Indra F. Soaleh
[email protected] Arsip-Kul/Pan/STTA/0610
Implementasi Nilai-Nilai Dasar Pancasila Secara Normatif Sebagai Indikator Keberhasilan Cita-Cita Nasional
Dari sebuah tema
Dengan Melaksanakan Pancasila Secara Murni dan Konsekuen di Seluruh Aspek Kenegaran, Kehidupan Merupakan Syarat Mutlak untuk Tercapinya Cita-cita dan Tujuan Nasional
Oleh : Indra Furwita Soaleh
[email protected]
Indra F. Soaleh
[email protected] Arsip-Kul/Pan/STTA/0610 A. LATAR BELAKANG
Pancas Pancasila ila sebaga sebagaii dasar dasar filsaf filsafat at serta serta ideolo ideologi gi bangsa bangsa dan negara negara indone indonesia sia,, bukan bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideol ideologi-ideologi ogi di dunia, dunia, namun namun terbentuk terbentuknya nya Pancasila Pancasila melalui proses proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Secara kausalitas Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar filsafat negara nilai-nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai relegius. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik para founding fathers ketika negara Indonesia didirikan. Namun dalam perjalanan panjang kehidupan berbangsa dan bernegar bernegara, a, Pancasila Pancasila sering sering mengalami mengalami berbagai berbagai deviasi deviasi dalam dalam aktualisas aktualisasii nilai-nila nilai-nilainya. inya. Deviasi pengamalan Pancasila tersebut bisa berupa penambahan,pengurangan, dan penyimpangan dari makna yang seharusnya. Walaupun seiring dengan itusering pula terjadi upaya pelurusan kembali.Pancasila sering digolongkan ke dalam ideologi tengah di antara dua ideologi besar dunia yang paling berpengaruh, sehingga sering disifatkan bukan ini dan bukan itu. Pancasila bukan berpaham komunisme dan bukan berpaham kapitalisme. Pancasila tidak berpaham individualisme dan tidak berpaham kolektivisme. Bahkan bukan berpaham teokrasi dan bukan perpaham sekuler. Posisi Pancasila inilah yang merepotkan aktualisasi nilai-nilainya ke dalam kehidupan praksis berbangsa dan bernegara.Dinamika aktualisasi nilai Pancasila bagaikanpendelum (bandul jam) yang selalu bergerak ke kanan dan ke kiri secara seimbang tanpa pernahberhenti tepat di tengah. Pada saat berdirinya berdirinya negara Republik Indonesia, Indonesia, kita sepakat mendasarkan mendasarkan diri pada ideologi Pancasila dan UUD 1945 dalam mengatur dan menjalankan kehidupan negara.Namun sejak sejak Nopemb Nopember er 1945 1945 sampai sampai sebelu sebelum m Dekrit Dekrit Presid Presiden en 5 Juli Juli 1959 1959 pemeri pemerinta ntahIn hIndon donesi esiaa mengubah haluan politiknya dengan mempraktikan sistem demokrasi liberal.Dengan kebijakan ini bera berart rtii meng mengge gera raka kan n pend pendel elum um ber bergese geserr ke kana kanan. n. Peme Pemeri rint ntah ah Indo Indone nesi siaa menj menjad adii pro pro Liberalisme.Deviasi ini dikoreksi dengan keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.Dengankeluarnya Dekrit Presiden ini berartilah haluan politk negara dirubah. Pendelum yang posisinya di samping kanan digeser dan digerakan ke kiri.Kebijakan ini sangat menguntungkan dan dimanfaatkan oleh kekuatan politik di Indonesia yang berhaluan kiri (baca: PKI) Hal ini tampak pada kebijaksanaan pemerinta pemerintah h yang anti terhadap terhadap Barat (kapitalis (kapitalisme) me) dan pro ke Kiri dengan dibuatnya poros Jakarta-Peking dan Jakarta- Pyong Yang. Yang. Puncaknya adalah peristiwa pemberontakan Gerakan 30 Sept Septem embe berr 1965 1965.. Peri Perist stiw iwaa ini ini menja menjadi di pemi pemicu cu tumb tumban angn gnya