BAB I PENDAHULUAN I.I PENDAHULUAN
Tulan Tulang g membent membentuk uk rangka rangka penunja penunjang ng dan pelind pelindung ung bagi tubuh tubuh dan tempat untuk melekatnya otot-otot yang menggerakan kerangka tubuh. Pada Pada pert pertum umbu buha han n tula tulang ng dike diketa tahu huii atas atas,, Pertumbuhan memanjang tulang dimana pertumbuhan intertisial tidak dapat terjadi didalam tulang, oleh karena itu pertumbuhan intertersial terjadi melalui proses osifikasi endokondral pada tulang rawan. Pertumbuhan melebar tulang dimana dimana pertumbuhan melebar terjadi terjadi akibat pertumbuhan pertumbuhan aposisi aposisi osteoblas osteoblas pada lapisan lapisan dalam periosteum periosteum dan merupa merupakan kan suatu suatu jenis jenis osifik osifikasi asi intram intramembr embran an sedangk sedangkan an Remodeling tulang dima dimana na sela selama ma pert pertum umbuh buhan an mema memanj njan ang g tula tulang ng,, maka maka daer daerah ah meta metafi fisi siss mengalami remodeling (pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjahui batang tulang secara progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses antara deposisi dan resopsi osteoblastik tulang secara bersamaan, proses remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anak-anak dalam masa masa pertum pertumbuh buhan an terjad terjadii keseim keseimbang bangan an yang positi positiff sedangk sedangkan an pada orang orang dewasa dewasa terjadi terjadi keseim keseimban bangan gan yang yang negati negatif, f, remode remodelin ling g juga juga terjad terjadii setela setelah h penyembuhan suatu fraktur. ,! "rak "raktu turr atau atau pata patah h tula tulang ng adal adalah ah terp terput utus usny nyaa konti kontinui nuita tass jari jaring ngan an tulang#tul tulang#tulang ang rawan yang umumnya umumnya disebabkan disebabkan oleh rudapaksa, rudapaksa, trauma yang menyeb menyebabka abkan n tulang tulang fraktu frakturr dapat dapat berupa berupa trauma trauma langsu langsung ng dan taruma taruma tidak tidak langsu langsung. ng. "raktu "rakturr dapat dapat dibagi dibagi menurut menurut ada tidakn tidaknya ya hubunga hubungan n antara antara patah patah tulang dengan dunia luar, yaitu patah tulang tertutup dan patah tulang terbuka yang memungkinkan kuman dari luar dapat masuk kedalam luka sampai ke tulang yang yang patah. patah. $iaman $iamanaa pada fraktu frakturr terbuk terbukaa dibagi dibagi menjad menjadii tiga tiga deraja derajatt yang yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur. "raktur juga
juga dapat dibagi menurut garis frakturnya, misalnya fisura, fraktur sederhana, fraktur kominutif pengecilan, fraktur segmental, fraktur dahan hijau, patah tulang impaksi, fraktur kompresi, impresi dan patologis. %da jenis patah tulang yang patahnya tidak disebabkan oleh trauma, tetapi disebabkan oleh adanya proses patologis, misalnya tumor, infeksi atau osteoporosis tulang. &ni disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang dan disebut fraktur patologis.' "emur merupakan tulang tersering ketiga setelah ertebrae dan pelis, tempat yang sering ditemukan metastasis tulang. "raktur patologi pada femur merupakan merupakan yang paling sering sering membutuhkan membutuhkan interensi interensi pembedahan. "raktur patologis pada femur merupakan * fraktur patologis pada tulang panjang, dimana +* terjadi pada femur proksimal. "raktur pada collum femur merupakan fraktur yang paling sering terjadi pada orang tua. mur rata-rata tahun pada wanita dan ! tahun pada laki-laki, dan +* terjadi pada wanita. &nsidensi pada usia usia muda muda sangat sangat rendah rendah dan berhubu berhubungan ngan dengan dengan trauma trauma hebat. hebat. Penyeba Penyebab b tersering fraktur patologis adalah osteoporosis.
!
juga dapat dibagi menurut garis frakturnya, misalnya fisura, fraktur sederhana, fraktur kominutif pengecilan, fraktur segmental, fraktur dahan hijau, patah tulang impaksi, fraktur kompresi, impresi dan patologis. %da jenis patah tulang yang patahnya tidak disebabkan oleh trauma, tetapi disebabkan oleh adanya proses patologis, misalnya tumor, infeksi atau osteoporosis tulang. &ni disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang dan disebut fraktur patologis.' "emur merupakan tulang tersering ketiga setelah ertebrae dan pelis, tempat yang sering ditemukan metastasis tulang. "raktur patologi pada femur merupakan merupakan yang paling sering sering membutuhkan membutuhkan interensi interensi pembedahan. "raktur patologis pada femur merupakan * fraktur patologis pada tulang panjang, dimana +* terjadi pada femur proksimal. "raktur pada collum femur merupakan fraktur yang paling sering terjadi pada orang tua. mur rata-rata tahun pada wanita dan ! tahun pada laki-laki, dan +* terjadi pada wanita. &nsidensi pada usia usia muda muda sangat sangat rendah rendah dan berhubu berhubungan ngan dengan dengan trauma trauma hebat. hebat. Penyeba Penyebab b tersering fraktur patologis adalah osteoporosis.
!
