PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN MOTIVASI DALAM BELAJAR
1. PSIKO PSIKOLOG LOGI I PENDID PENDIDIKA IKAN N A. DEFI DEFINI NISI SI PSIKO PSIKOLO LOGI GI
Psikologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos artinya ilmu, jadi secara etimologi psikologi berarti ilmu yang mempelajari jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, proses maupun latar belakangnya. Pengertian psikologi menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia ilid !" #!$$%&, psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung. Pengertian psikologi menurut 'uhibbin (yah #)%%!&, adalah ilmu pengetahuan yang mempela mempelajari jari tingka tingkah h laku laku terbuk terbukaa dan tertut tertutup up pada manusi manusiaa baik baik selaku selaku indi*i indi*idu du maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. +ingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersiat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan sebaga sebagainy inya. a. (edangka (edangkan n tingkah tingkah laku laku tertut tertutup up melipu meliputi ti briki brikir, r, berkey berkeyakin akinan, an, berperasaan dan lain sebagainya. (ecara (ecara umum umum psikol psikologi ogi dapat dapat diarti diartikan kan sebaga sebagaii ilmu ilmu yang mencari mencari penjela penjelasan san dan ketera keteranga ngan n tentan tentang g pengal pengalama aman n dan perila perilaku ku organi organisme sme teruta terutama ma manusi manusia. a. 'elalu 'elaluii psikologi, struktur dari binatang dan manusia dipelajari, diorganisasi, dan ditasirkan. Psikologi sangat erat dengan manusia yang berhubugan dengan berpikir, perasaan, dan perbuatan sebagai hasil dari aktor bawaan dan dipelajari dari lingkungan atau sebagai reaksi terhadap lingkungan itu yang dinamakan penyesuaian diri. ari beberapa deenisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai indi*idu maupun dilihat hubungannya dengan lingkungannya.!
1 Dwi Prasetia Danarjati, dkk, Pengantar Psikologi Umum, ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 201!, hlm" 1 # 2
B. DEFI DEFINI NISI SI PEND PENDID IDIK IKAN AN
Pendidikan Pendidikan sering sering disebut disebut sebagai sebagai proses proses dan hasil. hasil. alaupun alaupun demikian, pengertian pengertian pendidikan #education& education& adalah melayani manusia dalam hubungannya dengan manusia lain secara terus menerus dalam kehidupan yang eekti #/row and /row, !$012 "&. (edangk (edangkan an pendidi pendidikan kan secara secara umum umum adalah adalah proses proses pendew pendewasa asaan an indi*i indi*idu du melalu melaluii pengalaman hidup. i dalam proses pendewasaan itu indi*idu melakukan berbagai akti*itas yang dinamakan pengalaman atau belajar yang membentuk berbagai hal, mulai dari berpikir, berpikir, bergerak, bergerak, merasa, berbicara, berbicara, bahkan bermimpi bermimpi sekalipun. sekalipun. engan hasil perilaku itu maka terbentuklah hukum, undang-undang, lembaga sosial dan keagamaan, teknologi, Bahasa, dan sebagainya dari generasi ke generasi. 'elalui pendidikan manusia distimulasi untuk berpikir, menghargai, dan berbuat. 3ntuk berpikir dan berbuat serta menghargai yang berkualitas, maka manusia dituntut untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi. 'akin tinggi pendidikan makin baik akti*itasnya. 'emang ada lulusan ( yang beternak ayam. 4kan tetapi keadaannya begitu-begitu saja. 5ain halnya dengan sarjana paternakan yang membuka usaha peternakan ayam. ia dapat menghasilkan jenis ayam potong dan petelur yang baik dan berkualitas. Bahan dari mengembangkan jenis ayam ras yang tahan cuaca dan penyakit dan telurnya banyak. engan kata lain, semakin tinggi pendidikan, pendidikan, semakin tinggi kreati*itasny kreati*itasnya, a, sebaliknya sebaliknya makin rendah pendidikan maka tingkat kreati*itasnya semakin rendah pula.) C. DEFINI DEFINISI SI PSIKOLO PSIKOLOGI GI PENDID PENDIDIKA IKAN N
6rase psikologi pendidikan dibangun dari dua istilah, yaitu psikologi dan pendidikan. Istilah psikologi memiliki deenisi tertentu, demikian juga istilah pendidikan. Namun demikian, tidak cukup mudah untuk menggabungkan deinisi psikologi dengan deinisi pendidikan menjadi sebuah deinisi baru2 psikologi pendidikan. Pendidikan sendiri, terdiri dari tiga ranah, yaitu ormal, non ormal, dan inormal. 4gaknya menjadi aneh jika istilah 2 Dwi Prasetia Danarjati, dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 201$!, hlm" $"
