Gangguan Menstruasi
PRODI S-1 Keperawatan STIkes WCH 2013
Amenorhea Definisi Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. • Amenorhea terbagi 2 :
•
1. Amenorea primer Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Amenorea primer terjadi pada 0.1 – 2.5% wanita usia reproduksi 2. Amenorea sekunder Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus (pada kasus oligomenorea ), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 – 5%
Penyebab 1. Amenorea terjadi secara fisiologis bila penyebab dari amenorea adalah prepubertas, kehamilan, menopause, dan laktasi. 2. Amenorea terjadi secara patologis bila penyebab dari amenorea adalah a. Gangguan organik pusat • Tumor • Radang b. Gangguan kejiwaan • Syok emosional • Psikosis • Anoreksia nervosa c. Gangguan poros hipotalamus – hipofisis • Amenorea hipotalamik d. Gangguan hipofisis • Tumor (adenoma basofil, asidofil, kromofob)
e. Gangguan Gonad • Kongenital (sindrom Turner) • Menopause prematur • The insensitive ovary • Penghentian fungsi ovarium karena operasi, radiasi, radang f. Gangguan glandula suprarenalis • Sindrom adrenogenital g. Gangguan pankreas • DM h. Gangguan uterus, vagina • Aplasia dan hipoplasia uteri • Endometritis tuberkulosa • Histerektomi • Aplasia vaginae i. Penyakit – penyakit umum • Penyakit umum • Gangguan gizi • Obesitas
• Anamnesis Harus diketahui apakah amenorhea primer atau sekunder, selanjutnya apakah ada hubungannya dengan faktor emosional, kemungkinan kehamilan, penderita menderita penyakit akut atau menahun, apakah ada gejala penyakit metabolik. • Pemeriksaan umum Keadaan tubuh penderita tidak jarang memberi petunjuk, penderita pendek atau tinggi, ciri kelamin sekunder. • Pemeriksaan ginekologik Biasanya didapatkan adanya aplasia vagina, aplasia uteri, tumor ovarium dll. • Pemeriksaan Penunjang Apabila pemeriksaan klinis tidak memberikan gambaran yang jelas dapat dilakukan pemeriksaan : • Rontgen : thorax terhadap tuberkulosis • Sitologi vagina • Tes toleransi glukosa • Pemeriksaan mata untuk mengetahui tanda tumor hipofise • Kerokan uterus • Pemeriksaan metabolisme basal atau T3 dan T4 tiroid • Laparoskopi • Pemeriksaan kromatin seks • Pemeriksaan kadar hormon
Penanganan Keperawatan • Terapi umum dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan untuk memperbaiki keadaan kesehatan klien, termasuk gizi, kehidupan dalam lingkungan sehat dan tenang. • Pengurangan BB pada obesitas. • Terapi kolaboratif yang penting bila pada pemeriksaan ginekologi tidak ada kelainan mencolok adalah dengan pemberian hormon gonadotropin yang berasal dari hipofise dan pemberian klomifen sesuai dengan advis dokter.
Polimenorhea • •
Definisi : siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Etiologi : gangguan hormonal yang menyebabkan gangguan ovulasi atau menjadi pendeknya masa luteal.
Oligomenorhea • •
Definisi : siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu dan fertilitas cukup baik.
Hipermenorhea • •
Definisi : perdarahan haid yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (> 8 hari) Etiologi : kelainan dalam uterus seperti mioma uteri, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium
Hipomenorhea • •
Definisi : perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa. Etiologi : pada uterus (miomektomi), gangguan endokrin.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI 1. PENGKAJIAN a Riwayat penggunaan kontrasepsi: kontrasepsi dapat menganggu siklus menstruasi b. Riwayat seksual: tanda pubertas sekunder, pola dan aktivitas seksual c. Riwayat obstetric: pernah hamil, melahirkan d. Riwayat menstruasi: menarche umur berapa tahun, silklusnya teratur atau tidak, banyak atau sedikit. e. Riwayat Penyakit seperti DM, tiroid, tumor f. Persepsi wanita tentang budaya dan etnik g. Koping : apa yang dilakukan bila setiap kali ada masalah waktu menstruasi i. Nyeri : lokasi( di punggung, simpisis, paha, abdomen,dll), intensitas, kualitas, pola, gejala penyerta, serta koping terhadap nyeri j. Status emosi: malu dengan keadaan, putus asa, menyalahkan diri, merasa tidak ada kekuatan, merasa tidak berguna.
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus selama fase menstruasi. DS : klien mengeluh nyeri di daerah punggung, dareah simpisis, paha, kepala,nyeri tekan pada payudara, pusing. DO : keringat banyak, klien memegang daerah yang sakit, menangis.
b.
Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan terapinya berhubungan dengan kurang informasi. DS : klien dan keluarga mengatakan belum pernah mendengar tentang gangguan menstruasi. DO: klien dan keluarga sering bertanya, tidak menggunakan tehnik mengurangi nyeri, tidak bisa menjelaskan tentang gangguan yang dialaminya.
c.
