Makalah
Dosen Pengajar : Dr. H. Bambang Ermanadji, MM
MOHAMMAD ARIEF AJI NUGROHO - 38/ NIM 173058
PROGRAM STUDI AKUPUNKTUR POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN MALANG 2018
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ................................................................................................................ i BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 1.1.
Latar Belakang ........................................................................................1
1.2.
Rumusan Masalah ...................................................................................1
1.3.
Tujuan .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3 2.1
Pengertian/ Definisi Sistem Muskular (Otot) ...........................................3
2.2
Gambar Sistem Muskular (Otot) .............................................................. 6
2.3
Fisiologi Sistem Muskular (Otot) .............................................................. 7
2.4
Bagian Sistem Muskular (Otot) dan Fisiologinya ......................................12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 34
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Anatomi berasal dari bahasa Latin/ Yunani, yaitu: ANA yang berarti bagian,
memisahkan dan TOMI yang artinya iris atau potong. Jadi, ANATOMI adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh, baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan Fisiologi juga berasal dari bahasa Latin/ Yunani, yaitu: FISI yang artinya alam atau cara kerja dan LOGOS yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, FISIOLOGI adalah ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan dari tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian bagian dari alat-alat tubuh dan sebagainya. Jika digabungkan, Anatomi – Fisiologi memiliki arti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh tersebut bekerja. Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat membantu antara organ satu dengan organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang berfungsi untuk bergerak aktif. Selain itu otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin dan miosin (Awik, 2004). Otot merupakan suatu organ yang sangat penting bagi tubuh kita, karena dengan otot tubuh kita dapat berdiri tegap. Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh kita agar dapat bergerak. Otot merupakan alat gerak aktif, ini adalah suatu sifat yang penting bagi organisme. Sebagaian besar otot tubuh ini melekat pada kerangka yang menyebabkan dapat bergerak secara aktif sehingga dapat menggerakkan bagian-bagian kerangka dalam suatu letak yang tertentu.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Pengertian/ Definisi Sistem Muskular (Otot) 2. Gambar Sistem Muskular (Otot)
1
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
3. Fisiologi Sistem Muskular (Otot) 4. Bagian-bagian Sistem Muskular (Otot) dan Fisiologinya
1.3.
Tujuan
1. Mengetahui Definisi Sistem Muskular (Otot) 2. Mengetahui Gambar Sistem Muskular (Otot) 3. Mengetahui Fisiologi Sistem Muskular (Otot) 4. Mengetahui Bagian-bagian Sistem Muskular (Otot) dan Fisiologinya
2
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian/ Definisi Sistem Muskular (Otot) Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Sekitar 40% sampai dengan 50% berat dari tubuh kita adalah otot. Tubuh manusia memiliki lebih dari 600 otot rangka mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki yang berfungsi untuk menggerakan seluruh tubuh kita. Otot memiliki sel-sel yang tipis dan panjang. Otot bekerja dengan cara mengubah lemak dan glukosa menjadi gerakan dan energi panas. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal. Jaringan otot berasal dari lapisan mesoderm dari sel germinal embrio dalam proses yang dikenal sebagai myogenesis . Ada tiga jenis otot , tulang atau bertingkat , jantung , dan halus . Aksi otot dapat diklasifikasikan sebagai baik sukarela atau paksa . Jantung dan halus otot kontrak tanpa pikiran sadar dan disebut paksa , sedangkan otot rangka kontrak atas perintah . Otot rangka pada gilirannya dapat dibagi menjadi serat berkedut cepat dan lambat.
3
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
2.1.1. Ciri-ciri sistem muskuler/otot Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan. Relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu: Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak melibatkan pemendekan otot. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls,Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau meregang.
2.1.2. Jenis Otot Jenis otot terbagi menjadi 3 yakni : A. Otot rangka merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Nama lain: otot rangka, otot serat lintang (musculus striated) atau otot involunter Struktur : serabut panjang, berwarna/lurik dengan garis terang dan gelap, memiliki inti dalam jumlah banyak dan terletak dipinggir Kontraksi: menurut kehendak kita (dibawah kendali sistem syaraf pusat), gerakan cepat, kuat, mudah lelah dan tidak beraturan Struktur Mikroskopis Otot Skelet/Rangka
Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabutserabut berbentuk silinder yang panjang, disebut myofiber /serabut otot.
Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak nukleus ditepinya.
4
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacammacam organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan myofibril.
Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda ukurannya : -
yang kasar terdiri dari protein myosin
-
yang halus terdiri dari protein aktin/actin.
B. Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral. Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil. Kontraksinya kuat dan lamban. Kontraksi : tidak menurut kehendak atau diluar kendali sistem saraf pusat, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah. Struktur Mikroskopis Otot Polos : Sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen-myofilamen. Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk berkontraksi.
Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor pili rambut.
Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.
5
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
C. Otot Jantung
Merupakan otot lurik
Nama lain: Myocardium atau musculus cardiata
Disebut juga otot seran lintang involunter
Otot ini hanya terdapat pada jantung
Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut.
Struktur Mikroskopis Otot Jantung : Mirip dengan otot skelet, bentuk serabutnya memanjang, silindris, bercabang. Tampak adanya garis terang dan gelap. memiliki satu inti yang terletak di tengah
Kontraksi: tidak menurut kehendak, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah
2.2.
Gambar Sistem Muskular (Otot) A. Otot rangka
6
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
B. Otot polos
C. Otot jantung
2.3.
Fisiologi Sistem Muskular (Otot) Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia
menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan. Otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan tulang. Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Otot membentuk 40-50% berat badan; kira-kira1/3-nya merupakan protein tubuh dan ½nya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang
7
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
kerangka tubuh, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit. Peranan otot (muscle) yang utama ialah sebagai penggerak alat tubuh lain. Hal ini disebabkan oleh sifat otot yang mampu berkontraksi, sedangkan kontraksi dapat berlangsung bila ada rangsangan (stimulus) baik oleh pengaruh saraf atau oleh pengaruh lain. Kontraksi dapat terjadi karena adanya energi kimia berupa ATP yang terbentuk pada sel otot. Kontraksi terjadi sangat dipengaruhi oleh 2 jenis protein yaitu aktin dan myosin. Interaksi dari 2 protein tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi pada otot. Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari : Fascia, adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak. Fungsi fascia
yaitu
mengelilingi
otot,
menyedikan
tempat
tambahan
otot,
memungkinkan struktur bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat peredaran darah dan saraf. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang mengembung. Tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan ikat dan besrifat liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut. 1. Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi. 2. Inersio. Merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.
2.3.1. Kerja Otot : Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan) Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup) Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan) Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan) Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan) Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh) Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model
8
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
sliding filaments. Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi. Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi.
2.3.2. Fungsi Otot : Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu tubuh normal. Kontraksi otot polos disebabkan oleh empat faktor: 1. Neksus 2. Tarikan mekanik yang bersifat lokal 3. Pengaruh hormonal mis. Oksitosin 4. Inervasi saraf otonom
9
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
Kontraksi ritmis pada peristaltik dapat mendorong makanan ke arah belakang. Kontraksi otot polos yang tidak terkoordinasi dan tersendiri membangkitkan gejala kejang (Spasmus). Secara embriologik otot polos berkembang dari mesenkhim atau mesoderm, kecuali pada iris (mata) dan kelenjar keringat berasal dariektoderm. Perkembangan dimulai dari mioblas yang selanjutnya membelah secara mitosis yang menghasilkan otot polos.
2.3.3. Perkembangan Otot Dalam perkembangannya , myoblasts ( sel progenitor otot ) baik tetap berada di somite untuk membentuk otot-otot yang berhubungan dengan tulang punggung atau bermigrasi keluar ke dalam tubuh untuk membentuk semua otot-otot lain . Migrasi myoblast didahului oleh pembentukan kerangka jaringan ikat , biasanya terbentuk dari mesoderm somatik lateralis piring . Myoblasts mengikuti sinyal kimia ke lokasi yang tepat , di mana mereka melebur menjadi sel otot rangka memanjang . Sebuah serat otot rangka dikelilingi oleh membran plasma disebut sarcolemma , yang berisi sarcoplasm , sitoplasma sel otot . Sebuah serat otot terdiri dari banyak fibril , yang memberikan sel penampilan lurik nya.
