USAHA KESEHATAN MASYARAKAT MINI PROJECT
Tanggal
:
05 September 205
K!"e Keg#atan
:
%$Ura# Ura#an an Ke Keg# g#at atan an :
Upa& Upa&a a
Pen' Pen'ar ar#n #nga gan n
"an "an
Pen& Pen&(l (l() ()an an
Meng Mengen enal al
Pen*eg Pen*ega)a a)an+ n+ Peng! Peng!bat batan an "an "an K!mpl# K!mpl#,a,a-## Pen&a Pen&a,#t ,#t H#perten-# (nt(, pe-erta P!-&an"( .an-#a $lamb!&an "#
Kel( Ke l(ra ra)a )an n
Ramb Ramb#p #p(' ('##
Ke*a Ke *ama mata tan n
Ramb Ramb#p #p(' ('##
Kab(paten Jember/
A I PEN1AHU.UAN I/
.atar ela,ang
Hiperte Hipertensi nsi kini kini menjadi menjadi masalah masalah global global karena karena preval prevalensi ensi yang yang terus terus menin eningk gkat at
seja sejala lan n
deng engan
peru erubah bahan
gay gaya
hid hidup
sep seperti erti
mero erokok, kok,
obesitas,aktivitas yang menurun, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hiperte hipertensi nsi mendud menduduki uki pering peringkat kat pertama pertama sebaga sebagaii penyaki penyakitt yang yang paling paling sering sering dijumpai (WHO, 2000). Di selur seluruh uh duni dunia, a, sekit sekitar ar !2 !2 juta juta oran orang g atau atau 2",# 2",#$ $ peng penghu huni ni bumi bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 2","$ pria dan 2",%$ &anita. 'ngka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 2,2$ di tahun 202. Dari !2 juta pengidap hipertensi, juta berada di negara maju dan " sisanya berada di negara sedang berkembang, temasuk *ndonesia (WHO, 2000). +enelit +enelitian ian berska berskala la nasion nasional al dilakuk dilakukan an oleh oleh perhim perhimpun punan an hipert hipertensi ensi *ndonesia pada tahun 2002 di a&a,-umatra,alimantan,-ula&esi dan /ali. Dari 00 subjek de&asa umur #0 tahun atau lebih yang berobat berobat pada praktik praktik dokter, dokter, didapa didapatka tkan n preval prevalens ensii hiperte hipertensi nsi ,$ ,$ dan sebany sebanyak ak !,2$ !,2$ pasien pasien tanpa tanpa pengobatan antihipertensi. -urvei esehatan 1umah angga angga (-1) (-1) yang dilaku dilakukan kan oleh oleh Departe Departemen men eseha esehatan tan tahun tahun 200# 200# mendap mendapatk atkan an preval prevalens ensii hipertensi di +ulau a&a men3apai #%,$. /erd /erdasa asark rkan an data data dari dari Dina Dinass eseh esehat atan an ota ota -emara -emarang ng,, Hipe Hipert rten ensi si menjadi urutan ke4# dari %0 besar penyakit di -emarang pada tahun 200. asus
hipe hiperte rtens nsii pada pada tahu tahun n 200 200 diko dikota ta -emara -emarang ng terjad terjadii seban sebanya yak k 20" 20" kasu kasuss (%2,$). +revalensi hipertensi pada usia muda dikota -emarang terjadi sebanyak %"# kasus (",0%$). Dari %"# kasus tersebut, sebanyak "4%0$ sudah mengalami komplikasi seperti penyakit jantung, ginjal dan lain4lain. 5eskipun prevalensinya rendah rendah hal ini bisa bisa saja menjadi menjadi masalah masalah keseha kesehatan tan yang yang serius serius karena karena akan akan mengak mengakiba ibatka tkan n kompli komplikasi kasi yang yang berbah berbahaya aya jika tidak tidak terkend terkendali ali dan tidak tidak diupayakan diupayakan pen3egahan dini 6aktor46ak 6aktor46aktor tor risiko yang mempengaru mempengaruhi hi kejadian kejadian hipertensi pada remaja. +enderita Hipertensi di *ndonesia, yang diperiksa di +uskesmas se3ara tera teratu tutt seba sebany nyak ak 22, 22,$ $ seda sedang ngka kan n yang ang tida tidak k tera teratu turr seba sebany nyak ak !!,2 !!,2$. $. /erdasarkan laporan