ya peme pemeri rint ntah ahan an Orde Orde Lama Lama (Ir.Soekarno) (Ir.Soekarno) dan berkuasanya pemerintahan Orde Baru (JenderalSuharto). Pemerintah Orde Baru berus berusaha aha mengor mengoreks eksii segala segala penyim penyimpan pangan gan yang yang dilaku dilakukan kan oleh oleh regim regim sebelu sebelumny mnyaa dalam dalam pengamala pengamalan n Pancasila Pancasila dan UUD 1945. Pemerinta Pemerintah h Orde Baru merubah merubah haluan haluan politik politik yang tadinya mengarah ke posisi Kiri dan anti Barat menariknya keposisi Kanan. Namun regim Orde Barupun akhirnya dianggap penyimpang dari garis politik
Indra F. Soaleh
[email protected] Arsip-Kul/Pan/STTA/0610 Pancasila Pancasila dan UUD 1945, Ia dianggap dianggap cenderung cenderung ke praktik praktik Liberalisme Liberalisme-kapi -kapitalis talistik tik dalam menggelola menggelola negara. negara. Pada tahun tahun 1998 muncullah gerakan gerakan reformas reformasii yang dahsyat dan berhasil mengakhiri 32 tahun kekuasaan Orde Baru. Setelah tumbangnya regim Orde Baru telah muncul muncul 4 rezim rezim Pemerinta Pemerintahan han Reformasi Reformasi sampai saat ini. Pemerinta Pemerintahan-p han-pemer emerintaha intahan n regim Refo Reform rmas asii ini ini seme semest stin inya ya mamp mampu u memb member erik ikan an kore koreks ksii terh terhad adap ap penyi penyimp mpan anga gan n dala dalam m mengam mengamalk alkan an Pancas Pancasila ila dan UUD UUD 1945 1945 dalam dalam prakti praktik k bermas bermasyar yaraka akatt dan berneg bernegar araa yang yang dilakukan oleh Orde Baru.
B. REGENERASI NILAI-NILAI PANCASILA SECARA HISTORIS •
Pancasila Masa Orde Lama
Pamor Pancasila sebagai ideologi negara dan falsafah bangsa yang pernah dikeramatkan dengan sebutan azimat revolusi bangsa, pudar untuk pertama kalinya pada akhir dua dasa warsa setela setelah h prokla proklamas masii kemerd kemerdeka ekaan. an. Meredu Meredupny pnyaa sinar sinar api Pancas Pancasila ila sebaga sebagaii tuntun tuntunan an hidup hidup berbangsa dan bernegara bagi jutaan orang,diawali oleh kehendak seorang kepala pemerintahan yang terlalu gandrung kepadapersatuan dan kesatuan. Kegandrungan tersebut diwujudkan dalam bentuk membangun kekuasaan yang terpusat, agar dapat menjadi pemimpin bangsa yang dapat menyelesaikan sebuah revolusi perjuangan melawan penjajah (nekolim, neo-kolonialisme) serta ikut menata dunia agar bebas dari penghisapan bangsa atas bangsa dan penghisapan manusia atas manusia Namun sayangnya kehendak luhur tersebut dilakukan dengan menabrak dan mengingkari seluruh nilai-nilai dasar Pancasila. Selama kurun waktu berkuasanya pemerintahan orde lama, secara perlahan tetapi pasti virtue (keutamaan) nilai-nilai luhur Pancasila seakan-akan lumat oleh sebuah proses akumulasi kekuasaan yang sangat agresif tanpa mengindahkan cita-cita luhur yang dijadikan alasan untuk membangun kekuasaan itu sendiri. Retorika dan jargon politik yang bersumber dari gagasan bahwa revolusi belum selesai, termasuk caracara revolusioner untuk membangun tatanan dunia baru, dijadikan legitimasi politik untuk membenarkan perlunya seorang pemimpin revolusi yang ditaati oleh seluruh rakyatnya. Dengan semangat dan alasan melaksanakan amanat revolusi 1945 itu pulalah nilai-nilai luhur, konstitusi, norma dan aturan dapat ditabrak kalau tidak sesuai dengan jalannya revolusi. Sedemikian membaranya semangat berevolusi waktu itu, sehingga andai kata revolusi memerlukan korban, apapun harus diberikan. Hal itu sesuai dengan ungkapan yang seringkali diucapkan oleh Pemimpin Besar Revolusi bahwa pengorbanan adalah sesuatu yang