Blok 20: Emergensi
Tugas Keterampilan Medik
”Pemilihan Obat Secara Rasional Kasus Emergency”
OLEH Ajeng Savitri H1A009021
Dosen Pembimbing: Ibu Siti Rahmatul Aini, S.F., Apt.
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY]
2012
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat hidayah-Nya, laporan yang diberikan sebagai tugas ketrampilan medic Pemilihan Obat Secara Rasional (POSR) pada blok sistem Fakultas Kedokteran Universitas Mataram ini, yakni Blok Emergensi, dapat terselesaikan dengan baik. Mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan, baik dalam hal penulisan maupun materi yang disampaikan. Untuk itu, dimohon kritik serta saran yang membangun agar dapat diperbaiki pada kesempatan selanjutnya.Semoga laporan ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat positif bagi pembaca.
Mataram, November 2012
Penyusun
Ajeng Savitri | H1A009021 2
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY]
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
2
Daftar Isi
3
Tabel Obat
4
Kasus Mata Kasus 1
17
Kasus 2
23
Kasus 3
29
Kasus 4
32
Kasus 5
32
Daftar Pustaka
46
Ajeng Savitri | H1A009021 3
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY]
TABEL OBAT Golongan Obat Antibiotik Nama golongan
Efficacy
Safety
Suitability
Tetrasiklin
Bekerja dengan menghambat sintesis protein dengan menghambat perlekatan aminoasil-tRNA yang bermuatan. Memiliki spektrum yang luas.
I: infeksi bakteri yang umum KI: Tidak boleh diberikan pada anak-anak < 12 tahun
Kloramfenikol
Penghambat kuat terhadap sintesis protein mikroba. Bersifat bakteriostatik untuk kebanyakan bakteri, melawan bakteri aerob dan anaerob serta gram positif dan gram negatif.
ESO: mual, muntah, diare, iritasi esofagus, hepatotoksisitas, pankreatitis, gangguan darah, fotosensitivitas dan reaksi hipersensitivitas (demam). Menimbulkan disgenesis pada gigi susu maupun gigi tetap. Perubahan warna permanen dan kecendrungan terjadi karies. Hingga tidak dianjurkan diberikan pada anak. ESO: mual, muntah, dan diare, depresi sumsung tulang, reaksi neurotoksik seperti sakit kepala, neuritis optik, neuritis perifer dan reaksi hipersensitivitas. Memiliki efek samping hematologik yg berat.
Co-trimoksazole
ESO: mual, diare, sakit kepala, hiperkalemia, rash.
I: enteritis infeksiosa, toksoplasmosis, nokardiasis KI: gagal ginjal, gangguan hati yang berat, porfiria
Florokuinolon
Berkompetisi dengan PABA dan enzim dihidrofolat sintetase bakteri sehingga membentuk analog asam folat yang tidak berfungsi. Menghambat enzim dihidrofolat reduktase bakteri yang mengubah asam dihidrofolat menjadi asam tetrahidrofolat. Merupakan analog dari asam nalidixic yang aktif melawan bakteri gram positif dan gram negatif. Obat ini memblok sintesis DNA dengan cara menghambat enzim topoisomerase II (DNA gyrase) dan topoisomerase IV. Obat ini memiliki aktivitas bakterisidal dan lebih efektif melawan bakteri gram negatif dibandingkan bakteri gram positif.
Sefalosporin
Menghambat sintesis dinding sel mikroba. Dapat
Aman pada anak-anak.
ESO: mual, muntah, dispepsia, diare, sakit kepala, gangguan tidur, ruam dan pruritus. Selain itu, anoreksia, peningkatan kadar urea dan kreatinin dalam darah, astenia, depresi, bingung, halusinasi, kejang, tremor, paraestesia, hipoastesia, fotosensitivitas, reaksi hipersensitivitas (demam) serta gangguan darah. ESO: Reaksi alergi, nyeri berat dan
Ajeng Savitri | H1A009021 4
I: infeksi berat (hemophilus influenza, demam tifoid, dan burkholderia cepacea) KI: wanita hamil dan menyusui, porfiria
I: bakteri gram positif dan gram negatif KI: hati-hati pada pasien dengan riwayat epilepsi atau kejang, defisiensi G6PD, miastenia gravis, gangguan ginjal, wanita hamil dan ibu menyusui, anak-anak dan remaja
Gen I: terutama aktif terhadap kuman gram
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY]
Penisilin
Makrolide
menembus sawar darah uri dan sawar darah otak, dieksresi utuh melalui ginjal. Memiliki spectrum yang luas.
tromboflebitis setelah injeksi intravena, toksisitas pada ginjal.
positif Gen II: kurang aktif terhadap bakteri gram positif, tapi lebih aktif terhadap bakteri gram negatif Gen III: kurang aktif terhadap kokus gram positif, tapi jauh lebih aktif terhadap Enterobacteriaceae
Bersifat bakterisida dan bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel. Berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi ke dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Diekskresi ke urin dalam kadar terapetik. Aktifitas antimikrobialnya kemungkinan inhibitor atau bakterisidal. Aktif pada pH alkalin. Menghambat sintesis protein melalui proses binding pada RNA ribosom dan menghambat reaksi translokasi serta formasi kompleks inisiator.
ESO: reaksi alergi dan reaksi anafilaksis yang dapat menjadi fatal, kejang pada pasien gagal ginjal.
I: infeksi kokus gram positif, infeksi batang gram positif, infeksi bakteri gram negatif KI: alergi penisilin
ESO: Efek GIT: anoreksia, mual, muntah, intoleransi gastrointestinal yang menstimulasi motilitas usus Hepatotoksik: hepatitis kolestatis akut (demam, jaundice, gangguan fungsi hepar), reaksi hipersensitivitas (demam, eosinofilia, rash) ESO: Diare, rash, colitis pseudomembran, mual, muntah, hipotensi, urtikaria, SJS, gangguan fungsi hepar, neutropenia, enterocolitis
I: Infeksi gram positif KI: Gangguan hepar, hipersensitivitas
Klindamisin
Berikatan secara reversible pada subunit ribosom dan menghambat sintesis protein, bacteriostatic or bactericidal tergantung pada konsentrasi obat, lokasi infeksi dan orgamisme yang menginfeksi
Aminoglikosida
Menghambat sintesis protein secara ireversibel, namun mekanisme pasti aktivitas bakterisidalnya belum diketahui. Di dalam sel, aminoglikosida berikatan secara spesifik dengan protein ribosom subunit 30S. Mengganggu pembentukan kompleks peptide, kesalahan pembacaan mRNA dan merusak polisom menjadi monosom yang tidak berfungsi.
ESO: Ototoksik dan nefrotoksik Pada dosis yang sangat tinggi dapat menyebabkan inhibisi neuromuscular yang berdampak pada paralisis respiratorik
Ajeng Savitri | H1A009021 5
I: Pengobatan infeksi anaerob, profilaksis endokarditis, pneumonia KI: Hipersensitivitas I: Bakteri enteric gram negative KI: Hipersensitivitas golongan aminoglikosida
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY] Sulfonamide
Polipeptida
Sulfonamide merupakan analog PABA yang, PABA sangat penting bagi organism termasuk bakteri untuk sintesis asam folat. Dengan struktur yang mirip, sulfonamide menghambat sintesis dihidropteroat dan produksi folat. Aktivitasnya melawan bakteri gram positif maupun negative, namun buruk melawan bakteri anaerob. Menghambat sintesis dinding sel bakteri. Aktif terhadap organism yang beragam, sesuai dengan spesialisasi masing-masing obat yang termasuk dalam golongan ini.
ESO: Alergi (demam, rash kulit, dermatitis, fotosensitif, urtikaria, mual, muntah, diare, gangguan traktus urinarius), SJS, stomatitis, konjunctivitis, arthritis, gangguan hematopoietic, hepatitis, poliarteritis dan psikosis (jarang) ESO: Reaksi alergi (jarang)
I: Infeksi traktus urinarius, toksoplasmosis, malaria (lini kedua) KI: Hipersensitivitas sulfa
I: Infeksi berbagai jenis spesies KI: -
Golongan Obat Penisilin Nama Obat
Efficacy
Safety
Suitability
Penisilin G
Terlibat dalam sintesis dinding sel bakteri selama pembelahan aktif, menyebabkan kematian dinding sel dan berefek bakterisidal melawan bakteri tertentu.
