Gejala dan Karakteristik Penyakit Malaria
Abstrak: Ind Indone onesia sia mer merupa upakan kan Neg Negara ara yan yang g ter terlet letak ak di dae daerah rah tro tropis pis,, yan yang g meny menyebab ebabkan kan
banyak parasit dapat berkembang biak di tempat yang lembab. Sehingga, dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit infeksi akibat parasit itu sendiri. Salah satunya adalah Plasmodium adalah Plasmodium yang yang menyebabkan penyakit Malaria. Plasmodium ditularkan ke manusia melalui perantara nyamuk Anopheles yang Anopheles yang menggigit manusia. Malaria menjadi salah satu penyebab kematian pada anak dan orang dewasa. Penyebarannya terutama di luar Jawa dan Bali, banyak kasus terjadi di daerah imur im ur Indone Indonesia. sia. Merupakan penyakit infeksi akut atau kronis, ditandai dengan gejala demam, menggigil, berkeringat, lemah, anemia, dan hepatosplenomegali. !ata !un"i # Plasmodium # Plasmodium,, nyamuk Anopheles nyamuk Anopheles,, Malaria Abstract:: Indonesia Abstract
is a country located in the tropics area, which led to many parasites can
breed in damp areas. Thus, it can cause various types of infections due to parasitic itself. One is Plasmodium that cause malaria. Plasmodium transmitted to humans through the bite of Anopheles mosquito. Malaria is one of the causes of death in children and adults. pread especially outside !ava and "ali, many cases occurred in eastern Indonesia region. An acute infection or chronic disease, characteri#ed by fever, chills, sweating, wea$ness, anemia, and hepatosplenomegaly. %eywords& Plasmodium, Anopheles mosquito, malaria. Pendahuluan
Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan proto$oa genus plasmodium dan hidup intrasel yang dapat bersifat akut atau kronik. %enus Plasmodium %enus Plasmodium terdiri terdiri atas empat spesies, yaitu Plasmodium viva' menimbu menimbulka lkan n malari malariaa tertia tertian n benign benignaa atau atau malari malariaa &i&a'. &i&a'. Plasmodium falciparum, falciparum, menimb menimbulk ulkan an malari malariaa tertia tertian n malign malignaa atau atau malari malariaa tropik tropika, a, malari malariaa pemisi pemisiosa osa,, malaria malaria fal"iparum fal"iparum atau malaria malaria esti&o(aut esti&o(autumnal. umnal. Plasmodium Plasmodium malariae, malariae, menimbulkan menimbulkan malaria malaria 1
kuartana atau malaria malariae. Serta Plasmodium ovale yang menimbulkan malaria o&ale atau malaria benigna o&ale.) iap tahun ada sekitar )** juta kasus malaria di seluruh dunia. !asus ini kerap kali dtemukan di +frika, sebagian besar +sia, dan sebagian besar benua +merika. i Indonesia, ada beberapa pro&insi yang sudah terbebas dari malaria, namun masih ada juga pro&insi(pro&insi yang merupakan daerah endemis tinggi malaria -/ penderita malaria per )*** penduduk0. Pro&insi yang termasuk ke dalam daerah endemis tinggi malaria adalah Papua Barat, Papua, N, Maluku, Maluku 1tara, dan Sumatera 1tara.2 alam makalah tinjauan pustaka ini, penulis akan membahas kaitan infeksi malaria dalam anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, working dan differential diagnosis, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, prognosis, komplikasi dan pen"egahan untuk konsep pemahaman dalam menegakkan diagnosis penyakit yang disebabkan infeksi parasit Plasmodium tersebut. Pembahasan Anamnesis
Merupakan suatu bentuk wawan"ara antara dokter dan pasien3keluarganya3orang yang mempunyai hubungan dekat dengan pasien dengan memperhatikan petunjuk(petunjuk &erbal dan non(&erbal mengenai riwayat penyakit pasien). ujuan dari anamnesis adalah mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan. Informasi yang dimaksud adalah data medis organobiologis, psikososial, dan lingkungan pasien, selain itu juga tujuan yang tidak kalah penting adalah membina hubungan dokter pasien yuang profesional dan optimal. ata anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting, yaitu sebagai berikut)#
Identitas pasien
4iwayat penyakit sekarang
4iwayat penyakit dahulu
4iwayat kesehatan keluarga
4iwayat pribadi, sosial(ekonomi(budaya erdapat dua jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni +utoanamnesis dan