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFENISI
"raktu "rakturr atau atau patah patah tulang tulang adalah adalah hilang hilangnya nya kontin kontinuit uitas as tulang tulang,, tulang tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. /ang /ang umumny umumnyaa disebab disebabkan kan trauma trauma langsu langsung ng ataupu ataupun n traum traumaa tidak tidak langsu langsung. ng. Trauma langsung langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Trauma tidak langsung, apabila trauma dihantarkan ke dareah yang lebih jauh dari dareah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klaikula, pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.,! "raktur patologis adalah fraktur yang terjadi pada tulang karena adanya kelain kelainan# an#peny penyakit akit yang yang menyebab menyebabkan kan kelema kelemahan han pada tulang tulang.. 0al ini dapat dapat dise disebab babka kan n oleh oleh kare karena na tomo tomorr atau atau pros proses es pato patolo logi gik, k, sepe sepert rtii neopl neoplas asia ia,, osteomalasia, osteomielitis, dan penyakit lainnya. Tulang sering kali menunjukan penurunan densitas. "raktur patologis dapat terjadi secra spontan atau akibat trauma ringan, disebut juga secondary fracture dan spontaneous fracture. ,! 2.2 ANATO ANATOMI MI DAN FISIOLOGI FISIOLOGI
Tulan Tulang g membent membentuk uk rangka rangka penunja penunjang ng dan pelind pelindung ung bagi tubuh tubuh dan tempat untuk melekatnya otot-otot yang menggerakan kerangka tubuh. Ruang di tengah tulang-tulang tulang-tulang tertentu tertentu berisi berisi jaringan jaringan hematopoietik hematopoietik,, yang membentuk membentuk berbagai sel darah. Tulang juga merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan fosfat. ! 1ecara umum, rangka orang dewasa memiliki dua komponen struktur yang yang mend mendas asar ar yait yaitu u tula tulang ng spon spongi gios osaa dan kompak kompakta ta#k #kor orti tikal kal.. 1tru 1trukt ktur ur kompakta#kort kompakta#kortikal ikal terdapat terdapat pada bagian tepi tulang panjang meliputi meliputi permukaan permukaan eksternal. Pada bagian internal tulang, terdapat struktur spongiosa seperti jala-jala
'
sedangkan sedangkan bagian tengah tulang panjang panjang kosong kosong atau disebut caitas medullaris medullaris untuk tempat sumsum tulang. Pada persendian, tulang kompakta ditutupi oleh kartilago#tulang rawan sepanj sepanjang ang hidup hidup yang yang disebu disebutt tulang tulang subcho subchondr ndral. al. Tulan Tulang g subcho subchondr ndral al pada persendian ini lebih halus dan mengkilap dibanding tulang kompakta yang tidak terletak pada persendian. 2ontohnya adalah pada bagian distal humerus atau siku. 1elain itu, tulang subchondral pada sendi juga tidak memiliki kanal 0aersi. Pada tulang ertebra, strukturnya porus dan dinamakan tulang trabecular atau atau cancell cancellous ous.. $aerah $aerah tulang tulang trabec trabecula ularr pada rangka rangka yang yang sedang sedang tumbuh tumbuh memi memili liki ki
tem tempatpat-te temp mpat at
sums sumsum um
mera merah, h,
jari jaring ngan an pemb pembua uatt
dara darah h
atau atau
hemopoietic yang memproduksi sel-sel darah merah, putih dan platelet. 1umsum kuning berfungsi terutama sebagai penyimpan sel-sel lemak di kaitas medullaris pada tulang panjang, dikelilingi oleh tulang kompakta. 1elama pertumbuhan, sumsum merah digantikan secara progresif oleh sumsum kuning di sebagian besar tulang panjang. 3agi 3agian an-ba -bagi gian an tula tulang ng panj panjan ang g yang yang panj panjang ang dan dan sili silindr ndris is dise disebu butt diaphy diaphysis sis,, sedangk sedangkan an ujung ujung proksi proksimal mal dan distal distalnya nya terdapa terdapatt epiphy epiphysis sis dan metaphysis. 4adi, diaphysis adalah batang tulang panjang, epiphysis adalah ujung akhir tulang panjang sedangkan metaphysis adalah ujung tulang panjang yang mele melebar bar ke samp sampin ing. g. 1emas 1emasaa hidup hidup,, bagia bagian n ekst ekster ernal nal tula tulang ng yang yang tidak tidak berkartilago dilapisi oleh periosteum. Periosteum adalah membran dengan askularisasi yang memberi nutrisi pada tulang. 3agian internal tulang dilapisi oleh endosteum#membran seluler. 3aik periosteum maupun endosteum adalah jaringan osteogenik yang berisi sel-sel pembentuk tulang.
5
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral. 1el-selnya terdiri atas tiga jenis dasar, yaitu6 osteoblast, osteosit dan osteoklast. 7steoblast berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresi matri8 tulang. %dapun matri8 tersusun atas 9+* kolagen dan !* substansi dasar (glukosaminoglikan, asam polisakarida) dan proteoglikan. :atriks merupakan kerangka dimana garam-garam anorganik ditimbun. 1elanjutnya, osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon (unit matriks tulang). 1ementara osteoklas adalah sel multinuklear (berinti banyak) yang berperan dalam penghancuran, resorpsi dan remodeling tulang. 7steon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa. $i tengah osteon terdapat kapiler. $isekeliling kapiler tersebut merupakan matriks tulang yang dinamakan lamella. $i dalam lamella terdapat osteosit, yang memperoleh nutrisi melalui prosesus yang berlanjut ke dalam kanakuli yang halus (menghubungkan pembuluh darah sejauh kurang dari , mili meter). 1elama masa pertumbuhan terjadi aktifitas pertumbuhan tulang yang besar. Pada awal masa pertumbuhan, pertumbuhan ke arah longitudinal terjadi
;
lebih cepat dibanding proses deposisi mineral. Pertambahan lapisan tulang di bagian periosteum dan endosteum seimbang dengan peningkatan porositas tulang. 3elum sampai pada masa akhir pertumbuhan ketika pertumbuhan ke arah longitudinal mulai berkurang, kandungan mineral tulang akan meningkat dengan cepat dan mencapai puncaknya setelah masa maturitas skeletal. Pada periode antara permulaan masa pertumbuhan dengan masa maturitas skeletal pola makan#diet dan faktor genetik menentukan besarnya kandungan mineral tulang. 1etiap jenis tulang terdiri atas bagian kortikal dan trabekular (cansellous) yang mempunyai proporsi tertentu tergantung jenis tulang. Terdapat perbedaan nyata antara daerah kortikal dan trabekula tulang yaitu pada kortikal +* hingga 9*
olumenya
termineralisasi.
Pada
trabekula
tulang
olume
yang
termineralisasi hanya !* karena sebagian besar terdiri atas sumsum yang mengandung lemak#dan atau jaringan hematopoetik. 3erdasarkan besarnya massa yang termineralisasi tersebut, bagian kortikal berfungsi mekanik sedangkan bagian trabekula adalah metabolik. Tulang yang banyak tersusun atas tulang trabekula berarti mempunyai permukaan tulang dan keaktifan metabolik yang lebih besar dibanding dengan tulang kortikal. 7leh karena itu tulang trabekula lebih sering mengalami perubahan
mineral
sehingga
mempunyai
predisposisi
untuk
terjadinya
kekurangan massa tulang. 2.3 ETIOLOGI
Tumor Jinak
•
7steomielitis piogenik
•
•
&nfeksi sifilis (bentuk osteolotik)
•
=ient cell tumor
•
0emangioma (ertebra)
Lain-lain
•
Tumor ganas tulang
•
"ibrosa displasia monostatik
•
7steogenik sarkoma
•
=ranuloma eosinofilik
•
Tumor ewing
•
%trofi tulang karena paralisis,
•
:ieloma soliter
misalnya poliomielitis
•
Tumor metastasis (paru-paru
•
mamma, prostat, ginjal, tiroid)
Tabel dorsalis
Tulang rapuh akibat penyinaran !.
