Hakikat karya ilmiah Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik. Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil pengetahuan/hasil penelitian. Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan. pengetahuan.
Ciri Karya Ilmiah: 1. Empiris: informasi yang disampaikan bersifat faktual yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan, kajian pustaka, penelitian. 2. Sistematis: adanya keteratur keteraturan, an, keterkaitan, dan ketergantungan ketergantun gan antarbagian 3. Objektif: bebas dari prasangkan perorangan/pribadi 4. Analitis: berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang lebih rinci. 5. Verifikatif: mengandung kebenaran kebenaran ilmiah yang dapat diuji
Macam-macam Karya Ilmiah: 1. Artikel ilmiah: karya tulis yang dirancang untuk dimuat di jurnal atau buku kumpulan artikel, ditulis dengan tatacara ilmiah, dan disesuai dengan konvensi ilmiah yang berlaku. Artikel dapat dipilah menjadi dua (a) artikel hasil penelitian, dan (b) artikel nonpenelitian. nonpenelitian. 2. Makalah ilmiah: karya tulis yang memuat hasil pemikiran tentang masalah, disusun secara sistematis dan runtut, dan disertai analisis yang logis dan objektif. Makalah dibedakan menjadi dua (a) makalah teknis, dan (b) makalah nonteknis 3. Laporan Penelitian: karya tulis yang berisi paparan proses dan hasil penelitian
Sikap ilmiah: Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertent tertentu u bilamana diperhadapka diperhadapkan n dengan suatu masalah atau obyek. Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo Brotowid joyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain : • Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia berusaha mengetahuinya, mengetahuinya, senang
Macam-macam Karya Ilmiah: 1. Artikel ilmiah: karya tulis yang dirancang untuk dimuat di jurnal atau buku kumpulan artikel, ditulis dengan tatacara ilmiah, dan disesuai dengan konvensi ilmiah yang berlaku. Artikel dapat dipilah menjadi dua (a) artikel hasil penelitian, dan (b) artikel nonpenelitian. nonpenelitian. 2. Makalah ilmiah: karya tulis yang memuat hasil pemikiran tentang masalah, disusun secara sistematis dan runtut, dan disertai analisis yang logis dan objektif. Makalah dibedakan menjadi dua (a) makalah teknis, dan (b) makalah nonteknis 3. Laporan Penelitian: karya tulis yang berisi paparan proses dan hasil penelitian
Sikap ilmiah: Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertent tertentu u bilamana diperhadapka diperhadapkan n dengan suatu masalah atau obyek. Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo Brotowid joyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain : • Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia berusaha mengetahuinya, mengetahuinya, senang
mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa, kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidikii suatu masalah, memperlihatkan menyelidik memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen. • Sikap kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan, Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain, bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat. • Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan kepentingan dirinya sebagai subjek. • Sikap ingin menemukan menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru, kebiasaan menggunakan eksprimeneksprimen dengan cara yang baik dan konstruk konstruktif, tif, selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya. • Sikap menghargai karya orang lain: Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain. • Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai, terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti. • Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
Kesalahan yang dapat ditemukan dalam Karya Ilmiah: 1. salah mengerti audience atau pembaca tulisannya, 2. salah dalam menyusun struktur pelaporan, 3. salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat), 4. salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan, 5. penggunaan Bahasa Indonesia (akan dibahas secara khusus) yang belum baik dan benar, 6. tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri), 7. tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubahubah, margin yang berubah-ubah).
• Kesalahan Penggunaan dan Penulisan Tanda Baca Siswa sering melakukan kesalahan dalam penggunaan tanda baca koma (,) dalam karya tulisnya. Di dalam EYD disebutkan bahwa tanda koma (,) digunakan untuk: 1) rincian, 2) memisahkan kalimat setara, 3) memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat, 4) setelah konjungsi antarkalimat, 5) petikan langsung, 6) memisahkan nama dengan alamat, 7) memisahkan nama dengan gelar akademik, 8) mengapit aposisi, dan 9) di muka angka persepuluhan. Siswa peneliti juga sering melakukan kesalahaan dalam menggunakan tanda titik dua (:). Selain itu, dalam karya tulis siswa juga tidak jarang ditemukan kekurangtepatan pengetikan ataupun penulisan tanda baca. Pengetikan tanda baca rapat dengan kata yang diikuti, tidak perlu spasi. Spasi digunakan setelah tanda baca dituliskan.
• Penggunaan Konjungsi Penggunaan konjungsi sehingga serta dan sering ditemukan dalam karya tulis siswa. Hanya saja, siswa belum memahami secara benar bahwa sehingga serta dan merupakan konjungsi antarklausa, bukan konjungsi antarkalimat. Tidak jarang ditemukan konjungsi sedangkan berada di awal kalimat, begitu juga dengan konjungsi dan. Hal tersebut yang membuat ketidakbakuan kalimat pada karya tulis siswa Selain itu, penggunaan konjungsi di mana, yang mana juga sering ditemukan dalam karya tulis siswa. Dalam bahasa Indonesia, kata di mana dan yang mana bukanlah konjungsi, tetapi kata tanya. • Penyusunan Kalimat Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, kalimat dalam karya ilmiah harus logis, sesuai dengan kaidah penulisan dan penyusunan kalimat, tidak berbelit-belit, dan tidak ambigu. Kalimat yang terlalu panjang dengan menggunakan berbagai jenis konjungsi justru dapat membingungkan pembaca dalam memahami maksud kalimat. Begitu juga kalimat yang tidak jelas unsur-unsur pembentuknya, misalnya subjeknya tidak jelas juga dapat membingungkan pembaca. Selain itu, kalimat dalam karya ilmiah haruslah logis agar tampak keilmiahannya. Dari segi kaidah, kalimat yang tidak logis bisa saja benar. Kalimat tersebut sudah memenuhi unsur minimal kalimat, yaitu unsur subjek dan predikat. Hanya saja, makna kalimat tersebut tidak logis karena kesalahan pilihan katanya, seperti tampak pada contoh berikut. 1) Karya tulis saya berhasil dikalahkan oleh karya tulis dari sekolah lainnya. 2) Penelitian ini membutuhkan waktu yang relatif panjang.
Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. 1. Hakikat Karya Ilmiah Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian. 2.BRU Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gag asan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium , artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain da lam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan. 2. Ciri – cirri Karya Ilmiah Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu : a. struktur sajian Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut. b. komponen dan substansi Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. c. , sikap penulis Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
d. penggunaan bahasa Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang bak u. 3. Jenis – jenis Karya Ilmiah Adapun jenis – jenis karya ilmiah, yaitu : a. Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru. b. Tesis Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri —sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri. c. Disertasi Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi. 4. Sikap Ilmiah Dalam penulisan karya ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya. b. Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihankekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya. c. Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai. d.Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi. e. Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
f. Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada. g. Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan b idang ilmunya. 5. Kesalahan dalam penulisan Karya Ilmiah Rata-rata kesalahan penulisan karya ilmiah yang menghambat penyelesaiannya adakan dikarenakan ‘tidak konsisten’ dalam penulisan. Bentuk ketidak konsisten itu menyangkut banyak hal, dapat berupa diksi, teknik mengutip, atau bahkan alur berpikir sendiri. Berbagai kendala yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut : • salah mengerti audience atau pembaca tulisannya, • salah dalam menyusun struktur pelaporan, • salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat), • salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan, • penggunaan Bahasa Indonesia yang belum baik dan benar, • tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri), • tidak konsisten dalam format tampilan (font yang b erubah-ubah, margin yang berubahubah).
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik. Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian. Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan. Karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca. Ciri-Ciri Karya Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karangan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan melalui bahasa tulis yang formal dengan sistematis-methodis. Karangan ilmiah bersifat sistematis dan tidak emosional. Dalam karya ilmiah disajikan kebenaran fakta.
Ciri-ciri karya ilmiah menurut Alamsyah (2008 : 99) adalah sebagai berikut : (1) merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif ). Artinya, faktanya sesuai dengan yang diteliti, (2) bersifat methodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode tertentu dengan langkah langkah yang teratur dan terkontrol secara tertip dan rapi, (3) Tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah. Artinya, laras bahasa ilmiah harus baku dan formal. Selain itu laras ilmiah harus lugas agar tidak ambigu (ganda). Macam – Macam Karya Ilmiah : • Artikel Ilmiah Popular Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah • Artikel Ilmiah Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya.
• Disertasi Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci. • Tesis Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan ‘pengetahuan baru’. Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi pen elitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi. • Skripsi Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi.
• Kertas Kerja Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya. • Makalah Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka.
Sikap Ilmiah Ada 7 sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh setiap penulis atau peneliti berdasarkan penapat Istarani (2009 : 4) yaitu : 1. sikap ingin tahu 2. sikap kritis 3. sikap terbuka 4. sikap objektif 5. sikap menghargai karya orang lain 6. sikap berani mempertahankan kebenaran, dan 7. sikap menjangkau ke depan. Kesalahan – kesalahan yang dapat ditemukan dalam Karya Ilmiah : Rata-rata kesalahan penulisan karya ilmiah yang menghambat penyelesaiannya adalah dikarenakan ‘tidak konsisten’ dalam penulisan. Bentuk ketidak konsisten itu menyangkut banyak hal, dapat berupa diksi, teknik mengutip, atau bahkan alur berpikir sendiri. Secara ringkasnya berbagai kendala yang dijumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut : 1. salah mengerti audience atau pembaca tulisannya, 2. salah dalam menyusun struktur pelaporan, 3. salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat), 4. salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan, 5. penggunaan Bahasa Indonesia (akan dibahas secara khusus) yang belum baik dan benar, 6. tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri), 7. tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubahubah).
TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh : Hamdani Mulya, S.Pd (Dosen STAIN Malikussaleh Lhokseumawe)
1. Pengertian Karya Ilmiah Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian lanjutan. Tradisi keilmuan menuntut para calon ilmuan (mahasiswa) bukan sekadar menjadi penerima ilmu. Akan tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang) ilmu. Dengan demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan tidak hanya dapat membaca, tetapi juga harus dapat menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah. Apalagi bagi seorang mahasiswa sebagai calon ilmuan wajib menguasai tata cara menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada teknik, tetapi juga praktik penulisannya. Kaum intelektual jangan hanya pintar bicara dan “menyanyi” saja, tetapi juga harus gemar dan pintar menulis. Istilah karya ilmiah disini adalah mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraiaan, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan ( Azwardi, 2008 : 111). Finoza dalam Alamsyah (2008 : 98) mengklasifikasikan karangan menurut bobot isinya atas 3 jenis, yaitu (1) karangan Ilmiah, (2) ka rangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan (3) karangan non ilmiah. Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini, feuture, reportase; yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara lain anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama. Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karektiristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada karangan baku; sedangkan karangan semi ilmiah berada diantara keduanya. Sementara itu, Yamilah dan Samsoerizal (1994 : 90) memaparkan bahwa ragam karya ilmiah terdiri atas beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut pengelompokan itu , dikenal ragam karya ilmiah seperti ; makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.
2. Sikap Ilmiah Ada tujuh sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh setiap penulis atau peneliti berdasarkan pendapat Istarani (2009 : 4) yaitu : sikap ingin tahu, sikap kritis, sikap terbuka, sikap objektif, sikap menghargai karya orang lain, sikap berani mempertahankan kebenaran, dan sikap menjangkau ke depan. 3. Ciri-Ciri Karya Ilmiah Karangan ilmiah adalah karangan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan melalui bahasa tulis yang formal dengan sistematis-methodis. Karangan ilmiah bersifat sistematis dan tidak emosional. Dalam karya ilmiah disajikan kebenaran fakta. Ciri-ciri karya ilmiah menurut Alamsyah (2008 : 99) adalah sebagai berikut : (1) merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif ). Artinya, faktanya sesuai dengan yang diteliti, (2) bersifat methodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode tertentu dengan langkah langkah yang teratur dan terkontrol secara tertip dan rapi, (3) Tulisan ilmiah menggun akan laras ilmiah. Artinya, laras bahasa ilmiah harus baku dan formal. Selain itu laras ilmiah harus lugas agar tidak ambigu (ganda). 4. Manfaat Penulisan Karya Ilmiah Ada beberapa manfaat penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut : (1) Penulis akan terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif, karena sebelum menulis karya ilmiah, penulis harus membaca dulu, (2) penulis akan terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber dan mengembangkan ke tingkat pemikiran yang lebih matang, (3) Penuliskan akan terasa akrab dengan kegiatan perpustakaan, seperti bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku, (4) Penulis akan dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis, (5) Penulis akan memperoleh kepuasan intelektual, dan (5) Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat (Istarani, 2009 : 5). Selain itu, dengan karya ilmiah penulis juga telah ikut serta dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) melalui karya tulis yang dihasilkannya. Dengan demikian para penulis dan peneliti telah memberikan royalti (masukan) yang berguna bagi pengembangan IPTEK itu sendiri. Sehingga karya ilmiah tersebut dapat dibaca dan bermanfaat bagi para mahasiswa, intelektual, pendidik (guru dan dosen), dan bagi masyarakat umum. 5. Prinsip-Prinsip Penulisan Karya Ilmiah Prinsip-prinsip umum yang mendasari penulisan sebuah karya ilmiah adalah: 1. Objektif, artinya setiap pernyataan ilmiah dalam karyanya harus didasarkan kepada data dan fakta. Kegiatan ini disebut studi empiris. Objektif dan empiris merupakan dua hal yang bertautan. 2. Prosedur atau penyimpulan penemuannya melalui penalaran induktif dan deduktif. 3. Rasio dalam pembahasan data. Seorang penulis karya ilmiah dalam menganalisis data harus menggunakan pengalaman dan pikiran secara logis.