+lloanamnesis. Meskipun demikian dalam praktiknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada pasien yang tidak sadar dan pada pasien anak(anak yang terlihat sangat lemah
2
atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan maka perlu orang lain untuk men"eritakan permasalahnnya. +namnesis yang didapat dari informasi orang lain ini disebut +lloanamnesis. 2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu "ara untuk mengetahui gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, menambah informasi, menyangkal data yang diperoleh dari riwayat pasien, mengindentifikasi masalah pasien, menilai perubahan satatus pasien, dan menge&aluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. alam melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu dipahami, diantaranya #2 ). Inspeksi Inspeksi merupakan proses pengamatan atau obser&asi untuk mendeteksi masalah kesehatan pasien. 5ara efektif melakukan inspeksi adalah sebagai berikut # a. +tur posisi pasien sehingga bagian tubuhnya dapat diamati se"ara setail b. Berikan pen"ahayaan yang "ukup ". 6akukan inspeksi pada area tubuh tertentu untuk ukuran, bentuk, warna, keimetrisan, posisi, dan abnormalitasnya d. Bandingkan suatu area sisi tubuh dengan bagian tubuh lainnya e. Jangan melakukan inspeksi se"ara terburu 7 buru 2. Palpasi Palpasi merupakan pemeriksaan dengan indra peraba, yaitu tangan, untuk menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan, tekstur, dan mobilitas. Palpasi membutuhkan kelembutan dan sensi&itas. 1ntuk itu, hendaknya menggunakan permukaan palmar jari, yang dapat digunakan utuk mengkaji posisi, tekstur, konsistensi, bentuk massa, dan pulsasi. Pada telapak tangan dan permukan ulnar tangan lebih sensiti&e pada getaran. Sedangkan untuk mengkaji temperature, hendaknya menggunakan bagian belakang tangan dan jari. 8. Perkusi Perkusi merupakan pemeriksaan dengan melakukan pengetukan yang menggunakan ujung 7 ujung jari pada bagian tubuh untuk mengetahui ukuran, batasan, konsistensi organ 7 organ tubuh, dan menentukan adanya "airan dalam rongga tubuh. +da dua "ara dalam perkusi yaitu "ara langsung dan "ara tidak langsung. 5ara langsung dilakukan 3
dengan mengetuk se"ara langsung menggunakan satu atau dua jari. Sedangkan "ara tidak langsung dilakukan dengan menempatkan jari tengah diatas permukaan tubuh dan jari tangan lain, telapak tidak pada permukaan kulit. Setelah mengetuk, jari tangan ditarik ke belakang. 9. +uskultasi +uskultasi merupakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh melalui stetoskop. Pada pemeriksaan fisik, pemeriksaan tanda(tanda &ital selalu dijalankan pertama kali untuk mendapatkan suhu badan pasien, tekanan darah dan frekuensi pernafasan serta bilangan denyut nadi.2 alam kasus ini, pasien ini diduga menderita malaria, di dukung pula karena pasien sempat berpergian ke Monokuari 2 minggu yang lalu, dimana Monokuari merupakan daerah endemik yang tinggi penyebab malaria. iperoleh dari pemeriksaan fisik tanda(tanda &ital yaitu# •
!esadaran # komposmentis
•
!esadaran umum # sakit sedang
•
S: 8;./*5, 44: );'3menit, <4: ;='3menit -teraba kuat0, :)2*3;*mm
•
Inspeksi # !ulit biasa normal
•
Sklera # ikterik
•
+bdomen # ( hepar teraba, 2 jari dibawah ar"us "ostae (
•
6ien teraba, garis s"huffner 2(8
Belum pemeriksaan penunjang
Setelah itu diperlukan adanya inspeksi pada kulit, ada tidaknya konjungti&a dan telapak tangan yang tampak pu"at. Pada malaria yang khas dalam pemeriksaan fisik adalah ketika palpasi ditemukannya pembesaran limpa -splenomegali0 dan pembesaran hati -hepatomegali0. Pemeriksaan Penunjang
). Pemeriksaan dengan mikroskop.),2 Pemeriksaan sediaan darah -S0 tebal dan tipis di Puskesmas36apangan3rumah sakit untuk menentukan# •
+da tidaknya parasit malaria -positif atau negatif0.
•
Spesies dan stadium plasmodium 4
•
!epadatan parasit
1ntuk penderita tersangka malaria berat perlu memperhatikan hal(hal sebagai berikut# •
Bila pemeriksaan sediaan darah pertama negatif, perlu diperiksa ulang setiap = jam sampai 8 hari berturut(turut.
•
Bila hasil pemeriksaan sediaan darah tebal selama 8 hari berturut(turut tidak ditemukan parasit maka diagnosis malaria disingkirkan.
