FILSAFAT ILMU DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA
PENGARANG : Drs. SURAJIYO
Tugas ini dibuat sebagai Tugas akhir semester pendek Pada mata kuliah filsafat ilmu
DI TULIS KEMBALI (RESUME) OLEH: AL’ARAS
06 14 003
DOSEN PEMBIMBING: Drs. Suyitno, M.Ag
FAKULTAS SYARIAH JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSYIYYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2008
PRAKATA
Filsafat ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaiknya perkembangan ilmu ilmu memper memperkua kuatt keberad keberadaan aan filsa filsafat fat.. Kelahi Kelahiran ran filsaf filsafat at di Yunani Yunani menunj menunjukka ukkan n pola pola pemikiran bangsa Yunani dari pandangan mitologi akhirnya lenyap dan pada gilirannya rasiolah yang dominan.
Perubahan dari pola pikir mite-mite kerasio membawa implikasi yang tidak kecil. Alam dengan segala gejalanya, yang selama itu ditakuti kemudian didekati dan bahkan bisa dikuasai. Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum-hukum alam dan teoriteori ilmiah yang menjelaskan perubahan yang terjadi, baik alam semesta maupun pada manusia sendiri.
Maret, 2007
Penulis
2
DAFTAR ISI
PRAKATA PRAKATA ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------KATA PENGANTAR--PENGANTAR--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagian Pertama: PENGENALAN FILSAFAT ILMU BAB I PENGANTAR PENGANTAR FILSAFAT--------------FILSAFAT--------------------------------------------------------------3 -----------------------------------------------3
A. Pengertian Filsafat --------------------------------------------------------------------------------------------------------------3 --------------------------------3 B. Objek Filsafat-------------Filsafat---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------7 ----------------7 C. Metode Filsafat---------------Filsafat------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------9 -------9 D. Ciri-ciri Filsafat--------------Filsafat----------------------------------------------------------------------------------------------------------14 ----------------------------14 E. Asal dan Peranan Filsafat-------------Filsafat-------------------------------------------------------------------------------------16 -----------------------------16 F. Kegunaan Filsafat--------------Filsafat--------------------------------------------------------------------------------------------------------18 --------------------------18 G. Pembagian (Cabang-cabang Filsafat)-------------Filsafat)-------------------------------------------------------------20 --------------------------20
3
FILSAFAT ILMU DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA
Oleh : Drs. Surajiyo
BAB I Pengantar Ilmu Filsafat A. Peng Penger ertia tian n Filsaf Filsafat at
B. Ob Obje jek k Fil Filsa safa fatt
1.
Objek Material filsafat Yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan
itu itu atau atau hal hal yang yang di seli selidi diki ki,, di oanda oandang ng atau atau di soro sorott oleh oleh suat suatu u disi disipl plin in ilmu ilmu yang yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak. Menurut Drs. H.A.Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu : a.
Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada pada umumnya.
b.
Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak mutlak (theodi (theodicae) cae) dan tidak tidak mutlak mutlak yang yang terdir terdirii dari dari manusi manusiaa (antro (antropol pologi ogi metafisik) dan alam (kosmologi).
2.
Objek Formal filsafat Yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu di sorot. Contoh : Objek materialnya adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya.
4
C. Metod Metodee Filsa Filsafa fatt
Sebenarnya jumlah metode filsafat hampir sama banyaknya dengan defenisi dari para ahli dan filsuf sendiri karena metode ini adalah suatu alat pendekatan untuk mencapai hakikat sesuai dengan corak pandangan filsuf itu sendiri. Penjelasan secara singkat metodemetode filsafat yang khas adlah sebagai berikut: 1.
Metode Kritis : Socrates dan plato Meto Metode de ini ini bers bersif ifat at anal analis isis is isti istila lah h dan dan penda pendapa patt atau atau atur aturan an-a -atu tura ran n yang yang di
kemu kemuka kaka kan n
oran orang. g.
memp memper erli lihat hatkan kan
Meru Merupa paka kan n
pert perten enta tanga ngan. n.
herm hermen eneu euti tika ka,,
Deng Dengan an
jala jalan n
yang yangme menj njel elas aska kan n bert bertan anya ya
keya keyaki kina nan n
(ber (berdi dial alog og), ),
dan dan
memb membeda edaka kan, n,
membersihkan, menyisihkan dan menolak yang akhirnya di temukan hakikat. 2.
Metode Intuitif : Plotinus dan bergson Dengan jalan metode intropeksi intuitif dan dengan pemakaian simbol-simbol di
usahakan membersihkan intelektual (bersama dengan pencucian moral), sehingga tercapai suatu penerangan pemikiran. Sedangkan bergson dengan jalan pembauran antara kesadaran dan proses perubahan, tercapai pemahaman langsung mengenai kenyataan.
3.
Met Metode ode Sko Skollast astik : ar aristo istotteles eles,, tho thom mas aqui aquina nas, s, filsa ilsaffat abad abad pert perten enga gaha han. n. Metode ini bersifat sintetis-deduktif dengan bertitik tolak dari defenisi-defenisi atau
prindip-prinsip yang jelas dengan sendirinya di tarik kesimpulan-kesimpulan.
4.
Metode Geometris : rene descartes dan pengikutnya Melalui analisis mengenai hal-hal kompleks di capai intiuisi akan hakikat-hakikat
sederhana sederhana (ide terang dan berbeda dari yang lain), lain), dari hakikat-hakika hakikat-hakikatt itu di dedukasikan dedukasikan secara matematis segala pengertian lainnya.
5.
