ILMU UKUR TAMBANG LAPORAN KONTUR
Disusun oleh : Wa Ode Nurul Annisa 130!3"
T#KNIK P#RTAMBANGAN $AKULTA% T#KNIK UNIR%ITA% N#G#RI PADANG "01'
KATA P#NGANTAR P#NG ANTAR
Puji Puji syukur syukur penuli penuliss panjat panjatkan kan kepad kepadaa Tuhan Tuhan Yang Maha Maha Esa, Esa, karena karena berkat berkat rahmat rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan. Saya berharap laporan ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami tentang !lmu "kur Tambang#.. $anyak $anyak rintangan rintangan dan hambatan hambatan yang penulis penulis hadapi ketika ketika menyusun menyusun laporan ini. Namun, dengan berkat rahmat dan bimbingan Tuhan Yang Maha Esa saya dapat menyelesaikan laporan tentang %&NT"'. ini. Saya menyadari menyadari bahwa bahwa lapora ini masih banyak kekurangan, kekurangan, untuk itu saya menerima kritik dan saran dari pemba(a. )an akhirnya semoga laporan ini berman*aat bagi kita semua terutama bagi pemba(a. Terima kasih,
Penulis,
DA$TAR I%I
i
(ALAMAN )UDUL KATA
P#NGANTAR***************************************************************************************************************************i
DA$TAR I%I*****************************************************************************************************************************************ii BAB I* P#NDA(ULUAN********************************************************************************************************************1
+. Pengertian %ontur..................................................................................................................... $. 'umusan Masalah .................................................................................................................... . Tujuan dan Man*aat................................................................................................................... BAB II* DA%AR T#ORI**********************************************************************************************************************3 BAB III P#LAK%ANAAN K#GIATAN*********************************************************************************************+
+. Tujuan....................................................................................................................................... / $. 0aktu Pelaksanaan..................................................................................................................../ . Prosedur %erja........................................................................................................................ ../ BAB I& (A%IL DAN P#MBA(A%AN********************************************************************************************** 13 BAB & P#NUTUP******************************************************************************************************************************** 1+
+. %esimpulan....................................................................................................................... ........ / $. Saran......................................................................................................................................... / LAMPIRAN **************************************************************************************************************************************** 1, DA$TAR PU%TAKA************************************************************************************************************************* "1
BAB I
ii
P#NDA(ULUAN A* Garis Kon-ur
1aris kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama terhadap bidang re*rensi yang digunakan. %e(uraman dari suatu lereng 2 stepness3 dapat ditentukan dengan adanya inter4al kontur dan jarak antara dua kontur, sedangkan jarak hori5ontal antara dua garis kontur dapat ditentukan dengan (ara interpolasi. 1aris kontur tidak boleh saling berpotongan satu sama lain. Selain itu garis kontur harus merupakan garis yang tertutup baik di dalam maupun di luar peta.
Si*at-si*at garis kontur adalah sebagai berikut6 . 1aris kontur selalu merupakan garis tertutup 2 loop3, ke(uali pada batas peta. . )ua buah garis kontur dengan ketinggian yang berbeda tidak mungkin saling berpotongan. 7. 1aris kontur tidak mungkin ber(abang 2dalam hubungannya dengan keaslian alam, ke(uali buatan 8. 9. :. ;. /. =. >. .
manusia3. 1aris kontur dengan ketinggian berbeda tidak mungkin menjadi satu, ke(uali pada bagian tanah yang 4ertikal akan digambarkan sebagai garis yang berimpit. Semakin miring keadaan tanah, kontur akan digambarkan semakin rapat. Semakin landai kondisi tanah, kontur yang digambarkan semakin jarang. 1aris kontur yang melalui tanjung
1aris kontur merupakan (iri khas yang membedakan peta topografi dengan peta lainnya dan digunakan untuk penggambaran relie* atau tinggi rendahnya permukaan bumi yang dipetakan. )ari pengertian di atas dapat dipahami betapa pentingnya garis kontur antara lain untuk pembuatan trace jalan
B* RUMU%AN MA%ALA( $agaimana Metode Pengukuran dengan menggunakan metode Poligon Tertutup? .* TU)UAN DAN MAAN$AT
Praktikum pembuatan peta kontur bertujuan untuk 6 . Mengukur suatu wilayah dengan menggunakan beberapa metode seperti 6 metode poligon tertutup, poligon terbuka, dan metode polar.