2. Pemeriksaan dengan tes diagnostik "epat -4apid iagnosti" est0 Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan metoda imunokromatografi, dalam bentuk dipstik es ini sangat bermanfaat pada unit gawat darurat, pada saat terjadi kejadian luar biasa dan di daerah terpen"il yang tidak tersedia fasilitas lab serta untuk sur&ey tertentu.
-Serum %lutami" >'aloa"eti" ransaminase0 ? S%P -erum (lutamic Piruvic Transaminase), alkali fosfatase, albumin3globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium, anaIisis gas darah ". @!% d. Aoto toraks e. +nalisis "airan serebrospinalis f. Biakan darah dan uji serologi g. 1rinalisis. Diagnosis kerja
alam kasus ini, pasien memiliki riwayat berpergian ke Monokuari sejak 2 mingggu yang lalu , dimana tempat tersebut merupakan salah satu daerah endemik untuk malaria. Selain itu dari gejala yang timbul, merupakan "iri khas yang mendukung diagnosis ke arah malaria. emam mempunyai 8 stadium, yaitu frigoris -menggigil0 yang berlangsung (2 jam, kemudian stadium a"me -pun"ak demam0 selama 2(9 jam, kemudian memasuki stadium sudoris dimana penderita banyak keringat. Pada malaria tertiana demam timbul setiap hari ketiga, sedangkan pada malaria tropika demam akan berjalan terus menerus.8
5
Berdasarkan gejala(gejala yang timbul maka diagnosa pada orang tersebut adalah Malaria falsifarum atau tropika atau tersiana maligna dan dapat mendukung diagnosis jika terdeteksi adanya hepatosplenomegali. Namun untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis dalam kasus malaria diperlukan pemeriksaan penunjang.terdeteksi adanya hepatosplenomegali. Namun untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis dalam kasus malaria diperlukan pemeriksaan penunjang. Diagnosis banding
iagnosis banding la$im juga disebut diagnosis differential, disingkat 3. Pengertian tentang diagnosis itu sendiri. Seperti disebut di depan, diagnosis pada awalnya adalah suatu hipotesis -persangkaan intelektual0 yang perlu dibuktikkan kebenarannya. Pada praktiknya, dalam langkah demi langkah berpikir, seorang dokter, setelah mendapatkan data klinik yang "ukup, akan mendapatkan beberapa kemungkinan data klinik yang "ukup, akan mendapatkan beberapa kemungkinan penyakit yang sesuai dengan data klinik tersebut, dipilihlah satu kemungkinan tersebut, dipilihlah satu kemungkinan terbesar. !emungkinan terbesar disebut diagnosis kerja, sedang yang lain diberi istilah diagnosis banding. Jadi, sebenarnya diagnosis banding dirumuskan lebih dulu, baru kemudian dirumuskan diagnosis kerja.8,9 emam merupakan salah satu gejala malaria yang menonjol, yang juga dijumpai pada hampir semua penyakit infeksi seperti infeksi &irus pada sistem respiratorius, influen$a, bruselosis, demam tifoid, demam dengue, dan infeksi bakterial lainnya seperti pneumonia, infeksi saluran ken"ing, dan tuberkulosis. Pada daerah hiperendemik sering dijumpai penderita dengan imunitas yang tinggi sehingga penderita dengan infeksi malaria tetapi tidak menunjukkan gejala klinis malaria. Manifestasi klinis malaria sangat ber&ariasi dari gejala yang ringan sampai berat. Malaria tanpa komplikasi atau masih dalam tahap ringan harus dapat dibedakan dengan penyakit infeksi lain, yaitu# a. emam tifoid emam lebih dari C hari ditambah keluhan sakit kepala, sakit perut -diare3 obstipasi0, lidah yang berselaput -kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta tremor0, bradikardi relati&e -peningkatan suhu )*5 tidak diikuti peningkatan denyut nadi ; kali per menit0, leukopenia, batuk, epistaksis, dan gangguan mental. b.
