METODE PEMERIKSAAN DAN IDENTIFIKASI BAKTERI Aeromonas hydrophila. PADA KOMODITI MAS KOI (Cyprinus carpio ) OLEH :NURUL FUADAH ARIFIN PEMBIMBING:Drs. Yakub Sulaeman,M.Pd DAN Liliana Jafar,S.Pi ABSTRAK : Di balai besar karantina ikan pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan untuk mengidentifikasi bakteri kita harus steril terlebih dahulu dan alat dan bahan yang diguna kan juga harus steril agar tidak terjadi kontaminasi silang maka dari itu keberhasil mengi dentifikasi tergantung dari kesterilan alat dan bahan yang digunakan, dalam pemeriksa an kita hanya ingin mengetahui apakah sampel tersebut positif bakteri Aeromonas hydr ophila atau negatif Aeromonas hydrophila Dalam pemeriksaan bakteri banyak tahap yang harus digunakan yang utamanya yaitu s terilisasi alat dan bahan, kemudian dilakukan isolasi bakteri, pemurnian bakteri, uji lanju t/uji biokimai dan yang terkhir ialah pembacaan uji biokimia/ identifikasi bakteri. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi geografis provinsi Sulawesi Selatan untuk sektor perikanan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk dikembangkan sebagai kegiatan usaha perikanan. Keg iatan usaha perikanan tersebut harus dilakukan sebaik-baiknya, yang dapat memberi m anfaat kepada masyarakat, juga harus melindungi sumber daya hayati secara berkesin ambungan. Berkembangnya usaha perikanan tersebut diikuti pula dengan meningkatnya freku ensi lalu lintas komoditi perikanan yang sesuai dengan UU.NO.16 Tahun 1992,yaitu me ncegah masuk dan tersebarnya HPIK baik masuk dan keluar wilayah Republik Indonesi a, maupun dari suatu area ke area yang lain. Dalam usaha pencegahan masuknya Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK) dari lu ar negeri ke Indonesia dan mencegah penyebarannya antar wilayah di Indonesia, diperl ukan suatu tindakan karantina, hal ini diperlukan sebagai upaya pemcegahan penyebar an bibit penyakit. Beberapa kasus penyakit bakterial telah terjadi dibeberapa negara mi salnya di Amerika
Serik
at 0-70% dri kan hias im or ada ah d ri a ia tengg ra t rmasukdonesi I .dar Amer ika S latan 5% da sisanya a ala ika asl ter tamadari flo ida, diman hasil engamatn bakt riologi menunjuan 8%kan ya g Dampak meningkatnya lalu lintas perikanan tersebut adalah semakin memberi pel uang terjangkitnya HPIK di wilayah Republik Indonesia khususnya di daerah Sulawesi S elatan. Balai Besar Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan M akassar melakukan pengawasan terhadap komoditi perikanan yang dilalulintaskan term asuk komoditi mas koi (Cyprinus carpio sp) yang disertai dengan sertifikat (Health Certif icate). Untuk itu perlu di adakan upaya mencegah masuk dan tersebarnya Hama Penyak it Ikan (HPI), dilakukan melalui kegiatan Karantina Ikan dimana berdasarkan UndangUndang Nomor : 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan, ikan dan tumbuhan dan dala m Peraturan Pemerintah Nomor : 15 tahun 2002 tentang Karantina Ikan adalah institusi pemerintah yang memiliki Tugas dan Fungsi (Tusi) sebagai pengamatan terdepan di da lam upaya mencegah masuk dan tersebarnya Hama dan Penyakit ikan Karantina (HPI /HPIK) yang mempunyai potensi merusak kelestarian sumber daya hayati perikanan, ba ik yang berasal dari kegiatan antar area, dalam negeri (domestik masuk/keluar), maupu n kegiatan Ekspor/ impor. Selain itu di perlukan penerapan sistem pemeriksaan dan m etode diagnosa/identifikasi Hama dan Penyakit Ikan secara tepat yang di dukung ole h sarana dan prasarana yang sesuai dengan pendekatan sistem dan metode terbaru.
Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) adalah semua Hama dan Penyakit I
k n yang b lum terda at d n/ata tela terdapahany di a ea tert ntu di wilaya N egaraRepubli Ind nesi yang dalam waktu elatife c pat dapat m Mas koi merupakan komoditi perikanan yang saat ini mempunyai nilai ekonomis ti nggi dimana mas koi merupakan komoditi perikanan yang banyak diminati karena daya tarik yang tinggi, selain daya tarik yang tinggi warna dan corak pada tubuh ikan mas ko i yang banyak diminati, sehingga permintaan ikan mas koi terus meningkat, baik ekspor maupun domestik. Berdasarkan pada hal-hal diatas, maka judul yang penulis ambil dalam Praktik Ker ja Lapang (PKL) ini yaitu ”Metode Pemeriksaan dan Identifikasi Bakteri Aeromonas hydrophyla pada komoditi ikan mas koi (Cyprinus carpio) di Balai Besar Karantin a Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar” B. Kegiatan - Kegiatan 1. Sterilisasi Alat Dan Bahan Sterilisasi adalah suatu proses atau kegiatan yang bertujuan untuk membebaskan s uatu alat atau bahan dari bentuk kehidupan. Sterilisasi alat dan bahan yang dilakukan d i BBKIPM adalah sebagai berikut: a. Sterilisasi Kering Sterilisasi kering yang digunakan yaitu dengan menggunakan oven. Sterilisasi ini d igunakan untuk mensterilkan alat-alat yang terbuat dari kaca atau gelas seperti tabung r eaksi, cawan petri, tabung erlenmeyer, pipet dan sebagainya. Alat yang akan disterilkan terlebih dahulu di masak menggunakan kompor dengan suhu tinggi hingga panci yang berisi alat dan bahan bekas bakteri mendidih, lalu dilakukan kegiatan mencuci alat dan bahan menggunakan deterjent kemudian itu dibilas menggunakan larutan alkohol 70% setelah itu dikeringkan dan dibungkus menggunakan kertas bersih(kertas kopi) dengan rapi jangan sampai ada cela agar tidak terjadi kerusakan seperti alat dan bahan pecah atau hangus lalu dimasukkan kedalam oven disusun dengan rapi. Suhu yang digunaka n pada oven yaitu 160 0C selama 2 jam, hal ini dimaksudkan untuk mengoksidasi cairan yang ada pada tubuh bakteri sehingga terjadi suatu dehidrasi dan pada akhirnya dapat membunuh mikroorganisme tersebut yang tidak diinginkan. b. Sterilisasi basah Sterilisasi Basah yaitu sterilisasi yang menggunakan suhu panas dan uap air seca ra bersamaan dengan menggunakan autoclave. Umumnya digunakan untuk mensterilk an bahan yang akan digunakan seperti bahan uji ataupun bahan media tumbuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadioetomo( 1993) yang menyatakan bahwa sterilisasi dilakuk an dalam autoclave dengan suhu 121 0C dalam waktu 15 menit dengan tekanan 1 atm. Suhu ini merupakan ketetapan, karena umumnya organisme tidak dapat bertahan hidup pada suhu dan waktu tersebut. Setelah 15 menit, maka autoclave dapat dimatikan. Biar kan autoclave sampai tekanannya menjadi 0 atm dan suhu kurang dari 100 0C, setelah i tu media dapat dikeluarkan.