Resiko/actual gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya gangguan menstruasi. DS: klien mengatakan malu, tidak berguna, merasa bersalah, merasa tidak ada kekuatan. DO: klien tidak mengurus diri, penampilan tidak diperhatikan, sering membicarakan penyakitnya, tampak putus asa.
3. PERENCANAAN a.
Nyeri akut b/d peningkatan kontraksi uterus selama fase menstruasi. Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama …..x 24 jam nyeri klien akan berkurang. Kriteria evaluasi: klien mengatakan nyeri berkurang, klien tidak memegang punggung, kepala atau daerah lainnya yang sakit, keringat berkurang.
Intervensi; a. Pantau/ catat karakteristik nyeri ( respon verbal, non verbal, dan respon hemodinamik) klien. R/ untuk mendapatkan indicator nyeri. b. Kaji lokasi nyeri dengan memantau lokasi yang ditunjuk oleh klien. R/untuk mendapatkan sumber nyeri. c. Kaji intensitas nyeri dengan menggunakan skala 0-10. R/ nyeri merupakan pengalaman subyektif klien dan metode skala merupakan metodeh yang mudah serta terpercaya untuk menentukan intensitas nyeri. d. Tunjukan sikap penerimaan respon nyeri klien dan akui nyeri yang klien rasakan. R/ ketidakpercayaan orang lain membuat klien tidak toleransi terhadap nyeri sehingga klien merasakan nyeri semakin meningkat. e. Jelaskan penyebab nyeri klien. R/dengan mengetahui penyebab nyeri klien dapat bertoleransi terhadap nyeri. f. Bantu untuk melakukan tindakan relaksasi, distraksi, massage. R/ memodifikasi reaksi fisik dan psikis terhadap nyeri. g. Lakukan kompres/mandi air panas. R/ meningkatkan sirkulasi dan menurunkan kontraksi uterus sehingga iskemia tidak terjadi. h. Berikan pujian untuk kesabaran klien. R/meningkatkan motivasi klien dalam mengatasi nyeri. i. Kolaborasi pemberian analgetik ( ibuprofen, naproksen, ponstan) dan Midol. R/ analgetik tersebut bekerja menghambat sintesa prostaglandin dan midol sebagai relaksan uterus.
b. Kurang pengetahuan tentang gangguan menstruasi dan penanganannya berhubungan dengan kurang informasi. Tujuan: setelah diberikan penyuluhan klien akan mengetahui tentang gangguan menstruasi Kriteria evaluasi: klien menyebutkan jenis gangguan menstruasi, penyebab, gejalanya ,serta penanganannya, menjelaskan menstruasi yang normal. Intervensi: a. Kaji tingkat pengetahuan klien mengenai menstruasi yang normal, jenis gangguan menstruasi,penyebab, gejala dan penanganannya. R/mengidentifikasi luasnya masalah klien dan perlunya intervensi. b. Jelaskan mengenai siklus menstruasi yang normal, jenis gangguan menstruasi, penyebab, gejala, dan penanganannya. R/dengan memiliki pengetahuan tentang menstruasi klien dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri dan dapat mencari jalan keluar untuk masalah gangguan menstruasinya. c. Jelaskan metode-metode untuk mengurangi nyeri R/ meningkatkan pengetahuan klien tentang penanganan nyeri secara non farmakologis. d. Beri kesempatan klien untuk bertanya. R/meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang menstruasi.
c.
Resiko/actual gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya gangguan menstruasi. Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan …..x 24 citra diri klien akan meningkat. Kriteria evaluasi: klien mengatakan tidak malu, merasa berguna, penampilan klien rapi, menerima apa yang sedang terjadi. Intervensi: a. Bina hubungan saling percaya dengan klien R/klien dengan mudah mengungkapkan masalahnya hanya kepada orang yang dipercayainya. b. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pandangan tentang dirinya. R/meningkatkan kewaspadaan diri klien dan membantu perawat dalam membuat penyelesaian. c. Diskusikan dengan system pendukung klien tentang perlunya menyampaikan nilai dan arti klien bagi mereka. R/ penyampaian arti dan nilai klien dari system pendukung membuat klien merasa diterima. d. Gali kekuatan dan sumber-sumber yang ada pada klien dan dukung kekuatan tersebut sebagai aspek positif. R/ mengidentifikasi kekuatan klien dapat membantu klien berfokus pada karakteristik positif yang mendukung keseluruhan konsep diri. e. Libatkan klien pada setiap kegiatan di kelompok R/ Memungkinkan menerima stimulus social dan intelektual yang dapat meningkatkan konsep diri klien. f. Informasikan dan diskusikan dengan jujur dan terbuka tentang pilihan penanganan gangguan menstruasi seperti ke klinik kewanitaan, dokter ahli kebidanan. R/ Jujur dan terbuka dapat mengontrol perasaan klien dan informasi yang diberikan dapat membuat klien mencari penanganan terhadap masalah yang dihadapinya.
5. IMPLEMENTASI Implementasi diberikan sesuai rencana intervensi. Penyuluhan dibuatkan SAP dengan metode, alat peraga atau media yang memadai seperti demonstrasi, leflet, LCD. 6. EVALUASI Evaluasi berdasarkan criteria yang sudah disebutkan pada masing-masing diagnosa keperawatan.