emam tinggi terus menerus selama 2(C hari, disertai keluhan sakit kepala, nyeri tulang, nyeri ulu hati, sering muntah. ". 6eptospirosis emam tinggi, nyeri kepala, myalgia, nyeri perut, mual, muntah, konjungti&a merah, dan nyeri pada betis yang men"olok. d. 5hikunguya emam tinggi, saki tperut, mual, muntah, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, serta bintik(bintik merah terutama di badan dan tangan, meski gejalanya mirip dengan demam berdarah dengue, pada "hikungunya tidak terjadi perdarahan hebat, renjatan -sho"k0 maupun kematian.9 Pada skenario yang dibahas, pasien di duga menderita malaria dengan diagnosis bandingnya adalah B, demam Typhoid, "hikunguya, dan leptospirosis karena pasien mengalami demam tinggi yang naik turun sampai menggigil dan berkeringat, disertai sakit kepala dan mual. Gejala Klinis
%ejala klinis yang khas dari malaria adalah demam periodik yang berkaitan dengan pe"ahnya ski$on matang. Pada malaria tertiana dan malaria o&ale, karena pematangan ski$on tiap 9; jam,, maka periodisitas demamnya setiap hari ke(8. Sedangkan untuk malaria kuartana, karena pematangan ski$on terjadi setiap C2 jam, maka periodisitas demamnya setiap hari ke(9. Pada malaria tropika, karena pematangan ski$on ber&ariasi antara 29(9; jam, maka demam terjadi setiap hari.8,9 Pada malaria, juga terdapat demam yang khas yaitu demam yang terdiri dari 8 stadium. Pertama adalah menggigil selama )/ menit sampai ) jam. !emudian diikuti dengan pun"ak demam yang terjadi selama 2(= jam. erakhir fase ketiga adalah berkeringat selama 2(9 jam. emam mereda se"ara bertahap karena tubuh mampu beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan adanya respon imun. Selain demam, gejala lainnya yang sering terjadi adalah splenomegali, ikterus, dan anemia. Manifestasi umum malaria •
Masa inkubasi # Masa inkubasi ber&ariasi pada setiap plasmodium. P. &i&a' sub 7 spesies apa. &i&a' multinu"leatum -5heson strain0, sering di jumpai di 5ina 7 tengah, mempunyai masa 7
inkubasi lebih panjang, 8)2 7 828 hari dan sering relaps setelah infeksi primer. masa inkubasi pada inokulasi darah lebih pendek daripada infeksi sporo$oit. Suntikan subkutan memberikan masa inkubasi lebih panjang dibandingkan intra 7 mus"ular dan masa inkubasi pada suntikan inter&ena paling pendek. pada strain di daerah dingin inkubasi lebih panjang. inkubasi terpendek pernah di laporkan di +frika, yaitu 8 hari.),9 •
!eluhan 7 keluhan prodromal # !eluhan prodomal dapat terjadi sebelum terjadinya demam. keluhan antara lesu, malaise, sakit kepala, sakit tulang belakang -punggung0, nyeri pada tulang atau otot, anoreksia, perut tak enak, diare ringan, dan kadang 7 kadang merasa dingin punggung. keluhan prodomal sering terjadi pada P. &i&a' dan o&ale, sedang pada P. fal"iparum dan malariae keluhan prodomal tidaj jelas bahkan gejala dapat mendadak.
•
%ejala 7 gejala umum # %ejala klasik berupa Drias malariaE se"ara berurutan a. Periode dingin # mulai menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau saraung dan saat menggigil seluruh tubuh sering bergetar dan gig saling terantuk, pu"at sampai sinosis seperti orang kedinginan. priode ini berlangsung )/ menit samapai ) jam diikuti dengan meningkatnya temperatur. b. Periode panas # muka merah, kulit panas dan kering, nadi "epat, dan panas tubuh tetap tinggi, dapat sampai 9*o" atau lebih, penderita membuka selimutnya respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retro 7 orbital, muntah 7 muntah dapat terjadi syok -tekanan darah turun0, dapat delirium sampai terjadi kejang -anak0. periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat. ". Periode berkeringat # penderita berkeringat, mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperature turun, penderita merasa kelelahan dan sering tertidur. jika penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa. rias malaria se"ara keseluruhan dapat berlangsung = ()* jam, lebih sering terjadi pada infeksi P. &i&a'. pada P. fal"iparum menggigil dapat berlangsung berat atau tidak ada. periode tidak 8
panas berlangsung )2jam pada P. fal"iparum, 8= jam pada P. &i&a' dan o&ale, =* jam pada P. malariae.9 Penatalaksanaan
). Jenis >bat1ntukPengobatan Malaria -Protokol0 Pengobatan penyakit malaria tidak selalu mudah, apalagi jika penyakit yang diderita sudah semakin memberat. !lorokuinfosfat -+ralen0 adalah obat piliha nuntuk semua parasit malaria ke"uali untuk strain Plasmodium klorokuin. Meskipun hamper semua strain P. malariae rentan terhadap klorokuin, P. fal"iparum, P. &i&a', dan bahkan beberapa strain P. o&ale telah dilaporkan resisten terhadap klorokuin./ >bat anti(malaria dapat diresepkan untuk orang(orang bepergian ke daerah dimana penyakit malaria banyakditemukan.
