Seminar Nasional: Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Menuju Akses Universal Tahun 2019 13 Maret 2018 Kampus Jatinangor Institut Teknologi Bandung
Evaluasi dan Inovasi Perbaikan Pengelolaan Lumpur Tinja di DKI Jakarta Subekti*, Camelia Indah Murniwati Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah Provinsi DKI Jakarta (PD PAL Jaya), Jakarta, Indonesia *email koresponden:
[email protected] [email protected] ABSTRAK A. PENDAHULUAN
Pengelolaan lumpur tinja adalah suatu upaya sistematis, menyeluruh, dan terpadu yang dilakukan pemerintah daerah dan/atau badan usaha guna mengelola dampak lumpur tinja melalui pengendalian unit pengolahan setempat, pelaksanaan penyedotan, pengangkutan, pembuangan, pengolahan dan pemanfaatan lumpur tinja. Pengelolaan lumpur tinja di DKI Jakarta saat ini dilakukan oleh PD PAL Jaya. Lumpur tinja yang dikelola merupakan lumpur dari hasil pengolahan air limbah domestik sistem setempat yang diangkut dengan sarana pengangkut menuju IPLT. DKI Jakarta mempunyai 2 Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yaitu IPLT Duri Kosambi dan IPLT Pulo Gebang. Berdasarkan data Statistik Kesejahteraan Rakyat DKI Jakarta tahun 2017, persentase rumah tangga di DKI Jakarta yang belum memiliki tempat pembuangan akhir kotoran/tinja adalah sebesar sebesar 5,17%. Sedangkan, target akses sanitasi layak tahun 2019 berdasarkan RPJMN 2015-2019 adalah sebesar 100%. Untuk dapat mencapai target, diperlukan suatu inovasi perbaikan pengelolaan lumpur tinja mulai dari pewadahan, penyedotan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan/pemanfaatan. pembuangan/pemanfaatan. Dalam hal ini, PD PAL Jaya melakukan beberapa inovasi antara lain program peningkatan kualitas pewadahan, program Grebeg, Grebeg, program Micro Finance, Finance, Scaling up Program Grebeg dengan Program OK OCE, dan Riset Pemanfaatan Pemanfaatan Lumpur Tinja.
Dalam milestone Sustainable Development Goals (SDGs), Goals (SDGs), tahun 2030 setiap negara diharapkan telah mampu mewujudkan 100% akses sanitasi untuk penduduknya. Indonesia meletakkan target pencapaian lebih awal, yaitu akhir tahun 2019. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015 – 2019, Pemerintah Indonesia diamanatkan untuk memenuhi target akses universal (target 100-0-100) di tahun 2019 yaitu 100% akses aman air minum, 0% kawasan kumuh, dan 100% akses sanitasi layak. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional, persentase rumah tangga di DKI Jakarta yang memiliki akses terhadap sanitasi layak pada tahun 2017 adalah sebesar 91,13%. Hal ini menunjukkan 9.479.372 penduduk dari total 10.402.032 penduduk DKI Jakarta tahun 2017 sudah memiliki akses terhadap sanitasi layak. Akses sanitasi mencakup pengelolaan air limbah dan persampahan. Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang harus dipenuhi secara nasional di akhir tahun 2019 untuk pengelolaan air limbah adalah tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai sebesar 85% dan tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota komunitas/kawasan/kota sebesar 15%. Untuk wilayah DKI Jakarta yang memiliki kepadatan yang tinggi berdasarkan Peraturan Gubernur No. 41 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Pengembangan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik, target rasio pelayanan pengelolaan air limbah domestik melalui pengolahan sistem setempat sampai tahun 2022 sebesar 35% sedangkan target rasio pelayanan pengelolaan air limbah domestik melalui pengolahan sistem terpusat terpusat sampai tahun 2022 sebesar sebesar 65%. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) adalah sistem pengelolaan yang dilakukan dengan mengolah air limbah domestik di lokasi sumber, yang selanjutnya lumpur hasil olahan diangkut dengan sarana pengangkut ke Instalasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). (IPLT). Oleh sebab itu, pengelolaan air limbah domestik setempat tidak terlepas dari pengelolaan lumpur tinja yaitu suatu upaya sistematis, menyeluruh, dan terpadu yang dilakukan pemerintah daerah dan/atau badan usaha guna mengelola dampak lumpur tinja melalui pengendalian unit pengolahan setempat, pelaksanaan penyedotan, pengangkutan, pembuangan, pengolahan dan pemanfaatan pemanfaatan Lumpur Tinja (Peraturan Gubernur No. 1 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Lumpur Tinja). Pengelolaan lumpur tinja di DKI Jakarta, yang sebelumnya dilakukan oleh Dinas, sejak Januari 2016 dilakukan oleh PD PAL Jaya berdasarkan amanat Pasal 58 Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah. Sarana dan Prasarana pengolahan air limbah domestik yang semula di Dinas dihibahkan kepada PD PAL Jaya. Sarana dan prasarana tersebut antara lain IPLT Duri Kosambi dan Pulo Gebang serta 14 unit truk tinja.