Metode Empiris :Hobbes, Locke, Berkeley, David Hume Hanya pengalamanlah menyajikan pengertian benar, maka semua pengertian (ide-
ide ) dalam intropeksi di bandingkan dengan cerapan-cerapan (impresi) dan kemudian di susun bersama secara geometris.
5
6.
Metode Transendental : Immanuel Ka Kant dan Neo sk skolastik Metode ini bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan jalan analisis di
selidiki syarat-syarat syarat-syarat apriori apriori bagi pengertian demikian.
7.
Metode fenomenologis : Husserl, Eksistensialisme Yakni Yakni dengan dengan jalan jalan bebera beberapa pa pemoto pemotonga ngan n sistem sistemati atiss (reduc (reductio tion), n), reflek refleksi si atau atau
fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan hakikat-hakikat murni. Fenomelogi adalah suatu aliran yang membicarakan tentang segala sesuatu yang menampakkan diri, atau yang membicarakan gejala. Hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan dan menurut Husserl ada tiga macam reduksi yaitu: a.
reduksi
fenomologis,
kita
harus
menyaring
pengalaman-pengalaman kita agar mendapat fenomena semurni-murninya. b. c.
8.
Reduksi eidetis. Reduksi transendental
Metode Dialektis : Hegel dan Mark Dengan jalan mengikuti dinamik pikiran atau alam sendiri menurut triade tesis,
antite antiteti tis, s, sistes sistesis is di capai capai hakikat hakikat kenyat kenyataan aan.. Dialek Dialektis tis itu di ungkapka ungkapkan n sebagai sebagai tiga tiga langkah, yaitu dua pengertian yang bertentangan kemudian di damaikan (tesis-antitesissintesis).
9.
Metode Non-positivistis Kenyat Kenyataan aan yang yang di pahami pahami menuru menurutt hakikat hakikatnya nya dengan dengan jalan jalan memper memperguna gunakan kan
aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan positif (eksakta).
10.
Metode analitika bahasa : Wittgenstein Dengan jalan analisa pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan sah atau tidaknya
ucapa ucapan-u n-uca capa pan n filo filoso sofi fis. s. Meto Metode de ini ini di nila nilaii cukup cukup netr netral al seba sebab b tidak tidak sama sama seka sekali li mengendalikan salah satu filsafat. Keistimewaannya adalah semua kesimpulan dan hasilnya senantiasa di dasarkan kepada penelitian bahasa yang logis.
6
D. Ciri Ciri-ci -ciri ri Fils Filsafa afatt
Menurut Drs. Suyadi MP dan Drs. Sri suprapto widodonongrat ciri filsafat adalah menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Sedangkan Sunoto menyebutkan ciri-cirinya adalah deskriptip, kritik atau analitik, evaluatif atau normativ, spekulatif dan sistematik.
E. Asal Asal dan Peranan Peranan filsafat filsafat
1.
Asal filsafat
Ada tiga peranan yang mendorong manusia untuk berfilsafat, yaitu:
2.
a.
Keheranan
b.
Kesangsian
c.
Kesadaran akan keterbatasan
Peranan filsafat - Pendobrak Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjara tradisi dan
kebiasaan. Dalam penjara itu, manusia terlena dalam alam mistik yang penuh sesak dengan hal-hal serba rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos dan mite. Keadaan tersebut berlangsung cukup lama dan kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan tembok tradisi yang yang begi begitu tu sakr sakral al yang yang sela selama ma itu itu tida tidak k boleh boleh digug digugat at.. Kenda Kendati ti pendo pendobr brak akan an itu itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, kenyataan sejarah telah membuktikan bahwa filsafat benar-benar telah berperan selaku pendobrak yang mencengangkan. - Pembebas Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite itu melainkan juga merenggut manusia keluar dari penjar penjaraa itu. itu. Filsaf Filsafat at membeb membebask askan an manusi manusiaa dari dari ketida ketidakta ktahuan huan dan kebodoh kebodohanny annya. a. Demikian Demikian pula filsafat membebaskan membebaskan manusia manusia dari belenggu cara berpikiry berpikiryang ang mistis mistis dan mitis. - Pembimbing Filsaf lsafat at
membe embeba bask skan an
manu manusi siaa
dar dari
car cara
ber berpiki pikirr
yang yang
misti istik k
mitis tis
denganmembimbing manusiauntuk berpikir secara rasional. Membebaskan manusia dari
7
cara berpikir yang picik dan dangkal dengan membbimbing untuk berpikir lebih luas dan mendalam.
F. Ke Kegu guna naan an fils filsaf afat at
Pada umumnya dapat dikatakan dikatakan bahawa dengan belajar belajar filsafat filsafat semakin menjadikan menjadikan orang mampu untuk menangani berbagai pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodis metodis ilmu-ilmu ilmu-ilmu khusus. Jadi filsafat filsafat membantu untuk mendalami berbagai pertanyaan asasi manusia tentang makna realitas dan lingkup tanggung jawabnya. Kemampuan itu dipelajarinya dari dua jalur yakni secara sistematis dan historis.