dianggap sebagai konsekwensi logis dari hakekat revolusi, karena demi sebuah perjuangan yang revolusioner kadangkadang revolusi bahkan harus tega memakan anaknya sendiri. Dalam gegap gempitanya gempitanya atmosfir atmosfir revolusion revolusioner er,, Pancasila Pancasila sebagai sebagai falsafah falsafah bangsa bangsa serta serta UUD 45 sebagai sebagai kons konsti titu tusi si nega negara ra,, akhi akhirn rnya ya tida tidak k berd berday ayaa dan dan haru haruss tund tunduk uk kepa kepada da huku hukum m revol revolus usi. i. Konsekwensinya, mereka hanya dijadikan sekedar sebuah alat revolusi. Retorika yang selalu dikumandangkan bahwa revolusi adalah menjebol dan membangun, dilakukan secara pincang. Pada Pada keny kenyat ataa aann nnya ya sela selama ma kuru kurun n wakt waktu u itu, itu, keku kekuas asaa aan n yang yang sent sentra rali list stik ik lebi lebih h bany banyak ak
Indra F. Soaleh
[email protected] Arsip-Kul/Pan/STTA/0610 menjebolnya dari pada melaksanakan pembangunan. Akibatnya, nilai-nilai luhur dalam Pancasila tinggal menjadi katakata bagus yang secara retori retorik k diguna digunakan kan oleh oleh pengua penguasa sa untuk untuk membua membuaii dan menina meninabob boboka okan n rakyat rakyat supaya supaya lupa lupa penderitaan baik karena dilanda kelaparan maupun kemiskinan. Agar revolusi berhasil mencapai tujuannya, maka seluruh seluruh kekuatan harus harus dipersatukan, sehingga sehingga presiden mempunyai mempunyai kekuatan yang dahsyat untuk menghancurkan apa yang disebut sebagai musuh-musuh revolusi?. Demi sebuah kekuasaan yang dahsyat pulalah, maka semua cabang kekuasaan, baiklegislatif, yudikatif dan kekuatan masyarakat harus dihimpun dalam satu tangan. Rakyat harus berada di belakang pemim pemimpin pin tanpa tanpa reser reserve ve untuk untuk menung menunggu gu komand komando o yangdi yangdiber berika ikan n kepada kepadanya nya.. Manif Manifest estasi asi kegandrun kegandrungan gan mempersat mempersatukan ukan kekuatan kekuatan dan mengakumul mengakumulasika asikan n kekuasaan kekuasaan diwujudkan diwujudkan pula dalam tataran ideologis dengan memeras Pancasila menjadi Trisila yang unsur-unsurnya adalah kekuatan golongan nasionalis, komunis serta agama yang pada tahap berikutnya ketiga sila itupun kemudian disimplifikasikan menjadi satu sila yang disebut Gotong Royong. Hiruk Hiruk pikuk revolusi revolusi akhirnya akhirnya usai, karena ternyata ternyata kepemimpin kepemimpinan an revolusio revolusionerte nertelah lah mengakibatkan kejatuhan pemimpin itu sendiri melalui tragedi yang dikenal dengan nama G 30 S/PKI. Kekuasaan yang hakekatnya cenderung korup, telah menyelewengkan nilai-nilai luhur Pancasila. Akibatnya, tragedi politik tahun 1965 yang pada dasarnya adalah perang saudara yang disebabkan oleh konflik ideologi telahmenelan korban ratusan ribu jiwa, serta trauma dan stigma polit politik ik terhad terhadap ap jutaan jutaan rakya rakyatt yang yang tidak tidak tahu tahu menahu menahu mengen mengenai ai apa yang yang disebu disebutt dengan dengan memperjua memperjuangkan ngkan sebuah revolusi. Catatan singkat singkat di atas adalah fakta sejarah sejarah yang mudahmudahan dapat menyegarkan ingatan kita semua, bahwa kesaktian serta kekeramatan Pancasila sebagai ideologi dan falsafah bangsa sangat rentan terhadap penyelewengan oleh aktor politik pemegang kekuasaan negara. Runtuhnya sistem kekuasaanpemerintahan kekuasaanpemerintahan Orde Lama adalah akibat dari perilaku para pemimpin politik yangmenjungkir-balikkan nilai-nilai Pancasila demi ambisi politik yang mengatas namakan Pancasila.
