1
RINGKASAN MATERI KULIAH ETIKA BISNIS
ETIKA LINGKUNGAN HIDUP
Diusulkan oleh Kelompok 10:
Ni Luh Putu Sukma Pradnyani (1707532110)
I Gusti Ayu Ngurah Pradnyadevi Utami (1707532111)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI NON REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2018
BALI
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan ringkasan materi kuliah ini. Dalam penyusunan tugas etika bisnis dengan materi Etika Lingkungan Hidup penulis dibantu oleh banyak pihak.
Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulisan ringkasan materi kuliah ini. Penulis menyadari, bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Begitu pula dengan ringkasan materi kuliah ini, tentu masih ada hal – hal yang kurang dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif, untuk kesempurnaan ringkasan materi kuliah ini. Akhir kata, penulis berharap agar ringkasan materi kuliah ini bermanfaat bagi kita semua.
Denpasar, September 2018
Penulis
PEMBAHASAN
Pada hakekatnya, etika lingkungan hidup membicarakan mengenai norma dan kaidah moral yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam, dan antara manusia dengan mahluk hidup yang lain atau dengan alam secara keseluruhan.
Dimensi Polusi dan Penyusutan Sumber Daya
Ancaman lingkungan terdiri dari dua sumber yaitu polusi dan penyusutan sumber daya. Polusi mengacu pada kontaminasi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan oleh pembuatan atau penggunaan komoditas.
POLUSI
Pada saat ini, polusi terhadap lingkungan berlangsung dimana-mana dengan laju yang sangat cepar. Beban polusi dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. Polusi dapat dikategorikan menjadi polusi udara, air, dan tanah.
Polusi Udara
Polusi udara sudah terjadi semenjak revolusi industri dunia, saat cerobong-cerobong asap pabrik mulai berdiri. Polusi udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi diatmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan mahluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan serta merusak properti. Yang dapat digolongkan dalam polusi udara yaitu.
Pemanasan Global
Gas-gas rumah kaca adalah gas-gas yang menyerap dan menahan panas matahari, mencegahnya kembali ke ruang angkasa,mirip dengan rumah kaca yang menyerap dan menahan panas matahari. Aktivitas manusia (terutama industri dan pertanian) telah menciptakan gas rumah kaca dalam jumlah yang cukup besar yang mengakibatkan kenaikan suhu.
Penyusutan Ozon
Penyusutan lapisan ozon secara bertahap disebabkan oleh pelepasan gas klorofluorocarbon (CFC) ke udara. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.
Hujan Asam
Pencemar udara SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan Ph air hujan. Hujan asam berkaitan erat dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, batu bara, dan gas alam) yang digunakan untuk memproduksi listrik. Dampak dari hujan asam ini antara lain mempengaruhi kualitas air permukaan, merusak tanaman, melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan, bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan.
Racun Udara
Dalam beberapa tahun belakangan terjadi kenaikan beberapa jenis racun karsinogen. Diperkirakan 20 dari 329 zat beracun yang sudah masuk ke udara sudah mampu menyebabkan lebih dari 2000 kasus kanker setiap tahun dan bahwa kasus kanker sangat tinggi ditemukan di dekat-dekat pabrik di sejumlah negara.
Kualitas Udara
Bentuk polusi udara yang paling umum adalah gas dan partikel-partikel yang keluar dari kendaraan dan proses industri, yang berpengaruh pada kualitas udara. Partikel yang mengandung racun membawa gas-gas pengganggu ke dalam paru-paru secara bertahap dan baru terasa setelah terakumulasi beberapa tahun.
Polusi Air
Apabila kandungan berbagai zat maupun mikroorganisme yang terdapat di dalam air melebihi ambang batas yang diperbolehkan, kualitas air akan terganggu, sehingga tidak bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Air yang terganggu kualitasnya ini dikatakan sebagai air yang tercemar. Polusi air disebabkan oleh:
Limbah pemukiman
Limbah pemukiman mengandung limbah domestic berupa sampah organic dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik yang dibuang ke sungai menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena sebagaian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya. Apabila sampah anorganik dibuang ke sungai, maka cahaya matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga yang menghasilkan oksigen.