. 7. 8.
Melakukan perhitungan data hasil pengukuran. Membuat peta kontur wilayah yang telah diukur. Menentukan kelerengan kontur pada peta kontur.
BAB II DA%AR T#ORI
Pen/er-ian /aris on-ur
1aris kontur adalah garis khayal di lapangan yang menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu di atas peta yang memperlihatkan titik-titik di atas peta dengan ketinggian yang sama. Nama lain garis kontur adalah garis tran(hes, garis tinggi dan garis tinggi hori5ontal. 1aris kontur @ 9 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama @ 9 m terhadap tinggi tertentu. 1aris kontur disajikan di atas peta untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah.
+plikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan in*ormasi slope 2kemiringan tanah rata-rata3, irisan pro*il memanjang atau melintang permukaan tanah terhadap jalur proyek 2bangunan3 dan perhitungan galian serta timbunan 2(ut and *ill3 permukaan tanah asli terhadap ketinggian 4ertikal garis atau bangunan.
1aris kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. %arena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga akan mengalami penge(ilan sesuai skala peta.
1aris-garis kontur merupakan (ara yang banyak dilakukan untuk melukiskan bentuk permukaan tanah dan ketinggian pada peta, karena memberikan ketelitian yang lebih baik. ara lain untuk melukiskan bentuk permukaan tanah yaitu dengan (ara ha(hures dan shading. $entuk garis kontur dalam 7 dimensi
1aris-garis kontur merupakan (ara yang banyak dilakukan untuk melukiskan bentuk permukaan tanah dan ketinggian pada peta, karena memberikan ketelitian yang lebih baik. ara lain untuk melukiskan bentuk permukaan tanah yaitu dengan (ara ha(hures dan shading.
$entuk garis kontur dalam 7 dimensi . Penggambaran kontur 1aris kontur memiliki si*at sebagai berikut 6
.
$erbentuk kur4a tertutup.
.
Tidak ber(abang.
7.
Tidak berpotongan.
8.
Menjorok ke arah hulu jika melewati sungai.
9.
Menjorok ke arah jalan menurun jika melewati permukaan jalan.
:.
Tidak tergambar jika melewati bangunan.
;.
1aris kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal.
/.
1aris kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai
=.
Penyajian inter4al garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka inter4al garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka inter4al garis kontur adalah <>>> dikalikan dengan nilai skala peta, jika berbukit maka inter4al garis kontur adalah <9>> dikalikan dengan nilai skala peta dan jika bergunung maka inter4al garis kontur adalah <>> dikalikan dengan nilai skala peta.
>.
Penyajian indeks garis kontur pada daerah datar adalah setiap selisih 7 garis kontur, pada daerah berbukit setiap selisih 8 garis kontur sedangkan pada daerah bergunung setiap selisih 9 garis kontur.
.
Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu..
.
1aris kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
7.
'angkaian garis kontur yang berbentuk huru* "# menandakan punggungan gunung.
8.
'angkaian garis kontur yang berbentuk huru* A# menandakan suatu lembah
In-eral on-ur dan indes on-ur
1aris kontur pada (urah dan punggung bukit. .1aris kontur pada bukit dan (ekung !nter4al kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan dan merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang berdekatan.
Pada suatu peta to*ogra*i inter4al kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak in*ormasi yang tersajikan, inter4al kontur semakin ke(il. !ndeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan inter4al kontur tertentu.
