BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang yang akan akan menj menjad adii peno penolo long ng dan dan pene penent ntu u umat umat manu manusi siaa dalam dalam menj menjal alan anii kehidupan, dan sekaligus untuk memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Tanpa pendidikan, maka diyakini bahwa manusia sekarang tidak berbeda dengan generasi manusia masa lampau, yang dibandingkan dengan manusia sekarang, tela telah h
sang sangat at
tert tertin ingg ggal al
baik baik
kual kualit itas as
kehi kehidu dupa pan n
maup maupun un
proe proess-pr pros oses es
pembedayaannya. Secra ekstrim ekstri m bahkan dapat dikatakan, bahwa maju mundurnya atau baik buruknya peradaban suatu masyarakat, suatu bangsa, akan ditentukan oleh bagaimana pendidikan yang dijalani oleh masyarakat bangsa tersebut. Realita Realitass Ilmu Ilmu keisala keisalaman man saat ini bisa bisa dibilan dibilang g telah telah mengal mengalami ami masa intellectual intellectual deadlock. deadlock. Diantara Diantara indikasiny indikasinyaa adalah adalah pertama, pertama, minimnya minimnya upaya pembaharuan, dan kalau toh ada kalah cepat dengan perubahan sosial, s osial, politik dan kemajuan iptek. !edua, praktek ilmu keisalaman sejauh ini masih memelihara warisan yang lama dan tidak banyak melakukan pemikiran kreati", ino#ati" dan kritis terhadap isu-isu aktual. !etiga, model pembelajaran ilmu keisalaman terlalu meneka menekank nkan an pada pada pendek pendekatan atan intelek intelektua tualism lisme-# e-#erb erbali alistik stik dan menega menegasik sikan an pentingnya interaksi edukati" dan komunikasi humanistik antara guru-murid. !eempat, orientasi ilmu keisalaman menitikberatkan pada pembentukan $abd atau
hamba %llah dan tidak seimbang dengan pencapaian karakter manusia muslim sebagai khali"ah fi al-ardl . Padahal, di sisi lain ilmu keisalaman mengemban tugas penting, yakni bagaimana mengembangkan kualitas sumber daya manusia &SD'( agar umat Islam dapat berperan akti" dan tetap sur#i#e di era globalisasi. Dalam konteks ini Indonesia sering mendapat kritik, karena dianggap masih tertinggal dalam melakukan pengembangan kualitas manusianya. Padahal dari segi kuantitas Indonesia memiliki sumber daya manusia melimpah yang mayoritas beragama Islam.
BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Pertumbuhan Ilmu-Ilmu Keislaman
Sejarah awal kelahiran, Islam telah memberikan penghargaan begitu besar terhadap ilmu. Pandangan Islam tentang pentingnya ilmu tumbuh bersamaan dengan kelahirannya Islam itu sendiri. !etika Rarulullah S%) menerima wahyu pertama yang mula-mula diperintahkan kepadanya $membaca*. Pada masa kejayaan umat Islam, khususnya pada masa pemerintahan dinasti +mayah dan dinasti %basyiah, ilmu !eislaman tumbuh dengan sangat pesat dan maju. !emajuan ilmu !eislaman telah membawa Islam pada masa keemasannya. Dalam sejarah ilmu !eislaman, kita mengenal nama-nama tokoh ilmu diantaranya %l'ansur, arun %l-Rosyid, Ibnu !holdun, dan lain sebagainya yang telah memberikan perhatian besar terhadap ilmu Islam. Pada masa itu proses penterjemahan karya-karya "iloso" unani ke dalam bahasa arab berjalan dengan pesat. Sejarah juga mencatat kemajuan ilmu-ilmu !eislaman, baik dalam bidang ta"sir, hadits, "iih dan disiplin ilmu ke-Islam yang lain. Tokoh-tokoh dalam bidang ta"sir, antara lain %l-Thabary dengan karyanya /ami* al-0ayan "i Ta"sir %l1ur*an al-0ukhary, dengan karya yang diciptakan yaitu %l-/ami* al-Shahih, 'uslim, Ibnu 'ajah, dan lain sebagainya B. Pengertian Ilmu Keislaman
