SATUAN ACARA PENYULUHAN Hidrosefalus
Pokok Bahasan
: Sistem Persarafan
Sub Pokok
: Hidrosefalus Hidrosefalu s
Sasaran
:
Tanggal
:
Waktu
:
Jam
:
Tempat
:
Penyuluh
:
I.
Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan para ibu hamil
dan
para
keluarga
dapat
mengetahui
tentang
penyakit
Hidrosefalus. II.
Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan Keluarga dapat: 1. Menjelaskan pengertian pengertian tentang penyakit Hidrosefalus. Hidrosefalus. 2. Menyebutkan Menyebutka n
penyebab
yang
dapat
menimbulkan
Hidrosefalus. 3. Menyebutkan tanda/gejala tanda/gejala tentang penyakit Hidrosefalus. Hidrosefalus. 4. Mengetahui pengobatan penyakit Hidrosefalus. 5. Mengetahui Patofisiologi Patofisiologi Hidrosefalus. Hidrosefalus. 6. Mengetahui cara pencegahan penyakit Hidrosefalus.
penyakit
III.
Materi 1. Pengertian tentang penyakit Hidrosefalus. 2. Penyebab penyakit Hidrosefalus 3. Tanda dan gejala penyakit Hidrosefalus. 4. Pengobatan penyakit Hidrosefalus. 5. Patofisiologi Hidrosefalus. 6. Cara pencegahan penyakit Hidrosefalus.
IV.
Metode 1. Ceramah 2. tanya jawab
V.
Media / Alat Bantu dan Sumber 1. Flip chart. 2. Leaflet.
VI.
Kegiatan Penyuluhan KEGIATAN
NO 1
TAHAP Pembukaan
WAKTU 3 menit
PENYULUHAN
SASARAN
1. Salam pembuka
1. Menjawab
2. Dan
salam
3. Menyampaikan tujuan penyuluhan 2
Inti
35 menit
memperhatikan
1. Penjelasan pengertian, penyebab,
2. Menyimak dan
gejala
&
1. Menyimak dan memperhatikan
penatalaksanaan tentang
penyakit
Hidrosefalus 2. Memberi kesempatan peserta untuk bertanya 3. Menjawab pertanyaan 4. Evaluasi 3
Penutup
2 menit
Menyimpulkan dan Salam
Menjawab salam
penutup
VIII. Evaluasi 1.
Evaluasi struktur
:
1.
SAP sudah siap satu hari sebelum di laksanakan kegiatan
2.
Alat dan tempat siap
3.
Sudah di bentuknya struktur pembagian peran
4.
Perencanaan pendidikan kesehatan yang sesuai dan tepat
5.
Perawat dan peserta siap 2.
Evaluasi proses
:
1.
Alat dan tempat bisa di gunakan sesuai rencana
2.
Peserta bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah direncanakan.
3.
Evaluasi hasil
1.
Semua peserta bisa menyebutkan tentang definisi Hidrosefalus
2.
:
Semua peserta penyuluhan bisa menyebutkan tentang tanda dan gejala Hidrosefalus
3.
Semua peserta penyuluhan mengetahui pengobatan Hidrosefalus
4.
Semua peserta penyuluhan mengetahui penyebab penyakit Hidrosefalus
5.
Semua
peserta
Hidrosefalus.
penyuluhan
mengetahui
tentang
upaya
pencegahan
MATERI PENYULUHAN HIDROSEFALUS A. Pengertian Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun gangguan absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran tempat aliran cairan serebrospinalis. Hidrosefalus adalah keadaan dimana terjadi akumulasi CCS yang berlebihan pada satu / lebih ventrikel dan ruang subarakhnoid. Hidrosefalus
adalah
kelainan
patologis
otak
yang
mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinal dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel. Hidrosefalus merupakan sindroma klinis yang progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan-jaringan serebral
selama
produksi
CSF
berlangsung
yang
meningkatkan
kecepatan absorbsi oleh vili arackhnoid.
B. Tanda Dan Gejala Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada awitan dan derajat ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi CSS. gejala yang menonjol merupakan refleks adanya hipertensi intrakranial. manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu : a. Awitan hidrosefalus terjadi pada masa neonates Meliputi pembesaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm dan pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahuin pertama kehidupan. kranium terdistensi dalan semua arah, tetapi terutama pada daerah frontal. tampak dorsum nasi lebih dari biasa. Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih terbuka bebas. tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis, vena-vena disis samping kepala tampak melebar dan berkelok.
b. Awitan hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak Pembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan penglihatan ganda ( diplopia ) dan jarang diikuti penurunan visus. secara umum gejala yang paling umum terjadi pada pasien-pasien hidrosefalus dibawah usia 2 tahun adalah pembsaran normal. makrokrania biasanya disertai empat gejala hipertensi intrakranial lainnya, yaitu : a)
Fontanela yang sangat tegang
b)
Sutura kranium tampak atau teraba melebar
c)
Kulit kepala livin mengkilap dan tampak vena-vena superfisial menonjol
d)
Fenomena “ matahari tenggelam “ ( sunset phenomenom
Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besr dibandingkan denghan bayi. Gejalanya mencakup : 1. Nyeri kepala 2. Muntah 3. Gangguan kesadaran 4. Pada kasus lanjut : gejala batang otak akibat hernia tonsiler (bradikardini aritmia respirasi).