I: bakteri gram positif, beberapa gram negative, anaerob dan spiroset, infeksi ringan hingga sedang-berat KI: hipersensitivitas penisilin
Penisilin VK
Menghambat sintesis dinding sel dengan berikatan pada penicillin-binding protein yang berperan dalam tahapan transpeptidation dari peptidoglikan dinding sel. Bakteri mengalami lisis akibat aktivitas enzim auto-litik dinding sel. Idem
ESO: nyeri local, konvulsi, bingung, mengantuk, demam, kemerahan, ketidakseimbangan elektrolit, anemia hemolitik, tromboflebitis, mioklonus, reaksi hipersensitivitas, anafilaktik ESO: diare ringan, mual, muntah, candidiasis oral, demam, anemia hemolitik, reaksi hipersensitivitas dan anafilaktik
ESO: mual, diare, nyeri abdomen, demam, kemerahan, infeksi, hipersensitiv, anafilaktik ESO: demam, nyeri, kemerahan, mual, diare, neutropenia, tromboflebitis, reaksi hipersensitivitas ESO: mual, diare, demam, kemerahan, muntah,
I: stafilokoki produksi penisilinase KI: hipersensitivitas penisilin I: stafilokoki KI: hipersensitivitas penisilin
Cloxacillin Nafcillin
Oxacillin
Terlibat dalam sintesis dinding sel bakteri selama pembelahan aktif, menyebabkan kematian dinding sel dan berefek bakterisidal melawan bakteri tertentu. Menghambat sintesis dinding sel dengan berikatan
Ajeng Savitri | H1A009021 6
I: kokus gram positif aerob, anaerob KI: hipersensitivitas penisilin
I: stafilokoki
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY] pada penicillin-binding protein yang berperan dalam tahapan transpeptidation dari peptidoglikan dinding sel. Bakteri mengalami lisis akibat aktivitas enzim auto-litik dinding sel.
gangguan hematologi
KI: hipersensitivitas penisilin
Amoxicillin
Idem
I: infeksi secara umum KI: hipersensitivitas penisilin
Amox/ potassium clavulanat
Clavulanat menghambat betalaktamase yang menginaktivasi amoxicillin, sehingga amoxicillin mendapatkan spectrum yang luas. Amoxicillin bekerja sesuai dengan mekanisme kerjanya. Menghambat sintesis dinding sel dengan berikatan pada penicillin-binding protein yang berperan dalam tahapan transpeptidation dari peptidoglikan dinding sel. Bakteri mengalami lisis akibat aktivitas enzim auto-litik dinding sel. Idem
ESO: demam, urtikaria, kemerahan, reaksi alergi, kejang, cemas, bingung, halusinasi, depresi, mual, muntah, gangguan hematologi ESO: kemerahan, urtikaria, mual, muntah, diare, vaginitis, nyeri kepala, abdominal discomfort, flatulensi ESO: konvulsi, bingung, mengantuk, demam, kemerahan, gangguan hematologic, reaksi hipersensitivitas dan anafilaktik
I: Pseudomonas, Proteus, E. coli, Enterobacter, beberapa streptokoki dan bakteri anaerob KI: hipersensitivitas penisilin
ESO: Idem
I: Pseudomonas dan bakteri gram negative lain KI: hipersensitivitas penisilin
Piperacillin
Ticarcillin
I: B. catarrhalis, H. influenza, N. gonorrheae, S. aureus KI: hipersensitivitas penisilin
Golongan Obat Anti-inflamasi Nama golongan Corticosteroid
Efficacy
Safety
Berinteraksi dengan protein reseptor yang spesifik di organ target, untuk mengatur suatu ekspresi genetic yang selanjutnya akan menghasilkan perubahan dalam sintesis protein lain. Protein yang terakhir inilah yang akan mengubah fungsi seluler organ target sehingga diperoleh, misalnya, efek glukoneogenesis, meningkatnya asam lemak,
ESO: Insomnia, hipomania dan ulkus peptic akut Jangka panjang: Diabetes dan osteoporosis, penggunaan dosis tinggi menyebabkan nekrosis avaskular dan sindrom cushing.
Ajeng Savitri | H1A009021 7
Suitability I: menekan radang pada demam rematik, arthritis, bursitis, tenosinovitis, reaksi alergi, dermatitis, ARDS KI: ulkus peptic, penyakit jantung, infeksi sistemik
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY]
NSAID Nonselektif
NSAID Selektif (Coxib)
Parasetamol
meningkatnya reabsorpsi Na, meningkatnya reaktivitas pembuluh terhadap zat vasoaktif dan efek anti-inflamasi. Aktifitas anti-inflamasi melalui inhibisi sintesis prostaglandin. Jalur lain kemungkinan melalui penghambatan kemotaksis, menurunkan regulasi produksi IL-1, menurunkan produksi radikal bebas dan mengganggu proses kalsium intraseluler. Selain itu juga menurunkan sensitivitas pembuluh darah terhadap bradikinin dan histamine, mengganggu produksi limfokin dari limfosit T dan mengembalikan vasodilatasi sebagai akibat dari inflamasi. Menghambat sintesis prostaglandin oleh COX-2 pada lokasi inflamasi tanpa mempengaruhi COX-1, sehingga efek samping GIT minimal. Coxib secara selektif berikatan dengan sisi aktif enzim COX-2 dengan efek analgesic, antipiretik dan anti-inflamasi. Digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang tanpa efek antiinflamasi yang kuat. Penghambat lemah COX-1 dan 2 di jaringan perifer serta COX-3 di system saraf pusat. Mencapai kadar puncak dalam 30-60 menit.
Hati-hati ketergantungan steroid
ESO: Pada saluran cerna menyebabkan perdarahan, ulserasi, perforasi lambung atau usus. Hepatotoksik dan nefrotoksik. Reaksi alergi pada kulit
I: rheumatoid arthritis, nyeri jantung, nyeri ringan sampai sedang
ESO: Edema, hipertensi, thrombosis kardiovaskuler, SJS, rash (efek kardiovaskuler yang berbahaya, sehingga sempat ditarik dari pasar)
I: arthritis rematoid, osteoarthritis, arthritis gout akut, nyeri musculoskeletal akut
ESO: Jaundice, anemia hemolitik dan methemoglobinemia (jarang)
I: nyeri kepala, myalgia, nyeri postpartum, gout, infeksi virus
KI: tidak diberikan pada orang dengan tukak lambung yang aktif
KI: gangguan ginjal
KI: kerusakan hepar Dosis berlebihan: pusing, disorientasi, kerusakan hepar (nekrosis), kematian
Golongan Obat NSAID Non-Selektif Nama Obat Aspirin
Efficacy Analgesik: + Anti-inflamasi: ++
Safety ESO: Intoleransi gastric, ulkus gastric dan duodenum, hepatotoksisitas, asma,
Suitability I: nyeri sedang, demam rematik, arthritis rematoid, radang sendi lain
Ajeng Savitri | H1A009021 8
Cost Dosis: 2,4-3,6g/hari (2 kali sehari)
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY] Antipiretik: ++ Antiplatelet: +++
Diclofenac
Analgesik: + Anti-inflamasi: ++ Antipiretik: +
Diflunisal
Analgesik: + Anti-inflamasi: ++ Antipiretik: +
Etodolac
Analgesik: + Anti-inflamasi: ++ Antipiretik: +
kemerahan, nefrotoksik Dosis tinggi: Salisilisme, hiperpnea, alkalosis respiratorik, asidosis metabolic, depresi pernapasan, kardiotoksik dan intoleransi glukosa ESO: Distress gastrointestinal, perdarahan gastro, ulkus lambung, keram abdomen, heartburn, mual, angina pectoris, aritmia, dizziness, cemas, gatal, kemerahan, tinnitus, perdarahan vagina
KI: hipersensitivitas NSAID, asma, rhinitis, polip hidung, kehamilan (T3), infeksi virus pada anak < 16 tahun
ESO: Nyeri kepala, retensi cairan, angina pectoris, aritmia, dizziness, kemerahan kulit, ulkus gastrointestinal, perdarahan vagina, tinnitus ESO: Idem
I: nyeri postoperasi gigi, penyakit inflamasi KI: hipersensitivitas NSAID, perdarahan GI yang aktif
I: inflamasi ophthalmic sebelum operasi, keratosis, mual postoperasi KI: porfiria, hipersensitivitas NSAID
Harga: Rp 34.705,-/strip 10 tablet 50mg Rp 13.882,-/hari Dosis: 500mg (2 kali sehari) Harga: Dosis: 200-300mg (4 kali sehari) Harga: Dosis: 600mg (4 kali sehari) Harga: -
Analgesik: + Anti-inflamasi: ++ Antipiretik: +
ESO: Idem
I: osteoartritis, artritis rematoid, nyeri ringan hingga sedang KI: hipersensitivitas NSAID
Flurbiprofen
Analgesik: + Anti-inflamasi: ++ Antipiretik: +
ESO: Idem Penyembuhan kornea lambat, mata gatal, geli dan rasa terbakar, iritasi mata, mata merah, ESO: Idem Urtikaria, nyeri abdomen, perforasi GI