Ilmu keislaman adalah segala sesuatu yang bertalian dengan agama Islam. Pada awalnya ilmu-ilmu Islam berkembang dalam bidang iraah, ta"sir
dan hadis. !emudian menyusul ilmu "ikih, ilmu-ilmu ini bertambah dan berkembang sesuai dengan e#olusi kemajuan masyarakat. Pendidikan Islam Secara etimologis pendidikan diterjemahkan ke dalam bahasa %rab 2Tarbiyah3 dengan kata kerjanya 2Robba3 yang berarti mengasuh, mendidik, memelihara. 'enurut pendapat ahli, !i ajar Dewantara pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. 4
. A!al "erkembangan Stu#i Islam
Ilmu keislaman pada 5aman awal dilaksanakan di masjid-masjid. 'ahmud unus menjelaskan bahwa pusat studi Islam klasik adalah 'akkah dan 'adinah &ija5(, 0asrah dan !u"ah &Irak(, Damaskus dan Palestina &Syam( dan 6istat &'esir(. Studi Islam sekarang ini berkembang hampir diseluruh negara didunia, baik didunia Islam maupun bukan negara Islam. Didunia Islam terdapat pusat pusat studi, seperti +ni#ersitas %l-%5har di 'esir dan +ni#ersitas +mmul 1ura di %rab Saudi. Di Indonesia, studi Islam &ilmu keisalaman tinggi( dilaksanakan di 47 Institut %gama Islam 8egeri &I%I8( dan 9: Sekolah Tinggi %gama Islam &ST%I8( Studi Islam di negara-negara non Islam diselenggarakan dibeberapa negara antara 4 atimun %bdullah, Studi Islam Kontemporer, &/akarta; Sinar
>?(.
lain di India, @hicago, Aos %ngeles, Aondon dan !anada . begitulah studi Islam sejak 5aman awal pembentukan Islam hingga sekarang ini.
D. Ilmu Keislaman #i In#$nesia
Pada awal perkembangannya Islam di Indonesia, pendidikan Islam di Indonesia dilaksanakan secara in"ormal. %gama Islam datang ke Indonesia dibawa oleh para pedagang muslim. Dalam
operasionalisasinya,
mereka
melakukan
pendidikan
dan
menyebarkan agama Islam dengan perbuatan, dengan contoh dan suri tauladan. Pada waktu itu para pendakwah Islam melaksanakan penyiaran. %gama Islam kapan saja., dimana saja, dan kepada siapa saja yang ditemui oleh mereka. Pendidikan dan pengajaran secara in"ormal ternyata membawa hasil yang sangat baik. 'ereka dibiasakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan dengan didahului membaca basmalah. +saha-usaha pendidikan agama dimasyarakat yang kelak dikenal dengan pendidikan non "ormal. Dimasyarakat yang kuata agamanya ada tradisi yang mewajibkan anak-anak yang sudah berumur B tahun. 'odal pokok yang dimiliki mereka adalah semangat menuntut ilmu agama bagi anak-anak. Implementasi pendidikan dipusat-pusat pendidikan non "ormal seperti surau, langgar, masjid, serambi rumah sang guru adalah berkumpul murid besar dan kecil, kegiatan itulah yang menjadi cikal-bakal didirikannya pesantren, yang mana tingkatan global pendidikannya disebut madrasah, lalu dipecah menjadi tiga tingkatan &ibtidaiyyah, tsanawiyah dan $aliyah(.