2.3.4. Sumber Energi Gerak Otot Sumber energi utama untuk gerakan (kontraksi) otot yaitu adenosin tri fosfat (ATP). Akan tetapi, jumlah yang tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari ADP. ATP dihasilkan dari proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat dan lemak. Terjadinya kontraksi otot sebagai akibat adanya interaksi antara protein otot aktin dan miosin yang membutuhkan ATP melalui bantuan enzim yang dikenal sebagai enzim ATP-ase. Sumber energi lainnya pada otot, yaitu fosfokreatin. Fosfokreatin ini adalah suatu bentuk persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat pada otot dalam konsentrasi
10
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
yang tinggi. Fosfokreatin tidak dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi, tetapi dapat memberikan energinya kepada ADP. Banyaknya fosfokreatin yang terdapat pada otot lurik, lebih dari lima kali jumlah ATP. Proses terpecahkan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energi tidak membutuhkan oksigen bebas (respirasi anaerob). Oleh karena itu, disebut proses anaerob. Apabila otot melakukan kontraksi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama maka otot akan mengalami kelelahan. Hal tersebut terjadi sebagai akibat turunnya kandungan konsentrasi ATP dan fosfokreatin. Sebaliknya, pada saat ini justru akan terjadi kenaikan konsentrasi ADP, AMP, dan asam laktat. Sumber lain untuk menghasilkan energi, yaitu dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa (proses glikolisis). Proses glikolisis terjadi di sitoplasma sel otot (sarkoplasma) yang membutuhkan enzim-enzim sebagai katalisator reaksi. Proses ini terjadi cepat namun hasil ATP-nya sedikit. Proses ini dapat terjadi dalam kondisi aerob (ada oksigen) atau dalam kondisi anaerob (tanpa ada oksigen). Normalnya asam piruvat yang dihasilkan oleh reaksi glikolisis akan memasuki mitokondria untuk menjalani proses selanjutnya yang disebut fosforilasi oksidatif. Bila tidak tersedia cukup oksigen maka jalur anaerobiklah yang akan dominan, asam piruvat tidak masuk ke mitokondria tetapi dimetabolisme menjadi asam laktat. Biasanya persediaan kreatin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi lagi dengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen. Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa-6-fospat. Perubahan tersebut merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria yang menghasilkan ATP. Glikogen adalah senyawa yang tidak larut. Oleh karena itu, harus dilarutkan dahulu menjadi laktasidogen. Laktasidogen ini diubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa yang dihasilkan dioksidasi menjadi CO2, H2O, dan energi. Energi yang dibebaskan selanjutnya digunakan untuk membentuk ATP dan fosfokreatin. Proses ini terjadi pada saat otot berelaksasi, dan membutuhkan oksigen bebas (respirasi aerob). Oleh karena itu, proses relaksasi disebut fase aerob. Penimbunan asam laktat yang terlalu banyak di dalam otot, dapat menyebabkan kelelahan. Asam laktat yang berlebihan tersebut akan dioksidasi oleh oksigen, apabila terlalu
11
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
banyak dibutuhkan oksigen untuk mengoksidasi asam laktat dapat menyebabkan gangguan pada pernafasan (nafas tersengal-sengal)
2.4.
Bagian-bagian Sistem Muskular (Otot) dan Fisiologinya
A. Otot-otot punggung
Spina erektor terdiri dari massa serat otot, berasal dari belakang sakrum dan bagian perbatasan dari tulang inominate dan melekat ke belakang kolumna vertebra atas, dengan serat yang selanjutnya timbul dari vertebra dan sampai ke tulang oksipital dari tengkorak. Otot tersebut mempertahankan posisi tegak tubuh dan memudahkan tubuh untuk mencapai posisinya kembali ketika dalam keadaan fleksi.
Lastimus dorsi adalah otot datar yang meluas pada belakang punggung. Aksi utama dari otot tersebut adalah menarik lengan ke bawah terhadap posisi bertahan, gerakan rotasi lengan ke arah dalam, dan menarik tubuh menjauhi lengan pada saat mendaki. Pada pernapasan yang kuat menekan bagian posterior dari abdomen.
B. Otot-otot tungkai Gluteus maksimus, gluteus medius, dan gluteus minimus adalah otot-otot dari bokong. Otot-otot tersebut semua timbul dari permukaan sebelah luar ilium, sebagian gluteus maksimus timbul dari sebelah belakang sacrum. Aksi utama otot-otot tersebut adalah mempertahankan posisi gerak tubuh, memperpanjang persendian panggul pada saat berlari, mendaki, dan saat menaiki tangga, dalam mengangkat tubuh dari posisi duduk atau membungkuk, gerakan abduksi dan rotasi lateral dari paha. C. Otot Leher Otot bagian leher dibagi menjadi tiga bagian: 1. Muskulus platisma yang terdapat di bawah kulit dan wajah. Otot ini menuju ke tulang selangka dan iga kedua. Fungsinya menarik sudut-sudut mulut ke bawah dan melebarkan mulut seperti sewaktu mengekspresikan perasaan sedih dan takut, juga untuk menarik kulit leher ke atas. 2. Muskulus
sternokleidomastoideus
terdapat
pada
permukaan
lateral
proc.mastoidebus ossis temporalis dan setengah lateral linea nuchalis superior. Fungsinya memiringkan kepala ke satu sisi, misalnya ke lateral (samping), fleksi dan
12
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
rotasi leher, sehingga wajah menghadap ke atas pada sisi yang lain; kontraksi kedua sisi menyebabkan fleksi leher. Otot ini bekerja saat kepala akan ditarik ke samping. Akan tetapi, jika otot muskulus platisma dan sternokleidomastoideus sama-sama bekerja maka reaksinya adalah wajah akan menengadah. 3. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Fungsinya adalah laterofleksi dan eksorositas kepala dan leher ke sisi yang sama. Ketiga otot tersebut terdapat di belakang leher yang terbentang dari belakang kepala ke prosesus
spinalis
korakoid.
