LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
DISUSUN OLEH :
NAMA : RIZQI OKTAVINA SUNARSO PUTRI
NIM : 14/17064/THP
KELAS : STPK B
JURUSAN : TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
KELOMPOK : IV
ACARA : EKSTRAKSI LEMAK DAN SABUN
CO.ASS : INDES RIENERA NOVITASARI
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2014
I. ACARA : Ekstraksi Lemak Dan Sabun
II. TANGGAL : 16 Oktober 2014
III. TUJUAN : 1. Memperkenalkan salah satu metoda pemisahan kimia, yaitu ekstraksi dengan pelarut.
2. Pemisahan asam lemak dari sabun dengan ekstraksi pelarut dan penentuan asam lemak organik.
IV. DASAR TEORI
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik (Wikipedia, 2014).
Ekstraksi pelarut mempunyai arti penting dalam laboratorium dan teknik. Di laboratorium, ekstraksi dipakai untuk mengambil zat-zat yang tak larut dalam air dengan menggunakan pelarut organic yang tidak tercampur dalam air, seperti eter, CHCl3, CCl4, dan benzene. Dalam industri, ekstraksi dipakai untuk menghilangkan zat-zat yang tidak dikehendaki dalam hasil, seperti dalam minyak tanah, minyak goreng dan sebagainya (Anonim, 2014).
Proses ekstraksi dapat berlangsung pada ekstraksi parfum, untuk mendapatkan komponen dari bahan yang wangi. Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga dengan nama ekstraksi solven. Ekstraksi jenis ini merupakan proses yang umum digunakan dalam skala laboratorium maupun skala industri. Leaching, adalah proses pemisahan kimia yang bertujuan untuk memisahkan suatu senyawa kimia dari matriks padatan ke dalam cairan (Wikipedia, 2014).
Dalam ekstraksi pelarut berlaku hukum distribusi, yang menyatakan bahwa jika pada suatu sistem terdiri dari dua lapisan cairan bercampur sesamanya, ditambahkan senyawa ketiga, maka senyawa ketiga ini akan didistribusikan dalam dua lapisan cairan tersebut. Misalnya merkuri bromida dapat larut dalam air dan dalam benzene. Bila larutan merkuri bromida dikocok dalam benzene yang tidak tercampur dalam air, maka merkuri bromida akan terbagi dalam air dan dalam benzene (Anonim, 2014).
Kenyataan ini merupakan hukum termodinamika pada saat terjadinya keseimbangan. Misalnya pelarut pertama disebut A dan pelarut yang lain disebut B, maka tenaga bebas zat terlarut di dalam pelarut A dan B adalah :
GA = GAO + RT In aA
GB = GBO + RT In aB
Keterangan :
GA = tenaga bebas zat terlarut dalam pelarut A
GB = tenaga bebas zat terlarut dalam pelarut B
GAO = tenaga bebas zat terlarut dalam pelarut A dalam keadaan standard
GBO = tenaga bebas zat terlarut dalam pelarut B dalam keadaan standard
aA = koefisien aktivitas pelarut A
aB = koefisien aktivitas pelarut B
R = tetapan gas umum
T = suhu
Dalam keadaan setimbang :
GA = GB GA0 + RT ln aA = GBo + RT ln aB
RT ln aA/aB = GB0 - GAo ln aA/aB = (GB0-GA0)/RT
Keterangan :
aA/aB = K, bila larutan encer atau zat terlarut bersifat ideal, maka CA/CB K = tetapan distrisbusi
CA = konsentrasi zat terlarut pada pelarut A
CB = konsentrasi zat terlarut pada pelarut B
Harga K bergantung pada jenis zat pelarut dan zat terlarut, berubah sedikit dengan berubahnya konsentrasi dan selalu berubah dengan perubahan suhu. Menurut Nernst, hukum distribusi diatas hanya berlaku bila zat tersebut tak mengalami perubahan pada kedua pelarut. Zat terlarut yang terbagi dalam kedua pelarut tak mengalami asosiasi, disosiasi atau reaksi dengan zat pelarut. Nilai K berkisar antara 0-4. Jika K = 4, maka ekstraksi sempurna, jika K=0 tak terjadi ekstraksi.
