HERBARIUM GULMA (Laporan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma)
Oleh: Nama NPM Kelompok
:Yudi Des Yulian : 1014121192 : 5 (Lima)
LABORATORIUM HAMA PENYAKIT TANAMAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2012
DAFTAR ISI
1.Salentrong (Vernonia cinerea)..................................................................... 1 2.Eceng Gondok ( Eichornia crassipes)...........................................................2 3. Rumput belulang (Eleusine indica).............................................................5 4. Ciplukan ( Physatis angulata)......................................................................6 5. Bobontengan ( Leptochlo achinensis)..........................................................8 6. Rumput bebek ( Echinochloa colona).........................................................9 7. Spreng (Erechtites valerianifolia ).............................................................10 8. Rumput Malela ( Brachiaria mutica).......................................................... 11 9. Eceng padi ( Monochoria vaginalis)........................................................... 13 10. Sunduk welut (Cyperus difformis)....................................................................14
Klasifikasi
1.Gulma berdaun lebar
Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Super divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub kelas : Asteridae Ordo : Asterales Family : Asteraceae Genus : Vernonia Spesies : Vernonia cinerea Less Nama unum Indonesia : Salentrong, sawi langit Pilipina : Bulak
Salentrong (Vernonia cinerea) Tumbuhan tahunan tegak, 8-1,60 cm. Stem berusuk, hemat bercabang, halus puber, kelenjar. Daun alternatif, daun menyempit ke bawah tangkai daun, sangat variabel sebagai untuk membentuk, obovate, oval, bundar-telur/bentuk, rhomboid-oval, sempit persegi panjang, lanset atau linear, semua subentire daun atau repandate-gyrus, herba, kelenjar-titik-titik di bawah, di kedua permukaan halus puber, 1-8 ½ cm (1/2-3 cm panjang tangkai diabaikan) oleh ½ -3 ½ cm; yang menonjol menit . perbungaan terminal, ungu atau violet kadangkadang merah muda, kepala 20-25-bunga, panjang 6-7 mm, agak ban yak, di corymbs, pada filiform, 2-14 mm peduncles panjang; bracts involucral sangat akut acuminate;; penutup 4-bersambung , mm 4-5 panjang, bracts puber, sering diwarnai dengan ungu, Achenes sempit terang-margined, lanset, 1-nerved, kelenjar dengan rusuk 4-5, agak padat putih-apressed-berbulu, 1 ½ -2 mm.; batin-pappus rambut 4-5 mm; yang luar sangat singkat. Habitat : Cerah atau berbayang ringan, seperti semak, tidak basah, tanah asam sulfat, daerah pasang surut, situs sering berumput (alang-alang dan rumput lainnya), di sepanjang pinggir jalan, di kapas, karet dan teh perkebunan, bukit, sering suka berteman. Distribusi : Sumatera, Kalimantan, Jawa, Lombok, Timor, Sulawesi, Maluku. Ekologi : Di Jawa tumbuh dengan baik 0-1400 m alt; bunga sepanjang tahun
1.
2.Gulma berdaun lebar
Klasifikasi Divisi : Spermatophyta Sub divisi: Angiospermae Kelas
: Monocotyledoneae
Bangsa Suku
: Bromeliales : Pontederiaceae
Genus
: Eichhornia
Spesies
: Eichhornia crassipes Solms
Nama umum
: Eceng
gondok
Eceng gondok ( Eichornia crassipes) -Daunnya lebih tebal dari daun teratai -luas daun lebih kecil dari daun teratai dengan diameter 4 cm -memiliki stomata pada permukaan atas daun dan 12 stomata pada permukaan bawah daun -letak stomata menyebar tapi rapi -tangkainya menggembung dan berongga -daun dan tangkainya berwarna hijau. Eceng gondok mempunyai tangkai daun yang sekaligus menjadi batang. Secara morfologis batang eceng gondok terlihat menggembung pada bagian pangkal sampai ketengah dan mengecil sampai ke pangkal daun. Struktur morfologi ini sangat berbeda dengan struktur morfologi tangkai daun tumbuhan lain yang tidak mengapung diair. Berdasarkan teori, perbedaan ini disebabkan oleh penyesuaian diri (adaptasi) terhadap fungsi dan lingkungannya, yaitu berfungsi sebagai pelampung dihabitatnya; daerah perairan. Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 4 – 8 cm. Tidak mempunyai batang serta daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau.
