Disusun oleh : Tajul Ghina Ghina S.Ked S.Ked Pembimbing : dr. Mainiadi Sp.KK
PENDAHULUAN
Pioderma penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi bakteri ( Staphylococc Staphylococcus us & Streptococcus)
a m r e d o i P i s a k i f i s a l K
Pioderma Primer •
•
Infeksi pd kulit yg sblmnya normal/tdk ada kel kulit sblmnya Disebabkan oleh satu mikroorganisme ( Staphylococcus and Streptococcus)
Pioderma Sekunder Infeksi sekunder / komplikasi dari kelainan kulit yg sdh ada sblmnya
1. Impetigo 2. Folikulitis 3. Furunkel 4. Karbunkel 5. Ektima 6. Eritrasma 7. Erisipelas 8. Selulitis 9. Paronikia 10. Staphylococcal scalded skin syndrome (S4)
1. Hidradenitis supurativa 2. Intertrigo 3. Ulkus 4. Dermatitis ekzematoid infeksiosa
FURUNKE L (Peradangan folikel rambut dan jaringan sekitarnya)
KARBUNKEL (Furunkel yang menyatu)
Faktor Imunitas Penjamu
Faktor Virulensi Bakteri
Pioderma
Faktor Predisposisi : Higiene yang buruk Suhu dan kelembapan Menurunnya daya tahan tubuh Trauma Telah ada penyakit lain di kulit • • • • •
•
•
•
Peradangan yang terjadi pada satu folikel rambut. Penyebabnya adalah bakteri Staphylococcus aureus Terbagi menjadi 2, yaitu:
Folikulitis superfisial (terbatas di
epidermis) Folikulitis profunda ( sampai ke sub
kutan)
•
Faktor predisposisi: •
•
•
•
•
mencukur rambut: janggut, axilla dan kaki Hair extraction: menarik & menggosok Tempat intertriginosa spt axilla, infra mammae, anogenital Kortikosteroid topikal imunitas << DM & keadaan immunosuppresion
Folikulitis
Superfisialis adalah radang folikel rambut dengan pustul berdinding tipis pada orifisium folikel yang terbatas pada epidermis.
Gambaran •
•
klinik:
Banyak papul atau pustul yang eritematosa dan di tengahnya terdapat rambut. Tempat predileksi di kulit (muka, gluteus, tungkai bawah)
•
Folikulitis Profunda adalah radang folikel rambut dengan pustul perifolikular kronik yang di tandai dengan adanya papul, pustul dan sering terjadi rekurensi, merupakan folikulitis piogenik dengn infeksi yang meluas kedalam folikel rambut sampai subkutan.
•
Contohnya sikosis barbe di bibir atas dan dagu, bilateral
•
DD/: Tinea barbae unilateral + KOH
•
Umum
Menjaga
kebersihan diri terutama kulit
menghindari
garukan dan faktor pencetus seperti gesekan pakaian atau mencukur dan luka atau trauma.
•
Khusus, antibiotik topikal atau sistemik
Bila
lesi masih basah dan kotor kompres dengan solusio sodium khlorida 0.9%
Bila
lesi sudh bersih, berikan salap natrium fusidat dengan kasa steril
Antibiotik sistemik •
Golongan penisilin
Ampisilin
250 500 mg/ dosis, 4 kali/ hari –
Amoksisilin,
250 500 mg/ dosis, 3 kali/ hari –
Kloksasilin
( untuk staphylococcus yang kebal penisilin), dosis 250 500 mg, 4 kali / hari. –
Dikloksasilin
( untuk staphylococcus yang kebal penisilin), dosis 125 250 mg, 3 -4 kali/ hari. –
•
Eritromisin 250 500 mg 3 4 kali/ hari(dewasa) dan 12, 5 25 mg/kbBB/ dosis 3 4 kali/ hari(anak). –
–
•
–
–
Klindamisin 150 300 mg 3 4 kali/ hari (dewasa) dan 8 20 mg/ kgBB/ dosis 3- 4 kali/ sehari(anak). –
–
–
•
Furunkel
•
Furunkulosis
•
Karbunkel
Peradangan folikel rambut dan jaringan sekitarnya Peradangan lebih dari satu folikel rambut Kumpulan dari furunkel
•
Furunkel maupun karbunkel disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini merupakan flora normal pada kulit. Bakteri Staphylococcus aureus berbentuk bulat (coccus), memiliki diameter 0,5 1,5 µm, memiliki susunan bergerombol seperti anggur, tidak memiliki kapsul, nonmotil, katalase positif dan pada pewarnaan gram tampak berwarna ungu. –
•
S. aureus termasuk bakteri osmotoleran, yaitu bakteri yang dapat hidup di lingkungan dengan rentang konsentrasi zat terlarut (contohnya garam). Habitat alami S. aureus pada manusia adalah di daerah kulit, hidung, mulut, dan usus besar, di mana pada keadaan sistem imun normal, S. aureus tidak bersifat patogen.