harus mengambi l
salah satu obat berikut #
mefloFuine, do'y"y"line, klorokuin, hydro'y"hloroFuine, atau Malarone./ Malaria, khususnya malaria falsiparum, adalah suatu keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan di rumahsakit. Pengobatan malaria dengan obat klorokuin adalah obat anti(malaria yang sering digunakan, tetapi kini dinaatau kina, atau kombina sipirimetamin dan sulfa doksin, dapat diberikan jika infeksi resisten terhadap klorokuin. 2. Pen"egahan dengan melakukan edukasi berupa penyuluhan Menghindari3 mengurangi kontak3gigitan nyamuk. 5ara yang dapat digunakan#= a. Memasang kawat kasa pada jendela !awat kasa harus dipasang pada setiap lubang yang ada pada rumah. !esulitan biasanya pada pemasangan di pintu dimana biasanya diperlukan pintu ganda. Jumlah lubang pada kawat kasa yang dianggap optimal )9()= pe in"i -2,/"m0. Bahannya berma"am 7 ma"am mulai tembaga aluminium sampai plasti". b. Menggunakan kelambu !elambu merupakan alat yang telah digunakan sejak dahulu. Penggunaannya dewasa ini sudah jauh berkurang karena dianggap kurang praktis. Banyak penduduk menganggap bahwa penggunaannya menyebabkan perasaan panas lebih di ruang yang 9
telah penuh sesak. Jumlah lubang per "m kelabu sebaiknya =(; dengan diameter ),2 7 ),/ mm. ". Berbagai ma"am obat nyamuk yang beredar di masyarakat dari yang tidka mengandung bahan aktif sampai yang mengandung insektisida. !elemahan obat nyamuk adalah timbul iritasi pada orang yang senditif sehinggan dapat menimbulkan gangguan kesehatan. d. >bat nyamuk bakar e. >bat nyamuk gosok -repellant0 Minyak sereh dan minyak kayu putih telah lama digunakan di Indonesia, meskipun daya tolaknya berkisar antara )/(2* menit. Gang banyak digunakan adalah $at sintetik seperti indalon, dimetil ptalat, yang memeberikan daya lindung selama 2(9 jam. Beberapa $at baru sedang di"oba. Gang paling memberikan harapan adalah dietil toluamid dan dihidroaseton monoester dari senyawa karbosilik. @feknya menjadi lama bila kedua senyawa tersebut dikombinasikan. 4epellant bisa digunakan di badan, pakaian, dan kelambu. /,= Jenis repellant sedang dikembangkan dengan menggunakan prinsip obat nyamuk. Jenis ini beredar di Indonesia. Satu lempengan sebesar 8 ' 2 "m diisi dengan piretrium sintetik, pewangi, dan diwarnai biru. 6empeng ini ditempatkan di aras suatu pemanas listrik ke"il.= Etiologi
Malaria disebabkan oleh proto$oa dari genus Plasmodium, pada manusia Plasmodium terdiri dari 9 spesies,yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium viva', Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale. Plasmodium fal"iparum merupakan penyebab infeksi berat bahkan dapat menimbulkan kematian. !eempat spesies Plasmodium terdapat di Indonesia, yaitu P. falciparum yang menyebabkan malaria tropika, pernisiosa, dan fal"iparum. P. viva' yang dapat menyebabkan malaria tertiana, P. malariae yang menyebabkan malaria Fuartana dan P. ovale yang menyebabkan malaria o&ale. Bahkan pada tahun 2**9 dilaporkan adanya infeksi dari P. $nowlesi pada manusia, padahal seharusnya plasmodium ini menginfeksi kera. Seseorang dapat terinfeksi lebih dari satu jenis plasmodium yang dikenal sebagai infeksi "ampuran atau majemuk -mi'ed infection0. Pada umumnya, paling banyak dijumpai dua jenis plasmodium, yaitu "ampuran antara Plasmodium 10
falciparum dan Plasmodium viva' atau Plasmodium malariae. !adang(kadang dijumpai tiga jenis Plasmodium sekaligus, tapi kasus ini jarang sekali terjadi. Infeksi "ampuran biasanya terjadi di daerah didaerah dengan angka penularan tinggi.9 Daur hidup Plasmodium
