Makalah berkaitan dengan hukum waris adat khususnya berkaitan dengan Perbedaan Implementasi Hukum Waris Adat Di Berbagai Suku – Suku Adat Di Indonesia.
Full description
Makalah berkaitan dengan hukum waris adat khususnya berkaitan dengan Perbedaan Implementasi Hukum Waris Adat Di Berbagai Suku – Suku Adat Di Indonesia.Deskripsi lengkap
Deskripsi lengkap
hukumDeskripsi lengkap
Contoh Tugas Hukum Waris Perdata AdatDeskripsi lengkap
Full description
Hukum warisDeskripsi lengkap
makalah pengangkatan anak dalam hukum adatFull description
Hukum AdatFull description
Hukum tidak tertulis memiliki peranan yang cukup banyak bagi perkembangan dan pembangunan hukum privat di Indonesia. Salah satunya ialah hukum perdata khususnya mengenai waris. Indonesia sebagai Negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia mempun
Soal-soal UTSFull description
ringkasan materi Hukum Waris..Full description
Berisi tentang aturan-aturan waris perdata beserta contoh soal Penghitungannya
Full description
Perdata Hukum WarisFull description
Full description
Hukum Waris Dalam Masyarakat Adat Minangkabau
Pendahuluan A.
Latar Belakang
Minangkabau merupakan kumpulan kumpulan etnik Nusantara yang berbahasa dan menjunjung adat Minangkabau. Wilayah Wilayah penganut kebudayaan kebudayaan Minangkabau melipu Sumatera Barat separuh darat !iau bagian utara Bengkulu bagian barat "ambi bagian selatan Sumatera #tara dan barat daya A$eh.%&' (ebudayaan (ebudayaan mereka menganut aturan terb hukum ibu )matrilineal* mulai dari lingkungan hidup yang ke$il dari keluarga sampai kepada lingkungan lingkungan hidup yang paling atas yaitu sebuah +nagari, sehingga dapat dilihat bah-a +akt/r turunan darah menurut garis ibu,.%0' 1slah adat biasanya digabungkan dengan islah lain yaitu +hukum, sehingga menimbulkan terjemahan islah baru yaitu +hukum adat,%2' . Hukum Adat merupukan terjemahan dari Adatre$ht yang dikemukakan /leh Pr/. Sn/u$k Hurgr/nje hukum adat adalah hukum yang dak tertulis dan hidup didalam masyarakat masyarakat suatu adat tertentu. Hukum adat yang siatnya siatnya dak tertulis menjadikan hukum adat bersiat bersiat dinamis sehingga mudah menyesuaikan dengan perkembangan 3aman. Hukum -aris minangkabau yang merupakan bagian dari hukum adat mengiku terb susunan menurut hukum ibu maka ahli -aris menurut hukum adat minangkabau dihitung dari garis keturunan ibu. Pengeran ahli -aris baru akan mun$ul keka telah ada harta peninggalan yang dinggalkan /leh pe-aris yang telah meninggal dunia. Bagaimana asas 4 asas serta penentuan ahli -aris dalam hukum adat Minangkabau akan kami bahas dalam bagian se lanjutnya lanjutnya dalam makalah ini.
B.
!umusan Masalah
Dalam makalah ini penulis merumuskan beberapa hal yang akan di kaji melipu pengeran hukum adat asas 4 asas hukum ke-arisan Minangkabau dan ahli -aris dalam sistem ke-arisan Minangkabau. Minangkabau.
Pembahasan A.
5injauan #mum Masyarakat Adat Minangkabau
Minangkabau merupakan suatu kesatuan lingkungan masyarakat adat yang diperkirakan terletak di sumatera barat di katakan diperkirakan karena pengeran Minangkabau Minangkabau dak sama persis halnya dengan sumatera barat. Minangkabau lebih banyak mengandung makna s/sial kultural sedangkan kata Sumatera Barat mengandung makna ge/gra6s administra.%7' Minangkabau dan kebudayaannya kebudayaannya telah ada sebelum masuknya islam hindu dan budha ke Nusantara. Nusantara. Nenek m/yang suku bangsa Minangkabau berasal dari per$ampuran antara bangsa Melayu tua yang
telah datang pada 3aman Ne/li$um dengan bangsa Melayu muda yang beru mun$ul kemudian pada 3aman perunggu kedua bangsa ini masih satu rumpun dengan bangsa Astr/nesia.%8' Sebelum masuknya pengaruh dari lua rminangkabau telah men$apai pun$aknya dengan kepribadain yang k/k/h. Sehingga kebudayaan luar dak mudah untuk memasukkan pengaruhnya penerimaan keudayaan dari luar dilakukan se$ara selek. Sehingga kebudayaan yang dak sesuai dengan alsaah adat Minangkabau akan musnah dan lenyap dengan sendirinya.
B.
Hukum (e-arisan Adat
Syarat beralihnya suatu harta /rang yang meninggal dunia kepada /rang yang masih hidup adalah adanya hubungan kekerabatan diantara keduanya hubungan kekerabatan ini mun$ul akibat dari adanya hubungan darah atau pun perka-inan. Se/rang anak yang lahir dari rahim ibunya akan se$ara alamiah memiliki hubungan kekerabatan dengan ibunya dan saudara 4 saudara lain yang dilahirkan /leh ibunya. Dengan begitu terbentuklah kekerabatan menurut garis ibu )materilineal*. Berdasarkan hubungan perka-inan se/rang istri merupakan ahli -aris dari suaminya dan suami adalah ahli -aris bagi istrinya. Hubungan ke-arisan antara suami dan istri ini mulai berlaku bilamana telah dilangsungkan akad nikah yang sah yang sesuai dengan rukun dan syarat masing 4 masing agama dan keper$ayaan serta terhindar dari sesuatu hal yang menghalangi.%9'
:.
