ii
MAKALAH
WAWASAN NUSANTARA
Oleh :
FIRST NATHANAEL B.P. (14050974032)
SYARIF HIDAYATULLAH (14050974051)
BELVI RILO F. (14050974054)
RICKY OKTAVIANA (14050974055)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
PRODI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah berkat rahmat, taufiq serta hidayah dari Allah SWT., makalah yang berjudul "WAWASAN NUSANTARA" telah selesai. Ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing, Bapak Farid Pribadi, yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan untuk menyelesaikan makalah ini, dan ucapan terima kasih kepada pihak yang sudah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Sadar bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena itu diharapkan adanya kritik maupun saran dari pembaca untuk melengkapi kekurangan dalam makalah ini. Harapan dalam menulis makalah ini agar pembaca mendapat wawasan dan bisa dijadikan referensi untuk mengetahui tentang Wawasan Nusantara.
Surabaya, April 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang Masalah1
Rumusan Masalah2
Tujuan Penulisan2
BAB II PEMBAHASAN3
Pengetian dan Hakikat Nusantara3
Sejarah Wawasan Nusantara5
Tujuan Wawasna Nusantara6
Dasar Hukum dan Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara7
Unsur Dasar Wawasan Nusantara10
Ilustrasi atau Implementasi Wawasan Nusantara11
BAB III PENUTUP13
Kesimpulan 13
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, memiliki dan menggunakan bahasa daerah dan dialek, menganut berbagai macam agama, terkait beraneka macam adat istiadat dan kebiasaan, memiliki wilayah yang berbentuk Negara kepulaian serta terletak pada posisi silang diantara dua benua yaitu Asia dan Australia dan samudra besar yaitu Pasifik dan Hindia. Kondisi wilayah yang seperti itu membawa kosekuensi logis yaitu menjadi pusat lalulintas kekuatan dan pengaruh asing yang terbuka lebar, setiap saat dari segala penjuru, baik yangu menguntungkan maupun merugikan kepentingan bangsa Indonesia. Posisi dan lokasi Indonesia pada posisi silang, di satu sisi merupakan asset bangsa yang tak ternilai harganya. Namun disisi lain menjadi sumber mara bahaya dan ancaman, terutama jika dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang memaksakan kehendaknya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) khususnya teknologi informasi telah mengubah pandangan setiap orang sehingga dunia yang luasnya sama terasa menciut dan batas antar Negara seakan-akan tinggal bermakna hokum saja. Untuk menghadapi dan memasuki era globalisasi, bangsa Indonesia diharuskan untuk menentukan arah, sikap dan tindakan agar mampu mempertahankan eksistensi bangsa dan Negara selama mungkin,
Tugas kita kedepan adalah bagaimana mengisi kemerdekaan, mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, menjaga keutuhan Negara, serta memper-tahankannya selama mungkin. Konsep wawasan nusantara pada dasarnya merupakan doktrin dasar dan doktrin pelaksanaan untuk menjawab kebutuhan dan tuntutan diatas. Pembelajaran konsep wawasan nusantara kepada mahasiswa diharapkan mampu menumbuhkembangkan pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang sarwa nusantara, dalam arti mampu mengimplementasikan ayat-ayat wawasan nusantara atau astagatra dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.konsepsi astagatra di satu sisi merupakan pengejawantahan segenap aspek nasional yang sekaligus sebagai doktrin dasar dan pelaksanaan, sedang disisi lain merupakan pisau analisis dalam memandang, menghadapi dan mengatasi setiap persoalan yang timbul dalam diri dan lingkungan kita. Oleh karena itu, setiap warga negara Indonesia wajib untuk mewas diri dan olah budi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud Wawasan Nusantara dan bagaimana hakikatnya ?
Bagaimana sejarah Wawasan Nusantara ?
Apa tujuan dari Wawasan Nusantara ?
Apa saja dasar pemikiran dan dasar hukum Wawasan Nusantara ?
Apa saja unsur dasar Wawasan Nusantara ?