Fungsinya
untuk
menarik
kepala
belakang
dan
menggelengkan kepala. D. Otot Bahu Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan scapula.
Muskulus deltoid (otot segi tiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal di bagian lateral clavicula (ujung bahu), scapula, dan tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalah mengangkat lengan sampai mendatar.
Muskulus subkapularis (otot depan scapula). Otot ini dimulai dari bagian depan scapula, menuju tulang pangkal lengan. Fungsi dari otot ini adalah menengahkan dan memutar humerus (tulang lengan atas) ke dalam.
Muskulus supraspinatus (otot atas scapula). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah atas menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsi otot ini adalah untuk mengangkat lengan.
Muskulus infraspinatus (otot bawah scapula). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah scapula dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar.
Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya bisa memutar lengan ke dalam.
Muskulus teres minor (otot lengan bulat kecil). Otot ini berpangkal di siku sebelah luar scapula dan menuju tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan ke luar.
13
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
Banyaknya otot pada tubuh manusia membuat kita dapat membayangkan betapa bahayanya jika terjadi kelainan otot hingga kelumpuhan otot pada fungsi-fungsi sistem yang membutuhkan kerja otot. Beberapa kelainan yang sering terjadi pada otot antara lain : 1. Tetanus Tetanus merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kram dan kaku otot. Tetanus terjadi akibat infeksi dari bakteri Clostridium Tetani yang masuk melalui kulit yang mengalami luka. Akibat dari infeksi tersebut akan menghasilkan racun yang menyerang saraf. Akibatnya fungsi saraf dalam mengontrol otot akan terganggu. Gejala yang paling sering terjadi adalah kaku rahang. Pasien akan ditangani dengan antibiotik, relaksan otot, dan anti toksin. Namun jika pernah melakukan vaksin tetanus, maka diberikan imunoglobulin. 2. Spasme kram otot Spasme otot biasa disebut kram atau nyeri otot, yang terjadi akibat kerja otot yang berlebihan atau kontraksi yang terlalu kuat. Serangan spasme biasa sering terjadi pada otot betis secara tiba-tiba dan terasa berkedut. Penanganannya dengan mengistrahatkan otot yang bermasalah, melakukan pemijatan,dapat juga dengan penggunaan obat atau salep yang dapat merelaksasikan otot. 3. Atrofi otot Atrofi otot merupakan kelainan otot pada manusia dimana otot mengalami penyusutan bentuk dan volume sel. Atrofi terjadi akibat adanya kerusakan pada otot itu sendiri atau pada saraf yang mengontrol otot tersebut. Penyebab lain adalah otot yang sudah lama tidak bekerja (biasanya pada orang yang lama terbaring sakit). Orang yang mengalami atrofi tampak jelas kehilangan massa otot, serta tampak lemah untuk beraktivitas. Penanganan dilakukan berdasarkan penyebab, melakukan olah raga disertai fisioterapi, mengkonsumsi makanan bernutrisi. 4. Hipertrofi otot Hipertrofi otot terjadi umumnya pada atlet binaraga dan kebugaran. Mungkin orang menganggap ini hal biasa, namun ini adalah sebua kelainan otot yang berupa meningkatnya massa otot. Hal ini terjadi atas faktor nutrisi, usia dan latihan.
