,5
15
Thalassiothrix sp.
6
2,1
16
Protorabdonella sp.
1
0,35
17
Oscilatoria sp.
33
11,55
18
Undella sp.
2
0,7
19
Hemialus sp.
27
9,45
20
Ceratium sp.
6
2,1
21
Odontella sp.
5
1,75
22
Skeletonema sp.
6
2,1
23
Pinularia sp.
16
5,6
24
Pediastrum sp.
1
0,35
25
Euchampia sp.
1
0,35
26
Dytilum sp.
1
0,35
27
Gyrosigma sp.
1
0,35
28
Peridinium sp.
1
0,35
Tabel 3.2. Kelimpahan fitoplankton Stasiun II
No
Spesies
Jumlah Individu
N
1
Rhizosolenia sp.
22
7,7
2
Bacteriastrum sp.
254
88,9
3
Chaetoceros sp.
75
26,25
Lanjutan Tabel 3.2. Kelimpahan fitoplankton Stasiun II
4
Navicula sp.
13
4,55
5
Diatoma sp.
33
11,55
6
Synedra sp.
23
8,05
7
Fragilaria sp.
12
4,2
8
Protorabdonella sp.
5
1,75
9
Hemialus sp.
1
0,35
10
Ceratium sp.
13
4,55
11
Pediastrum sp.
8
2,8
12
Peridinium sp.
1
0,35
13
Nitzschia sp.
5
1,75
14
Scenedesmus sp.
3
1,05
15
Dytilum sp.
2
0,7
16
Coconeis
1
0,35
17
Dinophysis sp.
6
2,1
18
Oscilatoria sp.
4
1,4
19
Euchampia sp.
1
0,35
20
Striatella sp.
1
0,35
Tabel 3.3. Kelimpahan fitoplankton Stasiun III
No
Species
Jumlah Individu
N
1
Rhizosolenia sp
49
17,15
2
Navicula sp
26
9,1
3
Fragilaria sp
12
4,2
4
Diatoma sp
8
2,8
5
Chaetoceros sp
29
10,15
6
Ceratium sp
12
4,2
7
Actinoptychus sp.
2
0,7
8
Coscinodiscus sp.
7
2,45
9
Bacteriastrum sp.
11
3,85
10
Synedra sp.
11
3,85
11
Oscillatoria sp.
14
4,9
12
Peridinium sp.
7
2,45
13
Pleurosigma sp.
11
3,85
14
Licmophora sp.
51
17,85
15
Tintinopsis sp.
1
0,35
16
Prorocentrum sp.
1
0,35
17
Pinnularia sp.
1
0,35
18
Protorabdonela sp.
1
0,35
19
Odontella sp.
1
0,35
20
Thalassionema sp.
2
0,7
Lanjutan Tabel 3.3. Kelimpahan fitoplankton Stasiun II
21
Spirullina sp.
1
0,35
22
Striatella sp.
2
0,7
23
Cylindrotheca sp.
16
5,6
24
Rivularia sp.
1
0,35
25
Biddulphia sp.
1
0,35
26
Dithylum sp.
1
0,35
27
Amphipora sp.
3
1,05
28
Dinophysis sp.
1
0,35
29
Coconeis sp.
1
0,35
30
Triceratium sp.
5
1,75
31
Favella sp.
1
0,35
32
Nitschizia sp.
2
0,7
Lampiran 2. Fitoplankton Yang Ditemukan di di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara
Bacteriastrum sp.
Hemialus sp. Rhizosolenia sp.
Dithylum sp. Euchampia sp.
Fragilaria sp Striatella sp.
Chaetoceros sp. Licmophora sp.
Lampiran 3. Alat-alat Yang Digunakan Dalam Penelitian
Roll meter pH meter
DO meter Refraktometer
Plankton net Ember ukuran 5 liter
Lampiran 4. Lokasi Pengambilan Sample
Stasiun I Stasiun II
Stasiun III