6. Tema Karya Ilmiah Dalam menulis karya ilmiah, penulis hendaklah mengangkat tema-tema yang aktual dan buka suatu tema yang sudah basi dan kusam. Sehingga karya tulis yang dihasilkan lebih berbobot dan mendapat sambutan yang baik dari pembaca. Sering penulis kadang kala mengangkat tema yang kurang penting yang hanya menjadi sebuah tulisan yang mubazir. Selain itu, ada sebagian penulis ilmiah hanya bertindak sebagai seorang penulis plagiator atau diistilahkan dengan penulis “ceplakan atau sarjana photocopy, julukan bagi mahasiswa yang skripsinya diupahkan pada tukang buat skripsi”. Kata ‘tema` diserap dari bahasa Inggris theme yang berarti ‘pokok pikiran`. Kata theme itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, tithenai, yang berarti ; meletakkan atau menempatkan (Walija, 1996 : 19). Tema sebuah karangan merupakan ide dasar atau ide pokok sebuah tulisan. Biasanya tema tidak dapat dilihat dengan kasat mata dalam sebuah karangan, karena bukan terdapat dalam sebuah kalimat yang utuh, tetapi tema merupakan cerminan dari keseluruhan isi karangan dari awal sampai akhir. Lebih jelas mengenai tema Walija (1996 : 19-20) memaparkan bahwa tema merupakan amanat atau pesan pesan yang dapat dipetik dari karangan. Rumusan dari simpulan yang berupa pesan-pesan pengarang itulah yang disebut tema. Sebuah tema yang baik adalah harus menarik perhatian penulis sendiri. apabila penulis senang dengan pokok pembicraan yang ingin dikarang tentu seorang pengarang dalam keadaan senang atau tidak dalam keadaan terpaksa. Selain menarik perhatian, tema yang hendak ditulis terpahami dengan baik oleh penulis. Selain tema dalam setiap tulisan ilmiah juga harus memiliki topik. Ada sebagian orang menyamakan antara topik dengan tema. Ternyata pendapat itu keliru. Topik adalah pokok pembicaraan yang ingin disampaikan dalam karangan. Rambu-rambu yang harus diketahui dan dipahami oleh seorang penulis untuk menentukan dan memilih topik yang baik adalah sebagai berikut : (1) Topik sebaiknya aktual. (2) Topik sebaiknya berasal dari dunia atau bidang kehidupan yang akrab dengan penulis. (3) Topik sebaiknya memiliki nilai tambah atau memiliki arti yang penting, baik bagi penulis sendiri atau bagi orang lain. (4) Topik sebaiknya selaras dengan tujuan pengarang dan selaras dengan calon pembaca. (5) Topik sebaikknya asli, bukan pengulangan atas hal yang sama yang pernah disajikan oleh orang lain. (6) Topik sebaiknya tidak menyulitkan pencarian data, bahan, dan informasi lain yang diperlukan.
7. Tahapan Umum Penulisan Karya Ilmiah Tahap persiapan mencakup kegiatan menemukan masalah atau mengajukan masalah yang akan dibahas dalam penelitian. Masalah yang ditemukan itu didukung oleh latar belakang, identifikasi masalah, batasan, dan rumusan masalah. Langkah berikutnya mengembangkan kerangka pemikiran yang berupa kajian teoritis. Langkah selanjutnya adalah mengajukan hipotesis atau jawaban atau dugaan sementara atas penelitian yang akan dilakukan. Metodologi dalam tahap persiapan penulisan karya ilmiah juga diperlukan . Metodologi mencakup berbagai teknik yang dilakukan dalam pengambilan data, teknik pengukuran, dan teknik analisis data. Kemudian tahap penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai. Terakhir adalah tahap penyuntingan dilakukan setelah proses penulisan dianggap selesai. 8. Bahasa Karya Ilmiah Bahasa memegang peranan penting dalam penulisan karya ilmiah. Oleh sebab itu pemahaman tentang diksi (pilihan kata atau seleksi kata, Inggris; diction), istilah, kalimat, penyusanan paragraf, dan penalaran yang diungkapkan harus dikuasai peneliti. Selain itu, penulisan karya ilmiah harus mengacu pada Pedoman Umum Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan sesuai dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Dengan demikian, gaya penulisan karya ilmiah hendak nya memiliki kejelasan, reproduktif, dan impersonal. Disisi lain, bahasa merupakan alat yang cukup penting dalam karangan ilmiah. Langkah pertama dalam menulis karya ilmiah yang baik adalah menggunakan tata bahasa yang benar (Suriasumantri, 1986 : 58 ). Apabila bahasa kurang cermat dipakai, karangan bukan saja sukar di pahami, melainkan juga mudah menimbulkan salah pengertian. Bahasa karangan yang kacau menggambarkan kekacauan pikiran penulis (Surakhmat dalam Finoza, 2006 : 215 ). Dalam menulis karya ilmiah penulis juga diharapkan mampu menggunakan bahasa secara cermat. Sajikan ide-ide secara urut sehingga pokok-pokok pikiran dan konsep tersusun secara koheren. Gunakan ungkapan yang ekonomis sehingga tidak terjadi pengulangan ide atau penggunaan kata-kata yang berlebihan. Lain dari itu, gunakan ungkapan halus (smooth), agar pembaca dapat mengikuti alur pembahasan dengan mudah. Gaya kalimat jangan seperti puitis dan perhatikan penulisan secara benar dan baku.