alam daur hidupnya, Plasmodium mempunyai dua pejamu -hospes0 untuk siklus hidup, yaitu &ertebra -manusia0 dan nyamuk. Siklus aseksual terjadi pada nyamuk, sedangkan pada siklus aseksual terjadi di dalam manusia. Siklus aseksual di dalam hospes manusia dikenal sebgai s$i#ogoni, sedangkan siklus seksual yang membentuk sporo#oit di dalam nyamuk sebagai sporogoni. poro#oit yang aktif dapat ditularkan ke dalam tubuh manusia melalui ludah nyamuk, kemudian menempati jaringan parenkim hati dan tumbuh sebagai ski$on -stadium ekso(eritrosier atau pra(eritrosit0. Sebagian sporo$oit tidak tumbuh dan tetap tidur -dormant 0 yang disebut dengan hipno#oit. Plasmodium fal"iparum hanya terjadi satu kali stadium pra(eritrosier sedangkan spesies lain mempunyai hipno$oit sampai bertahun(tahun hingga suatu saat dapat aktif dan terjadilah relaps. Sel hati yang berisi parasit akan pe"ah dan erjadilah mero$oit. Mero$oit akan masuk ke dalam pembuluh darah, dan menghampiri eritrosit -stadium eritrosier0, tampak sebagai kromatin ke"il yang dikelilingi oleh sedikit sitoplasma yang mempunyai bentuk "in"in, disebut trofo$oit. rofo$oit membentuk ski$on muda, dan setelah matang, membelah kembali menjadi mero$oit. Setelah proses pembelahan ini, eritrosit akan han"ur, mero$oit, pigmen dan sel sisa akan keluar dan berada di dalam plasma. Parasit akan difagositosis oleh 4@S -4eti"uloendotelial System0, plasmodium yang dapat menghindar akan masuk kembali ke dalam eritrosit lain untuk mengulangi stadium ski$ogoni. Beberapa mero$oit tidak membentuk ski$on tetapi memulai dengan bagian gametogoni, yaitu membentuk mikro dan makrogametosit -stadium seksual0. Siklus itu disebut dengan masa tunas intrinsik. alam tubuh nyamuk, parasite berkembang se"ara seksual -sporogoni0. Sporogoni memerlukan waktu ;()2 hari. alam lambung nyamuk, makrogametosit dan mikrogametosit berkembang menjad makro dan mikro gamet yang akan membentuk $igot yang disebut ookinet. >okinet menembus dinding lambung nyamuk, membentuk ookista yang membentuk banyak sporo$oit. !emudian, sporo$oit dilepaskan dan masuk ke dalam kelenjar liur nyamuk yang berfungsi untuk menyedot darah yaitu proboscis. 11
Siklus tersebut disebut masa tunas ekstrinsik. Se"ara umum, pada dasarnya setiap orang dapat terkena malaria, walaupun terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, yaituH -)0 ras atau suku bangsa. i +frika, jika pre&alensi hemoglobin S -
Plasmodium &i&a' menyebabkan malaria &i&aks atau malaria tersiana. P. &i&a' ditemukan banyak di daerah subtropis, seperti !or(Sel, 5ina, Mediterania imur, urki, beberapa negara @ropa pada saat musim panas, +merika Selatan dan 1tara. ia daerah tropik dapat ditemukan di +sia imur dan Selatan, Indonesia, Ailipina, serta wilayah Pasifik -Papua Nugini0 , !epualauan Solomon, dan anuatu.
P. malariae atau malaria kuartana akan menimbulkan
demam berulang setiap hari keempat. Penyakit ini dapat ditemukan didaerah tropik, tetapi frekuensinya "enderung rendah. i +frika terutama ditemukan di bagian barat dan utara, sedangkan Indonesia dilaporkan di Papua Barat, N, imor 6este, dan Sumatera Selatan. Namun, frekuensi malaria malariae di Indonesia sangat rendah hingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat. P. >&ale terdapat di daerah tropik +frika bagian Barat, Pasifik Barat, dan beberapa bagian lain dunia. i Indonesia parasit ini terdapat di pulau >wi sebelah Selatan Biak di Irian Jaya dan di Pulau imor. Malaria o&ale di Indonesia tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena frekuensinya sangat rendah dan dapat sembuh dengan sendirinya. P. fal"iparum menyebabkan malaria tropika atau malaria tersiana maligna. itemukan di daerah tropik, terutama +frika dan +sia enggara. i Indonesia parasit ini tersebar di seluruh kepulauan. iantara spesies lain, P. fal"iparum adalah spesies yang paling berbahaya karena penyakit yang ditimbulkan bisa menjadi berat Patogenesis 12
Selama ski$ogoni, sirkulasi perifer menerima pigmen malaria dan produk samping parasite, seperti membran da nisi sel(sel eritrosit. Pigmen malaria tidak toksik, tetapi menyebabkan tubuh mengeluarkan produk(produk asing dan respon fagosit yang intensif. Makrofag dalam sistem retikulo endothelial dan dalam sirkulasi menangkap pigmen dan menyebabkan warna agak kelabu pada sebagian besar jaringan dan organ tubuh. Pirogen dan ra"un lain yang masuk ke sirkulasi saat ski$ogoni diduga bertanggung jawab mengaktifkan kinin &asoaktif dan kaskade pembekuan darah. Patogenesis malaria menekankan pada terjadinya oeningkatan permeabilitas pembuluh darah pada koagulasi intra&as"ular. Ski$ogoni