G. Pembagi Pembagian an ( cabang-caba cabang-cabang) ng) filsafat filsafat
Pembagian secara garis besar dapat dibagi kedalam dua kelompok, yakni filsafat sistem sistemati atiss dan sejara sejarah h filsaf filsafat. at. Filsaf Filsafat at siste sistemat matis is bertuj bertujuan uan dalam dalam pembent pembentukan ukan dan pemberian pemberian landasan landasan pemikiran. pemikiran. Didalamnya Didalamnya meliputi meliputi logika, logika, metodelogi, metodelogi, epistimol epistimologi, ogi, filsafat ilmu, ilmu, etika, estetika metafisika, metafisika, teologi (filsafat (filsafat ketuhanan), filsafat manusia, dan kelompok filsafat khusus seperti filsafat sejarah, hukum, komunikasi dan lain-lain. Adapun sejarah filsafat adalah bagian yang berusaha meninjau pemikiran filsafat sepanjang masa. Sejak zaman kuno hingga zaman modern, bagian ini meliputi sejarah filsafat yunani (barat), india, cina dan sejarah filsafat islam. Berikut ini pengertian ari cabang-cabang filsafat yang utama: -
Logi ogika, ada adalla ca cabang fi filsafat ya yang me menyelildiki lu lurus ti tidakny knya pe pemikran
kita. Lapamngan dalam logika adlah asa-asas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat dan sehat. Dengan mempelajari logika diharapkan dapat menerapkan asas bernalar sehingga dapat menaarik kesimpulan dengan tepat. -
Epistemologi, adlah bagian filasfat yang membicarakan tentang
terjadinya pengetauan, sumber pengetahuan, asla mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode dan kesahihan pengetahuan. -
Etika, adlah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau
perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik buruk. -
Estetika, adla dlah cabang ang filsafat yang ang membicar carakan tentang keindah dahan
8
-
Meta etafisika, ad adalah ca cabang ang fi filsafat ya yang membicarak rakan te tentang ya yang ada
atau membicarakan sesuatu di sebalik yang tampak. Persoalan metafisis di bedakan menjadi tiga yaitu ontologi, kosmologi dan antropologi.
9
BAB II FILSAFAT PENGETAHUAN (EPISTEMOLOGI)
A. Penger Pengertian tian Epistem Epistemolog ologii B. Arti Arti peng penget etah ahua uan n
Penget Pengetahu ahuan an adlah adlah suatu suatu istila istilah h yang yang di perguna pergunakan kan untuk untuk menutu menuturka rkan n apabil apabilaa seseorang mengenal tentang sesuatu.suatu hal yang menjadi penggetahuannya adalah selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin dike diketa tahu huin inya ya itu. itu.ol oleh eh karn karnaa itu itu pengg pengget etahu ahuan an sela selalu lu menu menuut utut ut adan adanya ya subj subjek ek yang yang mempunyai mempunyai kesdaran untuk mengetahui mengetahui tentang sesuatu objek dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal ingin diketahuinya.jadi bisa dikatakan penggetahuan adala adalah h hasi hasill tahu tahu manus manusia ia terh terhada adap p sesu sesuat atu,a u,ata tau u sega segala la perb perbua uata tan n manu manusi siaa untu untuk k memahami memahami suatu objek yang dihadapinya dihadapinya,atau ,atau asil usaha manusia untuk memahami memahami suatu objek.
C. Ter Terjadi jadinya nya suat suatu u pengeta pengetahuan huan
Alat untuk mengetahui terjadinya penggetahuan menurut jhon horpers ada enam yaitu 1. Pengalaman indera 2. Nalar 3. Otoritas 4. Intuisi 5. Wahyu 6. Keyakinan
D. Jenis-j Jenis-jenis enis pen pengget ggetahua ahuan n
Penggetahuan menurut Soejono Soemargono (1983) dapat dibagi atas : 1. Penggetahuan non-ilmiah. 2. Penggetahuan ilmiah
10
Sedangkan Sedangkan menurut menurut plato plato dan aristoteles aristoteles.plat .plato o membagi membagi penggetahuan penggetahuan menurut menurut tingkatan-t tingkatan-tingkat ingkatan an penggetahuan penggetahuan sesuai dengan karakterist karakteristik ik objeknya.pemb objeknya.pembagiann agiannya ya adalah sebagai berikut : 1. Penggetahuan eikasia (khayalan) 2. Penggetahuan fistis 3. Penggetahuan dianoya(metematik) 4. Penggetahuan neosis(filsafat) ne osis(filsafat)
Aristoteles mempunyai pendapat yang berbeda, menurut aristoteles penggetahuan harus harus merupa merupakan kan kenyat kenyataan aan yang yang dpat dpat dihind dihindari ari dan kenyata kenyataan an adalah adalah sesuat sesuatu u yang yang merangsang budi kita kemudian mengolahnya.penggetahuan yang umumnya merupakan kumpulan yang dinamakan rational knowledge dipisahkan dalam 3 jenis kumpulan yaitu (1) Penggetahuan produksi (seni) (2) Penggetahuan praktis (etika, ekonomi, politik) (3) Penggetahuan teoretis (fisika, matematika ,dan metafisika)
E. Asal Asal usul usul peng pengge getah tahua uan n
1. Aliran-aliran dalam penggetahuan a. Rasoinalisme Aliran Aliran ini berpendapat bahwa sumber penggetahuan penggetahuan yang mencukupi dan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal) b. Empirisme Aliran ini berpendapat, bahwa empiris atau pengalamlah yang menjadi sumber penggetahuan baik pengalaman yang batiniah maupun lahiriah. c. Kritisme Penyel Penyelesa esaian ian perten pertentan tangan gan antara antara rasion rasionali alisme sme danempi danempiris risme me hnedak hnedak diselesaikan oleh umanuel kant dengan kritismenya. d. Positivisme Positivisme berpangkal dari apa yang telah di ketahui, yanng faktual dan yang positif.
