BAB I FENOL 1.1.DEFINISI 1.1. DEFINISI DAN STRUKTUR FENOL Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH) dan gugus – gugus lain penyertanya. Senyawa ini ini diberi nama berdasarkan nama senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakkan memiliki gugus hidroksil lebih dari satu sehingga disebut polifenol. polifenol. Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus -OH.
Gambar Kerangka dasar fenol Senyawa fenolik di alam terdapat sangat luas, mempunyai variasi struktur yang luas, mudah ditemukan di semua tanaman, daun, bunga dan buah.Ribuan senyawa fenolik alam telah diketahui strukturnya, antara lain flavonoid, fenol monosiklik sederhana, fenil propanoid, polifenol (lignin, melanin, tannin), dan kuinon fenolik. Banyak senyawa fenolik alami mengandung sekurang-kurangnya satu gugus hidroksil dan lebih banyak yang membentuk senyawa eter, ester atau glioksida daripada senyawa bebasnya.Senyawa ester atau eter fenol tersebut memiliki kelarutan yang lebih besar dalam air daripada senyawa fenol dan senyawa glioksidanya. Dalam keadaan murni, senyawa fenol berupa zat padat yang tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi akan berubah menjadi gelap. Kelarutan fenol dalam air akan bertambah, jika gugus hidroksil makin banyak.
FENOL DAN POLIFENOL
Page 1
Senyawa fenolik memiliki aktivitas biologik yang beraneka ragam, dan banyak digunakan dalam reaksi enzimatik oksidasi kopling sebagai substrat donor H. Reaksi oksidasi kopling, selain membutuhkan suatu oksidator juga memerlukan adanya suatu senyawa yang dapat mendonorkan H. Senyawa fenolik merupakan contoh ideal dari senyawa yang mudah mendonorkan atom H.
1.2.TATA 1.2. TATA NAMA FENOL Menurut definisi, fenol adalah hidroksibenzena. Fenol adalah nama umum untuk senyawa. Nama IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) Chemistry) adalah benzenol, diturunkan dalam cara yang sama seperti nama-nama IUPAC untuk alcoholalifatik. Ketika molekul fenol digantikan dengan kelompok-kelompok tambahan, baik orto, meta, parasystem parasystem atau sistem penomoran dapat digunakan.
Dalam kedua kasus, jika orangtua molekul disebut sebagai fenol, maka nomenklatur yang digunakan adalah sistem umum.Dalam tata nama IUPAC, molekul induk disebut benzenol, dan substituent
selalu nomor dengan gugus OH diberi posisi pertama
dipahami. Untuk senyawa di bawah ini, nama pertama yang tercantum adalah nama umum dan yang kedua adalah nama IUPAC.
FENOL DAN POLIFENOL
Page 2
1.3.KARAKTERISTIK 1.3. KARAKTERISTIK SENYAWA FENOL Sifat -sifat dari fenol, adalah : a.
Mempunyai gugus hidroksi tetapi bukan termasuk golongan alkohol dan
bukan pula termasuk basa . b.
Termasuk asam karbolat yang bersifat asam lemah.
c.
Tidak berwarna dengan wujud padat tetapi mudah mencair dengan titik
lebur 42 O Celsius. d.
Jika terkena fenol, kulit akan melepuh dan rusak.
e.
Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal dengan karbol (lisol) yang
digunakan sebagai disinfektan dengan pengawet kayu karena bakteri akan mati disebabkan mengalami kerusakan pada protein. f.
Fenol digunakan sebagai bahan baku dalam sintesis zat warna, obat-
obatan, pembuatan plastik.
SIFAT FISIKA
Rumus kimia
C6H6OX
Massa molar
94.11 g mol−1
Penampilan
padatan kristal transparan
Densitas
1.07 g/cm3
Titik didih
181,75oC
Titik Lebur
40,9 oC
Kelarutan dalam air
8.3 g/100 mL (20 °C)
Keasaman (p K a)
9.95 (di air), 29.1 (di asetonitril) asetonitril)[2]
FENOL DAN POLIFENOL
Page 3
1.4.KLASIFIKASI 1.4. KLASIFIKASI FENOLIK DAN TURUNAN SENYAWA Klasifikasi Fenolik terbagi atas 4 macam, yaitu: A. Fenol sederhana
Secara umum senyawa fenolik sederhana memiliki sifat bakterisidal, antiseptik dan antihelmintik. Senyawa dari kelompok ini hasil subsitusi gugus fenol dalam posisi orto, meta dan para. dan para. Contoh senyawa fenolik sederhana yang tersubsitusi oleh dua dan satu gugus – OH OH berturut – turut adalah floroglu florogluki kino noll (1,3,5-trihidroksibenzena) dan resorkinol (1,3-dihidroksibenzena).
B. Asam fenolat
Asam fenolat adalah turunan dari golongan asam hidroksi sinamat, yang memiliki kelimpahan yang tinggi dalam dinding sel tanaman. Hal ini memungkinkan untuk dapat memberikan keuntungan yang signifikan di bidang kesehatan, karena senyawa asam fenolat (contohnya asam ferulat) memiliki aktivitas antikanker dan antioksidan. Selain itu juga dapat menjadi prekursor dalam pembuatan senyawa aromatik lain yang bermanfaat, antara lain: 1. Sebagai antioksidan, asam ferulat kemungkinan menetralkan radikal bebas, seperti spesies oksigen reaktif (ROS). ROS kemungkinan yang menyebabkan DNA rusak dan mempercepat penuaan.Jika ditambahkan pada asam askorbat dan vitamin E, asam ferulat kemungkinan dapat mengurangi stress oksidasi dan pembentukan dimer timidine dalam kulit yang mencegah penuaan. 2. Dengan studi pada hewan dan studi in vitro, mengarahkan bahwa asam ferulat kemungkinan memiliki hubungan dengan aktivitas antitumor perlawanan kanker
FENOL DAN POLIFENOL
Page 4
payudara dan kanker hati. Asam ferulat memiliki kemungkinan sebagai pencegah kanker yang efektif, yang disebabkan oleh paparan senyawa karsinogenik, seperti benzopirene dan 4-nitroquinoline 1-oksida. Namun perlu menjadi catatan, bahwa hal itu tidak diuji coba kontrol random pada manusia, sehingga hasilnya kemungkinan pula tidak dapat dimanfaatkan untuk manusia. 3. Pada tumbuhan, asam fenolat meningkatkan rigiditas dan kekuatan dinding sel tanaman, melalui ikatan silang (cross linking) dengan pentosan, arabinoxilan dan hemiselulosa, sehingga dinding sel tidak mudah dihidrolisis secara enzimatis selama proses perkecambahan. 4. Asam fenolat banyak ditemukan dalam padi (terutama beras merah), gandum, kopi, buah apel, nanas, jeruk dan kacang tanah. 5. Dalam perindustrian, asam ferulat memiliki kelimpahan dan dapat dimanfaatkan sebagai prekursor dalam pembuatan vanilli, agen perasa sintesis yang sering digunakan dalam ekstrak vanilla alami. Asam fenolat adalah senyawa fenolik yang dapat dihasilkan salah satunya ialah dengan reaksi kondensasi vanilli dengan asam malonat. Adapun rumus bangun asam ferulat adalah sebagai:
Gambar: Rumus bangun asam ferulat Asam fenolat diketahui dapat menstabilkan dan memperkuat warna antosianin. Contoh asam fenolat yang dapat berperan sebagai ko-pigmentasi tersebut adalah asam sinapat dan asam ferulat. Ko-pigmentrasi juga dapat terjadi dengan keberadaan logam.