psikologi dikombinasikan dengan ranah pendidikan itu, sehingga menjadi psikologi pendidikan ormal # psychology of formal education&, psikologi pendidikan nonormal # psychology of non formal education&, dan psikologi inormal # psychology of informal education&. 4pa itu psikologi pendidikan 7 psikologi pendidikan berkaitan dengan aplikasi psikologi dalam proses pembelajaran pserta didik dan berbagai aspek yang terkait, seperti penatalaksanaan kondisi agar eektiitasnya dapat ditingkatkan. Berbagai sekolah dan perguruan tinggi menggunakaan jasa psikolog sehingga mereka dapat lebih eekti memperdayakan lingkungan dan meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa. Psikolog pendidikan juga menentukan isi selabus. 8arena berkompeten dalam menganalisis bagian-bagian yang memerlukan persepekti psikologi atas substansi sajian pembelajaran. 3ntuk memperoleh pemahaman yang lebih luas tentang tentang deinisi psikologi, berikut ini disajikan pendapat beberapa ahli, 4rthur (. 9eber merumuskan bahwa psikologi pendidikan adalah sebuah sub disiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan, khususnya penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas. Pengembangan dan pembaruan kurikulum, ujian dan e*aluasi, bakat dan kemampuan, proses sosialisasi
dan
interaksinya dengan ranah
kogniti,
serta
penyelenggaraan pendidikan keguruan. (ultan 'uhammad #)%%1& mendeinisikan psikologi pendidikan adalah aplikasi dari temuan psikologis dibidang pendidikan. engan demikian, psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang perkembangan indi*idu dalam lingkungan pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu terapan yang menggabungkan dua bidang yang berbeda, yaitu pendidikan dan psikologi, psikologi pendidikan adalah studi ilmiah untuk memahami, memprediksi, dan mengarahkan perilaku siswa bagi usaha pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran. Barlow #!$1:& mendeinisikan psikologi pendidikan sebagai sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian-serangkaian sumber-sumber untuk membantu dalam pelaksanaan tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara lebih eekti. ;lo*er dan 9onning #dalam Elliot, !$$<& menyatakan bahwa
psikologi pendidikan mencakup topic-topik yang berkisar pada perkembangan manusia, perbedaan indi*idual, pengukuran, belajar, moti*asi, dan pandangan pendidikan humanistic, baik yang didasarkan pada data empiris maupun teori. einisi yang diterima paling luas menurut Elliot dkk.#!$$<& adalah bahwa psikologi pendidikan merupakan aplikasi yang mempelajari perkembangan, belajar, moti*asi, pembelajaran, dan isu-isu lain yang berkaitan yang timbul dalam setting pendidikan. ari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang khusus mempelajari tentang persoalan-persoalan psikologis yang terjadi dalam setting pendidikan. D. FOKUS KAJIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi pendidikan memiliki multiokus, merujuk pada sejumlah literatur dan pendapat para pakar, seperti ;lo*er dan 9onning #!$1=& berpendapat bahwa, okus kajian psikologi pendidikan mencakup topik-topik tentang pertumbuhan dan perkembangan siswa, hereditas dan lingkungan, perbedaan indi*idual siswa, potensi dan karakteristik tingkah laku siswa, pengukuran proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran, kesehatan mental, dan moti*asi, serta disiplin yang rele*an. engan demikian, okus atau ruang lingkup psikologi pendidikan sangat luas, karena berkaitan dengan perkembangan perilaku sosial indi*idu. Psikologi pendidikan juga membantu dalam penataan perspekti indi*idu, yang pada gilirannya mengarah pada siat-siat pengembangan kepribadiannya. Pemikiran dalam psikologi pendidikan menyatakan bahwa perkembangan otak manusia dapat ditelusuri dan diklasiikasikan ke dalam tahap-tahap yang terkait langsung pada hubungan antara anak dengan lingkungannya. 4nak mengembangkan kemampuan kogniti dan pengertian sosialnya. >al itu menentukan kemampuan kreati*itas, kecerdasan, moralitas dan moti*asi pada anak-anak, psikolog pendidikan juga mempelajari banyak aktor hereditas dan lingkungan yang mempengaruhi perkembangan mental dan perilaku anak. Psikolog pendidikan juga bertujuan untuk menganalisis perbedaan-perbedaan anak dan bagaimana mengelolanya." %airil, &udarwan Danim, Psikologi Pendidikan dalam Pers'ekti )aru, ( )andung: *la+eta, 2011!, hlm" $ #
E. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI PENDIDIKAN
9uang lingkup psikologi pendidikan cukup luas. (mith #dalam (uryabrata, )%%)& menggolongkannya menjadi !< macam, yaitu2 !. +he science o educational psychology ). >eredity ". Physical structure 0. ;rowth :. Beha*ior process <. Nature and scope o learning =. 6actors that condition learning 1. 5aw and theories o learning $. 'easurement2 basic principles and deinition !%. +ranser o training2 subject matter !!. Practical aspect o measurement !). Element o statistics !". 'ental hygiene !0. /haracter education !:. Psychology o secondary school subject !<. Psychology o elementary school subject
(ecara terbatas, menurut Barlow #!$1:&, ruang lingkup psikologi pendidikan meliputi2
!. /onte?t o teaching and learning #situasi atau tempat yang berhubungan dengan mengajar dan belajar&. ). Process o teaching and leraning #proses atau tahapan-tahapan dalam belajar dan mengajar&. ". @utcomes o teaching and learning #hasil-hasil yang dicapai oleh proses mengajar dan belajar&. F. MENGAPA PERLU MEMPELAJARI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
3sia pendidikan pada manusia mungkin sama tuanya dengan usia keberadaan manusia itu sendiri. 4rtinya, usaha pendidikan telah dimulai sejak manusia pertama kali ada, kendati masih dalam bentuk sederhana.