I: idem, nyeri, inflamasi dan edema macular sistoid postoperasi, menghambat miosis intraoperasi KI: alergi penisilin I: nyeri dan bengkak, penyakit inflamasi, rematoid, nyeri ringan hingga sedang, demam, dismenore, gout, ankilosing spondilitis, migraine akut KI: hipersensitivitas NSAID
Analgesik: ++ Anti-inflamasi: ++ Antipiretik: ++
Dosis: 50-75mg (4 kali sehari)
I: osteoartritis, nyeri KI: hipersensitivitas NSAID
Fenoprofen
Ibuprofen
Harga: Rp 2.002,-/strip 10 tablet 0,5g Rp 1.201,2/hari
Ajeng Savitri | H1A009021 9
Dosis: 500mg (2 kali sehari) Harga: Dosis: 400-800mg (3-4 kali sehari) Harga:
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY]
Indomethacin
Ketoprofen
Ketolorac
Analgesik: + Anti-inflamasi: ++ Antipiretik: +
Analgesik: ++ Anti-inflamasi: ++ Antipiretik: +
Analgesik: +++ Anti-inflamasi: + Antipiretik: +
ESO: Idem Anoreksia, nyeri epigastrik
ESO: Idem
I: penyakit inflamasi dan rematoid, nyeri sedang, gout akut, alternative operasi penutupan duktus arteriosus pada neonatus KI: hipersensitivitas NSAID, perdarahan GI aktif, penyakit ulkus, neonates premature dengan necrotizing enterocolitis, gangguan fungsi ginjal, perdarahan aktif, trombositopenia I: nyeri dan bengkak, rematoid arthritis, osteorartritis, disminore primer, nyeri ringan hingga sedang KI: Hipersensitivitas golongan aminoglikosida
ESO: Gangguan ginjal, luka perdarahan, hematom postoperasi, edema, mengantuk, dizziness, nyeri kepala, nyeri, mual, dyspepsia, diare, ulkus gastric, nyeri lokasi injeksi, diaforesis
I: nyeri jangka pendek KI: polip nasal, angioedema, reaksi bronkospasm pada NSAID, ulkus peptic aktif, perdarahan/perforasi GI, gagal ginjal, perdarahan serebrovaskular
Meclofenamate dan Asam Mefenamat
Analgesik: + Anti-inflamasi: ++ Antipiretik: +
ESO: Idem
I: penyakit inflamasi KI: perdarahan GI aktif, penyakit ulkus, hipersensitivitas NSAID
Nabumetone
Analgesik: + Anti-inflamasi: ++
ESO: Idem
I: osteoarthritis, rematoid artritis KI: ulkus peptic aktif, hipersensitivitas
Ajeng Savitri | H1A009021 10
Rp 2.520,-/strip 10 tablet 400mg Rp 756,-/hari Dosis: 25-50mg (2-3 kali sehari) Harga: Rp 554,5,-/strip 10 tablet 25mg Rp 166,35/hari Dosis: 100mg (2 kali sehari) Harga: Rp 18.900,-/strip 10 tablet 100mg Rp 3.780,-/hari Dosis: 10mg (4 kali sehari) Harga: Rp 26.250,-/ampul 30mg/ml Rp 35.000,-/hari Dosis: 500mg (3 kali sehari) Harga: Rp 2.170,-/strip 10 kaplet 500mg Rp 651,-/hari Dosis: 1-2g (1 kali sehari)
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY] Antipiretik: +
Naproxen
Oxaprozin
NSAID, gangguan hepar berat, asma, urtikaria
Analgesik: + Anti-inflamasi: ++ Antipiretik: +
Analgesik: + Anti-inflamasi: ++ Antipiretik: +
Piroxicam
Analgesik: + Anti-inflamasi: ++ Antipiretik: +
Sulindac
Analgesik: + Anti-inflamasi: ++ Antipiretik: + Analgesik: + Anti-inflamasi: ++ Antipiretik: +
Tolmetin
ESO: Idem Konstipasi, ulkus GI
I: idem KI: hipersensitivitas NSAID
ESO: Inhibisi system saraf pusat, gangguan tidur, kemerahan pada kulit, mual, dyspepsia, nyeri abdomen, anoreksia, flatulence, mundah, disuria atau peningkatan frekuensi berkemih ESO: Idem
I: idem KI: kehamilan T3, riwayat penyakit GI, disfungsi hepar atau ginjal, penyakit perdarahan, gagal jantung, manula, hipersensitivitas NSAID I: idem, sunburn KI: hipersensitivitas NSAID
ESO: Idem Konstipasi, ulkus GI ESO: Idem Konstipasi, ulkus GI
I: idem KI: hipersensitivitas NSAID I: idem, juvenile KI: hipersensitivitas NSAID
Harga: Rp 5.400,-/tablet 0,5g Rp 10.800,-/hari Dosis: 375mg (2 kali sehari) Harga: Rp 13.750,-/strip 10 kaplet 0,5g Rp 1.375,-/hari Dosis: 1200-1800mg (1 kali sehari) Harga: Dosis: 10-20mg (1 kali sehari) Harga: Rp 1.050,-/strip 10 tablet 10g Rp 105,-/hari Dosis: 200mg (2 kali sehari) Harga: Dosis: 400mg (4 kali sehari) Harga: -
Golongan Obat Antikonvulsan Obat
Efikasi
Safety
Ajeng Savitri | H1A009021 11
Suitability
Cost
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY] Karbamazepin
Inaktivasi kanal Na menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan muatan listrik
ES : mual, bingung, mengantuk, pandangan kabur, ataksia ES jarang : agranulositosis
Indikasi: Efektif untuk epilepsi parsial terutama epilepsi kompleks, epilepsi umum tonik-klonik, maupun kombinasi kedua jenis epilepsi ini. Kontraindikasi: gangguan konduksi AV, riwayat depresi sumsum tulang, porfiria..
Fenobarbital
Mekanisme kerja menghambat kejang kemungkinan melibatkan potensiasi penghambatan sinaps melalui suatu kerja pada reseptor GABAA, rekaman intrasel neuron korteks atau spinalis kordata mencit menunjukkan bahwa fenobarbital meningkatkan respons terhadap GABA yang diberikan secara iontoforeti Digunakan sbg : “ add-on” drugs pd penderita epilepsi yg tdk mencapai efek baik dg obat antiepilepsi lain Gabapentin & karbamazepin juga digunakan utk mengobati nyeri neuropatik (shooting & stabbing) yg krg berespon thdp analgesik konvensional. Gabapentin meningkatkan kerja GABA dengan mekanisme yang belum diketahui Inaktivasi kanal Na menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan muatan listrik
ES : simptom serebral (sedasi, ataksia, nistagmus), mengantuk (pada dewasa), dan hiperkinesia pd anak2 Toleransi tjd pd pemakaian jangka panjang dan withdrawl scr tiba2 yg dpt memicu status epileptikus Vigabatrin sedikit / jarang digunakan krn dpt mengurangi daerah pandang (visual fields) sampai 1/3 penderita
Indikasi: Fenobarbital dapat diberikan pada epilepsi umum, tetapi bukan merupakan obat pilihan utama sebab efek sampingnya berupa penurunan fungsi kognitif Kontraindikasi: depresi pernafasan berat, porfiria
Indikasi: Efektif untuk epilepsi parsial dan epilepsi umum sekunder. Kontraindikasi: Pasien yang hipersensitif terhadap gabapentin, pankreatitis akut, tidak efektif pada seizure generalisasi primer.
AlpentinGabapentin 300 mgDos 5x20; 3x10Rp. 330.000
Kadang-kadang respon idiosinkratik menyebabkan toksisitas hepatik parah / fatal Bisa juga menyebabkan mual, peningkatan BB, perdarahan & rambut rontok relatif kecil
Indikasi: Dikenal sebagai OAE spektrum luas, efektif untuk epilepsi tipe lena, epilepsi mioklonik, epilepsi umum tonik maupun tonik-klonik Sebagai terapi tunggal atau terapi tambahan pada pengobatan partial seizure (elementary dan kompleks) dan absence seizure (petit mal) Kontraindikasi: Hipersensitivitas, penderita
Valproat tablet 150 mg50 tablet/btolRp. 16.512 Valproat tablet 250 mg50 tablet/btol Rp. 24.336
Gabapentin
Valproat
Ajeng Savitri | H1A009021 12
Karbamazepin 200 mg Bamgetol10x10 kaplet salut selaputRp. 160.000 Karbamazepin tablet 200 mg 10x10 Rp. 34.503 Fenobarbital tablet 30 mg100 tablet/ btlRp. 6.510 Fenobarbital tablet 30 mg250 tablet/ btlRp. 16.275
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY]
Fenitoin
Inaktivasi kanal Na menurunkan kemampuan syaraf untuk menghantarkan muatan listrik
Benzodiazepin -Diazepam
Obat-obat basa lemah dan diabsorpsi sangat efektif pada pH tinggi yang ditemukan di dalam duodenum. Efektif pada saat serangan akut.
Topiramat
Dapat diberikan tunggal atau sebagai terapi tambahan untuk kejang tonik-klonik umum atau kejang fokal dengan atau tanpa generalisasi skunder.
ES: Gangguan saluran cerna, pusing, nyeri kepala, tremor, insomnia, neuropati perifer, hipertrofi gingiva, ataksia, bicara tidak jelas, nistagmus, penglihatan kabur, ruam, akne, hirsutisme, demam, hepatitis, lupus eritematosus Mengantuk, kelemahan otot, depresi pernapasan, konfusi, konstipasi, depresi, diplopia, disatria, nyeri kepala, hipotensi, mual, inkontinensia, vertigo, dan pandanga kabur.
