ASUHAN KEPERAWATAN
&
WOC
GANGGUAN REFRAKSI
Disusun Oleh :
1. Aminatus Sholikah (120701055)
2. Elvi Tiana (120701067)
3. Putri Rizki Widiasari (120701088)
4. Rohmah Dwi Maslakah (120701093)
5. Sella Septia Eka (120701095)
6. Herlina Yuliani (120701104)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN KELAS 2B
STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2013 – 2014
WOC
Kebiasaan(membaca terlalu dekat, terlalu lama didepan komputer), usia,
keturunan, kelainan anatomi mata
KELAINAN REFRAKSI
M.aksila M.refraktif H.aksila
H.refraktif
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN REFRAKSI
1. PENGKAJIAN DATA
IDENTITAS KLIEN
Nama : -
Umur : Miopia, hipermetropia dan astigmatisma dapat terjadi pada
semua umur sedangkan presbiopia timbul mulai umur 40
tahun keatas.
Jenis Kelamin : Pria dan wanita mempunyai resiko yang sama untuk
terkena gangguan refraksi
Suku / Bangsa : -
Agama : -
Pekerjaan : Pekerjaan yang memerlukan fokus mata jarak dekat
dalam kurun waktu yang lama, seperti pekerjaan yang
berhubungan dengan komputer seperti operator
komputer.
Pendidikan : -
Alamat : -
No. Register : -
Diagnosa Medis : Gangguan Refraksi
I. RIWAYAT KEPERAWATAN ( NURSING HISTORY )
Keluhan utama :
Biasanya klien mengeluhkan salah satu tanda gejala berikut :
- penglihatan yang kabur saat melihat objek jauh, dekat, atau keduanya,
- sakit kepala terutama di daerah tengkuk atau dahi,
- mata berair, cepat mengantuk, mata terasa pedas dan pegal pada bola
mata.
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang biasanya setelah beberapa minggu merasakan keluhan rasa
tidak nyaman pada kedua matanya. Penglihatan yang kabur saat melihat
objek jauh, dekat, atau keduanya, sehingga biasanya klien sering
memaksakan mata untuk melihat dengan lebih jelas. Hal ini menyebabkan
terjadinya iritasi mata, mata gatal, mata lelah, sensasi terdapat benda
asing, dan kemerahan, selain itu kedua mata klien sering berair dan
sakit kepala turut dirasaka namun keluhan ini biasanya dirasakan hilang
timbul.
2. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Pada klien kaji adanya riwayat diabetes mellitus, pasca bedah kornea,
defisit vitamin A dan tanyakan apakah sebelumnya klien sudah pernah
memakai kacamata atau kontak lensa.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pada umumnya klien gangguan refraksi dengan miopi dan astigmatisma
merupakan kelainan karena faktor bawaan (keturunan atau genetik) selain
itu adakah riwayat buta warna pada keluarga.
4. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Keadaan rumah klien yang sempit dan lingkungan pekerjaan klien yang
mempengaruhi
kerja mata.
PEMERIKSAAN FISIK
1.5. TANDA – TANDA VITAL
TD : Normal ( 110-130 mmHg )
Nadi : Normal ( 60-100 x/menit )
Suhu : Normal ( 36.5 – 37.5 celcius )
RR : Normal ( 16-24 x/menit )
1.6. PEMERIKSAAN PER SISTEM
A. Sistem Pernafasan
Anamnesa : tidak ada keluhan dan kelainan pada system pernafasan
Hidung
Inspeksi : tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
secret/ingus, tidak ada pemberian O2 melalui nasal/masker.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada fraktur tulang nasal
Mulut
Inspeksi : mukosa bibir pucat, tidak menggunakan alat bantu nafas
ETT
Leher
Inspeksi : bentuk leher normal dan simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, tidak ada
pembesaran kalenjer tiroid
Faring
Inspeksi : tidak ada kemerahan dan tanda-tanda infeksi/oedem
Area Dada
Inspeksi : tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan, pergerakan
dada simetris, bentuk dada normal.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada kelainan pada
dinding thorax.
Perkusi : bunyi paru sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : suara nafas bronkovesikuler
B. Kardiovaskuler Dan Limfe
Anamnesa : tidak ada keluhan dan kelainan pada system kardiovaskuler dan
limfe
Wajah
Inspeksi : wajah simetris dan konjungtiva merah muda
Leher
Inspeksi : tidak ada bendungan vena jugularis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Dada
Inspeksi : bentuk dada normal dan simetris dan tidak ada pulsasi
dada
Palpasi : tidak ada pembesaran ictus cordis
Perkusi : Terdengar suara pekak pada jantung
Auskultasi : Bunyi jantung I tunggal di ICS IV linea mid clavicula
sinistra.