C. Fenil komplek (polimer fenolik) D. Fenil propanoid
Senyawa fenil propanoid merupakan salah satu satu kelompok senyawa senyawa
fenol utama
yang berasal dari jalur shikimat. Senyawa fenol ini mempunyai kerangka dasar karbon FENOL DAN POLIFENOL
Page 5
yang terdiri dari cincin benzena (C6) yang terikat pada ujung rantai karbon propana (C3).
Contoh penamaan pada senyawa fenil propanoid, yaitu
Fenil propanoid mewakili kelompok besar produk alamiah yang diturunkan dari asam amino fenilalanin dan tirosin atau dalam beberapa kasus, di tengah jalur biosintesisnya melalui biosintesis asam sikimat. Seperti yang yang terlihat terlihat dari namanya, 3 kebanyakan senyawa yang terkandung dalam strukturnya adalah cincin fenil yang terletak dalam tiga sisi rantai karbon propana. propana.
Karena kebanyakan fenli propanoid dialam merupakan
fenolik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil dalam cincin aromatis, maka sering disebut sebagai tumbuhan fenolik. Kelompok senyawa fenol yaitu fenil propanoid mempunyai turunan senyawa, yaitu :asam sinamat, antosianin, xantonin, kumarin, ligan.
Sina Si nam mat Asam
sinamat memiliki
rumus
kimia
C6H5CHCHCOOH
atau
C9H8O2,
berwujud kristal putih, sedikit larut dalam air, dan mempunyai titik leleh 133°C serta titik didih 300°C. Asam sinamat termasuk senyawa fenol yang dihasilkan dari lintasan FENOL DAN POLIFENOL
Page 6
asam sikimat dan reaksi berikutnya. Bahan dasarnya adalah fenilalanin dan tirosin sama seperti asam kafeat, asam p-kumarat, dan asam ferulat. Keempat senyawa tersebut penting bukan karena terdapat melimpah dalam bentuk tak terikat (bebas), melainkan karena mereka diubah
menjadi
beberapa
turunan di samping protein. Turunannya
termasuk fitoaleksin, kumarin, lignin, dan berbagai flavonoid seperti antosianin. Diklasifikasi sebagai asam karboksilat tak jenuh, ia terjadi secara alami pada sejumlah tanaman.
Senyawa
ini
secara
bebas
larut
dalam
pelarut-pelarut organik.Ia
berada baik sebagai isomer cis maupun trans, meskipun kemudian lebih umum. Asam sinamat juga merupakan sejenis inhibitor-sendiri yang diproduksi oleh spora jamur untuk mencegah germinasi.Berikut adalah beberapa struktur senyawa turunan sinamat.
Asam sinamat mempunyai berat molekul 148,16 gr mol
−1
, dengan densitas 1,2475
gr/cm3. Asam sinamat mendidih pada suhu 300 °C, (572 °F), dengan titik leleh 133 °C, (271 °F). Dapat larut dalam sampai 500 mg/liter, dengan keasaman (pKa) 4,44. Asam sinamat mempunyai titik nyala pada suhu >100 °C (212 °F).Asam sinamat digunakan sebagai penyedap, indigo sintetik, dan produk farmasi tertentu.Kegunaan utama ialah dalam pembuatanmetil, etil dan benzil ester untuki industry minyak wangi.Asam sinamat merupakan merupakan prekursor, zat pendahulu untuk pemanis aspartam melalui aminasi aminasi yang dikatalisis-enzim menjadi fenilalanin.
Kumarin Nama kumarin berasal dari bahasa Karibia “Coumarou” yang berarti pohon tonka (Coumarouna
adorata
Abl),
yaitu
tumbuhan
pertama
yang
diketahui
mengandung kumarin. Barulah pada tahun 1868, kumarin dikenal dengan rumus
FENOL DAN POLIFENOL
Page 7
C9H6O2.Senyawa yang mengandung kumarin (2H-1-benzopyran-2-one) merupakan sebuah kelompok yang penting dari heterosiklis dan banyak contoh yang ditemukan di alam. Kumarin
sendiri
pertama kali
diisolasi tahun
1822
dari kacang tonka.
Kumarin dan turunannya juga telah diisolasi dari semanggi, rumput banteng dan woodruff. Kumarin yang terkandung terkand ung dalam suatu tumbuhan dapat dikenal dari baunya. Bila tumbuhan tersebut dikeringkan, maka akan memberikan bau yang khas. Untuk pembuktian
secara
kualitatif
dilakukan
uji
berdasarkan
pada
sifat
fluoresensinya dengan sinar ultraviolet (Erniwati, 2005). Kumarin merupakan senyawa metabolit sekunder berupa minyak atsiri yang terbentuk
terutama
dari
turunan
glukosa non-atsiri saat penuaan atau pelukaan. Skopoletin adalah kumarin beracun yang tersebar luas pada tumbuhan dan sering dijumpai dalam kulit biji. Skopoletin merupakan salah satu senyawa yang diduga menghambat perkecambahan biji tertentu, menyebabkan dormansi sampai senyawa tersebut tercuci (misalnya, oleh hujan yang yang cukup lebat sehingga kelembapannya cukup bagi pertumbuhan kecambah). Jadi peranannya adalah sebagai penghambat alami perkecambahan biji. Kumarin adalah lakton asam
o-hidroksisinamat.
prismatik,
karakteristik
dan
mempunyai
bau
Kumarin tidak berwarna, kristal yang
wangi
dan
rasa
pahit,
aromatis, rasa yang panas, larut dalam alkohol. Kumarin juga dapat disintesis dengan cepat.Beberapa
turunan
kumarin
memiliki
sifat
antikoagulan.Kumarin
juga
mempunyai aktivitas sebagai antispasmodik. Berikut adalah beberapa struktur senyawa turunan kumarin.