(eperti diketahui, bahwa manusia yang mengalami proses pendidikan dan belajar itu memiliki aspek psikologis yang sangat perperan dalam menentukan keberhasilan proses pendidikan yang dilaluinya. 8arena itu, pengetahuan tentang aspek psikologis yang terdapat dalam diri si pembelajar merupakan hal yang penting dimiliki oleh setiap pendidik dan calon pendidik. Pemgetahuan yang meliputi aspek-aspek perkembangan, belajar, moti*asi, pembelajaran dan isu-isu lain yang berkaitan yang timbul dalam setting pendidikan ini hanya dapat diperoleh melalui psikologi, terutama psikologi pendidikan. Pengetahuan tersebut membantu para pendidik dalam melaksanakan tugasnya sehingga dapat bertindak sesuai dengan kondisi anak didik. 'enurut 'asrun #dalam >adipranata dkk. )%%%&, antara tugas-tugas pendidikan dan psikologi terdapat titik temu, yaitu mengubah perilaku manusia dari satu tara perkembangan ke tara perkembangan berikutnya, sedang psikologi menyediakan jalan bagi upaya perubahan perilaku tersebut. engan demikian, psikologi pendidikan perlu dipelajari oleh semua pendidik, terutama calon guru, dalam upaya mempersiapkan diri, guna memberikan perlakuan pendidikan dan pembelajaran secara eekti dan eisien. 'engingat pentingnya mempelajari psikologi bagi para guru atau calon guru ini, 'uhibbin (yah #)%%"& mengatakan bahwa diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik.
G. FUNGSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN UNTUK GURU
engan memehami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat2 !. 'erumuskan tujuan pembelajaran secara tepat. ). 'emilih strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan peserta didik. ". 'emilih alat bantu dan media pembelajran yang tepat. 0. 'emberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling kepada peserta didik. :. 'emoti*asi belajar peserta didik. <. 'enciptakan iklim belajar yang kondusi.
=. Berinteraksi dengan peserta didik secara baik dan disenangi. 1. 'enilai hasil belajar peserta didik.0
2. MOTIVASI DALAM BELAJAR
A. DEFINISI MOTIVASI
Istilah moti*asi berasal dari kata moti yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat didalam diri indi*idu, yang menyebabkan indi*idu tersebut bertindak atau berbuat. 'oti tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.: 'oti dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu2 !& 'oti biogenetis, yaitu moti-moti yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan dan istirahat, mengambil napas, seksualitas dan sebagainya. )& 'oti sosioginetis, yanitu moti-oti yang berkembang berasal dari lingkungan kebudayaan tempat orang tesebut berada. adi, moti ini tidak berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan setempat. 'isalnya, keinginan mendengarkan musik, makan cokelat, dan lain-lain.