Bagaimana ilustrasi tentang Wawasan Nusantara ?
Tujuan Penulisan
Memahami arti dan hakikat dari Wawasan Nusantara
Mengetahui sejarah Wawasan Nusantara
Memahami tujuan dari Wawasan Nusantara
Mengetahui dasar hukum dan dasar-dasar pemikiran Wawasan Nusantara
Mengetahui unsur-unsur dasar dari Wawasan Nusantara
Memahami ilustrasi tentang Wawasan Nusantara
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian dan Hakikat Wawasan Nusantara
Pengertian Wawasan Nusantara
Istilah wawasan nusantara berasal dari kata wawasan dan nusantara. Secara etimologi, arti setiap kata tersebut adalah
Wawasan : Pandangan, penglihatan, peninjauan, tanggap indrawi; cara pandang, cara melihat, cara meninjau, cara menanggapi
Nasional : Menunjuk eksistensi bangsa yang sudah bernegara
Nusantara : Satu kesatuan utuh wilayah, dalam wilayah mana terdapat pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau yang dihubungkan, didekatkan dan dipersatukan oleh laut. Bangsa Indonesia memandang bahwa wilayah darat dan laut sebagai satu kesatuan yang utuh dan bulat dan berdaulat penuh dalam tata hukum Indonesia.
Berdasar pengertian-pengertian diatas, maka definisi wawasan nusantara menurut Suwanda, dkk (2012:94-95) adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yaitu Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat ditengah-tengah lingkungannya, yang menjiwai setiap tindak kebijaksanaan dalam mencapai tujuan perjuangan bangsa.
Hakikat Wawasan Nusantara
Setiap bangsa yang sudah menegara selalu memiliki cita-cita nasional yang memberikan gairah hidup dan arah dalam menentukan tujuan nasionalnya. Cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana yang dituangkan dalam alinea II pembukaan UUD 1945, esensinya adalah bahwa kemerdekaan bukanlah tujuan akhir perjuangan bangsa, melainkan merupakan alat untuk mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Cita-cita nasional yang menjadi pijakan dalam merumuskan tujuan nasional sebagaimana dituangkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV yang esensinya mengandung empat fungsi pokok pemerintahan, yaitu :
Fungsi Hankam, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh ttumpah darah Indonesia
Fungsi ekonomi, yaitu memajukan kesejahteraan umum
Fungsi sosial, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
Fungsi politik, yaitu ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
Esensi cita-cita dan tujuan nasional pada dasarnya adalah Masyarakat Adil Makmur berdasar Pancasila (MAM Pancasila) yaitu kehidupan yang memiliki karakteristik religius, hidup serba selaras, serasi dan seimbang, demoktatis, dan berkeadilan. Dalam upaya mewujudkan cita-cita tersebut, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keamanan (Security approach) dan pendekatan kesejahteraan (Prosperity approach).
Dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya, bangsa Indonesia sekurang-kurangnya dihadapkan pada 3 faktor penting, yaitu :
Kondisi geografis Negara, dimana wilayah Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau yang dikelilingi oleh laut territorial, benua dan samudra luas.
Manusia, dalam arti bahwa penduduk Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat, bahasa dan dialek, agama dan sebagainya.
Lingkungan, dalam arti bahwa lokasi bangsa Indonesia berada ditengah-tengah tata pergaulan antar bangsa yang selalu bergerak dinamis dan kadang-kadang tak menentu. Oleh karena itu untuk meminimalisir pengaruh asing yang bersifat negative, bangsa Indonesia harus menciptakan kekuatan sentrifugal yaitu mampu mengubah kekuatan dari pengaruh asing menjadi kekuatan nasional yang dikendalikan.
Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional itulah maka bangsa Indonesia merumuskan, mengembangkan dan menetapkan wawasan nasional yang dijadikan landasan, arah dan pedoman dalam memandang diri dan lingkungannya. Wawasan nasional sebagai cara pandang bangsa Indonesia adalah penjabaran falsafah bangsa berdasar keadaan geografis Negara, penduduk, serta sejarah yang dialaminya, sehingga diharapkan mampu menjadi sumber utama dan landasan yang kokoh dalam menyelenggarakan kehidupan nasional. Wawasan nasional yang berlaku dan dikembangkan bangsa Indonesia selanjutnya disebut Wawasan Nusantara atau Wasantara.
Sejarah Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara adalah perspektif dan sikap masyarakat Indonesia tentang diri kita sebagai masyarakat dan bentuk geografi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanaannya, wawasan nusantara mengutamakan integritas teritorial dan menghormati keragaman untuk mencapai tujuan nasional. Maka dari itu, dikenallah sejarah munculnya wawasan nusantara yang melatarbelakangi terciptanya wawasan itu sendiri.
Filsafat Pancasila
Pancasila merupakan nilai yang mendasari pengembangan wawasan nasional.
Nilainilai tersebut di antaranya :
Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberikan kesempatan untuk berlatih sesuai dengan agama masingmasing.
Mengutamakan kepentingan umum daripada individu dan kelompok.
Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat.
Aspek kewilayahan nusantara
Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan,
karena Indonesia kaya akan berbagai Sumber Daya Alam (SDA) dan sukusuku.
Aspek sosial budaya
Indonesia terdiri dari ratusan suku, yang masingmasing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbedabeda, sehingga prosedur yang berhubungan dengan kehidupan interaksi antargolongan nasional mengandung potensi besar untuk konflik pada berbagai budaya yang beragam.
Aspek sejarah
Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menginginkan terulangnya perpecahan dalam bangsa Indonesia. Hal ini karena kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia adalah hasil dari semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sendiri dengan sangat tinggi. Jadi, semangat ini harus dipertahankan untuk persatuan nasional dan menjaga persatuan Indonesia.
Fungsi
Wawasan Nusantara sebagai konsepsi keamanan nasional, yaitu konsep wawasan nusantara yang dibuat dalam pembangunan nasional, pertahanan dan keamanan, dan teritorial.
Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara bertujuan mewujudukan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentikan nasional daripada kepentingan individu, kelompok, suku bangsa, daerah, dan golongan. Ini bukanlah berarti menghilangkan kepentingan kepentingan individu, kelompok, suku bangsa, ataupun daerah. Kepentingan kepentingan tersebut akan selalu dihormati, diakui dan dipenuhi selama tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat banyak atau kepentingan nasional. Nasionalisme yang tinggi di berbagai bidang atau segi kehidupan demi terwujudnya tujuan nasional tersebut adalah pancaran dari makin bertambahnya rasa, semangat dan paham kebangsaan dalam jiwa bangsa Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara.
Tujuan Wawasan Nusantara dapat dirinci sebagai berikut :
Tujuan ke dalam
Aspek Alamiah (SI KAYA MAMPU)
Posisi dan lokasi geografis Indonesia (SI)
Keadaan dan kekayaan alam (KAYA)
Keadaan dan kemampuan penduduk (MAMPU)
Aspek Sosial (IPOLEK-SOSBUDHANKAM)
Ideologi (I)
Politik (Pol)
Ekonomi (EK)
Pertahanan dan Keamanan (Hankam)
Tujuan ke luar
Tujan ke luar wawasan nusantara adalah iktu serta mewujudkan kebahagiaan, ketertiban, dan perdamaian bagi seluruh umat manusia.
Berdasarkan yujuan di atas maka wawasan nusantara tidak hanya memperhatikan kepentingan nasional bangsa Indonesia sendiri melainkan juga bertanggugjawab terhadap terciptanya lingkungan dan pergaulan dunia yang sejahtera, tertib, aman, dan damai.