dari Dinas esehatan +ropinsi a&a engah, kasus tertinggi hiperte hipertensi nsi terdap terdapat at di kota kota -emaran -emarang g yaitu yaitu sebany sebanyak ak "!,%0% "!,%0% kasus kasus (%," (%,"$). $). ertinggi ertinggi kedua adalah abupaten laten late n yaitu sebesar %0,#$ Hiperte Hipertensi nsi atau atau tekanan tekanan darah darah tinggi tinggi seringk seringkali ali mun3ul mun3ul tanpa tanpa gejala, gejala, sehingga sehingga disebut disebut sebagai silent sebagai silent killer . -e3ara global, tingkat prevalensi hipertensi di seluruh dunia masih tinggi. tinggi. 7ebih dari seperempat jumlah populasi populasi dunia saat ini menderita hipertensi. 8amun sebaliknya, tingkat kontrol tekanan darah se3ara umum umum masih masih rendah rendah (/akri, (/akri, 200). 200). segud segudan ang g
risik risiko o
komp kompli lika kasi, si,
alau alau saja hiperten hipertensi si tidak tidak mengun mengundan dang g
baran barangk gkali ali
perma permasal salah ahan anny nyaa
menja menjadi di
lebih lebih
sederhana. 5asalahnya, tekanan darah di atas normal yang tidak ditangani dengan baik akan merembet kepada komplikasi yang lebih berat. Hipertensi bisa menyebabkan berbagai ma3am penyakit, diantaranya ialah penyakit gagal ginjal (/akri, 200). +enyuluha +enyuluhan n hipertesi hipertesi dilakukan dilakukan didaerah didaerah ngamping ngamping dikarenakan dikarenakan masih kura kurang ngny nyaa kesad kesadara aran n masy masyara araka katt untu untuk k memeri memeriksa ksaka kan n tekan tekan darah darahny nyaa ke pelayanan kesehatan. /erdasarkan hasil &a&an3ara peneliti dengan pasien hiperte hipertensi nsi,, didapat didapatkan kan sebagi sebagian an besar besar dari dari mereka mereka enggan enggan untuk untuk melaku melakukan kan kontrol karena takut untuk memeriksakan penyakitnya ke puskesmas. Hal ini yang perlu digaris ba&ahi dari hal tersebut yaitu timbulnya masalah tentang ketidak teraturan penderita hipertensi dalam melakukan kontrol di pelayanan kesehatan. /2
Pern&ataan Ma Ma-ala)
%. 'ngka 'ngka kejadian kejadian hipertensi hipertensi pada usia lanjut lanjut sangat tinggi tinggi
2
2. igkat pengetahuan peserta posyandu lansia 6lamboyan
e3amatan
1ambipuji mengenai hipertensi masih sangat kurang . 5etode yang tepat untuk menyebarkan in6ormasi mengenai hipertensi kepada masyarakat masih sulit dilakukan se3ara e6ekti6 /
T('(an
//
T('(an Um(m
5emberikan pengertian dan kesadaran kepada masyarakat mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran terhadap pengertian dan pengenalan penyakit hipertensi, dimana penulis mengambil temah pen3egahan, pengobatan dan komplikasi hiperensi sebagai materi penyuluhan //
T('(an K)(-(-
%. 5emberikan pengertian mengenai hipertensi 2. 5emberikan pengertian mengenai pembagian hipertensi . 5emberikan pengetahuan mengenai penyebab terjadinya hipertensi #. 5emberikan edukasi mengenai akibat yang dapat ditimbulkan dari penyakit hipertensi . 5emberikan edukasi mengenai 3ara pene3egahan dan pengobatan hipertensi /3
Man4aat
+enulis berharap hasil penjaringan dan penyuluhan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya dari penyakit hipertensi sehingga kedepannya dapat dilakukan upaya pen3egahan sampai nantinya mengurangi resiko komplikasi dari penyakit hipertensi
A II TINJAUAN PUSTAKA 2/
PENERTIAN
Hipertensi dapat dide6inisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas %#0 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 0 mmHg.