Kelainan bawaan 7steogenesis imperfekta •
Tumor-tumor yang menyebar •
:ieloma multiple
•
:etastasis karsinoma pada difus
•
Rarefraksi tulang yang bersifat umum 7steoporosis senilis • •
7steodistrofi paratiraid
•
1idroma coshing
•
&nfantile rickets
•
2oeliac rickets
•
Renal rickets
•
1istinosis (sindroma fanconi)
•
7steomalasia nutrisi
•
1teatore idiopatik
Lain-lain •
Penyakit paget
•
"ibrosa displasia
•
Penyakit =aucher
•
Penyakit 0and-1chuller-2hristian
1arkoma metastasis
2.3.1 Infeksi
&nfeksi adalah suatu kondisi di mana organisme patogen berkembang biak dan menyebar dalam jaringan tubuh. 0al ini biasanya menimbulkan suatu reaksi peradangan akut atau kronis. Tanda-tanda peradangan ya itu rubor, tumor, kalor, dolor dan hilangnya fungsi. &nfeksi tulang berbeda dari infeksi jaringan lunak6 karena tulang terdiri dari kumpulan kompartemen yang kaku, sehingga lebih rentan mengalami kerusakan pembuluh darah dan kematian sel daripada jaringan lunak
akibat penumpukan tekanan pada peradangan akut. 4ika tidak cepat ditangani, infeksi tulang akan pasti menyebabkan nekrosis.4
i, kelemahan, diabetes, penyakit arthritis, pemberian kortikosteroid dan segala bentuk imunosupresi.5 im dan endotoksin bakteri serta produk pemecahan seluler dari jaringan host.5 &nfeksi piogenik kronis dapat mengikuti infeksi akut
yang berlanjut
dan
ditandai dengan organisme persisten pada jaringan nekrotik. @at purulen terakumulasi dan dikelurkan melalui sinus pada kulit atau luka dengan penyembuhan yang buruk. "aktor-faktor yang mendukung terjadinya hal tersebut adalah adanya otot yang rusak, tulang mati atau implan asing, kurangnya suplai darah lokal dan respon host yang lemah. Resistensi kemungkinan terjadi pada usia yang sangat muda dan sangat tua, keadaan malnutrisi atau imunosupresi, dan penyakit tertentu seperti diabetes dan leukemia.5
+
&nfeksi non-piogenik kronis dapat berasal dari inasi organisme yang menghasilkan reaksi seluler yang memicu pembentukan granuloma yang terdiri sebagian besar dari limfosit, makrofag dan sel raksasa berintiA jenis infeksi granulomatosa ini terutama terdapat pada tuberculosis. ?fek sistemik pada akhirnya mungkin sangat melemahkan, dengan limfadenopati, splenomegali dan jaringan buang.5 Prinsip-prinsip pengobatan adalah6 () untuk memberikan analgesia dan langkah-langkah dukungan umumA (!) mengistirahatkan bagian yang terkenaA (') mengidentifikasi organisme penyebab infeksi dan memberikan pengobatan antibiotik yang efektif atau kemoterapiA (5) mengeluarkan pusA (;) menstabilkan tulang jika fraktur () mengeradikasi jaringan aaskular dan nekrotikA () mengembalikan kontinuitas jika terdapat gap dalam tulangA dan (+) mempertahankan jaringan lunak dan kulit. &nfeksi akut, bila ditangani secara dini dengan antibiotik yang efektif biasanya akan sembuh. 1etelah terdapat pus dan tulang nekrosis, operasi drainase akan dibutuhkan.5
2.3.2 Koneni!"#
3erbagai gangguan serius dari setiap kuantitas atau susunan material genetik yang mungkin dihasilkan oleh suatu penyakit. Tiga kategori besar dari abnormalitas yang diketahui yaitu6 chromosome disorder, single gene disorder, polygenic atau multifaktorial disorder.5 =angguan kromosom seperti adesi, delesi dan perubahan struktur chromosom sering memperlihatkan efek yang serius6 seperti mempengaruhi janin manapun yang tetap hidup atau menjadi infan dengan abnormalitas fisik dan mental yang berat. Pada anak yang lahir hidup sering memiliki beberapa kelainan kromosom dengan abnormalitas ortopedi yang signifikan6 down sindrom adalah salah satu penyakit 9
yaitu kelebihan kromosom ! (trisomi !), turners sindrom adalah salah satu penyakit yang diakibatkan kekurangan kromosom B (monosomy B), Klinefelter’s syndrome 1ingle gene mutation.5 :utasi gen dapat terjadi oleh insersi, delesi, substitusi atau fusi dari asam amino atau nukleotida dalam rantai $C%. 0al ini dapat memberikan konsekuensi besar untuk pertumbuhan kartilago, struktur kolagen, pola matriks dan metabolisme sel sumsum tulang.
hanya
terjadi ketika
kecenderungan
genetik
digabungkan
dengan
lingkungan yang tepat DpemicuD. =out, misalnya, lebih sering pada keluarga dengan hyperuricemia6 kadar asam urat bersifat poligenik, yang mencerminkan interaksi beberapa genA hal ini juga dipengaruhi oleh diet. %khirnya, terbentuk benjolan kecil di kaki sebagai pro8imal trigger untuk serangan akut gout.5 $. Ke#"in"n %e&ke'$"n"n non(ene!ik ) %en"&*+ #ink*n"n
3anyak gangguan perkembangan terjadi secara sporadis dan tidak memiliki latar belakang genetik.
irus infeksi (misalnya rubella), obat-obatan tertentu (misalnya
thalidomide) dan radiasi pengion. =ambaran klinis yang biasanya asimetris dan lokal, mulai dari morfologi cacat ringan sampai malformasi berat seperti spina bifida atau phocomelia (Damputasi kongenitalD).5,;
2.3.3 G"n*"n 'e!"$o#is'e ,"n en,ok&in
K"#si*'
%bsorpsi kalsium di intestinal dibantu oleh itamin $, terutama ,!;-(70) ! itamin $ dan membutuhkan rasio kalsium atau fosfor yang pas. %bsorpsi diinhibisi oleh konsumsi fosfat ( umumnya dari soft drink ), oksalat (pada teh dan kopi), dan lemak atau oleh konsumsi dari beberapa obat (termasuk kortikosteroid dan pada malabsorpsi di usus.5 ?kskresi urin berariasi antara !,; dan ; mmol (-! mg) per!5 jam. 4ika konsentrasi kelsium terionisasi didalam plasma menurun, PT0 akan lepas dan menyebabkan (a) peningkatan reabsorpsi tubular renal dari kalsium dan (b) meningkatnya ,!;-(70)! produksi itamin $ dan meningkatnya absorpsi kalsium di usus. 4ika konsentrasi kalsium tinggal sedikit, kalsium akan d itarik dari tulang dengan meningkatkan penyerapan tulang, dimana dapat dipengaruhi oleh PT0.5 0ipokalsemia. Tanda klasik dari hipokalsemia adalah perkembangan tetanus. Pasien mungkin mengeluhkan hilangnya sensasi, paraestesi dan spasme otot. Tanda yang lebih parah adalah kejang dan spasme laring.5 0iperkalsemi. Tanda klinis berariasi berdasarkan derajat hiperkalsemia6 peningkatan ringan konsentrasi kalsium serum mungkin menyebabkan poliuria dan polidipsi. $engan leel plasma antara ' dan ',; mmol#E7, pasien mngkin mengeluh anoreksia, nausea, kelemahan otot dan lelah. Pada hiperkalsemia yang parah (lebih dari ',; mmol#E) timbul tanda pletora seperti nyeri perut, nausea, muntah kelemahan yang parah dan depresi. Pada kasus yang sangat lama dapat berkembang menjadi batu ginjal atau nefrokalsinosis diakibatkan hiperkalsiuri kronisA beberapa keluhan dari sendi diakibatkan kondrocalsinosis. 5 4uga ada beberapa tanda dan gejala yang mendasar, dimana harus dicari (dapat berupa hiperparatiroidisme, penyakit metastasis tulang, myelomatosis, PagetFs disease atau gagal ginjal).5 $. Fosfo&
"osfor dibutuhkan banyak kebutuhan proses metabolik, termasuk transportasi energy dan intraselular, sinyal sel. "osfor diabsorpsi di usus halus, absorpsi berkurang dengan adanya antasida yang mengandung aluminium hidroksida,yang mengikat !
fosfor dalam usus. ?ksresi fosfat sangat efisien, tetapi 9* diabsorpsi di tubulus proksimal.
