Latar Belakang Gula darah terdiri dari glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa merupakan monosakarida yang paling dominan, sedangkan fruktosa akan meningkat pada diet buah yang banyak, dan galaktosa darah akan meningkat pada saat hamil dan laktasi. Pada laboratorium, pemeriksaan gula darah banyak dilakukan mengingat kepentingan diagnostic klinis yang luas dalam bidang kedokteran. Dalam keadaan siologis, kadar gula darah mempunyai variasi, namun tetap dalam batas-batas normal. Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dalam hati dan otot rangka. adar glukosa dipengaruhi oleh ! macam hormon yang dihasilkan oleh kelen"ar pankreas. #ormon-hormon itu adalah $ insulin, glukagon, dan somatostatin. Didalam darah terdapat %at glukosa, glukosa ini gunanya untuk dibakar agar mendapatkan kalori atau energi. &ebagian glukosa yang ada dalam darah adalah hasil penyerapan dari usus dan sebagian lagi dari hasil pemecahan simpanan energi dalam "aringan. Glukosa yang ada di usus bisa berasal dari glukosa yang kita makan atau bisa "uga hasil pemecahan %at tepung yang kita makan dari nasi, ubi, "agung, kentang, roti atau dari yang lain. Glukosa, Glukosa, fruktosa dan galaktosa masuk melalui dinding usus halus kedalam aliran darah. 'ruktosa 'ruktosa dan galaktosa akan diubah dalam tubuh men"adi glukosa. Glukosa Glukosa merupakan hasil akhir dari pencernaan dan diabsorbsi secara keseluruhan sebagai karbohidrat. adar glukosa dalam darah bervariasi dengan daya penyerapan, akan men"adi lebih tinggi setelah makan dan akan men"adi turun bila tidak ada makanan yang masuk selama beberapa "am. Glikogen dapat le(at dengan bebas keluar dan masuk ke dalam sel dimana glukosa dapat digunakan semata-mata sebagai sumber energi. Glukosa disimpan sebagai glikogen di dalam sel hati oleh insulin )suatu hormon yang disekresi oleh pankreas*. Glikogen akan diubah kembali men"adi glukosa oleh aksi dari glukogen )hormon lain yang disekresi oleh pankreas* dan adrenalin yaitu suatu hormon yang disekresi oleh kelen"ar adrenalin. Penurunan kadar glukosa darah )hipoglikemia* ter"adi akibat asupan makanan yang tidak adekuat atau darah terlalu banyak mengandung mengandu ng insulin. Peningkatan kadar glukosa darah )hiperglikemia* ter"adi "ika insulin yang beredar b eredar tidak mencukupi atau tidak dapat berfungsi dengan baik+ keadaan ini disebut diabetes mellitus.Diabetes mellitus )D* adalah sekumpulan ge"ala yang muncul pada seseorang yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal )hiperglikemik* akibat tubuh kekurangan insulin baik relatif maupun absolut atau kurang efektifnya insulin. Diabetes mellitus di ndonesia dikenal dengan penyakit gula atau kencing manis. Prevalensi diabetes mellitus )D* di dunia terus meningkat. Banyak metode yang dapat digunakan untuk pemeriksaan Diabetes ellitus, namun cara yang dian"urkan dan banyak digunakan adalah melalui cara
en%imatik Glukosa ksidase )GD*, karena metode ini dianggap mendekati hasil kadar glukosa. leh karena itu, dalam praktikum Patologi linik kali ini kami melakukan percobaan /"i Glukosa dengan metode GD-P0P untuk mendiagnosis adanya diabetes mellitus.
Prinsip etode GD-P0P1 2rinde Glukosa diukur kadarnya setelah dioksidasi secara en%imatis mengguunakan en%im GD atau glukosa oksidase. Peroksida )#33* yang terbentuk kemudian bereaksi dengan fenol dan 4-aminokuinon dengan katalis en%im peroksidase )PD* yang membentuk kuinonimin. ntensitas (arna yang terbentuk sebanding dengan kadar glukosa dalam sampel.