menyebabkan kerusakan eritrosit sehingga dapat menimbulkan anemia. Beratnya anemia yang tidak sebanding dengan parasitemia menunjukan adanya kelainan eritrosit selain yang mengandung parasite. Pada per"obaan dengan binatang dibuktikan adanya gangguan transportasi natrium sehingga keluar dari eritrosit yang mengandung parasite dan tanpa parasite malaria. iduga terdapat toksin malaria yang menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dan sebagian eritrosit pe"ah saat melalui limpa dan keluarlah parasite. Aaktor lain yang menyebabkan terjadinya anemia mungkin karena terbentuk antibody terhadap eritrosit. Suatu bentuk anemia hemolitik pada malaria adalah bla"k water fe&er yang merupakan bentuk malaria berat yang disebabkan oleh Plasmodium fal"iparum. !eadaan tersebut ditandai dengan adanya hemolisis intra&as"ular berat, hemoglobinuria, kegagalan ginjal mendadak akibat nekrosis tubulus disertai angka kematian yang tinggi.C,; 6impa membesar, mengalami pembendungan dan pigmentasi sehingga mudah pe"ah. alam limpa, dijumpai banyak parasite dalam makrofag dan sering terjadi fagositosis, baik pada eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi hyperplasia retikulum disertai peningkatan makrofag. Pada sindrom pembesaran limpa di daerah tropis atau penyakit pembesaran limpa pada malaria kronis biasanya dijumpai bersama dengan peningkatan IgM. Peningkatan antibody terhadap malaria ini mungkin menimbulkan respons immunologi yang tidak la$im pada malaria kronis. Pada malaria juga terjadi pembesaran hepar. Sel kupffer seperti sel dalam sistem retikulo endothelial terlibat dalam respons fagositosis. Sebagai akibatnya hati menjadi berwarna ke"oklatan agak kelabu atau kehitaman. Pada malaria kronis terjadi infiltrasi difus oleh sel mononukleus di periportal yang meningkat sejalan dengan berulangnya serangan
13
malaria.
sel mononukleus merupakan bagian dari sindrom
pembesaran hati di daerah tropis, nekrosis sentrilobular dapat menyebabkan sho"k.; >rgan yang sering diserang olehmalaria adalah otak dan ginjal. Pada malaria serebral, otak berwarna kelabu karena pigmen malaria, sering disertai edema dan hiperemis. Perdarahan berbentuk petekie tersebar pada substansia alba otak dan dapat menyebar sampai ke sumsum tulang belakang. Pada pemeriksaan mikroskopik, sebagian besar pembuluh darah ke"il dan menengah dapat terisi eritrosit yang telah mengandung parasite dan dapat dijumpai bekuan fibrin, dan terdapat reaksi selular pada ruang peri&as"ular yang luas. erserangnya pembuluh darah oleh malaria tidak terbatas pada otak tetapi dapat juga dijumpai pada jantung atau saluran "erna atau ditempat lain dari tubuh yang menimbulkan manifestasi klinis. Pada ginjal, selain terjadi pewarnaan oleh pigmen malaria juga dijumpai salah sattu atau dua proses patologis, yaitu nekrosis tubulus akut dan atau membrano proliferative glomerulonephritis. Nekrosis tubulus akut dapat terjadi bersama dengan hemolisis masif dan hemoglobinuria pada blac$ water fever , tetapi dapat juga terjadi tanpa hemolisis, sebagai akibat berkurangnya aliran darah karena hipo&olemia dan hiper&iskositas darah. Plasmodium fal"iparum menyebabkan nefritis sementara, sedangkan Plasmodium malariae dapat menyebabkan glomerulonephritis kronik dan sindrom nefrotik.; Patofisiologi
%ejala malaria timbul saat eritrosit yang mengandung parasite pe"ah. %ejala yang paling men"olok adalah demam yang diduga disebabkan oleh pirogen endogen, yaitu NA dan interleukin(). emam dapat menyebabkan &asodilatasi perifer akibat bahan &asoaktif yang diproduksi oleh parasite. Pembesaran limpa disebabkan oleh terjadinya peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi parasite, teraktifasinya sistem retikuloendotelial sistem untuk memfagositosis eritrosit yang terinfeksi parasite dan sisa eritrosit akibat hemolisis. Juga terjadi penurunan jumlah trombosit dan leukosit neutrophil. erjadinya kongesti pada organ lain meningkatkan resiko terjadinya rupture limpa.K +nemia terutama disebabkan oleh pe"ahnya eritrosit dan difagositosis oleh sistem retikuloendotelial.