ES: Mual, bingung, mengantuk, pandangan kabur, ataksia, penurunan berat badan, insomnia, depresi, gugup, suasana hati tidak stabil.
penyakit hati atau disfungsi hati yang nyata Indikasi : semua jenis epilepsi, kecuali petit mal; status epileptikus. Peringatan: gangguan hati, hamil, menyusui, penghentian obat mendadak, hindari para porfiria
Indikasi: Jarang digunakan per oral, tetapi sering digunakan secara intravena atau per rektal untuk pengobatan status epileptikus. Apabila diberikan secara intravena, onset kerjanya sekitar 1-2 menit, tetapi masa kerjanya hanya 15-20 menit. Kontraindikasi: depresi pernafasan, insufisiensi pulmoner akut, status fobi/obsesi, psikosis kronik, porforia. Indikasi: Sebagai monoterapi pada pasien yang baru didiagnosa epilepsi atau untuk konversi menjadi monoterapi pada pasien epilepsi. Sebagai terapi tambahan untuk anak (>2 tahun) dan dewasa dengan kejang partial. Kontraindikasi: Menyusui
Fenitoinkapsul 100 mg250 kapsul/btlRp. 27.838
Inj.diazepam Rp 872,57 Oral Rp 28,50
TopamaxTopiramat 50x60Rp. 385.143
Golongan Obat Antihipertensi Golongan Obat Diuretik a. Thiazid
Efficacy
Safety
Suitability
Diuretik lemah. Bekerja di tubulus distal dengan cara menghambat reabsorbsi NaCl.
Menyebabkan hipokalemia, hiperurisemia, mengganggu toleransi glukosa, meningkatkan kadar
Kontraindikasi Penderita DM tipe II., hiperkalsemia, hiponatremia, gangguan hati
Ajeng Savitri | H1A009021 13
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY] kolesterol, hipotensi, penurunan libido. b.
Loop diuretic
c.
Diuretik hemat kalium
d.
Inhibitor karbonik anhidrase Angoitensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI) Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
β –Blocker
Ca Channel Blocker (CCB)
Diuretic kuat. Menghambat reabsorbsi NaCl di ansa henle asendens segmen tebal. Diuretic lemah jika digunakan tunggal. Menurunkan reabsorbsi natrium dengan cara memblok kanal Na atau mengantagonis aldosteron. Antagonis aldosteron memiliki onset aksi yang lama (6 minggu) Diuretic lemah, jarang digunakan efek diuretiknya.
Menyebabkan hiponatremia, hipokalemia, ggn pendengaran. Hiperkalemia
hipovolemia,
Mencegah perubahan angiotensin I menjadi II. Mencegah degradasi bradikinin dan menstimulasi sintesis senyawa vasodilator.
Menyebabkan neutropenia, agranulositosis, proteinuria, glomerulonefritis, gagal ginjal akut. ACEI menyebabkan batuk.
Menahan langsusng reseptor angiotensin tipe 1, reseptor yang memperantarai efek angiotensin II (vasokonstriksi, pelepasan aldosteron, dll). Tidak memecah bradikinin. Menurunkan CO melalui kronotropik negative dan efek inotropik jantung, serta inhibisi pelepasan rennin dari ginjal. β –Blocker, terdiri atas 2 macam : β–Blocker kardioselektif (selektif β1) kurang merangsang bronkospasme dan vasokonstriksi serta lebih aman β–Blocker Nonselektif Menyebabkan relaksasi jantung dan otot polos dengan menghambat kanal Ca yang sensitive terhadap tegangan mengurangi masuknya Ca kedalam sel. Selain itu CCB
Tidak menyebabkan batuk. Mencegah nefropati pada pasien DM. dapat menyebabkan hiperkalemia, hipotensi ortostatik.
Menyebabkan parestesia, hipokalemia, kurang nafsu makan, mengantuk.
dan ginjal yang berat Kurang dianjurkan untuk Ibu Hamil. Hati-hati pemberian pada pasien dg aritmia, kehamilan dan lansia. Pasien dengan penyakit ginjal, hiperkalemia, ibu hamil
Kontraindikasi pada pasien dengan kerusakan ginjal berat, kehamilan, tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang. Kurang dianjurkan untuk penderita gagal ginjal kronik dan diabetes mellitus. Kontraindikasi absolute untuk ibu hamil dan PPOK atau Asma. Kontraindikasi pada Ibu hamil. Kurang dianjurkan untuk pasien dengan kerusakan ginjal yang berat.
Efek samping pada miokardium adalah bradikardi kelainan kondukdi AV, gagal jantung akut. Penghambat β2 dapat merangsang bronkospasme pada pasien asma atau PPOK. Pengehentian tiba – tiba dapat menyebabkan angina tidak stabil. Menyebabkan retardasi pada janin.
Non-Dihidropiridin: Memiliki efek tinggi pada konduksi jantung bradikardi blok AV, gagal jantung dsb. Dihidropiridin :
Digunakan dengan peringatan pada pasien dengan pra konduksi abnormal atau pasien yang mengonsumsi obat dengan efek inotropik (-)
Ajeng Savitri | H1A009021 14
hati hati pemberian β blocker non selektif pada penderita asma, PPOK. Hati-hati pada kehamilan, dapat menyebabkan IUGR.
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY]
α1 Reseptor Blocker
memiliki potensi memperbaiki aliran darah. Terbagi dalam dua golongan yaitu dihidropiridini dan non dihidropiridin. Menginhibisi katekolamin pada sel otot polos vascular perifer vasodilatasi. Tidak mempengaruhi reseptor α2 shg tidak menyebabkan takikardi.
Menybabkan sakit kepala, hyperplasia, keluhan GI.
pusing,
gingival
Menyebabkan hipotensi ortostatik. Lebih aman jika dikombinasi dengan diuretic. Memiliki efek pada SSP.
Sediaan terbatas. Tidak ada ditemukan data generic.
Obat ARB Nama obat Losartan
Valsartan
Kandesartan
Olmesartan
Efficacy
Safety
Suitability
Bekerja dengan cara memblok vasokonstriktor, Bekerja pada reseptor AT1 pada otot polos pembuluh darah dan di otot jantung. Bekerja pada reseptor AT1 pada otot polos pembuluh darah dan di otot jantung.
ES: biasanya ringan, pusing, gangguan pengecap, hiperkalemia, angioedema
Indikasi: hipertensi, nefropati diabetic pada pasien DM tipe 2
Tablet 50 mg 3x10 : 126.000,-
KI: menyusui Indikasi: hipertensi, gagal jantung pada pasien yang intoleransi ACEI
Tablet 8 gram 2x14 92.400,-
KI: gangguan fungsi hati berat, sirosis, obstruksi empedu, menyusuui, hipersensitif terhadp komponen obat Indikasi: hipertensi; kombinasi dengan HCT
Tablet 8 mg x 14 144.55o,-
Angiotensin receptor antagonis. Kandesartan mengikat reseptor angiotensin II AT1 mencegah angiotensin berikatan dengan reseptornya tidak terjadi vasokonstriksi Bekerja pada reseptor AT1 pada otot polos pembuluh darah dan di otot jantung.
ES: kelelahan, sakit kepala, mimisan, trombositopeni, nyeri sendi, nyeri otot, neutropeni
ES: vertigo, sakit kepala, hepatitis akut, hiponatremia, sakit sendi, nyeri otot, ruam, urtikaria
Cost
KI: menyusui, kolestasis. ES: nyeri abdomen, diare, dyspepsia, mual, gejala influenza, rhinitis, hematuria, ISK, nyeri otot, ruam
Ajeng Savitri | H1A009021 15
Indikasi: hipertensi KI: kelainan fungsi hati, ginjal sedang sampai berat, menyusui.
Tablet 20 mg x 30: 310.150,-
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY] Telmisartan
Irbesartan
Angiotensin receptor antagonis. Kandesartan mengikat reseptor angiotensin II AT1 mencegah angiotensin berikatan dengan reseptornya tidak terjadi vasokonstriksi Angiotensin receptor antagonis. Kandesartan mengikat reseptor angiotensin II AT1 mencegah angiotensin berikatan dengan reseptornya tidak terjadi vasokonstriksi
ES: gangguan saluran cerna, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri punggung, kram kaki, ansietas, vertigo, takikardi, insomnia, dyspneu, depresi, ruam dan gatal ES: mual, muntah, lelah, nyeri pada otot, dyspepsia, takikardi, batuk, arthalgia
Indikasi: hipertensi essensial KI: hipersensitif, koleastasis dan gangguan karena obstruksi empedu, kahamilan trimester 2 dan 3, menyusui. Indikasi: hipertensi, untuk menurunkan albuminurea mikro dan makro pada pasien hipertensi dengan DM tipe 2 yang mengalami netropati
Tablet 40 mg x 2x10: 242.00,-
Tablet 150 mg x 2x10: 138.000,-
KI: hamil dan menyusui.