•
Pancasila Masa Orde Baru
Babak Babak baru baru dalam dalam sejara sejarah h perjua perjuanga ngan n bangsa bangsa muncul muncul sejala sejalan n dengan dengan berakh berakhirn irnya ya pemerintahan Orde Lama. Sebuah kekuatan baru muncul dengan tekad melaksanakan Pancasila dan UUD e45 secara murni dan konsekwen. Semangat tersebut muncul berdasarkan pengalaman seja sejara rah h
dari dari
peme pemeri rinta ntaha han n
sebe sebelu lumn mnya ya
yang yang
tela telah h
meny menyel elew ewen engk gkan an
Panc Pancas asil ilaa
sert sertaa
menyalahg menyalahgunaka unakan n UUD45 UUD45 untuk kepentinga kepentingan n kekuasaan kekuasaan.. Dari embrio embrio inilah dibangun suatu suatu tatanan Pemerintahan yang disebut Ode Baru. Nama itu dipilih untuk menunjukan bahwa orde ini merupakan tatanan hidup berbangsa dan bernegara yang bertujuan mengoreksipemerintahan masa lalu dengan janji melaksanakan Pancasila dan UUD45 secara murni dan konsekwen. Salah satu agenda besar adalah menghilangkan kotak-kotak ideologi politik dalam masyarakat yang menjadi warisa warisan n masa masa lalu lalu dan memban membangun gun sistem sistem kekuas kekuasaan aan yang yang berori berorient entas asii kepada kepada kekary kekaryaan aan.. Ideo Ideolo logi gi keka kekary ryaa aan n ini ini diku dikuma mand ndan angk gkan an untuk untuk memb membed edak akan an seca secara ra lebih lebih jela jelass deng dengan an
Indra F. Soaleh
[email protected] Arsip-Kul/Pan/STTA/0610 pemerintahan sebelumnya yang hanya dianggap bermain pada tataran ideologis, tanpa sesuatu karya karya yang yang nyata nyata bagi bagi rakya rakyatt banyak banyak.. Untuk Untuk itu diperl diperluka ukan n stabli stablitas tas politi politik k sebaga sebagaii cara cara melaksana melaksanakan kan karya-ka karya-karya rya yang dianggap dianggap secara secara kongkrit kongkrit dapat dapat meningkat meningkatkan kan kesejahte kesejahteraa raan n rakyat. Salah satu upaya dalam tataran politik misalnya adalah menciptakan sistem politik yang menegarakan semua organisasi sosial dan politik dengan tujuan agar tercapai stabilitas politik. Politik yang stabil dibutuhkan untuk membangun perekonomian yang kacau akibat ketidakstabilan politik masa lalu. Upaya tersebut diawali oleh pemerintah Orde Baru dengan menata struktur politik berdasarkan UUD45 dan mencoba membuat garis pemisah yang jelas antara apa yang disebut supra-struktur politik (kehidupan politik pada tataran negara) dan infrastruktur politik (kehidupan (kehidupan politik politik pada tataran tataran masyarak masyarakat). at). Dalam dimensi dimensi supra-stru supra-struktur ktur politik, politik, lembagalembagalembaga negara secara formal-struktural ditata sehingga hubungan dan kewenangan menjadi lebih jelas dibanding dengan struktur kelembagaan kekuasaan pada masa Orde Lama. Sementara itu, dalam dalam perspe perspekti ktiff politi politik k kemasy kemasyara arakat katan an pemeri pemerinta ntah h Orde Orde Baru Baru melaku melakukan kan restr restrukt ukturi urisas sasii kehidupan kehidupan kepartaia kepartaian, n, dengan dengan terlebih terlebih dahulu dahulu mendirikano mendirikanorga rganisas nisasii kekaryaa kekaryaan n dengan dengan nama Golongan Karya (Golkar) yang merupakan gabungan dari berbagai macam organisasi masyarakat. Organisasi kekaryaan tersebut ikut pemilihan umum dan memperoleh kemenangan lebih dari 60% dari popular vote. Kemenangan tersebut di samping karena Golkar dijagokan oleh pemerintah, masyaraka masyarakatpun tpun sudah jenuhdengan jenuhdengan permainan permainan politik politik para elit yang dirasakan dirasakan tidak pernah mengerti kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Pada tahun-tahun berikutnya, pemilu lebih merupakan seremoni dan pesta politik elit dari pada kompetisi politik. Pemilu yang berlangsungsecara rutin dan diatur serta diselenggarakan oleh negara memihak kepentingan penguasa, sehingga sebagaimana diketahui partai yang berkuasa selalu memperoleh kemenangan sekitar 60 persen dari jumlah pemilih dalam