Akarnya merupakan akar serabut.Tumbuhan air seperti eceng gondok memiliki struktur batang dan daun yang khas untuk hidup di air. Pada umumnya batang tanaman air berongga. Rongga itulah yang membuat tanaman tersebut dapat terapung di permukaan air. Berdasarkan kajian teori diatas, maka diketahui bahwa tangkai daun Eceng Gondok menggembung dikarenakan secara anatomis jaringan parenkim batangnya mempunyai rongga-rongga udara yang disebut jaringan paerenkim atau jaringan parenkim udara. Hal ini dikarenakan rongga-rongga berisi udara tersebut digunakan untuk meringankan tubuh tumbuhan (Eceng Gondok) sehingga dapat mengapung di air. Berbeda dengan tangkai daun tumbuhan yang hidup di permukaan tanah yang secara umum tangkai daunnya padat berisi jaringan-jaringan yang tidak menyimpan atau mengandung udara. Justru jaringan parenkimnya kebanyakan mengandung cadangan makanan dan air, dan tentu saja tidak menggembung seperti eceng gondok. Bentuk tangkai daun atau batang tanaman Eceng Gondok ini merupakan adaptasi morfologi.Selain itu, tanaman air memiliki bentuk daun yang khas juga, biasanya berukuran lebar dan tipis, dengan banyak stomata di bagian epidermis atas. Banyaknya stomata tersebut memudahkan transpirasi yang dilakukan tumbuhan atas kelebihan air. Hal itu lebih mudah terjadi dengan tidak adanya kutikula di permukaan daun.
Berdasarkan pengamatan dan pengkajian teori yang dilakukan, Stomata pada eceng gondok banyak di epidermis atas. Berdasarkan teori, stomata yang selsel penutupnya terletak pada permukaan daun disebut stomata phaneropore. Stomata seperti ini terdapat pada tumbuh-tumbuhan hydrophyt. Stomata yang letaknya dipermukaan daun ini dapat menimbulkan banyaknya pengerluaran air secara mudah dan biasanya dapat pula dikemukakan bahwa epidermisnya tidak mempunyai lapisan kutikula. . Ini merupakan adapatasi bagi kelompok tumbuhan air seperti Eceng Gondok. Tumbuhan tersebut terus menerus mendapatkan air sehingga perlu diimbangi dengan penguapan yang tinggi. Stomatanya yang diatas membantu mengurangi kandungan air tersebut, karena
jika tidak, tumbuhan bisa busuk. Itulah alasan mengapa stomata yang terdapat pada permukaan daun eceng gondok jumlahnya lebih banyak dari pada yang terdapat dibagian bawah daun.
4.
3.Teki
Klasifikasi Kingdom : Plantae Famili : Graminae / Poceae Genus : Eleusine Ordo : Glumitiorae Divisio : Magnoliophyta Genus : Eleusine Spesies : Eleusine indica (L.) Gaertn Nama daerah : Jukut carulang (Sunda), Suket welulang (Jawa) Nama lokal : Rumput Belulang
Rumput belulang (Eleusine indica) Semusim, Berumur pendek, Berkembangbiak dengan biji, Dapat tumbuh pada 200 m dpl.Dominan pada tanaman kacang-kacangan, Mempunyai batang yang selalu berbentuk cekungan, menempel pipih, Pelepah menempel kuat, lidah daun pendek seperti selaput dan tumbuh dalam rumpun, dan batang seringkali bercabang. Daun terdiri dari dua baris, tetapi kasar pada tiap ujung. Pada pangkal helai daun berambut.Bunga, bulir menjari 3 – 5, berkumpul pada sisi poros yang bersayap dan bertunas. Anak bulir berseling-seling, tersusun seperti genting. Akan cepat tumbuh bila mendapat air dan cahaya yang cukup banyak. Sangat peka pada keadaan lingkungannya
5.