Obat CCB Keterangan Amlodipin
Nifedipin
Suitability
Efficacy
I: diindikasikan untuk pengobatan hipertensi, dapat digunakan sebagai agen tunggal untuk mengontrol tekanan darah pada sebagian besar penderita hipertensi. Juga diindikasikan untuk pengobatan iskemia myokardial, dapat digunankan sebagai monoterapi atau kombinasi dengan obatKI: hipersensifitas terhadap dyhidropiridine, gangguan fungsi ginjal dan hati, kehamilan, menyusui, anak-anak I : terapi dan propilaksi gangguan koroner, terutama angina pectoris, hipertensi, insufisiensi koroner kronik KI: wanita hamil dan menyusui, syok
Sekelompok obat yang bekerja dengan menghambat masuknya ion chanel Ca+ melewati slow chanel yang terdapat pada membran sel (sarkolema). Menghambat arus masuk ion kalsium melalui saluran lambat membran sel aktif, mempengaruhi sel miokard jantung dan sel otot polos pembuluh darah, sehingga mengurangi kemampuan kontraksi miokard, pembentukan dan propagasi impuls elektrik dalam jantung, tonus vaskuler sistemik atau koroner.
Ajeng Savitri | H1A009021 16
Safety ESO : sakit kepala, udema, letih, somnolensi, mual, nyeri perut, kulit memerah, palpitasi, pening.
ESO : ringan dan hanya sementara, rasa panas, rasa berat kepala, mual dan pusing, udem subcutan, hipotensi dan palpitasi.
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY]
Verapamil
kardiogenik, hipersensifitas. I : angina pectoris KI: hipotensi atau syokkardiogenik, gangguan konduksi (AV blok tingkat 2 dan 3, SA blok), sick sinus syndrome, penderita dengan antiflutter, dll.
Ajeng Savitri | H1A009021 17
ESO: hipotensi ortostatik, maul, konstipasi, sakit kepala dan gelisah
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY]
Ajeng Savitri | H1A009021 18
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY]
Golongan Obat Penurun Kadar Kolesterol Total Golongan Obat
Efficacy
Suitability
Safety
Bile acid sequestrants
Kerja utama adalah mengikat dalam lumen saluran cerna, dengan mengganggu stimulasi terhadap sirkulasi enterohepatik asam empedu, yang menurunkan penyimpanan asam empedu dan merangsang hepatik sintesis asam empedu dari kolesterol. Dengan demikian asam empedu yang kembali ke hati akan menurun , hal ini akan memacu hati memecah kolesterol lebih banyak untuk menghasilkan asam empedu yg dkeluarkan melalui tinja. Obat yang paling efektif dan aman. Obat ini efektif menurunkan kolesterol dan pada dosis tinggi juga menurunkan trigliserida yang disebabkan oleh peninggian VLDL. Obat ini bekerja dengan menghambat secara kompetitif koenzim 3-hidroksi-3-metilglutaril (HMG CoA) reduktase, yakni enzim yg bperan dalam sintesis kolesterol, terutama dalam hati. Dengan menurunnya sintesis kolesterol di hati akan menurunkan sintesis APO B100, disamping itu meningkatkan reseptor LDL pada permukaan hati. Dengan demikian kadar kolesterol LDL darah akan ditarik ke hati, dimana akan menurnkan kdar LDL, dan VLDL. Obat ini bekerja mengaktifkan enzim lipoprotein lipase yang kerjanya memecahkan trigliserid, sehingga menurunkan TG plasma dan di hati. Selain menurunkan kdar TG, meningkatkan kadar kolesterol HDL yang diduga melalui peningkatan apoprotein A-I, dan A-II.
Indikasi : pada pasien hiperkolesterolemia primer (hiperkolesterolemia familial, hiperlipidemia, hiperlipoproteinemia tipe IIa) kemudian pada pasien hipertrigliseridemia kombinasi hiperlipidemia). Kontraindikasi : penyumbatan saluran empedu.
ESO : konstipasi, mulas, mual, dan kembung paling sering dilaporkan. Yang mungkin timbul : kenaikan konsentrasi AP (alkalifosfatase), gangguan vitamin larut lemak (A,D,E,K), hipernatremia, hiperkloremia, dll
Indikasi :HDL rendah atau TGS tinggi. Juga sebagai terapi tambhan pda diet untuk mengurangi peningkatan kolesterol total, cLDL, apolipoprotein B, dan trigliserida, pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer, kombinasi hiperlipidemia, hiperkolesterolemia baik homozigot/heterozigot. Sebagai diet tambahan untuk menurunkan kec progresifitas aterosklerosis pada hiperkolesterolemia dan penyakit jantung coroner. Kontraindikasi : pasien dengan penyakit hati yg aktif pada kehamilan (karena itu diperlukan kontrasepsi selama pengobatan dan 1 bulan stelahx) dan menyusui. Indikasi :dapat dipertimbangkan sebagai lini pertama pada pasien dmna kdar TG serum > 10 mmol/L. Hiperlipidemia tipe IIa, IIb, III, IV dan V pada pasien yg tidak respon terhadap diet dan tindakan lain yg sesuai. Kontraindikasi :kehamilan dan menyusui,
ESO yg sering terjadi : adanya myositis yg dtandai dgn nyeri otot dan meningkatnya kadar keratin fosfokinase. Sakit kepala, perubahan fungsi ginjal, efek saluran cerna (nyeri lambung, mual dan muntah), sakit kepala, perubahan uji fungsi hati, parestesia, flatulens, konstipasi, diare, dan ruam kulit. Yang paling ditakutkan : rabdomilisis yang dapat mematikan.
HMG-CoA Reductase inhibitor
Derivat fibrat
asam
Ajeng Savitri | H1A009021 19
Gangguan saluran cerna (3-5%), lemah, vertigo, eksim (2%), trombositopeni, anemia, dermatitis, pruritus, sakit kepala, pusing (2,4 %), pandangan kabur, angiodema, miastenia, myalgia, dapat menyebabkan sindrom seperti myositis (terutma jika fungsi ginjal terganggu).
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY] penyakit hati, insufisiensi ginjal. Asam nikotinik
Golongan ini diduga bkerja menghambat enzim hormone sensitive lipase di jaringan adipose, dengan demikian akan mengurangi jumlah asam lemak bebas. Asam lemak bebas ada dlm darah sebagian besar ditangkap oleh hati dan akan ditangkap sbg sumber sintesis VLD. Dengan menurunnya sintesis VLDL di hati, akan mengakibatkan penurunan kadar TG dan juga kolesterol di plasma. Pemberian asam nikotinik ternyata juga meningkatkan kadar HDL bahkan merupakan obat terbaik untuk meningkatkan HDL.
Ezetimbe
Merupakan obat hipolipid terbaru, bekerja sebagai penghambat selektif penyerapan kolesterol dari membrane fili saluran cerna baik yg berasal dari makanan maupun dari asam empedu.
Asam lemak omega 3
Atau yg dikenal jg dengan minyak ikan yang kaya akan asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docasahexaenoic (DHA). Minyak ikan menurunkan sintesis VLDL. Dengan demikian dapat juga menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan kadar HDL.
Indikasi : untuk hyperlipidemia campuran atau agen sekunder dalam terapi kombinasi untuk hiperkolesterolemia. Obat ini merupakan agen primer atau alternative untuk hipertrigliseridemia dan dyslipidemia. Asam nikotinat disarankan digunakan bersama dengan statin apabila statin tunggal tidak cukup untuk mengendalikan dyslipidemia pasien. Kontraindikasi :perdarahan arteri, ulkus peptikum aktif, kehamilan dan menyusui. Peringatan :DM, penyakit hati, otot skelet, unstable angina, infark miokard akut, jaundis. Indikasi : hiperkolesterolemia primer, karena mekanismex yg unik baik untuk terapi tambahan yakni kombinasi dgn statin, hiperkolesterolemia familial homozigot. Kontraindikasi :tidak dianjurkan pada pasien dengan penurunan fungsi hati sedang-berat. Hati-hati pada kehamilan dan menyusui.
Indikasi : gangguan sekunder, gejala penyakit jantung aterosklerosis. Hiperkolesterolemia. Kontraindikasi : -
Ajeng Savitri | H1A009021 20
Interaksi : penguat efek kumarin, menurunkan efek OHO dan statin. ESO paling sering :flushing yakni perasaan panas pada muka bahkan dibadan. ESO yg lain :intoleransi glukosa, kemerahan pada kulit, dan gatal karena mediasi prostaglandin. Gangguan GI juga masalah yg biasa. Abnormalitas laboratorium : peningkatan uji fungsi hati, hiperurikemia, dan hiperglisemia.