9. Penggunaan Bahasa dalam Karya Ilmiah Dalam penggunaan bahasa terdapat beberapa ragam bahasa. Sugono ( 1999 : 10) berpendapat bahwa berdasarkan pokok persoalan yang dibicarakan, ragam bahasa dapat dibedakan atas bidang-bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti ragam bahasa hukum, ragam bahasa niaga, ragam bahasa sastra, dan ragam bahasa jurnalistik. Yamilah dan Samsoerizal (1994 : 10) mengklasifikasikan ragam bahasa dengan nama istilah ragam fungsioleg. Ragam fungsioleg adalah ragam berdasarkan sikap penutur mencakup daya ucap secara khas. Ragam ini digunakan antara lain dalam kegiatan: kesehatan, susastra, olahraga, jurnalistik, lingkungan, dan karya ilmiah. Setiap bidang tersebut menampakkan ciri tersendiri dalam pengungkapannya. Hadi dalam Alamsyah (2008 : 102) mengatakan bahwa bahasa ragam karya ilmiah memilki karakteristik tersendiri yaitu : singkat, padat, sederhana, lugas, lancar, dan menarik. Selain itu, gaya penulisan karya ilmiah hendaknya memiliki kejelasan, reproduktif, dan impersonal. Kejelasan dimaksudkan bahwa setiap k arya ilmiah harus mampu menyampaikan informasi kepada pembaca tentang objek penelitiannya secara gamblang. Kegamblangan ini dibicarakan sebagai photo copy dari aslinya. Inilah yang dimaksud dengan reproduktif. Sedangkan impersonal berarti peniadaan kata ganti perorangan seperti: saya atau peneliti. Misalnya: Adapun masalah yang akan diteliti mencakup, pengkajian, perencanaan, pelaksaan, dan penelitian. Pada posisi kata impersonal “diteliti” tidak boleh menggunakan kata saya atau peneliti. 10. Tertib Mengutip Dalam tradisi mengarang ilmiah berlaku mengutip pe ndapat orang lain. Karya ilmiah pada umumnya merupakan hasil pengamatan atau penelitian yang merupakan lanjutan dari penelitian yang terdahulu. Dengan kata lain, hasil-hasil penelitian orang lain, pendapat ahli, baik yang dilisankan maupun yang dituliskan dapat digunakan sebagai rujukan untuk memperkuat uraian atau untuk membuktikan apa yang dibentangkan (Walija, 1996 : 125). Dalam dunia tulis menulis ilmiah ada dua macam jenis kutipan, yaitu : kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung dalam pengutipannya harus diberi tanda kutip (“… “). Sedangkan kutipan tidak langsung tidak diberikan tanda kutip. Namun, kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung dalam tertip mengutip harus diberikan tanda dengan catatan kaki (foot notes). Catatan kaki adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan uraian (teks) yang ditulis di bagian bawah halaman yang sama. Apabila keterangan semacam ini disusun dibagian akhir karangan bisanya disebut keterangan saja. Catatan kaki bukan hanya untuk menunjukkan sumber kutipan, melainkan juga dipergunakan untuk memberikan keterangan tambahan terhadap uraian atau teks. Ada beberapa prinsip mengutip, yaitu : (1) Tidak mengadakan perubahan, (2) Memberitahu bila sumber kutipan mengandung kesalahan, (3) Memberitahu bila melakukan perbaikan, dan (4) Memberitahu bila menghilangkan bagian-bagian tertentu yang ada didalam kutipan.
11. Daftar Pustaka Daftar pustaka merupakan daftar sejumlah buku acuan atau referensi yang menjadi bahan utama dalam suatu tulisan ilmiah. Selain buku, majalah, surat kabar, catatan harian, dan hasil pemikiran ilmuan juga dapat dijadikan sebagai referensi dalam menulis. Walija (1996 : 149) mengatakan bahwa daftar pustaka atau bibliografi adalah daftar buku atau sumber acuan lain yang mendasari atau menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan karangan. Unsur-unsur pada daftar pustaka hampir sama dengan catatan kaki. Perbedaannya hanya pada daftar pustaka tiada nomor halaman. Usur-unsur pokok daftar pustaka adalah sebagai berikut: 1) Nama pengarang, diurutkan berdasarkan huruf abjad (alfabetis). Jika nama pengarang lebih dari dua penggal nama terakhir didahulukan atau dibalik. 2) Tahun terbit buku, didahulukan tahun yang lebih awal jika buku dikarang oleh penulis yang sama. 3) Judul buku, dimiringkan tulisannya atau digaris bawahi. 4) Data publikasi, penerbit, dan tempat terbit. 5) DAFTAR PUSTAKA ditulis dengan huruf kapital semua dan menempati posisi paling atas pada halaman yang terpisah. Contoh penulisan daftar pustaka : Ismail, Taufiq. 1993. Tirani dan Benteng. Jakarta : Yayasan Ananda Mulya, Hamdani. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Lhokseumawe : STAIN Malikussaleh.
12. Contoh Format Umum Karya Ilmiah. Dalam tulisan ini disajikan contoh format umum skripsi mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia. Format karya ilmiah lazim juga disebut sebagai kerangka karya ilmiah.
KATA PENGATAR ABSTRAK DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Sumber Data 1.5 Hipotesis 1.6 Manfaat Penelitian 1.7 Pentingnya Penelitian 1.8 Metode Penelitian 1.9 Teknik Penelitian BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Cerpen 2.2 Pengertian Metafora Menurut Para Ahli 2.3 Metafora dalam Cerpen 2.4 Tipe Pelimpahan Metafora dalam Cerpen 2.5 Metafora Sebagai Simbolis dalam Cerpen 2.6 Metafora Sebagai Sarana Penceritaan dalam cerpen 2.7 Metafora Sebagai Gaya dan Nada 2.8 Metafora Sebagai Penggambaran Watak Tokoh BAB III ANALISIS METAFORA DALAM CERPEN KARYA NAHARUDDIN 3.1 Pengolahan dan Analisis Data BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan 4.2 Saran-Saran DAFTAR PUSTAKA TABEL LAMPIRAN_LAMPIRAN BIOGRAFI PENULIS
Demikianlah tulisan singkat ini semoga bermanfaat bagi para pembaca. Saya ingin mengajarkan anak cucu kita berperangai dan santun berbahasa seperti kaummnya sendiri bangsa timur. Wassalam.
DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, Teuku. 2008. Bahasa Indonesia: MKU Untuk Mahasiswa. Banda Aceh : FKIP, Unsyiah. Azwardi. 2008. Menulis Ilmiah: Bahasa Indonesia Umum Untuk Mahasiswa. Banda Aceh : FKIP, Unsyiah. Istarani. 2009. Makalah: Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Medan : Balai Diklat Keagamaan Medan. Mulya, Hamdani. 2009. Diktat: Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Lhokseumawe : STAIN Malikussaleh. Mulyono, Anton M. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud. Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : SIC. Walija. 1996. Komposisi: Mengolah gagasan Menjadi Karangan. Jakarta : Penebar Aksara. Yamilah, M dan Samsoerizal, Slamet. 1992. Bahasa Indonesia Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC. ---------- 2000. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta : Depdikbud. ---------- 1995. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud. Ucapan terimakasih : Terimakasih yang teramat sangat kepada Dik Jailani yang telah memprogram Email:
[email protected] sehingga memudahkan saya dalam mempublikasikan karya saya ke beberapa majalah dan surat kabar. Terimakasih yang setingginya juga saya persembahkan kepada Pak Susandra, pakar Teknik Informatika Komputer yang telah berjasa memprogram blog saya: http://hamdanimulya.blogspot.com .Sehingga tulisantulisan saya dapat dipublikasikan dan dibaca oleh penggemar milis internet dan masyarakat umum. PREMAN BAHASA “ Preman Bahasa “ /telah menghilangkan pesona/ citra kebahasaan/ bahasa Indonesia yang selama ini kita banggakan/ telah luntur terkoyak/ Mereka adalah preman bahasa;
gaul, prokem, elite/ Pudarlah nasionalis bahasa bangsa. Puisi : Hamdani Mulya, 1 Januari 2009. (Puisi ini dipublikasikan di web : http://gemasastrin.wordpres.com ). Diposkan oleh HAMDANI MULYA di 19.59
Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah
Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan. Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikkan dengan pencurian.
Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diaku sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena itu, penulis skripsi, tesis, dan disertasi wajib membuat dan mencantumkan penyataan dalam skripsi, tesis atau disertasinya bahwa karyanya itu bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan, karena perujukan dan pengutipan akan membantu perkembangan ilmu. Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta ijin kepada pemilik bahan tersebut. Permintaan ijin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, dimodifikasi, atau dikembangkan. Biasanya, sehubungan dengan hal ini, Rektor masing-masing universitas telah menerbitkan Surat Keputusan tentang Pedoman Pembinaan dan Pelaksanaan Hak Cipta yang bisa menjadi pembelajaran buat
para peneliti. Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran. Setelah bagian Pendahuluan ini akan diuraikan secara berturut-turut tentang skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, kajian pustaka, dan hasil kerja pengembangan (projek). Pada bagian ketiga akan dibahas secara rinci mengenai artikel, makalah, dan laporan penelitian. Selanjutnya, pada bagian akhir pedoman ini akan dipaparkan secara berturut-turut: sistematika penulisan, cara merujuk dan menulis daftar rujukan, label dan gambar, bahasa dan tanda baca, serta pencetakan dan penjilidan.
AfricaNUANCES 'Kode Etik INTRODUCTION PENDAHULUAN This summary code of ethics is based on CIAT's Code of Ethics. Ringkasan Kode etik ini didasarkan pada CIAT Kode Etik. AfricaNUANCES' Code of AfricaNUANCES 'Kode Ethics sets forth the principles and ethical standards that underlie a ll staff's professional Etika menetapkan prinsip-prinsip dan standar etika yang mendasari semua staf profesional responsibilities and conduct. tanggung jawab dan perilaku. These principles and standards should be used as guidelines Prinsip-prinsip dan standar harus digunakan sebagai pedoman when examining everyday scientific and professional activities. ketika memeriksa kegiatan ilmiah dan profesional sehari-hari. They constitute normative Mereka merupakan normatif statements for all project staff and co-workers of the members of the AfricaNUANCES laporan untuk semua proyek dan rekan-pekerja staf anggota AfricaNUANCES Consortium (hereafter called 'staff') and provide guidance o n issues that staff may encounter Konsorsium (staf 'selanjutnya disebut') dan memberikan panduan mengenai isu-isu bahwa staf mungkin menghadapi in their professional work. dalam pekerjaan profesional mereka. The General Principles of the Code are aspirational goals to guide all staff toward the highest Prinsip-prinsip Umum Kode adalah tujuan aspirasi untuk membimbing semua staf menuju tertinggi
ideals. cita-cita. Although the General Principles are not en forceable rules, they should be considered Meskipun Prinsip Umum tidak aturan yang berlaku, mereka harus dipertimbangkan by staff in arriving at an ethical course of action and may be considered as the ethical guides oleh staf di tiba di sebuah kursus tindakan etis dan dapat dianggap sebagai panduan etika during their scientific and professional activities. selama ilmiah dan profesional kegiatan mereka. Membership in AfricaNUANCES commits all staff to adhere to the AfricaNUANCES Code of Keanggotaan dalam AfricaNUANCES melakukan semua staf untuk mematuhi Kode AfricaNUANCES dari Ethics. Etika. Staff are advised of this obligation upon joining the Consortium and that violations of Staf disarankan kewajiban ini pada bergabung dengan Konsorsium dan bahwa pelanggaran the Code may lead to the imposition of sanctions, including termination of contract. Kode dapat mengakibatkan pengenaan sanksi, termasuk pemutusan kontrak. Staff Staf members subject to the Code of Ethics may be reviewed under this Code only if the activity is anggota tunduk pada Kode Etik dapat ditinjau sesuai dengan Standar ini hanya jika aktivitas tersebut part of or affects their work-related functions, or if the activity is scientific in nature. sebagian atau mempengaruhi fungsi-fungsi yang terkait dengan pekerjaan mereka, atau jika kegiatan ini ilmiah di alam. Personal Pribadi activities having no connection to or effect on staff performance of their professional roles are kegiatan yang tidak ada sambungan ke atau pengaruh terhadap kinerja pegawai peran profesional mereka not subject to the Code of Ethics. tidak tunduk pada Kode Etik. General Principles Prinsip-prinsip Umum PREAMBLE MUKADIMAH This Code of Ethics articulates a common set of values upon which all AfricaNUANCES staff Kode Etik artikulasi seperangkat nilai atas semua staf AfricaNUANCES build their professional and scientific