Bunyi jantung II tunggal di ICS II linea stenalis kanan ( aorta ).
Bunyi jantung III tunggal tidak terdengar.
Bunyi jantung IV tunggal tidak terdengar.
Ekstermitas atas
Inspeksi : perfusi merah, tidak ada sianosis dan clubbing finger
Palpasi : suhu akral hangat
Ekstermitas bawah
Inspeksi : perfusi merah, tidak ada varises, clubbing finger
Palpasi : suhu akral hangat
C. Persyarafan
Anamnesa : Sakit kepala terutama di daerah tengkuk atau dahi
Pemeriksaan nervus
Nervus I olfaktorius (pembau)
Klien bisa membedakan aroma saat di beri minyak wangi dan minyak kayu
putih.
Nervus II opticus (penglihatan)
o Luas Lapang pandang
V = 1/60 (miopia)
V = 1/300 (hipermetropia)
o Ketajaman Penglihatan
Penglihatan kabur saat melihat objek jauh, dekat, atau keduanya
Nervus III oculomotorius
Pada miopia mata terkadang menonjol dan celah mata tertutup setengah
sedangkan pada hipermetropia terkadang bola mata relatif lebih kecil,
begitu juga dengan korneanya.
Nervus IV toklearis
Pemeriksaan pupil : miosis pada hipermetropia, midriasis pada miopia.
Nervus V trigeminus (sensasi kulit wajah)
Bisa merasakan tusukan jarum tajam dan tumpul pada wajah.
Nervus VI abdusen
Gerakan bola mata tidak sama saat bergerak, pada astigmatisma
terdapat diplopia
(penglihatan ganda) pada satu atau kedua mata, bola mata menonjol
(exophthalamus)
pada miopia
Nervus VII facialis
Klien dapat membedakan rasa asin dan manis dengan mata
tertutup, bentuk
wajah simetris
Nervus VIII auditorius/akustikus
Fungsi pendengaran baik
Nervus IX glosoparingeal
Reflek menelan klien baik dan dapat membedakan rasa pahit
Nervus X vagus
Uvula klien simetris terlihat ketika klien membuka mulut dan
berkata"ah".
Nervus XI aksesorius
Klien tidak kesulitan untuk mengangkat bahu
Nervus XII hypoglosal/hipoglosum
Bentuk lidah simetris, klien mampu menjulurkan lidah dan
menggerakkannya ke
segala arah
C. Perkemihan-Eliminasi Uri
Anamnesa : Pada sistem perkemihan-eliminasi uri tidak ada gangguan pada
umumnya.
Genetalia Eksterna
Inspeksi : Tidak ada odem, tidak ada tanda – tanda infeksi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
D. Sistem Pencernaan-Eliminasi Alvi
Anamnesa : Pada sistem pencernaan-eliminasi alvi tidak ada gangguan
pada umumnya.
Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir lembab
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut,
Lidah
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada tremor dan lesi.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan edema.
Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat pembesaran abdomen (distensi abdomen),
tidak ada luka.
Auakultasi : peristaltic usus
Perkusi : hipertympani
Palpasi
Kuadran I
Hepar tidak terdapat hepatomegali dan nyeri tekan
Kuadran II
Gaster tidak ada nyeri tekan abdomen dan tidak terdapat
distensi abdomen
Kuadran III
Tidak ada massa dan nyeri tekan
Kuadran IV
Tidak ada nyeri tekan pada titik Mc Burne
E. Sistem Muskuloskeletal Dan Integumen
Anamnesa : Pada sistem musculoskeletal dan integumen tidak ada
gangguan pada
umumnya.
Warna Kulit
Warna kulit tidak terdapat kelainan dan turgor kulit baik
F. Sistem Endokrin dan Eksokrin
Anamnesa : Pada system endokrin dan eksokrin tidak ada gangguan pada
umumnya.
Kepala
Inspeksi : tidak terlihat moon face
Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris.
Palpasi : tidak ada pembesaran kalenjar tyyroid, dan tidak ada nyeri
tekan.
Ekstremitas bawah
Palpasi : tidak ada varises, oedem
G. Sistem Reproduksi
Anamnesa : Pada sistem reproduksi tidak ada gangguan pada umumnya.