11
2.Metode ilmiah Menurut soejono soemargono (1983) metode ilmiah secara garis besar ada dua macam,yaitu sebagai berikut a. Metode ilmiah yang bersifat umum Metode ilmiah yang bersifat umum masih dapat dibagi dua,yaitu metode analitiko-sintesis dan metode nono deduksi b. Metode penyelidikan ilmiah Metode penyelidikan dibagi menjadi dua,yaitu metode penyelidikan yang berbent berbentuk uk
daur daur atau atau metode metode siklus siklus empiris empiris dan metode metode vertikal vertikal yang
berbentuk garis lempang atau metode linier.
3.Sarana berpikir ilmiah Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya ada tiga yakni; a. Bahasa ilmiah, yaitu kalimat berita yang merupakan suatu pernyataan atau pendapat-pendapat. b. Bahasa logika dan matematika, merupakan dua pengetahuan yang selalu berhubungan erat, yang keduanya sebagai sarana berpikir deduktif. Baik logika maupun matematika lebihh mementingkan bentuk logis pernyataan pernyataannya mempunyai sifat yang jelas. c. Logika dan statistika, mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk konsep yang berlaku umum.
12
BAB III RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
A. Pengert Pengertian ian filsafat filsafat ilmu B. Ob Objek jek filsaf filsafat at ilmu ilmu
1.
Objek Material Filsafat Ilmu Objek material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu,
atau atau objek objek yang yang yang yang di pelaja pelajari ri oleh oleh ilmu ilmu itu. itu. Objek Objek materi material al filsaf filsafat at illmu illmu adalah adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung pertanggung jawabkan kebenarannya kebenarannya secara secara umum. 2.
Objek Formal Filsafat Ilmu Obje Objek k form formal al adala adalah h sudut sudut panda pandang ng dari dari mana mana sang sang subj subjek ek menel menelaa aah h obje objek k
materialnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fing fingsi si ilmu ilmu itu itu bagi bagi manu manusi sia. a. Probl roblem em inil inilah ah yang yang di bica bicara raka kan n dala dalam m land landas asan an pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis.
C. Lingkupan Lingkupan filsafat filsafat ilmu menurut menurut para filsuf
D. Problem Problema a filsafa filsafatt ilmu ilmu
E. Manfaat Manfaat belajar belajar filsafat filsafat ilmu
1.
Sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga menjadi kritis
terhadap kegiatan ilmiah. 2.
Merupakan us usaha me merepleksi, me menguji, me mengkritik as a sumsi da dan me metode
keilmuan.
13
3.
Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. BAB IV APA ITU ILMU PENGETAHUAN
A. Defenisi Defenisi Ilmu Ilmu Penge Pengetahu tahuan an
Ilmu pengetahuan di ambil dari bahasa inggris science, yang berasal dari bahasa latin
scientie
dari
bentuk
kata
kerja
scire
yang
berarti
mempelajari,
mengetahui.pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu mengalami perluasan arti sehingga menunj menunjuk uk segenap segenap penget pengetahu ahuan an sistem sistemati atik. k. Adapun Adapun menuru menurutt Bahm defeni defenisi si ilmmu ilmmu penget pengetahu ahuan an paling paling tidak tidak meliba melibatka tkan n enam enam macam macam kompon komponen en yaitu yaitu masala masalah, h, sikap, sikap, metode, aktivitas, kesimpulan dan pengaruh.
B. Ciri-Cir Ciri-Cirii Ilmu Ilmu Pengetah Pengetahuan uan C. Keragaman Keragaman Dan Dan Pengelompo Pengelompokan kan Ilmu Ilmu Pengetahu Pengetahuan an
Berikut ini merupakan penggolongan ilmu-ilmu, yaitu: -
Ilmu formal dan il ilmu no non formal (non emp empiris)
Dua contoh ilmu formal atau non empiris yaitu matematika dan filsafat. -
Ilmu murni dan ilmu terapan
Ilmu terapan atau praktis ialah ilmu yang bertujuan untuk di aplikasikan atau di ambil manfaatnya. Contoh : ilmu kedokteran -
Ilmu nomotesis dan idiografis
Yang termas termasuk uk ilmu ilmu nomote nomotesis sis adlah adlah ilmu-i ilmu-ilmu lmu alam alam yang yang objekn objeknya ya adlah adlah gejala pengalaman yang dapat di ulangi terus menerus dan hanya merupakan kasus-kasus yang mempunyai hubungan dengan suatu hukum alam. Sedangkan ilmu idiografis yakni ilmu-ilmu budaya yang objeknya bersifat individual yang terjadi sekali untuk di pahami dan di mengerti menurut keunikannya. -
Ilmu deduktif dan induktif
Deduktif adalah proses pemikiran dimana akal budi manusia dari pengetahuan yang yang umum umum yang yang abst abstra rak k meny menyim impu pulk lkan an hal hal yang yang bers bersif ifat at khus khusus us dan dan individual. individual. Contoh : ilmu deduktif matematika matematika sedangkan sedangkan ilmu induktif induktif adalah
14
bertolak belakang dari ilmu deduktif yakni dari khusus menjadi umum dan abstrak. -
Nat Naturwi urwisssens sensch chaf aftten dan dan gei geistes steswi wisssens sensch chaf afte ten n
-
Ilmu-ilmu empiris secara lebih khusus
D. Susunan Susunan ilmu ilmu peng pengetah etahuan uan
1. langkah-langkah dalam ilmu pengetahuan : -
perumu umusan masalah, dirumuskan secara tepat dan jelas dalam bentuk
pertanyaan pertanyaan agar ilmuwan ilmuwan mempunyai mempunyai jalan unuttuk unuttuk mengetahu mengetahu fakta-fakt fakta-faktaa apa saja yang di kumpulkan. -
Pengama amatan dan peng engumpulan dat data (observasi asi)
-
Pengamatan dan klasifikasi data
-
Perumusan pe pengetahuan (d (defenisi)
-
Tahap ramalan (prediksi)
-
Pengujian ke kebenaran hi hipotesis
2. limas ilmu 3. siklus empiris a.