work. membangun profesional dan ilmiah karya mereka. The Code is intended to provide both the general Kaidah ini dimaksudkan untuk memberikan baik umum principles and the rules to cover professional situations encountered by all staff. prinsip prinsip dan aturan-aturan untuk menutupi situasi profesional dihadapi oleh semua staf. It has as its Hal ini sebagai nya primary goal the welfare and protection of the individuals and groups with whom professionals tujuan utama kesejahteraan dan perlindungan dari individu-individu dan kelompok dengan siapa profesional work. bekerja. It is the individual responsibility of each staff to aspire to the highest possible standards Ini adalah tanggung jawab individu setiap karyawan untuk bercita-cita untuk standar tertinggi of conduct in research, training, practice, and service. perilaku dalam penelitian, pelatihan, praktek, dan pelayanan. The development of a dynamic set of ethical standards for a staff's work-related conduct Pengembangan set dinamis standar-standar etika kerja staf terkait melakukan
requires a personal commitment to a lifelong effort to act ethically; to encourage ethical membutuhkan komitmen pribadi untuk upaya seumur hidup untuk bertindak secara etis, untuk mendorong etika behaviour by trainees, supervisors, supervisees, employers, employees, and colleagues; and perilaku dengan trainee, supervisor, supervisees, pengusaha, karyawan, dan rekan, dan to consult with others as needed concerning ethical problems. untuk berkonsultasi dengan orang lain yang diperlukan tentang masalah etika. Each staff supplements, but Setiap staf suplemen, tetapi does not violate, the values and rules specified in the Code of Ethics based on guidance tidak melanggar, nilai-nilai dan aturan yang ditetapkan dalam Kode Etik berdasarkan pedoman drawn from personal values, culture, and experience. diambil dari nilai-nilai pribadi, budaya, dan pengalaman. GENERAL PRINCIPLES PRINSIP UMUM The following General Principles are aspirational and serve as a guide for all staff in Prinsip Umum berikut adalah aspirasi dan berfungsi sebagai panduan bagi semua staf di determining ethical courses of action in various co ntexts. menentukan etis program aksi dalam berbagai konteks. They exemplify the highest ideals of Mereka contoh cita-cita tertinggi professional conduct. perilaku profesional. Principle 1: Professional Competence Prinsip 1: Kompetensi Profesional Staff strive to maintain the highest levels of competence in their work; they recognize the Staf berusaha untuk mempertahankan tingkat tertinggi kompetensi dalam pekerjaan mereka, mereka mengakui limitations of their expertise; and they undertake only those tasks for which they are qualified keterbatasan keahlian mereka, dan mereka hanya melakukan tugas-tugas yang mereka memiliki kualifikasi by education, training, or experience. oleh pendidikan, pelatihan, atau pengalaman. They recognize the need for ongoing education in order Mereka mengakui kebutuhan akan pendidikan berkelanjutan dalam rangka to remain professionally competent; and they utilize the appropriate scientific, professional, untuk tetap profesional yang kompeten, dan mereka memanfaatkan sesuai ilmiah, profesional, technical, and managerial resources needed to ensure competence in their professional , Dan manajerial sumber daya teknis yang diperlukan untuk memastikan kompetensi profesional mereka activities. kegiatan. They consult with other professionals when necessary for the benefit of their Mereka berkonsultasi dengan profesional lainnya k etika diperlukan untuk kepentingan mereka trainees, research partners, assistants, beneficiaries, and clients. trainee, mitra penelitian, asisten, penerima, dan klien. Page 2 Page 2 Principle 2: Integrity Prinsip 2: Integritas
Staff are honest, fair, and respectful of others in their professional activities - in research, Staf jujur, adil, dan menghormati orang lain dalam kegiatan profesional mereka - dalam penelitian, training, practice, and service. pelatihan, praktek, dan pelayanan. Staff do not knowingly act in ways that jeopardize either their Staf tidak sengaja bertindak dengan cara yang membahayakan baik mereka own or others' professional welfare. sendiri atau profesional kesejahteraan 'orang lain. Staff conduct their affairs in ways that inspire trust and Staf menjalankan urusan mereka dengan cara yang menginspirasi kepercayaan dan confidence, especially of donors; they do not knowingly make statements that are false, kepercayaan diri, terutama dari para donor, mereka tidak sadar membuat pernyataan yang salah, misleading, or deceptive. menyesatkan, atau menipu. Principle 3: Professional and Scientific Responsibility Prinsip 3: dan Ilmiah Tanggung Jawab Profesional Staff adhere to the highest professional and scientific standards and accept responsibility for Staf mematuhi standar profesional dan ilmiah tertinggi dan menerima tanggung jawab untuk their work. mereka bekerja. All AfricaNUANCES staff understand that they form a community and must show Semua staf AfricaNUANCES memahami bahwa mereka membentuk sebuah komunitas dan harus menunjukkan respect for others, even when they disagree on theoretical, methodological, managerial or menghormati orang lain, bahkan ketika mereka tidak setuju pada teoritis, metodologis, manajerial atau personal approaches to professional activities. pribadi pendekatan untuk kegiatan profesional. Staff value the public trust and are concerned Staf nilai kepercayaan publik dan prihatin about their ethical behaviour and that of others that might compromise that trust. tentang perilaku etis mereka dan orang lain yang mungkin kompromi kepercayaan itu. When Ketika appropriate, they consult with colleagues in order to prevent or avoid unethical conduct. tepat, mereka berkonsultasi dengan rekan-rekan untuk mencegah atau menghindari perilaku tidak etis. Principle 4: Respect for People's Rights, Dignity, and Diversity Prinsip 4: Menghormati Hak-Hak Rakyat, Martabat, dan Keragaman Staff respect the rights, dignity, and worth of all people. Staf menghormati hak, martabat, dan harga diri semua orang. They strive to eliminate bias in their Mereka berusaha untuk menghilangkan bias dalam mereka professional activities, and they do not tolerate any forms of d iscrimination based on age, kegiatan profesional, dan mereka tidak mentolerir segala bentuk diskriminasi berdasarkan usia, gender, race, ethnicity, national origin, religion, sexu al orientation, disability, health conditions, jenis kelamin, ras, etnis, asal-usul kebangsaan, ag ama, orientasi seksual, cacat, kondisi kesehatan,