ESO sering : gguan saluran pencernaan, sakit kepala, lemas, myalgia. ESO jarang : ruam dan angioudem ESO sgt jarang : pankreatitis, kolelitiasis, trombositopeni, peningkatan kreatinin kinase, miopati dan rabdomiolisis. ESO kombinasi statin : skit kepala, lemas, konstipasi, diare, kembung, mual, dll. Interaksi : antacid, kolestiramin, siklosporin, fibrat. ESO : mual
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY]
KASUS 1 Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun, dibawa ke UGD Puskesmas karena kejangkejang yang mulai dialami beberapa menit yang lalu. Pasien juga mengalami demam sejak 2 hari yang lalau dan demam tinggi sejak tadi malam. Menurut ibu, anaknya memang akan kejang jika demam tinggi. Ibu sudah memberikan penurun panas tapi anaknya tetap kejang. Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum: tidak sadar, telapak tangan tampak menggenggam kencang dan bibir mengatup kencang, dan tangan dan kaki tampak kaku, bibir tampak sianosis, tampak luka kotor dan bengkak di telapak kaki pasien.
A. DAFTAR MASALAH
Anak laki - laki, 3 tahun
Kejang – kejang sejak beberapa menit yang lalu
Demam sejak 2 hari yang lalu, demam tinggi sejak tadi malam
Sudah diberikan penurun panas, tetapi tetap kejang
Hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum: tidak sadar, telapak tangan tampak menggenggam kencang dan bibir mengatup kencang, dan tangan dan kaki tampak kaku, bibir tampak sianosis, tampak luka kotor dan bengkak di telapak kaki pasien.
B. DIAGNOSIS Tetanus
C. TUJUAN TERAPI a. Mengeradikasi bakteri penyebab b. Pengendalian rigiditas dan spasme otot c. Mengatasi keadaan sianosis, pengendalian respirasi
D. Golongan Obat rasional 1. Untuk mengeradikasi bakteri penyebab - penisilin
- Aminoglikosida
- Sefalosporin
- Tetrasiklin Ajeng Savitri | H1A009021 21
November 1, 2012 [POSR EMERGENCY BLOK EMERGENCY] - Makrolida - Kloramfenikol - Vankomisin - Metronidazole - Kuinolon - Sulfonamid dan timetropim (Kotrimoksazol)
Ajeng Savitri | H1A009021 22
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
Golongan obat yang dipilih untuk mengeradikasi bakteri clostridium tetani adalah metronidazole. Metronidazole dipilih karena aktivitas mikroba metronidazole bagus untuk bakteri anaerob. Clostridium tetani sendiri merupakan bakteri anaerob. (IPD FKUI). 2. Pengendalian rigiditas dan spasme otot -
Golongan GABAnergik
-
Golongan Opioid
-
Golongan pemblokade neuromuscular (aminostroid)
Golongan obat yang dipilih adalah golongan GABAnergik. Hal ini dikarenakan sesuai dengan patofisiologi tetanus, toksin dari bakteri clostridium tetani menyebabkan penghambatan pelepasan neurotransmitter presinaptik terutama dominan neurotransmitter inhibisi seperti GABA. E. Obat yang dipilih 1. Metronidazole Metronidazole merupakan obat pilihan dari golongan anti-parasit yang memiliki aktifitas mikroba untuk bakteri anaerob. Obat ini menjadi rekomendasi pertama untuk mengeradikasi bakteri penyebab tetanus selain penisilin. 2. Golongan GABAnergik -
Diazepam
-
Karbamazepin
-
Klorpromazin
-
Barbiturat
-
Fenobarbital
-
Midazolam
-
Fenothiazin
Obat yang dipilih adalah diazepam. Diazepam memiliki jalur rute pemberian yang bervariasi, termasuk jalur rektal. Hal ini menjadi nilai lebih karena akan mempermudah pemberian obat pada pasien yang mengalami kejang atau spasme otot. Diazepam juga digunakan sebagai obat lini pertama untuk mengatasi kejang dan spasme otot. Ajeng Savitri | H1A009021 23
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY] F. BSO dan Dosis 1. Metronidazole Metronidazole diberikan melalui intravena dengan dosis pediatric 1015mg/kgBB/hari dengan dosis terbagi setiap 8 jam. Dapat juga diberikan setiap 12 jam. Dosis maksimal sehari adalah 2 gr/hari. Lama pemberian yaitu 14 hari dengan observasi keadaan klinis pasien. Karena Berat badan anak tidak diketahui, maka perlu dihitung dosis anak dengan rumus Young. Dosis maksimal dewasa 4 gr/ hari dengan dosis terbagi setiap 12 jam. Dengan dosis dewasa ini dapat dihitung dosis anak, sebagai berikut. (IPD FKUI) Dosis anak
= ( usia (th)/usia (th) + 12 ) x dosis maksimal dewasa = ( 3 / 3 + 12 ) x 4 gr
Dosis anak
= 0,8 gr atau 800 mg -> dosis maksimal sehari = 800 / 2 -> krn dosis terbagi sehari tiap 12 jam (2 kali
pemberian) = 400 mg -> dosis sekali pemberian 2. Diazepam Sediaan yang digunakan adalah injeksi intravena, karena sediaan ini cocok dan mudah diberikan pada pasien yang mengalami kejang atau spasme otot dengan keadaan tidak sadar. Dosis pemberian diazepam intravena pada dewasa adalah 0,5 mg / kg BB / hari. Dengan berat badan normal orang dewasa 60 kg, didapatkan dosis satu hari pada orang dewasa adalah 30 mg. Karena Berat badan anak tidak diketahui, maka perlu dihitung dosis anak dengan rumus. Jadi dosis anak dapat dihitung sebagai berikut. Dosis anak
= ( usia (th)/usia (th) + 12 ) x dosis maksimal dewasa = ( 3 / 3 + 12 ) x 30 mg = 6 gr / 60 kg = 0,1 mg/kgBB/hari -> dosis anak
Berat badan anak usia 3 tahun sekitar 12 kg. Maka dosis satu kali pemberian pada kasus ini adalah 0,1 x 12 = 1,2 mg injeksi intravena.
Ajeng Savitri | H1A009021 24
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY] G. RESEP
dr. Ajeng Savitri SIP. No: 021/21/21/DINKES Praktek: Jln Pendidikan no 37 Mataram Telp: (0370) 653666 Mataram, 21 Oktober 2012
R/ R/
Syr. Claritin ml 30 S.pr.n.u.d.d Cth. I a.c
Lag. I
Gtt.nasal. Otrivin Children 0,05% ml 10 S.p.r.n.u.d.d.m Gtt.nasal I ND.NS
fl.I
Pro Umur Alamat
As As
: An. Riza : 3 tahun : Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram
H. EDUKASI
Obat tetes hidung hanya boleh digunakan selama 3 hari, tidak boleh lebih
Hindari pencetus, gunakan masker jika bepergian, jaket atau beri minuman hangat agar tetap hangat
Olahraga pagi agar badan menjadi hangat
Ajeng Savitri | H1A009021 25
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
KASUS 2 Seorang pasien perempuan, berusia 55 tahun dibawa ke UGD dalam keadaan tidak sadarkan diri setelah tiba-tiba terjatuh di rumahnya 15 menit yang lalu. Pasien mempunyai riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu dan hipertensi sejak 8 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan tanda vital : TD 200/110 mmHg, Nadi 80 kali/menit, RR 22 kali/menit, suhu afebris, pemeriksaan ekstremitas inferior terdapat lateralisasi ke kiri. Setelah itu dilakukan pemeriksaan penunjang cito dan hasilnya GDS 400 mg/dl, kolesterol total 350 mg/dl. A. DAFTAR MASALAH
Perempuanm 55 tahun
Tidak sadarkan diri setelah tiba – tiba terjatuh di rumahnya 15 menit yang lalu
Mempunyai riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu dan hipertensi sejak 8 tahun yang lalu
Hasil pemeriksaan tanda vital: TD 200/100 mmHg, Nadi 80x/ menit, RR 22x/ menit, suhu afebris
Pemeriksaan ekstremitas inferior terdapat lateralisasi ke kiri
Hasil pemeriksaan penunjang cito GDS 400 mg/dl, kolesterol total 350 mg/dl
DIAGNOSIS Suspect stroke hemorrhage et causa hipertensi emergensi dengan Dislipidemia + Hiperglikemik
B. TUJUAN TERAPI
Menurunkan kadar gula darah
Menurunkan tekanan darah
Menurunkan keadaan hiperkolesterolemia (setelah pasien stabil)
Mengontrol gula darah (setelah pasien stabil)
C. GOLONGAN OBAT SESUAI TUJUAN TERAPI
Menurunkan kadar gula darah Insulin short acting
Ajeng Savitri | H1A009021 26
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
Menurunkan tekanan darah
BB
CCB
ACEI
Acebutolol Atenolol Betaxolol Bisoprolol Carteolol Carvedilol Esmolol Labetolol Metoprolol Nadolol Penbutolol Pindolol Propanolol Timolol
Amlodipin Diltiazem Felodipin Isradipin
Benazepril Kaptopril Enalapril Fosinopril Lisinopril Moeksipril Perindopril
Nikardipin
Nisoldipin
Obat Anti-HT ARB Vasodilator Kandesartan Eprosartan Irbesartan
Diazoxide
Losartan
Fenoldopam
Olmesartan
Hidralazin
Telmisartan
Minoksidil
Valsartan
Nitroprusid
Quinapril
Nifedipin
Ramipril
Verapamil
Trandolapril
Diuretik Asetazolamid Triklortiazid Metiklotiazid Brinzolamid Bumetadin Klorotiazid Klortalidon Metazolamid Furosemid Hidroklorotiazid Hidroflumetiazid Indapamid Manitol
Simpatolitik Sentral Klonidin
Guanabenz
Guanfacine
Metildopa
Menurunkan keadaan hiperkolesterolemia (setelah pasien stabil) i.