Observasi
b.
Induksi
c.
Deduksi
d.
Kajian (eksperimentasi)
e.
Hasil-hasil ka kajian me membawa ke kepada ah ahap ev evaluasi ya yang di di
susun secara deduksi dan induksi. 4.
penjelasan dan ramalan a.
penjelasan logis
b.
penjelasan probabilistik
c.
penjelasan fi finalistik
d.
penjelasan hi historis atau ge genetik
e.
penjelasan fungsional
untuk ramalan
15
E. Ilmu Ilmu Dan Dan Tekno Teknolog logii F. Wu Wujjud il ilmu
16
BAB V SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
A. Peng Pengan anta tarr
Pemiki Pemikiran ran filsaf filsafat at banyak banyak dipenga dipengaruh ruhii oleh oleh lingkun lingkungan. gan.nam namun un pada pada dasarn dasarnya ya filsafat baik dibarat, india dan Cina muncul dari yang sifatnya religius. Pembagian secara periodesasi filsafat barat adalah zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman modern dan masa masa kini kini.. Peri Periode odesa sasi si fils filsaf afat at cina cina adal adalah ah zama zaman n kuno kuno,, zama zaman n pemb pembau aura ran, n, zama zaman n neokonfusionisme dan zaman modern. Untuk cina adalah periode weda, biracarita, sutrasutra dan sekolastik. Dalam filsafat india yang penting adalah bagaimana manusia bisa berteman dengan dunia bukan untuk menguasai dunia. Adapun filsafat islam hanya ada 2 periode yaitu: periode mutakalimin dan filsafat islam. Jadi, perkembangan perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendada mendadak k melain melainkan kan berlan berlangsu gsung ng secara secara bertah bertahap. ap. Karena Karena untuk untuk memaham memahamii sejara sejarah h perkem perkemban bangan gan ilmu ilmu mau tidak tidak mau harus harus melakuk melakukan an pembagi pembagian an secara secara period periodee yang yang menampilkan ciri khas tertentu.
B. Zaman Zaman Pra Pra Yunani Yunani Kuno( Kuno(zam zaman an batu) batu)
Pada abad VI SM yunani muncul lahirnya filsafat dan mulai berkembang suatu pendekatan yang sama sekali berlainan. Mulai saat itu orang mencari jawaban rasional tentang problem alam semesta.dengan demikian filsafat dilahirkan.
C. Zaman Zaman yuna yunani ni kun kuno o
1.
Zaman keemasan yunani
Zaman yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki memiliki kebebasan kebebasan untuk menguingkapkan menguingkapkan ide atau pendapatnya. pendapatnya. Yunani pada masa masa itu itu dian diangg ggap ap seba sebaga gaii gudan gudang g ilmu ilmu,, kare karena na yuna yunani ni pada pada masa masa itu itu tida tidak k lagi lagi mempercayai mitologi-mitologi. 2.
Masa Helinistis Romawi
Pada masa ini muncul beberapa aliran yaitu sebagai aliran sebagai berikut:
17
a. stoisisme, menurut paham ini jagad raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut logos. Oleh karena itu segala kejadian menurut ketetpan yang tidak dapat dihindari. b. epikurisme, segala-galanya terdiri dari atom-atom. c. skepisisme skepisisme,, mereka berfikir berfikir bahwa bidang teoritis teoritis manusia tidak sanggup mencapai kebenaran d. eklektisisme, suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur filsafat dari aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh. e. neoplatoisme, yakni paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat plato.
D. Zaman Zaman Abad Abad Perteng Pertengahan ahan
Pada abad pertengahan mengalami 2 periode, yaitu: 1.
periode patriktis; mengalami 2 tahap: a.
permulaan agama kristen
b.
filsafat
agustinus;
yang
terkenal pada masa patristik 2.
periode skolastik; menjadi 3 tahap
yakni: a.
periode awal, ditandai dengan
pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang rapat antara agama dan filsafat b.
periode puncak, ditandai oleh
keadaan yang dipengaruhi oleh aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat arab dan yahudi c.
periode
akhir,
ditandai
dengan pemikiran kefilsafatan yang berkembang kearah nominalisme.
E. Zaman Zaman Renai Renaissa ssanc ncee
Ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran
18
yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan Illahi.
F. Zam Zaman Moder odern n
Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman renaissance.
G. Zaman Kontemporer Kontemporer (Abad XX XX Dan Seterus)
Fisi kawan termashur adalah Albert Einstein yang percaya percaya akan kekekalan materi. Dengan kata lain tidak mengakui adanya penciptaan alam. Zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan teknologi canggih.
19
BAB VI PRINSIP-PRINSIP METODOLOGI
A. Peng Pengan anta tarr
Meto Metodol dolog ogii meru merupak pakan an hal hal yang yang meng mengka kaji ji perur perurut utan an lang langka kah-l h-lan angka gkah h yang yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi pengetahuan yang ilmiah. Untuk memahami perinsip-perinsip metode filsafat perlu dibahas pengertian metodologi, unsurunsur metodologi, dan beberapa pandangan tentang prinsip metodologi bagi para filsuf.
B. Penge Pengert rtian ian Meto Metodol dolog ogii
Metodol Metodologi ogi dapat dapat diarti diartikan kan sebagai sebagai ilmu ilmu yang yang membic membicara arakan kan tentan tentang g metode metode-metode. Metode ialah cara bertindak menurut aturan tertentu.