setiap pemilihan umum. Sejalan dengan semakin dominannya kekuatan negara, nasib Pancasila dan UUD45tidak banyak berbeda bila dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya. Kedua pemerintahan selalu menempatkan Pancasila dan UUD 45 sebagai benda keramat dan azimat yang sakti serta tidak boleh diganggu gugat. Penafsiran danimplementasi Pancasila sebagai ideologi terbuka, serta UUD 45 sebagai landasan konstitusi berada di tangan negara. Penafsiran yang berbeda terhadap kedua hal tersebut tersebut selalu selalu diredam diredam secara secara represif, represif, kalau perlu dengan memperg mempergunaka unakan n kekerasan. kekerasan. Dengan Dengan demikian,j demikian,jelas elaslah lah bahwa bahwa Orde Baru tidak tidak hanya hanya memonopoli memonopoli kekuasaa kekuasaan, n, tetapi tetapi juga memonopoli kebenaran. Sikap politikmasyarakat yang kritis dan berbeda pendapat dengan negara dalam prakteknya diperlakukan sebagai pelaku tindak kriminal atau subversif. Dalam pada itu, penanaman nilai-nilai Pancasila dilakukan secara indoktrinatif dan birokratis. Akibatnya, bukan nilai-nilai nilai-nilai Pancasila Pancasila yang meresap ke dalam kehidupan kehidupan masyakat, masyakat, tetapi kemunafika kemunafikan n yang tumbuh tumbuh subur subur dalam dalam masyar masyaraka akat. t. Sebab Sebab setiap setiap ungkap ungkapan an para para pemimp pemimpin in mengen mengenai ai nilainilainilaikehidupan tidak disertai dengan keteladanan serta tindakan yang nyata sehingga Pancasila yang yang berisi berisi nilainilai-nil nilai ai luhur luhur bangsa bangsa dan merupa merupakan kan landas landasan an filoso filosofi fi untuk untuk mewuju mewujudka dkan n
Indra F. Soaleh
[email protected] Arsip-Kul/Pan/STTA/0610 masyarakat yang adil dan makmur, bagi rakyat hanyalah omong kosong yang tidak mempunyai makna apapun. Lebih-lebih pendidikan Pancasila dan UUD 45 yang dilakukan melalui metode indoktrinasi dan unilateral, yang tidak memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat, semakin memper mempertum tumpul pul pemaha pemahaman man masyar masyaraka akatt
terhad terhadap ap nilai-n nilai-nila ilaii Panca Pancasil sila. a. Cara Cara melaku melakukan kan
pendidikan semacam itu, terutama bagi generasi muda, berakibat fatal. Pancasila yang berisi nilainilai luhur, setelah dikemas dalam pendidikan yang disebut penataran P4 atauPMP ( Pendidikan Moral Pancasila), atau nama sejenisnya, ternyata justru mematikan hati nuranigenerasi muda terhadap terhadap makna dari nilai luhur Pancasila Pancasila tersebut. tersebut. Hal itu terutama terutama disebabkan disebabkan oleh karena pendidikan yang doktriner tidak disertai dengan keteladanan yang benar. Mereka yang setiap hari berpidato dengan selalu mengucapkan kata-kata keramat: Pancasila dan UUD45, tetapi dalam kenyataan kenyataannya nya masyarakat masyarakat tahu bahwa kelakuan kelakuan mereka jauh dari apa yang mereka katakan. Perilaku itu justru semakin membuat persepsi yang buruk bagi para pemimpin serta meredupnya Pancasila sebagai landasan hidup bernegara, karena masyarakat menilai bahwa aturan dan norma hanya untuk orang lain (rakyat) tetapi bukan atau tidak berlaku bagi para pemimpin. Retorika persatuan kesatuan menyebabkan bangsa Indonesia yang sangat plu ral diseragamkan. Uniformitas menjadi hasil konkrit dari kebijakan politik pembangunan yang unilateral. Seluruh tatanan diatur oleh negara, sementara itu rakyat tinggal menerima apa adanya. Gagasan mengenai pluralisme tidak mendapatkan tempat untuk didiskusikan secara intensif. Pelajaran yang dapat dipetik adalah, bahwa persatuan dan kesatuan bangsa yang dibentuk secara unilateral tidak akan bertahan lama. Pendidikan ideologi yang hanya dilakukan secara sepihak dan doktriner serta tanpa keteladanan selain tidak akan memperkuat bangsa bahkan dapat meru merusa sak k hati hati nura nurani ni dan dan mora morall gene genera rasi si muda muda.. Seba Sebab, b, pend pendid idik ikan an sema semaca cam m itu itu hany hanyaa menyuburkan kemunafikan. Pengalaman