!elainan patologik pembuluh darah kapiler pada malaria tropika disebabkan oleh sel darah merah yang terinfeksi menjadi kaku dan lengket, perjalanan dalam kapiler terganggu sehingga melekat pada endotel kapiler , karena terdapat penonjolan mebran eritrosit. Setelah terjadi penumpukan dan bahan pe"ahan sel, aliran kapiler terhambat dan timbul hipoksia jaringan, terjadi gangguan pada integritas kapiler dan dapat terjadi perembesan "airna bahkan perdarahan ke jaringan disekitarnya. 4angkaian kelainan patologis ini dapat menimbulkan manifestasi klinis sebagai malaria serebral, edema paru, gagal ginjal, dan malabsorpsi usus. Prognosis
Prognosis malaria &i&a' biasanya baik, tidak menyebabkan kematian. Bila tidak diberi pengobatan, serangan pertama dapat berlangsung 2 bulan atau lebih. 4ata(rata infeksi malaria &i&a' tanpa pengobatan berlangsung 8 tahun, tetapi pada beberapa kasus dapat berlangsung lebih lama, terutama karena relapsnya.C,K Penderita malaria fal"iparum berat prognosisnya buruk, sedangkan penderita malaria fal"iparum tanpa komplikasi prognosisnya "ukup baik bila dilakukan pengobatan dengan segera dan dilakukan obser&asi hasil pengobatan. Pada malaria berat perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu# ). Prognosis malaria berat tergantung pada ke"epatan dan ketepatan diagnosis serta pengobatan. 2. Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang dilaporkan pada anak(anak )/L, dewasa 2*L dan pada kehamilan meningkat sampai /*L. 8. Prognosis malaria berat dengan gangguan satu fungsi organ lebih baik daripada gangguan 2 atau lebih fungsi organ. 9. Mortalitas dengan gangguan 8 fungsi organ adalah /*L. /. Mortalitas dengan gangguan 9 atau lebih fungsi organ adalah C/L. =. +danya korelasi antara kepadatan parasit dengan mortalitas yaitu# a. !epadatan parasit )**.***36, maka mortalitas )L. b. !epadatan parasit )**.***36, maka mortalitas )L. ". !epadatan parasit /**.***36, maka mortalitas /L. Komplikasi
!omplikasi malaria umumnya disebabkan karena Plasmodium fal"iparum dan sering disebut perni"ious manifestations. Sering terjadi mendadak tanpa gejala(gejala sebelumnya, dan 15
sering terjadi pada penderita yang tidak imun seperti pada orang pendatang dan kehamilan. !omplikasi terjadi /()*L pada seluruh penderita malaria yang dirawat di 4S dan 2*L dari padanya merupakan kasus yang fatal. Penderita malaria dengan komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut <> didefinisikan sebagai infeksi Plasmodium fal"iparum dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut#
Malaria serebral -"oma0# tidak disebabkan penyakit lain atau lkebih dari 8* menit setelah serangan kejang
+"idemia3a"idosis# p< darah C,2/
+nemia berat
%agal ginjal akut
%angguan kesadaran ringan -%5S )/0
!elemahan otot -tidak bisa duduk ataupun berjalan0
Ikterik -bilirubin 8mg3dl0
Kesimpulan
Malaria
merupakan
penyakit infeksi
yang diakibatkan
oleh parasite bernama
Plasmodium. Parasite ini ditularkan ke manusia melalui gigitan &ektor berupa Nyamuk +nopheles. Jika tidak ditangani dengan baik maka prognosis yang terjadi akan memburuk dan dapat menjadi malaria berat. aftar Pustaka ). Supartondo, Setiyohadi B. Buku ajar ilmu penyakit dalam# +namnesis. @d./. ol.). Jakarta. Interna Publishing, 2**K.h. 2/(C. 2. aldiyono. Menuju seni ilmu kedokteran # bagaimana dokter berpikir dan bekerja. Jakarta# P %ramedia Pustaka 1tamaH2**=.h./)(=. 8.
16
9. Suhendro, Nainggolan 6, 5hen !, Pohan < . Buku +jar Ilmu Penyakit alam. @disi . Jakarta# Internal PublishingH 2**K.h.2C8(K. /. Syarif +, Ounilda S. Aarmakologi dan terapi# >bat malaria. @d./. Jakarta. %aya Baru, 2**C.h. //=(=K. =. Isselba"her, Braunwald, ilson, Martin, Aau"i, !asper.
17