C. Unsur-U Unsur-Unsur nsur Metodel Metodelogi ogi
Menurut anton Baker dan ahmad charris zubair adalah 1.
Interpretasi
(menafsirkan) 2.
Induksi
dan
deduksi 3.
Koherensi
intern 4.
Holistis
5.
Kesinambunga
n historis 6.
Idealisasi
7.
Komperasi
20
8.
Heuristika
9.
Analogi
1 0.
Deskripsi
BAB VII PENEMUAN KEBENARAN
A. Cara Cara Penem Penemuan uan Keb Kebenar enaran an
Cara penemuan kebenaran berbeda-beda, kebenaran dapat dilihat secara ilmiah dan non ilmiah. Menurut hartono kasmadi dkk (1960) adalah sebagai berikut: 1.
penemuan secara kebetulan, adalah
penemuan yang berlangsung secara tanpa disengaja. 2.
penemuan coba dan ralat ( trial dan
erro error) r),, terj terjad adii tanpa tanpa adan adanya ya kepas kepasti tian an akan akan berh berhas asil il atau atau tida tidak k berha berhasi sill kebenaran yang dicari. 3.
penemuan
me melalui
ot otoritas
at atau
kewibawaan, misalnya orang-orang yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan sering di terima sebagai kebenaran meskipun pendapatnya tidak di dasarkan pada pembuktian ilmiah. 4.
lpenemuan secara spekulatif, cara ini
mirip dengan cara coba dan ralat. Akan tetapi, perbedaannya dengan coba dan ralat memang ada. 5.
penemuan
kebenaran
lewat
cara
berp berpik ikir ir,, krit kritis is dan rasi rasion onal al.. Cara Cara berpi berpiki kirr yang yang di temp tempuh uh pada pada ting tingka katt permulaan dalam memecahkan masalah adlah dengan cara berpikir analitis dan sintetis.
21
6.
penemuan
kebenaran
melalui
penelitian ilmiah, cara mencari kebenaran yang di pandang ilmiah adlah yang dilakukan melalui penelitian. Penelitian adlah penyaluran hasrat ingin tahu pada manusia dalam teraf keilmuan.
B. Defe Defenis nisii keben kebenara aran n
Hal kebenaran sesungguhnya memang merupakan tema sentral dalam filsafat ilmu. Probl Problem emat atik ik menge mengena naii kebe kebenar naran an,, sebe sebena narn rnya ya seper seperti ti halny halnyaa probl problem emat atik ik tent tentan ang g pengetahuan, merupakan masalah-maslah yang mengacu pada tumbuh dan berkembangnya dalam filsafat ilmu.
C. Jenis Jenis-je -jenis nis kebena kebenara ran n
Telaah dalam filsafat ilmu membawa orang kepada kebenaran di bagi dalam tiga jenis menurut A.M.W.Pranarka (1987) yaitu: 1.
Kebenaran
epistemologikal 2.
Kebenaran
ontologikal 3.
Kebenaran
semantikal
D. Sifat Sifat Ke Keben benar aran an
Menuru Menurutt Abbas Abbas hamami hamami mintar mintaredj edjaa (1983) (1983),, kata kata kebenar kebenaran an dapat dapat di gunakan gunakan seba sebagai gai suat suatu u kata kata benda benda konkr konkrit it maupu maupun n abstr abstrak ak.. Jika Jika subj subjek ek hend hendak ak menu menutu turk rkan an kebenaran artinya proposisi yang benar.
E. Teori Teori kebena kebenaran ran dan kehilaf kehilafan an
1.
Teori
Kebenaran
Saling
Berhubungan
(coherence theory of truth)
22
Teori koherensi koherensi dibangun dibangun oleh para pemikir pemikir rationali rationaliss seperti seperti Leibniz, Leibniz, Spinoza, Spinoza, Hegel, dan Bradley. Menurut Kattsoff (1986) dalam bukunya Elements bukunya Elements of Philosophy teori koherensi koherensi dijelaskan dijelaskan “...suatu “...suatu proposisi cenderung benar jika proposisi proposisi tersebut dalam keadaan saling berhubungan dengan proposisi-proposisi lain yang benar, atau jika makna yang dikandungnya dalam keadaan saling berhubungan dengan pengalaman kita. 2.
Teori Kebenaran Saling Berkesesuaian
(Correspondence Theory of Truth) Teor Teorii ini ini berpan berpanda dang ngan an bahw bahwaa suat suatu u prop propos osis isii berni bernila laii keben kebenar aran an apabi apabila la berkes berkesesu esuaia aian n dengan dengan dunia dunia kenyata kenyataan. an. Kebenar Kebenaran an demiki demikian an dapat dapat dibukt dibuktika ikan n secara secara langsung pada dunia kenyataan. 3.
Teori
Kebenaran
Inherensi
(inherent
theory of truth) Kadang-kadang teori ini disebut juga teori pragmatis. Pandangannya adalah suatu proposisi bernilai benar apabila mempunyai konsekuensi yang dapat dipergunakan atau bermanfaat. 4.
Teori
Ke K ebenaran
Be B erdasarkan
Ar A rti
(semantic theory of truth) Teor Teorii kebe kebenar naran an sema semant ntik ik dian dianut ut oleh oleh paham paham fils filsaf afat at anali analiti tika ka bahas bahasaa yang yang dikembangkan paska filsafat bertrand Russell sebagai tokoh pemula dari filsafat Analitika Bahasa. 5.
Teori Kebenaran Sintaktis
Teori Teori berkem berkemban bang g dianta diantara ra filsu filsuff analisi analisiss bahasa bahasa,, teruta terutama ma yang yang begitu begitu ketat ketat terhadap pemakaian gramatika. 6.