M"nesi*'
:agnesium memiliki peran yang sedikiti namun penting dalam mineralisasi tulang.
i!"'in D
Gitamin $, melalui metabolit aktif, pada prinsipnya berkaitan dengan penyerapan kalsium dan transportasi serta (bertindak bersama-sama dengan PT0) remodeling tulang. Target organnya adalah usus kecil dan tulang. 1ecara alami pembentukan itamin $ (cholecalciferol) adalah berasal dari dua sumber6 langsung dari diet dan tidak langsung oleh aksi sinar ultraiolet pada precursor dehydrocholesterol di kulit. ntuk orang-orang yang tidak menerima paparan yang cukup sinar matahari yang cukup, kebutuhan harian yang direkomendasikan untuk orang dewasa adalah 5-+ & (-! mg) per hari - dosis yang lebih tinggi untuk orang lebih dari tahun.
tidak aktif. im yang bertanggung jawab untuk konersi ini diaktifkan terutama oleh PT0, tetapi juga oleh hormon lainnya (termasuk estrogen dan prolaktin) atau dengan konsentrasi abnormal rendah fosfat. 4ika konsentrasi PT0 rendah dan fosfat tetap tinggi, !;-70$ dikonersi alternatif untuk !5,!;- (70) !$ yang tidak aktif. $i samping itu, selama produksi keseimbangan kalsium negatif ditukar untuk ,!;- (70) !$ dalam merespon sekresi PT0A peningkatan ,!; (70) !$ kemudian membantu untuk mengembalikan konsentrasi serum kalsium.5 Terminal metabolit, ,!; (70) !$ (calcitriol) bekerja pada sel-sel yang melapisi usus kecil untuk meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfat. $alam tulang itu menyebabkan resorpsi osteoklastikA juga meningkatkan transportasi kalsium di membran sel dan secara tidak langsung membantu dengan mineralisasi osteoid.5 3eberapa obat antiepilepsi mengganggu jalur metabolisme itamin $ dan dapat menyebabkan kekurangan itamin $.5
Ho&'on %"&"!i&oi,
0ormon paratiroid (PT0) adalah regulator pertukaran kalsium, mengontrol konsentrasi kalsium ekstraseluler antara batas kritis baik langsung atau tidak langsung pada tubulus ginjal, parenkim ginjal, usus dan tulang.5 Produksi dan pelepasan dirangsang oleh supresi (sampai titik tertentu) dengan kenaikan plasma terionisasi kalsium. "ragmen terminal aktif moleku PT0 dapat segera diperkirakan dalam sampel darah.5
5
Pada tubulus ginjal, PT0 meningkatkan ekskresi fosfat dengan membatasi reabsorpsinya, dan menghemat kalsium dengan meningkatkan reabsorpsinya. Respon ini cepat mengkompensasi perubahan dalam plasma terionisasi kalsium.5 Pada parenkim ginjal, PT0 mengkontrol hidroksilasi itamin $ metabolit !;70$A kenaikan konsentrasi PT0 merangsang konersi ke metabolit aktif ,!;- (70) !$ dan penurunan PT0 menyebabkan beralih menuju metabolit tidak aktif !5,!;(70) !$.5 $alam usus PT0 memiliki efek tidak langsung dari merangsang penyerapan kalsium dengan mempromosikan konersi !;-70$ ke ,!;- (70) !$ di ginjal.5 $alam tulang, PT0 bertindak untuk mempromosikan resorpsi osteoklastik dan pelepasan kalsium dan fosfat ke dalam darah. 0al ini tidak disebabkan oleh tindakan langsung pada osteoklas tapi dengan merangsang aktiitas osteoblastik, peningkatan ekspresi R%C
K"#si!onin
1elain efek pada pertumbuhan tulang, hormon gonad memiliki peran penting dalam menjaga massa tulangdan integritas trabekuler. ?strogen bertindak pada osteoblas dan osteoklas dan diyakini bekerja melalui sistem R%C
%ndrogen juga menghambat resorpsi tulang, meskipun jalur sinyalnya tidak menentu.
oleh osteoblas ditingkatkan dan
ekspresi 7P= berkebalikan, yang mengarah ke peningktan osteolastogenesis dan resorpsi tulang.5 i.
Ti&oksin
Tiroksin meningkat baik pada pembentukan dan resorpsi, tetapi lebih banyak pada resorpsiA hipertiroidisme dikaitkan dengan pergantian tulang yang tinggi dan osteoporosis.5 /.
F"k!o& #ok"#
Proses pengiriman sinyal antara osteoblas dan osteoklas, perekrutan dan aktiasi sel, organisasi spasial dan transportasi mineral yang dimediasi oleh faktorfaktor lokal yang berasal dari sel-sel tulang,komponen matriks dan sel-sel sistem kekebalan tubuh. 3eberapa berperan dalam penghantaran pesan antara agen sistemik dan loka, atau antara berbagai sel-sel yang bertanggung jawab untuk remodeling tulangA yang lain penting dalam mempromosikan resorpsi tulang pada gangguan inflamasi dan patah tulang dan juga berperan dan destruksi tulang dan hiperkalsemia pada penyakit dengan metastasis tulang dan myelomatosis.5 k. S!&es 'ek"nik
Telah diketahui bahwa arah dan ketebalan trabekula di tulang cancellous terkait dengan stres daerah lintasan. 0al ini diakui dalam 0ukum Jolff (+9), yang mengatakan bahwa arsitektur dan massa tulang disesuaikan untuk menahan kekuatan yang berlaku dikenakan oleh kebutuhan fungsional atau deformitas. 1tres fisiologis
disebabkan oleh beban graitasi, aksi otot dan dan pulsasi askular. 4ika kekuatan bending berlangsung permukaan tulang akan berbentuk cekung, ($i mana ada kompresi) dan tulang akan tipis pada permukaan yang cembung (yang berada di bawah ketegangan). 3obot, istirahat di tempat tidur berkepanjangan, kurang olahraga, kelemahan otot dan imobilisasi anggota tubuh semua terkait dengan osteoporosis. 3agaimana sinyal fisik ditransmisikan ke sel-sel tulang tidak diketahui, tetapi mereka hampir semua bekerja melalui faktor pertumbuhan lokal.5 #.
S!i'*#"si #is!&ik
hiperparatiroidisme sekunder. "lorosis terjadi sebagai penyakit endemic di &ndia dan beberapa negara lain yang disebabkan oleh kandungan fluoride dalam air minum.5
2.4 DIAGNOSIS
ntuk menegakkan diagnosis suatu fraktur patologis, maka diperlukan 6 Anamnesis
%pabila ditemukan adanya fraktur secara spontan atau setelah suatu trauma ringan maka harus dianggap sebagai suatu fraktur patologis sebelum dapat dibuktikan lain, pada penderita lanjut usia selalu harus ditanyakan tentang riwayat penyakit atau 7perasi sebelumnya. adanya penyakit tumor ganas atau setelah satu operasi gastrektomi yang akan menyebabkan malabsorbsi. %danya
penurunan
berat
badan,
nyeri,
batuk-batuk
atau
hematuri,
menunjukkan kecurigaan akan adanya tumor ganas di tempat lain. Pemeriksaan :
. Pemeriksaan local Pemeriksaan adanya kelainan lokal berupa sinus yang infeksi, jaringan parut, pembengkakan, lokalisasi fraktur sehinggadapat diduga diagnosisnya. !. Pemeriksaan umum 1angat penting dilakukan pemeriksaan umum adanya penyakit-penyakit seperti dysplasia congenital, dysplasia fibrosa, penyakit paget, sindroma 2ushing serta kelainan lain. Pada anak dibawah umur ! tahun, fraktur patologis biasanya disebabkan oleh kelainan jinak. Pada penderita di atas umur 5 tahun kemungkinan penyebabnya adalah mielomatosis, karsinoma sekunder akibat metastasis, penyakit paget. '. Pemeriksaan radiologis Pemeriksaan foto polos
•
-
Pemeriksaan pada daerah fraktur Pada daerah fraktur harus diperhatikan bentuk kelainanA apakah berbentuk kista, erosi korteks, trabekulasi yang abnormal atau penebalan periosteal.