4.Gulma berdaun lebar
klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae Kelas
: Dicotyledonnae
Ordo
: Solanales
Famili
: Solanaceae
Marga
: Physalis
Spesies
: Physalis
angulata L
Ciplukan ( Physatis angulata) Ciplukan atau juga sering disebut ceplukan ( Physalis angulata l .) merupakan tumbuhan liar yang tumbuh dengan subur di dataran rendah sampai ketinggian 1.550 meter di atas permukaan laut, di tanah tegalan, atau sawah kering. Tumbuhan ini dapat ditemukan di semua 8egara dengan iklim tropis terutama di Afrika, Asia, dan Amerika.
Tanaman ciplukan ( Physalis angulata L.) adalah
tumbuhan herba annual (tahunan) dengan tinggi 0,1-1 m. Batang pokoknya tidak jelas, percabangan menggarpu, bersegi tajam, berusuk, berongga, bagian yang hijau berambut pendek atau boleh dikatakan gundul. Daunnya tunggal, bertangkai, bagian bawah tersebar, di atas berpasangan, helaian berbentuk bulat telur-bulat memanjang-lanset dengan ujung runcing, ujung tidak sama (runcing-tumpulmembulat-meruncing), bertepi rata atau bergelombang-bergigi, 5-15 x2,5-10,5 cm.
Bunga tunggal, di ujung atau ketiak daun, simetri banyak, tangkai bunga tegak dengan ujung yang mengangguk, langsing, lembayung, 8-23 mm, kemudian tumbuh sampai 3 cm. Kelopak berbentuk genta, 5 cuping runcing, berbagi, hijau dengan rusuk yang lembayung. Mahkota berbentuk lonceng lebar, tinggi 6-10 mm, kuning terang dengan noda-noda coklat atau kuning coklat, di bawah tiap
noda terdapat kelompokan rambut-rambut pendek yang berbentuk V. Tangkai benang sarinya kuning pucat, kepala sari seluruhnya berwarna biru muda. Putik gundul, kepala putik berbentuk tombol, bakal buah 2 daun buah, banyak bakal biji. Buah ciplukan berbentuk telur, panjangnya sampai 14 mm, hijau sampai kuning jika masak, berurat lembayung, memiliki kelopak buah.
1. Habitat tanaman ciplukan Ciplukan adalah tumbuhan asli Amerika tepatnya dari negara Peru yang kini telah tersebar secara luas di daerah tropis di dunia. Di Jawa tumbuh secara liar di kebun, tegalan, tepi jalan, kebun, semak, hutan ringan, tepi hutan. Ciplukan biasa tumbuh di daerah dengan ketinggian antara 1-1550 m dpl.
Tumbuhan Ciplukan( Physalis angulata L.) merupakan tumbuhan liar, berupa semak/perdu yang rendah (biasanya tingginya sampai 1 meter) dan mempunyai umur kurang lebih 1 tahun. Tumbuhan ini tumbuh dengan subur di datar an rendah sampai ketinggian 1550 meter diatas permukaan laut, tersebar di tanah tegalan, sawah-sawah kering, serta dapat ditemukan di hutan-hutan jati. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam manis. Buah Ciplukan yang masih muda dilindungi oleh cangkap (kerudung penutup buah).
7.
5.Rumput
Klasifikasi Kingdom: Plantae Subkingdom:Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas: Commelinidae Ordo: Poales Famili: Poaceae (suku rumputrumputan) Genus: Leptochloa Spesies: Leptochloa chinensis L.