Kumarin dan turunannya adalah senyawa yang sangat reaktif. Keberadaan gugus metil di posisi C4 atau C6 membuat inti kumarin lebih lebih reaktif, dan dapat mengakibatkan inti FENOL DAN POLIFENOL
Page 8
kumara menjalani reaksi halogenasi serta kondensasi dengan aldehida. C6 pada cincin aromatik dapat mengalami serangan elektrofilik, misalnya sulfonasi atau reaksi asilasi Friedel-Craft. Sebuah substituen metil pada inti kumarin bereaksi secara berbeda, tergantung pada posisi serangan.Sebagai contoh, sebuah gugus metil yang terikat pada C6 atau C4 lebih reaktif dari gugus metil m etil di posisi C3atau C5.
Lignan Senyawa lignan memiliki banyak modifikasi pada struktur induknya, yang antara lain dapat menghasilkan penambahan cincin, penambahan atau penghilangan atom C, dan sebagainya. Senyawaan ini tersebar luas di dunia tumbuhan, dan banyak digunakan secara
niaga
sebagai
antioksidan
dan
sebagai
komponen
sinergistik
dalam
insektisida.Selain itu, lignan merupakan komponen kimia yang aktif dalam tumbuhan obat tertentu.Salah satu senyawa golongan lignan, yaitu podophyllotoxin, diketahui dapat menghambat tumor.Dalampengobatan Cina, lignan banyak dipakai untuk mengobati penyakit hepatitis dan melindungi organ hati.
Ant A nto osia sianin nin Antosianin merupakan senyawa berwarna kebanyakan merah, biru dan ungu pada buah, sayur dan tanaman hias. Struktur utamanya ditandai dengan adanya 2 cincin benzena (C6H6) yang dihubungkan dengan 3 atom karbon yang membentuk cincin.
FENOL DAN POLIFENOL
Page 9
Subsitusi
bebrapa
gugus
kimia
pada
rangka
antosianin
dapat
mempengaruhi warna dan kestabilan antosinin. Penambahan gugus glikosida atau gugus hidroksi bebas pada cincin A menyebabkan warna cenderung biru dan relatif tidak stabil. Sebaliknya, penambahan jumlah gugus metoksi atau metilasi akan menyebabkan warna cenderung merah dan stabil.
1.5. DETEKSI REAKSI WARNA SENYAWA FENOL
Senyawa Fenol merupakan senyawa cincin karboaromatik yang yang tersubtitusi dengan satu gugus hidroksil atau lebih. Secara Kualitatif senyawa ini dapat dilihat dengan Uji sbb: 1.
Uji FeCl3
Uji ini digunakan untuk mendeteksi senyawa fenol yang sederhana. Uji ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan larutan FeCl3 1% yang sudah dilarutkan di dalam air atau etanol kemudian diteteskan ke larutan sampel. Hasil yang positif menimbulkan menimbulkan warna hijau, ungu, hitam, biru dan merah.(Harbone, 1987). Reaksi FeCl3 jika ditambahkan etanol warna larutan tetap maka senyawa tersebut adalah asam salisilat namun jika ditambah 3tts etanol berubah menjadi ingu, senyawa terssebut adalah fenol.
2.
Folin-Ciocalteu Reagent (FCR)
Folin-Ciocalteu Reagen (FCR) merupakan reagen yang digunakan untuk mendeteksi fenol, tetapi di dalam FCR tidak berisikan fenol.Reagen ini bereaksi dengan fenol membentuk kromogen yang dapat di deteksi secara spektrofotometri. FCR juga dapat digunakan sebagai penampak noda dalam metode kromatografi lapis tipis
FENOL DAN POLIFENOL
Page 10
Metode FCR pada simplisia sarang semut
3.
Reaksi diazo
Dengan reaksi Diazo, Fenol juga dapat memberikan warna merah, tetapi setelah diberi Amil Alkohol maka akan menjadi jernih. Berikut merupakan mekanisme reaksi Diazountuk Fenol sampai dapat memberikan warna merah.
FENOL DAN POLIFENOL
Page 11
4.
Reaksi marquis
Dengan reaksi Marquis yang dilakukan dalam plat tetes maka akan terbentuk cincin dengan warna tertentu, bisa warna merah, coklat, jingga, ungu, dan hijau, tergantung dari senyawa Fenol yang mana. Pereaksi Marquis ini antara lain H2SO4 pekat dan formalin encer.
5.
Reaksi Loco millon
Pereaksi million adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat nitrat dalam asam nitrat. nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi warna merah oleh pemanasan. Pereaksi yang digunakan antara lain HNO3 dan Hg(NO3). Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol – fenol karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hid hidrr oksife ksif enil yang berwarna. Mekanisme reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
6. REAKSI KOREK API Batang korek api setelah dicelupkan dalam HCl pekat, dibiarkan kering. Cara: batang korek api itu dicelupkan pada lar. Zat dalam HCl encer. PAS-Na : kuning jingga Phloroglucin: merah spesifik Orthoform neu: + jingga Rivanol : merah darah
FENOL DAN POLIFENOL
Page 12
1.6. 1.6 . CONTOH GOLONGAN FENOL
AL A L F A NAPT NA PTH H OL
1.
+ FeCl3
: hijau, lalu endapan violet .
2.
Fluoresensi
: biru muda, dalam NaOH (-)
3.
Marquis
: cokelat
4.
Loco Millon
: merah terang
5.
Dalam NaOH +aq. Iod
: Keruh Violet
6.
Larutan zat + NaHCO3 jenuh + KCN + Cupri Sulfat : Violet
7.
Aq. Brom berlebih
: Endapan putih
8.
Reaksi Molisch
: Zat + sedikit alcohol + 1 cc larutan encer gula
tebu, lalu + H2SO4 (p) , Dilihat lapisan bawahnya 9.
: cincin ungu .
+ KOH 50 % berlebih, lalu + kloroform berlebih : biru .
BE TA NAPTHOL NAPTHOL
1. + FeCl3
: larutan panas, hijau gumpalan putih .
1.
Fluoresensi
: ungu, dalam NaOH ungu kuat
2.
Marquis
: hijau
3.
Loco Millon
: kuning jingga
4.
Dalam NaOH +aq. Iod
: tak berwarna
FENOL DAN POLIFENOL
Page 13
5.
Larutan zat + NaHCO3 jenuh + KCN + Cupri Sulfat 1 %
: kuning lemah
6.
Aq. Brom berlebih
: Endapan putih larutan hiijau kuning
7.
Reaksi Molisch
: Zat + sedikit alcohol + 1 cc larutan encer gula
tebu, lalu + H2SO4 (p) , Dilihat lapisan bawahnya : Negatif 8.
+ KOH 50 % berlebih, lalu + kloroform berlebih : biru .
RESORCIN
1.
Kristal putih tak berwarna, bentuk jarum, rasa manis
2.
Di udara kena sinar matahari menjadi agak rose.
3.
T.L = 110 derajat selsius – selsius – 113 113 derajat selsius
4.
Larut dalam spiritus, air, eter, dan gliserin.