Dasar Hukum dan Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara
Dasar hukum Wawasan Nusantara (Tap MPR tahun 1978–1993)
Tap MPR nomor IV tahun 1978
Tap MPR nomor II tahun 1983
Tap MPR nomor II tahun 1988
Tap MPR nomor II tahun 1993
Dalam setiap ketetapan tersebut, masing-masing dimuat dalam Bab II di bawah huruf E menyatakan bahwa Wawasan untuk mencapai tujuan pembangunan nasional disebut Wawasan Nusantara, yang mencakup:
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya
Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanann keamanan
Dasar pemikiran Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara yang dikembangakan sesuai latar belakang budaya dan kepentingan nasional sendiri diharapkan mampu menjawab persosalan-persoalan yang muncul dalam pergaulan antar bangsa. Untuk menghadapi keadaan dunia yang dinamis, penuh konflik dan pergolakan, maka bangsa Indonesia mengambil sikap tegas yaitu memperjuangkan aspirasi dan kepentingan politik dengan berpedoman pada Wawasan Nusantara, dasar pemikiran yang digunakan adalah:
Dasar pemikiran Geografis, Geostrategis, dan Geopolitik
Dasar pemikiran Geografis
Panjang wilayah terjauh jika diukur dari utara-selatan mencapai 1.118 Km dan dari timur-barat mencapai 5.118 Km atau panjang katulistiwa, terletak pada posisi silang antar dua benua yaitu Asia dan Australia dan dua samudra yaitu Pasifik dan Hindia. Keberadaan tersebut menjadikan negara Indonesia menjadi pusat lalulintas kekuatan dan pengaruh asing yang terbuka lebar, setiap saat dari segala penjuru dengan segala manfaat dan konsekuensinya.
Dasar pemikiran Geostrategis
Keberadaaan negara Indonesia pada posisi silang yang menjadikan pusat lalu lintas kekuatan dan pengaruh asing harus dipandang sebagai potensi, kekuatan, dan peluang yang bersifat positif maupun negatif. Oleh karena itu, dalam rangka menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara selam mungkin maka bangsa Indonesia harus mengambil sikap tegas yaitu lebih memperhatikan oengaruh yang bersifat negatif atau sumber kerawanan dengan mengubahnya menjadi kekuatan sentrifungal yaitu mentranformasi kekuatan dan pengaruh asing yang bersifat negatif nmenjadi kekuatan nasional yang dikendalikan.
Dasar pemikiran Geopolitik
Pada awalnya geopolitik diartikan sebagai politik yang diterapkan dibumi atau letak geografis negara, sedang geostrategis merupakan geopolitik dalam pelaksanaan. Namun dalam perkembangannya konsep geopolitik dan geostartegis berubah terus yang mengarah pada konsepsi kewilayaan yang lebih luas.
Dasar pemikiran Yuridis Formal
Dasar pemikiran ini menggunakan dua aspek peninjauan, yaitu:
dilihat dari proses gagasan Wawasan Nusantara
dilihat dari hukum laut sebagai pelengkap Wawasan Nusantara
Gagasan Wawasan Nusantara berpangkal tolak dari konsepsi atau asas negara kepulauan (The Archipelagic's state principle) yang dikaitkan dengan proklamasi, cita-cita dan tujuan nasional, UUD 1945, Pancasila, kepentingan nasional dan lain-lain serta pengembangan sebuah konsepsi ketahanan nasional sesuai dengan kondisi alamiah dan kehidupan sosialnya.
Bagi bangsa Indonesia, pengembangan Wawasan Nusantara merupaka usaha yang bersifat universal, karena cara pandangnya didasarkan pada kondisi alamiah dan kondisi sosial bangsa sendiri. Gagasan Wawasan Nusantara bermula dari konsepsi unsur-unsur ABRI (sekarang TNI Polri) sewaktu belum satu atap, dimana masing-masing unsur mengembangkan doktrin sendiri-sendiri yaitu:
Angkatan Darat : Tri ubaya sakti
Angkatan Udara : Swa buana paksa
Angkatan Laut : Sasana eka jaya
Porli : Tata tentrem kerta raharja
Dasar pemikiran Kepentingan Nasional
Sebagai bangsa yang sudah bernegara, bangsa Indonesia selalu berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya selama mungkin. Penyelenggaraan kelangsungan hidup ini merupakan suatu kebulatan yang utuh menyeluruh sesuai dengan prinsip-prinsip kesatuan dan keseimbangan Pancasila. Hal tersebut merupakan jaminan dan penyelenggaraan atas kepentingan nasional Indonesia, untuk itulah diperlukan Wawasan Nusantara sebagai cara pandang yang utuh menyeluruh.