Ke/unaan /aris on-ur
Selain menunjukan bentuk ketinggian permukaan tanah, garis kontur juga dapat digunakan untuk6 a. Menentukan pro*il tanah 2pro*il memanjang, longitudinal se(tions3 antara dua tempat.
b. Menghitung luas daerah genangan dan 4olume suatu bendungan
(. Menentukan route
d. Menentukan kemungkinan dua titik di lahan sama tinggi dan saling terlihat 2gambar 797.3
Penen-uan dan 2en/uuran -i-i de-ail un-u 2e4ua-an /aris on-ur
•
•
Semakin rapat titik detil yang diamati, maka semakin teliti in*ormasi yang tersajikan dalam peta. )alam batas ketelitian teknis tertentu, kerapatan titik detil ditentukan oleh skala peta dan ketelitian 2inter4al3 kontur yang diinginkan.
•
Pengukuran titik-titik detail untuk penarikan garis kontur suatu peta dapat dilakukan se(ara langsung dan tidak langsung.
a* Pen/uuran -ida lan/sun/
Titik-titik detail yang tidak harus sama tinggi, dipilih mengikuti pola tertentu yaitu6 pola kotakkotak 2spot le4el3 dan pro*il 2grid3 dan pola radial. )engan pola-pola tersebut garis kontur dapat dibuat dengan (ara interpolasi dan pengukuran titik-titik detailnya dapat dilakukan dengan (ara ta(hymetry pada semua medan dan dapat pula menggunakan sipat datar memanjang ataupun sipat datar pro*il pada daerah yang relati* datar.
Pola radial digunakan untuk pemetaan topogra*i pada daerah yang luas dan permukaan tanahnya tidak beraturan.
4* Pen/uuran lan/sun/
Titik detail di(ari yang mempunyai ketinggian yang sama dan ditentukan posisinya dalam peta dan diukur pada ketinggian tertentu.
(ara pengukurannya bisa menggunakan (ara ta(hymetry,
atau kombinasi antara sipat datar memanjang dan pengukuran polygon.
ara pengukuran langsung lebih sulit dibanding dengan (ara tidak langsung, namun ada jenis kebutuhan tertentu yang harus menggunakan (ara pengukuran kontur (ara langsung, misalnya pengukuran dan pemasanngan tanda batas daerah genangan.
In-er2olasi /aris on-ur
Titik detail di(ari yang mempunyai ketinggian yang sama dan ditentukan posisinya dalam peta dan diukur pada ketinggian tertentu.
(ara pengukurannya bisa menggunakan (ara ta(hymetry,
atau kombinasi antara sipat datar memanjang dan pengukuran polygon.
ara pengukuran langsung lebih sulit dibanding dengan (ara tidak langsung, namun ada jenis kebutuhan tertentu yang harus menggunakan (ara pengukuran kontur (ara langsung, misalnya pengukuran dan pemasanngan tanda batas daerah genangan.
Penarikan garis kontur diperoleh dengan (ara perhitungan interpolasi, pada pengukuran garis kontur (ara
langsung, garis-garis kontur merupakan garis penghubung titik-titik yang diamati
dengan ketinggian yang sama, sedangkan pada pengukuran garis kontur (ara tidak langsung umumnya titik-titik detail itu pada titik sembarang tidak sama.
$ila titik-titik detail yang diperoleh belum mewujudkan titik-titik dengan ketinggian yang sama, posisi titik dengan ketinggian tertentu di(ari, berada diantara titik tinggi tersebut dan diperoleh dengan prinsip perhitungan buah segitiga sebangun. )ata yang harus dimiliki untuk melakukan interpolasi garis kontur adalah jarak antara titik tinggi di atas peta, tinggi de*initi* kedua titik tinggi dan titik garis kontur yang akan ditarik. Basil perhitungan interpolasi ini adalah posisi titik garis kontur yang melewati garis hubung antara titik tinggi.
Posisi ini berupa jarak garis kontur terhadap posisi titik pertama atau kedua. Titik hasil interpolasi tersebut kemudian kita hubungkan untuk membentuk garis kontur yang kita inginkan. maka perlu dilakukan interpolasi
linear untuk
mendapatkan
titiktitik yang
bisa dilakukan dengan (ara 6 taksiran, hitungan dan gra*is.
sama
tinggi.