C. Pengobatan hidrosefalus Pengobatan utama hidrosefalus adalah melalui operasi dengan tujuan membuang kelebihan cairan serebrospinal di dalam otak. Salah satu jenis operasi untuk menangani hidrosefalus adalah operasi pemasangan shunt. Shunt merupakan alat khusus berbentuk selang yang dipasangkan oleh ahli bedah ke dalam kepala dengan tujuan mengalirkan cairan otak ke bagian tubuh lain untuk selanjutnya diserap oleh pembuluh darah. Bagian tubuh yang sering dipilih sebagai rute aliran cairan serebrospinal adalah rongga
perut.
Shunt
dilengkapi
dengan
katup
yang
berfungsi
mengendalikan aliran agar keberadaan cairan serebrospinal di dalam otak tidak surut terlalu cepat. Shunt yang dipasangkan pada bayi dan anak-anak umumnya perlu diganti seiring pertumbuhan untuk menyesuaikan dengan badan mereka
yang makin besar. Diperkirakan sebanyak dua kali prosedur pemasangan shunt akan dilakukan pada anak-anak sebelum mereka menginjak usia 10 tahun. Jenis operasi penanganan hidrosefalus lainnya adalah endoscopic third ventriculostomy
atau
disingkat
ETV.
Berbeda
dengan
operasi
pemasangan shunt, pada prosedur ETV, cairan serebrospinal dibuang dengan cara menciptakan lubang penyerapan baru di permukaan otak. Prosedur ini biasanya diterapkan pada kasus hidrosefalus yang dipicu oleh penyumbatan ventrikel otak. D. Penyebab Hidrosefalus 1. Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subarackhnoid. akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya. Penyumbatan aliran CSS sering terdapat pada bayi dan anak ialah : 1)Kelainan bawaan ( kongenital ) a.
Stenosis aquaductus sylvii merupakan penyebab yang paling sering pada bayi/anak (60-90%) Aquaductus dapat berubah saluran yang buntu sama sekali atau abnormal ialah lebih sempit dari
biasanya.
Umumnya
gejala
Hidrocefalus
terlihat
sejak
lahir/progresif dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah lahir. b.
Spina bifida dan kranium bifida Biasanya berhubungan dengan sindrom ArnoldChiari akibat tertariknya medula spinalis dengan medula oblongata dan cerebelum, letaknya lebih rendah dan menutupi
foramen
magnum
sehingga
terjadi
penyumbatan
sebagian/total. c.
Syndrom Dandy-Walker Merupakan atresia congenital foramen luscha dan mengendie dengan akibat Hidrocefalus obstruktif dengan pelebran sistem ventrikel terutama ventrikel IV sehingga merupakan krista yang besar di daerah losa posterior. Kista arakhnoid dan anomali pembuluh darah
2. Infeksi Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. secara patologis terlihat penebalan jaringan piameter dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. penyebab lain infeksi adalah toksoplasmosis. 3. Neoplasma Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat
aliran
CSS.
pada
anak
yang
terbanyak
menyebabkan
penyumbatan ventrikel IV / akuaduktus sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari cerebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma. 4. Perdarahan Perdarahan
sebelum
dan
sesudah
lahir
dalam
otak,
dapat
menyebabkan fibrosis leptomeningfen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri.
E. Pencegahan 1. Sebelum menikah, pasangan calon pengantin harus memeriksakan kondisi kesehatannya untuk mencegah kelainan bawaan pada bayi saat hamil nanti. 2. Sesudah
menikah,
khususnya
selama
masa kehamilan,
harus
dilakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ke dokter agar dapat diketahui
bagaimana
kesehatan
janin
yang
dikandung
dan
kemungkinan terjadinya hidrosefalus. 3. Pada masa bayi dan balita, hidrosefalus sering terjadi akibat infeksi otak yang mengganggu peredaran cairan otak karena TBC otak atau infeksi bakteri, virus, tumor dan jamur. 4. Lindungi selalu kepala anak dari cedera yang mungkin saja bisa berakibat yang membahayakan kesehatan anak.
DAFTAR PUSTAKA Haws, paulette s. 2008.”Asuhan neonatal rujukan cepat”.Jakarta: EGC