Bile acid sequestrants
ii.
HMG-CoA Reductase inhibitor
iii.
Derivat asam fibrat
iv.
Asam nikotinik
v.
Ezetimbe
vi.
Asam lemak omega 3
Mengontrol gula darah (setelah pasien stabil)
Sekretagogus -
Sulfonilurea
-
Meglitinides
-
Derivat D-Phenylalanine
Biguanides
Thiazolidinediones
α-glucosidase inhibitor
D. PEMILIHAN GOLONGAN OBAT
Menurunkan kadar gula darah Insulin short acting
Ajeng Savitri | H1A009021 27
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY] Golongan insulin yang dipilih sebagai lini pertama untuk segera menurunkan kadar gula darah adalah golongan insulin short acting. Hal ini dikarenakan golongan ini memiliki onset of action cepat dalam waktu 5-30 menit.
Menurunkan tekanan darah Kombinasi CCB Golongan obat yang dipilih adalah kombinasi CCB. CCB digunakan sebagai alternative pengobatan hipertensi pada diabetes selain ACEI dikarenakan ACEI dapat meningkatkan efek hipoglikemik insulin.
Menurunkan keadaan hiperkolesterolemia (setelah pasien stabil) HMG CoA Reduktase Inhibitor Golongan obat yang dipilih adalah HMG CoA Reductase inhibitor. Golongan ini memiliki mekanisme kerja dengan menghambat secara kompetitif koenzim 3hidroksi-3-metilglutaril (HMG CoA) reduktase, yakni enzim yg berperan dalam sintesis kolesterol, sehingga dapat menurunkan keadaan kolesterolemia.
Mengontrol gula darah (setelah pasien stabil) Biguanid Golongan yang dipilih adalah biguanid. Golongan ini dapat mendukung efek penggunaan insulin dikarenakan mekanisme kerjanya yang dapat meningkatkan resistensi insulin.
E.
PEMILIHAN OBAT
Insulin Campuran Insulin short acting memiliki satu jenis sediaan yaitu regular. Dapat dipilih insulin humulin karena memiliki kemiripan dengan insulin manusia.
Kombinasi CCB Nicardipin Obat yang dipilih adalah nicardipin. Obat ini memiliki sedian injeksi intravena sehingga jalur parenteral ini memungkinkan onset of action yang lebih cepat dibandingkan dengan obat oral.
HMG CoA Reduktase Inhibitor Simvastatin
Ajeng Savitri | H1A009021 28
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY] Obat yang dipilih adalah simvastatin. Obat ini tergolong murah dibandingkan dengan atorvastatin dan pravastatin yang lebih mahal.
Biguanid Metformin Obat yang digunakan adalah metformin. Obat ini dapat digunakan dengan kombinasi insulin basal. Obat ini memiliki efek farmakologi dapat menurunkan BB 1-2kg (tidak signifikan), namun tidak menyebabkan hipoglikemia, Menurunkan glukoneogenesis hepar, Meningkatkan uptake glukosa oleh otot, Meningkatkan sensitivitas insulin, dan Menurunkan HbA1c 0,8-2%.
F.
BSO dan DOSIS
Insulin Reguler (Humulin) Obat ini tersedia dalam bentuk injeksi intravena. Satu vial berisi 10 iu. Dosis pemberian insulin regular adalah 0,15 iu/kgBB bolus intravena.
Nicardipin Obat ini tersedia dalam bentuk injeksi intravena. Dosis pemberian 5-15 mg/jam.
Simvastatin Bentuk sediaan obat ini adalah tablet oral. Dosis simvastatin adalah 20-80 mg/hari. Inisial dosis obat ini adalah 20 mg. Diberikan sediaan tablet 20 mg, dan diminum satu kali sehari. Lama pemberian satu minggu dengan observasi kadar kolesterol untuk menentukan peningkatan dosis atau tidak.
Metformin Bentuk sediaan obat ini adalah tablet oral 500 mg. Obat ini diberikan setelah pasien stabil dan dapat mengkonsumsi obat oral. Dosis pemberian yaitu 500 mg diminum dua kali sehari. Obat ini diminum bersamaan dengan makan. Lama pemberian selama 1 minggu, dengan observasi kadar gula darah. Jika diperlukan dosis dapat ditingkatkan menjadi 3 kali sehari.
Ajeng Savitri | H1A009021 29
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
G. RESEP
dr. Ajeng Savitri SIP. No: 021/21/21/DINKES Praktek: Jln Pendidikan no 37 Mataram Telp: (0370) 653666 Mataram, 21 Oktober 2012
R/Tab. Amoxicillin mg 500
No. XXI
S. t.d.d. tab. I a.c
R/Tab. Ibuprofen mg 400
No. XV
As
S. p.r.n.t.d.d. tab I p.c
Pro Umur Alamat
As
: Ny. Syahranie : 55 tahun : Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram
H. EDUKASI 1. Istirahat yang cukup 2. Menghindari makanan yang dapat mengiritasi tonsil seperti yang pedas, dingin, dan berminyak 3. Menghabiskan antibiotik yang diberikan 4. Jaga kebersihan mulut 5. Jika perlu gunakan obat antiseptic mulut
Ajeng Savitri | H1A009021 30
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
KASUS 3 Seorang pasien perempuan, berusia 35 tahun dibawa ke UGD karena tiba-tiba pingsan di tengah pesta 15 menit yang lalu. Menurut keluarga yang mengantar pasien mengalami keracunan makanan. Pasien tidak mengalami mual dan muntah. Hasil pemeriksaan tanda vital : TD 70 mmHg/palpasi, Nadi 120 kali/menit, sangat lemah, reguler, RR 30 kali/menit, suhu 35,5 C.
A. DAFTAR MASALAH
Perempuan, 35 tahun
Tiba – tiba pingsan di tengah pesta 15 menit yang lalu
Mengalami keracunan makanan
Tidak mengalami mual dan muntah
Hasil pemeriksaan tanda vital: TD 70 mmHg/ palpasi, nadi 120x/ menit, sangat lemah, regular, RR 30x/ meni, suhu 35,oC
B. DIAGNOSISSyok Anafilaktik
C. TUJUAN TERAPI
Mengatasi keadaan akut syok anafilaktik -
Golongan vasopressor
-
Golongan antihistamin
-
Golongan beta 2 agonis
-
Golongan metil xantin
-
Golongan kortikosteroid
Mencegah reaksi anafilaktik berat dan berlangsung lama -
Golongan vasopressor
-
Golongan antihistamin
-
Golongan beta 2 agonis
-
Golongan metil xantin
-
Golongan kortikosteroid
Ajeng Savitri | H1A009021 31
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
Rehidrasi cairan -
Hipotonik
-
Isotonik
-
Hipertonik
D. PEMILIHAN GOLONGAN OBAT
Mengatasi keadaan akut syok anafilaktik Vasopressor Golongan obat yang digunakan adalah golongan vasopressor. Golongan ini memiliki efek farmakologi membuat pembuluh darah berkonstriksi karena pada syok anafilaktik, pembuluh darah mengalami dilatasi sehingga terjadi penurunan tekanan darah secara drastis. Golongan obat yang dipilih sebagai bronkodilator adalah golongan metil xantin yang memiliki mekanisme kerja menghambat enzim fosfodiesterase dan menyebabkan dilatasi bronkus. Golongan antihistamin dapat digunakan untuk meminimalisir efek dari sitokin hasil reaksi hipersensitivitas yaitu histamin.
Mencegah reaksi anafilaktik berat dan berlangsung lama Kortikosteroid Golongan yang dipilih adalah kortikosteroid.
Rehidrasi cairan Cairan hipertonik Cairan yang dipakai adalah cairan hipertonik. Cairan ini osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.