+
4uga diperhatikan adanya kompresi misalnya fraktur ertebra karena osteoporosis atau osteomalasia atau penyebab lain seperti metastasis tumor atau myeloma. -
Pemeriksaan tempat lain Perlu dilakukan pemeriksaan radiologis pada tulang yang kain apabila dicurigai adanya metastasis atau mieloma, pemeriksaan foto paru-paru serta pemeriksaan saluran kencing.
Pemeriksaan dengan pencitraan lain
•
-
Radionuklida imaging
-
Pemeriksaan 2T-scan
-
Pemeriksaan :R& Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengetahui asal metastasis
5. Pemeriksaan laboratorium •
Pemeriksaan darah Pemeriksaan darah lengkap seperti jumlah sel darah, laju endap darah, elektroforesis protein, uji untuk sifilis 3erta penyakit tulang metabolik
•
Pemeriksaan urin Pemeriksaan urin misalnya pemeriksaan 3ence- 4ones
•
3iopsi tulang 3eberapa kelainan yang sangat kecil tidak perlu dilakukan biopsy misalnya kista soliter, defek kortikal fibrosa, penyakit paget. Pada kelainan ini mungkin perlu dilakukan biopsi baik biopsi tertutup atau biopsi terbuka dengan mengambil jaringan pada waktu operasi untuk pemeriksaan patologis.
2. PINSIP DAN METODE PENGOBATAN FAKTU Penatalaksanaan awal 1 •
Pertolongan pertama Pada penderita dengan fraktur yang penting dilakukan adalah membersihkan
9
jalan napas, menutup luka dengan erban yang bersih dan imobilisasi fraktur pada anggota gerak yang terkena agar penderita merasa nyaman dan mengurangi nyeri sebelum diangkut degan ambulans. •
Penilaian klinis 1ebelum menilai fraktur itu sendiri. Perlu dilakukan penilaian klinis, apakah luka itu luka tembus tulang, adakah trauma pembuluh darah#saraf ataukah ada trauma alat-alat dalam yang lain.
•
Resusuitasi
Prinsip pengobatan ada empat (4R), yaitu : 1 1. e-oni!ion diagnosis dan penilaian fraktur
Prinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis, pemeriksaan klinik, dan radiologis. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan 6 •
Eokalisasi fraktur
•
3entuk fraktur
•
:enentukan teknik yang sesuai dengan pengobatan
•
2. e,*-!ion reduksi fraktur apabila perlu
Restorasi fragmen fraktur dilakukan untuk mendapatkan posisi yang dapat diterima pada fraktur intraartikuler diperlukan reduksi anatomis dan sedapat mungkin mengembalikan fungsi normal dan mencegah komplikasi seperti kekakuan, deformitas, serta perubahan osteoarthritis dikemudian hari. Posisi yang baik adalah 6 •
%ligmant yang sempurna !
•
%posisi yang sempurna
"raktur seperti fraktur claicula, iga dan fraktur inpaksi dari humerus tidak memerlukan reduksi. %ngulasi K ;L pada tulang panjang anggota gerak bawah dan lengan atas dan angulasi sampai L pada humerus dapat diterima. Terdapat kontak sekurang-kurangnya ;*, dan oer-riding tidak melebihi ,; inci pada fraktur femur. %danya rotasi tidak dapat diterima dimanapun lokalisasi fraktur. 3. e!en!ion imobilisasi fraktur 4. e+"$i#i!"!ion mengembalikan aktiitas fungsional semaksimal mungkin Pengobatan untuk fraktur patologis secara umum : 1
Prinsip pengobatan sama dengan fraktur pada umumnya yaitu terdiri dari reduksi, pertahankan reduksi dan fisioterapi, pemilihan metode pengobatan disesuaikan dengan kondisi tulang serta kelainan patologis yang ditemukan. •
•
•
Tumor ganas tulang primer 3ilatedadi fraktur pada kelainan ini, maka diperlukan pemakaian bidai dan dipikirkan upaya stabilisasi tumor dengan fiksasi interna atau mungkin diperlukan penggantaian sebagian anggota gerak dengan fiksasi pengganti berupa protesis. Jalaupun demikian prognosisnya tetap jelek.
•
Tumor-tumor metastasis Tumor metastase dengan fraktur, penyembuhan sangat jelek serta penderita
!
biasanya mengeluh nyeri. Perlu dipertimbangkan fiksasi interna sebagai pilihan untuk stabilisasi fraktur.
2.5 FAKTU PATOLOGIS DAN PENATALAKSANAAN 1. Os!eoenesis I'%e&fek!"163646
7steogenesis imperfecta (7&) adalah salah satu kelainan genetik yang paling umum dari tulang, dengan perkiraan kejadian di !.. fitur paling menonjol dari osteogenesis imperfecta, yang relatif umum dari displasia skeletal, adalah ketentuan genetik osteoporosis kongenital yang ditandai dengan kelemahan dan kerapuhan tulang-tulang tubuh dengan hasil terbanyak yaitu fraktur patologis. Terdapat 5 tipe dari osteogenesis imperfecta a. -
Tipe & (mild) Paling sering terjadi dengan presentasi K;* pada semua kasus. Patah tulang biasanya muncul pada -! tahun. Penyembuhan cukup baik dan tidak ditandai cacat 1klera biru =igi biasanya normal tetapi beberapa memiliki dentinogenesis imperfecta. =angguan pendengaran pada orang dewasa.
!!
-
$itandai kelemahan sendi. :asalah pernapasan. Rendahnya kualitas hidupA 3eberapa bertahan hidup sampai dewasa.
d. -
(a)
(c)
1poradis, atau autosomal resesif. 7& T/P? &G (cukup parah). 4arangA kurang dari ; persen dari kasus. fraktur 1ering pada anak usia dini.
(b)
(d)
!'
(e)
Gambar 1 7"8 B -ray features in a slightly older patient with the same condition 7$8 These deformities can be corrected b y multiple osteotomies and MroddingF
(c) This young girl had seere deformities of all her limbs, the result of multiple mini-fractures of the long bones oer time. This is the classic (type &&&) form of 7&. 7,8 The typical deep blue sclerae in type & disease. 7e8 "aulty dentine in a patient with t ype &G disease.
Penatalaksanaan
Tidak ada perawatan medis yang akan mengatasi akibat dari kelainan ini, dan manipulasi genetik tidak lebih hanya sebuah janji untuk masa depan. Pengobatan konseratif diarahkan untuk mencegah fraktur - jika perlu dengan menggunakan orthosis ringan selama aktiitas fisik - dan mengobati patah tulang saat hal itu terjadi. Camun, splin tidak boleh berlebihan karena hal ini dapat memberikan kontribusi lebih lanjut untuk terjadinya osteopenia. langkah-langkah umum untuk mencegah trauma berulang yaitu mempertahankan gerakan serta dorongan adaptasi sosial sangat penting. %nak-anak dengan 7& berat dapat diobati secara medis dengan bifosfonat siklis untuk meningkatkan kepadatan mineral tulang dan mengurangi kecenderungan untuk patah. 1ebagian besar masalah ortopedi jangka panjang yang dihadapi dalam jenis &&& dan &G. "raktur diobati secara konseratif, tapi imobilisasi harus sangat diminamlkan. deformitas tulang panjang adalah yang paling sering, baik karena :alunion pada fraktur komplit atau kerusakan akibat fraktur inkomplit berulangA hal ini memerlukan koreksi operasi, biasanya pada usia 5-; tahun. dilakukan multipel osteotomi dan fragmen tulang kemudian disejajarkan pada intra !5
medula rod A efek yang sama dapat dicapai dengan osteoclasis tertutup. :asalah yang sering timbul yaitu tulang tumbuh melampaui rod ditangani dengan menggunakan telescoping nailsA namun, ini memiliki tingkat komplikasi yang cukup tinggi. $eformitas tulang belakang juga sering didapatkan dan sangat sulit untuk diobati. 3racing tidak efektif dan kura atau pembengkokan progresif memerlukan instrumentasi operasi dan fusi tulang belakang. 1etelah remaja, patah tulang lebih jarang terjadi dan pasien mungkin mengupayakan kenyaman dan kehidupan yang bermanfaat.