or marital, domestic, or parental status. atau perkawinan, rumah tangga, atau orang tua status. They are sensitive to cultural, individual, and role Mereka sensitif terhadap budaya, individu, dan peran differences in serving, training, and studying or working with groups of people with distinctive perbedaan dalam melayani, pelatihan, dan belajar atau bekerja dengan sekelompok orang dengan khas characteristics. karakteristik. In all of their work-related activities, staff acknowledge the rights of others to Dalam semua pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan mereka, staf mengakui hak orang lain untuk hold values, attitudes, and opinions that differ from their own. memegang nilai-nilai, sikap, dan pendapat yang berbeda dari mereka sendiri. Principle 5: Social Responsibility Prinsip 5: Tanggung Jawab Sosial Staff are aware of their professional and scientific responsibility to the communities and Staf menyadari profesional dan ilmiah tanggung jawab mereka kepada masyarakat dan societies in which they live and work. masyarakat di mana mereka hidup dan bekerja. They apply and make public their knowledge and Mereka menerapkan dan membuat masyarakat pengetahuan dan abilities in order to contribute to the public good. kemampuan untuk berkontribusi pada kepentingan publik. When undertaking research, they strive to Ketika melakukan penelitian, mereka berusaha untuk advance the science and to serve the public good and preserve the biodiversity. memajukan ilmu pengetahuan dan untuk melayani masyarakat yang baik dan melestarikan keanekaragaman hayat
Berbeda dengan artikel ilmiah, artikel ilmiah popular tidak terikat secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Sebab, ditulis lebih bersifat umum, untuk konsumsi publik. Dinamakan ilmiah populer karena ditulis bukan untuk keperluan akademik tetapi dalam menjangkau pembaca khalayak. Karena itu aturan-aturan penulisan ilmiah tidak begitu ketat. Artikel ilmiah popular biasanya dimuat di surat kabar atau majalah. Artikel dibuat berdasarkan berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan keduanya yang bisa ‘dibungkus’ dengan opini penulis. contoh kata ilmiah kata populer analogi kiasan anarki kekacauan bibliografi daftar pustaka biodata biografi singkat definisi batasan diskriminasi perbedaan perlakuan eksentrik aneh final akhir formasi susunan format ukuran friksi bagian, pecahan indeks penunjuk
konklusi kesimpulan kontemporer masa kini, mutakhir kontradiksi pertentangan menganalisa menguraikan prediksi ramalan pasien orang sakit Diposkan oleh Venzo di 01.27 1 komentar
Artikel Ilmiah Artikel ilmiah, bisa ditulis secara khusus, bisa pula ditulis berdasarkan hasil penelitian semisal skripsi, tesis, disertasi, atau penelitian lainnya dalam bentuk lebih praktis. Artikel ilmiah dimuat pada jurnal-jurnal ilmiah. Kekhasan artikel ilmiah adalah pada penyajiannya yang tidak panjang lebar tetapi tidak megurangi nilai keilmiahannya. Artikel ilmiah bukan sembarangan artikel, dan karena itu, jurnal-jurnal ilmiah mensyaratkan aturan sangat ketat sebelum sebuah artikel dapat dimuat. Pada setiap komponen artikel ilmiah ada pehitungan bobot. Karena itu, jurnal ilmiah dikelola oleh ilmuwan terkemuka yang ahli dibidangnya. Jurnal-jurnal ilmiah terakredetasi sangat menjaga pemuatan artikel. Akredetasi jurnal mulai dari D, C, B, dan A, dan atau bertaraf internasional. Bagi ilmuwan, apabila artikel ilmiahnya ditebitkan pada jurnal internasional, pertanda keilmuawannya ‘diakui’. Diposkan oleh Venzo di 01.26 0 komentar
Disertasi Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah mempertahankan disertasi dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci. Disertasi atau Ph.D Thesis ditulis berdasarkan metodolologi penelitian yang mengandung filosofi keilmuan yang tinggi. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, panda ngan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi. Diposkan oleh Venzo di 01.26 0 komentar
Tesis Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Mahasiswa melakukan penelitian mandiri, menguji satu atau lebih hipotesis dalam mengungkapkan
‘pengetahuan baru’. Tesis atau Master Thesis ditulis bersandar pada metodologi; metodologi pen elitian dan metodologi penulisan. Standarnya digantungkan pada institusi, terutama pembimbing. Dengan bantuan pembimbing, mahasiswa merencanakan (masalah), melaksanakan; menggunakan instrumen, mengumpulkan dan menjajikan data, menganalisis, sampai mengambil kesimpulan dan rekomendasi. Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri —sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri. Diposkan oleh Venzo di 01.25 0 komentar
Skripsi Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Bobotnya 6 satuan kredit semster (SKS) dan dalam pengerjakannya dibantu dosen pembimbing. Dosen pembimbing berperan ‘mengawal’ dari awal sampai akhir hingga mahasiswa mampu mengerjakan dan mempertahankannya pada ujian skripsi. Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru. Diposkan oleh Venzo di 01.25 0 komentar
Kertas Kerja Kertas kerja pada prinsipnya sama dengan makalah. Kertas kerja dibuat dengan analisis lebih dalam dan tajam. Kertas kerja ditulis untuk dipresentasikan pada seminar atau lokakarya, yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan. Pada ‘perhelatan ilmiah’ tersebut kertas kerja dijadikan acuan untuk tujuan tertentu. Bisa jadi, kertas kerja ‘dimentahkan’ karena lemah, baik dari susut analisis rasional, empiris, ketepatan masalah, analisis, kesimpulan, atau kemanfaatannya. Diposkan oleh Venzo di 01.24 0 komentar
Makalah Lazimnya, makalah dibuat melalui kedua cara berpikir tersebut. Tetapi, tidak menjadi soal manakala disajikan berbasis berpikir deduktif (saja) atau induktif (saja). Yang penting, tidak berdasar opini belaka. Makalah, dalam tradisi akademik, adalah karya ilmuwan atau mahasiswa yang sifatnya paling ‘soft’ dari jenis karya ilmiah lainnya. Sekalipun, bobot akademik atau bahasan
keilmuannya, adakalanya lebih tinggi. Misalnya, makalah yang dibuat oleh ilmuwan dibanding skripsi mahasiswa. Makalah mahasiswa lebih kepada memenuhi tugas-tugas pekuliahan. Karena itu, aturannya tidak seketad makalah para ahli. Bisa jadi dibuat berdasarkan hasil bacaan tanpa menandemnya dengan kenyataan lapangan. Makalah lazim dibuat berdasrakan kenyatan dan kemudian ditandemkan dengan tarikan teoritis; mengabungkan cara pikir deduktif-induktif atau sebaliknya. Makalah adalah karya tulis (ilmiah) paling sederhana. Diposkan oleh Venzo di 01.23 0 komentar Posting Lama Beranda Langgan: Entri (Atom)
JENIS - jENIS KARYA ILMIAH
JENIS -JENIS KARYA ILMIAH Makalah Kertas Kerja Skripsi Tesis Disertasi Artikel Ilmiah Artikel Ilmiah Popular
PENULISAN KARYA ILMIAH: ARTIKEL ILMIAH Posted by: mgmp1 on: 11 Maret 2009 • •
In: Wawasan Comment!