!nterpolasi linear
.
ara taksiran 24isual3 Titik-titik dengan ketinggian yang sama, sedangkan pada pengukuran dan
.
ara hitungan 2Numeris3 ara ini pada dasarnya juga menggunakan dua titik yang diketahui posisi dan ketinggiannya, hitungan interpolasinya dikerjakan se(ara numeris 2eksak3 menggunakan perbandingan linear.
7.
ara gra*is ara gra*is dilakukan dengan bantuan garisgaris sejajar yang dibuat pada kertas transparan 2kalkir atau kodatra(e3. 1arisgaris sejajar dibuat dengan inter4al yang sama disesuaikan dengan tinggi garis kontur yang akan di(ari.
Perhi-un/an /aris on-ur
1aris-garis kontur pada peta topogra*i dapat digunakan untuk menghitung 4olume, baik 4olume bahan galian 2gunung kapur, bukit, dan lain-lain3.
Cuas yang dikelilingi oleh masing-masing garis kontur diukur luasnya dengan planimeter dengan inter4al h. Aolume total A dapat dihitung.
Prinsi2 dasar 2enen-uan olue
)alam pengerjaan teknik sipil, antara lain diperlukan perhitungan 4olume tanah, baik untuk pekerjaaN galian maupun pekerjaan timbunan.
)ibawah ini se(ara singkat diuraikan prinsip dasar yang digunakan untuk bentuk-bentuk tanah yang sederhana.
Pada dasarnya 4olume tanah dihitung dengan (ara menjumlahkan 4olume setiap bagian yang dibatasi oleh dua bidang. Pada gambar bidang dimaksud merupakan bidang mendatar. $anyak metode yang dapat digunakan untuk menghitung 4olume.
)isini hanya akan diberikan metode menggunakan rumus prisma dan rumus piramida. Prisma adalah suatu benda yang dibatasi oleh dua bidang sejajar pada bagian-bagian atas dan bawahnya serta dibatasi oleh beberapa bidang datar disekelilingnya.
)idalam peta topogra*i, garis-garis batas bidang datar +>, +m dan + ditunjukan oleh garis-garis kontur sedangkan h merupakan inter4al konturnya. Dadi apabila h dibuat ke(il, garis kontur ditarik dari
data-data ketinggian tanah yang (ukup rapat serta pengukuran luas bidang-bidang yang dibatasi oleh garis kontur diukur hingga 4 mendekati 4olume sebenarnya.
Ben-u54en-u le4ah dan 2e/unun/an dala /aris on-ur
Dalan menuju pun(ak umumnya berada di atas punggung 2lihat garis titik-titik sedangkan disisinya terdapat lembah umumnya berisi sungai 2lihat garis gelap3.
Plateau )aerah
dataran
tinggi
yang
luas ol )aerah
rendah
antara
dua
buah
ketinggian. Saddle Bampir sama dengan (ol, tetapi daerah rendahnya luas dan ketinggian yang mengapit tidak terlalu tinggi.
"* Men/uur sudu•
Mengukur dari peta 6 Sudut peta de4iasi 2jika de4iasi ke Timur3 F sudut Sudut peta @ de4iasi kompas. 2jika de4iasi ke $arat3Fsudut kompas
•
Mengukur
dari
kompas6
de4iasi
timur sudut
)e4iasi $arat sudut kompas sudut F sudut peta.
kompas
@
de4iasi
F
sudut
peta.
•
Setelah mengukur utara kompas, sesuaikan garis bujur dengan utara kompas kurang lebih de4iasi.
!* Me4ua- 6ross 4earin •
. Bitung sudut dari dua kenampakan alam atau lebih yang dapat kita kenali di alam dan di peta.