2. Os!eo'ie#i!is 1646
7steomielitis primer dapat dibagi menjadi osteomielitis akut dan kronik. "ase akut ialah fase sejak terjadinya infeksi sampai -; hari. Pada fase ini anak tampak sangat sakit, panas tinggi, pembengkakan dan gangguan fungsi anggota gerak yang terkena. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan laju endap darah yang meninggi dan lekositosis, sedang gambaran radiologik tidak menunjukkan kelainan. Pada osteomielitis kronik biasanya rasa sakit tidak begitu berat, anggota yang terkena merah dan bengkak atau disertai terjadinya fistel. Pemeriksaan radiologik ditemukan suatu inolukrum dan seNuester.
Gambar osteomielitis ditemukan suatu In!olukrum dan se"uester
!;
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan osteomielitis akut ialah 6 4ika berdasarkan klinis dicurigai osteomyelitis, maka darah dan sampel cairan harus diambil untuk pemeriksaan laboratorium dan kemudian pengobatan dimulai segera tanpa menunggu konfirmasi akhir dari diagnosis. %da empat aspek penting untuk manajemen pasien6 •
Pengobatan suportif untuk rasa sakit dan dehidrasi. Pemberian analgetik harus diberikan pada interal pengulangan tanpa menunggu patien mengeluh nyeri terlebih dahulu. 1eptikemia dan demam dapat menyebabkan dehidrasi berat sehingga dibutuhkan pemberian cairan
•
• •
intraena. splint pada bagian yang sakit. 1plint dibutuhkan tidak hanya untuk kenyamanan tapi juga untuk mencegah kontraktur sendi. terapi antimikroba yang tepat. drainase bedah. 4ika antibiotik diberikan lebih cepat (5+ setelah onset dari gejala) drainase mungkin tidak diperlukan. %kan tetapi, jika gambaran klinis tidak meningkat dalam ' sejak pengobatan dimulai, atau bahkan lebih awal jika ada tanda-tanda pus yang dalam (pembengkakan, edema, fluktuasi), maka harus dilakukan aspirasi pus, dan dilakukan drainase abses dengan operasi terbuka di bawah general anestesi
7steomilitis kronik tidak dapat sembuh sempurna sebelum semua jaringan yang mati disingkirkan. %ntibiotika dapat diberikan secara sistematik dan lokal. indikasi untuk melakukan tindakan pembedahan ialah 6 a. adanya gejala yang mengganggu b. kegagalan dengan pengobatan antibiotik yang adeku at c. %danya seNuester
3.
i-ke!s 1646
!
Rickets atau Rachitis adalah suatu penyakit kerangka yang telah lama dikenal, terutama di negeri &nggris. Pada waktu ini semua penyakit kerangka yang disebabkan karena kurangnya >at anorganik terutama yang perlu dalam pertumbuhan tulang, digolongkan di dalam penyakit Rickets, @at anorganik terutama terdiri dari 2a dan P. :etabolisme kedua >at ini didalam pertumbuhan tulang sangat dipengaruhi oleh sinar ultraiolet. $engan demikian kekurangan itamin $ menimbulkan kekurangan 2a dan P dan terjadi penyakit Rachitis. :alahan dalam bentuk klasik kekurangan itamin inilah yang menjadi sebab penyakit Rickets. $i samping itu gangguan metabolisms 2a dan P juga disebabkan karena penyakit ginjal, sehingga demikian juga dapat timbul penyakit Rickets. 4uga penyakit-penyakit pada usus dapat menimbulkan terganggunya pengambilan >at 2a dan P ke dalam darah sehingga dapat Pula menimbulkan penyakit Rickets.
(a)
(b)
Gambar ! Ri#kets disease yang telah lanjut$
mumnya secara klinis, penyakit Rickets digolongkan dalam ! golongan, ialah 6 . &nfantil Rickets ialah yang terdapat pada anak-anak di bawah umur ; tahun. !. Eate Rickets, yang terdapat pada orang-orang dewasa. Penyakit ini
!
dinamakan juga 7steomalacia, yang berarti bahwa kerangka menjadi lunak. Pada infantile rickets mungkin disertai dengan tetanus atau kejang.
Pertolongan yang harus diberikan pada penyakit Rickets terdiri dari ' segi 6 . 1egi pencegahan dan pengobatan dengan pemberian itamin $ pada anakanak kecil. Gitamin $ ini dapat diberikan dengan misainya memberikan minyak ikan. 1elain itu pula diberikan ltra Giolet Therapie. !. 1egi pencegahan timbulnya salah bentuk. 1egi ini dikedakan untuk menjaga jangan sampai tulang lembek tadi menjadi bengkok, diantaranya dengan memberikan splints dan untuk membatasi anak-anak duduk, berdiri atau berjalan. '. :embetulkan salah bentuk. &ni dapat dikerjakan secara konseratif atau jika tidak berhasil dengan operatif.
4.
Os!eo%o&osis
164
!+
7steoporosis merupakan kelainan metabolik tulang dimana terdapat penurunan massa tulang tanpa disertai kelainan pada matriks tulang.
!9
&stilah osteopenia kadang digunakan untuk menggambarkan tampakan tulang yang kurang Opadat dari yang seharusnya pada B-ray, tanpa menjelaskan apakah kehilangan dari kepadatan tulang akibat osteoporosis atau osteomalasia, atau apakah memang hal ini cukup sebagai tanda pada semua kelainan.
(a)
(b)
(c)
Gambar " 7"8 This woman noticed that she was becoming increasingly round-shoulderedA she also had chronic backache and her 8-rays 7$8 show typical features of postmenopausal osteoporosis6 loss of bone density in the ertebral bodies giing relatie prominence to the ertebral end-plates, ballooning of the disc spaces associated with marked compression of seeral ertebral bodies and obious compression fractures of T! and E. %n additional feature commonly seen in osteoporotic patients is calcification of the aorta. 7-8 The ne8t most common feature in these patients is a fracture of the pro8imal end of the femur.
Petalaksanaan
Penanganan yang dapat dilakukan pada penderita osteoporosis adalah6 -
$iet Pemberian kalsium dosis tinggi (;- mg#hari) Pemberian itamin $ dosis tinggi (5-; &# hari) Pemasangan penyanggah tulang belakang (spinal brace) untuk mengurangi nyeri punggung Pencegahan
'
o
:enghindari faktor-faktor resiko osteoporosis misalnya rokok, mengurangi
o
konsumsi alkohol, berhati-hati dalam aktiitas fisik Penanganan terhadap deformitas serta fraktur yang terjadi.
