8
BAB Hubungan Antara Kantor Pusat dan Cabang – Masalah Khusus
Berbeda dengan investasi kantor pusat di kantor agen yang hanya berupa modal kerja awal saja, investasi yang ditanamkan oleh kantor pusat ke kantor cabang meliputi semua kebutuhan awal kantor cabang. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kantor pusat bertindak sebagai Investor (pihak penyandang dana) dan kantor cabang sebagai Investee (pihak penerima dana). Oleh karena itu, diperlukan rekening yang bersifat Resiprokal (timbal balik) antara kantor pusat dan kantor cabang untuk menampung transaksi yang bersifat resiprokal ini, kantor pusat menggunakan nama rekening kantor cabang, sebaliknya kantor cabang menggunakan rekening kantor pusat. Rekening kantor cabang merupakan hak kantor pusat sedangkan rekening kantor pusat merupakan kewajiban kantor cabang. Masalah ini seringkali disebut sebagai masalah khusus, yang dapat pikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu menyangkut : (1) pengiriman uang kas antar cabang, (2) pengiriman barang dagangan antar cabang dan (3) pengiriman barang dagangan dengan faktur, diatas harga pokok atau harga jual eceraan. PENGIRIMAN UANG KAS ANTAR CABANG
Kegiatan kantor cabang biasanya terbatas pada transaksi dengan kantor pusat dan dengan pihak luar. Akan tetapi, dalam kejadian tertentu, kantor pusat memberi perintah untuk engirimkan aktiva tertentu dari cabang yang satu ke cabang yang lain. Transaksi tersebut akan menimbulkan rekening resiprokal (timbal balik) antara kantor pusat dan cabang, yaitu ; kantor pusat dan kantor cabang untuk menampung transaksi yang bersifat resiprokal ini, kantor pusat menggunakan nama rekening kantor cabang, sebaliknya kantor cabang menggunakan rekening kantor pusat. Rekening kantor cabang merupakan hak kantor pusat sedangkan rekening kantor pusat merupakan kewajiban kantor cabang. Dalam membuat laporan konsolidasi rekening resiprokal harus dieleminasi. Sebagai contoh, Suatu perusahaan yang berkantor di kota Yogyakarta memerintah
kepada cabang di Bandung untuk mengirimkan uang sebesar Rp. 10.000.000,kepaada cabang semarang. Ayat-ayat jurnal untuk mencatat pengiriman uang ini pada buku kantor pusat dan cabang adalah sebagai berikut :
Kantor Pusat
R/K Kantor cabang Semarang R/K Kantor Cabang Bandung
Rp.
10.000.000 Rp.
10.000.000
Rp.
10.000.000
Cabang Bandung
Kantor pusat Kas
Rp.
10.000.000
Cabang Semarang
Kas
Rp.
10.000.000
Kantor Pusat
Rp.
10.000.000
PENGIRIMAN BARANG DAGANGAN ANTAR CABANG
Pengiriman barang dagangan antar cabang ditetapkan melalui penggunaan perkiraan kantor pusat dan bukan lewat penggunaan
perkiraan khusus dengan
cabang . Dalam kasus pengiriman barang dagangan antar cabang, timbul masalah khusus menyangkut biaya pengiriman.Cabang layak dibebani dengan biaya pengangkutan atas barang yang diterimanya . Untuk menetapkan harga pokok persediaan barang dagangan pada akhir periode , biaya pengangkutan layak ditetapkan sebagai bagian dari harga pokok persediaan akhir barang dagangan ini. Apabila terjadi pengiriman barang – barang untuk cabang atas perintah kantor pusat , maka perlakuan terhadap ongkos angkut ( pengiriman ) diatur sebagai berikut : a. Ongkos pengangkutan barang-barang dari cabang tertentu ke cabang yang lain itu dibayar lebih dulu oleh cabang yang mengirim dan nantinya akan diperhitungkan sebagai beban kantor pusat. b. Pembebanan ongkos angkut untuk cabang yang menerima barang-barang kiriman itu diperhitungkan sesuai dengan ongkos angkut apabila kantor pusat mengirmkan langsung kepada cabang penerima. c. Dalam buku-buku kantor pusat, selisih yang terjadi dalam perhitungan pembebanan ongkos angkut antar cabang itu diperlakukan sebagai “selisih ongkos angkut barang -barang antar cabang”.