•
•
•
•
•
Kulit memiliki flora normal, salah satunya yaitu S.aureus. Predileksi terbesar penyakit ini pada wajah, leher, ketiak, pantat atau paha. Bakteri tersebut masuk melalui luka, goresan, robekan dan iritasi pada kulit. Selanjutnya, bakteri tersebut berkolonisasi di jaringan kulit. Respon primer host terhadap infeksi S.aureus adalah pengerahan sel PMN ke tempat masuk kuman tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik ke tempat infeksi oleh komponen bakteri seperti peptidoglikan dan sitokin TNF (tumor necrosis factor ) dan interleukin (IL) 1 dan 6 yang dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofag yang teraktivasi. Hal tersebut menimbulkan inflamasi dan pada akhirnya membentuk pus yang terdiri dari sel darah putih, bakteri dan sel kulit yang mati.
•
•
•
•
Furunkel berawal sebagai benjolan keras berwarna merah yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktuasi dan tengahnya menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Furunkel bisa pecah spontan atau dipecahkan dan mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah. Pembentukan karbunkel terjadi lebih lambat dibandingkan furunkel. Beberapa furunkel bersatu membentuk massa yang lebih besar, yang memiliki beberapa titik pengaliran nanah.
•
•
Furunkel dimulai dengan nodul yang keras, lunak, merah (kelainan berupa nodus eritematosa berbentuk kerucut, di tengahnya terdapat pustul) pada daerah yang terdapat bulu (hair-bearing ) dan biasanya menjadi besar serta dirasakan nyeri. Karbunkel biasanya pertama muncul sebagai tonjolan yang nyeri, permukaannya halus, berbentuk kubah dan berwarna merah. Ukuran tonjolan tersebut meningkat dalam beberapa hari
•
Pewarnaan gram akan menunjukkan sekelompok kokus berwarna ungu (gram positif) dan kultur bakteri pada medium darah memberikan gambaran koloni yang lebar (6-8 mm), permukaan halus, sedikit cembung, dan warna kuning keemasan.
•
Kista epidermal
•
Hidradenitis supuratif
Topikal Mupirocin dihasilkan oleh pseudomonas fluorescens. Berdaya khusus terhadap kuman Gram-positif seperti Staphylococcus aureus. Khasiatnya bersifat bakterisid (salep 2%) berdasarkan penghambatan RNA-sintetase yang berakibat penghentian sintesa protein kuman. •
Asam Fusidat Antibiotikum dengan rumus steroida yang mirip dengan struktur asam empedu yang dihasilkan oleh jamur fusidium, spektrum kerjanya sempit dan terbatas pada kuman Gram-positif, terutama stafilokok. Khasiatnya bersifat bakteriostatis berdasarkan penghambatan sintesa protein kuman. •
•
Sistemik
•
Ampisilin 4x500 mg/hari
•
Amoksisilin 4x500 mg/hari
•
Kloksasilin 3x250 mg/hari
•
Linkomisin 3x500 mg/hari
•
Klindamisin 4x150 mg/hari
•
Eritromisin 4x500 mg/hari
•
Sefadroksil 2x1000 mg/hari
TERIMA KASIH