. T*'o& !*#"n
Tumor tulang merupakan kelainan pada tulang yang bersifat neoplastik. Tumor dalam arti yang sempit berarti benjolan, sedangkan setiap pertumbuhan yang baru dan abnormal disebut neoplasma. Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel-sel tersebut tidak pernah menjadi dewasa. $engan istilah lain yang sering digunakan OTumor Tulang, yaitu pertumbuhan abnormal pada tulang yang bisa jinak atau ganas. Tumor dapat bersifat jinak atau ganas. Tumor ganas tulang dapat bersifat primer yang berasal dari unsur-unsur tulang sendiri atau sekunder dari metastasis (infiltrasi) tumor-tumor ganas organ lain ke dalam tulang. . Tumor 4inak (3enign) Tumor
jinak
(benign)
tidak
menyerang
dan
menghancurkan
tissue
(sekumpulan sel terinterkoneksi yang membentuk fungsi serupa dalam suatu organisme) yang berdekatan, tetapi mampu tumbuh membesar secara lokal. 3iasanya setelah dilakukan operasi pengangkatan (tumor jinak), tumor jenis ini tidak akan muncul lagi. !. Tumor =anas (:alignant) Tumor jenis ini lebih dikenal dengan istilah
T"$e# insi,ens !*'o& /in"k ,"n !*'o& "n"s %&i'e& %"," !*#"n
Tumor 4inak
Tumor =anas
'
4enis 7steoma 7steokondroma
&nsidens '9,'* '!,;* 9,+* +,5*
4enis &nsidens 7steogenik sarkoma 5+,+* =iant cell tumor ,;*
lainnya KLASIFIKASI
. Tumor asal jaringan tulang (7steogenik) 4inak6
7steoma.
=anas6
7steoid osteoma.
7steosarkoma. Parosteal osteosarkoma.
7steoblastoma jinak. !. Tumor asal jaringan tulang rawan (
=anas6
7steokondroma.
kortikal.
"ibroma kondromiksoid. '. Tumor asal jaringan ikat ("ibrogenik) 4inak6
Con 7ssifying "ibroma.
=anas6
Eipoma.
"ibrosarkoma. Eiposarkoma. :esenkimoma ganas. 1arkoma tak
berdiferensiasi.
5.Tumor asal sumsum tulang (mielogenik) =anas6
1arkoma ?wing. Eimfosarkoma tulang. Retikulo sarkoma tulang. :ieloma :ultipel.
'!
;. Tumor asal askuler 4inak6
0emangioma.
Eimfangioma.
=anas6
%ngiosarkoma.
Tumor glomus. &ntermediate6 0emangio-endotelioma.
0emangio-perisitoma.
. Tumor tulang lainnya 4inak6
=iant cell tumor. Ceurilemoma.
=anas6
Ceurofibroma. Sek*n,e&)Me!"s!"!ik
Tumor tulang sekunder merupakan tumor yang berasal dari organ lain yang menyebar ke tulang. 2ontoh6 tumor#kanker paru yang menyebar ke tulang, dimana sel-sel tumornya menyerupai sel paru dan bukan merupakan sel tulang.
A. Os!eos"&ko'" 716468
:erupakan neoplasma tulang ganas primer yang paling sering didapat. Terjadi pada dekade ke-! dari kehidupan dimana masa tersebut merupakan masa aktif pertumbuhan tulang, hanya kurang dari ;* terjadi pada anak-anak usia kurang dari tahun. 3ersifat sangat ganas, cepat bermetastase ke paru-paru dengan melalui aliran darah. =ejala yang ditampilkan berupa nyeri yang bersifat tumpul dan menetap dan bisa terjadi pembengkakan tulang,
''
=ambaran B-ray sangat beraariasi6 area osteolitik kabur mungkin diganti dengan area tebal osteoblas yang tidak biasa. 3atas endosteal sangat jelek. 1eringkali menembus korteks dan meluas sampai kedekat jaringan.
(a)
(b)
=ambar # %a& B-rays of a distal femoral osteosarcoma in a child (b) 1unray spicules and 2odmanFs triangle
Penatalaksanaan
3ergantung pada staging (dari ?nneking) yaitu dinilai keganasan tumor dan kompartemen yang terkena metastasis dapat dilakukan limb sal!age atau limb ablation'amputation$ •
•
?radikasi dengan mempertahankan anggota gerak. -
Reseksi tulang dan rekonstruksi.
-
Pemberian kemoterapi, radioterapi, obat simptomatis.
?radikasi dengan amputasi. -
%mputasi, kemoterapi, radioterapi dan obat simptomatis (adjuant therapy).
•
Paliatif 6 '5
-
$engan pembedahan#amputasi6 kemoterapi, obat simptomatis#ajuan.
-
$engan pembedahan, kemoterapi, obat simptomatis.
B. Os!eokon,&o'" 46
:erupakan neoplasma tulang jinak yang paling sering didapat. 7leh sebagian ahli dianggap bukan neoplasma, tetapi sebagai suatu hamartoma (pertumbuhan baru, dimana sel-selnya dapat menjadi dewasa). 7steokondroma adalah tumor jinak tulang dengan penampakan adanya penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai eksostoksis yang muncul dari metasfisis, penonjolan tulang ini ditutupi oleh cartilago hialin. Tonjolan ini menyebabkan suatu pembengkakan atau gumpalan dan mirip seperti kembang kol (cauliflower appeareance). Tumor ini berasal dari komponen tulang (osteosit) dan komponen tulang rawan (chondrosit). 7steokondroma dapat tumbuh secara soliter maupun multipel. 7steokondroma yang multipel bersifat herediter (autosomal dominan) dan akan berhenti tumbuh dan mengalami proses penulangan setelah dewasa. 7leh karena itu eksositosis multipel ini tidak lagi disebut sebagai neoplasma. 7steokondroma yang soliter berbeda dengan multipel karena akan tumbuh terus walaupun penderita telah dewasa dan jenis ini dianggap sebagai neoplasma.
dan
7steokondroma tipe
tidak
terdiri
dari !
bertangkai
tipe yaitu
(sesile).
Tulang
tipe bertangkai panjang
yang
terkena biasanya tipe bertangkai sedangkan di pelis tipe sesile. Terdapat pada usia dewasa muda dengan keluhan adanya benjolan yang tidak terasa sakit. Tumor ini tidak memberikan gejala sehingga sering ditemukan secara kebetulan, namun terabanya benjolan yang tumbuh dengan sangat lama dan membesar. 3ila tumor ini menekan jaringan saraf atau pembuluh darah akan ';
menimbulkan rasa sakit. $apat juga rasa sakit ditimbulkan oleh fraktur patologis pada tangkai tumor, terutama pada bagian tangkai tipis.
keganasan. 7steokondroma
dapat menyebabkan
timbulnya
pseudoaneurisma terutama pada a. poplitea dan a. femoralis disebabkan karena fraktur pada tangkai tumor di daerah distal femur atau pro8imal tibia. 7steokondroma yang besar pada kolumna ertebralis dapat menyebabkan angulasi kyfosis dan menimbulkan gejala spondylolitesis. Pada herediter multipel e8ositosis keluhan dapat berupa massa yang multipel dan tidak nyeri dekat persendian. mumnya bilateral dan simetris. $itemukan pada bagian metafisis tulang panjang terutama pada bagian distal femur, proksimal tibia dan proksimal humerus.