Contoh : Co. mengirimkan barang ke cabang no.5 dengan memfaktur cabang ini untuk barang itu sebesar $4500 ditambah biaya pengangkutan yang dikeluarkan sebesar $600.Pada tanggal berikutnya , kantor pusat memerintahkan kepada cabang n0.5 untuk mengirimkan barang ini ke cabang no.8. Cabang no.5 membayar biaya pengangkutan atas pengiriman barang ini sebesar $450. Jika pengiriman ini dilakukan langsung oleh kantor pusat ke cabang no.8 maka biaya pengangkutannya akan sebesar $650.
TRANSAKSI 1. Pengiriman semula barang dan pembebanan harga pokok barang serta biaya pengangkutan pada cabang no 5 2. Kantor pusat memerintahkan pengiriman barang dari cabang no 5 ke cabang no 8: Cabang no.8 dibebani dengan harga pokok barang dan biaya pengangkutan normal ; Cabang no.5 dikredit untuk beban semula ditambah biaya pengangkutannya atas pengiriman barang ke Cabang No 8. Ayat-ayat jurnalnya sebagai berikut : Buku kantor pusat
1.
2.
Cabang No. 5
$
5100
Pengiriman baranag dagangan ke cabang No. 5
$
4500
kas
$
600
$
4500
$
5550
Pengiriman barang dagangan ke cabang No. 5
$
4500
Pengiriman barang dagangan ke cabang No. 8 Cabang No. 8 Kelebihan biaya penganangkutan atas pengiriman barang antar cabanga Cabang No. 5
$
5100
$
450
TRANSAKSI
1. Penerimaan barang semula dan beban untuk harga pokok-pokok barang dan pengangkutan . 2. Pengiriman barang atas perintah perintah kantor pusat : pembebanan pada kantor untuk beban semula ditambah biaya pengangkutan atas pengiriman terusan ke Cabang No 8.
Buku Cabang No 5
3.
Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat Biaya angkut masuk
$ $
4500 600
Kantor pusat
4.
Kantor pusat
$
$
5100
$ $ $
4500 600 450
5550
Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat Biaya angkut masuk kas
TRANSAKSI
3. Penerimaan barang dari Cabang No 5 beban yang ditetapkan untuk harga pokok barang dan biaya pengangkutan normal. Buku cabang no 8
3.
Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat Biaya angkut masuk Kantor pusat
$ $
4500 650 $
5150
Pembuatan Faktur dengan Angka di Atas Harga Pokok
Jika pembuatan faktur kepada cabang dilakukan dengan angka yang melebihi harga pokok, maka laba yang ditetapkan oleh cabang akan lebih kecil daripada laba aktualnya; persediaan yang dilaporkan oleh cabang dengan angka fakturnya akan melebihi harga pokok. Pengiriman barang dagangan tersebut dicatat oleh masingmasing pihak sebagai berikut: 1. Pencatatan oleh Kantor Pusat Jurnal: Rekening Koran kantor cabang Pengiriman barang ke kantor cabang Cadangan kelebihan harga 2. Pencatatan oleh Kantor Cabang Jurnal: Pengiriman barang dari kantor pusat Rekening koran kantor pusat
xxx xxx xxx
xxx xxx
Apabila cabang menjual barang yang diperoleh dari kantor pusat dan menetapkan laba sebesar selisih antara harga faktur fiktif dan harga jual, maka selisih antara harga pokok dan harga faktur dilaporkan oleh kantor pusat dalam perkiraan laba yang tidak direalisasi, dan selisih ini layak ditetapkan sebagai laba. Pada waktu itu perkiraan laba yang tidak direalisasi dikurangi sampai mencapai saldo yang sama besarnya dengan laba aktual yang tidak direalisasi dalam persediaan cabang, dan jumlah pengurangan ini ditambahkan pada laba yang dilaporkan oleh cabang.
Pembuatan Faktur Dengan Harga Jual Eceran
Kantor Pusat dapat memfaktur cabang untuk barang dagangan yang dikirimkan ke cabang dengan harga jual eceran, dengan tujuan untuk merahasiakan dari pemimpin kantor cabang informasi mengenai pendapatan cabang, tetapi juga untuk pengendalian yang lebih efektif atas barang dagangan yang ditangani oleh cabang. Tujuan pokok dari penentuan harga untuk cabang dengan harga-harga penjualan eceran antara lain adalah : a) Untuk lebih memperketat kontrol dan mendapatkan informasi yang lengkap tentang hasil-hasil operasi cabang b) Oleh karena harga jual eceran telah ditetapkan, maka apabila ada laporan penjualan dari cabang, dapat segera diperkirakan saldo persediaan yang ada di cabang tanpa menunggu sampai dengan laporan tentang persediaan itu dibuat