5.
Zat + FeCl3 ----> ungu
6.
+ Ag Amoniakal : hijau kuning, cokelat
7.
Zat +H2SO4 pkt + lart as. Tartrat ,dipanaskan----> merah tua .
REAKSI CARLETTI CARLETTI Zat Resorcin + Glycerin + asam oksalat + H2SO4 (p) ----> violet Flurosensi : hijau kuat
RE AKSI MARQUI MARQUI S Zat Resorcin + formalin 0,2 % + H 2SO4 (p) melalui dinding tabung ---->merah violet,atas seperti susu .
FENOL DAN POLIFENOL
Page 14
RIVANOL
Kristal kuning seperti jarum
Larutan dalam air : kuning, pengenceran kuat: fl. hijau
T.L = 220º C – C – 240 240 º C
Larutan zat dalam air + H2SO4 encer ----> Kristal kuning jarum seperti bintang.
Zat + NaOH ---->
Zat + DAB – DAB – HCl HCl ----> merah jingga
Zat + H2SO4 encer + NaNO3 ----> merah karsen – karsen – ungu ungu
Korek api : Jingga merah
MARQUIS (+)
MAYER (+)
BOUCHARDAD (+)
Larutan dalam air garam Hcl nya bereaksi asam kuat + bikromat keluar gas CO2
merah
.
PYROGALLOL OH HO
HO 1.
Kristal, tak berwarna, mengkilap plat atau jarum-jarum
2.
FeCl3 : Merah cokelat, + BicNat : biru .
3.
NaOH : merah cokelat
4.
Aqua Calcis : ungu ----- cokelat
FENOL DAN POLIFENOL
Page 15
5.
Fehling : reduksi pada suhu kamar
6.
Marquis : Merah, panaskan dan didiamkan : merah tua
7.
Pb-Acetat : rosa muda ( basis )
8.
Spot test : larutan zat dalam air + 25 cc air r.p ) sesudah 30 menit : pink- violet .
NIPAGIN a.
Rasa mula- mula terbakar, lalu anasetesis
b.
T.L = 124 º C – C – 125 125 º Ca
c.
Larut dalam alcohol, eter
d.
(e) : tetes-tetes minyak
e.
HNO3 H2SO4 (e) : kuning (lama)
f.
FeCl3 : ungu/ cokelat
g.
Disambungkan dengan NaOH lalu diasamkan ,lalu :
Aq. Brom : endapan putih
NH4OH uapkan, sisa dalam air + CuSO4 : endapan jarum-jarum biru .
h.
Lakukan Sublimasi
i.
Rekristalisasi dengan ACETO QIR .
FENOL
Kristal tak berwarna, higroskopis, atau berwarna kemerahan
Bau spesifik, beracun, caustic
T.L = 41 º C ; T.D = 182 º C Kelarutan dalam air : 1:12
Larut baik dalam eter, spiritus , kloroform dan glycerin , dalam paraffin 1:100 ;
FENOL DAN POLIFENOL
Page 16
Dalam minyak 1:2
Zat + FeCl3 ----> ungu biru + spir. berlebih ----> hilang
Zat + MILLON ----> merah ungu
Zat + Aq. Brom berlebih : endapan putih
Zat + Reaksi Indefenol ----> hijau biru stabil, Pada pemanasan jadi merah merah
Zat + larutan jenuh hexamine ----> Kristal jarum
THYMOL
Kristal tak berwarna
KHUSUS THYMOL 1.
Larutan dalam air + Vanillin – Vanillin – Hcl Hcl dingin : Merah Rosa
2.
Panas : lebih tua, didiamkan endapan merah ungu .
3.
-Thymol + H2SO4 panaskan, encerkan dengan air saring setelah dinetralkan
dengan CaCO3 . 4.
Filtrat : FeCl3 : biru.
5.
Terbentuk Ca-Thymol sulfat yang netral
6.
-Thymol + Formalin + H2SO4 ----- Merah
7.
-DIAZO : merah jingga tanpa panas
+ H2SO4 ----- ungu rosa---ungu hijau kuning . + NaOH ------ kuning muda
FENOL DAN POLIFENOL
Page 17
EUGENOL
1.
Cairan, bau minyak cengkeh
2.
Tidak larut dalam air, larut dalam etanol, gliserin, minyak lemak.
3.
Zat + H2SO4 encer ----> merah ,bila diencerkan ----> ungu keruh
4.
Zat + FeCl3 ----> hijau mudah, keruh seperti susu ----> coklat mudah.
5.
Zat + MILLON ----> endapan coklat ungu.
GUAIACOL
1.
Bau spesifik
2.
Sekali cair, tetap cairan
3.
T.L = 27,70 º C
4.
Sukar larut dalam air, larut dalam spiritus, gliserin dan minyak lemak .
5.
Zat + marquis ----> merah violet
6.
Zat + FeCl3 ----> biru ----> merah coklat.
7.
Zat + H2SO4 + formaldhehida ----> violet
8.
Zat + aq.brom ----> merah coklat
9.
Zat + HNO3 ----> merah ----> jingga ----> kuning
FENOL DAN POLIFENOL
Page 18
KRESOL
a.Larutan jernih, berwarna kuning muda, coklat merah b.Bau spesifik T.L = 110 º C c.Zat + FeCl3 ----> : biru violet (campuran) -
Ortho ----> : ungu, biru keruh
-
Meta ----> : ungu keruh
-
Para ----> : biru keruh, putih
d.Zat + aq.brom: -
Ortho ----> :
putih
-
Meta ----> :
-
Para ----> : tak ada
putih , kuning
e.Zat + marquis ----> merah f.Zat + as pikrat ----> 0-kersol ----> Kristal jarum jingga kuning.
HYDROCHINON
a.
T.L = 172 º C
b.
larut dalam air
FENOL DAN POLIFENOL
Page 19
c.
Fehling : mereduksi, endapan cokelat
d.
Mereduksi larutan Ag-ammoniakal : ½ jam hijau, lama-lama hitam
e.
Aqua Calcis: 1 malam kuning cokelat
f.
Dimasak dengan FeCl3 : bau merangsang dari chinhydron (hasil oksidasi
sebagian oleh Ferri ) . g.
FeCl3 berlebih : jarum-jarum metal glans, yaitu Chinon /
h.
Spot tetes dengan FeCl3 : hijau cepat berlalu dan menjadi kuning cokelat
i.
Aq.brom ----> kuning coklat
j.
NH4OH ----> ----> merah coklat.
k.
Sublimasi : sangat baik.
CATECHIN
a.
BerwarnaCokelat muda rosa
b.
Rasa sedikit pahit
c.
Larutan dalam air bereaksi asam lemah
d.
+FeCl3 /spir
:hijau coklat
e.
NESSLER
:jingga coklat
f.
DAB- HCl
:rosa
g.