Axilla
Inspeksi : tidak ada benjolan abnormal
Palpasi : tidak teraba adanya benjolan
Abdomen
Inspeksi : tidak terdapat pembesaran abdomen
Palpasi : tidak terdapat pembesaran (kontur,ukuran) tidak ada massa
H. Persepsi Sensori
Pemeriksaan
Presbiopia
Klien terlebih dulu dikoreksi penglihatan jauhnya dengan metode "trial
and eror" hingga visus 6/6, dengan menggunakan koreksi , jauhnya kemudian
secara binokuler ditambahkan lensa sferis positif dan diperiksa dengan
menggunakan kartu jaeger pada jarak 30cm.
Miopia
Refraksi subjektif dengan menggunakan metode "trial and eror" dengan
menggunakan kartu snellen, mata diperiksa satu persatu, ditentukan visus
masing-masing mata, pada dewasa dan visus tidak 6/6 dikoreksi dengan
lensa sferis negatif. Refraksi objektif, retinoskop dengan lensa kerja S
+2.00 pemeriksaan mengawasi reaksi fundus yang bergerak berlawanan dengan
gerakan retinoskop (against movement) kemudian dikoreksi dengan lensa
sferis negatif sampai tercapai netralisasi, autorefraktometer (komputer).
Hipermetropia
Refraksi subjektif, metode "trial and eror" dngan menggunakan kartu
snellen, mata diperiksa satu persatu, ditentukan visus masing-masing
mata, pada dewasa dan visus tidak 6/6 dikoreksi dengan lensa sferis
positif. Pada anak-anak dan remaja dengan visus 6/6 dan keluhan astenopia
akomodatif dikoreksi dengan sikloplegik. Refraksi objektif, retinoskop
dengan lensa kerja S +2.00 pemeriksaan mengawasi reaksi fundus yang
bergerak berlawanan dengan gerakan retinoskop (against movement) kemudian
dikoreksi dengan lensa sferis positif sampai tercapai netralisasi,
autorefraktometer (komputer).
Astigmatisme
Dasar pemeriksaan astigmatisme dengan teknik foging yaitu klien disuruh
melihat gambaran kipas dan ditanya manakah garis yang terlihat paling
jelas. Garis ini sesuai dengan meredian yang paling emetrop dan yang
harus dikoreksi adalah aksis tegak lurus, derajat bidang meredian
tersebut dilanjutkan dengan pemeriksaan kartu snellen.
Anamnesa : Penglihatan yang kabur, sakit kepala, mata berair, mata terasa
pedas, pegal pada bola mata dan mata gatal. Terdapat penglihatan ganda
(diplopia)
Mata
Inspeksi:
Pada miopia bentuk mata terkadang menonjol sedangkan pada hipermetropia
terkadang
bola mata relatif lebih kecil, presbiopi
Kornea : pada astigmatisma bentuk kornea oval seperti telur, pada
hipermetropia korneanya relatif lebih kecil
Iris dan pupil : uji reflek cahaya pupil miosis (hipermetropia). Pupil
midriasis (miopia)
Lensa: pada prepobia terjadi penurunan elastisitas kapsul lensa dan
klerosis lensa
Sclera: putih
Palpasi:
Teraba lunak, tidak ada nyeri dan pembengkakan kelopak mata.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kemungkinan diagnosa yang muncul :
1. Gangguan Persepsi Sensori
2. Gangguan Rasa Nyaman
3. Resiko Cedera
4. Gangguan Aktifitas
5. Gangguan Citra Diri
"NS. DIAGNOSIS"Gangguan Rasa Nyaman "
": " "
"(NANDA-I) " "
"DEFINITION: "Merasa kurang senang, atau lega, dn sempurna dalam dimensi "
" "fisik, psikospiritual,, lingkungan, dan sosial. "
"DEFINING "Ansietas "
"CHARACTERISTI"Menangis "
"CS "Gangguan pola tidur "
" "Takut "
" "Ketidakmampuan untuk relaks "
" "Iritabilitas "
" "Merintih "
" "Melaporkan merasa dingin "
" "Melaporkan merasa panas "
" "Melaporkan merasa nyaman "
" "Melaporkan gejala distres "
" "Melaporkan rasa lapar "
" "Melaporkan rasa gatal "
" "Melaporkan kurang puas dengan keadaan "
" "Melaporkan kurang senang dengan situasi tersebut "
" "Gelisah "
" "Berkeluh kesah "
"RELATED "Gejala terkait penyakit "
"FACTORS: "Sumber yang tidak adekuat (mis., dukungan finansial dan "
" "sosial) "
" "Kurang pengendalian lingkungan "