E. PEMILIHAN OBAT
Vasopresor Epinefrin 1. Efinefrin 2. Norefeniferin
Ajeng Savitri | H1A009021 32
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY] 3. Dopamin 4. Felinefrin Obat yang dipilih dari golongan vasopressor adalah efinefrin. Berdasarkan penatalaksanaan syok anafilaktik, apabila diagnosis telah ditegakkan, pemberian efinefrin sebagai lini pertama tidak boleh ditunda. Obat dari golongan metil-xantin yang digunakan adalah aminofilin. Obat ini biasa digunakan pada status asmaticus pada pasien asma. Obat ini cocok digunakan pada reaksi anafilaktik yang menyebabkan obstruksi saluran nafas. Obat yang dipilih dari golongan anti histamin adalah ranitidin. Obat ini merupakan anti histamin 2 yang biasa digunakan pada syok anafilaktik. Obat ini mudah didapatkan dan tersedia dalam bentuk injeksi. Obat ini juga tidak memiliki efek samping terhadap jantung dan saluran nafas.
Kortikosteroid Metil-prednisolon 1. Hidrokortison 2. Prednison 3. Prednisolon 4. Dexametason 5. Betamethason 6. Metil-prednisolon Obat yang dipilih adalah metilprednisolon, karena memiliki efek antiinflamasi yang poten, digunakan pada penatalaksanaan syok anafilaktik.
Cairan hipertonik Dextrose 5 % 1. Dextrose 5% 2. Produk darah (darah) 3. Albumin. Cairan yang dipilih adalah dextrose 5%. Cairan ini bersifat hipertonik yang dapat mempertahankan cairan intravaskular dan menarik cairan ekstravaskular ke dalam intravaskular.
Ajeng Savitri | H1A009021 33
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY] F. BSO dan DOSIS
Epinefrin Efinefrin 1 : 1000 diberikan 0,01 ml/kgBB maksimal 0,3 ml subkutan dan dapat diulang setiap 15-20 menit sampai 3-4 kali. Dosis ini diberikan pada kondisi akut syok anafilaktik. Jika kondisi memburuk dapat diberikan 0,5 ml/kgBB injeksi intramuskular (IPD FKUI). Wanita usia 35 tahun memiliki berat badan sekitar 50 kg, sehingga dosis efinefrin pada pasien ini yaitu 0,5 ml injeksi subkutan.
Aminofilin Dosis aminofilin 5-6 mg/kgBB yang diencerkan dalam 20cc dextrose dan diberikan secara perlahan melalui injeksi intravena sekitar 15 menit (IPD FKUI).
Metil - prednisolon Metil-prednisolon diberikan melalui injeksi intravena dengan dosis 5 mg/kgBB. Diberikan setiap 6 jam (IPD FKUI).
Ranitidine Bentuk sediaan yang digunakan adalah injeksi intravena. Dosis pemberian 50 mg IV dapat diberikan bersama dengan steroid.
Cairan dextrose 5%
G. RESEP dr. Ajeng Savitri SIP. No: 021/21/21/DINKES Praktek: Jln Pendidikan no 37 Mataram Telp: (0370) 653666 Mataram, 21 Oktober 2012
R/
Tab. Amoxicillin mg 500 S.t.d.d Tab. I p.c
No. XXI
R/
Tab. Paracetamol mg 500 S.p.r.n.q.d.d Tab. I p.c
No. X
Pro Umur Alamat
As
: Ny. Syahranie : 35 tahun : Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram Ajeng Savitri | H1A009021 34
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
H. EDUKASI
Pasien disarankan untuk kembali ke puskesmas setelah 2 – 3 hari pengobatan untuk dilakukan tindakan cuci telinga dengan menggunakan H2O2 3%
Parasetamol diminum hanya jika terdapat gejala nyeri dan demam
Ajeng Savitri | H1A009021 35
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
KASUS 4 Seorang laki-laki, usia 30 tahun, dibawa ke UGD RS setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 60 menit yang lalu. Saat dibawa ke UGD, pasien dalam keadaan kesadaran menurun, pasien masih dapat membuka mata dan menggerakkan tanganya jika dirangsang dengan nyeri. Menurut yang membawa ke UGD, pasien sempat muntah dalam perjalanan ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan fisik : luka lecet di pelipis kanan, dan keluar darah dari telinga kanan. Tanda vital 100/70 mmHg, nadi 100 kali/menit, RR 22 kali/menit, suhu afebris.
A. DAFTAR MASALAH
Laki – laki, 30 tahun
Kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu
Kesadaran menurun, masih dapat membuka mata dan menggerakkan tengannya jika dirangsang dengan nyeri
Sempat muntah dalam perjalanan ke rumah sakit
Hasil pemeriksaan fisik: luka lecet di pelipis kanan, dan keluar darah dari telinga kanan
Tanda vital: TD 100/70 mmHg, nadi 100x/ menit, RR 22x/ menit, suhu afebris
B. DIAGNOSIS Trauma kepala
C. TUJUAN TERAPI
Mencegah eksaserbasi
D. GOLONGAN OBAT
Mencegah eksaserbasi Obat Controller
E. PEMILIHAN GOLONGAN OBAT
F. PEMILIHAN OBAT
Golongan Kortikosteroid
Ajeng Savitri | H1A009021 36
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
G. BSO dan DOSIS
Budesonid + Formoterol fumarat
H. RESEP dr. Ajeng Savitri SIP. No: 021/21/21/DINKES Praktek: Jln Pendidikan no 37 Mataram Telp: (0370) 653666 Mataram, 21 Oktober 2012
R/
Symbicort Turbohaler mcg 80/4,5 s.u.d.d inh.I
Pro Umur Alamat
fl I
As
: Tn. Riza : 30 tahun : Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram
I. EDUKASI PASIEN -
Hindari factor pencetus (debu)
-
Gunakan obat kontroler secara rutin setiap malam
-
Menjaga higienitas agar tidak mudah terjangkit infeksi yang dapat mencetuskan serangan asma
Ajeng Savitri | H1A009021 37
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
KASUS 5 Seorang pasien perempuan, berusia 25 tahun dibawa ke UGD Puskesmas setelah mengalami perdarahan pervaginam setelah persalinan di dukun 1 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik : pasien dalam keadaan pingsan, pucat, dan darah menetes dari pakaian yang dikenakan. Hasil pemeriksaan tanda vital : TD 80/60 mmHg, Nadi 120 kali/menit, sangat lemah, reguler, RR 30 kali/menit, suhu 36,5 C. Hasil pemeriksaan inspekulo tampak ruptur perineum derajat 2. Setelah itu dilakukan pemeriksaan penunjang cito dan hasilnya Hb 8 mg/dl.
J. DAFTAR MASALAH
Perempuan, 25 tahun
Perdarahan pervaginam setelah persalinan di dukun 1 jam yang lalu
Hasil pemeriksaan fisik: pasien dalam keadaan pingsan, pucat, dan darah menetes dari pakaian yang dikenakan
Hasil pemeriksaan tanda vital: TD 80/60 mmHg, nadi 120x/ menit, sangat lemah, regular, RR 30x/ menit, suhu 36,5oC
Hasil pemeriksaan inspekulo tampak rupture perineum derajat 2
Hasil pemeriksaan penunjang cito Hb 8 mg/dL
K. DIAGNOSIS Syok et causa Laserasi perineum derajat 2
L. TUJUAN TERAPI
Mencegah eksaserbasi
M. GOLONGAN OBAT
Mencegah eksaserbasi Obat Controller
N. PEMILIHAN GOLONGAN OBAT
O. PEMILIHAN OBAT
Golongan Kortikosteroid
Ajeng Savitri | H1A009021 38
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
P. BSO dan DOSIS
Budesonid + Formoterol fumarat
Q. RESEP dr. Ajeng Savitri SIP. No: 021/21/21/DINKES Praktek: Jln Pendidikan no 37 Mataram Telp: (0370) 653666 Mataram, 21 Oktober 2012
R/
Pro Umur Alamat
Symbicort Turbohaler mcg 80/4,5 s.u.d.d inh.I
fl I
As
: Ny. Syahranie : 25 tahun : Jl. Ampenan Selatan No. 21 Mataram
R. EDUKASI PASIEN -
Hindari factor pencetus (debu)
-
Gunakan obat kontroler secara rutin setiap malam
Menjaga higienitas agar tidak mudah terjangkit infeksi yang dapat mencetuskan serangan asma
Ajeng Savitri | H1A009021 39
Oktober , 2012 [POSR THT BLOK EMERGENCY]
DAFTAR PUSTAKA Bennett P. N & Brown M. J. 2003. Clinical Pharmacology 9th edition. Churchill Livingstone : New York Boxtel, C.J., et al. 2001. Drug benefits and Risk. Willey: New York Brunton, et al, 2006.Goodman&Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics, 11th edition, Mc-Graw Hill: New York Depkes RI, 2011. Daftar Harga Obat Generik. Jakarta: Depkes RI. DiPiro, Joseph T., 2005. Pharmacoterapy: A Pathophyiologic Approach, 8th edition. USA: McGraw-Hill Companies. FKUI. 2008. Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta Rang, H.P., et al.2003. Pharmacology fifth Ed. Churchill Livingstone Sukandar, Elin Dkk, 2009, ISO Farmakoterapi. ISFI Penerbitan:Jakarta MIMS Indonesia, 2008.MIMS Petunjuk Konsultasi Ed.7. Infomaster:Jakarta
Ajeng Savitri | H1A009021 40