pahit yang pernah dilakukan pada masa Orde Lama dalam memanfaatkan Pancasila yang hanya retorika politik dan sebagai instrumen menggalang kekuasaan ternyata diteruskan pada masa Orde Baru. Hanya bedanya, pada masa Orde Lama Pancasila dimanipulasi menjadi kekuatan politik dalam bentuk bersatunya tiga kekuatan yang bersumber dari tiga aliran yaitu nasionalisme, komunisme dan agama; sedangkan pada masa Orde Baru Pancasila Pancasila disalahgunaka disalahgunakan n sebagai sebagai eideologi eideologi penguasa penguasa untuk memasung memasung pluralisme pluralisme dan mengekang kebebasan berpendapat masyarakat dengan dalih menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Pada masa Orde Lama ancaman bangsa dan negara adalah neo-kolonialisme, pada zaman Orde Baru ancaman terhadap bangsa dan negara adalah komunisme. Namun pada dasarnya, dalam pespektif politik keduanya sama dan sebangun yaitu bagaimana menjadikan ideologi Pancasila hanya sebagai instrumen penguasa agar kekuasaan dapat dipusatkan pada seorang pemimpin. Hasilnya, pada masa Orde Lama kekuasaan memusat di tangan Pemimpin Besar Revolusi, pada zaman zaman Orde Baru di tangan tangan Bapak Bapak Pembangun Pembangunan. an. Kekuasaan Kekuasaan yang semakin akumulatif akumulatif dan monopolistik di tangan seorang pemimpin menjadikan mereka juga berkuasa menentukan apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah. Ukurannya hanya satu: sesuatu dianggap benar
Indra F. Soaleh
[email protected] Arsip-Kul/Pan/STTA/0610 kalau kalau hal itu sesuai sesuai dengan dengan keingi keinginan nan pengua penguasa, sa, sebali sebalikny knyaa sesua sesuatu tu diangg dianggap ap salah salah kalau kalau bertentangan dengan kehendaknya.
•
Pancasila Masa Reformasi
Karena Karena Orde Baru tidak mengambil pelajaran pelajaran dari pengalama pengalaman n sejarah sejarah pemerintah pemerintahan an sebelumnya, akhirnya kekuasaan otoritarian Orde Baru pada akhir 1990-an runtuh oleh kekuatan masyaraka masyarakat. t. Hal itu memberika memberikan n peluang peluang bagi bangsa Indonesia Indonesia untuk membenah membenahii dirinya, dirinya, terutama bagaimanabelajar lagi dari sejarah agar Pancasila sebagai ideologi dan falsafah negara benar-benar diwujudkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu UUD45 sebagai penjabaran Pancasila dan sekaligus merupakan kontrak sosial di antara sesama warga negara untuk mengatur mengatur kehidupan bernegara bernegara mengalami mengalami perubaha perubahan n agar sesuai dengan dengan tuntutan tuntutan dan perubahan perubahan zaman. Karena itu pula orde yang oleh sementara sementara kalangan kalangan disebut disebut sebagai sebagai Orde Reformasi Reformasi melakukan melakukan aneka aneka perubaha perubahan n mendasar mendasar guna membangun membangun tata pemerintahan pemerintahan baru. Namun upaya untuk menyalakan pamor Pancasila -setelah ideologi tersebut di mata rakyat tidak lebih dari rangkaian kata-kata bagus tanpa makna karena implementasinya diselewengkan oleh pemimpin selama lebih kurang setengah abad- tidak mudah dilakukan. Bahkan, ada kesan bahwa sej sejalan alan
deng dengan an
runt runtuh uhny nyaa
pemer emerin inta taha han n
Orde Orde
Baru Baru
yang yang
sel selalu alu
gemba embarr-gem -gembo bor r
mengumanda mengumandangka ngkan n Pancasila Pancasila,masy ,masyarak arakat at terutama terutama elit politiknya politiknya terkesan terkesan sungkan sungkan meskipun meskipun hanya sekedar menyebut Pancasila. Hal itu juga menunjukkan bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara tidak hanya pamornya telah meredup, melainkan sudah mengalami degradasi kredibilitas yang luar biasa sehingga bangsa Indonesia memasuki babak baru pasca jatuhnya pemerintahan otoritarian laiknya sebuah bangsa yang tanpa roh, citacita maupun orentasi ideologis yang dapat mengarahkan perubahan yang terjadi. Mungkin karena hidup bangsa yang kosong dari falsafah itulah yang menyebabkan berkembangnya eideologi pragmatisme yang kering dengan empati empati,, menipi menipisny