",io#oi •
Tampak penonjolan tulang pada korteks dan spongiosa yang normal
•
$engan bertambahnya umur pasien,terlihat kalsifikasi tulang rawan yang semakin lama semakin banyak
•
Penonjolan seperti bunga kol (cauliflower) dengan komponen kondrosit sebagai bunga dan komponen osteosit sebagai tangkai
•
Pedunculated osteokondroma memiliki gambaran tangkai di bagian distal yang melebar dengan permukaan berbenjol-benjol (hook e8ositosis), memiliki ukuran berkisar +-cm.
•
1essile osteokondroma memiliki bangunan dasar yang luas dengan dasar bagian komponen korteks dari tulang yang ada dibawahnya.
'
tajam-tajam (secara radiologi ini memang sulit dibedakan dengan bentuk tumor parosteal osteosarkoma)
B-ray e8amination showed the typical features of a large cartilage-capped e8ostosisA of course the cartilage cap does not show on 8-ray unless it is calcified. The bony part may be sessile, pedunculated or cauliflower-like.
Pen"!"#"ks"n""n
3ila tumor memberikan keluhan karena menekan struktur di dekatnya, seperti tendon, saraf, maka dilakukan eksisi.
9. Kon,&o'"7Enkon,&o'"8 46
:erupaka neoplasma jinak yang berasal dari dalam rongga sumsum tulang. 1ebagian ahli menganggap tumor ini sebagai suatu hamartoma. Tumor jinak ini didapat pada dewasa muda dan tidak mengakibatkan keluhan sakit. ?nkondromatosis adalah bentuk multipel dari enkondroma disebut juga sebagai (llier’s disease. 3ila enkondromatosis disertai dengan adanya multipel hemangioma di jaringan lunak disebut sebagai )afu##i *yndrome. Tumor ini paling sering mengenai tulang-tulang tubuler kecil pada tangan dan kaki, kadang-kadang juga pada tulang yang lebih besar.
",io#oi
'
Tampak sebagai lesi yang radiolusen dengan kemungkinan adanya bercak bercak kalsifikasi. Tidak ada pembentukan tulang reaktif baru. 3ila ada erosi kortek pada tulang tubuler yang besar, menandakan terjadinya degenerasi maligna.
Pen"!"#"ks"n""n
7peratif, dengan cara melakukan kuret daripada lesi, kemudian rongga lesi diisi dengan bone graft .
D. Kon,&os"&ko'"46
:erupakan tumor ganas yang terdiri dari sel-sel kartilago (tulang rawan) yang dapat tumbuh spontan (kondrosarkoma primer) atau merupakan degenerasi maligna lesi jinak seperti esteokondroma, enkondroma (kondrosarkoma sekunder). $itemukan usia antara '- tahun. Ceoplasma ini tumbuhnya agak lambat dan hanya memberikan sedikit keluhan. Ceoplasma ini lambat memberikan metastase. Terutama mengenai tulang ceper seperti pelis dan skapula, tetapi dapat juga didapat pada tulang panjang seperti femur dan humerus.
",io#oi
'+
Tampak sebagai lesi osteolitik ditengah metafisis tulang dengan bercak bercak kalsifikasi yang berasal dari matriks kartilago disertai proses destruksi kortek, sehingga tumor dapat dilihat meluas ke jaringan lunak disekitarnya.
=ambaran patologis menunjukkan lesi di tengah metafisis dengan bercak kalsifikasi
Pen"!"#"ks""n
7perasi reseksi luas, kalau perlu amputasi. Terapi adjuan seperti radioterapi, kemoterapi tidak menolong.
E. Gi"n! 9e## T*'o&4
Tulang tumor yang asalnya masih kontroersial, ada yang berpendapat tumor ini berasal dari jaringan ikat, pendapat lain mengatakan tumor ini asalnya dari sel osteoklas, tetapi ada juga yang berpendapat asal tumor ini asalnya tidak diketahui. Tumor ini mempunyai sifat dan kecenderungan untuk berubah menjadi ganas dan agresif sehingga dikategorikan sebagai suatu tumor ganas. Tumor sel raksasa menempati urutan kedua (,;*) dari seluruh tumor ganas tulang, terutama ditemukan pada umur !-5 tahun dan jarang sekali di bawah umur ! tahun dan lebih sering pada wanita daripada pria. $idapat pada epifisis tulang panjang yang dapat meluas ke arah metafisis. Tempat yang paling sering terjadi adalah proksimal tibia, distal femur dan distal radius. 4uga dapat ditemukan di pelis dan sacrum.
'9
",io#oi
Tampak daerah osteolitik di epifisis dengan batas yang jelas dan memberikan kesan multilokuler gambaran soap bubble. Terjadi penipisan kortek.
=ambaran radiologis terlihat daerah osteolitik di epifisis dengan adanya soap bubble,
Pen"!"#"ks"n""n
7perasi kuret yang diikuti dengan pengisian bone graft atau bone cement. $an beberapa terapi adjuant dengan phenol, insersi P::% (polymethylmetacrylate), cryoterapi setelah curetase. Pada beberapa hal dapat dilakukan reseksi tumor, eksisi luas yang disertai tindakan rekontruksi.
F. S"&ko'" E:in4
&nsidens sarkoma ?wing sebagai keganasan pada masa anak-anak adalah sebesar *. &nsidens tertingginya adalah pada dekade pertama kehidupan. 1ama dengan osteosarkoma, sarkoma ?wing merupakan penyakit sistemik karena, pada saat terdiagnosis, sebagian besar pasien telah mengalami metastasis. Prognosis sarkoma
5
?wing buruk, tetapi berkat kemajuan kemoterapi adjuant, harapan hidup ; tahun dapat mencapai -+*. Penderita sarkoma ?wing biasanya merasa nyeri pada ekstremitas yang sakit disertai timbulnya benjolan. Pada kasus lanjut, dapat timbul gejala seperti infeksi, demam, lemah lesu, penurunan berat badan yang disertai dengan peningkatan laju endap darah.
",io#oi
Pada foto Roentgen, terlihat gambaran destruksi tulang permiatif dengan reaksi periosteal (onion peel+ sunburst ), dengan lokasi tersering pada diafisis tulang panjang, pelis, kosta, scapula dan klaikula.
?8amples of ?wingFs tumour in 7"8 the humerus, 7$8 the mid-shaft of the fibula
Pen"!"#"ks"n""n
Prognosis selalu
buruk
dan
pembedahan
saja
tidak
sedikit
untuk
memperbaikinya. Radioterapi memiliki efek dramatis pada tumor tapi kelangsungan hidup secara keseluruhan tidak banyak ditingkatkan.
5
G. T*'o& T*#"n Sek*n,e& 1646
Gambar 11 tumor tulang metastasis pada femur
:erupakan jenis tumor tulang ganas yang sering didapat.
5!
harus dilakukan pemeriksaan pada semua tulang misalnya dengan bone surey atau bone Acan.
Penatalaksanaan
Terapi bersifat paliatif, karena penderita sudah berada dalam stadium lanjut. Terapi ditujukan pada jenis karsinoma primernya yang dapat berupa radioterapi, immoterapi ataupun hormon terapi. Terapi dari segi bedah adalah terhadap fraktur patologis yang mungkin memerlukan fiksasi secara eksternal atau internal, agar supaya penderita dapat diimmobilisasi tanpa merasa kesakitan. 3ila perlu dapat dilakukan fiksasi internal terhadap tulang-tulang ekstremitas sebelum tulang tersebut mengalami fraktur, jadi. baru diperkirakan akan fraktur bila proses, pada tulang dibiarkan berjalan terus (impending fracture).
5'