$ -yanyu .hodijah, Psikologi Pendidikan, (/akarta: P ajagrando Persada, 201$!, hlm" 22 # 2$ 3 Is+andi ukminto *di, Psikologi, Pekerjaan &osial dan Ilmu .esejahteraan &osial: Dasar# dasar Pemikiran, ( /akarta: Grando Persada, 144$ !, hlm" 13$"
"& 'oti teologis, dalam moti ini manusia sebagai makhluk yang berketuhanan, sehingga ada interaksi antara manusia sebagai +uhan-Nya, seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya keinginan untuk mengabdi kepada tuhan yang 'aha Esa, untuk merealisasikan norma-norma sesuai agamanya.<
'enurut (adirman #)%%=&, moti*asi adalah perubahan energi diri seseorang yang ditandai dengan munculnya Aeeling dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 'enurut swanburg #)%%%& mendeinisikan moti*asi sebagai konsep menggambarkan baik kondisi
ekstrensik yang merangsang perilaku tertentu dan respon intrinsik yang
menampakkan prilaku manusia. 'enurut 'oekijat #)%%%& dalam bukunya Aasar-dasar 'oti*asi bahwa moti*asi yaitu dorongan C menggerakkan, sebagai suatu perangsang dari dalam, suatu gerak hati yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu. 'enurut ;ray # dalam inardi, )%%)& moti*asi merupakan sejumlah proses, yang bersiat internal, atau eksternal bagi seorang indi*idu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. (edangkan (umanto #!$1=& secara umum mendeinisikan moti*asi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan eekti dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. 8arena kelakuan manusia itu selalu bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkah laku mencapai tujuan, telah tejadi didalam diri seseorang. Berkaitan dengan pengertian moti*asi, beberapa psikolog menyebut moti*asi sebagai konstruk hipotesis yang digunakan untuk menjelaskan keinginan, arah, intensitas, dan keajengan prilaku yang diarahkan oleh tujuan. alam moti*asi tercakup konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berailiasi, kebiasaan, dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu.= 5 6"*" Gerungan, Psikologi &osial, ( )andung: P 7ris8o,1445 !, hlm" 1$2 9 1$$" 6"&" 6inkel, Psikologi Pengajaran, ( /akarta: Grando, 1445 !, hlm" 131"
B. JENIS MOTIVASI
!. 'oti*asi Primer 'oti*asi primer adalah moti*asi yang didasarkan oada moti-moti dasar. 'oti-moti dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. 'anusia adalah makhluk berjasmani, sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaninya. 'c ougall misalnya, berpendapat bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan, perasaan subjekti, dan dorongan mencapai kepuasan. Insting itu memiliki tujuan dan memerlukan pemuasan. +ingkah laku insting tersebut dapat diaktikan, dimodiikasi, dipicu secara spontan, dan dapat diorganisasikan. i antara insting yang penting adalah memilihara, mecari makan, melarikan diri, berkelompok, mempertahankan diri, rasa ingin tahu, membangun dan kawin. 4hli lain, 6reud berpendapat bahwa insting memiliki empat ciri, yaitu tekanan, sasaran, objek, dan sumber. +ekanan adalah kekuatan yang memoti*asi indi*idu untuk bertingkah laku. (emakin besar energy dalam insting adalah kepuasan atau kesenangan. 8epuasan tercapai, bila tekanan pada insting berkurang. (ebagai ilustrasi, keinginan makan berkurang bila indi*idu masih kenyang. @bjek insting adalah hal-hal yang memuaskan insting. >al-hal yang memuaskan insting tersebut dapat berasal dari luar indi*idu atau dari dalam diri indi*idu. 4dapun sumber insting adalah keadaan kejasmanian indi*idu. (egenap insting manusia dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu insting kehidupan #life instincst & dan insting kematian # death instincst &. Insting-insting kehidupan terdiri dari insting yang bertujuan memelihara kelangsungan hidup. Insting kehidupan tersebut berupa makan, minum, istirahat dan memelihara keturunan. Insting kematian tertuju pada penghancuran, seperti merusak, menganiaya, atau membunuh orang lain.
). 'oti*asi (ekunder 'oti*asi sekunder adalah moti*asi yang dipelajari. >al ini berbeda dari moti*asi primer. (ebagai ilustrasi, orang yang lapar akan tertarik pada makanan tanpa belajar. 3ntuk memperoleh makanan tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu. 4gar dapat bekerja dengan baik, orang harus belajar bekerja. Abekerja dengan baik merupakan moti*asi sekunder. Bila orang bekerja dengan baik, maka ia memperoleh gaji berupa uang. 3ang tersebut merupakan penguat moti*asi sekunder. 'oti*asi sekunder memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Para ahli membagi moti*asi sekunder tersebut menurut pandangan yang berbeda-beda. +homas dan Dnaniecki menggolong-golongkan moti*asi sekunder menjadi #!& keinginankeinginan, #)& memperoleh pengalaman baru, #"& untuk mendapat respons, #0& memperoleh pengakuan, #:& memperoleh rasa aman. 'c /leland menggolongkannya menjadi #!& berprestasi, seperti berkerja dengan kualitas produksi tinggi, dan memperoleh IP8 ", :% ke atas, #)& memperoleh kasih sayang seperti rela berkorban untuk sesama, dan #"& memperoleh kekuasaan seperti kesetiaan pada tujuan perkumpulan. Perilaku moti*asi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. (ikap adalah suatu moti yang dipelajari. /iri-ciri sikap, yakni #!& merupakan kecenderungan berpikir, merasa, kemudian bertindak, #)& memiliki daya dorong bertindak, #"& relati bersiat tetap, #0& berkecenderungan melaukan penilaian, dan #:& dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari, atau berubah.1
C. SIFAT MOTIVASI
!. 'oti*asi Instrinsik
Dimyati, ;udjiono, )elajar dan Pem+elajaran, ( /akarta: P ineka
'oti*asi instrinsik adalah moti-moti yang menjadi akti atau berungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri indi*idu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 'oti*asi itu dikatakan intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung didalam pelajaran itu. 4nak didik termoti*asi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah, dan sebagainya. orongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. adi, moti*asi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esansial bukan sekedar atribut dan seremonial.