2. Pembuatan Media Tumbuh Media biakan merupakan suatu zat yang digunakan untuk menumbuhkan jasad renik di laboratorium, fungsi dari suatu media biakan adalah memberikan tempat kondisi yang mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan dari mikroorgansme yang di tumbuhk an. Oleh sebab itu setiap media harus memenuhi nutrient yang ditumbuhkan oleh bakte ri agar dapat berkembang biak. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang di sebut media. Sejumlah besar mikroorganisme memerlukan unsur-unsur yakni unsur len gkap, vitamin-vitamin dan senyawa tambah lain. Umumnya media yang digunakan TSA
(Tryptic Soy Agar) dan BHIA (Brain Heart iron Agar). Median i
ni dilar tkan dengan aquades dadihomogen datas hot plate d n Stirr r lal di a t oclave nt k eng indari terjad nya kont mi asi kemudian ditua g keda am cawan et i sebany k 20 ml da tabung eaks seba yak 10 ml. enuangamedi tumbuh dilaku an di aminay flo untuk ence ah agar mdia tumbu y ng di uang dak t rkontamiasi egan d nia lua . Setela i u, dila ukan enuan an i aw n pe ri da am lamnar fl ow , m dia dituangsebanya 20 ml pada cawan petri an 10 B. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Isolasi Bakteri Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu d ari lingkungannya seperti yang terdapat pada organ organisme (ikan), sehingga diperol eh kultur murni atau biakan murni bakteri. Mengisolasi bakteri dilakukan di dalam lamin ary flow secara aseptik dan teliti . Teknik isolasi bakteri terdiri dari 2 yaitu teknik ulas da n teknik gores, untuk ikan yang masih larva digunakan teknik ulas yaitu dengan mengge rus larva tersebut hingga halus menambahkan pengencer berupa aquades 2 ml, hasil d ari campuran tersebut diambil menggunakan pipet kemudian dimasukkan ke dalam me dia tumbuh lalu diulas secara merata. Pada ikan Mas menggunakan teknik gores. Bakteri diisolasi menggunakan jarum i nokulum (ose) yang terlebih dahulu dipanaskan di api bunsen, hal ini dilakukan agar tid ak terjadi kontaminasi bakteri dari udara. Jarum ose yang telah dipanaskan lalu ditusuk kan ke organ target yang di duga mengandung pathogen dan selanjutnya digoreskan k epermukaan media BHIA secara zig-zag dan hati-hati. Setelah proses isolasi bakteri sel esai, maka media tumbuh tersebut dimasukkan ke dalam ikubator dengan suhu 27 0C – 30 0C dan diinkubasi selama 24 – 48 jam. b. Pemurnian Bakteri
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Pemurnian dilakukan dari isolasi bakteri yang telah diinkubasi selama 2
4 – 28 jam, bakteri yang telah diinkubasi biasanya terdiri dari beberapa koloni bakteri. S ehingga diperlukan pemurnian bakteri secara aseptik agar kita hanya memperoleh satu jenis bakteri saja didalam media tumbuh tersebut Banyak kesulitan yang dihadapi dalam mengidentifikasi bakteri karena pengguna an sediaan bakteri yang tidak murni sejak awal kegiatan isolasi dan identifikasi bakteri d ilakukan. Sebelum organisme dapat diidentifikasi, bakteri tersebut harus dipersiapkan te rlebih dahulu dalam keadaan murni (kultur murni). Hal ini berarti bahwa bakteri yang tu mbuh berasal dari satu induk. Jika ada 2 organisme atau lebih yang tumbuh pada medi a kultur, satu dari 4 kemungkinan dapat terjadi: 1). Setiap organisme tumbuh secara independen. 2). Satu jenis bakteri mungkin memproduksi substansi yang menunjang pertumbuhan bakt eri lainnya (sinergi), 3) Satu jenis bakteri menghasilkan substansi yang menghambat perkembangan bakteri lain nya, 4) Satu jenis bakteri dapat tumbuh lebih cepat dari lainnya dan menghambat bakteri lainny a terhadap beberapa elemen penting dalam suplai makanan. Pemurnian dilakukan dengan 4 goresan, bakteri diambil dari media tumbuh BHIA secar a aseptik dan digoreskan pada media kultur murni BHIA, setelah goresan pertama sele sai, lalu jarum ose dipanaskan dan setelah dingin dilakukan goresan kedua, dari goresa n kedua ke goresan ketiga tidak perlu memanaskan jarum ose, hal ini dimaksudkan jum lah koloni bakteri dari goresan kedua sudah mulai sedikit, sedangkan goresan keempat terpisah dari goresan 1, 2 dan 3. Setelah kultur murni selesai, bakteri tersebut diinkubas i dengan suhu 270C – 30 0C selama 24 – 28 jam di inkubator.