Landasan 2eori
P5B0#0&06 Pada praktikum kimia klinik pertemuan kedua adalah menentukan kadar glukosa pada darah denga metode god pap. #al ini dilakukan agar mahasis(a dapat menyiapkan pasien untuk pemeriksaan glukosa darah, kemudian mahasis(a dapat mengintrepresentasikan hasil laboratorium yang diperoleh menggunakan metode gd pap. etode Glukosa ksidase )GD P0P* adalah metode yang sangat spesik untuk pengukuran glukosa didalam serum atau plasma melalui reaksi dengan glukosa oksidase, asam glukonat serta dibentuk hydrogen peroksida. Pemeriksaan dengan metode GD P0P ini dian"urkan menggunakan plasma darah yang diambil langsung dari vena )pembuluh darah balik* disekitar lipatan siku. #al ini disebabkan metode GD P0P dinilai bersifat lebih spesik karena yang diukur hanya kadar glukosa. Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Pada reaksi kimia en%imatis yang ter"adi, glukosa oksidase)GD* mengoksidasi glukosa sehingga terbentuklah #33 yang dengan adanya peroksidase akan bereaksi dengan phenol dan aminoantipirin. ksidasi ini akan menghasilkan %at (arna yang intensitasnya sama dengan kadar glukosa. emudian intensitas (arna dibaca pada fotometer gelombang 748. Gula darah terdiri dari glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa merupakan monosakarida yang paling dominan, sedangkan fruktosa akan meningkat
pada diet buah yang banyak, dan galaktosa darah akan meningkat pada saat hamil dan laktasi. Pada laboratorium, pemeriksaan gula darah banyak dilakukan mengingat kepentingan diagnostic klinis yang luas dalam bidang kedokteran. Dalam keadaan siologis, kadar gula darah mempunyai variasi, namun tetap dalam batas-batas normal. Glukosa darah berasal dari glukoneogenesis dan glikogenolisis. &ebagian besar karbohidrat yang dicerna di dalam makanan akhirnya akan membentuk glukosa. arbohidrat di dalam makanan yang dicerna secara aktif mengandung residu glukosa, galaktosa, dan fruktosa yang akan dilepas di intestinum yang kemudian diangkut ke hati melalui vena porta hati. Galaktosa dan fruktosa dengan segera dikonfersi men"adi glukosa. Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dalam hati dan otot rangka. adar glukosa dipengaruhi oleh ! macam hormon yang dihasilkan oleh kelen"ar pankreas. #ormon-hormon itu adalah $ insulin, glukagon, dan somatostatin. Didalam darah terdapat %at glukosa, glukosa ini gunanya untuk dibakar agar mendapatkan kalori atau energi. &ebagian glukosa yang ada dalam darah adalah hasil penyerapan dari usus dan sebagian lagi dari hasil pemecahan simpanan energi dalam "aringan. Glukosa yang ada di usus bisa berasal dari glukosa yang kita makan atau bisa "uga hasil pemecahan %at tepung yang kita makan dari nasi, ubi, "agung, kentang, roti atau dari yang lain. Glukosa, fruktosa dan galaktosa masuk melalui dinding usus halus kedalam aliran darah. 'ruktosa dan galaktosa akan diubah dalam tubuh men"adi glukosa. Glukosa merupakan hasil akhir dari pencernaan dan diabsorbsi secara keseluruhan sebagai karbohidrat. adar glukosa dalam darah bervariasi dengan daya penyerapan, akan men"adi lebih tinggi setelah makan dan akan men"adi turun bila tidak ada makanan yang masuk selama beberapa "am. Glikogen dapat le(at dengan bebas keluar dan masuk ke dalam sel dimana glukosa dapat digunakan semata-mata sebagai sumber energi. Glukosa disimpan sebagai glikogen di dalam sel hati oleh insulin )suatu hormon yang disekresi oleh pankreas*. Glikogen akan diubah kembali men"adi glukosa oleh aksi dari glukogen )hormon lain yang disekresi oleh pankreas* dan adrenalin yaitu suatu hormon yang disekresi oleh kelen"ar adrenalin. Penurunan kadar glukosa darah )hipoglikemia* ter"adi akibat asupan makanan yang tidak adekuat atau darah terlalu banyak mengandung insulin. Peningkatan kadar glukosa darah )hiperglikemia* ter"adi "ika insulin yang beredar tidak mencukupi atau tidak dapat berfungsi dengan baik+ keadaan ini disebut diabetes mellitus.Diabetes mellitus )D* adalah sekumpulan ge"ala yang muncul pada seseorang yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal )hiperglikemik* akibat tubuh kekurangan insulin baik relatif maupun absolut atau kurang efektifnya insulin. Diabetes mellitus di ndonesia dikenal dengan penyakit gula atau kencing manis. Prevalensi diabetes mellitus )D* di dunia terus meningkat.