Limbah pertanian
Pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti eceng gondok. Limbah pestisida dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang, dan hewan air lainnya.
Limbah Industri
Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun. Karakteristik limbah B3 adalah korosif/menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/beracun dan menyebabkan infeksi/penyakit. Limbah industry yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam.
Limbah pertambangan
Limbah pertambangan seperti batubara biasanya tercemar asam sulfat dan senyawa besi, yang dapat mengalir ke luar daerah pertambangan. Air yang mengandung kedua senyawa ini dapat berubah menjadi asam. Limbah pertambangan yang bersifat asam bisa menyebabkann korosi dan melarutkan logam-logam sehingga air yang dicemari bersifat racun dan dapat memusnahkan kehidupan akuatik.
Polusi Tanah
Polusi tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industry yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimiawi beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian.
PENYUSUTAN SUMBER DAYA
Kerusakan lingkungan selain disebabkan oleh polusi, juga disebabkan oleh susutnya sumber daya alam. Penyusutan sumber daya alam mengacu pada konsumsi sumber daya yang terbatas atau langka. Penyusutan sumber daya alam sering disebut dengan istilah deplesi.
Penyusutan Spesies dan Habitat
Kekayaan alam seringkali ditentukan oleh banyaknya jenis-jenis kehidupan (spesies). Pencemaran udara, air, dan tanah dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tersebut. Akibatnya beberapa spesies terancam musnah. Menyusutnya hutan dan adanya pengaruh polusi udara akan mengakibatkan kepunahan sejumlah besar spesies tumbuhan dan hewan.
Penyusutan Bahan Bakar Fosil
Tingkat penggunaan bahan bakar fosil yang meningkat hampir 2 kali lipat mengakibatkan terjadinya penyusutan. Jika terus dibiarkan, penyusutan ini akan berakhir dengan punahnya semua sumber daya dalam waktu yang relatif singkat.
Penyusutan Mineral
Jika perkiraan penyusutan mengenai cadangan mineral benar, maka konsekuensi-konsekuensi ekonomi akan sangat fatal karena habisnya mineral-mineral tersebut dalam jangka waktu yang relatif singkat, ini akan mengakibatkan hancurnya berbagai industri yang bergantung padanya.
Etika Pengendalian Polusi
Lembaga bisnis mengabaikan akibat kegiatan mereka terhadap lingkungan karena para pelaku bisnis menganggap udara dan air itu barang gratis dan bisnis melihat lingkungan sebagai barang tak terbatas.
Etika Ekologi
Etika ekologi adalah sebuah etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari bagian-bagian non-manusia di bumi ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan bahwa, karena adanya nilai intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk menghargai dan mempertahankannya. Etika ekologi didasarkan pada gagasan bahwa bagian-bagian lingkungan yang bukan manusia perlu dijaga demi bagian-bagian itu sendiri, tidak masalah apakah itu menguntungkan manusia atau tidak. Namun hingga kini untuk memperluas hak-hak moral terhadap hal-hal non-manusia masih sangat kontroversial. Untuk hal tersebut dibutuhkan pendekatan lagi dalam menghadapi masalah lingkungan yang berdasarkan hak-hak asasi manusia maupun pertimbangan utilitarian.
Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak
William T. Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan atas lingkungan yang nyaman tidak hanya sangat diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia. Masalah utama dari pandangan Blackstone adalah pandangan ini gagal memberikan petunjuk tentang sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai lingkungan.
Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial
Pendekatan utilitarian menyatakan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari polusi karena dia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan masyarakat.
Biaya Pribadi dan Biaya Sosial
Polusi membebankan biaya eksternal, dan hal ini selanjutnya berarti biaya-biaya produksi (biaya pribadi atau internal) lebih kecil dibandingkan biaya sosial. Akibatnya, pasar tidak menetapkan disiplin potimal pada produsen, dan hasilnya adalah penurunan utilitas sosial. Jadi, polusi lingkungan merupakan suatu pelanggaran atas prinsip-prinsip utilitarian yang merupakan dasar sistem pasar.
Penyelesaian: Tugas-Tugas Perusahaan
Penyelesaian untuk masalah biaya-biaya eksternal, menurut argumen utilitarian yang disebutkan sebelumnya, adalah dengan memasukkan biaya polusi atau pencemaran ke dalam perhitungan atau dengan kata lain, biaya-biaya ini ditanggung oleh produsen dan diperhitungkan untuk menentukan harga komoditas mereka.
Keadilan
Cara utilitarian menangani polusi (dengan menginternalisasikan biaya) tampak konsisten dengan persyaratan keadilan distributif sejauh keadilan distributif tersebut mendukung kesamaan hak. Para pengamat mencatat bahwa polusi sering berpengaruh terhadap meningkatnya ketidakadilan. Internalisasi biaya eksternal juga terlihat konsiten dengan persyaratan keadilan retributif dan kompensatif.
Biaya dan Keuntungan
Thomas Klein memberikan ringkasan prosedur analisis biaya-keuntungan dengan mengidentifikasi biaya dan keuntungan, mengevaluasi biaya dan keuntungan, dan menambahkan biaya dan keuntungan.
Ekologi Sosial, Ekofeminisme, dan Kewajiban untuk Memelihara
Ekologi sosial menyatakan bahwa apabila pola-pola hierarki dan dominasi sosial belum berubah, maka kita tidak akan bisa menghadapi krisis lingkungan. Ekofeminisme digambarkan dengan adanya beberapa hubungan penting (historis, eksperensial, simbolis,teoritis) antara dominasi atas kaum perempuan dan dominasi atas alam, sebuah pemahaman yang sangat penting baik bagi etika feminism ataupun etika lingkungan. Kaum ekofeminis meyakini bahwa meskipun konsep utilitarianisme, hak, dan keadilan memiliki peran terbatas dalam etika lingkungan, namun etika lingkungan yang baik harus memperhitungkan perspektif-perspektif etika memberi perhatian.
Etika Konservasi Sumber Daya yang Bisa Habis
Konservatisme mengacu pada penghematan sumber daya alam untuk digunakan di masa mendatang. Jadi, konservatisme sebagian besar mengacu pada masa depan: kebutuhan untuk membatasi konsumsi saat ini agar cukup untuk besok. Pengendalian polusi merupakan salah satu bentuk konservatisme.
Hak Generasi Mendatang
Mungkin tampak bahwa kita berkewajiban melakukan konservasi sumber daya bagi generasi mendatang karena mereka memiliki hak yang sama atas sumber daya terbatas dari planet ini. Jika generasi mendatang sama-sama punya hak atas sumber daya bumi, maka tindakan menghabiskan sumber daya berarti mengambil apa yang sebenarnya menjadi milik mereka dan melanggar hak-hak mereka atas sumber daya tersebut.
Keadilan bagi Generasi Mendatang
Rawls menyatakan bahwa metode ini, memastikan apa yang diberikan oleh generasi sebelumnya pada generasi selanjutnya, akan mengarahkan pada kesimpulan bahwa apa yang disyaratkan oleh keadilan pada kita hanyalah kepastian bahwa generasi selanjutnya tidak menerima yang lebih baik dari yang kita terima dari generasi sebelumnya. Keadilan mewajibkan kita untuk menyerahkan dunia ini pada generasi mendatang dalam kondisi yang tidak lebih buruk dibandingkan dengan yang kita terima dari generasi sebelumnya.
Pertumbuhan Ekonomi
Sejumlah penulis menyatakan bahwa jika kita menghemat sumber daya alam yang langka agar generasi mendatang bisa memperoleh kualitas kehidupan yang memuaskan, maka kita perlu mengubah sistem perekonomian secara substansial, khususnya dengan menekan usaha-usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Meningkatnya Perhatian Bisnis terhadap Etika Lingkungan
Jika polusi dan sumber daya alam merusak lingkungan, maka salah satu tindakan yang logis adalah melarang semua kegiatan yang mengakibatkan polusi dan penyusutan sumber daya alam. Namun, tindakan yang kenal kompromi seperti itu tidak mungkin dilakukan, karena untuk memenuhi kebutuhan hidup terpaksa dilakukan tindakan yang memberantakan lingkungan. Meningkatnya perhatian bisnis terhadap etika lingkungan dikarenakan persepsi bahwa.
Lingkungan hidup sebagai "the commons"
The commons adalah ladang umum yang dulu dapat ditemukan dalam banyak daerah pedesaan di Eropa dan dimanfaatkan secara bersama – sama oleh semua penduduknya. Sering kali the commons adalah padang rumput yang dipakai oleh semua penduduk kampung tempat pengangonan ternaknya.
Dizaman modern dengan bertambahnya penduduk sistem ini tidak dipertahankan lagi dan ladang umum itu diprivatisasi dengan menjualnya kepada penduduk perorangan. Masalah lingkungan hidup dan masalah kependudukan dapat dibandingan dengan proses menghilangnya the commont. Jalan keluarnya adalah terletak pada bidang moralnya yakni dengan membatasi kebebasan. Solusi ini memang bersifat moral karena pembatasan harus dilaksanakan dengan adil. Pembatasan kebebasan itu merupakan suatu tragedi karena kepentingan pribadi harus dikorbankan kepada kepentingan umum. Tetapi tragedi ini tidak bisa dihindari. Membiarkan kebebasan semua orang justru akan mengakibatkan kehancuran bagi semua.
Lingkungan hidup tidak lagi eksternalitas
Dengan demikian serentak juga harus ditinggalkan pengandaian kedua tentang lingkungan hidup dalam bisnis modern yakni bahwa sumber-sumber daya alam itu tak terbatas. Mau tak mau kita perlu akui lingkungan hidup dan komponen – komponen yang ada didalamnya tetap terbatas, walaupun barangkali tersedia dalam kuantitas besar. Sumber daya alam pun ditandai dengan kelangkaan. Jika para peminat berjumlah besar maka air, udara, dan komponen – komponen yang ada didalamnya akan menjadi barang langka dan karena itu tidak dapat dipergunakan lagi secara gratis. Akibatnya faktor lingkungan hidup pun merupakan urusan ekonomi karena ekonomi adalah usaha untuk memanfaatkan barang dan jasa yang langka dengan efisien sehingga dinikmati oleh semua peminat.
Pembangunan berkelanjutan
Jika krisis lingkungan dipertimbangkan dengan serius, bagi ekonomi masih ada suatu konsekuensi lain yang sulit dihindari. Ekonomi selalu menekankan perlunya pertumbuhan. Ekonomi yang sehat adalah ekonomi yang tumbuh. Selanjutnya semakin disadari bahwa pengabisan sumber daya alam barangkali masih dapat diimbangi dengan ditemukannya teknologi baru. Karena itu penghabisan sumber daya alam tidak merupakan masalah hidup atau mati. Masalah yang lebih mendesak adalah kerusakan lingkungan hidup yang sangat memprihatinkan. Yang secara mutlak harus dibatasi adalah tekanan semakin besar pada sistem-sistem ekologis karena efek-efek negatif dari kegiatan manusia. Kapasitas alam untuk manampung tekanan dari polusi udara dan air, degradasi tanah dan sebagainya tidak diimbangi dengan teknologi baru.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sutrisna. 2011. Etika Bisnis: Konsep Dasar Implementasi dan Kasus. Bali: Udayana University Press
Velasquez, Manuel G. 2005. Etika Bisnis: Konsep dan Dasar Edisi 5. Yogyakarta: Penerbit Andi
Widyawati, Tania. "Meningkatnya Perhatian Bisnis terhadap Etika Lingkungan Hidup". https://student.unud.ac.id/taniawidyawati/news/76408 . Diakses pada 10.09.2018
9
8