Proses p
em rnian bakteri ini dilak kan unuk mndapatkan koloni bakter yang b nar-benamurn i. Untuk akteri Aero onas hydrophila mempunyai karakte Tabel 5. Karasteristik Aeromonas hydrophila KARAKTERISTIK
Aeromonas hydrophila
Acid Production From : 1. Lactose
- (+)
2. Maltose + 3. Sucrose (+) 4. Phenylalanine diaminase Oksidase + Christensen’s urea - (+) Simmon’s Citrate (+) Motility + Arginine dihydrolase + Lysin decarboxylase - (+) Ornithin decarboxylase Sumber : Marvin L. Speck, 1977 c. Uji Lanjut/uji biokimia Uji biokimia dilakukan untuk dapat mengidentifikasi bakteri yang menyerang ikan, se lain dengan melihat bentuk dan warna koloni bakteri. 1) Pewarnaan gram
Tujuan dari pe
warnaa bakt ri dalah Me gamati be tuk orf log dan mem edakan st uktur yang erd apat dal m sel akter . Penent an gra (+) da gram (-) dilakuk n berdasark n pe benukan reak i war a ter adap pigmen seln a. W Salah satu teknik perwarnaan yang paling penting dan paling luas digunakan unt uk bakteri ialah pewarnaan gram (irawan, 2008). Uji pewarnaan gram dilakukan untuk mengetahui bentuk dari koloni bakteri tersebut dan untuk menentukan warna bakteri ap akah termasuk dalam gram negative atau gram positif. Dalam proses ini olesan bakteri yang terfiksasi dikenai larutan-larutan antara lain Kristal violet, larutan yodium, alkohol ( bahan pemucat), dan safranin atau beberapa pewarna tandingan lain yang sesuai. Beberapa proses pewarnaan gram yaitu mengambil biakan bakteri, lalu digoresk an diatas objek glass dan diratakan tipis-tipis agar bakteri tersebut tidak menumpuk seh ingga mudah diamati, setelah kering lalu difiksasi diatas api Bunsen agar bakteri terseb ut benar-benar melekat pada objek glass, tetapi perlu diingat bahwa proses fiksasi jang an terlalu lama dan panas karena dapat menyebabkan bakteri rusak. Setelah fiksasi dil akukan pewarnaan yaitu gram A (Kristal violet) yang menberikan warna ungu pada bakt eri dan dilakukan selama 1 menit, kemudian dicuci atau dibilas dan dikeringkan. Setelah gram A dilanjutkan pada gram B (iodine) selama 1 menit, lalu dibilas dengan air mengal ir dan dikeringkan. Setelah kering dilanjutkan pada gram C (ethanol) selama 30 detik, la lu dibilas dan dikeringkan, dan yang terakhir adalah gram D (safaranin) selama 2 menit lalu dibilas dan dikeringkan. Setelah kering lalu diamati dibawah mikroskop. Hasil Pewarnaan Gram A.hydrophila Adapun hasil yang diperoleh pada sampel yang diisolasi dari bakteri ikan Mas p ada target lesi di badan dan ginjal setelah melakukan pengamatan ditemukan bakteri A eromonas hydrophilla berwarna merah muda bersifat negatif (-) dengan bentuk batang ( Road) , maka pewarnaan gram adalah (R-) .(Gambar 15). 2) Media oksidase
Uji oksidase dilakukan untuk mengetahu
i ad ti aknya en im oksidse pada b kteri t rsebu. jika ertas oks dase erwa na ir u makauji oksi 3) Media MIO Uji MIO terdiri terdiri dari motil, indol dan ornithin. dilihat perubahan yang terjadi. Apabila biakan bakteri menyebar dari garis tusukan maka motil positive, sedangkan apabila terj adi perubahan warna menjadi ungu maka ornithin positive dan apabila terjadi cincin mer ah setelah pemberian larutan kovak’s maka indol positive. 4) Media Lysine decarboxilase Media LIA terdiri dari goresan miring/slant (diaminase) dan tusukan lurus/butt ( decarboxylase), Jika terjadi perubahan warna pada slant dan butt menjadi ungu t ua maka uji LIA ini positif, dan apabila tidak terjadi perubahan warna maka pe mbacaannya negative. Media akan berubah warna menjadi hitam apabila bakteri yang diuji mampu menghasilkan gas (H2S). 5) Media Urease
Uji urease ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri menghasilkan e nzim
rease Jika rja perub an w a dari kuning m jadi erah muda, maka uji ras posit dan ap 6) Media Lactose,maltose , dan sukrose, L-phenyle Uji gula-gula ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri melakukan fer mentasi karbohidrat. Jika terjadi perubahan warna maka pengujian tersebut positif dan apa bila tidak terjadi perubahan warna maka pengujian tersebut hasilnya ne gatif. 7) Media Simons citrate agar (SCA) Uji SCA Setelah diinkubasi, diamati perubahan warna yang terjadi. Jika terjad i perubahan warna dari hijau menjadi biru maka uji SCA positif, sedangkan apab ila tidak terjadi perubahan warna maka uji SCA negatif. 8) Media Arginine Uji Arginine dihydrolisis Jika terjadi perubahan warna dari kuning menjadi mer ah muda berarti uji Arginine positive, sedangkan apabila tidak terjadi perubahan warna maka uji Arginine negative. c . Identifikasi Bakteri Identifikasi bakteri adalah membandingkan bakteri yang belum diketahui dengan ba kteri yang sudah Identifikasi mikroba berguna untuk mempelajari secara detail karakter fisik, kimiawi, dan biologis mikroba.