H2SO4 (p)
:kuning coklat
h.
HNO3
:merah darah
i.
Frohde
:merah ungu
j.
Marquis
:merah cokelat
k.
+ NaOH
:kuning cokelat
FENOL DAN POLIFENOL
Page 20
Panaskan
:kuning
ROUX
:jingga cokelat .
1.7.BIOSINTESIS SENYAWA FENOL Ada tiga jalur biosintesis fenol dengan rute yang berbeda dalam tubuh tanaman tingkat tinggi, yaitu : 1.
Jalur asam sikimat, pola ini merupakan pola yang terpenting dari pada biosintesis
fenol (jalur yang paling banyak digunakan). 2.
Jalur asam asetat-malonat, pola ini dipergunakan untuk sintesis cincin A
aromatik dari turunan flavonoid. Pola ini penting bagi mikro organisme. 3.
Jalur asam asetat-mevalonat, pola ini relatif kurang penting dalam tubuh
tanaman tingkat tinggi. Berbagai enzim berperan dalam biosintesis fenol pada jalur asam sikimat.Keberadaan jalur asam sikimat ini tidaak hanya penting untuk menghasilkan fenol, tetapi terutama adalah menghasilkan asam-asam amino aromatik, fenilalanin, tirosin maupun triptofan. Biosintesis senyawa fenolik sebagian besar terjadi di sitoplasma sitoplasma dan diawali melalui jalur sikimate.Asam 3-dehidroksikimat merupakan produk antara jalur sikimate dari substrat karbohidrat yang penting dalam biosintesis senyawa fenolik.Asam galat sebagai contoh, disintesis dari asam 3-dehidrosikimat.Asam galat kemudian dapat diubah menjadi β-glukogalin.Senyawa β-glukogalin.Senyawa antara ini kemudian mengalami galloilasi sehingga terbentuk penta-O-galloil-glukosa. Galloilasi lebih lanju terhadap penta-Ogalloil-glukosa akan menghasilkan senyawa-senyawa dari golongan tanin yang dapat terhidrolisis, yaitu kelompok gallotanin dan ellagitanin.
FENOL DAN POLIFENOL
Page 21
BIOSINTESIS FENOL
FENOL DAN POLIFENOL
Page 22
FENOL DAN POLIFENOL
Page 23
Metode yang dipakai untuk mensintesis fenol secara komersial, adalah; 1.
Hidrolisis Klorobenzena (Proses Dow)
Proses ini klorobenzena dipanaskan sampai 350oC (tekanan tinggi) dengan larutan natrium hidroksida. Reaksi ini akan menghasilkan ion fenoksida dan setelah diasamkan akan menjadi fenol. OH
ONa
Cl 350oC
+ 2NaOH
+ NaCl + H2O
+ NaCL
+HCl
Tekanan tinggi
2.
Peleburan Natrium benzensulfonal
Proses ini sudah dikenal sejak tahun 1890 18 90 di Jerman. Natrium benzene sulfonat dilebur dengan NaOH pada 350oC, menghasilkan natriumfenoksida.Selanjutnya natriumfenoksida diasamkan untuk menghasilkan fenol. 3.
Metode Hidroperoksida Kumen
Hampir senyawa fenol dibuat dengan proses terbaru, yaitu memakai bahan baku kumen (isopropilbenzena. Kumen dioksida menjadi kumen hidroksiperoksida kemudian dengan adanya asam akan dihasilkan fenol dan aseton.
A.
Biosintesis fenilpropanoid
Perintis senyawa fenilpropanoid
awal adalah adala h asam
sinamat dan
asam
p- hidroksinamat, yang juga dikenal dengan nama asam p-kumarat. Dalam tumbuhan, senyawa ini dibuat dari asam aromatis amino fenilalanin dan tirosin, secara bergantian,
dan
tersintesis
melalui
jalur
asam
sikimat.Biosintesa
senyawa
fenilpropanoida yang daarijalur shikimat pertama kali ditemukan dalam mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan ragi.Sedangkan asam shikimat pertama kali ditemukan pada tahun 1885 dari tumbuhan lillicium religiosum dan kemudian ditemukan dalam banyak tumbuhan. Pokok reaksi biosintesa dari jalur shikimat adalah sebagai berikut: Pembentukan asam shikimat diawali dengan kondensasi aldol antara eritrosa dan asam fosfoenolpiruvat. Pada kondensasi ini, gugus metilen (C=CH2) dari asam fosfoenolpiruvat
berlaku
FENOL DAN POLIFENOL
Page 24
sebagai nukleofil dan mengadisi gugus karbonil C=O eritrosa, menghasilkan gula dengan 7 unit atom karbon. Selanjutnya
reaksi yang analog (intramolekuler)
menghasilkan asam 5-dehidrokuinat yang mempunyai lingkar sikloheksana, yang kemudian diubah menjadi asam shikimat. Asam sikimat melalui serangkaian reaksi terfosforilasi, menghasilkan asam korismat yang merupakan titik percabangan yang penting dalam biosintesis.Satu cabang menghasilkan asam anthranilat dan kemudian menjadi triptofan. Sedangkan cabang yang yang lain menimbulkan asam prefenat, senyawa senyawa non aromatis terakhir dalam rangkaian adisi
asam
diaromatisasi dekarboksilasi
fosfoenol piruvat terhadap dengan
dua
simultan
tersebut.
Asam
asam shikimat.
cara. Pertama
diproses
prefenat Asam dengan
terbentuk prevenat
oleh dapat
dehidrasi
dan
sehingga menghasilkan asam fenilpiruvat, yang bisa
menghasilkan fenilalanin.Yang kedua muncul
dengan
dehidrogenasi
dan
dekarboksilasi menghasilkan asam p-hidroski fenilpiruvat, asal mula tirosin.
Berikut adalah bagan proses biosintesis fenil propanoid:
FENOL DAN POLIFENOL
Page 25
Asam sinamat, asal mula fenilpropanoid, dibentuk dengan deaminasi enzimatis langsung fenilalanin, dan asam p-kumarat dapat dibiosintesis dalam cara yang serupa dari tirosin atau hidroksilasi asam sinamat pada posisi para. Asam p-kumarat juga dikenal sebagai asam p-hidroksisinamant, adalah pusat perantara dalam biosintesis beberapa fenilpropanoid.
B.
Biosintesis kumarin
1.8.IDENTIFIKASI SENYAWA FENOLIK Untuk mengisolasi suatu senyawa kimia yang berasal dari bahan alam hayati pada dasarnya menggunakan metode yang sangat bervariasi, seperti yang diaplikasikan dalam proses industri. Metode metabolit pengempaaan digunakan pada senyawa katecin daun gambir juga isolasi CPO dari buah kelapa sawit.