Teori Kebenaran Nondeskripsi
Teori Teori ini dikemb dikembangk angkan an oleh oleh penganu penganutt filsaf filsafat at fungsi fungsional onalism isme. e. Karena Karena pada dasarnya suatu statemen atau pernyataan akan mempunyai nilai benar yang amat tergantung pada peran dan fungsi dari pernyataan itu. 7.
Teori Kebenaran Logik Yang Berlebihan
(logical superfluity of truth)
23
Teori Teori ini dikemb dikembang angkan kan oleh oleh kaum kaum positi positivis vistik tik yang yang diawal diawalii oleh oleh Ayer. Ayer. Pada Pada dasarnya menurut teori kebenaran ini, problema kebenaran hanya merupakan kekacauan bahsa saja dan hal ini mengakibatkan suatu pemborosan, karena pada dasarnya apa yang hendak dibuktikan kebenarannya memiliki derajat logis yang sama yang masing-masing saling melingkupinya.
BAB VIII DEFINISI DAN PENALARAN
Dalam penalaran ada dua proposisi pokok yang dinalar, yakni proposisi kategoris dan proposisi majemuk. A. Defini inisi
24
Definisi terdiri atas dua bagian, yakni bagian pangkal disebut defeniendum yang berisi berisi istilah yang harus diberi penjelasan, penjelasan, dan bagian pembatas pembatas disebut disebut disebut disebut definiens yang berisi uraian mengenai arti dari bagian pangkal. 1.
Macam-macam Definisi a.
Definisi no nominalis ia ialah me menjelaskan se sebuah ka kata
dengan kata lain lebih umum dimengerti. b.
Definisi Realis
term. Ialah penjelasan tentang hal yang ditandai oleh suatu term. c.
Definisi Praktis
Ialah penjelasan tentang hal sesuatu ditinjau dari segi penggunaan dan tujuan yang sederhana. 2.
Syarat-Syarat Definisi a.
sebuah definisi harus menyatakan ciri-ciri hakiki dari
apa yang didefinisikan. b.
sebuah definisi harus merupakan suatu kesetaraan arti
dengan yang didefinisikan. c.
sebuah definisi harus menghindarkan pernyataan yang
memuat term yang didefinisikan. d.
sebuah definisi harus sedapat mungkin dinyatakan
secara rumusan positif. e.
sebuah definisi harus dinyatakan secara singkat dan
jelas terlepas dari rumusan yang kabur atau bahsa kiasan.
B. PENAL ENALAR ARAN AN
1.
2.
Prinsip-prinsip Penalaran -
Prinsip Identitas
-
Prinsip Kontradiksi
-
Prinsip Eksklusif. Penalaran Proposisi
25
Penalaran adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari satu atau lebih proposisi. Penalaran ada dua: -
Penalaran Langsung
-
Penalaran tidak langsung
C. Silog Silogism ismee Kateg Kategori oriss
Silo Silogi gism smee adala adalah h pros proses es meng menggab gabun ungka gkan n tiga tiga prop propos osis isi, i, dua menj menjad adii dasa dasar r penyimpulan, satu menjadi kesimpulan.
D. Prop Proposi osisi si Maj Majem emuk uk
Propo Proposis sisii majemu majemuk k adalah adalah pernya pernyataa taan n yang yang terdir terdirii atas atas dua bagian bagian yang yang dapat dapat dinilai benar atau salah.
E. Silogism Silogismee Majem Majemuk uk dan dan Dile Dilema ma
1.
Silogisme disjungtif inklusif
2.
Silogisme disjungtif ekskutif
3.
Silogisme disjungtif alternatif
4.
Silogisme hipotesis kondisional
5.
Silogisme hipotesis bikondisional
F. Sesa Sesatt Pikir ikir
Sesat pikir dapat terjadi ketika menyimpulkan sesuatu lebih luas daripada dasarnya (latinus hos).
BAB IX HUBUNGAN DAN PERANAN ILMU PENGETAHUAN TERHADAP PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL
26
A. Ilmu Ilmu Masy Masyara arakat kat
Dewasa ini ilmu menjadi sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, seolah-olah manusia sekarang tidak dapat hidup tanpa ilmu pengetahuan. Kebutuhan manusia yang paling sederhana pun sekarang memerlukan ilmu.
B. Penger Pengertian tian dan dan Unsur-Un Unsur-Unsur sur Kebuday Kebudayaan aan
Ki Ki Haja Hajarr Dewan Dewanta tara ra;; kebud kebuday ayaa aan n bera berart rtii buah buah budi budi manus manusia ia adal adalah ah hasi hasill perjua perjuanga ngan n manusi manusiaa terhada terhadap p dua pengaru pengaruh h kuat, kuat, yakni yakni alam alam dan zaman zaman (kodra (kodratt dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
C. Pengaruh Pengaruh Timbal Timbal Balik Balik Antara Antara Ilmu Ilmu dan Kebudayaan Kebudayaan
Ilmu Ilmu adalah adalah dari dari pengeta pengetahuan huan.. Untuk Untuk mendapa mendapatka tkan n ilmu ilmu diperl diperluka ukan n cara-c cara-cara ara tertentu, ialah adanya suatu metode dan mempergunakan sistem, mempunyai objek formal dan objek material.
D. Peranan Peranan Ilmu Terhadap Terhadap Pengembangan Pengembangan Kebudayaan Kebudayaan Nasional Nasional
Istilah kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
E. Strat Strategi egi Ke Kebu buday dayaa aan n
Stra Strate tegi gi kebud kebuday ayaan aan meru merupak pakan an upaya upaya baga bagaim iman anaa
menan menanga gani ni
kebu kebuday dayaa aan n
khususnya di Indonesia yang beragam budaya.