). 'oti*asi ekstrinsik 'oti*asi ekstrinsik adalah moti-moti yang akti dan berungsi karena adanya perangsang dari luar. 'oti*asi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya diluar aktor-aktor situasi belajar #resides in some factors outside the learning situation&. 4nak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak diluar hal yang dipelajarinya. 'isalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan dan sebagainya. 'oti*asi ekstrinsik bukan berarti moti*asi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan, karena moti*asi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar .$ D. DEFINISI BELAJAR
Beberapa teori menjelaskan tentang belajar, baik yang beraliran beha*iorisme, kogniti*isme, humanism, maupun sibernetika. 4liran-aliran teori belajar tersebut sekedar
4 &yaiul )ahri Djamarah, Psikologi Pengajaran, ( /akarta: P *sdi ;ahasatya, 2002 !, hlm"113 # 11
mengarahkan dan memilah jenis teori belajar yang mana menjadi pijakan melakukan kegiatan belajar. +horndike, salah seorang pendiri aliran teori belajar tingkah laku, mengemukakan teorinya bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus #yang mungkin berupa pikiran, perasan atau gerakan&. elasnya, menurut thorndike, perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkret #dapat diamati&, atau yang nonkonkret #tidak bisa diamati&. i dalam belajar praktik misalnya, perubahan tingkah laku seseorang dapat dilihat secara konkret atau dapat diamati. Pengamatan ini dapat di wujudkan dalam bentuk gerakan yang dilakukan terhadap suatu objek yang dikerjakanya. (eorang guru memberikan perintah kepada siswa untuk melakukan kegiatan prakti merupakan Astimulus dan siswa dengan menggunakan pemikirannya, melakukan kegiatan praktik merupakan Arespon yang hasilnya langsung dapat diamati. +eori belajar lain yang mendasari belajar dapat dilihat dari tiga pakar yakni /lark >ull, Edwin ;uthrie, dan B.6. (kinner. 8etiga pakar tersebut juga menggunakan *ariable (timulus-9espon untuk menjelaskan teori-teori mereka. Namun, meskipun ketiga pakar ini mendapat julukan yang sama, yaitu pendiri aliran tingkah laku #Neo Beha*ioristik&, namun mereka berbeda satu sama lain dalam beberapa hal yang siatnya prinsipil. iantara semua pendukung teori tingkah laku, mungkin teori (kinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan belajar. >al ini dikarenakan kemampuan (kinner dalam meyederhanakan kerumitan teorinya serta menjelaskan konsep-konsep yang ada dalam teorinya itu. 'enurut (kinner, belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. (ebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya akan menurun. Berpijak pada teori-teori belajar diatas, dapat dikatakan belajar umumnya diartikan sebagai proses perubahan perilaku seseorang setelah membpelajari suatu objek #pengetahuan, sikap, atau keterampilan& tertentu. >al ini identik dengan pandangan ;ood dan Brophy, yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses atau interaksi yang dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk perubahan
perilaku sebagai hasil dari pengalaman itu sendiri #belajar&. Perubahan perilaku tersebut tampak dalam penguasaan siswa pada pola-pola tanggapan #respons& baru terhadap lingkungannya yang berupa keterampilan #skill&, kebiasaan #habit&, sikap atau pendirian #attitude&, kemampuan #ability&, pengetahuan #knowledge&, pemahaman #understanding&, emosi #emosional&, apresiasi #appreciation&, jasmani dan etika atau budi pekerti, serta hubungan sosial. Pendapat senada dikemukakan oleh ;alloway yang menyatakan belajar sebagai suatu perubahan perilaku seseorang yang relati cenderung tetap sebagai akibat adanya penguatan #reinorcement&. Perubahan perilaku, akibat penguatan ini, dapat terjadi apabila dalam proses belajar mengajar, siswa diberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhannya. ari kedua pandangan diatas, terungkap bahwa belajar adalah pemerolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk perubahan perilaku yang relati menetap, sebagai akibat adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek #pengetahuan&, atau melalui suatu penguatan #reinorcement& dalam bentuk pengalaman terhadap suatu objek yang ada dalam lingkungan belajar. riscoll menyatakan ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu #!& Belajar adalah suatu perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang, dan #)& >asil belajar yang muncul dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan. Pernyataan ini dapat diartikan, apabila siswa belajar maka hasil belajar dapat dilihat dari kemampuannya melakukan suatu kegiatan baru yang bersiat menetap dari pada yang dilakukan sebelumnya sebagai akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan. >al ini juga menunjukkan bahwa seseorang yang telah mengalami proses belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan perilaku sebagai suatu kriteria keberhasilan belajar pada diri seseorang yang belajar .!%