. Diabetes mellitus )D* adalah sekumpulan ge"ala yang muncul pada seseorang yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal )hiperglikemik* akibat tubuh kekurangan insulin baik relatif maupun absolut atau kurang efektifnya insulin. Diabetes mellitus di ndonesia dikenal dengan penyakit gula atau kencing manis. Prevalensi diabetes mellitus )D* di du nia terus meningkat. Di ndonesia diperkirakan ada 9-3: dari populasi, artinya 9 dari 78-988 orang adalah penderita diabetes mellitus )D*. "umlah tersebut diperkirakan mengalami peningkatan secara terus menerus. &edangkan di dunia, "umlah penderita diabetes mellitus akan meningkat dari 9;9 "uta "i(a pada tahun 3888 men"adi !<< "uta "i(a pada tahun 38!8. enurut =# pada tahun 388! diperkirakan "umlah penderita Diabetes di dunia telah mencapai 9;; "uta "i(a, dan di asia diperkirakan mencapai >? "uta "i(a. ndonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam "umlah terbesar penderita Diabetes ellitus di dunia. )&udoyo, 388?* Kondisi hiperglikemia yang terjadi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan perubahan fungsi dan biokimia, dan selanjutnya perubahan tersebut dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan inilah yang menimbulkan komplikasi (baik komplikasi mikrovaskuler maupun komplikasi makrovaskuler). Pemeriksaan glukosa darah merupakan salah satu parameter pemeriksaan untuk penyakit Diabetes MelitusBanyak metode yang dapat digunakan untuk pemeriksaan Diabetes ellitus, namun cara yang dian"urkan dan banyak digunakan adalah Metode enimatik karena pada pemeriksaan glukosa memberikan spesifitas maksimum untuk nilai glukosa. Metode enimatik yang sering digunakan adalah metode !"D#P$P*, karena metode ini dianggap mendekati hasil kadar glukosa. leh karena itu, dalam praktikum Patologi linik kali ini kami melakukan percobaan /"i Glukosa dengan metode GD-P0P untuk mendiagnosis adanya diabetes mellitus. etode GD-P0P itu sendiri merupakan suatu metode yang prinsipnya berdasarkan reaksi antara sisa hidrogen peroksida dengan aseptor oksigen seperti amonofena%on. &eperti yang kita ketahui, hidrogen peroksida adalah produk lain terbentuk dari hasil perombakan glukosa men"adi asam glukonat dengan katalisasi en%im glukosidase. #idrogen peroksida yang terbentuk adalah sebanding dengan glukosa yang men"adi prekursor a(alnya. emudian dengan menambahkan aseptor oksigen kedalam reaksinya, dalam hal ini aminofena%on, kadar glukosa dapat diukur dengan melihat reaksi yang ter"adi pada hidrogen peroksida yang dikatalisasi en%im peroksidase, pengamatan dibantu oleh indikator merah-violet pada pan"ang gelombang 748.