Bobontengan ( Leptochlo achinensis) L. chinensis merupakan tumbuhansetahun/tahunan, dengan tinggi 50 – 100 cm L.chinensis berkembangbiak dengan menghasilkan biji. Biji-biji gulmadapat tersebar jauh karena ukurannya kecil sehingga dapat terbawa angin, air,hewan dan sebagainya dengan demikian penyebarannya juga lebih luas. Adapulaterdapat bulu-bulu (rambut halus) yang menempel pada biji, sehingga biji inimudah diterbangkan oleh angin,Disamping itu biji-biji gulma dapat bertahan lama di dalam tanah (masadormansi yang panjang) bila situasi lahan tanahnya tidak memungkinkan untuk tumbuh, kemudian pada saatnya dapat tumbuh bila situasi sudah memungkinkan.Batang bobotengan agak ramping, licin, kokoh. Daunnya tipis, rata/datar,berbangun garis, meruncing panjang 10 – 30 cm, lebar 0,5 – 1,5 cm. Karanganbunga L. Chinensis terdapat di ujung, tersusun pada suatu poros, biasanya denganpanjang lebih kurang separuh dari panjang keseluruhan batang, berwarna kemerah-merahan atau keungu-unguan. Tandan tebal, umumnya tunggal ataudapat 2 – 4 bersama-sama, dengan panjang 5 – 15 cm. Anak bulir mempunyai ciritersusun 3 – 6. L. Chinensis biasanya terdapat di tempat-tempat berlumpur, serta ditempattempat basah.
8.
6.Rumput Klasifikasi
Kerajaan: Plantae (Unranked): Angiosperma (Unranked): Monokotil (Unranked): Commelinids Order: Poales Keluarga: Poaceae Subfamili: Panicoideae Genus: Echinochloa Spesies: E . colona
Rumput bebek ( Echinochloa colona) Rumput bebek merupakan tumbuhan akuatik yang tumbuh dengan cepat dan hidup mengambang di perairan. Bentuknya kecil, dengan panjang daun sekitar 5 mm. Lemna bereproduksi secara vegetatif tunas dan merupakan tumbuhan hari pendek ( short day plant ). Ketika rumput bebek sudah berkembang di perairan dapat dihilangkan dengan cara mekanis, yaitu dengan cara penambahan ikan herbivor atau dengan menggunakan herbisida.
Budidaya rumput bebek sebagai sistem pembersihan perairan diharapkan dapat dilakukan dari skala rumah tangga hingga industri besar. Dengan demikian, kualitas perairan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap air akan meningkat. Selain itu, dengan budi daya rumput bebek dapat dijadikan alternatif sebagai pakan alami untuk hewan ternak karena kandungan proteinnya yang cukup tinggi (sekitar 45%).
9.
7.Gulma daun lebar Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Super Divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikoti Sub Kelas: Asteridae Ordo: Asterales Famili: Asteraceae Genus: Erechtites Spesies: Erechtites valerianifolia (Spreng.) DC. Spreng (Erechtites valerianifolia )
10
8.Rumput
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio Kelas
: Angiospermae
: Monocotyledoneae
Ordo
: Gramineae
Famili
: Graminales
Genus Spesies
: Brachiaria : Brachiaria
mutica (Forsk.) Stapf Rumput Malela ( Brachiaria mutica) ANI TANAMAN
kar : Merupakan akar serabut (radix adventica), akar keluar dari pangkal batang, jumlahnya
banyak dan hampir sama besar, memiliki banyak rambut pada
akarnya. BATANG
: Bagian terbawah tumbuh menjalar, membentuk panjang 100-400
cm, bagian teratas tumbuh
tegak. Buku-buku batang ditumbuhi
halus yang panjang, batang berwarna hijau pucat, di dekat buku berwarna agak keungu-unguan.Dudukdaunberseling. DAUN
: Helai daun tegar atau tidak elastis, berbentuk garis atau garis-
lanset, permukaan daun dan tepinya merah
berambut jarang. Warna helai daun hijau ungu.
Ukuran
muda
panjangnya 10-30 cm, dan lebarnya 5-
25. Upih daun berbentuk bulat, ditumbuhi rambut- rambut panjang.
Bunga : Merupakan bunga majemuk. Tumbuh di ujung barang/cabang. Sumbu utama persegi, panjangnya 15-25 cm, cabang tandan berjumlah Sembilan sampai dua puluh. BUAH
: Berbentuk bulat telur dengan ujung runcing, berwarna hijau, dan
berukuran sangat kecil. BIJI
: Berukuran ± 3 mm, berbentuk bulat panjang dengan ujung yang
runcing, warnanya
hijau bercorak ungu. Benang sari tiga biasanya cepat
rontok, putik dua berwarna
ungu gelap.