Pembinaan dan penyelenggaraan hidup berbangsa dan bernegara berdasarkan Wawasan Nusantara, selalu berlandaskan pada:
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN)
Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Unsur Dasar Wawasan Nusantara
Seperti disebutkan diatas, bahwa unsur-unsur dasar dari wawasan nusantara ialah wadah, isi dan tata laku.Untuk lebih jelasnya berikut adalah penjelasan dari unsur-unsur dasar wawasan nusantara tersebut.
Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya.Bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud supra struktur politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud infra struktur politik.
Isi (Content)
Adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.Untuk mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti tersebut diatas bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional yang berupa politik, ekonomi, social budaya dan hankam. Isi menyangkut dua hal pertama realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional persatuan, kedua persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan nasional.
Tata laku (Conduct)
Hasil interaksi antara wadah dan isi wasantara yang terdiri dari :
Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia.
Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia.
Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.
Ilustrasi atau Implementasi Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara merupakan cara pandang serta visi nasional Indonesia sehingga haruslah dipergunakan sebagai arahan, acuan, pedoman dan tuntutan bagi seluruh individu bangsa Indonesia dalam memeliharan dan membangun tuntutan bangsa dan NKRI. oleh karena itu, penerapan, pelaksanaan atau implementasi wawasan nusantara harus tercermin pada pola sikap, dan tindak yang selalu dan senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan NKRI daripada kepentingan kelompok apalagi kepentingan pribadi.
Penerapan atau implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh yaitu dalam hal hal berikut ini:
Penerapan atau implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggara negara yang sehat dan dinamis, hal tersebut tampak dari wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
Implementasi atau penerapan wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Disamping itu, penerapan wawasan nusantara mencerminkan tanggungjawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan dan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
Penerapan Wawasan nusantara dalam segi kehidupan sosial. Hal tersebut akan menciptakan sikap lahiriah dan batiniah yang menghormati, menerima dan mengakui segala bentuk kebhinekaan atau perbedaan sebagai karunia sang Pencipta.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yaitu Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat dan bermartabat ditengah-tengah lingkungannya, yang menjiwai setiap tindak kebijaksanaan dalam mencapai tujuan perjuangan bangsa. Wawasan nusantara bertujuan mewujudukan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
Saran
Demi keberhasilan wawasan nusantara, diperlukan kesadaran pada sikap dan perilaku dari warga negara Indonesia yang mengandung pancaran sinar untuk mengerti bahwa:
Warga negara Indonesia wajib menjunjung etika dan moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban warganegara serta hubungan warganegara dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia.
Mengerti, memahami, menghayati tentang bangsa yang telah menegara, bahwa dalam menyelenggarakan kehidupan memerlukan konsepsi wawasan nusantara sehingga sadar sebagai warga negara yang memiliki cara pandang.
Agar hal tersebut diatas dapat terwujud diperlukan sosialisasi dengan program yang teratur, terjadwal dan terarah mulai dari pemerintahan pusat sampai dengan pemerintahan daerah, termasuk daerah-daerah terpencil yang sulit terjangkau dan/atau dijangkau oleh masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Laksana, Wibowo. 2014. Wawasan Nusantara, (Online), (http://www.slideshare.net/wbcoolboy, diakses 11 April 2015)
Putri, Pertika. 2014. Implementasi Wawasan Nusantara, (Onlie), (https://putrisr.wordpress.com/2014/04/10/implementasi-wawasan-nusantara/, diakses 11 April 2015)
Suwanda, I Made dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.Surabaya: Unesa University Press.
1