Metode GOD-PAP/ Trinder
!lukosa diukur kadarnya setelah dioksidasi se%ara enimatis mengguunakan enim !"D atau glukosa oksidase. Peroksida (&'"') yang terbentuk kemudian bereaksi dengan fenol dan #aminokuinon dengan katalis enim peroksidase (P"D) yang membentuk kuinonimin. ntensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar glukosa dalam sampel. !lukosa oksidase (!"D) adalah suatu enim spesifik *$D yang diperoleh dari jamur, karena dipakai untuk penafsiran glukosa. +emua aerobi% dehidrogenase yang diterangkan mengandung ' molekul glukosa nukleotida. Phenol $mino Peroksidase (P$P) mengandung antigen dan antibody dalam pathogen jaringan. Prinsip pengujian ini adalah dengan menembakkan panjang gelombang tertentu pada suatu senyawa. Karena %ahaya yang ditembakkan memiliki energi, hal ini akan membuat elektron dari senyawa akan tereksitasi ke orbital yang lebih tinggi. +etelah mengalami eksitasi, ele%tron dari senyawa akan kembali ke keadaan dasar. +alah satu yang berperan dalam pengujian ini adalah gugus kromofor yaitu gugus yang dapat menangkap panjang gelombang tertentu. !ugus kromofor pada senyawa ini adalah adanya ikatan rangkap terkonjugasi.
Parameter Glukosa
Baik
Sedang
Buruk
Puasa
-#-/
-#'0
1 '2
Darah Kapiler
-#
0#3/
1 -
$4
5 2.0
2.0 #
1
Darah (mg/dl)
(Perkeni, '--6).
0pabila kadar glukosa plasma atau serum se(aktu )kapan sa"a, tanpa mempertimbangkan makan terakhir* sebesar @ 388 mg1dl, kadar glukosa plasma1serum puasa yang mencapai A 93< mg1dl, dan glukosa plasma1serum 3 "am setelah makan )post prandial* @ 388 mg1dl biasanya men"adi indikasi ter"adinya diabetes mellitus. Diagnosis untuk kelainan metabolisme karbohidrat pada praktikum kali ini hanya, dilakukan dengan mengukurglukosa plasma pada keadaan puasa. &pecimen yang digunakan adalah darah vena, tetapi untuk bayi atau pasien yang venanya sukar ditusuk dapat digunakan darah kapiler. &esudah puasa satu malam nilai glukosa kapiler hanya 3-! ml1dl lebih tinggi daripada konsentrasi glukosa vena, tetapi sesudah makan nilai glukosa kapiler lebih tinggi 38-!8 mg1dl.
#al pertama yang harus dilakukan adalah dengan cara mempersiapkan segala alat dan bahan yang diperlukan untuk praktikum ini diantaranya yaitu sampel darah. Darah yang akan digunakan disimpan di dalam tabung darah khusus. Dalam pelaksanaannya harus dengan hati-hati agar darah tidak terkontaminasi oleh %at lain. &asil pemeriksaan laboratorium sangat tergantung pada persiapan yang dilakukan oleh penderita sehingga hasil yang diperiksa laboratorium mendekati nilai sesungguhnya (true value). Persiapan pasien meliputi faktor#faktor yang dapat mempengaruhi pemeriksaan, selain penyakitnya sendiri, yang meliputi 7 puasa, posisi pasien, persiapan tempat pengambilan sampel, variasi diurnal, aktivitas fisik dan obat#obatan. Pengambilan tidak di laksanakan di laboratorium (Musyaffa, '--)
8erbagai persiapan penderita yang perlu diberitahukan se%ara baik dan mendetail pada penderita antara lain 7 Persiapan Pasien +e%ara 9mum. .
Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen pada keadaan basal:dasar 7
9ntuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama #' jam sebelum diambil darah.
!lukosa Puasa, ;;! (;es ;oleransi !lukosa), !lukosa kurva harian, $sam 9rat, ' jam nsulin dan 4. Peptidae Puasa jam ;rigliserida, !astrin, $ldosteron, &omo%ystine, ?p (a), P;& nta%t Puasa ' jam $po $8 dan $po 8 Dianjurkan Puasa ' jam '.
Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul -3.-- > -/.--.
6.
Menghindari obat#obatan sebelum spesimen di ambil
9ntuk pemeriksaan dengan spesimen darah, tidak minum obat #' jam sebelum pengambilan spe%imen
9ntuk pemeriksaan dengan spesimen darah, tidak minum obat #' jam sebelum pengambilan darah
$pabila pemberian pengobatan tidak memungkinkan untuk di hentikan, harus di informasikan kepada petugas laboratorium
4ontoh 7 +ebelum pemeriksaan gula ' jam pp pasien minum obat antidiabetes. .