•
. $uat garis sudut dengan menghitung de4iasi sehingga menjadi sudut peta pada kertas transparan
•
7. Cetakkan di atas peta sesuai dengan kedudukannya.
•
8. Tumpuklah.
'* Meren6anaan ru-e
. Pilihlah jalur perjalanan yang mudah denganmemperhatikan sistem kontur. . $ayangkan kemiringan lereng dengan memperhatikan kerapatan kontur 2makin rapatmakin terjal3. 7. Bitung jarak datar 2perhatikan kemiringan lereng3. 8. Bitung waktu tempuh dengan prinsip 6 jalan datar jam untuk kemiringan lebih 8 km kemiringan jam tiap kenaikkan >>m Me-ode 2en//a4aran: •
Tarik garis transis yang dikehendaki diatas peta, bisa berupa garis lurus maupun mengikuti rute perjalanan.
•
$eri tanda 2huru* atau angka3 pada titik awal dan akhir.
•
$uat gra*ik pada milimeter blok. untuk sumbu G dipakai sekala hori5ontal dan sumbu y sekala 4ertikal.
•
"kur pada peta jarak sebenarnya 2jarak pada peta G angka penyebut skala peta3 dan ketinggian 2beda tinggi3 pada jarak yang diukur tadi.
•
Pindahkan setiap angka beda tinggi dan jarak sebenarnya tadi sebanyakbanyaknya pada gra*ik.
•
Bubungkan setiap titik pada gra*ik
BAB III P#LAK%ANAAN K#GIATAN
A* Tu7uan Praktikum pembuatan peta kontur bertujuan untuk 6 . Mengukur suatu wilayah dengan menggunakan beberapa metode seperti 6 metode poligon tertutup, poligon terbuka, dan metode polar. . Melakukan perhitungan data hasil pengukuran. 7. Membuat peta kontur wilayah yang telah diukur. 8. Menentukan kelerengan kontur pada peta kontur. B* Wa-u Pelasanaan a.
0aktu
6
b. Tempat
6 Capangan dekat Perpustakaan "ni4ersitas Negeri Padang
(.
6 erah
ua(a
.* Prosedur Pra-e
o
+lat dan $ahan
+dapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 6 a. Theodolit b. Pita ukur (. %ompas d. 'ambu ukur e. Parang *. Senter g Payung o
Prosedur praktikum
. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum. . Menentukan dan menandai titik-titik pada lokasi Butan Pendidikan angkurawok yang akan digunakan sebagai titik-titik poligon, serta menandai titik bantu yang berada pada poligon tersebut. 7. Melakukan sentering, mendatarkan, dan mengkalibrasi alat theodolit pada titik pertama yaitu dengan (ara sebagai berikut6
H Sentring 6 a. $uka ketiga klem kaki statip, dirikan statip diatas patok dengan merentangkan ketiga kaki hingga ketiga ujung kaki statip membentuk segitiga sama sisi dengan patok sebagai pusatnya. b. Tarik statip bagian atas hingga tinggi kepala statip kira-kira sedikit dibawah dada dan kepala statip mendatar. %okohkan statip dengan menginjak pijakan dibagian bawah statip, %emudian ken(angkan ketiga baut statip. (. Pasang instrumen diatas statip, hubungkan dengan (ara memutar baut instrumen dilubang dratnya pada plat dasar instrumen. d. Perhatikan apakah ujung patok terlihat pada alat sentering optik. e. %en(angkan baut instrumen se(ukupnya. H Mendatarkan alat 6 +tur gelembung ni4o kotak dan ni4o tabung agar berada tepat di tengah-tengah ni4o. H Mengkalibrasi alat 6 a. Men(ari utara magnet bumi dengan kompas. b. %alibrasi alat dengan membuat sudut hori5ontal >I>> >> dan sudut 4erti(al=>I>> >> . ˈ
ˈˈ
ˈ
ˈˈ
