A.FIRING ORDER, TABLE SEQUENCE DAN VALVE TIMING PADA MOTOR DIESEL. 1.Firing Order. Firing Order adalah urutan pembakaran yang terjadi pada engine yang mempunyai jumlah cylinder lebih dari 1 ( satu ). Contoh : Engine dengan 4 cylinder, mempunyai firing order ( F.O ) = 1 - 2 - 4 - 3, maka proses pembakaran dimulai dari cylinder No.1, dilanjutkan dilanjutkan silinder No.2, No.4 dan No.3. No.3. Tujuannya adalah untuk meratakan hasil power, agar gaya yang ditimbulkan oleh piston seimbang ( balance ). Baik pada saat kompresi, maupun pembakaran, tidak menimbulkan puntiran pada getaran yang tinggi. Pada motor diesel 4 langkah dengan 1 cylinder, piston bergerak 4 kali, menghasilkan satu kali pembakaran. Atau dua kali putaran crank shaft, menghasilkan menghasilkan 1 kali pembakaran. 2.Table Sequence. Adalah suatu table yang menyatakan urutan langkah dan urutan pembakaran yang terjadi pada engine, baik engine dengan satu cylinder atau lebih. a. Table sequence untuk mesin diesel 1 cylinder.
Beda langkah dari TDC ke BDC = 180º b. Table Sequence untuk mesin diesel 4 cyilinder. cyilinder.
Firing order ( F।O ) = 1 - 2 - 4 - 3।
Beda langkah setiap cylinder = 720 : 4 = 180
Firing order ( F.O ) = 1 - 3 - 4 - 2.
Beda langkah setiap cylinder = 720 : 4 = 180
c. Table Sequence untuk 6 cylinder.
Firing Order ( F O ) = 1 – 5 – 2 – 6 - 3 - 5 dan 1 – 5 – 3 - 6 - 2 - 4
Beda langkah setiap cylinder = 720 : 6 = 120
3.Valve Timing. Adalah saat membuka dan menutup valve intake dan valve exhaust.Misalkan engine Komatsu 6D125 series dengan data - data sebagai berikut :
- Firing Order ( F O ) = 1 - 5 - 3 - 6 - 2 - 4. - Valve intake terbuka = 20 B T D C ( Before top dead center ). - Valve intake menutup = 30 A B D C ( After bottom dead center ).
- Valve exhaust membuka = 45 B B D C ( Before bottom dead center ). - Valve exhaust menutup = 15 A T D C ( After top dead center ).
Dari data tersebut, dapat diketahui panjang langkah dari engine Komatsu 6D125 series adalah sebagai berikut : - Intake stroke = 20 + 180 + 30 = 230. - Compression stroke = 180 - 30 = 150. - Power stroke = 180 - 45 = 135. - Exhaust stroke = 45 + 180 + 15 = 240. Total stroke = 230 + 150 + 135 + 240 = 755. Jadi over lapping = 755 - 720 = 35. Fungsi over lapping adalah untuk mengadakan pembilasan gas bekas sisa pembakaran di dalam cylinder ( ruang bakar ). Hal ini terjadi pada saat exhaust valve belum tertutup dan intake valve sudah terbuka.
Untuk pembuatan Table Sequence yang sebenarnya, dalam perhitungan sesuai dengan data diatas - Akhir power = 0 + 135 = 135. - Akhir exhaust = 135 + 240 = 375. - Awal intake = 375 - 35 = 340. - Akhir intake = 340 + 230 = 570. - Akhir compression = 570 + 150 = 720. Untuk silinder 2 dan seterusnya, dihitung dengan cara yang sama setelah perhitungan tersebut dibuat, dapat dibuat table sebagai berikut :
Kesimpulan : Dilihat dari putaran crank shaft, maka terjadi over lapping power, yaitu power cylinder 1 belum berakhir sudah disusul dengan power cylinder 5 dan seterusnya. Table sequence dapat digunakan untuk membuat table valve adjusment dengan 2 putaran crank shaft.Seperti pada gambar dibawah ini :
Firing Order Dan Diagram Kerja Motor Pada Kendaraan Firing order dan diagram kerja motor biasanya berfungsi untuk mengetahui bagaimana tiap silinder harus melakukan langkah isap-kompresi-usaha-buang secara urut dan tetap.untuk mencapai proses pembakaran pada tiap-tiap silinder tidak dibuat serentak melainkan dibuat bergantian.Urutan dari proses kerja tiap silinder ini disebut firing order.Firing order ini akan mempengaruhi bentuk poros engkol,poros cam dan pompa injeksi,Misalnya diketahui suatu kendaraan mempunyai firing order 1-3-4-2,pengertiannya adalah setelah silinder 1 melakukan langkah kompresi maka selanjutnya akan disusul langkah kompresi pada silinde 3,kemudian silinder 4 dan kemudian silinder 2. Firing order biasanya ditentukan dengan mempertimbangkan jumlah silinder dan getaran yang mungkin timbul. Firing order tiap-tiap mesin berbeda tergantung dari masing-masing produsen mesin.Firing order ini tidak perlu dirubah-rubah firin order yang umum digunakan adalah sebagai berikut Jumlah Silinder 3 4 6 8