" "Kurang privasi "
" "Kurang kontrol situasional "
" "Stimulasi lingkungan yang menggangu "
" "Efek samping terkait terapi (mis., medikasi, radiasi) "
"ASS"Subjective data entry "Objective data entry "
"ESS"Biasanya pasien mengeluh "Mata pasien terlihat merah dan "
"MEN"penglihatan kabur saat melihat "berair "
"T "objek jauh, dekat, atau keduanya, " "
" "sakit kepala terutama di daerah " "
" "tengkuk atau dahi, cepat " "
" "mengantuk, mata terasa pedas dan " "
" "pegal pada bola mata. " "
"DIA"Client "Ns. Diagnosis (Specify): Gangguan Rasa Nyaman "
"GNO"Diagnosti" "
"SIS"c " "
" "Statement" "
" ": " "
" " "Related to: "
" " "Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait "
" " "penyakit "
"NS. DIAGNOSIS"Resiko Cedera "
": " "
"(NANDA-I) " "
"DEFINITION: "Beresiko mengalami cedera sebagai akibat kondisi lingkungan "
" "yang berinteraksi dengan sumber adaptif dan sumber defensif "
" "individu. "
"FAKTOR RESIKO"Eksternal "
" "Biologis (mis. Tingkat imunisani komunitas, mikroorganisme) "
" "Zat kimia (mis. Racun, polutan, obat, agens farmasi, "
" "alcohol, nikotin, pengawet, kosmetik, pewarna) "
" "Manusia (mis. Agens nosokimial, pola ketenagaan, atau factor"
" "kognitif, efektif dan psikomotor) "
" "Cara pemindahan atau transport "
" "Nutrisi (vitamin, jenis makanan) "
" "Fisik (mis. Desain, struktur, dan pengaturan komunitas, "
" "bangunan dan atau peralatan) "
" "Internal "
" "Profil darah yang abnormal (mis, leukositosi/leucopenia, "
" "gangguan factor koagulasi, trombositopenia, sel sabit, "
" "talasemia, penurunan hemoglobin) "
" "Disfungsi biokimia "
" "Usia perkembangan (fisiologis, psikososial) "
" "Disfungsi efektor "
" "Disfungsi imun-autoimun "
" "Disfungsi integratife "
" "Malnutrisi "
" "Fisik (mis, integritas kulit tidak utuh, gangguan mobilitas)"
" "Psikologis "
" "Disfungsi sensorik "
" "Hipoksia jaringan "
"RELATED "- "
"FACTORS: " "
"ASS"Subjective data entry "Objective data entry "
"ESS"Biasanya pasien mengeluh "Mata pasien terlihat merah dan "
"MEN"penglihatan kabur saat melihat "berair "
"T "objek jauh, dekat, atau keduanya, " "
" "sakit kepala terutama di daerah " "
" "tengkuk atau dahi, cepat " "
" "mengantuk, mata terasa pedas dan " "
" "pegal pada bola mata. " "
"DIA"Client "Ns. Diagnosis (Specify): Resiko Cedera "
"GNO"Diagnosti" "
"SIS"c " "
" "Statement" "
" ": " "
" " "Related to: "
" " "Resiko Cedera berhubungan dengan faktor resiko Internal "
" " "Disfungsi Sensorik "
"NS. DIAGNOSIS"Gangguan Citra Tubuh "
": " "
"(NANDA-I) " "
"DEFINITION: "Konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik individu "
"DEFINING "Perilaku mengenali tubuh individu "
"CHARACTERISTI"Perilaku menghindari tubuh individu "
"CS "Perilaku memantau tubuh individu "
" "Respons non verbal terhadap perubahan actual pada tubuh "
" "(mis., penampilan, struktur, fungsi) "
" "Respons non verbal terhadap persepsi perubahan pada tubuh "
" "(mis., penampilan, struktur, fungsi) "
" "Mengungkapkan perasaan yang mencerminkan perubahan pandangan"
" "tentang tubuh individu (mis., penampilan, struktur, fungsi) "
" "Mengungkapkan persepsi yang mencerminkan perubahan pandangan"
" "tentang tubuh individu dalam penampilan "
"RELATED "Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Penyakit "
"FACTORS: " "
"ASS"Subjective data entry "Objective data entry "
"ESS"Biasanya pasien mengeluh "Mata pasien terlihat merah dan "
"MEN"penglihatan kabur saat melihat "berair "
"T "objek jauh, dekat, atau keduanya, " "
" "sakit kepala terutama di daerah " "
" "tengkuk atau dahi, cepat " "
" "mengantuk, mata terasa pedas dan " "
" "pegal pada bola mata. " "