Peristiwa penambahan elektrolit ini disebut salted out. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut : apabila W adalah berat zat terlarut awal dalam pelarut 1 (sebelum ekstraksi) dan W1 adalah berat zat terlarut akhir setelah ekstraksi, kemudian V1 dan V2 masing-masing volume pelarut 1 dan 2, maka harga K dapat dinyatakan :
Untuk ekstraksi dua kali :
Untuk ekstraksi n kali :
(Anonim, 2014).
V. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Gelas ukur : 1 buah
Corong pemisah : 1 buah
Pipet tetes : 1 buah
Erlenmeyer : 3 buah
Buret : 1 buah
Kompor : 1 buah
Corong : 1 buah
Bahan :
NaOH 0,01 N : secukupnya
Sabun : 0,5 gr
N-Hexane : 10 ml
Larutan NaCl jenuh : 10 ml
Aquadest : 10 ml
Alkohol : 20 ml
Air suling : 500 ml
Indikator p.p : 10 tetes
Indikator pH : 1 buah
VI. CARA KERJA
Masukkan 0,5 gr sabun ke gelas piala. Larutkan dalam 400 ml air suling sambil diaduk. Kemudian tambahkan 3 tetes indikator fenolftalen (p.p). Panaskan larutan tersebut hingga hampir mendidih, kemudian mendinginkannya. Encerkan larutan tadi menjadi 500 ml sambil diaduk.
Ambil 20 ml larutan menggunakan gelas ukur lalu masukkan kedalam corong pemisah.
Tambahkan n-hexan sebanyak 10 ml, lalu dikocok selama 10-15 menit.
Tambahkan larutan NaCl jenuh sebanyak 10 ml lalu dikocok lagi selama 10-15 menit.
Kemudian larutan didiamkan sejenak sampai terbentuk lapisan. Setelah itu diambil cairan yang berwarna bening (cairan paling atas).
Lalu tambahkan 10 ml aquadest dan indicator pp sebanyak 2 tetes. Larutan dikocok hingga terbentuk emulsi (10-15 menit).
Diamkan cairan hingga terbentuk lapisan. Buang lapisan keruh. Cairan keruh dites dengan indicator pH untuk mengetahui sifat larutan. Penambahan dengan aquadest dilakukan hingga larutan bersifat netral.
Tambahkan 20 ml alcohol ke dalam corong pemisah, lalu dikocok selama 15 menit dan diamkan hingga terbentuk lapisan. Pisahkan lapisan alkohol kedalam Erlenmeyer, tambahkan 2 tetes indicator PP, kemudian dititrasi dengan NaOH 0,01 N.
Lalu dihitung konsentrasi lemak dalam sabun sebagai asam stearat.
VII. HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan
No.
Berat sabun (g)
Vol. Larutan sabun yang dititrasi (ml)
Vol. NaOH 0,01 N untuk titrasi (ml)
1.
0,5 g
20 ml
1,7 ml
Perhitungan
=
= 24,17 %
VIII. PEMBAHASAN
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik (Wikipedia, 2014).
Dalam ekstraksi pelarut berlaku hukum distribusi, yang menyatakan bahwa jika pada suatu sistem terdiri dari dua lapisan cairan bercampur sesamanya, ditambahkan senyawa ketiga, maka senyawa ketiga ini akan didistribusikan dalam dua lapisan cairan tersebut. Misalnya merkuri bromida dapat larut dalam air dan dalam benzene. Bila larutan merkuri bromida dikocok dalam benzene yang tidak tercampur dalam air, maka merkuri bromida akan terbagi dalam air dan dalam benzene (Anonim, 2014).
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu menyediakan sabun, kemudian dipotong kecil-kecil, lalu ditimbang dalam neraca analitik sebanyak 0,5 gram. Potongan sabun sebanyak 0,5 gram ini kemudian di larutkan dengan 400 mL aquadest, untuk melarutkan potongan sabun diaduk-aduk dengan menggunakan batang pengaduk, lalu ditambahkan 1-3 tetes phenolphthalein. Phenolphthalein ini bertindak sebagai indicator, agar diketahui sudah terjadi perubahan warna pada sampel. Untuk membantu pelarutan secara sempurna sabun, maka dilakukan pemanasan hingga hampir mendidih, Setelah semua sabun larut sempurna selanjutnya didinginkan dan diencerkan menjadi 500 mL dalam labu takar, 500 mL.