14
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
5. Miastenia gravis Myastenia gravis termasuk salah satu kelainan otot dimana saraf tidak dapat mempengaruhi kerja otot. Penyebab myastenia gravis adalah autoimun. Hal ini dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering terkena pada usia diatas 40 tahun. Gejala yang terjadi berupa otot yang terasa lemah dan lelah tanpa disertai rasa nyeri. Otot yang terserang dapat dari otot-otot kecil seprti otot wajah dan pernapasan. Penanganan dengan penggunaan obat antikolinesterase untu mengembalikan kekuatan otot, dan pemberian imunosupresan untuuk menghambat efek autoimun. 6. Hernia abdominalis Hernia abdominalis adalah kelainan otot pada manusia yang mengenai otot perut. Dimana dinding otot perut mengalami kelemahan sehingga perut tampak menonjol. Hal ini disebabkan karena dinding perut tidak kuat menahan isi perut. 7. Serebral palsi Serebral palsi merupakan kelainan otot yang terjadi tidak mampunya otot untuk melakukan gerakan atau keterampilan motorik. Serebral palsi biasa terjadi berupa bawaan. Hal ini dikarenakan adanya kelainan pada otak. Diduga kelainan terjadi saat anak dalam kandungan dan terjadi gangguan pada proses perkembangan. Namun penyebab pastinya belum diketahui. Terapi yang dapat dilakukan berupa terapi gelombang otak dan pembedahan, namun hal ini masih sangat jarang. 8. Rhabdomyolysis Rhabdomyolysis merupakan kelainan dimana otot melepaskan pigmen mioglobin kedalam darah sehingga akan dibersihkan oleh ginjal. Namun hal tersebut memperberat kerja dan merusak ginjal. Akibatnya gejala yang dialami berupa rasa lelah, nyeri otot, dan menyebabkan perubahan warna urin. Kelainan ini dapat menyerang segala usia. Prinsip utama dari penanganan kelainan ini adalah mengembalikan fungsi ginjal dengan terapi cairan atau bahkan dengan cuci darah (dialisis). Selain itu hindari obat-obatan atau zat yang dapat memperberat kondisi. 9. Fibromyalgia Fibromyalgia merupakan kelainan otot yang berupa rasa nyeri diseluruh tubuh. Hal ini dapat menyerang segala usia, namun tersering pada usia diatas 30 tahun. Gejala yang
15
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
dapat dirasakan adalah mudah merasa nyeri, otot-otot kaku rasa lelah, gangguan pencernaan, sakit kepala dan konsentrasi menururn. Penanganan berupa terapi nyeri atas gejala yang dirasakan, konseling dan fisioterapi. 10. Sindroma Prune-Belly Sindroma Prune-Belly merupakan kelainan otot yang bersifat genetik. Paling sering menyerang bayi laki-laki. Penyebab tersering adalah faktor keturunan, infeksi intrauterin, preeklampsia, dan hamil muda. Gejala yang terjadi berupa terdapat lekukan atau kerutan, disertai testis yang belum turun ke skrotum. Selain itu terdapat kelainan pada sistem berkemih. Penanganan yang dilakukan berupa bedah untuk memperbaiki fungsi saluran berkemih, serta orkiopeksi untuk menurunkan testis ke skrotum. 11. Polio Polio (Poliomyelitis) adalah kelainan otot akibat infeksi dari virus polio. Infeksi ini sering menyerang anak-anak dan menyebabkan kelumpuhan. Infeksi menular melalui makanan, ari dan tangan yang terkontaminasi. Poliao pada awalnya dapat tidak bergejala, namun bila timbul dapat terjadi gejala sakit tenggorokan, demam, nyeri dan kaku otot hingga dapat mengakibatkan kelumpuhan otot. Penanganan yang dapat dilakukan bersifat suportif dengan pemberian antibiotik, antinyeri, alat bantu pernapasan dan fisioterapi. Namun sebaiknya dilakukan pencegahan sebelum terjadi infeksi sebagaimana yang sudah dianjurkan pemerintah, yaitu pemberian vaksin polio. 12. Stiff neck (kaku leher) Stiff neck atau kaku leher terjadi akibat adanya spasme yang terjadi pada otot-otot leher. Hal ini terjadi karena adanya sikap tubuh yang salah dan trauma. Gejala yang dirasakan berupa nyeri otot dan kaku leher hingga dasar punggung. Penanganan yang dilakukan adalah penggunaan obat nyeri dan obat-obatan atau salep relaksan. 13. Strain Strain merupakan keadaan dimana cederanya otot atau tendon (terutama tungkai bawah) akibat aktivitas berlebihan yang menyebabkan terjadinya peregangan berlebihan sehingga otot atau tendon dapat robek. Gejala yang dialami berupa nyeri, bengkak, rasa kaku sehingga tidak dapat digerakkan seperti biasanya. Penanganan yang
16
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
dapat diberikan yaitu antinyeri, mengistrahatkan otot dan imobilisasi untuk mempercepat pemulihan.
17
Fisiologi Sistem Muskular (Otot)
DAFTAR PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Evelyn C Pearce; Sri Yuliani Handoyo, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Indonesia : CV Prima Grafika 2016, Cetakan keempat puluh empat, 2016. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, Ethel Sloane; Palupi Widyastuti, SKM, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2004. Biologi, Suaha Bakhtiar, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta, 2011.
18