FENOL DAN POLIFENOL
Page 26
Metode ini umum digunakan karena senyawa organik yang diperoleh dengan kuantitas yang cukup banyak. Tetapi berbeda dengan senyawa bahan alam hasil proses metabolit sekunder lainnya yang pada umumnya dengan kandungan yang relatif kecil, maka metode-metode dan proses industri tersebut tidak dapat digunakan. Berdasarkan hal di atas maka metode yang umum dalam isolasi senyawa metabolit sekunder dapat digunakan. Metode standar laboratorium dengan kuantitas sampel terbatas dan perlunya menentukan metode yang paling sesuai dengan maksud tersebut. Dari identifikasi awal, maka dapat diamati kandungan senyawa dari tumbuhan sehingga untuk isolasi dapat diarahkan pada suatu yang dominan dan salah satu usaha mengefektifkan isolasi senyawa tertentu maka dapat dimanfaatkan pemilihan pelarut organik yang akan digunakan pada isolasi tersebut, di mana pelarut polar akan lebih mudah melarutkan senyawa polar dan sebaliknya senyawa non polar lebih mudah larut dalam pelarut non polar. Sebelum melakukan isolasi terhadap suatu senyawa kimia yang diinginkan dalam suatu tumbuhan maka perlu dilakukan identifikasi pendahuluan kandungan senyawa metabolit sekunder yang ada pada masing-masing tumbuhan, sehingga dapat diketahui kandungan senyawa yang ada secara kualitatif dan mungkin juga secara kuantitatif golongan senyawa yang dikandung oleh tumbuhan tersebut. Untuk tujuan tersebut maka diperlukan metode persiapan sampel dan metode identifikasi pendahuluan senyawa metabolit sekunder sebagai berikut: Sebanyak 4 gram sampel segar dirajang halus dan dididihkan dengan 25 ml etanol selama lebih kurang 25 menit, disaring dalam keadaan panas, kemudian pearut diuapkan sampai kering. Ekstrak dikocok kuat dengan kloroform lalu ditambahkan air suling, biarkan sampai terbentuk dua lapisan, yakni lapisan kloroform dan lapisan air. Beberapa tetes ditempatkan dalam tabung reaksi ditambahkan besi (III) klorida, timbul warna hijau sampai ungu menandakan positif mengandung fenolik. Secara umum ekstraksi senyawa metabolit sekunder dari seluruh bagian tumbuhan seperti bunga, buah, daun, kulit batang dan akar menggunakan sistem maserasi menggunakan pelarut organik polar seperti metanol. Beberapa metode ekstraksi senyawa organik bahan alam yang umum digunakan antara lain : FENOL DAN POLIFENOL
Page 27
1. Maserasi Maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan pelarut organik yang digunakan pada temperatur ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara didalam dan diluar sel sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dengan pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan. Pemilihan pelarut untuk proses maserasi akan memberikan efektifitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam pelarut tersebut. Secara umum pelarut metanol merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam, karena dapat melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder. 2. Perkolasi Merupakan proses melewatkan pelarut organik pada sampel sehingga pelarut akan membawa senyawa organik bersama-sama pelarut. Tetapi efektifitas dari proses ini hanya akan lebih besar untuk senyawa organik yang sangat mudah larut dalam pelarut yang digunakan. 3. Solketasi Solketasi menggunakan soklet dengan pemanasan dan pelarut akan dapat di hemat karena terjadinya sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel. Proses ini sangat baik untuk senyawa yang tidak terpengaruh oleh panas. 4. Destilasi uap Proses destilasi lebih banyak digunakan untuk senyawa organik yang tahan pada suhu yang cukup tinggi, yang lebih tinggi dari titik didih pelarut yang digunakan. Pada umumnya lebih banyak digunakan untuk minyak atsiri. 5. Pengempaan Metode ini banyak digunakan dalam proses industri seperti pada isolasi CPO dari buah kelapa sawit dab isolasi katecin dari daun gambir. Dimana dalam proses tidak menggunakan pelarut. Hasil yang diperoleh berupa ekstrak yang mana seluruh spade senyawa bahan alam yang terlarut dalam pelarut yang digunakan akan berada pada ekstak ini. FENOL DAN POLIFENOL
Page 28
Penentuan jumlah komponen senyawa dapat dideteksi dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menggunakan plat KLT yang sudah siap pakai. Terjadinya pemisahan komponen – komponen – komponen komponen pada KLT dengan Rf tertentu dapat dijadikan sebagai panduan untuk
memisahkan
komponen
kimia
tersebut
dengan
mengggunakan
kolom
kromatografi dan sebagai fas diam dapat digunakn silika gel dan eluan yang digunakan berdasarkan hasil yang diperoleh dari KLT dan akan lebih baik kalau kepolaran eluen pada kolom kromatografi sedikit dibawah kepolaran eluen pada KLT. Pemilihan eluen sebaiknya dimulai dari pelarut organik yang tidak polar seperti heksana dan peningkatan kepolaran dengan etil asetat atau pelarut yang lebih polar lainnya masing – masing – masing masing pelarut. Selanjutnya suatu senyawa bahan alam hasil isolasi akan diidentifikasi berdasarkan kimia, fisika, dan identifikasi dengan spektroskopi. Dari isolasi yang menggunakan metode standar tidak semua senyawa akan secara utuh seperti yang terdapat dalam tumbuhan tesebut, karena sebagian senyawa ada yang terlarut dan terpecah dalam proses isolasi dan hasil terjadi seperti putusnya ikatan glikosida membentuk aglikon dan gula dengan adanya air. Identifikasi senyawa metabolit sekunder dan elusidasi struktur senyawa ditemukan merupakan pekerjaan yang sangat menentukan dalam proses mengenal, mengetahui dan pada akhirnya menetapkan rumus molekul yang sebenarnya dari senyawa tersebut. Di antara metode identifikasi dan elusidasi struktur yang diperoleh dapat dilakukan dengan metode standar yang sudah dikenal untuk menentukan senyawa kimia dan termasuk derivat – derivat – derivatnya derivatnya antara lain: 1. Metode Spektroskopi Metode spektroskopi saat ini sudah merupakan metode standar dalam penentuan struktur senyawa organic pada umumnya dan senyawa metabolit sekunder pada khususnya. Metode tersebut terdiri dari beberapa peralatan dan mempunyai hasil pengamatan yang berbeda, yaitu : a. Spektroskopi UV Merupakan metode yang akan memberikan informasi adanya kromofor dari senyawa organik dan membedakan senyawa aromatic atau senyawa ikatan rangkap yang berkonjugasi denga senyawa alifatik rantai jenuh. FENOL DAN POLIFENOL
Page 29
b. Spektroskopi IR Metode yang dapat menentukan serta mengidentifikasi gugus fungsi yang terdapat dalam senyawa organik, yang yang mana gugus gugus fungsi dari senyawa organik akan dapat ditentukan berdasarkan ikatan tiap atom dan merupakan bilangan frekuensi yang spesifik. c. Nuklir Magnetik Resunansi Proton Metode ini akan mengetahui posisi atom – atom karbon yang mempunyai proton atau tanpa proton. Disamping itu akan dikenal atom – atom – atom lainnya yang berkaitan dengan proton. d. Nuklir Magnetik Kesonansi Isotop Karbon 13 Digunakan untuk mengetahui jumlah atom karbon dan menentukan jenis atom karbon pada senyawa terebut. e. Spektroskopi Massa Mengetahui berat molekul senyawa dan ditunjang dengan adanya fragmentasi ion molekul yang menghasilkan pecahan – pecahan spesifik untuk suatu senyawa berdasarkan m / z dari masing – masing – masing masing fragmen yang terbentuk. Terbentuknya fragmen – fragmen denga terjadinya pemutuan ikatan apabila disusun kembali akan dapat menentukan kerangka struktur senyawa yang diperiksa.