Menghindari aktifitasfisik:olahraga sebelum spesimen di ambil. $ktifitas fisik berlebihan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada komponen darah
dan spesimen lain, sehingga dapat mempengaruhi ke paramater yang akan diperiksa.
0.
Memperhatikan efek postur. 9ntuk menormalkan keseimbangan %airan tubuh dari pisisi berdiri ke pisisi duduk,
dianjurkan pasien duduk tenang sekurang#kurangnya 0 menit sebelum di ambil darah. 2.
Memperhatikan variasi diurnal ( perubahan kadar analit sepanjang hari) Pemeriksaan yang di pengaruhi variasi diurnal perlu di perhatikan waktu pengambilan
darahnya, antara lain pemeriksaan $4;&, renin dan aldosteron (Musyaffa, '--).
Dalam penentuan kadar glukosa ini dilakukan beberapa tahap, diantaranya yakni mempersiapkan larutan baku pembanding )standar* atau kita kenal sebagai larutan Blanko. Larutan blanko diambil dari reagen kit glukosa, dalam hal ini kami menggunakan .....&pinreact. Plasma darah yang telah terpisah kemudian diambil, dipreparasi untuk kemudian ditambahkan reagen yang mengandung en%im GD, aminofena%on dan indikator. &tandar dan blanko "uga disiapkan untuk perbandingan, standar terdiri dari larutan glukosa, sedangkan blankonya adalah reagen didalam nya. Preparat sampel disiapkan secara kuantitatif dengan menggunakan mikropipet dengan volume yang telah ditentukan, yaitu $ a.
&el terdiri dari
$ 988 CL sampel reagen ad 9888 CL
b.
Blanko terdiri dari
c.
&tandar terdiri dari $ 988 CL larutan standar reagen ad 9888 CL
$ reagen 9888 CL
Pada dasarnya ada banyak larutan baku standar yang bisa dipakai tergantung dari pabrikan, contohnya seperti merek pabrikan spinreact. 0dapun batasan nilai normal yakni dari skala <8-998 mg1dl atau !,!-<,98 mmol1l. Blanko dimasukkan kedalam tabung reaksi dengan menggunakan alat khusus yakni Elinipette. Elinipette yang digunakan "uga mempunyai variasi volume yang bereda-beda. Dalam praktikum ini kami menggunakan clinnipette yang mempunyai ukuran 98 Fl dan 9,8 Fl. Larutan blanko yang sudah dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian disimpan )inkubasi* selama 98 menit minimal pada suhu !;oE atau !8 menit dalam suhu ruangan )97-37 oE*. 2ahap selan"utnya yakni perlakuan pada sampel. &eperti halnya pada larutan blanko, sampel darah dimasukkan kedalam tabung reaksi menggunakan clinipette sebanyak 98 Fl kemudian masukkan reagen glukosa sebanyak 9,8 Fl setelah itu sample di inkubasi selama !8 menit. #asilnya sampel membentuk larutan ber(arna merah muda )pink*. &el yang sudah di inkubasi kemudian di u"i menggunakan &pektrofotometer untuk mengetahui
pan"ang gelombang )* dan absorban pada sampel. 6amun sebelumnya terlebih dahulu larutan balnko yang sudah di inkubasi diperiksa menggunakan alat ini. #al ini dilakukan agar sampel mempunyai nilai pembanding dengan balnko
Pengukuran sampel, blanko, dan standar dilakukan dengan instrumen spektrofotometer /H-His sebanyaka dua kali )duplo* pada pan"ang gelombang 74< nm sehingga nantinya akan didapatkan data berupa absorbansi sampel. #al yang harus diperhatikan disini adalah bah(a cara memegang kuvet, harus pada bagian kuvet yang buram, karena "ika dipegang pada bagian bening kuvetnya, maka dikha(atirkan akan mengganggu absorbansi disebabkan adanya protein yang mungkin tertinggal pada kuvet. &pektrofotometer/H-His terletak pada daerah ultra violet dan sinar tampak dengan rentang pan"ang gelombang dari !>8 nm sampai dengan ;>8 nm, atau 488 nm sampai dengan >88 nm. onsentrasi suatu senya(a dapat diukur pada pan"ang gelombang maksimum yang ditentukan dan memberikan hasil absorbansi tertentu "uga.Berdasarkan teori dasar, rentang 378I<88 nm merupakan transisi electron JKM, pan"ang gelombang digunakan 787 nm berarti pada larutan standard dan sampel percobaan molekul mengalami transisi electron JKM pada saat penyinaran. Berdasarkan teori dasar yang tercantum gugus yang mengalami transisi electron JKM ialah gugus karboksilat, yang terdapat pada sampel )serum* yaitu gugus karboksilat berasal dari hasil reaksi dasar oksidasi glukosa yang menghasilkan senya(a gugus fungsi asam karboksilat. Pengukuran dilakukan pada pan"ang gelombang maksimum 74< nm karena pada pan"ang gelombang ini, hasilnya akan terdeteksi, sesuai dengan teori, bah(a hasil yang ter"adi adalah (arna merah-violet. 