20
BAB I
PENDAHULUAN
Judul Percobaan
IDENTIFIKASI BAKTERI
Prinsip Percobaan
Pergerakan bakteri
Berdasarkan pergerakan (motilitas) dengan arah keatas kebawah atau kekanan dan kekiri dibawah mikroskop
Pemeriksaan spora bakteri
Berdasarkan terbentuknya warna spora yang warna merah dikelilingi sel vegetatif yang berwarna biru dibawah mikroskop.
Pemeriksaan kapsul:
Berdasarkan terbentuknya bagian transparan disekitar tubuh bakteri dibawah mikrposkop.
Pewarnaan gram bakteri
Berdasarkan warna biru atau merah dari bakteri dibawah mikroskop.
Identifikasi bakteri dengan media TSIA
Berdasarkan warna yang dihasilkan pada media miring dan media tegak di media Triple Sugar Iron Agar.
Uji Biokimia IMVIC untuk bakteri
Berdasarkan perubahan warna, terbentuknya cincin, dan terbentuknya endapan.
Tujuan Percobaan
Pergerakan bakteri
Untuk mengetahui apakah bakteri melakukan pergerakan atau tidak
Pemeriksaan spora bakteri:
Untuk mengetahui apakah bakteri dari sampel memiliki spora atau tidak
Pemeriksaan kapsul
Mengetahui apakah bakteri disampel kita memiliki kapsul yang berfungsi sebagai pelindung saat bakteri merasa terancam
Pewarnaan gram bakteri
Mengetahui bakteri gram sampel kita gram poitif atau negatif
Mengetahui komposisi struktur bakteri sampel
Identifikasi bakteri dengan media TSIA
Untuk mengidentifikasi reaksi pembentukan gula oleh bakteri dimedia Triple Sugar Iron Agar.
Mengetahui kemampuan bakteri sampel dalam memfermentasikan karbohidrattt yang terkandung di media.
Uji biokimia IMVIC untuk bakteri
Uji indol: mengetahui apakan bakteri sampel memiliki enzim triptophanase sehingga mampe mengoksidasi asam amino triptophan membentuk indol
Uji metil merah: mengetahui adanya fermentasi asam campuran
Uji citrat: mengetahui apakah bakteri sampel menggunakan sitrat sebagai sumber karbon
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri merupakan mikroorganisme uniseluler, pada umumnya tidak berklorofil, ada beberapa yang fotosintetik dan produksi aseksualnya secara pembelahan dan bakteri mempunyai ukuran sel kecil dimana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Bakteri pada umumnya mempunyai ukuran sel 0,5-1,0 μm kali 2,0-5,0 μm, dan terdiri dari tiga bentuk dasar yaitu bentuk bulat atau kokus, bentuk batang atau Bacillus, bentuk spiral.
Identifikasi jenis bakteri berdasarkan sifat morfologi, biokimia, fisiologi dan serologi adalah sebagai berikut :
Bakteri gram positif
Kokus
Katalase postitif : Staphylococcus
Katalase negatif : Streptococcus, Leuconostoc, Pediococcus
Batang
Anaerobik Fakultatif Anaerobik : Clostridium botulinum, Lactobacillus, Propionic bacterium
Aerobik : Bacillus
Bakteri gram negative
Fermentatif (batang) : Proteus, Eschericia coli, Enterobacter
Non Fermentatif (spiral/batang) : Pseudomonas, Alcaligenes
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri ada dua yaitu :
Faktor Intrinsik yaitu sifat-sifat dari bahan itu sendiri. Adapun penjelasan dari masing-masing faktor sebagai berikut :
Waktu
Laju perbanyakan bakteri bervariasi menurut spesies dan kondisi pertumbuhannya. Pada kondisi optimal hampir semua bakteri memperbanyak diri dengan pembelahan biner sekali setiap 20 menit.
Nutrisi
Semua mikroorganisme memerlukan nutrient yang akan menyediakan:
Energi, biasanya diperoleh dari substansi mengandung karbon.
Nitrogen untuk sintesa protein.
Vitamin dan yang berkaitan denagn factor pertumbuhan.
Kelembapan
Mikroorganisme, seperti halnya semua organism memerlukan air untuk mempertahankan hidupnya. Banyaknya air dalam pangan yang tersedia untuk digunakan dapat di diskripsikan dengan istilah aktivitas air (Aw)
Suhu
Mikroorganisme dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan suhu pertumbuhan yang diperlukannya.
Psikrofil (organisme yang suka dingin) dapat tumbuh baik pada suhu dibawah 20 C, kisaran suhu optimal adalah 10 C sampai 20 C.
Mesofil (organisme yang suka pada suhu sedang) memiliki suhu pertumbuhan optimal antara 20 C sampai 45 C.
Termofil (organisme yang suka pada suhu tinggi) dapat tumbuh baik pada suhu diatas 45 C, kisaran pertumbuhan optimalnya adalah 50 C sampai 60 C.
Oksigen
Tersedianya oksigen dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme, bakteri diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut keperluan oksigennya.
Aerob Obligat (hanya dapat tumbuh jika terdapat oksigen yang banyak)
Anaerob Obligat (dapat tumbuh jika tidak terdapat oksigen)
Anaerob Fakultatif (tumbuh dengan baik jika tidak ada oksigen, tetapi juga dapat tumbuh secara aerob)
pH
Daging dan pangan hasil laut lebih mudah mengalami kerusakan oleh bakteri, karena pH pangan tersebut mendekati 7,0. Bakteri yang terdapat di permukaan ikan ( lapisan lender) adalah dari jenis Pseudomonas, Acinobacter, Moraxella, Alcaligenes, Micrococcus, Flavobacterium, Corynebacterium, Serratia, Vibrio, Bacillus, Clostridium dan Eschericia. Bakteri Pseudomonas dan Acromabacter merupakan bakteri Psikrofil yang paling menyebabkan kebusukan ikan.
Faktor Ekstrinsik yaitu kondisi lingkungan dari penanganan dan penyimpanan bahan pangan. Kondisi pangan produk bahan pangan akan juga mempengaruhi spesies mikroorganisme yang mungkin berkembang dan menyebabkan kerusakan. Bahan pangan yang disimpan pada suhu lemari es akan dirusak oleh spesies dari kelompok Psikrotofik.
Pertumbuhan bakteri melewati 4 fase, yaitu:
Fase lag, fase untuk bakteri menyesuaikan diri dengan substrat dan kondisi lingkungan disekitarnya
Fase log, bakteri mulai menghasilkan enzim dan melakukan metabolism untuk menghasilkan energy kimia yang dipakai untuk berkembang biak. Pertumbuhan bakteri pada fase ini sangat tinggi
Fase stationer, fase dimana zat nutrisi di dalam medium sudah sangat berkurang dan adanya hasil-hasil metabolism yang mungkin beracun atau dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Sehingga jumlah populasi sel yang hidup tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati
Fase kematian, fase dimana sebagian populasi baktei mulai mengalami kematian karena beberapa sebab yaitu zat gizi di dalam medium habis dan energi cadangan di dalam sel habis
Bakteri dibedakan atas dua kelompok berdasarkan komposisi dinding sel serta sifat pewarnaannya, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Selain perbedaan dalam sifat pewarnaannya, bakteri gram positif dan bakteri gram negatif berbeda dalam sentivitasnya terhadap kerusakan mekanis/fisis, terhadap enzim, desinfektan dan antibiotik.
No
Sifat
Bakteri Gram Positif
Bakteri Gram Negatif
1.
Komposisi dinding sel
Kandungan lipid rendah (1-4%)
Kandungan lipid tinggu (11-22%)
2.
Ketahanan terhadap penisilin
Lebih sensitif
Lebih tahan lama
3.
Penghambat oleh pewarna biasa (seperti Kristal violet)
Lebih dihambat
Kurang dihambat
4.
Kebutuhan nutrient
Kebanyakan spesies relative kompleks
Relative sederhana
5.
Ketahanan terhadap perlakuan fisik
Lebih tahan
Kurang tahan
Table perbedaan bakteri gram postif dan gram negatif
Bakteri gram negatif bersifat lebih konstan terhadap reaksi pewarnaan, tetapi bakteri gram positif sering berubah sifat pewarnaannya sehingga menunjukkan reaksi gram variabel, sebagai contoh, kultur bakteri gram positif sudah tua dapat kehilangan kemampuannya untuk menyerap pewarna violet kristal sehingga dapat menyerap pewarna safranin, dan berwarna merah seperti bakteri gram negatif. Perubahan tersebut juga dapat disebabkan oleh perubahan kondisi lingkungan atau modifikasi teknik pewarnaan.
Untuk identifikasi bakteri, digunakan beberapa media diantaranya:
Agar Garam Mannitol
Mengandung konsentrasi garam tinggi (7,5% NaCl), yang dapat menghambat pertumbuhan kebanyakan bakteri, kecuali staphylococcus. Media ini juga mengadakan fungsi differensial karena mengandung karbohidrat mannnitol, dimana beberapa staphylococcus dapat melakukan fermentasi, phenol red (pH indikator) digunakan untuk mendeteksi adanya asam hasil fermentasi manitol. staphylococcusi ini memperlihatkan suatu zona berwarna kuning di sekeliling pertumbuhannya, staphylococcus yang tidak melakukan fermentasi tidak akan menghasilkan perubahan warna.
Agar Darah
Darah dimasukkan ke dalam medium untuk memperkaya unsur dalam penanaman mikroorganisme pilihan seperti Streptococcus sp. Darah juga akan memperlihatkan sifat hemolysis yang dimiliki streptococcusi:
Gamma hemolisis: tidak terjadi lysis sel darah merah, tidak adanya perubahan medium di sekitar koloni
Alpha hemolisis: terjadi lysis sel darah merah dengan reduksi hemoglobin menjadi methemoglobin menghasilkan lingkaran kehijauan sekitar pertumbuhan bakteri
Beta hemolisis: terjadi lysis sel darah merah dilengkapi kerusakan dan penggunaan hemoglobin oleh organisme, menghasilkan zona bening sekeliling koloni.
Agar McConkey
Menghambat pengaruh kristal violet terhadap pertumbuhan bakteri gram-positif, selanjutnya bakteri gram-negatif dapat diisolasi. Media dilengkapi dengan karbohidrat (laktosa), garam empedu, dan neutral red sebagai pH indikator yang mampu membedakan bakteri enteric sebagai dasar kemampuannya untuk memfermentasi laktosa. Pada dasarnya bakteri enteric dipisahkan ke dalam dua kelompok:
Coliform basil menghasilkan asam dari fermentasi laktosa. Bakteri memperlihatkan warna merah pada permukaannya. E. coli menghasilkan kuantitas asam lebih banyak dibandingkan spesies coliform yang lain. Jika ini terjadi medium di sekitar pertumbuhan juga akan berubah menjadi merah seharusnya pengaruh asam terjadi pengendapan garam empedu yang diikuti penyerapan neutral red.
Disentri, tifoid, dan paratifoid basill tidak memfermentasi laktosa, maka tidak menghasilkan asam. Koloni kelihatan tidak berwarna dan seringkali transparan.
Agar Eosin-Methylene Blue (EMB agar)
Laktosa dan zat pewarna eosin serta metilen biru mampu membedakan antara enteric fermenter laktosa dengan nonfermenter sebaik identifikasi terhadap basilus colon Escherichia coli. Koloni E. coli tersebut kelihatan biru kehitaman dengan kilat hijau logam/metalik yang disebabkan besarnya kuantitas asam yang dihasilkan dan pengendapan zat pewarna di atas permukaan pertumbuhan. Bakteri coliform lain seperti Enterobacter aerogenes terbentuk tebal, mukoid, koloni berwarna pink diatas medium ini. Bakteri enteric nonfermenter laktosa membentuk koloni tidak berwarna maka kelihatan transparan, kelihatan di atas medium yang berwarna ungu (merah lembayung). Medium ini juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram-positif, sedangkan bakteri gram-negatif tumbuh lebih baik.
Agar Darah Telurit
Untuk megisolasi Corynebacterium digunakan agar darah telurit (Mc Leod), sebagai media selektif, setelah inkubasi selama 24 jam koloni bakteri terlihat berwarna abu-abu tua-hitam. Selanjutnya untuk biakan murni Corynebacterium digunakan media perbenihan Loeffler dalam tabung.
Agar Tioglikolat/Tarrozi (Perbenihan Anaerob)
Perbenihan tioglikolat, mengandung asam tioglikolat yang dapat mengikat oksigen sehingga tercapai suasana anaerob dalam perbenihan. Perbenihan Tarrozi, kaya akan enzim peroksidase sehingga zat toksik (H2O2) yang dihasilkan Clostridium tetani berubah menjadi tidak toksik (H2O dan O2) dan kuman dapat tumbuh terus dalam perbenihan.
Agar TCBS dan Agar Monsur
Agar TCBS (thiosulfat citrat bile sucrose), Agar Monsur (mengandung telurit gelatin agar atau agar bulyon alkalis yang mengandung Na-tourokholat), digunakan untuk mengisolasi genus Vibrio. Setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C di atas media berwarna hijau kehitaman koloni akan terlihat bundar berwarna kuning muda, transculent dan permukaannya rata.
BAB III
PROSEDUR DAN HASIL PERCOBAAN
Prosedur percobaan
Disiapkan bahan dan alat berikut :
No
NAMA BAHAN/ALAT
JUMLAH/KELOMPOK
KETERANGAN
1.
Kaca objek + tutup
5 set
Tidak perlu steril
2.
Kaca obyek tetes gantung
1 buah
3.
Kultur isolat bakteri
2 jenis
Koloni putih
4.
Larutan fukhsin
5 ml
5.
Larutan asam sulfat 1%
5 ml
6.
Pewarna biru metilen
5 ml
7.
Air steril
5 ml
8.
Minyak imersi
5 ml
Tidak perlu steril
9.
Safranin
5 ml
10.
Karbol gentian violet
5 ml
11.
Lugol
5 ml
12.
Alkohol
5 ml
13.
Kertas saring
Pergerakan Bakteri
Disiapkan kultur bekteri hasil isolasi dari P-3. Pilih koloni yang dapat memberikan ciri pertumbuhan yang terbaik.
Disiapkan juga 2 buah kaca obyek yang telah bersih dan kering
Diflambir sebuah kaca obyek dan biarkan dingin, teteskan sedikit air steril dan oleskan dengan sedikit cuplikan kultur satu jenis bakteri tersebut. Campurkan kultur dengan air sehingga menjadi suspensi yang encer, kemudian ditutup dengan kaca penutup.
Dilihat preparat segar yang telah siap di bawah mikroskop, dan amati gerakan bakterinya. Bakteri akan bergerak dengan arah atas-bawah atau kiri-kanan secara teratur. Gerakan yang tidak terarah bukan merupakan gerak bakteri.
Dilakukan percobaan di atas untuk 1 jenis mikroorganisme yang lain. Dicatat pengamatan dalam tabel untuk memudahkan dalam membandingkannya.
Pemeriksaan Spora Bakteri
Disiapkan kultur bakteri isolat putih, kemudian disuspensikan sedikit sapuan bakteri dan tambahkan 1 tetes larutan fukhsin. Campuran homogen kemudian panaskan di atas penangas air yang bersuhu 80o C selama 10 menit, usahakan jangan sampai mendidih atau menjadi kering.
Digenangi olesan tadi dengan larutan asam sulfat 1% selama 2detik, lalu dicuci dengan air mengalir.
Digenangi olesan dengan pewarna biru-metilen selama 5 menit. Kelebihan pereaksi warna dibuang, kemudian di bilas lagi dengan air mengalir, dan selanjutnya dikeringkan dengan bantuan kertas saring. Usahakan olesan preparat tidak terhapus dengan tissue.
Diteteskan sedikit minyak imersi di atas preparat, lalu di lihat dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x dan dilanjutkan 100x
Diamati dan catat pengamatan mikroskopisnya. Spora akan terlihat berwarna merah dengan di kelilingi sel vegetatif yang berwarna biru.
Pemeriksaan Kapsul Bakteri
Disiapkan biakan isolat bekteri jenis lain, pewarna safranin, minyak imersi. Sediakan pula 1 buah kaca arloji kaca obyek yang telah bersih dan kering.
Diletakan sedikit sapuan kultur bekteri dan suspensikan dengan 1 tetes air steril. Campur suspensi tersebut dengan larutan karbol gentian violet dengan bantuan ujung kaca obyek pertama. Kaca obyek kedua ditarik kea rah kiri sehingga suspensi bakteri tersapu merata dengan membentuk lapisan tipis di atas kaca obyek.
Difiksasi preparat sebanyak 3 kali di atas nyala api, kemudian digenangi dengan larutan.
Safranin selama 5menit. Preaksi warna yang berlebih dibuang,dan di keringkan dengan bantuan kertas saring.
Dioleskan preparat dengan sedikit minyak imersi, lalu diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x dilanjtkan 100x.
Digambarkan hasil pengamatan dengan teliti. Sel bakteri akan berwarna merah dan kapsul bakteri akan terlihat sebagai bagian kosong (transfaran) disekitar tubuh bakteri.
Pewarnaan Gram untuk Bakteri
Disiapkan 2 buah kaca obyek, isolat biakan (koloni yang lain lagi) karbol gentian violet, preaksi lugol, alkohol 95%, pewarna safranin, minyak imersi.
Disapukan sedikit biakan isolat bakteri di atas kaca obyek, ditambahkan 1 tetes air, kemudian disuspensikan.
Diletakkan Kaca obyek di atas bak pewarna, kemudian di genangi dengan karbol gentian violet selama 1 menit, kelebihan zat warna di buang, dan di bilas dengan air mengalir.
Digenangi olesan dengan lugol selama 2 menit, preaksi berlebih dibuang, dan dibilas dengan air mengalir.
Digenangi olesan dengan alkohol tetes demi tetes selama 30 detik atau sampai semua zat warna hilang, kemudia dibilas dengan air mengalir.
Pewarnaan yang terakhir adalah dengan safranin selama 1menit, kelebihan zat warna di buang dan dibilas dengan air, kemudian dikeringkan dengan bantuan kertas saring.
Dilihat pereparat di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x atau 100x
Digambar hasil percobaan dengan teliti. Sel bakteri yang berwarna biru menunjukan bakteri masuk kelompok Gram positif sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah. Bagaimana dengan isolat yang sudah di dapat, ada perbedaan kelompok Gram?
Identifikasi Bakteri dengan Media TSIA
NO
NAMA BAHAN/ALAT
JUMLAH/KELOMPOK
KETERANGAN
1.
Media TSIA (ada bagian tegak & miring)
2 tabung kecil @ 2ml
Steril
2.
Larutan Pepton
2 tabung kecil @ 1 ml
3.
Larutan Alfa-naftol
5 ml
4.
Media MR-VP
4 tabung @ 1 ml
5.
Larutan KOH 10%
5 ml
Disiapkan 2 tabung reaksi kecil dan steril, media TSIA, kultur bakteri isolat putih yang berbeda bentuk atau selnya.
Diisikan media TSIA bersuhu 45oC setinggi 2 cm pada kedua tabung, kemudian letakkan di atas alas sehingga posisinya rebah. Usahakan media membentuk posisi tegak dengan bagian atas miring tetapi tidak menyentuh kapas. Diamkan sekitar 30 menit hingga media menjadi padat.
Diinokulasikan satu jenis kultur bakteri pada satu tabung dan jenis bakteri kedua pada tabung yang lain, media tegak di tusukkan,sedangkan media yang miring di gores.
Di inkubasi kedua tabung pada suhu 35-37oC selama 24-48 jam.
Dicatat pengamatan sebagai berikut:
Bagian miring * berwarna kuning : laktosa/sakrosa (+)
* Warna hitam : gas H2S (+)
b. bagian tegak *Warna kuning : glukosa (+)
* Gelembung/media terangkat : gas (+)
* Warna hitam : gas H2s (+)
Uji Biokimia IMVIC untuk Bakteri
Disiapkan 4 buah tabung reaksi, tiap tabung diisi dengan:
Tabung I : 0,5mL air pepton
Tabung II : 0,5mL media MR-VP
Tabung III : 0,5mL media MR-VP
Tabung IV : 0,5mL media Cimmon's citrate
Diinokulasikan suspense biakan ke masing masing tabung dengan ose bulat
Diinkubasi seluruh tabung pada suhu 35 C selama 24 jam
Setelah 24 jam, tiap tabung ditambahkan:
Tabung I : 1 tetes pereaksi kovaks
Tabung II : 1 tetes indicator metil merah
Tabung III : 1 tetes pereaksi alfa-naftol/dalam KOH 10%
Tabung IV : tidak ditambahkan apapun
Kemudian tiap tabung diamati perubahan warnanya
Hasil Percobaan
No
Pengamatan
Hasil pengamatan
1.
Pergerakan Bakteri
Pergerakan bakteri tidak terlihat, kemungkinan dikarenakan bakteri telah mati.
2.
Pemeriksaan Spora Bakteri
Tidak terlihat adanya spora.
3.
Pemeriksaan Kapsul Bakteri
Sel kapsul tidak terlihat, yang terlihat hanya warna karena larutan yang ditambahkan kedalamnya.
4.
Pewarnaan Gram untuk Bakteri
Sel bakteri tersebut berwarna :
(biru) menunjukkan bahwa bakteri tersebut memiliki pewarnaan Gram (+)
5.
Identifikasi Bakteri dengan Media TSIA
Pada percobaan ini menggunakan media miring dan tegak
Pada media miring digores dengan isolat dan terdapat koloni yang banyak berlendir dan bewarna kuning menunjukan (+) laktosa/sakarosa
Pada daerah yang di tusuk dan media berwarna kuning menunjukan (+) glukosa
6.
Uji Biokimia Biokimia IMVIC untuk Bakteri
Tabung 1 (air pepton)
setelah ditetesi preaksi konvacs pada tabung terdapat cincin yang berwarna kuning kehijauan menunjukan indol (-)
Tabung 2 (MR-VP)
setelah ditetesi indikator metil merah (MM) pada tabung larutan berwarna orange menunjukan (-)
Tabung 3
(MR-VP)
setelah ditetesi preaksi alfa-naftol pada tabung larutan terbentuk endapan warna merah bata menunjukan VP (+)
Tabung 4
(Cimmon's citrate)
terjadi perubahan warna menjadi biru menunjukan citrat (+)
BAB IV
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Pembahasan
Dalam mengidentifikasi bakteri, kita perlu mengamati pergerakan bakteri, pemeriksaan spora bakteri, pemeriksaan kapsul bakteri, pewarnaan gram, identifikasi bakteri dengan media TSIA dan uji biokimia IMVIC untuk bakteri.
Pada pergerakan bakteri yang kami amati dibawah mikroskop, tidak terlihat adanya pergerakan bakteri tersebut kemungkinan itu dikarenakan bakteri tersebut cepat mati.
Pada pemeriksaan spora bakteri yang kami amati dibawah mikroskop, tidak terlihat adanya spora bakteri, yang terlihat hanyalah warna yang berwarna merah akibat larutan yang ditambahkan kedalamnya.
Pada pemeriksaan kapsul bakteri yang kami amati dibawah mikroskop, tidak terlihat adanya kapsul bakteri yang terlihat hanyalah warna yang berwarna ungu akibat larutan yang ditambahkan kedalamnya.
Pada perwarnaan gram bakteri yang kami amati dibawah mikroskop, menunjukan warna biru, yang artinya bakteri tersebut merupakan gram (+).
Dalam mengidentifikasi bakteri dengan menggunakan media TSIA, kita menggunakan media miring dan media tegak. Sebelum digores menggunakan bakteri media berwarna merah tetapi setelah digores dan didiamkan selama 1hari 1malam dalam inkubator, pada media yang miring terjadi perubahan warna menjadi kuning dan berlendir yang membuktikan bahwa positif mengandung laktosa/ sakarosa. Dan pada media tegak berwarna kuning yang membuktikan bahwa positif mengandung glukosa.
Pada uji biokimia IMVIC untuk bakteri. Pada tabung 1 yang diisi dengan air pepton dan ditambahkan pereaksi kovacks tidak menghasilkan cicin merah yang berarti indol (-).
Pada tabung kedua yang diisi dengan media MR-VP dan ditetesi metil merah tidak menghasilkan warna merah yang berarti MM (-).
Pada tabung ketiga yang diisi dengan media MR-VP dan ditetesi dengan pereaksi alfa-naftol dan terbentuk warna merah bata yang berarti VP (+).
Pada tabung keempat yang diisi dengan media Cimmon's citrate, terjadi perubahan warna media menjadi biru yang berarti citrat (+).
Kesimpulan
Dari hasil yang kami dapatkan, dapat kami simpulkan bahwa bakteri yang terkandung dalam sampel kami adalah Staphylococcus aureus
Daftar Pustaka
Hadioetomo, R., 1993,Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Gramedia : Jakarta
Dwijoseputro, D.2005. Dasar Mikrobiologi. Jakarta.
Pelczar, Michael J.2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.