3
( -mith om, % ) 5enurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan %"0 mmHg dan atau tekanan diastoli3 sama atau lebih besar mmHg ( odim 8asrin, 200 ). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 9 %0# mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara %0 dan %%# mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya %% mmHg atau lebih. +embagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastoli3 karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik. 2/2 ETIO.OI
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : %. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya 2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain Hiperrtensi primer terdapat pada lebih dari 0 $ penderita hipertensi, sedangkan %0 $ sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. 5eskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data4data penelitian telah menemukan beberapa 6a3tor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. ;a3tor tersebut adalah sebagai berikut: a. ;aktor keturunan Dari data statistik terbukti bah&a seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi b.
( jika umur bertambah maka D meningkat ), jenis
kelamin ( laki4laki lebih tinggi dari perempuan ) dan ras (
ras
kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ) 3. ebiasaan hidup ebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 0 gr ),
4
kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya
merokok,
minum
al3ohol,
minum
obat4obatan
( ephedrine, prednison, epineprin ) 2/ PATO$ISIO.OI
5ekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras sara6 simpatis, yang berlanjut ke ba&ah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. 1angsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke ba&ah melalui system sara6 simpatis ke ganglia simpatis. +ada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut sara6 pas3a ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. /erbagai 6a3tor seperti ke3emasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. *ndividu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepine6rin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. +ada saat bersamaan dimana system sara6 simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. 5edulla adrenal mensekresi epine6rin, yang menyebabkan vasokonstriksi. orteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. =asokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan
aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. 1ennin merangsang pembentukan angiotensin * yang kemudian diubah menjadi angiotensin **, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. -emua 6a3tor ini 3enderung men3etuskan keadaan hipertensi. >ntuk pertimbangan gerontology. +erubahan stru3tural dan 6ungsional pada system pembuluh peri6er bertanggungja&ab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. +erubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos
5
pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. onsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekun3up ), mengakibatkan penurunan 3urang jantung dan peningkatan tahanan peri6er. 2/3 TAN1A 1AN EJA.A
anda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : idak ada gejala idak ada gejala yang spesi6ik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur. ?ejala yang la@im -ering dikatakan bah&a gejala terla@im yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terla@im yang mengenai kebanyakan pasien yang men3ari pertolongan medis. 2/5/ $a,t!r64a,t!r R#-#,! H#perten-# $a,t!r R#-#,! &ang T#"a, 1apat 1#,!ntr!l
%). >sia ;aktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya usia maka risiko hipertensi menjadi lebih tinggi. *nsiden hipertensi yang makin meningkat dengan bertambahnya usia, disebabkan oleh perubahan alamiah dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada usia kurang dari tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur. -emakin bertambahnya usia, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi dikalangan usia lanjut 3ukup tinggi yaitu sekitar #0 $ dengan kematian sekitar 0$ di atas umur "0 tahun. 'rteri kehilangan elastisitas atau kelenturan serta tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia. 2). enis kelamin
6
;aktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya penyakit tidak menular tertentu seperti hipertensi, di mana pria lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan &anita dengan rasio sekitar 2,2 mmHg untuk peningkatan darah sistolik. Wanita dipengaruhi oleh beberapa hormon termasuk hormon estrogen yang melindungi &anita dari hipertensi dan komplikasinya termasuk penebalan dinding pembuluh darah atau aterosklerosis. 'ri6 5ansjoer mengemukakan bah&a pria dan &anita menopause memiliki pengaruh sama pada terjadinya hipertensi. 'hli lain berpendapat bah&a &anita menopause mengalami perubahan hormonal yang menyebabkan kenaikan berat badan dan tekanan darah menjadi lebih reakti6 terhadap konsumsi garam, sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah. erapi hormon yang digunakan oleh &anita menopause dapat pula menyebabkan peningkatan tekanan darah. ). 1i&ayat keluarga eluarga dengan ri&ayat hipertensi akan meningkatkan risiko hipertensi sebesar empat kali lipat. Data statistik membuktikan jika seseorang memiliki ri&ayat salah satu orang tuanya menderita penyakit tidak menular, maka dimungkinkan sepanjang hidup keturunannya memiliki peluang 2$ terserang penyakit tersebut. ika kedua orang tua memiliki penyakit tidak menular maka kemungkinan mendapatkan penyakit tersebut sebesar "0$.%
$a,t!r R#-#,! &ang 1apat 1#,!ntr!l
%). onsumsi garam ?aram dapur merupakan 6aktor yang sangat berperan dalam patogenesis hipertensi. ?aram dapur mengandung #0$ natrium dan "0$ klorida. Orang4orang peka natrium akan lebih mudah mengikat natrium sehingga menimbulkan retensi 3airan dan peningkatan tekanan darah. ?aram memiliki si6at menahan 3airan, sehingga mengkonsumsi garam berlebih atau makan4makanan yang diasinkan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. +engaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma, 3urah jantung dan tekanan darah.
7
-umber natrium yang juga perlu di&aspadai selain garam dapur adalah penyedap masakan atau monosodium glutamat (5-?) yang mempertinggi risiko terjadinya hipertensi. 2). onsumsi 7emak ebiasaan mengkonsumsi lemak jenuh berkaitan dengan peningkatan berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. onsumsi lemak jenuh juga meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah. +enggunaan minyak goreng lebih dari satu kali pakai dapat merusak ikatan kimia pada minyak, dan hal tersebut dapat meningkatkan pembentukan kolesterol yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan aterosklerosis dan hal yang memi3u terjadinya hipertensi dan penyakit jantung. ). 5erokok 5erokok merupakan salah satu 6aktor yang berhubungan dengan hipertensi, sebab rokok mengandung nikotin. Di otak, nikotin akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epine6rin atau adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih tinggi. embakau memiliki e6ek 3ukup besar dalam peningkatan tekanan darah karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. andungan bahan kimia dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh darah. Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan ikatan oksigen dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang 3ukup ke dalam organ dan jaringan tubuh lainnya. 5erokok juga diketahui dapat memberikan e6ek perubahan metabolik berupa peningkatan asam lemak bebas, gliserol, dan laktat yang menyebabkan penurunan kolesterol High Density Lipid (HD7), serta peningkatan Low Density Lipid (7D7) dan trigliserida dalam darah. Hal tersebut akan meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dan penyakit jantung koroner. ). Obesitas
8
Obesitas merupakan suatu keadaan di mana indeks massa tubuh lebih dari atau sama dengan 0. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi karena beberapa sebab. 5akin besar massa tubuh, makin banyak pula suplai darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Hal ini mengakibatkan volume darah yang beredar melalui pembuluh darah akan meningkat sehingga tekanan pada dinding arteri menjadi lebih besar. elebihan berat badan juga meningkatkan 6rekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah. +eningkatan kadar insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan air. in3aid4-mith mengusulkan bah&a obesitas dan sindrom resistensi insulin berperan utama dalam patogenesis gagal ginjal pada pasien hipertensi atau disebut juga nephrosclerosis hypertension. Obesitas dapat menyebabkan hipertensi dan penyakit kardiovaskular melalui
mekanisme
pengakti6an
sistem
renin4angiotensin4aldosteron,
peningkatkan aktivitas simpatis, peningkatan aktivitas procoagulatory, dan dis6ungsi endotel. -elain hipertensi, timbunan adiposa abdomen juga berperan dalam patogenesis penyakit jantung koroner, sleep apnea, dan stroke. "). urangnya akti6itas 6isik 'ktivitas 6isik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. +ada orang yang tidak akti6 melakukan kegiatan 6isik 3enderung mempunyai 6rekuensi denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. 5akin keras usaha otot jantung dalam memompa darah, makin besar pula tekanan yang dibebankan pada dinding arteri sehingga meningkatkan tahanan peri6er yang menyebabkan kenaikkan tekanan darah. -tudi epidemiologi membuktikan bah&a olahraga se3ara teratur dapat menurunkan tekanan darah sekitar "4% mmHg pada penderita hipertensi.
2/7 K!mpl#,a-# H#perten-#
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik se3ara langsung maupun tidak langsung. /eberapa penelitian menemukan bah&a penyebab kerusakan organ4organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena e6ek tidak langsung, antara lain adanya
9
autoantibodi terhadap reseptor angiotensin **, stress oksidati6, down regulation, dan lain4lain." %). Otak -troke merupakan kerusakan target organ pada otak yang diakibatkan oleh hipertensi. -troke timbul karena perdarahan, tekanan intra kranial yang meninggi, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. -troke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri4arteri di otak mengalami hipertropi atau penebalan, sehingga aliran darah ke daerah4daerah tersebut akan berkurang. 'rteri4arteri di otak yang mengalami arterosklerosis melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma. 2). ardiovaskular *n6ark
miokard
dapat
terjadi
apabila
arteri
koroner
mengalami
arterosklerosis atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah yang melalui pembuluh darah tersebut, sehingga miokardium tidak mendapatkan suplai oksigen yang 3ukup. ebutuhan oksigen miokardium yang tidak terpenuhi menyebabkan terjadinya iskemia jantung, yang pada akhirnya dapat menjadi in6ark. /eban kerja jantung akan meningkat pada hipertensi. antung yang terus4 menerus memompa darah dengan tekanan tinggi dapat menyebabkan pembesaran ventrikel kiri sehingga darah yang dipompa oleh jantung akan berkurang yang akhirnya dapat menimbulkan komplikasi gagal jantung kongesti6. ). ?injal +enyakit ginjal kronik dapat terjadi karena kerusakan progresi6 akibat tekanan tinggi pada kapiler4kepiler ginjal dan glomerolus. erusakan glomerulus akan mengakibatkan darah mengalir ke unit4unit 6ungsional ginjal, sehingga ne6ron akan terganggu dan berlanjut menjadi hipoksia dan kematian ginjal. Hal tersebut terutama terjadi pada hipertensi kronik. #). 1etinopati ekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah pada retina. 5akin tinggi tekanan darah dan makin lama hipertensi tersebut berlangsung, maka makin berat pula kerusakan yang dapat ditimbulkan. elainan lain pada retina yang terjadi akibat tekanan darah yang tinggi adalah iskemik optik
10
neuropati atau kerusakan pada sara6 mata akibat aliran darah yang buruk, oklusi arteri dan vena retina akibat penyumbatan aliran darah pada arteri dan vena retina. +enderita hypertensive retinopathy pada a&alnya tidak menunjukkan gejala, yang pada akhirnya dapat menjadi kebutaan pada stadium akhir. 2/% Penatala,-anaan H#perten-#
ujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular, men3egah kerusakan organ, dan men3apai target tekanan darah A %0B0 mmHg dan %#0B0 mmHg untuk individu berisiko tinggi dengan diabetes atau gagal ginjal. " Penatala,-anaan N!n $arma,!l!g#-
+enatalaksanaan non 6armakologis dalam penanganan hipertensi adalah dengan memodi6ikasi gaya hidup. +ada hipertensi derajat *, pengobatan se3ara non 6armakologis dapat mengendalikan tekanan darah sehingga pengobatan 6armakologis tidak diperlukan atau pemberiannya dapat ditunda. ika obat antihipertensi diperlukan, pengobatan non 6armakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan hasil pengobatan yang lebih baik.%! 5odi6ikasi gaya hidup yang dianjurkan dalam penanganan hipertensi antara lain : %). 5engurangi berat badan bila terdapat kelebihan (/5* C 2!) +enerapan pola makan seimbang dapat mengurangi berat badan dan menurunkan
tekanan
darah.
/erdasarkan
hasil
penelitian eksperimental,
pengurangan // sekitar %0 kg menurunkan tekanan darah 24 mmHg per kg berat badan.# 2). Olahraga dan akti6itas 6isik Olahraga isotonik seperti berjalan kaki, jogging , berenang dan bersepeda berperan dalam penurunan tekanan darah. 'ktivitas 6isik yang 3ukup dan teratur membuat jantung lebih kuat dan dapat memompa darah lebih banyak dengan usaha minimal, sehingga gaya yang bekerja pada dinding arteri akan berkurang. Hal tersebut berperan pada penurunan Total Peripher Resistance yang berman6aat dalam menurunkan tekanan darah. ). 5engurangi asupan garam +embatasan asupan garam sampai "0 mmol per hari atau dengan kata lain konsumsi garam dapur tidak lebih dari seperempat sampai setengah sendok teh
11
garam per hari. +enderita hipertensi dianjurkan menggunakan mentega bebas garam dan menghindari makanan yang sudah diasinkan. +edoman diet merekomendasikan orang dengan hipertensi harus membatasi asupan garam kurang dari %.00 miligram sodium sehari. #). Diet rendah lemak jenuh 7emak dalam diet meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan darah, sehingga diet rendah lemak jenuh atau kolesterol dianjurkan dalam penanganan hipertensi. ). Diet tinggi serat -erat banyak terdapat pada makanan karbohidrat seperti kentang, beras, singkong dan ka3ang hijau, serta sayur4sayuran dan buah4buahan. -erat dapat ber6ungsi men3egah penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya membuang bersama kotoran. "). idak merokok ekanan darah akan turun se3ara perlahan dengan berhenti merokok. -elain itu merokok dapat menyebabkan obat yang dikonsumsi tidak bekerja se3ara optimal. ). *stirahat yang 3ukup *stirahat merupakan suatu kesempatan untuk memperoleh energi sel dalam tubuh. *stirahat dapat dilakukan dengan meluangkan &aktu. ang dimaksudkan dengan istirahat adalah usaha untuk mengembalikan stamina tubuh dan mengembalikan keseimbangan hormon dalam tubuh. Penatala,-anaan $arma,!l!g#-
+enatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan se3ara titrasi sesuai dengan umur, kebutuhan, dan usia. Dosis tunggal lebih diprioritaskan karena kepatuhan lebih baik dan lebih murah. -ekarang terdapat obat yang berisi kombinasi dosis rendah dua obat dari golongan berbeda yang terbukti memberikan e6ektivitas tambahan dan mengurangi e6ek samping. enis4jenis obat antihipertensi untuk terapi 6armakologis hipertensi yang dianjurkan oleh 8< =** yaitu diuretika (terutama jenis Thiazide atau ldosteron 'ntagonist), beta blocker , calsium
12
channel blocker , angiotensin converting enzyme inhibitor , dan angiotensin !! receptor blocker . Diuretika biasanya menjadi tambahan karena meningkatkan e6ek obat yang lain. ika tambahan obat kedua dapat mengontrol tekanan darah dengan baik minimal setelah satu tahun, maka di3oba untuk menghentikan obat pertama melalui penurunan dosis.#,"
A III
METO1E
/Sa-aran
-asaran pada penyuluhan dan penjaringan ini adalah lansia di +osyandu ;lamboyan, elurahan 1ambipuji, e3amatan 1ambipuji, abupaten ember.
/2Met!"e Pela,-anaan
+enulis memilih bentuk penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan sebagai mini proje3t dengan judul 8Upa&a pen'ar#ngan "an pen&(l()an mengena# pen*ega)an+ peng!batan "an ,!mpl#,a-# )#perten-#9 yang dilanjutkan dengan
diskusi dan pemeriksaan sehingga e6ekti6 dalam menyampaikan maksud penulis terhadap peserta penyuluhan. % 2
anggal : 0 -eptember 20% Waktu : 0.00 W*/ 9 %2.0 W*/
13
empat : +osyandu 7ansia ;lamboyan # +eserta : +eserta posyandu lansia 6lamboyan
/Kerang,a K!n-ept(al
14
Posyandu
Kurangnya Pengetahuan Masyaakat mengenai penyakit H
Puskesmas
Mengadakan Penyuuhan ! Mengena pen"egahan# pengo$atan dan kompikasi hipertensi seuruh peserta posyandu ansia di
Kader Kader Posyandu dapat menye$arkan in)ormasi yang didapat dari semin
Masyarakat Kesadaran masyarakat mengenai kompikasi dari hipertensi yang
15
/3Kerang,a Opera-#!nal
16
*denti+kasi masaah Masaah yang ditemukan Meaui pengenaanPengetahuan kasu penyakit masyarakat ter$anyakmengenai Hipertensi masih kurang Kader Posyandu# Petugas kesehatan, pera%at# dokter-
.kar Masaah
.ternati) Peme"ahan Masaah
Peran Kader
Peran Masyarakat Peran /.K PKM Peran tokoh Masyarakat
17
1 Penyuuhan !pen"egahan# pengo$atan dan kompikasi penyakit hipertensi dian&utkan diskusi dengan peserta psoyandu ansia 2 Monitoring dan eauasi dengan petugas kesehatan dan kader kesehatan setiap kegiatan posyandu $erikutnya mengenai masaah dan ke$erhasian sosiaisasi penyakit Hipertensi 3 /enaga Kesehatan Puskesmas meningkatkan pengetahuan tentang pengenaan# pen"egahan# pengo$atan dan kompikasi penyakit hipertensi meaui diskusi kasus dan deteksi dini penyakit hipertensi
/5Ha-#l "!,(menta-# "an pela,-anaan
18
A I HASI.
19
3/Pr!4#l K!m(n#ta-
/erdasarkan laporan program pembinaan usia lanjut +uskesmas 1a mbipuji di posyandu 6lamboyan, jumlah sasaran usia lanjut (usila) di +osyandu ;lamboyan, +uskesmas 1ambipuji, elurahan 1ambipuji, e3amatan 1ambipuji, abupaten ember yaitu sasaran pra lansia usia #4 tahun berjumlah ! orang, orang berjenis kelamin laki4laki dan ! orang berjenis kelamin perempuan sedangkan sasaran lansia usia "0 keatas berjumlah %%, berjenis kelamin laki4 laki dan %2" berjenis kelamin perempuan. 3/2 1ata Ke-e)atan Ma-&ara,at
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan saat kegiatan posyandu lansia di +osyandu 6lamboyan tanggal september didapatkan dari ! peserta posyandu yang pra lansia 2 laki4laki menderita hipertensi dan % perempuan menderita hipertensi sedangkan dari %% peserta posyandu lansia 2% laki4laki menderita hipertensi dan " perempuan juga menderita hipertensi.
A PEMAHASAN
20
egiatan ini dilaksanakan di +osyandu 7ansia ;lamboyan, elurahan 1ambipuji, e3amatan 1ambipuji, abupaten ember dimana peserta merupakan seluruh
peserta posyandu lansia 6lamboyan +osyandu yang hadir pada saat
kegiatan pengobatan dan penyuluhan E5engenal pen3egahan, pengobatan dan komplikasi hipertensiF. +eserta posyandu lansia tampak antusias mengenai materi yang diberikan karena banyaknya penderita hipertensi pada usia lanjut baik dengan atau tanpa komplikasi dan adanya pengetahuan baru mengenai pen3egahan, pengobatan dan komplikasi hipertensi.
M!n#t!r#ng
5onitoring yang dilakukan pada saat kegiatan rutin yang dilakukan psoyandu lansia 6lamboyan. Dimana setiap orang yang melakukan pemeriksaan, semuanya di 3atat dalam buku 3atatan pelaporan pasien, sehingga para petugas kesehatan bisa mengkontrol buku 3atatn tersebut. 5onitoring dilakukan dengan pengukuran vital sign dan pemeriksaan 6isik standard. +endekatan kepada peserta dilakukan melalui penyuluhan dan diskusi, terlihat bah&a peserta tampak antusias dan lebih leluasa bertanya kepada narasumber. -etelah diadakan penyuluhan ini, peserta tampak lebih paham mengenai hipertensi dan diharapkan kedepannya semakin memperlihatkan tanda4 tanda bahaya yang mungkin timbul sehingga tidak terlambat mendapatkan penanganan di instalansi kesehatan. 2
E;al(a-#
Dari hasil kegiatan penyeluhan terkait hipertensi dapat di evaluasi dengan bekerjasama antara petugas kesehatan dengan kader dalam setiap kegiatan rutin posyandu lansia. Dan melihat perkembangan dari status kesehatan terkait masalah hipertensi dan menyesuaikan dengan data kesehatan pada kegiatan sebelumnya apakah ada perkembangan ke lebih baik seperti misalnya tekanan darah yang terkontrol.
A I 1ISKUSI
%. +embahasan
21
+ada lanjut usia terdapat peningkatan insidensi penyakit tidak menular yang merupakan penyakit degenerati6, penyakit gangguan metabolisme, dan psikososial. 5enurut riskesdas tahun 200! terdapat tujuh masalah kesehatan yang paling banyak pada lansia yaitu hipertensi ",$, katarak #%,$, stroke %,$, jantung %,2$, gangguan emosional 2,2$, dan diabetes mellitus ,#$. urangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan menjadi salah satu 6a3tor tingginya prevalensi penurunan kualitas kesehatan di masa senja. +entingnya menjaga kesehatan sejak dini dngan melakukan 3ontrol kesehatan berkala dan pola hidup sehat perlu digalakkan oleh petugas kesehatan. 2. +emberian +enyuluhan ujuan dari pemberian penyuluhan adalah meningkatkan pengetahuan bagi masyarakat. +engetahuan merupakan hasil EtahuF, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan
terhadap
objek tertentu.
+engetahuan
(kogniti6)
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). arena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. 'da beberapa langkah atau proses sebelum orang mengadopsi perilaku baru. +ertama adalah a&areness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari stimulus tersebut. emudian dia mulai tertarik (interest). -elanjutnya, orang tersebut akan menimbang4nimbang baik atau tidaknya stimulus tersebut (evaluation). -etelah itu, dia akan men3oba melakukan apa yang dikehendaki oleh stimulus (trial). +ada tahap akhir adalah adoption, berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya. Dengan mendapatkan in6ormasi yang benar, diharapkan lansia mendapat bekal pengetahuan yang 3ukup untuk dapat melaksanakan pola hidup sehat sehingga dapat men3egah terjadinya penyakit4 penyakit tidak menular sedangkan bagi yang sudah menderita dapat menurunkan risiko terjadinya progresivitas penyakit dan terjadinya komplikasi.
22
A II KESIMPU.AN 1AN SARAN / Ke-#mp(lan %. Hipertensi meningkat seiring peningkatan jumlah usia. 2. 5asih kurangnya kesadaran dan kemauan masyarakat untuk rutin
memeriksakan kesehatan, terutama tekanan darah ke pusat kesehatan terdekat. 5inimnya pengetahuan masyarakat mengenai 6aktor risiko hipertensi.
Hal ini menyebabkan kesadaran masyarakat untuk
memeriksakan tekanan darah se3ara rutin ketenaga kesehatan masih kurang. . +enerapan pola hidup sehat pada lansia
dapat men3egah dan
mengatasi penyakit hipertensi pada lansia di &ilayah kerja puskemas 'mbara&a.
23
2/ Saran %. enaga kesehatan dan kader proakti6 untuk mengajak masyarakat
berkunjung ke posyandu lansia sehingga se3ara
rutin dapat
mendeteksi se3ara dini penyakit4penyakit tidak menular pada lansia. 2. 7ansia yang menderita hipertensi dirujuk ke puskesmas untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. . enaga kesehatan dan kader se3ara kontinyu memberikan penyuluhan tentang penerapan pola hidup sehat pada lansia.
24
1A$TAR PUSTAKA
%. -heldon ?. -heps. 5ayo *G 200%. p: %420. #. Hendi. Hipertensi dan 1osella JinternetK. 3200 ;eb 2% J3ited 20%% O3t !K. 'vailable
6rom:
http:BBrohaendi.blogspot.3omB200B02Bhipertensi4dan4
rosella.html . 5. ogiantoro. Hipertensi Isensial. akarta: Departemen *lmu +enyakit Dalam ;>*G 200". p: 4"0%. ". 7eny ?una&an. Hipertensi : ekanan darah tinggi. ogyakarta: +er3etakan anisusG 200%. !. 8urlaely ;itriana. Hipertensi pada 7ansia JinternetK. 320%0 J3ited 20%% 8ov %K. 'vailable 6rom: http:BBnurlaelyn0!.alumni.ipb.a3.idBauthorB . * 5ade 'sta&an.
25