2u"uan penetapan pan"ang gelombang maksimum yaitu untuk mengetahui pan"ang gelombang yang merupakan serapan terbesar, yaitu pada saat senya(a ber(arna yang terbentuk telah optimum, sehingga diperoleh kepekaan yang maksimum. &erapan dibaca pada pan"ang gelombang 788nm sesuai dengan pan"ang gelombang reagen GD-P0P. Parameter stabil yaitu "ika pada (aktu tertentu lerutan menun"ukkan ser apan yang bernilai sama berturut-turut. GD-P0P merupakan en%im yang memerlukan (aktu tertentu untuk bereaksi optimum, sehingga dibutuhkan (aktu inkubasi. Nika (aktu inkubasi kurang dari (aktu inkubasi optimum 1 operating time-nya, maka en%im tidak akan bereaksi sempurna. &edangkan apabila (aktu inkubasi lebih dari (aktu inkubasi optimum 1 operating time, maka senya(a yang terbentuk akan terdegradasi.#asil absorbansi yang telah diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam persamaan kurva standar dengan
sumbu O merupakan pan"ang gelombang, dan sumbu y merupakan absorbansi )0* sehingga dapat diperoleh kadar glukosanya. &ebelum melakukan pengukuran absorbansi serum sampel pada spektrofotometer, dilakukan pengukuran terlebih dahulu untuk baku. 2u"uan pengukuran baku ini untuk melihat apakah reagen yang dipakai murni atau tidak terkontaminasi oleh %at lain. emudian, dilakukan pengukuran terhadap larutan standar. onsentrasi larutan standar yang digunakan adalah sebesar 7.77 mmol1L atau 988 mg1dl. 0dapun batasan nilai normal konsentrasi glukosa standar yakni dari skala <8998 mg1dl atau !,!-<,98 mmol1l. Larutan standar berisi 8.89 ml standar dan 9 ml reagen )buer dan GD-P0P*. 0bsorbansi dapat diukur karena pada pengukuran glukosa metode GD Q P0P dihasilkan suatu derivat senya(a 4 Q )-p-ben%oRuinone-mono-imino* fena%on yang ber(arna merah violet. #asil absorbansi untuk larutan standar adalah sebesar 8.83?. 0dapun hasil absorbansi pada sampel yang diu"i oleh kelompok 9 nilainya bervariasi karena dilakukan secara duplo yakni 8.9;8 dan 8.9<3. Sata-rata nilai absorbansi sampel adalah 8.9<<. #asil absorbansi sampel yang diu"i oleh kelompok 3 adalah 8.387 dan 8.9>9 dengan nilai rata Q rata sebesar 8.9?!. Dan hasil absorbansi sampel yang diu"i oleh kelompok ! adalah 8.8<; dan 8.8;< dengan rata Q rata sebesar 8.8;97. &etelah dilakukan pemeriksaan nilai absorbansi terhadap sampel, maka selan"utnya dilakukan perhitungan pada sampel. #al ini dilakukan agar nilai glukosa dalam sampel dapat diketahui. Pan"ang gelombang sampel mempunyai nilai sebesar 74<,8 nm. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus, yakni$ Esampel T O Estandar aka nilai glukosa yang didapat pada sampel kelompok 9 adalah sebesar 7;3.44 mg1dl. &el yang diu"i oleh kelompok 3 memiliki konsentrasi glukosa sebesar <<7.73 mg1dl. &el yang diu"i oleh kelompok ! memiliki nilai konsentrasi glukosa sebesar 34<.77 mg1dl. &emua sampel yang diu"i memiliki nilai konsentrasi glukosa yang sangat tinggi dengan rentang 34<.77 mg1dl Q <<7.73 mg1dl. onsentrasi glukosa serum sampel "auh dari rentang batas normal nilai glukosa darah yakni ;8 Q 998 mg1dl. #al tersebut menandakan bah(a sampel menun"ukkan kondisi hiperglikemia karena nilai glukosa darah di atas 998 mg1dl. esalahan yang mungkin ter"adi pada pengukuran kadar glukosa darah dengan metode GD-P0P ini adalah pemipetan serum dan reagen yang
kurang benar, ketidakbersihan alat sehingga menyebabkan ter"adinya kontaminasi, serta (aktu dan suhu inkubasi yang kurang tepat.