Oleh: Prof. Dr. Imam Suyitno, M.Pd Situasi Menulis Karya Ilmiah Dalam menulis ilmiah, penulis berada dalam situasi formal ilmiah. Tujuan penulisan ilmiah ini adalah menyampaikan hasil pemikiran logis dan pengkajian empiris dengan prinsip logiko-hipotetiko-verifikatif. Isi/subjek/topik yang disampaikan berupa (a) kebenaran ilmiah, (b) pengetahuan, (c) pemahaman, (d) penjelasan, (e) peramalan, dan (f)
penerapan. Lingkungan tempat menulis ilmiah adalah lingkungan masyarakat akademik. Pembaca tulisan ilmiah adalah ilmuwan. Tahapan Penulisan Ilmiah 1. Tahap Pemilihan Topik atau Pokok Bahasan 2. Tahap Pengumpulan Informasi dan Bahan 3. Tahap Evaluasi Informasi dan Bahan 4. Tahap Pengelolaan Pokok-pokok Pikiran 5. Tahap Penulisan 6. Tahap Penyuntingan Keterampilan yang diperlukan dalam menulis ilmiah 1. Keterampilan bahasa (ejaan, pilihan dan bentikan kata, kalimat, paragraf) 2. Keterampilan penyajian (sistematika penyajian judul, subjudul, sub-subjudul) 3. Keterampilan perwajahan (format, ukuran kertas, jenis kertas, tipe huruf, penjilidan, bibliografi, apendiks, lampiran) Hal penting dalam penulisan ilmiah: 1. Gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah harus jelas dan tepat dalam penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal. 2. Teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan 3. Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. 4. Karena bersifat reproduktif, penerima pesan harus mendapat kopi yang sama dengan si pemberi pesan. 5. Karena bersifat impersonal, tulisan ilmiah tidak boleh menggunakan pernyataan yang menggunakan kata ganti penulisnya. 6. Dalam tulisan ilmiah, sering digunakan kalimat pasif. 7. Pembahasan secara ilmiah mengharuskan kita berpaling kepada pengetahuan pengetahuan ilmiah sebagai premis argumentasi (sumber kutipan). 8. Teknik notasi ilmiah dapat menggunakan catatan kaki, tapi lebih disarankan menggunakan teknik kutipan dan umber rujukan. Kecenderungan sikap ilmiah 1. Keinginan mengetahui dan memahami 2. Kecondongan bertanya semua hal 3. Kecondongan mencari data dan makna 4. Kecondongan menuntut pengujian empiris 5. Penerapan logika 6. Kecermatan dalam memeriksa pakal pikir Baca selengkapnya…klik –> Ciri Tulisan Ilmiah 1. Empiris: informasi yang disampaikan bersifat faktual yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan, kajian pustaka, penelitian.
2. Sistematis: adanya keteraturan, keterkaitan, dan ketergantungan antarbagian 3. Objektif: bebas dari prasangkan perorangan/pribadi 4. Analitis: berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang lebih rinci. 5. Verifikatif: mengandung kebenaran ilmiah yang dapat diuji Sumber kesesatan dalam berpikir ilmiah 1. Penggunaan istilah yang tidak tepat dapat menimbulkan kesalahan penafsiran 2. Hal yang tidak relevan dicantumkan dalam karya tulis, misalnya mencantumkan perasaan pribadi, sehingga tidak berpusat pada apa yang dipikir tapi pada siapa yang diajak berpikir. 3. Apa yang ada dalam kausalitas logis, belum tentu ada dalam kausalitas empiris. 4. Penggunaan definisi sebagai pangkal pikir yang salah. 5. Penghindaran dari sumber kutipan yang menantang gagasannya, sehingga tidak mau menerimanya (Kaum pragmatis tidak mau memperhatikan pandangan kaum analis yang kompleks) Membangun Penerimaan, Penghargaan, dan Kepercayaan Pembaca Anjuran: 1. Lakukan penelitian/pengamatan untuk mencari bukti penunjang yang mendukung topik tulisan 2. Tunjukkan adanya kematangan berpikir 3. Bersikaplah sadar akan adanya perbedaan pendapat/ pandangan dari orang lain terhadap topik tulisannya 4. Gunakan nada positif dan menghindari keragu-raguan 5. Berasumsilah bahwa pembaca itu pandai Larangan: 1. Jangan membuat pembaca bosan 2. Jangan memberikan informasi yang tidak perlu 3. Jangan membuat bingung pembaca 4. Jangan menyerang pembaca yang tidak sependapat 5. Jangan mengecewakan pembaca 6. Jangan menggunakan nada yang bersifat apologi terhadap hal yang ditulisnya 7. Jangan menyampaikan masalah/kasus dengan pernyataan yang berlebihan 8. Jangan menggunakan bahasa yang ekstrim dan emosional Komponen Menulis dapat Berubah 1. Topik tulisan dari situasi yang satu ke situasi yang lain beragam 2. Dalam situasi yang berbeda, topik yang sama dapat ditulis secara berbeda 3. Ketika menulis, fokus tulisan sering berubah 4. Tujuan menulis banyak dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap penulis terhadap topik yang ditulis 5. Pembaca memiliki minat, latar belakang, dan alasan yang berbeda dalam membaca teks yang sama 6. Sikap penulis terhadap pembaca sering mengalami perubahan 7. Lingkungan/situasi/tempat menulis banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu