c c Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Anatomi Fisiologi Manusia yang dibina oleh Ibu Sri Rahayu dan Ibu Susilowati
Disusun oleh : Kelompok V 1. Juliyatin Putri Utami
(308342410451)
2. Kiki Suryani
(308342410458)
c
!"!#"$ merupakan salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar tiroid terletak tepat di bawah laring. Lobus lateral kanan dan kiri terletak satu pada setiap sisi trakhea. Yang menghubungkan lobus adalah massa jaringan yang disebut isthmus, terletak di depan trakhea. Lobus yang berbentuk piramid, kecil, kadang-kadang melanjut ke atas dari isthmus. Kelenjar tiroid adalah satu-satunya kelenjar endokrin yang menyimpan hasil sekresinya dalam jumlah besar. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh untuk membakar energi, memproduksi
protein dan mengatur kesensitifan tubuh
terhadap hormon lainnya.
|
ãambar 1. Kelenjar Tiroid %|
Kelenjar tiroid vertebrata tingkat tinggi terdiri dari dua lobus, terletak pada permukaan lateral trakhea tepat di bawah larynx. Masing-masing lobus tersebut dihubungkan oleh isthmus yang melintang pada permukaan ventralnya. Kedua kelenjar tiroid tersebut dikelilingi oleh kapsula yang tersusun dari jaringan fibroelastik yang terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar yang berhubungan dengan permukaan servikal lebih padat bila dibandingkan dengan lapisan dalam yang secara langsung berada pada permukaan kelenjar. Masing-masing lobus terdiri dari banyak folikel (foliculli) yang berbentuk oval atau bulat, yang satu sama lain dihubungkan oleh membran basal. Tiap folikel dibasahi oleh sel epitelium kuboid dan pada bagian tengahnya terdapat lumen pusat. Folikel dikelilingi oleh kapiler darah, dan pada kapsula terdapat pembuluh darah yang lebih besar. Selain pembuluh darah juga terdapat serabut saraf yang bercabang-cabang sangat banyak yang merupakan ÷ ÷ ÷ ÷ Serabut saraf ini berfungsi untuk mengatur aliran darah di dalam kelenjar tiroid, bukti lain menunjukkan bahwa saraf simpatis dapat menstimulasi sekresi hormon tiroid.
Rongga-rongga yang tertutup pada folikel secara normal mengandung globulin homogeny, gelatinosa dan berwarna kecokelatan. Sekresi ini yang dinamakan koloid yang merupakan produk yang disimpan dari sekresi epitel. Tiroid merupakan derivate embrional saluran pencernaan yang awalnya muncul sebagai lekukan di daerah median, tak berpasangan menonjol. Ujung distal bagian yang tumbuh ini berangsur-angsur menjadi dual obi. Sementara yang menggantung dan melekat menyempit membentuk ductus thyroglossus. Ujung terminal yang bercabang-cabang primordial tiroid ini menduduki posisi pada permukaan anterior trachea, dan ductus thyroglossusnya secara normal menghilang. Foramen caecum, berupa lekukan dangkal pada akar lidah dekat apeks sulkus terminalis yang menandai titik tempat ductus thyroglossus membuka ke dalam pharing embrional. Bentuk sel epitelium yang melapisi folikel sangat dipengaruhi oleh aktivitas kelenjar tiroid. Dalam keadaan aktif, sel ini berbentuk memanjang (kolumner), sedang dalam keadaan tidak aktif berbentuk pipih (squamosa). Lumen pusat terdapat di bagian tengah folikel, berisi koloid yang terdiri dari tiroglobulin (TãB). Ukuran diameter lumen dipengaruhi oleh aktivitas kelenjar tiroid. Dalam keadaan aktif, diameter menjadi lebih kecil. Koloid bersifat basa dan sepanjang pinggirnya dipenuhi oleh granula pinositotika sedangkan dalam keadaan tidak aktif ukuran diameter lebih besar. Aktivitas kelenjar tiroid menunjukkan bahwa dalam keadaan aktif terjadi peningkatan retikulum endoplasma granular dan mitokondria baik dalam hal ukuran maupun densitas. Selain itu, terlihat adanya mikrovili pada bagian tepi sel foliculli. Panjang dan pendeknya mikrovili tergantung pada aktivitas kelenjar tiroid. Diantara mikrovili tersebut terdapat celah sebagai penghubung antar sel folikuler yang berdekatan, yaitu berupa ·
dan desmosoma. %| c %| !&! "'" $ !#$&"c#!'#"!#"$ cormon tiroid terutama berupa tioksi (Y atau T4) dan triiodotironin ( T3). Kedua hormon ini mengandung ion iodida yang berikatan dengan cincin fenol dan tironin.
Di dalam plasma sebagian besar hormon tiroid yang berikatan dengan protein. cormon tiroid tersebut berperanan sebagai cadangan dan bila diperlukan akan dapat dibebaskan untuk memenuhi kebutuhan hormon tiroid bebas dalam sel. Secara kuantitatif kadar hormon T4 di dalam plasma lebih besar dibandingkan T3, akan tetapi T3 mempunyai aktivitas 3 sampai 5 kali lebih besar dari T4. %| ""c#!'#"!#"$ Peristiwa pembentukan terjadi di dalam kelenjar tiroid, sebagai unit fungsionalnya adalah folikel tiroid. Beberapa tahap yang terjadi pada sintesis hormon tiroid adalah sebagai berikut. | Sintesis dan Sekresi Tiroglobulin (TãB)
TãB merupakan bahan dasar hormon tiroid dan sebagian besar terdapat di dalam lumen folikuli. Mekanisme sintesis dan sekresi TãB diawali dengan keluarnya tRNA dan mRNA dari nukleus dengan membawa ³pesan-pesan´ yang diperlukan untuk sintesis TãB. Selanjutnya mRNA diterjemahkan oleh ribosoma
pada
retikulum endoplasma
granulare. Rantai polipeptida
mengalami glikolisasi sampai pada retikulum endoplasma granulare dengan bantuan glikosil transferase. Setelah sampai pada aparatus golgi, TãB dikemas pada vesikula eksositosis. Vesikula berfungsi dengan membran epitelium apical dan mensekresikan TãB ke lumen pusat dalam bentuk koloid. Di dalam koloid, lumen folikuli disimpan bersama dengan enzim proteolitik dan enzim mukoprotein. | Transportasi dan Organifikasi Iodium
Idium yang berasal dari sekresi kelenjar saliva dan mukosa lambung disekresikan ke cairan ekstraseluler, dan kemudian secara aktif memasuki sel epitelium folikuli tiroid, kemudian iodium segera teroksidasi menjadi iodium organik dan reaksi ini tergantung pada peroksidase. Selanjutnya iodium organik akan berikatan dengan residu tirosin pada TãB untuk membentuk molekul O ÷ Y dan ÷ Y Peristiwa ini diduga terjadi secara enzimatis pada bagian awal apical epitelium folikuli yang menghadap ke lumen. | Penggabungan Iodotirosin
Di dalam koloid, folikuli MIT dan DIT akan membentuk hormon tiroid dengan cara penggabungan atau reaksi ³ Penggabungan yang reaksinya berlangsung secara kondensasi antara dua molekul DIT akan membentuk hormon tiroksin, dan penggabungan satu molekul DIT dengan satu molekul MIT akan menghasilkan hormon T3. Pada kedua peristiwa di atas diperlukan kondisi aerob, enzim tiroglobulin dan tiroid peroksidase. Selain itu, MIT dan DIT akan mengalami mobilisasi secara endositosis dan proteolisis yang diperantarai oleh enzim iodotirosin deiodinase. Setelah terbentuk hormon tiroid, terjadi penyimpangan hormon di dalam koloid sebagai iodotironin yang tergabung pada ikatan peptida yaitu TãB. Iodotironin akan disekresikan oleh sel epitelium dan dengan cara yang sama disekresikan pula ke dalam pembuluh darah balik yang ada di sekitarnya dalam bentuk T3 dan T4. Peristiwa endositosis yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut. | Masuknya titik-titik (droplet) koloid
Pseudopodia yang terbentuk pada permukaan luminal sel menjulur ke dalam koloid di dalam lumen folikuli, dan sebagian droplet koloid masuk ke sitoplasma secara endositosis. Tiap droplet diselubungi membran yang dibentuk oleh perbatasan sel apikal. Peristiwa endositosis ini sangat tergantung pada daur ulang yang terjadi selama eksositosis TãB. | Pembentukan Phagolisosoma
Lisosoma di bagian basal akan berpindah menuju ke bagian basal apical bertemu
dengan
droplet
koloid,
kemudian
berfusi
menghasilkan
phagolisosoma. Selanjutnya phagolisosoma bergerak menuju ke bagian basal sel dan selama itu makin padat, dan bentuknya makin kecil karena TãB telah dihidrolisis oleh protease lisosoma. | Pembebasan TãB
T3 dan T4 (yang jumlahnya lebih sedikit) dibebaskan dari TãB secara proteolitik, terlepas dari phagolisosome masuk ke dalam pembuluh darah dan diduga secar difusi. Sebagian besar MIT dan DIT yang dibebaskan diiodinasi TãB, akan tetapi sebagian secara difusi memasuki sirkulasi (terjadi kebocoran iodium)
C.| c ( %| "!")"$ )#"'c#!'#"!#"$ Tiroksin dan T3 merupakan bentuk hormon tiroid yang disekresikan ke dalam pembuluh darah, selanjutnya akan berikatan dengan protein plasma darah. Jumlah T3 adalh 20% dan T4 adalah 80%. Bentuk pengikat tersebut adalah Y (TãB), Y O (TBPA) dan albumin. Jumlah TBã di dalam plasma darah hanya sedikit, akan tetapi berikatan dengan T4 secara sangat kuat dan jumlah ikatan tersebut di dalam plasma adalah 45-60%. Afinitas dengan T3 hanya sepertiga dari T4 dan jumlahnya dapat mencapai 75% T3. Pengikatan T4 pada TBPA lebih rendah dibandingkan T4 dengan TãB, dan jumlahnya hanya 15-30%. T3 tidak berikatan dengan TBPA, sedangkan albumin berikatan dengan T3 dan T4 secara sangat lemah. Jumlah ikatan T3 dengan albumin 25% dan dengan T4 15%. Bentuk ikatan hormon yang diuraikan di atas hormon adalah hormon yang tidak aktif secara fisiologik. cormon tiroid yang aktif secara fisiologik adalah hormon yang bebas (tidak berikatan dengan protein) yang dapat memberikan efek fisiologik terhadap sel, dan berjumlah lebih kurang 0,05% T4 dan 0,5% T3. Selanjutnya T3 dan T4 bila sampai pada hati, ginjal, otot atau pada jaringan lain akan menimbulkan berbagai reaksi. ãugus hidroksil pada cincin phenolic dapat berikatan dengan asam glukuronat dan sulfat, kemudian derivat keduanya diekskresikan ke dalam empedu. Kedua asam tersebut dapat dihidrolisis oleh enzim glukuronidase atau sulfatase pada saluran pencernaan makanan. Selanjutnya, Robbins et al., 1981 menyatakan bahwa sebagian besar T3 dan T4 akan mengalami deiodinasi, dan telah diketahui deiodinasi paling besar terjadi di hati dan meliputi pula mikrosoma. %| &#!* &#! + ', !-" !#$&" $ &!" c#!'# "!#"$
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi produksi dan sekresi hormon tiroid, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. | Faktor internal adalah hipotalamus, hipofisis, dan kelenjar tiroid. Sebagian
besar aktivitas kelenjar tiroid dipengaruhi oleh lobus anterior adenohipofisis yang mensekresikan Y O O Y Sekresi TSc dipengaruhi langsung oleh Y
÷ O Y yang
disekresikan oleh hipotalamus dan dapat mencapai hipofisismelalui sistem portae hipotalamus. Selanjutnya TRc yang sampai pada reseptornya di dalam hipofisis akan menyebabkan terjadinya perubahan c-AMP pada permeabilitas membran, dan hal inilah yang selanjutnya menyebabkan TSc disekresikan oleh adenohipofisis. TSc selanjutnya menstimulasi sel epitelium dengan cara membentuk ikatan dengan permukaan reseptor TSc dan keadaan ini menyebabkan kadar c-AMP dalam sel meningkat. Peningkatan c-AMP disebabkan adanya ikatan TSc dengan reseptor pengikatnya yang terdapat pada membran sel yang selanjutnya menstimulasi ÷ untuk memproduksi c-AMP. Sebagai akibat adanya pengikatan antara TSc dan reseptor pengikatnya di atas antara lain adalah sebagai berikut. a.| Menstimulasi pompa iodida, dengan demikian terjadi peningkatan proses ³Ion Trapping´, b.| Efek yang terjadi di dalam inti yaitu peningkatan Apo Thyroglobulin (ATã). Iodinasi ATã nampak pada membran luminal sel epitelium. Enzim yang mengkatalisis iodinasi adalah kelompok tiroid peroksidase yang berhubungan dengan membran luminal, c.| Menstimulasi oksida iodida menjadi iodium sehingga meningkatkan proses organifikasi, d.| Menstimulasi
metabolisme
glukosa
melalui
jalur
pentosa
yang
menyebabkan produksi NADPc meningkat. NADPc selanjutnya berperan sebagai faktor dalam produksi c2O2 dan juga pada proses deiodinasi, e.| Menstimulasi disimpan.
endositosis,
atau
pencaplokan
Thyroglobulin
untuk
Kadar hormon di dalam darah akan mengatur sekresi TSc dan TRc. Apabila T3 dan T4 pada jaringan jumlahnya sudah mencukupi sekresi TSc dan TRc akan dihambat, sedang bila T3 dan T4 berkurang sekresi TSc dan TRc meningkat. | Faktor eksternal yang mempengaruhi aktivitas kelenjar tiroid antara lain
adalah suhu, lokasi, fotoperiodisitas dan kebisingan. Sistem pendengaran sebagai organ yang menerima suara (kebisingan) memiliki hubungan langsung dengan sistem saraf simpatis pada hipotalamus, dan melalui hubungan yang demikian suara dapat ditanggapi oleh suatu organisme. Bila terjadi pemberian suara secara terus-menerus dapat mengakibatkan terjadi gangguan secara fisiologis, disamping juga adanya gangguan secara langsung pada sistem alat pendengar. ãangguan fisiologik tersebut dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara sistem alat pendengaran dan sistem saraf-otot-kelenjar. Dalam hal demikian dengan sendirinya saraf otonom akan tanggap sebagai jawaban terhadap adanya sesuatu (suara) disekitarnya. Respon tersebut dapat berupa adanya gangguan fungsi fisiologik pada organ tertentu, misalnya kelenjar tiroid. ¢%| .&""##"c#!'#"!#"$ Menurut Robbins et al., (1981) semua sel di dalam tubuh merupakan sasaran hormon tiroid kecuali gonad, otak, nodus limfaticus, paru-paru dan dermis. Setelah sampai pada sasaran, hormon tiroid akan menimbulkan berbagai pengaruh perubahan fisiologik di dalam sel, yaitu: a.| Peningkatan Produksi dan Konsumsi Oksigen Keadaan ini merupakan ciri sebagian besar jaringan yang menanggapi hormon tiroid. Adanya hormon tiroid menginduksi peningkatan aktivitas NaATP ase. cal ini disebabkan oleh meningkatnya sejumlah enzim molekul tertentu pada membran. Dalam keadaan tersebut, pada tingkat sel terjadi peningkatan konsumsi oksigen dan terjadi pula produksi panas, walaupun korelasi antara produksi panas dan pengaruh kadar hormon tiroksin masih dipermasalahkan. b.| Pengaruh terhadap Kegiatan Metabolisme
T3 dan T4 berpengaruh terhadap metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Adanya hormon tiroksin mempercepat penyerapan glukosa dan galaktosa pada usus, akibatnya akan terjadi peningkatan glikogenolisis. Keadaan ini menyebabkan simpanan glikogen di dalam hati, jantung, dan otot menjadi berkurang. Pengaruh hormon tiroid terhadap metabolisme protein pada organisme diduga menyebabkan meningkatnya sintesis protein dan RNA ribosom, terutama terjadi pada organisme yang sedang tumbuh, dan pada organisme dewasa pengaruhnya tergantung pada status metabolik hewan tersebut. Sebagai contoh pada hewan yang kelenjar tiroidnya diambil, dosis yang cukup meningkatkan sintesis protein dan menyebabkan turunnya ekskresi nitrogen. Dosis yang tinggi menghambat sintesis protein, sedang konsentrasi asam amino bebas dalam plasma, hati, dan otot meningkat. Pada metabolisme lemah, hormon tiroid menstimulasi sintesis kolesterol dan menstimulasi mekanisme hepatik yang melepaskan kolesterol dan sirkulasi dan hal ini menyebabkan penurunan kadar kolesterol dalam plasma. Keadaan demikian terjadi sebagai akibat dari lebih cepatnya pelepasan kolesterol dibandingkan dengan proses pembentukannya. c.| Pengaruh terhadap sistem kardiovaskuler dan kontraktilitas Tiroksin menstimulasi miokardium untuk meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi. cal ini diduga disebabkan hormon tiroid dapat meningkatkan jumlah ataupun sensitivitas katekolamine yang berperan dalam meningkatkan alat pacu jantung. d.| Pengaruh terhadap Metabolisme Mineral Kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan banyak kalsium yang keluar bersama urine dan hal ini akan menyebabkan demineralisasi pada tulang. cormon tiroid juga menstimulasi hilangnya senyawa fosfat yang berasal dari demineralisasi tulang dan katabolisme protein. Ä%| / ' 0 " "!#"$ $ & "'+ !- $ , !#$&" c#!'#"!#"$ Terdapat tiga zat anti tiroid yaitu tiosianat, propiltiourasil, dan yodium anorganik dalam konsentrasi tinggi.
a.| Tiosianat Tiosianat
dapat
menyebabkan
menurunnya
pompa
yodium yang
mengakibatkan menurunnya yodium intrasel. Apabila yodium intrasel ini berkurang kadarnya, akan menyebabkan produk hormon tiroid juga terhambat. cal ini ditandai dengan kelenjar tiroid yang membesar atau disebut . Mekanismenya rendahnya hormon tiroksin menyebabkan umpan balik ke hipofisis menurun sehingga sekresi TSc meningkat akibatnya sel tiroid mensekresikan tiroglobulin ke dalam folikel (tanpa ada hormon tiroid yang bermakna).
b.| Propiltiourasil (Methimazole/ Karbimazole) Zat ini menghambat pembentukanhormon tiroid dari yodium dan tirosin. Sebagai akibatnya, yodinasi tirosin dan reaksi utama (kopling) terbentuk tirosin teriodinasi. Propiltiourasil tidak menghambat TãB akan tetapi bila TãB tanpa ada hormon tiroid akan menyebabkan c.| Yodium anorganik Pada konsentrasi yang sangat tinggi (sekitar 100 kali) aktivitas kelenjar ditekan pada beberapa minggu saja. Akibat dari kondisi ini, efek TSc akan terhambat. %|c %| "c#!'#"!#"$$" '"& & )#"'$" ' !" cormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme di dalam hampir semua jaringan tubuh. Basal Metabolisme Rate (BMR) dapat meningkat sebanyak 60-100%. Bila sejumlah besar hormon tiroid dihasilkan, maka akan meningkatkan bahan makanan untuk energi, sintesis protein, pertumbuhan, dan aktivitas kelenjar endokrin. %| !-c#!'#"!#"$!- $ ,!')- cormon tiroid mempunyai pengaruh khusus dan pengaruh umum terhadap pertumbuhan. Pada manusia, pengaruh hormon tiroid terhadap pertumbuhan
terutama pada anak-anak. Bila seorang anak kehilangan hormon tiroid (hipotiroid), maka pertumbuhannya akan terhambat. Tetapi bila terlalu banyak hormon tiroid (hipertiroid), maka pertumbuhan tulang akan semakin cepat, sehingga menyebabkan anak tumbuh lebih tinggi dari biasanya. Pertumbuhan hormon tiroid di dalam meningkatkan pertumbuhan agaknya didasarkan atas kecakapan khusus di dalam meningkatkan sintesis protein. Sebaliknya kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan katabolisme lebih cepat daripada sintesis protein, sehingga asam amino dilepaskan ke dalam cairan ekstraseluler. | !--#!'#"!#"$!- $ ,'& "')-
a.| Pengaruhnya terhadap metabolisme karbohidrat yaitu meningkatkan absorbsi glukosa oleh usus, menyebabkan penurunan glikogen di dalam hati, dan meningkatkan glikolisis. b.| Pengaruhnya terhadap metabolisme darah dan lemak hati yaitu bila hormon tiroid meningkat maka akan menurunkan jumlah kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida (triglyceride) di dalam darah, walaupun menaikkan asam lemak bebas. Selain itu, sekresi hormon tiroid yang menurun akan meningkatkan konsentrasi kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida. | !--#!'#"!#"$'"& & ' )#"'1" '"
Karena hormon tiroid meningkatkan sejumlah besar enzim yang berbeda dan karena vitamin adalah bagian pokok dari enzim dan koenzim maka hormon tiroidmenyebabkan kebutuhan terhadap vitamin. Oleh karena itu kekurangan vitamin dapat terjadi apabila kelebihan sekresi hormon tiroid, jika tidak maka pada waktu yang sama jumlah vitamin akan bertambah banyak. | !--#!'#"!#"$!- $ ,"& ' )#"')
Karena hormon tiroid meningkatkan metabolisme di seluruh sel tubuh (kecuali otak, retina, limpa, testes, dan paru-paru) kelebihan sejumlah hormon kadang-kadang dapat meningkatkan BMR sebanyak 60-100% di atas normal. Sebaliknya, jika hormon tiroid tidak dihasilkan, maka BMR akan turun hampir separuh di bawah normal, BMR menjadi -30 sampai -45.
| !--#!'#"!#"$!- $ ,)! ) $
Menigkatnya produksi hormon tiroid hampir selalu menurunkan berat badan, menurunnya produksi hormon tiroid, akan menaikkan berat badan. Tetapi pengaruh ini tidak selalu terjadi, sebab hormon tiroid meninkatkan selera dan ini memungkinkan ketidakseimbangan perubahan di dalam BMR. | !--#!'#"!#"$!- $ ,."##
Bila
kenaikan hormon tiroid
hanya
sedikit biasanya
otot-otot
menunjukkan kegiatan, tetapi bila terlalu banyak akan kelebihan, otot-otot akan menjadi lemah karena kelebihan katabolisme protein. Sebaliknya bila kekurangan hormon tiroid menyebabkan otot-otot akan menjadi lemah dan refleksnya sangat lambat setelah berkontraksi. | !--#!'#"!#"$!- $ ,,! .
Dengan meningkatnya metabolisme maka meningkat pula penggunaan oksigen dan pembentukan karbondioksida. Pengaruh ini mengaktifkan kecepatan dan kedalaman pernafasan. | !--#!'#"!#"$!- $ ,"',!$ ! $ ! -
Dengan
meningkatnya
menyebabkan
penggunaan
metabolisme oksigen
di
lebih
dalam cepat
jaringan-jaringan daripada
normal,
menyebabkan jumlah hasil metabolisme yang dibebaskan dari jaringan lebih besar dari normal.
Nangsari, Nyayu Syamsiar. 1988. ! ÷ ÷ Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Soewolo, dkk. 2005. ! ÷ ÷ . Malang: Universitas Negeri Malang Susilowati. 2003. " # Malang: Universitas Negeri Malang Turner, C. Donnel, dkk. 1988. " # $OO" ÷ % O. Surabaya: Airlangga University Press.
PERTANYAAN DAN JAWABAN TIROID 1.| Mengapa kita masih membutuhkan asupan iodium dari luar tubuh, padahal tubuh kita dapat menghasilkannya sendiri? Jika kekurangan apa akibatnya? Jawab: karena berbagai aktifitas metabolisme dalam tubuh dapat memicu kekurangan yodium meskipun awalnya telah diproduksi dalam tubuh. Jika kekurangan yodium akan menimbulkan kegagalan tiroid, gondok akan timbul karena kadar hormon tiroid dalam darah sirkulasi sedemikian rendah, sehingga tidak ada inhibisi umpan balik negatif ke hipofisis anterior, dan dengan demikian sekresi TSc meningkat. TSc bekerja pada tiroid untuk meningkatkan ukuran dan jumlah sel folikel dan untuk meningkatkan kecepatan sekresi sel-sel tersebut. Jika sel-sel tiroid tidak mampu mengeluarkan hormon karena katidakadaan enzim tertentu atau kekurangan yodium, seberapapun jumlah TSc yang ada tidak akan mampu memacu sel-sel tersebut mengeluarkan T3 dan T4. Namun, TSc tetap dapat menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia tiroid dengan konsekuensi pembesaran paradoks kelenjar (yaitu gondok), walaupun kelenjar kurang berproduksi. 2.| Mengapa setelah terjadi pembentukan hormom tiroid, akan terjadi penyimpangan hormone di dalam koloid? Jawab: penyimpangan di sini maksudnya adalah perombakan hormone tiroid di dalam koloid sebagai iodotironin yang tergabung pada ikatan peptide yaitu Tiroglobulin (TãB). Iodotironin tersebut akan disekresikan oleh sel epiteilum dengan cara yang sama diekskresikan pula ke dalam pembuluh darah balik yang ada di sekitarnya dalam bentuk T3 dan T4.
PERTANYAAN DAN JAWABAN PARATIROID 1.| Bagaimana keterlibatan AMP siklik dalam mekanisme kerja hormone paratiroid? Jawab: AMP siklik sering dianggap sebagai pesuruh kedua dalam mekanisme kerja hormone paratiroid. AMP siklik berperan serta dalam perpindahan ion keluar mitokondria sehingga kalsium sitosol meningkat. Zat tersebut memicu resoprsi tulang dan menyebabkan pelepasan kalsium serta enzim-enzim tertentu.
2.| Bagaimana keterlibatan sel-sel sasaran dalam menanggapi hormone paratiroid? Jawaban: terjadi pengikatan hormone oleh reseptor pada permukaan sel, akan terjadi ektivasi siklase adenilat, meningkatnya kadar AMP siklik di dalam sel, perangsangan kinase atau enzim fosforilase serta adanya peningkatan transport kalsium ke sel-sel sasaran.