Kata kunci: pengelolaan lumpur tinja, IPLT, akses sanitasi layak
AB STR ACT AC T Fecal sludge management is a systematic, systematic, holistic and integrated effort by local governments and/or business entities to manage the impacts of fecal sludge through the control of onsite treatment units (containment), emptying, transporting, treatment, disposal and sludge ulitization. Fecal sludge management in DKI Jakarta is currently done by PD PAL Jaya. J aya. Fecal sludge slud ge is i s sludge from f rom domestic wastewater treatment of onsite systems transported by means of transport to Fecal Sludge Treatment Plant (FSTP). DKI Jakarta has 2 FSTP namely FSTP Duri Kosambi and a nd FSTP Pulo Gebang. Based on data from Jakarta People's Welfare Statistic 2017, the percentage of households in DKI Jakarta that do not have a onsite treatment facility is 5.17%. Meanwhile, the target of sanitation access in 2019 based on RPJMN 2015-2019 is 100%. To achieve the target, an innovation needed to improve the management of fecal sludge from containment, emptying, transporting, treatment, disposal and sludge ulitization. In this case, PD PAL Jaya undertook several innovations such as improvement of containment program, Grebeg program, Micro Finance program, scaling up program of Grebeg with OK OCE Program, and Research of Utilization of Sludge.
K eywo eyworr ds: feca fecall sludge ludge manage nagem ment, nt, IPL I PL T, sa sanita nitation access 1
Seminar Nasional: Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Menuju Akses Universal Tahun 2019 13 Maret 2018 Kampus Jatinangor Institut Teknologi Bandung menunjukkan bahwa pengembangan sistem offsite Metode yang digunakan untuk mengevaluasi dan membutuhkan dana yang besar dan waktu yang lama. Gambar 3 menunjukkan bahwa pada tahun 2017, masih memperbaiki Pengelolaan Lumpur Tinja di DKI Jakarta dapat terdapat air limbah yang belum terkelola dengan aman yang dilihat pada Gambar 1. berasal dari praktik BABS BABS yang mencemari lingkungan dan air limbah yang berasal dari septic tank yang yang belum standar dan belum dilakukan pengelolaan lumpur tinja yang juga mencemari lingkungan. Total air limbah yang belum terkelola Gambar 1. Metode dengan aman dan berpotensi mencemari lingkungan adalah C. HASIL DAN DISKUSI sebesar 54,3%. B. METODE
Berdasarkan data Statistik Kesejahteraan Rakyat DKI Jakarta tahun 2017, persentase rumah tangga di DKI Jakarta yang belum memiliki tempat pembuangan akhir kotoran/tinja adalah sebesar 5,17%. Terdapat 107.557 rumah tangga atau 537.785 penduduk DKI Jakarta masih membuang kotoran tinja langsung ke tanah, kebun, sungai atau laut dan lainnya atau Buang Air Besar Sembarangan (BABS) pada tahun 2 017. Nilai ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tahun 2012 dimana persentase rumah tangga di DKI Jakarta yang belum memiliki tempat pembuangan akhir kotoran/tinja adalah sebesar 7% (136.269 rumah tangga atau 681.346 penduduk). Namun demikian, masih terdapat gap gap antara kondisi eksisting praktik BABS dengan target akses sanitasi dimana praktik BABS harus 0% atau 100% akses sanitasi layak sesuai dengan RPJMN. Hal ini merupakan tantangan pemerintah DKI Jakarta. Seperti ditunjukkan pada Gambar 2, Target untuk pengelolaan air limbah terpusat t erpusat menggunakan sewerage menggunakan sewerage atau atau perpipaan (sistem offsite) offsite) semakin besar dimana dari cakupan sewerage sewerage tahun 2012 sebesar 4% (390.456 penduduk atau 78.091 rumah tangga), tahun 2017 menjadi 11% (1.144.224 penduduk atau 228.845 rumah tangga), target tahun 2019 sebesar 12% (1.275.766 penduduk atau 255.153 rumah tangga) dan target master plan plan untuk sistem offsite offsite tahun 2050 sebesar 80% (11.969.554 penduduk atau 2.393.911 rumah tangga). Untuk sistem onsite onsite yang terdiri dari septic tank dan Individual dan Individual Treatment Plant (ITP), cakupan di tahun 2012 sebesar 89% (8.687.652 penduduk atau 1.737.530 rumah tangga), tahun 2017 sebesar 83,83% (8.720.024 penduduk atau 1.744.005 rumah tangga), target tahun 2019 sebesar 88% (9.355.620 penduduk atau 1.871.124 rumah tangga) dan target master plan untuk sistem onsite tahun onsite tahun 2050 semakin rendah yaitu 20% (2.992.389 penduduk atau 598.478 rumah tangga).