'oti#asi lain yang mendorong untuk didirikannya pesantren adalah keinginan untuk lebih mengintensi"kan pendidikan pada anak-anak. Pondok berarti tempat menginap &asrama(. Pesantren berarti tempat para santri mengaji agama Islam. Pondok pesantren adalah tempat murid-murid mengaji agama Islam. Selain pesantren, usaha pembangunan pendidikan Islam di Indonesia juga terus merambah ke sistem pendidikan nasional yang bersi"at umum, yaitu pendidikan Islam yang berbasis nasional seperti 'I8, 'Ts8 dan '%8 yang kapasitasnya sama dengan SD, S'P dan S'%, 0ahkan kini di berbagai pesantren juga diadakan pendidikan yang berbasis nasional, seperti SD, S'P dan S'% demi mengikuti perkembangan pendidikan dan teknologi, dan karena kecenderungan anak Indonesia yang sudah mulai enggan untuk hanya menuntut ilmu agama saja. Di ketiga tingkatan sekolah umum tersebut &SD, S'P, S'%( pun kini sedikit banyaknya kerap diajari pendidikan agama Islam yang pokok, seperi aidah-akhlak dan 6ih. Dari sini bisa dilihat bahwa pendidikan agama Islam memang selalu diusahakan untuk paling tidak diselipkan diantara ilmu +mum, bahkan antara keduanya &ilmu agama dan ilmu umum( itu bisa berdiri dan dicerna dengan seimbang, agar tidak hanya bisa menguasai ilmu duniawi, tapi dari segi ukhrawi yang merupakan elemen penting dalam tumbuh kembang siswa di Indonesia yang menganut ideologi ketuhanan ang 'aha Csa. +paya-upaya pemerintah dalam perbaikan dan peningkatan madrasah selalu dilakukan dalam berbagai aspek. +saha untuk itu dimulai dengan memberikan bantuan terhadap lembaga tersebut sebagaimana yang dianjurkan
oleh 0adan Pekerja 8asional Indonesia Pusat &0P !8IP( tanggal =B Desember 4:7, yang menyebutkan bahwa madrasah dan pesantren yang pada hakikatnya adalah satu alat dan sumber pendidikan dan pencerdasan rakyat jelata yang sudah berurat berakar dalam masyarakat Indonesia umunya, hendaklah mendapat perhatian dan bantuan nyata berupa tuntunan dan bantuan material dari pemerintah.
E. Pengertian Strategi Ilmu Keislaman
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. /ika dihubungkan dengan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. %l-1ur*an dalam menyampaikan pokok-pokok isinya memiliki strategi tersendiri yang mampu diterima oleh semua kalangan dan berbagai tingkat daya nalar pembacanya. 0eranjak dari hal-hal yang konkrit, dapat disaksikan dan diakui, seperti; hujan, angin, tumbuh-tumbuhan, petir, dan kilat. !emudian beralih kepada hal-hal dogmatis, seperti keharusan mengakui wujud, keagungan, kekuasaan dan seluruh si"at sempurna %llah swt. Semua ini kadangkala diungkapkan dengan kalimat bertanya, baik dengan maksud memberikan perhatian, membuat senang, mengingatkan dengan cara yang baik, maupun dengan maksud-maksud lain yang dapat merangsang kesan-kesan rabbani, seperti; tunduk, bersyukur, cinta dan khusyu’ kepada %llah. Setelah itu, baru disajikan
berbagai macam ibadah dan tingkah laku ideal untuk menerapkan akhlak rabbani secara praktis.
%. Para#igma & Strategi Ilmu keislaman
Paradigma sistem ilmu keIslaman adalah;
1.
Islam meletakkan prinsip kurikulum, strategi, dan tujuan pendidikan berdasarkan aidah Islam. Pada aspek ini diharapkan terbentuk sumber daya manusia terdidik dengan aliyah Islamiyah &pola ber"ikir Islami( dan na"siyah
2.
Islamiyah &pola sikap yang Islami(. Pendidikan harus diarahkan pada pengembangan keimanan, sehingga melahirkan amal saleh dan ilmu yang berman"aat. Prinsip ini mengajarkan pula bahwa di dalam Islam yang menjadi pokok perhatian bukanlah kuantitas, tetapi kualitas pendidikan. Perhatikan bagaimana al-1ur*an mengungkapkan tentang ahsanu amalan atau amalan shalihan &amal yang terbaik atau amal
3.
shaleh(. Pendidikan ditujukan dalam kaitan untuk membangkitkan dan mengarahkan potensi-potensi baik yang ada pada diri setiap manusia selaras dengan "itrah
4.
manusia dan meminimalisir aspek yang buruknya. !eteladanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pendidikan. Dengan demikian sentral keteladanan yang harus diikuti adalah Rasulullah saw. Dengan demikian Rasulullah saw. merupakan "igur sentral keteladanan bagi manusia. %l-1ur*an mengungkapkan bahwa 2Sungguh pada diri Rasul itu terdapat uswah &teladan( yang terbaik bagi orang-orang yang berharap bertemu dengan %llah dan hari akhirat3.
'. Strategi Ilmu Keislaman #i In#$nesia
Strategi ilmu keislaman di Indonesia dalam mengahadapi tantangan modernisasi berkat kemanjuan iptek itu mencakup ruang lingkup sebagai berikut;
1.
'oti#asi kreati#itas anak didik ke arah pengembangan iptek itu sendiri, di
2.
mana nilai-nilai islami menjadi acuannya. 'endidik keterampilan meman"aatkan produk iptek bagi kesejahteraan hidup
3.
masyarakat pada umumnya dan umat Islam di Indonesia. 'enciptakan jalinan yang kuat antara ajaran agama dan iptek, dan hubungan yang akrab dengan para ilmuwan yang memegang otoritas iptek dalam bidang
4.
masing-masing. 'enanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan masyarakat melalui kemampuan menginterprestasikan ajaran agama dari sumber-sumbernya yang murni kontekstual dengan masa depan kehidupan manusia.
Peren(anaan Pr$gram Pen#i#ikan Islam
Dalam merencanakan program ini kita perlu mengidenti"ikasi delapan masalah pokok, yaitu sebagai berikut;
a)
%pakah ajaran Islam memberikan ruang lingkup ber"ikir kreati" manusia dan
b)
sejauh mana ruang lingkup tersebut diberikan kepada manusia. Potensi psikologis apa sajakah yang menjadi sasaran pendidikan Islam terutama dalam kaitannya dengan kreati#itas yang berhubungan dengan
perkembangan iptek. c) 0agaimanakah sistem dan metode pendidikan yang tepat guna dalam proses pendidikan Islam yang kontekstual dengan iptek tersebut.
d)
!eterampilan-keterampilan apa sajakah yang diperlukan anak didik dalam mengelola dan meman"aatkan iptek modern sehingga dapat menyejahterakan
e)
hidup umat manusia, khususnya umat Islam. Sampai seberapa jauh anak didik diharapkan mempu mengendalikan dan menangkal dampak-dampak negati" dari iptek terhadap nilai-nilai etika keagamaan Islam dan nilai-nilai moral yang telah dan yang harus dimapankan
f)
dalam kehidupan indi#idual dan sosial. Sebaliknya, apakah nilai moral dan sosial keagamaan mampu memberikan
g)
dampak positi" terhadap kemanjuan iptek modern tersebut. !opetensi guru agama apakah yang harus dimiliki sebagai hasil lembaga pendidikan pro"esional keguruan yang dapat diandalkan untuk menghadapi
h)
modernitas umat berkat kemajuan iptek tersebut.
H. Ketela#anan Dalam Ilmu Keislaman
0ila dicermati historis pendidikan di 5aman Rasulullah Saw. Dapat dipahami bahwa salah satu "aktor terpenting yang membawa beliau kepada keberhasilan adalah keteladanan &uswah(. Rasulullah ternyata banyak memberikan keteladanan dalam mendidik para sahabatnya. Eleh karena itu, pada bab ini akan dikemukakan hal-hal yang terkait dengan keteladanan dalam hubungannya dengan ilmu keIslaman.
“Dan sesungguhnya pada diri Rasulullah itu ada tauladan yang baik bagi orang yang mengharapkan (bertemu dengan) llah dan hari kemudian dan yang mengingat llah sebanyak-banyaknya!" &1S. %l-%h5ab ; =4(. 0eliau selalu terlebih dahulu mempraktekkan semua ajaran yang disampaikan %llah sebelum menyampaikannya kepada umat, sehingga tidak ada celah bagi orang-orang yang tidak senang untuk membantah dan menuduh bahwa Rasulullah Saw hanya pandai bicara dan tidak pandai mengamalkan. 'etode keteladanan sebagai suatu metode digunakan untuk merealisasikan tujuan pendidikan dengan memberi contoh keteladanan yang baik kepada siswa agar mereka dapat berkembang baik "isik maupun mental dan memiliki akhlak yang baik dan benar. !eteladanan memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pendidikan ibadah, akhlak, kesenian dan lainnya. +ntuk menciptakan anak yang saleh, pendidik tidak cukup hanya memberikan prinsip saja, karena yang lebih penting bagi siswa adalah "igur yang memberikan keteladanan dalam menerapkan prinsip tersebut. Sistem keteladanan yang juga merupakan strategi keilmuan itu agaknya masih jarang dijumpai di Indonesia, yang notabene di negara ini hanya menekankan pendidikan yang bersi"at tekstual, teori, hanya sebatas ilmu itu sendiri, sedangkan karakter siswanya kerap dikesampingkan. Itulah sebab dari bobroknya moral sebagian besar anak bangsa di Indonesia, yang tidak pernah menekankan pendidikan berkarakter, yaitu pendidikan yang tak hanya mengulas ilmu yang bersi"at teks saja, tapi juga harus mendidik moral siswanya. Itu semua
kebali pada kapasitas si pendidik, dan kemauan dan interest siswa untuk belajar dan mengajari otak dan hati. Indonesia mungkin saja dapat menyusun sistem pendidikan yang lengkap, tetapi semua itu masih memerlukan realisasi, dan realisasi itu dilaksanakan oleh pendidik. Pelaksanaan realisasi itu memerlukan seperangkat metode metode itu merupakan pedoman untuk bertindak dalam merealisasikan tujuan pendidikan. Peserta didik cenderung meneladani pendidikannya ini diakui oleh semua ahli pendidikan, baik dari barat maupun dari timur. Dasarnya ialah karena secara psikologis anak memang senang meniru tidak saja yang baik, yang jelekpun ditirunya. Si"at peserta didik itu diakui dalam Islam. +mat meneladani 8abi 8abi meneladani al-1ur*an. %isyah pernah berkata bahwa akhlak Rasul %llah itu adalah al-1uran. Pribadi rasul itu adalah interpretasi al-1ur*an secara nyata. Tidak hanya cara beribadah, caranya berkehidupan sehari-hari pun kebanyakan merupakan contoh tentang cara kehidupan Islami. 0anyak contoh yang diberikan oleh 8abi yang menjelaskan bahwa orang &dalam hal ini terutama guru( jangan hanya berbicara, tetapi juga harus memberikan contoh secara langsung. Dalam peperangan, 8abi tidak hanya memegang komando dia juga ikut berperang , menggali parit perlindungan. Dia juga menjahit sepatunya, pergi berbelanja ke pasar, dan lain-lain. al senada disampaikan oleh !halid bin amid al-!ha5imi bahwa pentingnya teladan itu disebabkan karena beberapa hal;
1.
'anusia itu saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain, dalam perkataan,perbuatan, orentasinya, pemikirannya, tradisinya dan segala sikap
prilaku yang lainnya. 2. 'enyaksikan sendiri suatu sikap atau prilaku dalam pendidikan lebih dapat diterima dari pada melalui susunan kata-kata, dengan kata lain bahasa sikap
3.
lebih dapat diterima dari pada bahasa lisan. 'anusia itu pada hakekatnya membutuhkan kepada sosok yang mampu meluruskan pengetahuan atau anggapan-anggapan atau konsep-konsep yang
4.
salah yang ada pada dirinya. %danya pahala pada teladan yang baik dan adanya dosa pada teladan yang jelek, karena adanya pahala itu mempertegas terhadap pentingnya teladan. Sabda 8abi Saw ;
#arang siapa yang menetapkan suatu kebaikan dalam Islam maka baginya adalah pahala dan pahala orang yang melakukannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun dan barang siapa yang menetapkan ke$elekan dalam Islam maka dia harus menanggung dosa itu dan dosa orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka &R 'uslim(.
I. Pen#i#ikan Bertaha"
Pendidikan bertahap adalah perencanaan yang mengambil langkah pendek dan mengoreksi kesalahan saat perencanaan itu dilaksanakan. Sepanjang sejarah dunia, Islam telah terbukti mampu membangun peradaban manusia yang khas dan mampu menjadi pencerah serta penerang hampir seluruh dunia dari masa-masa kegelapan dan kejayaannya F49 abad
lamanya. 6actor paling menentukan atas kegemilangan Islam membangun peradaban dunia adalah keimanan dan keilmuannya. Tidak ada pemisahan ataupun dikotomi atas kedua "actor tersebut dalam pola pendidikan yang diterapkan. Sehingga generasi yang dihasilkan juga tidak diragukan kehandalannya hingga kini. Sebut saja tokoh Ibnu Sina sebagai sosok yang dikenal peletak dasar ilmu kedokteran dunia namun beliau juga "aih ad-diin terutama dalam hal ushul "ih. 'asih ada tokoh-tokoh dunia dengan perannya yang penting dan masih menjadi acuan perkembangan sains dan teknologi berasal dari kaum muslimin yaitu Ibnu !haldun&bapak ekonomi(, Ibnu !hawari5m &bapak matematika(, Ibnu 0atutah &bapak geogra"i(, %l-!ha5ini dan %l-0iruni &0apak 6isika(, %l-0attani &0apak %stronomi(, /abir bin ayyan &0apak !imia(, Ibnu %l-0airar al-8abati &bapak 0iologi( dan masih banyak lagi lainnya. 'ereka dikenal tidak sekadar paham terhadap sains dan teknologi namun diakui kepakarannya pula di bidang ilmu diniyyah.= !alau begitu pola pendidikan seperti apa yang mampu mencetak generasi Islam berkualitas sekaliber tokoh-tokoh dunia tersebutG Penting kiranya menyatukan persepsi tentang pendidikan sesuai kaidah Syara*. akekat pendidikan adalah proses manusia untuk menjadi sempurna yang diridhoi %llah S)T. akikat tersebut menunjukkan pendidikan sebagai proses menuju kesempurnaan dan bukannya puncak kesempurnaan, sebab puncak kesempurnaan itu hanyalah ada pada %llah dan kemaksuman Rasulullah S%). !arena itu, = %tang %bdul akim dan /aih 'ubarok, %etodologi Studi Islam, &0andung; Remaja Rosda !arya, =>>>(.
keberhasilan
pendidikan hanya
bisa
dinilai
dengan standar
pencapaian
kesempurnaan manusia pada tingkat yang paling maksimal. Setelah diketahui hakikat pendidikan maka berikutnya bisa dirumuskan tujuan dari pendidikan Islam yang diinginkan yaitu ; 'embangun kepribadian Islami yang terdiri dari pola piker dan pola jiwa bagi umat yaitu dengan cara menanamkan tsao"ah Islam berupa %idah, pemikiran, dan perilaku Islami kedalam akal dan jiwa anak didik. !arenanya harus disusun dan dilaksanakan kurikulum oleh 8egara. 'empersiapkan generasi Islam untuk menjadi orang $alim dan "aih di setiap aspek kehidupan, baik ilmu diniyah &Ijtihad, 6ih, Peradilan, dll( maupun ilmu terapan dari sains dan teknologi &kimia, "isika, kedokteran, dll(. Sehingga output yang didapatkan mampu menjawab setiap perubahan dan tantangan 5aman dengan berbekal ilmu yang berimbang baik diniyah maupun madiyah-nya. +ntuk menunjang kesiapan belajar harus adanya turut andil dan ikut serta memajukan aspek, kebutuhan dan semua tinjauaan terhadap pendidikan yang ada oleh karena itu 8egara lah harus berperan akti" dalam semua itu. 8egara berkewajiban untuk menyediakan sarana-sarana berikut;
1.
Perpustakaan umum, laboratorium, dan sarana umum lainnya di luar yang dimiliki sekolah dan PT untuk memudahkan para siswa melakukan kegiatan penelitian dalam berbagai bidang ilmu, baik ta"sir, hadits, "ih, kedokteran, pertanian, "isika, matematika, industri, dll. sehingga banya tercipta para
2.
ilmuwan dan mujtahid. 'endorong pendirian toko-toko buku dan perpustakaan pribadi. 8egara juga menyediakan
asrama,
pelayanan
kesehatan
siswa,
perpustakaan dan
laboratorium sekolah, beasiswa bulanan yang mencukupi kebutuhan siswa sehari-hari. !eseluruhan itu dimaksudkan agar perhatian para siswa tercurah pada
ilmu pengetahuan yang digelutinya sehingga terdorong untuk
mengembangkan kreati#itas dan daya ciptanya. 3. 8egara mendorong para pemilik toko buku untuk memiliki ruangan khusus pengkajian
dan
diskusi
yang
dipandu
oleh
seorang
alimHilmuwanHcendekiawan. Pemilik perpustakaan pribadi didorong memiliki buku-buku terbaru, mengikuti diskusi karya para ulama dan hasil penelitian
4.
ilmiah cendekiawan. Sarana pendidikan lain, seperti radio, tele#isi, surat kabar, amajalah, dan
penerbitan dapat diman"aatkan siapa saja tanpa musti ada i5in negara. 5. 8egara mengi5inkan masyarakatnya untuk menerbitkan buku, surat kabar, majalah, mengudarakan radio dan tele#isi walaupun tidak berbahasa %rab, tetapi siaran radio dan tele#isi negara harus berbahasa %rab. 6. 8egara melarang jual-beli dan eksport-import buku, majalah, surat kabar yang memuat bacaan dan gambar yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Termasuk melarang acara tele#isi, radio, dan bioskop yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. 7. 8egara berhak menjatuhkan sanksi kepada orang atau sekelompok orang yang mengarang suatu tulisan yang bertentangan dnegan Isla m, lalu dimuat di surat kabar dan majalah. asil karya penulis dapat dipakai kapan saja dnegan syarat harus bertanggung jawab atas tulisannya dan sesuai dnegan aturan
8.
Islam. Seluruh surat kabar dan majalah, pemancar radio tele#isi yang si"atnya rutin milik orang asing dilarang beredar dalam wilayah !hila"ah Islamiyah. anya saja, buku-buku ilmiah yang berasal dari luar negeri dapat beredar setelah
diyakini
di
dalamnya
bertentangan dengan Islam.
tidak
membawa
pemikiran-pemikiran
yang
BAB III PENU)UP
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Ilmu keIslaman adalah segala sesuatu yang bertalian dengan agama Islam. Pada awalnya ilmu-ilmu Islam berkembang dalam bidang iraah, ta"sir dan hadis. !emudian menyusul ilmu "ikih, ilmu-ilmu ini bertambah dan berkembang sesuai dengan e#olusi kemajuan masyarakat. Sedangkan pada dahulu penerapan Ilmu keisalaman pada 5aman awal dilaksanakan dimasjid-masjid. 'ahmud yunus menjelaskan bahwa pusat studi Islam klasik adalah mekkah dan madinah &ija5(, 0asrah dan !u"ah &Irak(, Damaskus dan Palestina &Syam( dan 6istat &'esir(.
DA%)A* PUS)AKA %budin 8ata, %etodologi Studi Islam,&/akarta; Raja >9(. %tang %bdul akim dan /aih 'ubarok, %etodologi Studi Islam, &0andung; Remaja Rosda !arya, =>>>(. atimun %bdullah, Studi Islam Kontemporer, &/akarta; Sinar >?(.