Asas 4 Asas Hukum (e-arisan
Hukum adat Minangkabau memiliki asas;asas tertentu dalam ke-arisan dimana asas;asas tersebut bersandar pada sistem kekerabatan dan kehartabendaan karena hukum ke-arisan suatu masyarakat karena hukum ke-arisan suatu masyarakat ditentukan /leh struktur kemasyarakatan.%<' (e-arisan didasarkan pada sistem struktur kemasyarakatan dikarenakan ke-arisan merupakan pr/ses perpindahan sesuatu hal baik yang ber-ujud benda ataupun dak dari satu generasi ke generasi berikutnya didalam satu keluarga. Pengeran keluarga didasarkan pada perka-inan karena perka-inan merupakan pr/ses a-al terbentuknya sebuah keluarga.%=' Dengan demikian kekeluargaan dan perka-inan menentukan bentuk sism kemasyarakatan. Adat Minangkabau memiliki pengeran tersendiri tentang kekeluargaan dan tata $ara perka-inan dari dua hal ini kemudian mbul $iri khas struktur kemasyarakat minangkabau yang menimbulkan asas atau bentuk yang khas atau berbeda di dalam sistem ke-arisan. Beberapa asas p/k/k dalam hukum ke-arisan adat Minangkabau adalah sebagai berikut > a.
Asas #nilateral
?ang dimaksud asas #nilateral adalah hak ke-arisan yang hanya berlaku dalam satu garis kekerabatan dan satu garis kekerabatan disini adalah garis kekerabatan ibu. Harta pusaka dari atas diterima dari
nenek m/yang hanya melalui garis ibu keba-ah diteruskan kepada anak $u$u melalui anak perempuan sama sekali dak ada yang melalui garis laki 4 laki baik ke atas maupun keba-ah.
b.
Asas (/lek
Asas ini brar bah-a yang berhak atas harta pusaka bukan lah /rang per/rangan tetapi suatu kel/mp/k se$ara bersama;sama. Berdasarkan asas ini maka harta dak dibagi 4 bagi dan disampaikan kepada kel/mp/k penerimanya dalam bentuk kesatuan yang dak terbagi. Dalam bentuk harta pusaka nggi adalah -ajar bila diteruskan se$ara k/lek karena pada -aktu penerimaannya juga se$ara k/lek. Harta pusaka rendah masih dapat dikenal /lehpemiliknya yang /leh si pemilik diper/leh berdasarkan pen$ahariannya. Harta dalam bentuk ini pun diterima se$ara k/lek /leh generasi berikutnya. $.
Asas (eutamaan
Asas keutamaan berar bah-a dalam penerimaan harta pusaka atau penerimaan peranan untuk mengurus harta pusaka terdapat ngkatan; ngkatan yang menyebabkan satu pihak lebih berhak dibanding yang lain dan selama yang berhak itu masih ada maka yanag lain belum akan menerimanya. Memang asas keutamaan ini dapat berlaku dalam seap sistem ke-arisan mengingat keluarga atau kaum itu berbeda ngkat jauh dekatnya dengan pe-aris. 5etapi asas keutamaan dalam hukum ke-arisan Minangkabau mempunyai bentuk sendiri. Bentuk tersendiri ini disebabkan /leh bentuk ; bentuk lapisan dalam sistem kekerabatan matrilineal minangkabau.%@' D. Ahli Waris Pengeran ahli -aris disini adalah /rang atau /rang 4 /rang yang memiliki peranan dalam pengurusan harta. Menurut adat minangkabau pemegang harta se$ara praks adalah perempuan karena ditangannya terpusat kekerabatan matrilineal.%&' Dalam beberapa literatur tradisi/nal adat yaitu tamb/ dijelaskan bah-a menurut asalnya -arisan adalah untuk anak sebagaimana berlaku dalam sistem ke-arisan sistem parental. Sedangkan ahli -aris atas harta pen$aharian sese/rang yang dak mempunya anak dan istri adalah ibunya apabila ibu sudah dak ada maka hak tersebut turun kepada saudaranya yang perempuan dan selanjutnya kepada kep/nakan yang semuanya berada dirumah ibunya.%&&' Adat Minangkabau dak mengakui adanya ke-arisan istri terhadap harta mendiang suaminya begitu pula sebaliknya.%&0' Hal ini didasarkan pada ketentuan bah-a harta dak b/leh beralih keluar kaum sedangkan suami atau istri berada diluar lingkungan kaum berdasarkan perka-inan eks/gami. Namun dalam perkembangannya setelah islam masuk ke Minangkabau barulah dikenal hak ke-arisan janda atau duda itu pun tertentu pada harta pen$aharian )harta yang diper/leh suami isteri selama mereka masih dalam ikatan perka-inan*. .