Gambar 3. Diagram Alir Sistem Pengelolaan Lumpur Tinja di Jakarta 2017
Upaya jangka pendek harus dilakukan untuk dapat memenuhi akses sanitasi layak seperti mengurangi praktik BABS dan merevitalisasi septic merevitalisasi septic tank . Pengembangan Pengembangan layanan onsite merupakan onsite merupakan pilihan kebijakan yang sangat realistis yang dapat dilakukan secara paralel dengan pengembangan offsite. offsite. PD PAL Jaya sejak tahun 2016 telah mengolah lumpur tinja di DKI Jakarta di IPLT Duri Kosambi dan IPLT Pulo Gebang. Volume tinja yang diolah ditunjukkan pada Gambar Gambar 4.
Gambar 4. Volume Lumpur Tinja yang Diolah di IPLT
Hasil analisis gap gap antara target akses sanitasi dengan kondisi eksisting menunjukkan bahwa masih terdapat gap antara target dan kondisi eksisting akses sanitasi yang aman di DKI Jakarta seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Akses Sanitasi (Air Limbah) BABS Septic tank tidak tidak standar dan/atau Tanpa Pengelolaan Lumpur Tinja
Tabel 2. Analisis Gap Eksisting Target Tahun 2017 Tahun 2019 5,17% 0% 49,13% 0%
G ap 5,17% 49,13%
Setelah dilakukan analisis gap, gap, dilakukan evaluasi terhadap masing-masing kegiatan dalam pengelolaan lumpur tinja. Hasil evaluasi pada setiap kegiatan pengelolaan lumpur tinja ditunjukkan pada Tabel 3.
Gambar 2. Diagram Skematik Pengeloaan Air limbah Domestik di Jakarta
Jika dilihat dari besaran investasi untuk pengembangan sistem offsite, offsite, berdasarkan data master plan tahun plan tahun 2012 dana yang dibutuhkan mencapai Rp. 68 Triliun untuk mencapai tingkat layanan 80% sampai tahun 2050. Hal ini 2
Seminar Nasional: Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Menuju Akses Universal Tahun 2019 13 Maret 2018 Kampus Jatinangor Institut Teknologi Bandung Tabel 3. Evaluasi Kegiatan Pengelolaan Lumpur Tinja Kegiatan Pewadahan Containment
/
Pengosongan dan Transportasi
Pengolahan
Pembuangan ( Disposal Disposal ) Pemanfaatan
/
Program Grebeg sudah dilakukan di Kelurahan Pekojan, Pademangan Barat, Duri Utara dan Koja. Hasil program Grebeg ditunjukkan pada Tabel 4.
Evaluasi Septic tank masyarakat banyak yang bocor dan belum standar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) belum memiliki akses terhadap sanitasi dasar Belum ada regulasi yang mengatur terkait revitalisasi septic revitalisasi septic tank . Belum ada standardisasi terkait letak septic letak septic tank Truk tinja milik PD PAL Jaya dan pihak swasta belum terpakai secara o ptimal (banyak yang belum terpakai) Belum ada regulasi yang mengikat yang mewajibkan masyarakat harus melakukan penyedotan Masih terdapat idle capacity untuk capacity untuk IPLT Standar efluen air hasil olahan masih mengacu pada Peraturan Gubernur Prov. DKI Jakarta No. 122 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik di Prov. DKI Jakarta Sampai saat ini masih sebatas untuk pupuk dan pengurugan lahan. Belum ada master plan lumpur plan lumpur tinja di Jakarta. Perlu ada upaya untuk meningkatkan nilai ekonomi produk hasil pemanfaatan lumpur.
Tabel 4. Hasil Program Grebeg per 28 Februari 2018 No
Lokasi Kegiatan
Kerjasama
Tanggal launching
Jmh Pelanggan,
1 2
Bank Sampah POKJA L2T2
20-Jan-17 27-Mar-17
205 109
3
Pekojan Pademangan Barat Duri Utara
Jumlah kubikasi (m3) 423 222
7-Sept-17
24
55
4
Koja
POKJA STBM BMT - BUS
1-Nov-17
55
120
3. Program Micro Program Micro Finance PD PAL Jaya bekerjasama dengan Water.org dan BMT BUS melakukan program penjualan biopal dan L2T2 melalui kredit mikro (Gambar (Gambar 7).
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pengelolaan lumpur tinja dan untuk memenuhi gap yang ada antara target dan kondisi eksisting akses sanitasi, diperlukan suatu inovasi perbaikan pengelolaan lumpur tinja di DKI Jakarta yaitu sebagai berikut:
Gambar 7. Alur Pelaksanaan Kerjasama PD PAL Jaya dengan Water.org dan BMT BUS
1. Program peningkatan kualitas pewadahan (containment (containment ) PD PAL Jaya bekerjasama dengan LAPI ITB membuat produk Biopal (Gambar (Gambar 5). Biopal dapat mengolah air limbah domestik berupa grey water dan black water . Peningkatan akses warga yang kurang mampu agar dapat menggunakan Biopal adalah melalui program CSR.
Program micro finance ini finance ini ditujukan untuk meningkatkan akses sedot tinja dan septi tank (biopal) dan akses pendanaan kepada masyarakat masyarakat kurang mampu. mampu. 4. Scale up Program up Program Grebeg dengan Program OK OCE (One Kecamatan, One Center of Entr epreneurship) epreneurship) Program Grebeg PD PAL Jaya berkolaborasi dengan program OK OCE dimana nantinya masyarakat masyarakat sebagai perpanjangan tangan PD PAL Jaya dalam pelaksanaan di lapangan. Masyarakat terlebih dahulu diberikan ilmu, pelatihan dan pendampingan oleh tim PD PAL Jaya sehingga mereka dapat menjelaskan maksud dan tujuan dari program tersebut. 5. Riset Pemanfaatan Lumpur Tinja PD PAL Jaya dan STT PLN melakukan kerjasama riset pemanfaatan lumpur hasil olahan IPLT menjadi briket (Gambar 8). Tujuan riset ini adalah mengurangi timbulan lumpur tinja dan pemanfaatan lebih lanjut sebagai waste to energy. energy. Hasil yang didapat yaitu nilai kalor briket mencapai lebih dari 3.500 kal/gram.
Gambar 5. Produk Biopal PD P AL Jaya
2. Program Grebeg (Gerakan Bersih Lingkungan dengan Gotong Royong) Program Grebeg adalah program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2) dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat, door to door , demo penyedotan, booth, pembagian flyer /poster, /poster, launching , pemberian hadiah (Gambar 6).
Gambar 6. Pendekatan Program L2T2
Gambar 8. Proses Pemanfaatan Lumpur Hasil Olahan IPLT menjadi Briket
3
Seminar Nasional: Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Menuju Akses Universal Tahun 2019 13 Maret 2018 Kampus Jatinangor Institut Teknologi Bandung DAFTAR PUSTAKA
[1] Laporan Tahunan PD PAL Jaya Tahun 2017 [2] Master Plan Air Limbah DKI Jakarta Tahun 2012 [3] Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Sampah [4] Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 7 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 1991 tentang Perusahaan Daerah Daerah Pengelolaan Air Limbah Daerah Khusus Ibukota Jakarta [5] Peraturan Gubernur No. 1 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Lumpur Tinja [6] Peraturan Menteri PUPR No. 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik [7] Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 – 2019 2019 [8] Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 dan 2017 [9] Survei Sosial Ekonomi Nasional Biro Pusat Statistik Tahun 2017 [10] http://industri.bisnis.com/read/20170526/45/656913/akse s-sanitasi-layak-masih-susah-terny s-sanitasi-layak-masih-susah-ternyata-ini-masalahny ata-ini-masalahnyaa
4