Firing Order 1-3-2 dan 1-2-3 1-3-4-2 dan 1-2-4-3 1-4-2-6-3-5-6 dan 1-5-3-6-2-4 1-8-4-3-6-5-7-2
Diagram kerja motor adalah penggambaran kerja langkah-langkah motor secara keseluruhan yang ditampilkan dalam satu diagram. Semua kerja motor digambarkandalam satu garis tegak lurus. Sumbu mendatar menggambarkan kerja dari silinder sedangkan sumbu tegak menggambarkan masing-masing silindernya.karena dalam dalam satu proses kerja motor 4 tak memerlukan 2 kali putaran poros engkol atau 720' poros engkol,maka panjang diagaram adalah 720',sedangkan tinggi diagram tergantung dari jumlah silindernya . Faktor lain yang mempengaruhi diagram kerja adalah firing order,karena itu motor yang jumlah silindernya sama tetapi firing ordernya lain maka diagram kerjanya pun akan lain. Dibawah ini ditunjukakan contoh gambar daigram kerja motor 4 tak 4 siinder dengan fo 1-3-4-2. karena proses kerja motor 4 tak adalah 2 kali peros enkol,maka jarak pengapian tiap silindernya adalah 720:4= 180 artinya kompresi antara silinder satu dengan urutan berikutnya adalah 180' dan juga dengan silinder seterusnya Silinder 0' (TMA) 180' 360' 720' 1 ISAP KOMPRESI USAHA BUANG 2 KOMPRESI USAHA BUANG ISAP 3 BUANG ISAP KOMPRESI USAHA 4 USAHA BUANG ISAP KOMPRESI Dari diagaram diatas dapat dilihat bahwa saat silinder 1 pada langkah kompresi ,silinder 2 sedang langkah usaha, silinder 3 sedang langkah hisap, silinder 4 sedang langkah buang.
FIRING ORDER mesin 4,6 dan 8 silinder FIRING ORDER
Ada berbeda
dua
cara
yaitu
untuk
dengan
mendapatkan
mengubah-ubah
karakakter bentuk
engine
plennum
yang
dan/atau
mengubah-ubah firing order (urutan pengapian). Plennum adalah saluran masuk udara yang dimulai dari titik di lubang di atas helm
pembalap
silinder
sampai
(yang
di
dengan
engine
firing-order atau
mulut
F1
urutan
intake-runner
berjumlah
pengapian,
delapan).
adalah
urutan
di
setiap
Sedangkan penyalaan
busi pada silinder. Cara mengubah karakter engine dengan memainkan order adalah
cara
yang
lebih
populer
daripada
firing-
mengubah-ubah
bentuk plennum karena firing-order lebih mudah dianalisis dan mempunyai
nilai
mengubah-ubah
kepastian
bentuk
yang
plennum.
lebih
tinggi
Perubahan
daripada
cara
karakteristik
pada
bentuk plennum yang berbeda dipengaruhi pula oleh parameter lain seperti temperatur dan tekanan udara sekitar.
Firing-order diperlukan pada setiap engine yang mempunyai
silinder lebih dari satu. Jika kita punya sepeda motor dengan dua silinder, maka pengapian businya akan terjadi bergantian antara
silinder
yang
satu
dengan
silinder
yang
engine berputar setengah siklus pembakaran.
lain
setiap
Pada engine 4-
langkah (4-tak) satu siklus pembakaran menempuh jarak 2 kali putaran
engine
atau
720º
sehingga
pengapian
pada
engine
2
silinder terjadi setiap 360º sekali. Pada engine mobil biasa yang biasanya hanya terdiri atas 4 silinder, firing-order yang paling
umum
adalah
1-3-4-2
getaran yang paling rendah. engine
mobil
F1,
selain
karena
urutan
itu
memberikan
Dalam menentukan firing-order di
getaran,
pertimbangan
penting
juga
diberikan pada karkateristik power yang didapat pada setiap kemungkinan
firing-order .
kemungkinan
firing
yang
order
memberikan karakteristik power dan torsi yang berbeda. Firing order dan diagram kerja motor biasanya berfungsi untuk
mengetahui
bagaimana
tiap
silinder
harus
melakukan
langkah isap-kompresi-usaha-buang secara urut dan tetap.untuk mencapai
proses
pembakaran
pada
tiap-tiap
silinder
tidak
dibuat serentak melainkan dibuat bergantian.Urutan dari proses kerja tiap silinder ini disebut firing order.Firing order ini akan
mempengaruhi
injeksi,Misalnya order
poros
diketahui
langkah kompresi
kompresi pada
engkol,poros
suatu
1-3-4-2,pengertiannya
melakukan langkah
bentuk
kendaraan
adalah maka
silinde
cam
mempunyai
setelah
selanjutnya 3,kemudian
dan
pompa firing
silinder akan
1
disusul
silinder
4
dan
kemudian silinder 2. Firing order biasanya ditentukan dengan mempertimbangkan
jumlah
silinder
dan
getaran
yang
mungkin
timbul. Firing order tiap-tiap mesin berbeda tergantung dari masing-masing
produsen
mesin.Firing
order
ini
tidak
perlu
dirubah-rubah firin9 order yang umum digunakan adalah sebagai berikut