snyaa rasa rasa solida solidarit ritas as terha terhadap dap sesama sesama,, elit elit politi politik k yang yang mabuk mabuk kuasa, kuasa, aji aji mumpung?, mumpung?, dan lain-lain lain-lain sikap sikap yang manifestasiny manifestasinyaa adalah adalah menghalalk menghalalkan an segala segala cara untuk mewujudkan kepentingan yang dianggap berguna untuk diri sendiri atau kelompoknya. Membangkitkan Pancasila Tiadan Tiadanya ya ideologi ideologi yang dapat memberika memberikan n arah perubahan perubahan politik politik yang sangat besar besar dewasa ini dikuatirkan akan memunculkan kembali gerakan-gerakan radikal baik yang bersumber dari dari rasa rasa frusta frustasi si masyar masyaraka akatt dalam dalam mengha menghadap dapii ketida ketidakpa kpasti stian an hidup hidup maupun maupun akibat akibat dari dari manipulasi manipulasi sentimen-s sentimen-sentim entimen en primordial primordial.. GerakanGerakan-gera gerakan kan radikal radikal semacam semacam ini tentu sangat sangat berbahaya karena dapat memutar kembali arah reformasi politik kepadasituasi yang mendorong muncul munculnya nya kembal kembalii kekuat kekuatan an yang yang otorit otoritari arian an maupun maupun memic memicu u anarki anarki sosial sosial yang yang tidak tidak berkesudahan. Tidak Tidak mustahil kalau Pancasila tidak segera kembali menjadi roh bangsa Indonesia, dikhawatir dikhawatirkan kan akan munculide munculideologi ologi alternatif alternatif yang akan djadikan djadikan landasan landasan perjuanga perjuangan n dan pembenaran bagi gerakan-gerakan gerakan-gerakan radikal. Karena itu, bagi bangsa Indonesia tidak ada pilihan lain selainmeng selainmengemba embangkan ngkan nilai-nila nilai-nilaii Pancasila Pancasila agar keragama keragaman n bangsa bangsa dapat dapat dijabarka dijabarkan n sesuai sesuai
Indra F. Soaleh
[email protected] Arsip-Kul/Pan/STTA/0610 dengan dengan prinsip prinsip Bhinneka Bhinneka Tunggal Tunggal Ika. Dalam hubungan itu, perlu perlu pula dikemukakan dikemukakan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa bukan lagi uniformitas melainkan suatu bentuk dari suatu yang eka dalam kebhinekaan. Pluralitas juga harus dapat diwujudkan dalam suatu struktur kekuasaan yang memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengelola kekuasaan agar dapat diperoleh elit politik politik yang lebih lejitimet, lejitimet, akuntabel akuntabel serta serta peka terhadap terhadap aspirasi aspirasi masyarakat masyarakat.. Sejarah Sejarah telah telah member memberika ikan n pelaja pelajara ran n yang yang sangat sangat berhar berharga ga bahwa bahwa konse konsep p persat persatuan uan dan kesatu kesatuan an yang yang memusa memusatka tkan n kewena kewenanga ngan n kepada kepada pemer pemerint intah ah pusat pusat dalam dalam implem implement entasi asinya nya ternya ternyata ta lebih lebih merupakan merupakan upaya penyerag penyeragaman aman (uniformit (uniformitas) as) dan membuahka membuahkan n kesewenan kesewenangwena gwenangan ngan serta serta ketidakadil ketidakadilan. an. Nasionalis Nasionalisme me yang merupakan merupakan identitas identitas nasional nasional yang dilakukan dilakukan oleh negara negara melalu melaluii indokt indoktrin rinasi asi dan memani memanipul pulasi asi simbol simbol-si -simbo mboll dan seremo seremoni ni yang yang mencer mencermin minkan kan supremasi negara tidak dapat dilakukan lagi. Negara bukan lagi sebagai satu-satunya aktor dalam menentukan identitas nasional. Hal ini juga seirama dengan semakin kompleksnya tantangan global, masyarakat merasa berhak menentukan bentuk dan isi gagasan apa yang disebut negara kesatuan yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Sementara itu, perubahan paling mendasar mendasar terhadap terhadap UUD45 UUD45 adalah adalah bagaimana bagaimana prinsip kedaulata kedaulatan n rakyat rakyat yang pengatura pengaturannya nnya sangat kompleks dalam sistem kehidupan demokrasi dapat dituangkan dalam suatu konstitusi. Hal itu harus dilakukan secara rinci dan disertai dengan rumusan