(esimpulan Minangkabau merupakan etnis yang menganut terb aturan hukum ibu )materilineal* dimana dalam pembagain -aris se$ara praks ditentukan bah-a ahli -aris diberikan hanya melalui satu garis keturunan ibu keba-ah diteruskan kepa anak $u$u melalui anak perempuan sama sekali dak ada yang melalui garis laki;lak baik ke atas maupun keba-ah.
&.Apa sistem kekerabatan yang berlaku di Minangkabau 0.Apa yang dimaksud dengan sistem kekerabatan matrilineal 2.Apa $iri;$iri sistem kekerabatan matrilineal 7.Bagaimana peran dan kedudukan -anita di minang menurut sistem kekerabatan matrilimeal 8.Bagaimana peran dan tanggung ja-ab laki;laki di minang
BAB 11 1S1 0.& Sistem (ekerabatan ?ang Berlaku di Minangkabau Masyarakat minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal. Sistem matrilineal adalah suatu sistem yang mengatur kehidupan dan keterban suatu masyarakat yang terikat dalam suatu jalinan kekerabatan dalam garis ibu. Se/rang anak laki;laki atau perempuan merupakan klen dari perkauman ibu.Ayah dak dapat memasukkan anaknya ke dalam sukunya sebagaimana yang berlaku dalam sistem patrilineal.Dengan kata lain se/rang anak di minangkabau akan mengiku suku ibunya. Segala sesuatunya diatur menurut garis keturunan ibu.5idak ada sanksi hukum yang jelas mengenai keberadaan sistem matrilineal ini arnya dak ada sanksi hukum yang me ngikat bila sese/rang melakukan pelanggaran terhadap sistem ini. Sistem ini hanya diajarkan se$ara turun temurun kemudian disepaka dan dipatuhi dak ada buku rujukan atau kitab undang;undangnya. Namun demikian sejauh manapun sebuah penasiran dilakukan atasnya pada hakekatnya tetap dan dak beranjak dari ungsi dan peranan perempuan itu sendiri. 0.0 :iri;$iri Sistem (ekerabatan Matrilineal Adapun karakterisk dari sistem kekerabatan matrilineal adalah sebagai berikut> &.(eturunan dihitung menurut garis ibu. 0. Suku terbentuk menurut garis ibu Se/rang laki;laki di minangkabau dak bisa me-ariskan sukunya kepada anaknya."adi jika dak ada anak perempuan dalam satu suku maka dapat dikatakan bah-a suku itu telah punah.
2. 5iap /rang diharuskan ka-in dengan /rang luar sukunya )eC/gami* Menurut aturan adat minangkabau sese/rang dak dapat menikah dengan se se/rang yang berasal dari suku yang sama . Apabila hal itu terjadi maka ia dapat dikenakan hukum ada seper diku$ilkan dalam pergaulan. 7. ?ang sebenarnya berkuasa adalah saudara laki;laki ?ang menjalankan kekuasaan di minangkabau adalah laki;laki perempuan di minangkabau di p/sisikan sebagai pengikat pemelihara dan penyimpan harta pusaka. 8. Perka-inan bersiat matril/kal yaitu suami me ngunjungi rumah istrinya 9. Hak;hak dan pusaka di-ariskan /leh mamak kepada kemenakannya dan dari saudara laki;laki ibu kepada anak dari saudara perempuan.
0.2 Peran dan (edudukan Wanita di Minangkabau Pada dasarnya sistem matrilineal bukanlah untuk mengangkat atau me mperkuat peranan perempuan tetapi sistem itu dikukuhkan untuk menjaga melindungi harta pusaka suatu kaum dari kepunahan baik rumah gadang tanah pusaka dan sa-ah ladang. Dalam sistem matrilineal perempuan dip/sisikan sebagai pengikat pemelihara dan penyimpan sebagaimana diungkapkan pepatah adatnya amban puruak atau tempat penyimpanan. 1tulah sebabnya dalam penentuan peraturan dan perundang;undangan adat perempuan dak diikut sertakan. Perempuan menerima bersih tentang hak dan ke-ajiban di dalam adat yang telah diputuskan sebelumnya /leh pihak ninik mamak. Perempuan menerima hak dan ke-ajibannya tanpa harus melalui sebuah pr/sedur apalagi bantahan. Hal ini disebabkan hak dan ke-ajiban perempuan itu begitu dapat menjamin keselamatan hidup mereka dalam k/ndisi bagaimanapun juga. Semua harta pusaka menjadi milik perempuan sedangkan laki;laki diberi hak untuk mengatur dan mempertahankannya. Perempuan dak perlu berperan ak seper ninik mamak. Perempuan minangkabau yang memahami k/nstelasi seper ini dak memerlukan lagi atau menuntut lagi suatu pr/sedur lain atas hak;haknya. Mereka dak memerlukan emansipasi lagi mereka dak perlu dengan perjuangan gender karena sistem matrilineal telah menyediakan apa yang sesungguhnya diperlukan perempuan.
0.7. Peran dan (edudukan Laki;laki di Minangkabau
(edudukan laki;laki dan perempuan di dalam adat Minangkabau berada dalam p/sisi seimbang. Laki;laki punya hak untuk mengatur segala yang ada di dalam perkauman baik pengaturan pemakaian maupun pembagian harta pusaka. Perempuan sebagai pemilik dapat mempergunakan semua hasil itu untuk keperluannya anak beranak. Peranan laki;laki di dalam dan di luar kaumnya menjadi sesuatu yang harus dijalankannya dengan seimbang dan sejalan. Adapun peranan laki;laki di minangkabau terbagi atas>
0.7.& Sebagai (emenakan Di dalam kumnya se/rang laki;laki bera-al sebagai kemenakan. Sebagai kemenakan dia harus mematuhi segala aturan yang ada di dalam kaum. Belajar untuk mengetahui semua aset kaumnya dan semua angg/ta keluarga kaumnya. leh karena itu keka sese/rang berstatus menjadi kemenakan dia selalu disuruh ke sana ke mari untuk mengetahui segala hal tentang adat dan perkaumannya. Dalam kaitan ini peranan surau menjadi penng karena surau adalah sarana tempat mempelajari semua hal itu baik dari mamaknya sendiri maupun dari /rang lain yang berada di surau tersebut. Dalam menentukan status kemenakan sebagai pe-aris sak/ dan pusak/ anak kemenakan dikel/mp/kan menjadi ga kel/mp/k>
a. (emenakan di ba-ah daguak (emenakan di ba-ah daguak adalah penerima langsung -aris sak/ dan pusak/ dari mamaknya b. (emenakan di ba-ah pusek (emenakan di ba-ah pusek adalah penerima -aris apabila kemenakan di ba-ah daguak dak ada )punah*. $. (emenakan di ba-ah lutuik (emenakan di ba-ah lutuik umumnya dak diikutkan dalam pe-arisan sak/ dan pusak/ kaum.
0.7.0 Sebagai Mamak
Pada giliran berikutnya setelah dia de-asa dia akan menjadi mamak dan bertanggung ja-ab kepada kemenakannya. Mau dak mau suka dak suka tugas itu harus dijalaninya. Dia bekerja di sa-ah kaumnya untuk saudara perempuannya anak;beranak yang sekaligus itulah pula kemenakannya. Dia
mulai ikut mengatur -alau tanggung ja-ab sepenuhnya berada di tangan mamaknya yang lebih nggi yaitu penghulu kaum
0.7.2 Sebagai Penghulu Selanjutnya dia akan memegang kendali kaumnya sebagai penghulu. Eelar kebesaran diberikan kepadanya dengan sebutan datuk. Se/rang penghulu berke-ajiban menjaga keutuhan kaum mengatur pemakaian harta pusaka. Dia juga berndak terhadap hal;hal yang berada di luar kaumnya untuk kepenngan kaumnya. Seap laki;laki terhadap kaumnya selalu diajarkanF kalau dak dapat menambah )maksudnya harta pusaka kaum* jangan mengurangi )maksudnya menjualmenggadai atau menjadikan milik sendiri*. Se$ara keseluruhan dapat dikatakan bah-a peranan se/rang laki;laki di dalam kaum disimpulkan dalam ajaran adatnya>
5agak badunsanak mamaga dunsanak 5agak basuku mamaga suku 5agak ba kampuang mamaga kampuang 5agak ba nagari mamaga nagari
0.7.7 Peranan Laki;laki di Luar (aum Selain berperan di dalam kaum sebagai kemanakan mamak atau penghulu se/rang anak lelaki setelah dia ka-in dan berumah tangga dia mempunyai peranan lain sebagai tamu atau pendatang di dalam kaum isterinya. Arnya di sini dia sebagai duta pihak kaumnya di dalam kaum istrinya dan istri sebagai duta kaumnya pula di dalam kaum suaminya.Satu sama lain harus menjaga kesimbangan dalam berbagai hal termasuk perlakuan;perlakuan terhadap angg/ta kaum kedua belah pihak. Di dalam kaum istrinya se/rang laki;laki adalah sumand/ )semenda*. Sumand/ ini di dalam masyarakat Minangkabau dibuatkan pula beberapa kateg/riF
a. Sumand/ ninik mamak Arnya semenda yang dapat ikut memberikan ketenteraman pada kedua kaumF kaum istrinya dan kaumnya sendiri. Men$arikan jalan keluar terhadap sesuatu pers/alan dengan sebijaksana mungkin. Dia lebih berperan sebagai se/rang yang ari dan bijaksana.Sikap ini yang sangat dituntut pada peran seap sumand/ di minangkabau
b. Sumand/ ka$ang miang Arnya sumand/ yang membuat kaum istrinya menjadi gelisah karena dia memun$ulkan atau mempertajam pers/alan;pers/alan yang seharusnya dak dimun$ulkan.Sikap seper ini dak b/leh dipakai.
$. Sumand/ lapik buruk Arnya sumand/ yang hanya memikirkan anak istrinya semata tanpa peduli dengan pers/alan;pers/alan lainnya. Dikatakan juga sumand/ seper seper itu sumand/ apak paja yang hanya berungsi sebagai tampang atau bibit semata. Sikap seper ini juga dak b/leh dipakai dan harus dijauhi.Sumand/ dak punya kekuasan apapun di rumah istrinya sebagaimana yang selalu diungkapkan dalam pepatah peh>
Sadalam;dalam pay/ Hingg/ dad/ iak Sakuas/;kuas/ urang sumand/ Hingg/ pintu biliak Sebaliknya peranan sumand/ yang baik dikatakanF !an$ak rumah dek sumand/ Gl/k hukum dek mamakny/
BAB 111 PGN#5#P
2.& (esimpulan
Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal dimana -anita mempunyai peran penng sebagai pengikat pemeliharadan penyimpan harta pusaka.Sedangkan laki;laki mempunyai peranan penng untuk mengatur dan mempertahankan harta pusaka.
(edudukan laki;laki dan perempuan di dalam adat Minangkabau berada dalam p/sisi seimbang. Laki;laki punya hak untuk mengatur segala yang ada di dalam perkauman baik pengaturan pemakaian pembagian harta pusaka perempuan sebagai pemilik dapat mempergunakan semua hasil itu untuk keperluannya . 2.0 Saran Makalah yang penulis susun ini tentu saja masih jauh dari kesempurnaan .#ntuk itu saran dan krik yang bersiat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini pada masa mendatang.
Dalam sistem kekerabatan Bali Aga mengenal sistem klen patrilineal yang disebut karang. Dan gabungan dari beberapa karang disebut dadia. rang Bali aga mempunyai mata pen$aharian ber$/$/k tanam di ladang serta masih per$aya pada hal yang gaib dan menyembah r/h para luhur. Perka-inan adalah hal yang penng bagi masyarakat Bali karena bila /rang itu sudah melakukan pernikahan akan dianggap penuh sebagai -arga masyarakat. Masyarakat Bali dalam melakukan pernikahan masih memandang kasta atau sedak;daknya pernikahan dilakukan dengan kasta yang sederajat. Pada perka-inan yang diidam;idamkan dari masyarakat Bali yang masih k/l/t yaitu perka-inan antara anak;anak dari dua /rang saudara laki;laki. rang bali melarang adanya pernikahan antara -anita dari kasta yang nggi dengan laki;laki yang lebih rendah kastanya. (arena apabila sampai terjadi hal ini akan men$/reng atau membuat malu seluruh kasta dari pihak -anita. Dahulu bila ada perka-inan seper ini maka -anitanya akan dinyatakan keluar dari dadianya dan se$ara 6sik suami istri akan dihukum buang untuk beberapa lama jauh dari tempat asalnya. Akan tetapi setelah tahun &@8& hukuman ini dak pernah dijalankan. Selain itu ada juga perka-inan yang dapat mendatangkan ben$ana yaitu perka-inan pertukaran antara saudara perempuan suami dengan saudara laki;laki istri. Pada jaman dahulu laki;laki dalam mendapatkan istri ada dua $ara yaitu meminang kepada keluarga gadis dan melarikan gadis. :ara ini merupakan $ara adat. Suami istri yang baru menikah dan ikut dalam k/mpleks perumahan dari /rang tua suami dinamakan iril/kal. Sedangkan suami istri yang baru menikah dan ikut dalam k/mplek perumahan keluarga istri dinamakan uC/ril/kal. Hal ini akan mempengaruhi anak keturunan mereka. Bila suami istri menetap dengan $ara iril/kal maka anak keturunannya akan menjadi -arga dari s/r/h suami sebaliknya jika suami istri menetap dengan $ara uC/ril/kal maka anak keturunannya akan menjadi -arga dari s/r/h istri. Di dalam rumah tangga biasanya juga terdiri dari keluarga bah bersiat m/n/gami atau biasanya sering ditambah anak laki;laki yang sudah berumah tangga bersama keluarga bah mereka. "uga ada /rang lain yang menumpang baik masih kerabat ataupun bukan. Beberapa -aktu kemudian anak laki;laki yang sudah sukses baik dalam masyarakat maupun dalam memenuhi kebutuhannya sehingga merasa mampu untuk dapat memisahkan diri dari /rang tua dapat mendirikan rumah tangga sendiri yang baru tujuannya adalah untuk melanjutkan garis keturunan /rang tuanya jika sudah dak berdaya lagi atau
untuk melanjutkan rumah tangga /rang tuanya. Seap keluarga bah maupun keluarga yang lain sangat menjaga hubungan kel/mp/k kerabatnya yang lebih kuat )klenItunggal dadia*. Di daerah pegunungan masyarakat tunggal dadia yang telah me misahkan diri karena hidup ne/l/kal dak perlu mendirikan tempat;tempat pemujaan luhur di kediamannya. Hal ini berbeda dengan desa di tanah datar yang justru sebaliknya. "adi /rang;/rang yang hidup ne/l/kal -ajib mendirikan tempat pemujaan di kediamannya yang disebut dengan (emulan taksu. Disamping itu keluarga bah yang hidup ne/l/kal mempunyai ke-ajiban terhadap kuil asal di rumah mereka. Sehingga pura atau kuil dapat menjadi sarana untuk mengintensiJan rasa s/lidaritas angg/ta keluarga suatu klen ke$il. Ada juga kel/mp/k kerabat lebih besar yang me lengkapi kerabat tunggal dadia atau sanggah dan memuja kuil atau pura yang sama. 5empat pemujaan inilah yang mempersatukan suatu lingkungan terbatas dari kaum kerabat yang masih dikenal hubungannya. Sehingga kekerabatan ini biasanya mempunyai asal usul yang ditulis dalam bentuk babad kemudian disimpan /leh keluarga seni/r atau yang dituakan yang biasanya merupakan keturunan langsung dan merupakan salah satu $abang tertua dalam klen. Dalam sistem kemasyarakatan Bali dikenal beberapa kel/mp/k atau kesatuan masyarakat yaitu sebagai berikutF A. Banjar Banjar merupakan suatu bentuk kesatuan s/sial -ilayah. (esatuan s/sial ini dilakukan dengan pelaksanaan upa$ara keagamaan yang keramat. Di daerah pegunungan angg/tanya sangat terbatas hanya pada mereka yang lahir di -ilayah tersebut. Sedangkan di daerah yang datar siat keangg/taan nya dak tertutup bagi /rang;/rang di -ilayah lain atau lahir di -ilayah lain. Apabila sese/rang menetap di sana maka yang bersangkutan dipersilahkan untuk menjadi angg/ta jika menghendaki. Banjar dikepalai /leh se/rang kepala yang disebut kelian banjar dan menjabat sebagai sesuai dengan ketentuan yang telah disepaka -arga. (elian banjar mempunyai tugas dak hanya dalam kehidupan s/sial suatu k/munitas tetapi juga dalam hal kehidupan keagamaan bahkan terkadang juga mengurus hal hal yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan. B. Subak Subak merupakan suatu kesatuan masyarakat tersendiri yang lepas dari banjar. Warga subak adalah para penggarap sa-ah yang mendapat air dari irigasi. 5etapi ini semua dak menjadi ar karena /rang Bali ingin men$iptakan suatu kedamaian sehingga -arga Banjar dan Subak akan menggabungkan diri dalam meng/lah lahan sa-ah. :. Sekaha Dalam kehidupan masyarakat Bali terdapat /rganisasi yang bersiat turun;temurun dan sementara. Bersiat turun;temurun adalah yang berungsi untuk menyelenggarakan upa$ara adat desa misalnya sekaha baris yaitu perkumpulan tari baris. Sekaha teruna teruni sekahs tersebut siatnya permanen.
Sedangkan sekaha bersiat sementara merupakan sekaha yang dibentuk berdasarkan suatu kebutuhan tertentu seperF &. Sekaha memula yaitu suatu. perkumpulan atau kel/mp/k menanam 0. Sekahamayi yaitu suatu perkumpulan atau kel/mp/k menuai. 2. Sekaha g/ng yaitu suatu perkumpulan gamelan. (ehidupan s/sial di masyarakat Bali mengenal sistem g/t/ng;r/y/ng. Dalam berg/t/ng;r/y/ng dapat dilihat saat meng/lah sa-ah memperbaiki atap rumah membuat sumur dan lain sebagainya. Semua itu didasari /leh pengeran bah-a bantuan tenaga yang diberikan -ajib dibalas dengan bantuan serupa. Selain itu terdapat pula g/t/ng;r/y/ng antar sekaha yang disebut dengan ngendeng. Misalnya suatu perkumpulan gamelan diminta untuk ikut dalam penyelenggaraan suatu tarian dalam rangka suatu upa$ara /dalan. Bentuk lain dari g/t/ng r/t/ng adalah kerja bak menyangkut kepenngan agama masyarakat dan pemerintah.
Sistem (e-arisan Adat Masyarakat 1nd/nesia menganut berbagai ma$am agama dan keper$ayaan yang berbeda;beda mempunyai sistem kekeluargaan yang berbeda;beda pula. Se$ara te/ris garis keturunan pada dasarnya dapat dig/l/ngkan menjadi ga sistem kekeluargaan atau kekerabatan yaitu sebagai berikut> a.
Sistem (ekeluargaan Patrilineal
?aitu sistem kekeluargaan yang menarik garis keturunan menurut garis bapak di mara menurut sistem ini kedudukan laki;laki lebih men/nj/l dibandingkan dengan kedudukan perempuan terutama dalam hal pe-arisan. :/nt/hnya > Masyarakat Batak Bali Nias Sumba dan lain;lain. a.
Sistem (ekeluargaan Matrilineal
?aitu sistem kekeluargaan yang menarik garis keturunan menurut garis ibu dimana menurut sistem ini kedudukan perempuan lebih men/nj/l dibandingkan dengan kedudukan laki;laki dalam hal pe-arisan. :/nt/h> Masyarakat Minangkabau b.
Sistem kekeluargaan Parental atau Bilateral
?aitu sistem kekeluargaan yang menarik garis keturunan berdasarkan garis bapak dan ibu di mana menurut sistem ini kedudukan antara laki;laki dan perempuan dalam hal pe-arisan adalah seimbang atau sama. :/nt/h> Masyarakat "a-a Sunda A$eh (alimantan dan lain;lain. Dari kega sistem kekeluargaan atau kekerabatan di atas masing;masing sistem sangat mempengaruhi dalam hal pembagian -aris karena hal ini menentukan siapa;siapa saja yang berhak menjadi ahli -aris tapi hal ini dak berar bah-a sistem harta adat yang sama akan berlaku sistem hukum -aris adat yang sama pula. dengan kata lain masih ada ariasi;ariasinya. :/nt/hnya> antara masyarakat adat Lampung
dan Batak yaitu sama;sama menganut sistem kekeluargaan Patrilineal tetapi dalam hal pe-arisan di Batak berlaku sistem ke-arisan indiidual sedangkan di Lampung berlaku sistem ke-arisan k/lek. Pada umumnya di 1nd/nesia berlaku ga sistem ke-arisan menurut hukum adat yaitu sebagai berikut> a.
Sistem (e-arisan 1ndiidual
?aitu suatu sistem dimana harta -arisan dibagi;bagikan kepada masingKmasing ahli -aris yang berhak menerimanya. Seper dalam masyarakat bilateral di "a-a. b.
Sistem (e-arisan (/lek
?aitu suatu harta peninggalan yang di-arisi /leh sekumpulan ahli -aris se$ara bersama;sama yang merupakan sema$am badan hukum di mana harta tersebut yang disebut dengan harta pusaka dak b/leh dibagi;bagikan kepemilikannya diantara para ahli -aris dimaksud dan hanya dibagiKbagikan pemakaiannya saja kepada mereka itu )hanya mempunyai hak pakai saja*. Seper dalam masyarakat matrilineal di Minangkabau. $.
Sistem (e-arisan May/rat
?aitu harta peninggalan yang di-ariskan baik keseluruhannya maupun sebagiai besar kepada se/rang anak saja. Misalnya anak laki;laki tertua saja atau perempuan tertua atau nula anak yang terkeeit saja. Seper halnya di Bali di mana terdapat tak may/rat anak laki;laki yang tertua dan di 5anah Semend/ di Sumatra Selatan dimana terdapat apat hak may/rat anak perempuan yang tertua. Dari kega sistem ke-arisan tersebut di atas masing;masing sistem ke-arisan dak langsung menunjuk kepada suatu bentuk susunan masyarakat tertentu di mana sistem ke-arisan itu berlaku suatu sistem ke-arisan tersebut di atas dapat dikemukakan juga dalam berbagai bentuk susunan masyarakat ataupun dalam satu bentuk susunan masyarakat dan dapat pula dijumpai lebih dari satu sistem ke-arisan dalam berbagai bentuk susunan masyarakat atau sistem kekeluargan. Di Bali yang menganut sistem kekeluargaan patrilineal dalam hal inipun dak berlaku mutlak disebabkan karena dipengaruhi /leh adat desa kala dan patra. Sehingga di suatu tempat lainnya terdapat perbedaan;perbedaan. sebagai $/nt/h di desa 5anganan Pengeringsingan (abupaten (arangasem dianut sistem bilateral. Berdasarkan hasil penelian . G. (/rn menemukan bah-a di desa Bayung Eede (e$amatan (intamani (abupaten Bangli Pr/insi Bali hanya anak laki;laki bungsu )terke$il* saja yang berhak mendapatkan ahli -aris sedangkan di desa (ayubuhi (e$amatan (ubu (abupaten Bangli hanya anak laki;laki sulung )terbesar* saja yang berhak mendapatkan ahli -aris ). G. (/rn &@<=> @*. Dengan menganutnya sistem patrilineal yang dianut /leh Masyarakat Bali memba-a k/nsek-ensi bah-a hanya anak laki;laki saja yang berhak mendapatkan -aris sedangkan bila /rang tua mempunyai anak perempuan maka kalau sudah berumah tangga alran diberi bekal berupa perhiasan dan perab/t rumah tangga. Harta -arisan yang dapat dibagi umumnya di-arisi se$ara indiidual di antara ahli -aris )sistem ke-arisan indiidual*. Pembagian -arisan dilakukan se$ara musyar-ah diantara Ali -aris berdasarkan asas laras rukum dan patut yang dipimpin /leh /rang tuanya sendiri. Apabila /rang tuanya sudah dak ada maka musya-arah dipimpin /leh anak laki;laki yang tertua kadang;kadang juga diundang pejabat desa )kepala desa dan kelian desa pakraman* untuk meniadi saksi. 5idak ada ketentuan yang tegas mengenai masing;masing ahli -aris ke$uali perbandingan
bagian antara anak laki;laki "an anak perempuan yang belum ka-in yaitu dua berbanding satu ategen asuun. #mumnya dalam musya-arah yaitu dibi$arakan segala sesuatunya menyangkut tanggung ja-ab masing;masing ahli -aris jenis harta -arisan jenis dan ngkat kesuburan tanah nilai ek/n/mi tanah dan sebagainya baru kemudian disepaka mengenai bagian masing;masing. Disamping harta -arisan yang dapat dibagi terdapat pula g/l/ngan. harta -arisan yang dak dapat dibagi seper sanggahImerajan du-e tengah )tanah milik bersama* yang diperuntukkan untuk laba )pembiayaan* sanggahImerajan. #ntuk harta -arisan g/l/ngan ini umumnya di-arisi se$ara k/lek )sistem ke-arisan k/lek*. Sedangkan terhadap tanah;tanah adat seper tanah pekarangan desa dan tanah ayahan desa la3imnya di-arisi /leh se/rang anak anak laki;laki sulung atau anak laki;laki bungsu )sistem ke-arisan may/rat* tergantung aturan adat dari masyarakat setempa
Pembagian Waris Menurut Hukum Adat "a-a 1bu saya telah meninggal dan mempunyai anak sebanyak < /rang dari suami yang berbeda saya selaku anak )laki;laki* pertama dari suami pertama namun dak ikut ibu saya dari saya masih bayi )dak dibesarkan langsung*. Apakah saya masih mempunyai hak -aris 1bu saya memiliki rumah di atas tanah -arisan dari nenek. Pertanyaan> Bagaimanakah pembagian -arisnya menurut hukum adat )ahli -arisnya yaitu 0 /rang laki;laki dan 8 /rang perempuan* dan apakah suaminya pun dapat hak -aris jugakah Sedikit ingin menggali keterangan dari Anda karena saya kira ada yang harus dilengkapi dari pertanyaan di atas. "ika memang pertanyaan tersebut terkait dengan hukum adat maka sebaiknya perlu ditambahkan keterangan hukum -aris adat suku apa yang Anda maksudkan dalam $/nt/h di atas. Saya ingin mengupkan pengeran hukum -aris adat yang disebutkan /leh Sup/m/ yang mana menurutnya hukum adat -aris memuat beberapa aturan yang mengatur pr/ses penerusan serta peng/peran barang;barang harta benda dan barang;barang yang dak ber-ujud benda dari suatu angkatan manusia kepada turunannya.
Hukum -aris adat memuat ga unsur p/k/k yaitu> &.
Mengenai subyek hukum -aris yaitu siapa yang menjadi pe-aris dan siapa yang menjadi ahli -aris.
0.
Mengenai kapan suatu -arisan itu dialihkan dan bagaimana $ara yang dilakukan dalam pengalihan
harta -aris tersebut. Serta bagaimana bagian masing;masing ahli -aris. 2.
Mengenai /byek hukum -aris itu sendiri yaitu tentang harta apa saja yang dinamakan harta
-arisan serta apakah harta;harta tersebut semua dapat di-ariskan.
Di dalam masyarakat adat 1nd/nesia se$ara te/ris sistem kekerabatan dapat dibedakan menjadi ga ma$am yaitu> &.
Sistem Patrilineal
0.
Sistem Matrilineal dan
2.
Sistem Parental atau bilateral.
Ad.&. Sistem Patrilineal adalah sistem kekerabatan yang menarik garis dari Pihak Bapak maksudnya dalam hal ini seap /rang hanya menarik garis keturunan dari Bapaknya saja. Hal ini mengakibatkan kedudukan pria lebih men/nj/l pengaruhnya daripada -anita dalam hal me-aris. Sistem ini dianut /leh suku;suku seper Batak Eay/ Nias Lampung S eram N55 dan lain;lain. Ad.0. Sistem matrilineal adalah sistem kekerabatan yang ditarik dari garis Pihak 1bu. Sehingga dalam hal ke-arisan kedudukan -anita lebih men/nj/l pengaruhnya dari pada garis Bapak. Sistem kekerabatan ini dianut /leh masyarakat Minangkabau Gnggan/ dan 5im/r. Ad.2. Sistem parentalIbilateral adalah sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan dari kedua belah pihak Bapak dan 1bu sehingga kedudukan anak laki;laki dan anak perempuan dalam hal me-aris adalah seimbang dan sama. Masyarakat yang menganut sistem ini misalnya Sumatera 5imur Sumatera Selatan !iau (alimantan dan lain;lain. Se$ara umum asas pe-arisan yang dipakai dalam masyarakat adat bergantung dari jenis sistem kekerabatan yang dianut. Namun menurut Ha3airin hal itu bukan suatu hal yang paten. Arnya asas tersebut dak pas menunjukkan bentuk masyarakat di mana hukum -arisan itu berlaku. Seper misalnya asas indiidual dak hanya ditemukan pada masyarakat yang menganut sistem bilateral tetapi juga ditemukan pada masyarakat yang menganut asas patrilineal misalnya pada masyarakat Batak yang menganut sistem patrilineal tetapi dalam me-aris memakai asas indiidual.
"ika kita mengambil $/nt/h Suku "a-a yang hukum adat;nya bersistem parental maka terhadap permasalahan di atas hal;hal yang menjadi $atatan kita adalah> a.
Saudara adalah anak kandung dari Suami Pertama.
b.
Saudara dak nggal bersama se$ara langsung.
$.
1bu Saudara memiliki anak;anak lagi dari hasil perka-inannya yang sekarang sebanyak 9 /rang.
d.
Sehingga jumlah keseluruhan anaknya adalah < /rang yang mana jumlah anak laki;laki 0 dan
anak perempuan 8 serta meninggalkan se/rang suami.
e.
Warisan 1bu berasal dari neneknya arnya bukan berasal dari harta bersama dengan suami
kedua;nya arnya harta tersebut adalah harta ba-aan yang akan di-ariskan kepada anak keturunannya. Di dalam masyarakat "a-a semua anak mendapatkan hak me-aris dengan pembagian yang sama tetapi ada juga yang menganut asas sepikul segend/ngan )"a-a 5engah* arnya anak laki;laki mendapatkan dua bagian dan anak perempuan mendapatkan satu bagian hampir sama dengan pembagian -aris terhadap anak dalam Hukum 1slam. Pada dasarnya yang menjadi ahli -aris adalah generasi berikutnya yang paling karib dengan Pe-aris )ahli -aris utama* yaitu anak;anak yang dibesarkan dalam keluarga )brayat* si Pe-aris. 5erutama anak kandung. Sementara untuk anak yang dak nggal bersama dak masuk ke dalam ahli -aris utama. 5etapi ada juga masyarakat "a-a )"a-a 5engah* yang mana anak angkat )yang telah nggal dan dira-at /leh /rang tua angkatnya* mendapatkan -arisan dari kedua /rang tuanya baik /rang tua kandung atu angkat. "ika anak;anak dak ada maka kepada /rang tua dan jika /rang tua dak ada baru saudara;saudara Pe-aris. Demikianlah yang dapat saya sampaikan se m/ga berkenan dan bermanaat