adar glukosa darah pada orang normal di"aga tubuh agar tetap berada diantara ;8-938 mg1dL )4-; mmol1L* dengan men"aga keseimbangan antara produksi dan pemakaian glukosa. Dari hasil praktikum didapatkan kadar glukosa sampel yaitu ... mg1dl. 6amun keadaan ini belum dapat menegakan diagnosis sampel sebagai penderita diabetes mellitus. arena hasil dapat sa"a dipengaruhi oleh beberapa faktor inUuence seperti bat-obatan, dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah, 2rauma atau stress, dapat menyebabkan peningkatan kadar glikosa darah, erokok, dapat meningkatan kadar glukosa darah, 0ktitas yang berat sebelum u"i laboratorium, dapat menurunkan kadar glukosa darah. Penundaan pemeriksaan akan menurunkan kadar glukosa darah dalam sampel, hal ini dikarenakan adanya aktitas yang dilakukan sel darah. Penyimpanan sampel pada suhu kamar akan menyebabkan penurunanan kadar glukosa darah kurang lebih 9-3 : per "am. leh karena itu, untuk menegakan diagnosis diperlukan pemeriksaan lebih lan"ut yaitu tes toleransi glukosa oral atau tes glukosa puasa untuk memastikan keadaan pasien )sampel* yang sebenarnya untuk dapat dilakukan terapi yang tepat.
H. esimpulan 9. /ntuk pemeriksaan kadar glukosa dalam darah dilakukan persiapan terhadap pasien untuk menghindari kesalahan dalam pemeriksaan kadar glukosa darah 3. #asil pemeriksaan kadar glukosa darah sampel yang diu"i adalah 9!,<> mmol1liter atau 34<,77 mg1dL . #asil tersebut menun"ukkan bah(a kadar glukosa darah u"i berada di atas batas normal atau disebut hiperglikemia. adar glukosa normal se(aktu adalah V 9>8 mg1dL
D0'20S P/&200
Brunner W &uddarth. 9??;. epera(atan edikal Bedah 5disi > Hol. 3. 5GE. Nakarta Eyber 6urse. 388?. onsep Diabetes elitus. 2ersedia di http$11forum.ciremai.com1indeO.phpX optionTcomYcontentWvie(TarticleWidT;$konsep-diabetesmelitusWcatidT;$kepera(atan-medikal-bedahWtem idT38. ZDiakses tanggal 33 aret 389![. homsah. 388>. Penyakit Diabetes elitus )D*. 2ersedia di http$11(((.infopenyakit.com1388>18!1penyakit-diabetes-mellitus-dm.html ZDiakses tanggal 33 aret 389![. P%er. 3898. Diabetes elitus. 2ersedia di http$11(((. p%erpeduli.com1articleYdetail.aspOXidT3<. ZDiakses tanggal 33 aret 389![.
Sead more$ http$11laporanakhirpraktikum.blogspot.com1389!18<1(e.html\iO%%!N]0GB?5
http$11laporanakhirpraktikum.blogspot.com1389!18<1d.html