Pada proses ekstraksi, air sabun ini diambil 20 mL dan dimasukkan kedalam corong pisah dan ditambahkan 10 mL n-heksan. Tujuan penambahan n-heksan ini agar asam lemak bebas yang dipisahkan akan terdistribusi lebih banyak pada pelarut n-heksan ketimbang pada pelarut air karena asam lemak dan n-heksana sama-sama bersifat non polar. Kemudian dikocok, setelah dikocok krannya dibuka untuk mengeluarkan gas, pada proses pengocokan ini terjadi emulsi. Emulsi adalah suatu sediaan yang mengandung dua zat cair yang tidak mau bercampur, biasanya air dan minyak dimana cairan satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain (Anonima, 2011).
Untuk menghilangkan emulsi tersebut, maka ditambahkan dengan larutan NaCl sebanyak 10 mL, Lalu dikocok kembali 10-15 menit setelah penambahan larutan NaCl, dibiarkan beberapa menit dan pisahkan lapisan n-heksan, sehingga terbentuk 2 fasa yaitu fasa air yang berada dibagian bawah dan fasa organic dimana fasa organic ini adalah n-heksan berada pada bagian atas, hal ini karena massa jenis dari air lebih besar dari n-heksan sehingga air berada pada bagian bawah.
Percobaan ini diulang kembali dengan mengekstrak sebanyak 2 kali, dengan memasukan kedalam corong pisah lalu ditambahkan 10 mL air dan 2 tetes indicator phenolphthalein, kemudian dikocok, dibiarkan beberapa menit lalu dipisahkan n-heksannya dan lapisan air dibuang. Penambahana air terus dilakukan sampai air tidak bersifat basa lagi. Setelah larutan bersifat netral ditambahkan 20 ml alcohol yang berfungsi sebagai pengikat asam lemak. Lalu dikocok selama 15 menit setelah terbentuk lapisan alcohol dimasukkan kedaam Erlenmeyer, ditambahkan dengan indicator pp 2 tetes kemudian dititrasi dengan NaOH 0,01 N.
Indikator pp berfungsi sebagai penentu titik akhir dari pada titrasi dengan mengalami perubahan warna pada saat melakukan titrasi, fungsi NaOH sebagai pereaksi indikator PP karena bila indikator PP tidak digunakan maka tidak akan terjadi perubahan warna dan terjadi reaksi karena ada NaOH namun sebaliknya apabila NaOH tidak digunakan maka tidak akan terjadi reaksi walaupun ada indikator PP, dan fungsi NaCl sebagai penetralan larutan zat yang terkandung dalam air sehingga harga K akan menjadi lebih besar. Pada berat 0,5 g sabun dan volume larutan sabun 20 ml yang dititrasi NaOH serta dilakukan ekstraksi didapatkan hasil bahwa kadar asam stearat adalah 24,17%.
IX. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil praktikan setelah melakukan kegiatan praktikum Ekstraksi Lemak Dan Sabun antara lain :
Sabun mengandung garam dari asam lemak dengan KOH atau NaOH.
Ekstraksi pada percobaan ini bertujuan untuk memisahkan asam lemak dari sabun.
Penambahan NaCl jenuh agar terbentuk lapisan hingga emulsi mudah dipisahkan.
N-hexane merupakan pelarut ogranik yang mampu melarutkan lemak.
Pemberian alcohol bertujuan untuk mengikat asam lemak.
Indikator pp berfungsi sebagai penentu titik akhir dari pada titrasi dengan mengalami perubahan warna pada saat melakukan titrasi.
Fungsi NaCl sebagai penetralan larutan zat yang terkandung dalam air sehingga harga K akan menjadi lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014. "Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar". Institut Pertanian Stiper, Yogyakarta.
Anonima, 2011. "Ekstraksi pada sabun". http://whilnanoblog.blogspot.com Diakses pada tanggal 17 oktober 2014 pukul 10.20.
Wikipedia, 2014. "Ekstraksi". http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi. Diakses pada tanggal 17 oktober 2014 pukul 10.12.
Yogyakarta, 16 0ktober 2014
Mengetahui,
Co. Ass Praktikan
(Indes Rienera Novitasari) (Rizqi Oktavina Sunarso Putri)