yang jelas agar tidak terjadi multi interpretasi sebagaimana terjadi pada masa lalu. Upaya tersebut telah dilakukan dengan emengamandemen UUD45 antara lain berkenaan dengan pembatasan jabatan Presiden/Wakil Presiden sebanyak dua periode, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah secara langsung, pembentukan parlemen dua kamar? (Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah), pembentukan Mahkamah Konstitusi, pembentukan Komisi Yudisial,mekanisme pemberhentian seorang Presiden dan/Wakil Presiden dan lain sebagainya. Namun sayangnya perubahan tersebut tidak dilakukan secara komprehensif dan berdasarkan prinsip-prinsip konstitusionalisme sehingga meskipun telah dilakukan perubahan empat kali, ternyata UUD Tahun 1945 masih mengandung beberapa kekurangan. Pengalaman selama lebih kurang setengah abad praktek-praktek kenegaraan yang menyeleweng dari Pancasila telah mengakibatkan berbagai tragedi bangsa harus dijadikan pelajaran yang sangat berharga agar tidak terulang kembali. Akibat lain adalah ketertinggalan bangsa dibandingkan dengan negaranegara lain karena bangsa Indonesia selalu disibukkan dengan masalah-masalah internal bangsa seperti kesewenangan-wenangan penguasa, pelanggaran HAM, disintegrasi bangsa serta hal-hal yang tidak produktif lainnya sehingga tidak heran jika bangsa Indonesia kalah bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Untuk bangkit dari keterpurukan tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia, pertama-tama dan terutama harus kembali kepada Pancasila sebagai falsafah dan ideologi bangsa. Caranya adalah para pemimpin bangsa dan negara tidak hanya mengucapkan Pancasila dan UUD 45 dalam pidato-pidato, tetapi mempraktekkan nilainilai Pancasila dalamkehidupan kenegaraan serta kehidupan kehidupan sehari-ha sehari-hari. ri. Dengan Dengan demikian, demikian, kesaktian kesaktian Pancasila Pancasila bukan hanya diwujudkan diwujudkan dalam bentuk seremonial, melainkan benar-benar bisa dirasakan langsung oleh m asyarakat. 7
Indra F. Soaleh
[email protected] Arsip-Kul/Pan/STTA/0610 C. KESIMPULAN
Dina Dinami mika ka
dala dalam m
meng mengak aktu tual alis isas asik ikan an
nila nilaii
Panc Pancas asil ilaa
ke
dala dalam m
kehi kehidu dupa pan n
bermasyar bermasyarakat akat,berb ,berbangs angsa, a, dan benegara benegara adalah adalah suatu keniscaya keniscayaan, an, agar Pancasila Pancasila tetap selalu selalu relevan dalam fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masala masalah h dalam dalam kehidu kehidupan pan berban berbangsa gsa dan berneg bernegar ara. a. Agar Agar loyali loyalitas tas warga warga masyar masyaraka akatt dan wargane warganegara gara terhadap Pancasila Pancasila tetap tinggi. Di lain pihak, pihak, apatisme apatisme dan resistensi resistensi terhadap terhadap Pancasila Pancasila bisa diminimalis diminimalisir ir.Subs .Substansi tansi dari adanya adanya dinamika dinamika dalam dalam aktualisasi aktualisasi nilai Pancasila Pancasila dala dalam m kehi kehidu dupa pan n prak praksi siss adal adalah ah sela selalu lu terj terjad adin inya ya peru peruba baha han n dan dan pemb pembah ahar arua uan n dala dalam m mentra mentransf nsform ormasi asikan kan nilai nilai Panca Pancasil silaa ke dalam dalam norma norma dan prakti praktik k hidup hidup dengan dengan menjag menjagaa konsistensi konsistensi,, relevansi relevansi,, dan kontekstua kontekstualisas lisasinya. inya. Sedangkan Sedangkan perubaha perubahan n dan pembahar pembaharuan uan yang berkesinambungan terjadi apabila ada dinamika internal (self-renewal) dan penyerapan terhadap nilai-nilai asing yang relevan untuk pengembangan dan penggayaan ideologi Pancasila.Muara dari semua upayaperu upayaperubaha bahan n dan pembaharua pembaharuan n dalam dalam mengaktual mengaktualisasi isasikan kan nilai Pancasila Pancasila adalah adalah terjaganya terjaganya akseptabil akseptabilitas itas dan kredibilita kredibilitass Pancasila Pancasila oleh warganeg warganegara ara dan warga warga masyarak masyarakat at Indonesia.