BAB X ETIKA KEILMUAN
27
A. Penga engant ntar ar
Ilmu berupaya mengungkapkan realitas sebagaimana adanya, sedangkan moral pada dasarnya adalah petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan manusia.
B. Antara Antara,, Etika, Etika, Moral, Moral, Norma, Norma, dan Kesusi Kesusilaa laan n
Menurut Sunoto (1982) etika dapat dibagi menjadi dua yaitu etika deskripsi yaitu menggambarkan, dan etika normatif yaitu etika prinsif-prinsif. Moral artinya adat atau cara hidup yang pakai dalam masyarakat. Norma Norma adalah alat tukang kayu atau tukang tukang batu yang berupa segitiga. segitiga. Kemudian Kemudian norma adalah sebuah ukuran. Kesusilaan adalah hasil suatu menjadi yang terjadi didalam jiwa.
C. Proble Problema ma Etika Etika Ilmu Ilmu Pengetah Pengetahuan uan
Perk Perkem emban banga gan n ilmu ilmu penge pengeta tahu huan an dan dan tekn teknol olog ogii akan akan mengh mengham amba batt atau ataupun pun meningkatkan keberadaan manusia tergantung pada menusianya itu sendiri, karena ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan oleh manusia dan untuk kepentingan manusia dan kebudayaannya.
D. Ilmu Ilmu Bebas Bebas Nilai Nilai atau Tidak Tidak Bebas Bebas Nilai Nilai
Bebas nilai atau tidak bebas nilai yang dimaksudkan adalah tuntunan setiap kegiatan ilmiah agar didasarkan pada hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri.
E. Pend Pendeka ekatan tan Onto Ontolo logis gis
Ontolo Ontologis gis adalah adalah cabang cabang filsa filsafat fat yang yang membica membicarak rakan an tentan tentang g yang yang ada. Secara Secara ontologis ilmu membatasi lingkup penelaah keilmuannya hanya pada daerah-daerah yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia.
F. Pend Pendeka ekatan tan Epist Epistem emol ologi ogi
Episte Epistemol mologi ogi adalah adalah cabang cabang filsaf filsafat at yang yang membic membicara arakan kan tentan tentang g asal asal muasal muasal,, sumber, metode, struktur, dan validitas atau kebenaran pengetahuan.
28
G. Pendeka Pendekatan tan Akseolo Akseologis gis
Aksiologis adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum
H. Sikap Ilmiah yang Harus Harus Dimiliki Dimiliki Ilmuwan Ilmuwan
Ilmu bukanlah merupakan pengetahuan yang datang demikian saja sebagai barang yang sudah jadi dan datang dari dunia khayal.
BAB XI STRATEGI PENGEMBANGAN ILMU DI INDONESIA
29
A. Penga engant ntar ar
Panc Pancas asil ilaa diga digali li dari dari buday budayaa bangs bangsaa Indo Indones nesia ia sendi sendiri ri,, sehi sehing ngga ga Panc Pancas asil ilaa memp mempun unya yaii fung fungsi si dan pera perana nan n yang yang sanga sangatt luas luas dala dalam m kehi kehidu dupan pan berm bermas asya yara raka kat, t, berbangsa dan bernegara.
B. Peng Penger ertia tian n Parad Paradigm igma a
Paradigma menurut Thomas S. Kuhn adalah suatu asumsi dasar dan asumsi teoritis yang yang umum umum (merup (merupakan akan suatu suatu sumber sumber nilai) nilai),, sehing sehingga ga menjad menjadii suatu suatu sumber sumber hukum, hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri, serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
C. Landasan Landasan Ontologis, Ontologis, Epistemologis, Epistemologis, axiologis, axiologis, dan Antropolo Antropologis gis Pancasila Pancasila
Landasan Landasan ontologis ontologis dimaksudkan untuk mengungkapkan mengungkapkan jenis keberadaan keberadaan yang diterapkan pancasila. Landasan epistemologis dimaksudkan untuk mengungkapkan sumber penget pengetahu ahuan an dan kebena kebenaran ran tentan tentang g pancas pancasila ila sebaga sebagaii siste sistem m filsaf filsafat at dari dari ideolo ideologi. gi. Landasan aksiologis dimaksudkan untuk mengungkapkan jenis nilai dasar yang terkandung dalam dalam pancas pancasila ila.. Landas Landasan an antrop antropolo ologis gis dimaks dimaksudka udkan n untuk untuk mengung mengungkapk kapkan an hakika hakikatt manusia dalam rangka pengembangan sistem filsafat pancasila.
D. Panc Pancas asil ila a
Seba Sebaga gaii
Para Paradi digm gma a
Peng Pengem emba bang ngan an
Ilmu Ilmu
Peng Penget etah ahua uan n
dan dan
Teknologi
Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasionalnya sebagaimana yang dunyatakan dalam pembukaan UUD 1945.
DAFTAR PUSTAKA BUKU
30
Abbas Hamami M. 1976. Filsafat 1976. Filsafat (Suatu Pengantar Logika Formal-Filsafat Pengatahuan). Yogyakarta : Yayasan Pembinaan Fakultas Filsafat UGM. . 1982. Epistemologi Bagian I Teori Pengetahuan. Diktat. Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM. . 1980. Disekitar Masalah Ilmu; Suatu Problema Filsafat. Surabay: Bina Ilmu. . Epistimologi Masa Depan dalam jurnal filsafat. Seri 1, februari 1990.
31