8. Melakukan bidikan pertama yaitu ke arah titik pasti, bidik ke arah rambu meter yang didirikan pada titik pasti kemudian amati dan (atat sudut hori5ontal 2'$3, sudut 4ertikal, batas bawah garis bidik batas tengah garis bidik, dan batas atas garis bidik, kemudian ukur dan (atat jarak datar dengan (ara mengukur jarak mendatar menggunakan pita ukur. 9. Theodolit pada titik pertama jangan dipindahkan dahulu karena akan digunakan untuk membidik ketitik kedua. +mati dan (atat sudut hori5ontal 2'M3, sudut 4ertikal, batas atas garis bidik, batas bawah garis bidik, serta ukur dan (atat jarak datar dengan (ara mengukur jarak mendatar menggunakan pita ukur. :. Pindahkan theodolit ke titik dua, lakukan sentering dan datarkan alat. Cakukan bidikkan kearah titik satu, amati dan (atat sudut hori5ontal 2'$3, sudut 4ertikal, batas atas garis bidik, batas tengah garis bidik, dan batas bawah garis bidik. ;. %emudian bidik kearah titik tiga 2kearah rambu meter yang sudah ditandai3 amati dan (atat sudut hori5ontal 2'M3, sudut 4ertikal, batas atas garis bidik, batas bawah garis bidik, dan batas tengah garis bidik. %emudian ukur dan (atat jarak datarnya. /. Pindahkan theodolit ketitik tiga, lakukan sentering dan datarkan alat. Cakukan bidikkan kearah titik dua, amati dan (atat sudut hori5ontal 2'$3, sudut 4ertikal, batas atas garis bidik,batas tengah garis bidik dan batas bawah garis bidik. Titik tiga ini merupakan titik awal poligon tertutup. "kur juga sudut hori5ontal 2'M3, sudut 4ertikal, batas atas garis bidik, batas tengah garis bidik dan batas bawah garis bidik pada titik bantu pertama 2untuk mengetahui beda tinggi dua titik3. =. %emudian bidik kearah titik empat 2kearah rambu meter yang sudah ditandai3 amati dan (atat sudut hori5ontal 2'M3, sudut 4ertikal, batas atas garis bidik, batas bawah garis bidik, dan batas tengah garis bidik. %emudian ukur dan (atat jarak datarnya. >. Cakukan langkah-laangkah yang sama pada titik-titik poligon selanjutnya. Cakukan pengukuran juga jika ada titik bantu 2amati dan (atat sudut hori5ontal 2'M33, sudut 4ertikal, batas
atas garis bidik, batas tengah garis bidik dan batas bawah garis bidik pada titik bantu 2untuk mengetahui beda tinggi dua titik3. . Pada saat telah kembali ke titik tiga maka lakukan pengukuran juga kembali kearah titik empat agar poligon tertutup sempurna. BAB I& (A%IL DAN P#MBA(A%AN A* Da-a Pen/aa-an
No. $erdiri +lat P
Tinggi +lat 2Ta3 .9
Sudut
$a(aan $ak "kur
B
A
$a
$t
$b
Darak 'eal
+
;7J 9K9># ;7J 9K9>#
/=J 9>K8# /=J 9>K8#
.8 .;
>.//> .:>
>.:>> .89
9.9>> ;.>>>
9.8>> ;.>>
$
:>L 98K >#
/=L 77K >#
.9>
.;79
.:>
==.>>>
==.>>>
:>J98K >#
/=J77K >#
.;8
.87>
.=>
99.>>>
99.>>
7/J 9:K># 7/J 9:K>#
=>J ;K># =>J ;K>#
.:> .8>
.> .==>
.;8> .;:>
/;.>>> 8/.>>>
/;.>>> 8/.>>>
)
78J /K>#
/;J 7:K>#
.:>
./:
.9;>
9=.>>>
9=.>>>
78J /K>#
/;J 7:K>#
.9:9
.7/8
.>
79.9>>
79.9>>
Sasaran
B* Perhi-un/an a3 Perhitungan Darak Darak Miring 2m3 F >> G 2$a-$b3.(os4 Darak )atar 2)3 F m.(os4
Sasaran + $ )
b3 Perhitungan $eda Tinggi Y F m G sin4
Darak Miring 2m3 >.8:> >.>;9: >.;;/8 >.87>>/ ->.:=; ->.7/:8 .8:8=9 .8/79
)atar 2)3 >.>>>8 >.>>> >.>>:>7 >.>>77: >.>>99> >.>>7>7 >.>=/ >.>:=:
Darak &ptis
t F Ta @ y $t $eda Tinggi
Sasaran +
Y >.8:>
t >.;::>
>.>;9:
->.>887=
$ )
>.;;/ >.87>>; ->.:=;> ->.7/:7 .8:/> .8//9
>.97;/ >.9>>>; -.8>;> ->./;:7 .>>/> .9=;/9
(3 Perhitungan %etinggian Titik Tinggi Titik Sasaran i F Tinggi titi P @ ti Basil pengukuran 1PS menunjukkan bahwa ketinggian titik P adalah ; m. $erikut ketinggian masingmasing titik sasaran.