E. MOTIVASI DALAM BELAJAR
10 %am=ah )" Uno, eori ;oti>asi dan Pengukuran : *nalisis Di )idang Pendidikan, ( /akarta: P )umi *ksara, 2005 !, hlm" 11 # 13
'oti*asi dalam belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. 'oti*asi dalam belajar timbul karena adanya aktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan kan cita-cita. (edangkan aktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusi, dan kegiatan belajar yang menarik. +etapi harus diingat, kedua aktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan akti*itas belajar yang lebih giat dan semangat.
>akikat moti*asi dalam belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. >al itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator moti*asi belajar dapat diklasiikasikan sebagai berikut 2 #!& adanya hasrat dan keinginan berhasil #)& adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar #"& adanya harapan dan cita cita masa depan #0& adanya penghargaan dalam belajar #:& adanya keinginan yang menarik dalam belajar #<& adanya lingkungan belajar yang kondusi, sehingga memungkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. i dalam kegiatan belajar, anak memerlukan moti*asi. 'isalnya anak yang akan ikut ujian, membutuhkan sejumlah inormasi atau ilmu untuk mempertahankan dirinya dlam ujian,agar memperoleh nilai yang baik. ika pada ujian nanti anak tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka akan muncul moti anak untuk menyontek karena ingin mempertahankan dirinya, agar tidak dimarahi orang tuanya karena memperoleh niai yang buruk. 'oti yang menimbulkan perbuatan nyontek karena rasa malu atau takut adalah moti yang sedikit banyak merupakan hasil belajar atau motif yang di pelajari. 'oti yang di pelajari itu muncul dari pengalaman indi*idu selama perkembangan hidupnya.!!
11 %am=ah )" Uno, eori ;oti>asi dan Pengukuran : *nalisis Di )idang Pendidikan, ( /akarta: P )umi *ksara, 2005 !, hlm" 2
F. UNSUR-UNSUR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI DALAM BELAJAR
!. /ita-cita atau aspirasi siswa 'oti*asi belajar tampak pada keinginan anka sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan leFat, berebut permainan, dapat membaca, dapat menyanyi dan lain-lain selanjutnya. ). 8emampuan siswa 8einginan seorang anak harus di barengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya.
/ontohnya2
keinginan
membaca
harus
dibarengi
dengan
kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi-bunyi huru. ". 8ondisi siswa 8ondisi siswa yang
meliputi
yaitu
kondisi jasmani dan
rohani
yang
mempengaruhi moti*asi belajar. /ontohnya2 seorag siswa seorang siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. 0. 8ondisi lingkungan siswa 5ingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan masyarakat. :. 3nsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran (iswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. <. 3paya guru dalam membelajarkan siswa ;uru adalah seorang pendidik proessional. Ia bergaul setiap hari dengan puluhan atau ratusan siswa. ;uru adalah pendidik yang berkembang, tugas proesionalnya mengharuskan ia belajar sepanjang hayat. 3paya guru mengajarkan siswa terjadi disekolah dan luar sekolah.!)
G. BENTUK-BENTUK MOTIVASI DALAM BELAJAR
12 Dimyati, ;udjiono, )elajar dan Pem+elajaran, ( /akarta: P ineka
4da beberapa bentuk moti*asi yang dapat dimanaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik dikelas, sebagai berikut2 !. 'emberi angka 4ngka dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil akti*itas belajar anak didik. 4ngka merupakan alat moti*asi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka dimasa mendatang. ). >adiah >adiah bisa dijadikan sebagai alat moti*asi, karena jika anak diberikan hadiah atas prestasi yang telah dilakukannya maka, anak tersebut akan terus bersemangat. ". 8ompetisi 8ompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat moti*asi untuk mendorong anak didik agar mereka bergairah belajar. 0. Ego-in*ol*ement 'enumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk moti*asi yang cukup penting. :. 'emberi ulangan 3langan bisa
dijadikan
sebagai
alat
moti*asi.
