Hukum Internasional e autan
Riza Rahman Hakim, S.Pi
• dimanfaatkan untuk kepentingan , , sumber kehidupan seperti penangkapan
Sejarah Perkembangan Hukum Laut Sampai Abad ke-20 • Hukum laut Rhodia di laut ten ah abad ke-7 • Koleksi hukum maritim yang dinamakan Consolato del Mare (konsulat dari lautan), thn • Himpunan Rolles d’ oleron aturan pokok lautan untuk daerah Atlantik • Sea Code of Wisby himpunan hukum laut penting di Eropa Utara • “ ” hukum pelayaran dan perdagangan di Indonesia yang berasal dari Bugis, Sulawesi Selatan
• Pada abad 16 dan 17 ne ara-ne ara maritim di Ero a merebutkan untuk menguasai lautan. • Spanyol dan Portugis yang menguasai lautan berdasarkan er an ian Tordesillas thn 1494, tern ata mem eroleh tantangan dari Inggris (di bawah Elizabeth 1) dan Belanda. • Konferensi Internasional utama yang membahas masalah laut teritorial ialah “codification conference” (13 Maret – 12 April 1930) di Den Haag, di bawah naungan Liga Bangsa Bangsa, dan dihadiri delegasi dari 47 negara. • Konferensi ini tidak mencapai kata sepakat tentang batas uar ar aut ter tor a an a menang ap an ar negaranegara pantai pada zona tambahan. Ada yang menginginkan lebar laut teritorial 3 mil (20 negara), 6 mil (12 negara), dan .
Konferensi Hukum Laut PBB I (1958) dan PBB II (1960) • menyetujui untuk mengadakan konferensi Internasional tentang hukum laut pada bulan Maret 1958. • Konferensi ini akhirnya diadakan pada tgl 24 Feb – 27 April 1958 yang dihadiri oleh 700 delegasi dari 86 negara, yang dikenal dengan n e a ons onven on on The Law of The Sea) atau konvensi Perserikatan -
1.
Konvensi tentang laut teritorial dan jalur tambahan (convention on e err or a sea an con guous zone e um a a kesepakatan dan diusulkan dilanjutkan di UNCLOS II 2. Konvensi tentang laut lepas (convention on the high seas) a. Kebebasan ela aran b. Kebebasan menangkap ikan c. Kebebasan meletakkan kabel di bawah laut dan pipa-pipa d. Kebebasan terbang di atas laut lepas Konvensi ini telah disetujui. 3. Konvensi tentang perikanan dan perlindungan sumber-sumber hayati di laut lepas (convention on fishing and conservation of the 4. Konvensi tentang landas kontinen (convention on continental shelf)
•
– UNCLOS II, membicarakan tentang lebar perikanan, namun masih mengalami , sehingga perlu diadakan konferensi lagi.
• karya dari PBB tentang hukum laut, yang disetujui di Montego Bay, Jamaica (10 Des 1982), ditandatangani oleh 119 negara. • Ada 15 negara yang memiliki ZEE besar: Amerika Serikat, Australia, Indonesia, New Zealand, Kanada, Uni Soviet, Jepang, Brazil, Mexico, Chili, Norwegia, India, Filipina, Portugal, dan Republik Malagasi.
Dalam dekade abad ke-20 telah 4 kali diadakan usaha untuk mem eroleh suatu him unan tentan hukum laut, diantaranya adalah:
.
, di bawah naungan Liga Bangsa-Bangsa
.
u u
u
(1958) UNCLOS I 3. Kon erens P tentang u um aut II (1960) UNCLOS II 4. Konferensi PBB tentang hukum laut III (1982) UNCLOS III
Kepentingan dunia atas hukum laut telah mencapai puncaknya pada abad ke-20. Faktor-faktor yang mempengaruhi negaranegara un a mem u u an penga uran a anan u um au yang lebih sempurna adalah:
• kehidupan • • Bertambah pesatnya perdagangan dunia internasional membawa konsekuensi bertambahnya rh i n h n n k n ik n
• • •
• •
Laut teritorial Indonesia adalah jalur laut selebar 12 mil laut yang u ur ar gar s pang a epu auan n ones a Perairan Indonesia adalah laut teritorial Indonesia beserta perairan kepulauan dan perairan pedalamannya. Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia ZEEI adalah alur di luar dan berbatasan dengan laut teritorial Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang-undang yang berlaku tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah dibawahnya, dan air di atasn a den an batas terluar 200 mil laut an diukur dari aris pangkal laut teritorial Indonesia. Laut lepas adalah bagian dari laut yang tidak termasuk dalam ZEEI, laut teritorial Indonesia, perairan kepulauan Indonesia, dan perairan . Landas kontinen Indonesia adalah dasar laut dan tanah di bawahnya, di luar perairan wilayah Republik Indonesia sampai kedalaman 200 meter atau lebih, dimana masih mungkin se enggara an e sp o as e ayaan a am.