" "Biasanya pasien merasa malu dan " "
" "tidak nyaman jika disarankan untuk" "
" "memakai kacamata untuk membantu " "
" "gangguan refraksi yang dialami. " "
"DIA"Client "Ns. Diagnosis (Specify): "
"GNO"Diagnosti"Gangguan Citra Tubuh "
"SIS"c " "
" "Statement" "
" ": " "
" " "Related to: "
" " "Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan Penyakit "
III. INTERVENSI
Inisial Pasien :
Tanggal :
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Rasa Nyaman, Resiko Cedera &
Gangguan Citra Tubuh
"NIC "NOC "
"INTERVENSI "AKTIVITAS "OUTCOME "INDICATOR "
"Perawatan Mata "Monitor kemerahan, eksudat "Faktor Resiko "Ketidaktahuan faktor resiko "
" "atau ulserasi " "(4) "
"Definisi : Pencegahn "Monitor reflek kornea " "Monitor faktor resiko "
"atau menimalkan dari "Lindungi mata yang sesuai " "lingkungan (4) "
"ancaman atau "Beri lubrikasi bila air mata " "menghindari paparan ancaman "
"kerusakan penglihata "kurang " "kesehatan (4) "
" "Tutup kelopak mata " "Mengenal gejala gangguan (4) "
" "Dinginkan mata " "Dapat mengidentifikasi "
" "Memberikan healt education "Adaptasi Cacat Fisik"potensial bahaya dalam "
" "tentang hygene atau " "lingkungan (4) "
" "kebersihan diri " "kemampuan untuk menyesuaikan "
" "Mengajarkan tentang perawatan" "diri dengan kecacatan (5) "
" "diri " "mengubah gaya hidup untuk "
" "Membantu klien untuk " "mengakomodasi kecacatan (4) "
" "mengungkapkan perasaan " "mengidentifikasi rencana "
" "cemasnya. " "untuk aktifitas sehari-hari "
" "Menjelaskan pada klien "Citra Tubuh "(4) "
" "tentang kegiatan yang akan " "dapat berkompensasi terhadap "
" "dilakukan serta libatkan " "perubahan yang terjadi "
" "klien dalam proses " "gambar internal diri (4) "
" "pengobatan. " "fungsi statis dengan "
" "Jelaskan tentang kemungkinan " "penampilan tubuh (4) "
" "yang terjadi akibat penurunan" "Penerapan perubahan fungsi "
" "ketajaman penglihatan " "tubuh (5) "
" "Beritahu klien agar lebih " " "
" "hati-hati dalam melakukan " " "
" "aktifitas " " "
" "Gunakan kacamata " " "
" "koreksi/pertahankan " " "
" "perlindungan mata sesuai " " "
" "indikasi untuk menghindari " " "
" "cedera " " "
" "Gunakan bimbingan terdahulu " " "
" "untuk mempersiapkan pasien " " "
" "terhadap perubahan body image" " "
" "yang dapat diramalkan " " "
" "Bantu pasien mendiskusikan " " "
" "perubahan yang disebabkan " " "
" "oleh penyakit atau pembedahan" " "
"Peningkatan Body "dengan tepat " " "
"Image "Tentukan apakah perubahan " " "
"Definisi : "fisik yang baru telah " " "
"Perbaikan persepsi "tergabung kedalam body image " " "
"pasien yang disadari "pasien. " " "
"dan tidak disadari "Bantu pasien untuk memisahkan" " "
"dan sikapnya terhadap"penampilan fisik dari " " "
"tubuhnya "perasaan terhadap nilai " " "
" "seseorang dengan tepat " " "
" "Bantu pasien mengidentifikasi" " "
" "tindakan yang akan " " "
" "meningkatkan penampilan " " "
-----------------------
Otot akomodasi lemah
Indeks bias media optic berkurang
Indeks bias media optic meningkat
sumbu mata lebih panjang
Sumbu mata lebih pendek
Lensa mengeras
Perubahan lengkung kornea
Berkas cahaya masuk pada berbagai bidang
Sinar sejajar dibias dibelakang retina
Sinar sejajar dibias didepan retina
Kehilangan elastisitas untuk menjadi cembung
Sinar masuk dibiaskan pada tempat yang berbeda
Kabur melihat jauh
Kabur melihat dekat
Perubahan sensori perseptual (visual)
diplopia
Resiko Cedera
Gangguan Aktifitas
Usaha pemfokusan pandang
Pusing, Mata berair, terasa perih dan pegal, Cepat mengantuk
Gangguan Rasa Nyaman
meningkatnya umur
Keturunan Kelainan kornea
MIOPIA
ASTIGMATISMUS
PRESBIOPIA
HIPERMETROPIA
AFAKIA