4nak
didik
biasanya
mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan. <. 'engetahui hasil 'engetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat moti*asi. engan mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar. =. Pujian Pujian adalah bentuk reinorcement yang positi dan sekaligus merupakan moti*asi yang baik. 1. >ukuman 'eskipun hukuman sebagai reinorcement yang negati, tetapi bila dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat moti*asi yang baik dan eekti.
$. >asrat untuk belajar >asrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. >al ini akan lebih baik bila dibandingkan dengan segaa kegiatan tanpa maksud. !%. 'inat 'inat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa akti*itas. (eseorang yang berminat terhadap suatu akti*itas akan memperhatikan akti*itas itu secara konsisten dengan rasa senang. !!. +ujuan yang diakui 9umusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak didik merupakan alat moti*asi yang sangat penting.!"
H. PRINSIP-PRINSIP MOTIVASI DALAM BELAJAR
4kti*itas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan yang terlepas dari aktor lain. 4kti*itas belajar merupakan kegiatan yang melibakan unsur jiwa dan raga. Belajar tak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tak kalah pentingnya. 'oti*asi mempunyai peranan yang strategis dalam akti*itas belajar seseorang. +idak ada seseorang pun yang belajar tanpa moti*asi. +idak ada moti*asi berarti tidak ad kegiatan belajar. 4gar peranan moti*asi lebih optimal, maka prinsip-prinsip moti*asi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui tetapi, tetapi harus diterangkan dalam akti*itas belajar mengajar. 4da beberapa prinsip moti*asi dalam belajar seperti dalam uraian berikut.
!. 'oti*asi sebagai dasar penggerak yang mendorong akti*itas belajar. (eseorang yang melakukan akti*itas belajar karena ada yang mendorongnya. 'oti*asilah sebagai dasar penggeraknya yang dapat mendorong seseorang untuk belajar. 1 &yaiul )ahri Djamarah, Psikologi )elajar, ( /akarta: P ineka
). 'oti*asi intrinsik lebih utama dari pada moti*asi ekstrinsik dalam belajar 4nak didik yang belajar berdasarkan moti*asi intrinsik sangat dikit terpengaruh dari luar. (emangat belajarnya sangat kuat. ia belajar bukan karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mengharapkan pujian dari orang lain atau mengharapka hadiah benda, tetapi karena ingin memperoleh ilmu sebanyak banyaknya. ". 'oti*asi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman (etiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa pun juga. 'emuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain.
0. 'oti*asi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar ;uru yang berpengalaman cukup bijak memanaatkan kebutuhan anak didik, sehingga dapat memancing semangat belajar anak didik agar menjadi anak yang gemar belajar. 4nak didik pun giat belajar untuk memenuhi kebutuhannya demi memuaskan rasa ingintahunya terhadap sesuatu.
:. 'oti*asi dapat memupuk optimisme dalam belajar 4nak didik yang mempunyai moti*asi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dia lakukan. ia yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. <. 'oti*asi melahirkan prestasi dalam belajar ari berbagai hasil penelitian selalu
menyimpulkan
bahwa
moti*asi
mempengaruhi prestasi belajar. +inggi rendahnya moti*asi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seorang ana k didik.
I.
FUNGSI MOTIVASI DALAM BELAJAR
6ungsi moti*asi dalam belajar adalah sebagai berikut !.
'oti*asi sebagai pendorong perbuatan Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar. (esuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu yang akan dipelajari. (esuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. 4nak didik pun mengambil sikap seiring dengan minat terhadap suatu objek. i sini, anak didik mempunyai keyakinan dan pendirian tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk mencrai tahu tentang sesuatu. (ikap itulah yang mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. adi, moti*asi yang berungsi sebagai pendorong ini me mpengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
).
'oti*asi sebagai penggerak perbuatan orongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kegiatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk kegiatan psikoisik. i sini anak didik sudah melakukan aktiitas belajar dengan segenap jiwa dan raga. 4kal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. (ikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil, dan hukum, sehingga mengerti betul isi yang dikandungnya. ". 'oti*asi sebagai pengarah perbuatan 4nak didik yang mempunyai moti*asi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan. (eorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran yang lain. Pasti anak didik akan mempelajari mata pelajaran dimana yang akan dicari itu. (esuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya. +ujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan moti*asi kepada anak didik dalam belajar. engan tekun anak didik belajar. engan penuh konsentrasi anak didik belajar
agar tujuannya mencari sesuatu yang ingin diketahuiCdimengerti itu cepat tercapai.sesuatu
yang
mengganggu
pikirannya
dan
dapat
membuyarkan
konsentrasinya diusahakan disingkirkan jauh-jauh. Itulah peranan moti*asi yang dapat mengarahkan perbuatan anak didik dalam belajar .!0
J.