Sasaran + $ )
%etinggia n ;.;::> :.=99: ;.97;/ ;.9>>>; 9.9=/7> :./7; =.>>/> /.9=;/9
Cuas area Sudut +$ F :>L 98K ># - ;7J 9K9># F /;,8; > Sudut $ F 7/J 9:K># - :>L 98K ># F ;9,>7: > Sudut ) F 78J /K># - 7/J 9:K># F >,7:8 > Sudut )+ F 7:> > - 78J /K># @ ;7J 9K9># F =,/ > Cuas +$) F C+P$ @ C$P @ P) @ )P+ C+P$ F < G P+ G P$ G Sin /;,8; >
F < G 9,9 G == G Sin /;,8; > F 9=:, m CP$ F < G P$ G P G Sin ;9,>7: > F < G == G /; G Sin ;9,>7: > F 8:>,89= m CP) F< G P G P) G Sin >,7:8 > F < G /; G 9= G Sin >,7:8 > F 9>:,=;9 m C)P+ F < G P) G P+ G Sin =,/ > F < G 9= G 9,9 G Sin =,/ > F 98;,:/ m Cuas Total F C+P$ @ CP$ @ CP) @ C)P+ F 9=:, m @ 8:>,89= m @ 9>:,=;9 m @ 98;,:/ m F >/8,7: m
BAB & P#NUTUP
+. %ES!MP"C+N +dapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini yaitu dalam melakukan pengukuran suatu wilayah dapat menggunakan beberapa metode sehingga akan memudahkan dalam proses pengukuran dan proses pembuatan peta. Praktikan dapat melakukan perhitungan data hasil pengukuran karena pada praktikum-praktikum sebelumnya juga telah melakukan beberapa perhitungan dan dalam perhitungan dalam membuat peta kontur juga dapat dilakukan dengan baik karena praktikan (ukup menguasai teori. Sehingga setelah melakukan pengukuran dan perhitungan praktikan dapat menuangkan hasil praktikum tersebut ke dalam sebuah peta kontur.
B* %ARAN Pengamat sebaiknya lebih berhati-hati dan lebih teliti dalam melakukan praktek karena Basil yang didapatkan dari praktikum ini sangat dipengaruhi oleh ketelitian pada proses praktikum, baik ketelitian dari alat maupun ketelitian dari praktikan. %ondisi lingkungan juga berpengaruh pada proses praktikum yang nantinya mempengaruhi juga hasil yang didapatkan. Seperti misalnya pada praktikum kali ini terjadi kendala (ua(a, yaitu ditengah-tengah proses praktikum hujan turun sangat lebat sehingga terpaksa praktikum dihentikan dan diteruskan hari berikutnya. %arena theodolit tidak boleh terkena hujan otomatis theodolit dilepas dari stati*. 0alaupun kun(i body tidak dilepas tapi hal ini juga dapat mempengaruhi nilai yang didapatkan. Sehingga dilakukan koreksi agar mengetahui data yang didapatkan masih dalam batas toleransi atau tidak.
DA$TAR PU%TAKA h--2:887a7an/roni*4lo/s2o-*6o*id8"01"8038la2oran5ahir52e-a5on-ur5iu-29*h-l h--2:88/eo/rai5/eo/rai*4lo/s2o-*6o*id8"01180,8/aris5on-ur5sia-5dan5in-er2olasin;a*h-l h--2:88radar7ue*4lo/s2o-*6o*id8"01380<82en/er-ian52e-a5-o2o/rai5dan*h-l