C.Kesimpulan dan saran kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari praktek kerja lapang di Balai Besar Kar antina Ikan Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Makasar adalah sebag ai berikut: a. Seluruh kegiatan Mikrobiologi harus di lakukan dalam keadaan steril dan alat dan bahan yang akan di gunakan dalam kegiatan Mikrobiologi harus disterilisasikan terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi dari luar. b. Kegiatan metode Identifikasi meliputi isolasi bakteri , pemurnian bakteri, pewarnaan gram , uji lanjut, pembacaan uji lanjut dan identifikasi bakteri. c. Media yang di gunakan dalam metode Identifikasi bakteri ini yaitu media tumbuh BHIA da n media-media uji lanjut yang terdiri dari uji pewarnaan Gram, uji Oksidase, Mio, Urea se, SCA, Arginin Dihydrolisis, Laktosa, Sukrosa, Maltosa dan L-phenil. d. Indikator dari hasil pengujian biokimia bakteri Aeromonas hydrophila memiliki karasteristi k yaitu bentuk sel batang (road), motil , gram (-), oksidase (+), arginine (+), dan ornithin decarboxylase (-),dan maltosa (+). B. Saran
a. Dalam setiap kegiatan pemeriksaan sesuai dengan prosedur yang telah dibuat setiap m elakukan kegiatan harus memenuhi prosedur di antar
anya Menggunakan masker, Handscool, dan baju laboratorium, namun terkadang hal in i di abaikan, setiap melakukan kegiatan di Laboratorium seharusnya memenuhi segala bentuk prosedur yang ada agar tidak terjadi kontaminasi silang pada saat pengujian ba kteri. b. Hendaknya selalu menjaga mutu dan kesterilan media uji( baik media agar maupun med ia cair ), alat, serta keadaan ruangan dari kontaminasi luar sehingga tidak terjadi kesala han dalam mengidentifikasi bakteri pada waktu pembacaan hasil pengujian. c. Sebaiknya pada waktu kegiatan pemeriksaan bakteri, tidak menggunakan AC untuk me minimalisir terjadinya kontaminasi silang terhadap manusia, sebab kontaminasi dalam j umlah yang besar akan memberikan efek terhadap kesehatan manusia.
DAFTAR PUSTAKA Afrianto dan Liviawathy.1999, identifikasi penyakit. Alifuddin, 1993,kultur murni, Anonim, 1992. http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan. Austin, B. dan Dawn. 1993. 9http://id.wikipedia.com/go). Buller, N.B., 2004. Bacterial from fish and other aquatic animals : A practical identificatio n manual. Cabi Pub. Massachusetts, USA Craig , 2007. Directorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan. Kementrian Kelautan dan Peri kanan. (http://id.wikipedia.com/go), Fulton, MacDonald. 2003, aeromonas hydrophila.
Hadioetomo, Rat
na Siri 1 93. M Heru dan Agus. 1996 penyakit Aeromonas hydrophila. Marvin,L.Speck . 1976 , klasifikasi Aeromonas hidrophila. Taupik dan Bastian. 2003. Aeromonas hidrophila. Yuasa, Kei, dkk. 2003. Pandungan Diagnosa Penyakit Ikan. (www.lintasberita.com/go)