PERAN MOTIVASI DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
'oti*asi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku indi*idu, termasuk perilaku indi*idu yang sedang belajar. 4da beberapa peranan penting dari moti*asi dalam belajar dan pembelajaran diantaran ya sebagai berikut2
!. Peran moti*asi dalam menetukan penguatan belajar 'oti*asi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.contohnya anak yang memecahkan materi matematika dengan menggunakan table logaritma. ). Peran moti*asi dalam memperjelas tujuan belajar Peran moti*asi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. 4nak akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manaatnya bagi anak. (ebagai contoh, anak akan termoti*asi belajar elektronik, karena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang elektronik.
". 'oti*asi menetukan ketekunan belajar (eorang anak yang telah termoti*asi untuk belajar sesuatu, akan berusaha untuk mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang 1$ &yaiul )ahri Djamarah, Psikologi )elajar, ( /akarta: P ineka
baik. alam hal itu, tampak bahwa moti*asi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. (ebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki moti*asi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. ia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti moti*asi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar .!: K. PENTINGNYA MOTIVASI DALAM BELAJAR
'oti*asi dalam belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya moti*asi dalam belajar adalah sebagai berikut2 !. 'enyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. ). 'enginormasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya. ". 'engarahkan kegiatan belajar. 0. 'embesarkan semangat belajar :. 'enyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja #di sela selanya adalah istirahat dan bermain& yang bersinambungan. 8elima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya moti*asi tersebut disadari oleh pelakunya sendiri.
'oti*asi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang moti*asi belajar pada siswa bermanaat bagi gu ru, manaat itu sebagai berikut2 !. 'embangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. ). 'engetahui dan memahami moti*asi belajar siswa dikelas bermacam ragam. ". 'eningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacammacam peran seperti sebagai penasihat, asilitator, instruktur. 13 %am=ah )" Uno, eori ;oti>asi dan Pengukurannya: *nalisis Di )idang Pendidikan, ( /akarta: P )umi *ksara, 2005 !, hlm" 2 # 2
0. 'emberi peluang guru untuk Aunjuk kerja rekayasa pedagogis. +ugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil. +antangan proesionalnya justru terletak pada Amengubah siswa tak berminat menjadi semangat belajar.!<
L. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
'enurut e ecce dan ;raword #!$=0& ada empat ungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan moti*asi belajar anak didik, yaitu guru harus dapat menggairahkan anak didik, memberikan harapan yang realistis, memberikan insenti, dan mengarahkan prilaku anak didik kearah yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran. !. 'enggairahkan anak didik alam kegiatan rutin dikelas sehari-hari guru harus berusaha menghindari halhal yang monoton dan membosankan.guru harus memilahara minat anak didik dalam belajar, yaitu dengan memberikan kebabasan tertentu untuk berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi belajar.
). 'emberikan harapan realistis ;uru harus
memelihara harapan-harapn anak didik
yang realistis
dan
memodiikasi harapan-harapan yang kurang atau cukup realistis. ". 'emberikan insenti Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan hadiah kepada anak didik #dapat berupa pujian, angka yang baik dan sebagainya& atas
15 Dimyati, ;udjiono, )elajar dan Pem+elajaran, ( /akarta: P ineka
keberhasilannya, sehingga anak didik terdorong melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. 0. 'engarahkan perilaku anak didik 'engarahkan perilaku anak didik adalah tugas guru. ;uru dituntut untuk memberikan respon terhadap anak didik yang tak terlibat langsung dalam kegiatan belajar dikelas. (eperti dikutip oleh ;age dan Berliner #!$=$&, 6rench dan 9a*en #!$:$& menyarankan sejumlah cara meningkatkan moti*asi anak didik tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-besaran. • • • • • • • • • • •
Pergunakan pujian *erbal Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana 'embangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi 'elakukan hal yang luar biasa 'erangsang hasrat anak didik 'emanaatkan apersepsi anak didik 'enerapkan konsep-konsep dalam konteks unik dan luar biasa 'empergunakan hal-hal yang sudah dipelajari sebelumnya Pergunakan simulasi dan permainan Perkecil daya +arik system moti*asi yang bertentangan Perkecil kosekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan dalam belajar.!=
1 &yaiul )ahri Djamarah, Psikologi )elajar, ( /akarta: P ineka