HABITAT
Brachiaria mutica (Forsk.) Stapf adalah rumput tahunan yang tumbuh ditanah lembab atau basah, dengan suasana terbuka atau suasana ternaung, berbunga sepanjang tahun. Daerah penyebarannya meliputi 0-1200 m diatas permukaan laut. Sering tumbuh mengelompok. Brachiaria mutica (Forsk.) Stapf merupakan gulma penting di tanah alluvial/ hidromorfik dan gulma penting di saluran drainase. Rumput ini sering terdapat di sawah, di tepi parit, di tepi hutan, di tepi kolam ikan, pada tempat basah/lembab.
PENGENDALIAN
Secara Mekanis dengan cara
::Dengan cara memotong rumput malela secara manual
menggunakan babat atau cangkul.
Secara Kultur Teknis : Dengan mengatur jarak tanam tanaman. Secara Kimiawi
: Dengan cara menyemprotkan herbisida dalapon,
glyphosate dan tambahkan
surfactant.
12.
9.Gulma berdaun lebar Klasifikasi
Kingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Super Divisi: Spermatophyta Divisi :Magnoliophyta Kelas: Liliopsida Sub Kelas: Liliidae Ordo: Liliales Famili: Pontederiaceae Genus: Monochoria Spesies: Monochoria vaginalis (Burm.F.) Presi
Eceng padi ( Monochoria vaginalis) Monochoria vaginalis merupakan tumbuhan tahunan berdaun lebar, ditemukan di sawah. Daunnya pada waktu muda berbentuk panjang dan sempit, kemudian berbentuk lanset, sedangkan yang sudah tua berbentuk bulat telur-bulat memanjang/ jantung yang mengkilap, bunga berwarna biru keunguan dengan kedudukan yang berlawanan dengan kedudukan daun. Bunganya biasanya sebanyak 3 – 25, terbuka secara serentak.
Perhiasan bunga panjang 11 – 15 cm, tangkai bunga 4 - 25mm, kepala putik yang melengkung. Buah M. vaginalis mempunyai diameter kurang lebih 1 cm. Berkembangbiak melalui biji. Tempat tumbuhnya di tanah berawa terutama di sawah-sawah. Sering menghasilkan bobot basah yang lebih tinggi disawah daripada spesies gulma lain. Namun gulma ini pendek, dan akarnya hanya dekat permukaan tanah dan tidak dapat bersaing dengan gulma lain untuk mendapatkan sinar matahari dan hara tanah.
13.
Klasifikasi
10.Teki
Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Bangsa : Cyperales Suku : Cyperaceae Marga : Cyperus Jenis : Cyperus difformis
Sunduk welut (Cyperus difformis Cyperus difformis merupakan tumbuhan tahunan, tumbuh berumpun, 10 – 70 cm. Batangnya berbentuk segitiga licin, agak lunak, menajam pada ujungnya, sering berwarna agak hijau kekuning-kuningan. Daunnya dalam jumlah yang sedikit terdapat pada bagian pangkal batang, umumnya lebih pendek dari pada batang dengan lebar 2 – 8 mm. Bunganya berkarangan terdapat di ujung, umumnya anak bulir banyak dan membentuk suatu masa yang berbentuk bulat pada ujung cabang. Mempunyai 2 atau 3 daun pelindung seperti daun yang disebut daun pembalut. Anak bulir mempunyai ukuran panjang 4 – 8 mm, dan lebar lebih kurang 1 mm. C. difformis biasanya terdapat di tempat- tempat basah dan berlumpur, terutama di sawah. Reproduksinya melalui biji. Tumbuhannya dapat menutupi tanah dengan cepat karena daur kehidupan yang pendek dan produksi biji yang sangat banyak. Gulma tidak menaungi tanaman padi, tetapi dapat bersaing dalam memperebutkan air dan hara. Dapat menjadi gulma yang dominan disawah bila herbisida yang digunakan itu efektif terhadap rumput, tetapi tidak membunuh teki. Gulma tidak tahan terhadap genangan yang dalam, dan mungkin dapat dikendalikan melalui pengelolaan air 14.