2. Kromatografi Penggunaan kromatografi sangat membantu dalam pendeteksian senyawa metabolit sekunder dan dapat dijadikan sebagai patokan untuk proses pengerjaan berikutnya dalam menentukan struktur senyawa. Berbagai jenis kromatografi yang umum digunakan antara lain: a. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) : Merupakan salah satu metode identifikasi awal
untuk menentukan kemurnian senyawa yang ditemukan atau dapat menentukan jumlah senyawa dari ekstrak kasar metabolit sekunder. Cara ini sangat sederhana dan merupakan suatu pendeteksian awal dari hasil isolasi. b. Kromatografi Kolom : Digunakan untuk pemisahan campuran bebrapa senyawa
yang diperoleh dari isolasi tumbuhan. Dengan menggunakan fasa padat dan fasa cair maka fraksi – fraksi – fraksi fraksi senyawa akan menghasilkan kemurnian yang cukup tinggi. FENOL DAN POLIFENOL
Page 30
c. Kromatografi Gas : Pemisahan campuran senyawa yang cukup stabil pada
pemanasan, karena sampel yang digunakan akan dirubah menjadi fasa gas dan dengan adanya
perbedaan keterikatan senyawa pada fasa padat yang digunakan terhadap
senyawa organik sehingga terjadi pemisahan masing – masing senyawa dari campurannya. d.Kromatografi Cair : Lebih dikenal dengan HPLC (High Pressure Liquid Chromatography ) dan lebih dari 75 % dari pemakaian HPLC menggunakan fasa padat ODS (Oktadesil Sifane) atau C – C – 18 18 sedangkan fasa cair sebagai pelarut pembawa senyawa dapat diganti kepolarannnya pada saat digunakan dan kondisi seperti itu dikenal sebagai fasa gradien. Pada kondisi gradien, senyawa nonpolar akan diadsorpsi lebih lemah oleh fasa padat dan akan dielusi dengan pelarut nonpolar dan sebaiknya senyawa polar akan diadsorpsi lebih kuat dan membutuhkan pelarut polar. Jika sampel mempunyai polaritas luas, pemisahan harus dilakukan dengan merubah kepolaran pelarut yang digunakan. di gunakan. Efisiensi pen ggunaan HPLC ditentukan dengan pengaturan pe ngaturan dan penggunaan pelarut sebagai pembantu dalam pemakaian HPLC. Secara garis besar identifikasi senyawa fenolik dapat digambarkan sebagaimana bagan berikut ini:
1.9.MANFAAT FENOL Senyawa fenolik merupakan senyawa bahan alam yang cukup luaspenggunaannya saat ini. Kemampuannya sebagai senyawa biologik aktifmemberikan suatu peran yang besar terhadap kepentingan
manusia. Sudahbanyak
penelitian
diarahkan pada
pemanfaatan senyawa fenolik padaberbagai bidang bidan g industri. Pada industri makanan dan minuman, senyawa fenolik berperan dalam memberikan aroma yang khas pada produk prod uk makanan maka nan dan minuman, sebagai zat pewarna makanan dan minuman, dan sebagai antioksidan. Pada industri farmasi dan kesehatan, senyawa ini banyakdigunakan sebagai antioksidan, antimikroba, antikanker dan lain-lain,contohnya obat antikanker (podofilotoksan), antimalaria (kuinina) dan obatdemam (aspirin). Selain itu, senyawa ini juga banyak digunakan sebagaiinsektisida dan fungisida. Selain itu, senyawa fenolik sangat penting untuk pertumbuhan dan reproduksi tanaman, di mana diproduksi sebagai respon untuk mempertahankan tanaman dari serangan terhadap patogen.
FENOL DAN POLIFENOL
Page 31
Senyawa fenolik mempunyai struktur yang khas, yaitu memiliki satuatau lebih gugus hidroksil yang terikat pada satu atau lebih cincin aromatikbenzena, sehingga senyawa ini juga memiliki sifat yang khas, yaitu dapatteroksidasi. Kemampuannya membentuk radikal fenoksi yang stabil pada proses oksidasi menyebabkan senyawa ini banyak digunakan sebagaiantioksidan. Manfaat asam fenolik yang paling penting yaitu anti-penuaan yang berhubungan dengan anti-oksidan yang mengurangi aktivitas dan mencegah pertumbuhan sel abnormal. Asam fenolat berguna dalam mengendalikan peradangan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan sirkulasi darah, semua yang menghasilkan signifikan manfaat anti penuaan dalam tubuh.
FENOL DAN POLIFENOL
Page 32
BAB II POLIFENOL
Tumbuhan yang hidup disekitar kita memiliki kandngan kimia yang unk. Kimiabahan alam yang merupakan hasil dari metabolisme sekunder. Bahan kimia yangsimaksud biasanya di kunakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya dalam bidangfarmasi. Salah satu kelompok senyawa yang banyak memberikan manfaat bagi manusiaadalah polifenol. Senyawa yng termasuk kedalam polifenol ini adalah semua senyawa yang memiliki struktur dasar berupa fenol. Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki tanda khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya. Fenol sendiri merupkan struktur yangterbentuk dari benzena tersubtitusi dengan gugus – OH. OH. Gugus – OH OH yang terkandungmerupakan aktivator yang kuat dalam reaksi subtitusi sub titusi aromatik elektrofilik (Fessenden,1982).
Fenol
Polifenol dapat diklasifikasikan menjadi beberpa jenis berdasarkan unit basanya antara lain Asam Galia, Asam Sinamat, dan Flavon. Selain itu senyawa-senyawa polifenol jika berdasarkan komponen penyusun fenolnya dapaat dibagi menjadiFenol, pyrocatechol, pirogallol, resorsinol, floroglucinol, dan hidroquinon. Jenis-jenisdiatas akan dibahas dalam makalah ini. Selain itu juga makalah ini juga akan membahassalah satu contoh senyawa polifenol yang ada didalam teh yang sering kita konsumsi.Senyawa yang dimaksud antara lain epicatechin dan epigallocatechin. Senyawa ini akandibahs tentang reaksi oksidasi dan biosintesis dari turunan epigallocatechin yang berupa senyawa Epigallocatechin gallate (EGCG).Kerena polifenol banyak dimanfaatkan oleh FENOL DAN POLIFENOL
Page 33
manusia dan sebagian telah diproduksidengan cara disintesis secara industri sebagai obat. Itulah sebabnya kita akan membahastentang beberapa contoh dan fungsi-fungsi senyawa polifenol.
2.1. KLASIFIKASI POLIFENOL Berdasarkan Unit basa.Polifenol jika diklasifikasikan berdasarkan unit basanya di bagi menjadikelompok 3 kelompok besar yaitu asam galic, polivenol, Flavon, asam sinamat. 1. Asam Galic Senyawa ini memiliki struktur benzen yang tersubtitusi dengan 3 gugu – gugu – OH OH dan satu gugus Karboksilat. Contohnya seperti jenis hydrolyzabletannins yang merupakan jenis tanin yang dapat larut di dalam airmembentuk asam gallic dan asam protocatechuic dan gula. Contoh jenisini adalah gallotanin (Anonim, 2009).
Asam galat Senyawa ini tidak terlalu berperan didalam tumbuhan tetapi cukupmemberikan sumbangan manfaat bagi manusia khususnya dalam bidangkesehatan. Senyawa jenis ini telah diteliti dapat menghamba tumor, anti-virus, anti oksidasi, anti deabetes (Hayashi et.al. 2002) dan anti cacing(Mori et.al, 2000). 2. Flavon Jeniss polifenol ini yang apaling banyak terdapat dialam. Senyawaini juga termasuk flavonoid yang telah dibahas dalam makalah bab yanglain. Contoh senyawa ini adalah epicatechin dan epigalocatechin, senyawaini terkandung di dalam teh yang memiliki fungsi sebagai antioksidan.
FENOL DAN POLIFENOL
Page 34
epicatechin
epigalocatechin
3. Asam sinamat Senyawa jenis ini memliki struktur umum
asam sinamat
Salah satu contoh jenis ini adalah lignin. Lignin banyak terdapat pada tumbuhan sebagai penyusun dinding sel. Senyawa ini berupa polimer yang memiliki struktur kompleks dan berat molekul lebih dari 10.000 monomer pada lignin disebut monolignols. Berikut gambar lignin::
struktur lignin
FENOL DAN POLIFENOL
Page 35
2.2. MANFAAT POLIFENOL Saat ini Polyphenol merupakan salah satu produk anti oksidan yang sangat kuat dan ampuh dalam menangkal radikal bebas. Senyawa ini juga memiliki kemampuan sebagai anti Aging (Anti Penuaan Dini). Berbagai studi dan penelitian membuktikan bahwa radikal bebas adalah penyebab utama dari penyakit-penakit degeneratif seperti : Kanker, Kolesterol, Diabetes, Jantung maupun Stroke.
Dengan demikian, Polyphenol begitu diperlukan dalam mencegah ataupun menanggulangi penyakit-penyakit tersebut diatas.
Journal of Cellular Biochemistry mempublikasikan bahwa polyphenol tergolong dalam anti oksidant jenis bioflavonold yang memiliki kekuatan 100 kali lebih efektif dari vitamin C dan 25 kali lebih efektif dari vitamin E. Senyawa ini mampu menetralisir radikal bebas yang menjadi penyebab kanker payudara, menurunkan resiko kanker lambung, paru-paru, usus besar, hati dan pancreas serta membantu menurunk tingkat kadar gula dalam darah. Polyphenol efektif mengurangi penumpukan kolesterol jahat (LDL) di dalam darah, karena anti oksidan mampu mencegah oksidasi kolesterol dalam pembuluh arteri yang menyebabkan pembekuan trombosit abnormal penyebab terjadinya serangan jantung dan stroke.
Sebuah study oleh para peneliti Amerika Serikat yang dipublikasikan dalam American Journal of Epidemiologi menyatakan bahwa mereka yang minum sedikitnya dua cangkir teh yang mengandung polyphenol setiap hari, ternyata 68% lebih rendah kemungkinan terkena kanker usus.
Manfaat & Khasiat Polypenol : - sebagai anti oksidant yang yang sangat kuat dalam menangkal radikal bebas. - Mampu meredam perkembangan aktifasi sel kanker hingga 50%. - Untukmengobati asam urat, eksim, migraine, demam, asthma, dll. - Mencegah penakit degenaratif seperti : kanker, klesterol, jantung maupun stroke.
FENOL DAN POLIFENOL
Page 36
- Mampu menurunkan kadar gula dalam plasma darah sehingga baik diminum bagi penderita diabetes. - Memiliki kemampuan anti aging (anti penuaan dini)
FENOL DAN POLIFENOL
Page 37
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, R. 1980. Analisis Analisis Kimia Farmasi. Farmasi. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin : Makassar. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ed isi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta. Gandjar, G. I.,Rohman, A. 2007. 20 07. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar : Yogyakarta. Herman, J. R. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. Tim Dosen. 2009. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Universitas Indonesia Timur : Makassar. Tim Dosen. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Analisis. UniversitasIndonesia Timur : Makassar. Arham, dkk. 2015. Makalah Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Negeri Makasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. http://documents.tips/documents/fenil-propanoiddoc.html.. Diakses tanggal 11 April http://documents.tips/documents/fenil-propanoiddoc.html 2016. Erniwati. 2005. Isolasi Kumarin Dari Daun Kayu Racun (Rhinacantus nasutus). [Tesis].Prodi Kimia Program Pascasarjana Universitas Andalas. Padang Lenny, Sovia. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida, dan Alkaloida. Medan: USU Rashamuse, T. J. 2008. Studies Towards The Synthesis of Novel, Coumarin-based HIV-1 Protease Inhibitors. [Thesis].Department of chemistry Rhodes University.Grahamstown. Robby. 2011. Makalah Fenolik. http://robbyputrakapuasbloggmasboy.blogspot.com http://robbyputrakapuasbloggmasboy.blogspot.com.. Diakses pada tanggal 12 Maret 2015 Wikipedia asam sinamat Ansarikimia.2013 ASAM SINAMAT BAHAN UNTUK PARFUM. PARFUM.https://wawasanilmukimia.wordpress.com https://wawasanilmukimia.wordpress.com.. https://www.academia.edu/7728288/Bab_2._Biosintesis_Senyawa_Fenolik_Sayuran_In digenous_Indonesia.. Diakses tanggal 11 April 2014. digenous_Indonesia
FENOL DAN POLIFENOL
Page 38