MANAJEMEN PEMASARAN II “IMPLEMENTASI DAN PENGUASAAN STRATEGI PEMASARAN PT. AJINOMOTO INDONESIA“ Dosen: Nur Farida, S.E., M.M.
Disusun Oleh : Muhamad Teguh Syaifudin (2015020012) Ajeng Ria Ariyanti (2015020027) Taudhikhul Afkar (2015020057) Lilis Faridhotul Masniyah (2015020063)
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS GRESIK 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas segala rahmat, inayah, taufik dan hidayahnya kepada kita sekalian sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. semoga makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan maupun petunjuk bagi pembaca dalam ilmu strategi pemasaran. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Gresik, Desember 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI Kata pengantar..................................................................................................................... i Daftar isi .............................................................................................................................. ii Bab 1: Pendahuluan ............................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2 1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2 Bab II: Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 3 2.1 Pengertian Implementasi Strategi ........................................................................... 3 2.2 Mengapa Implementasi Strategi Selalu Berkaitan dengan Eksekusi Strategi ...... 4 2.2.1. Siapa yang Mengimplementasikan ........................................................................ 4 2.2.2. Apa yang Akan Dilakukan .................................................................................... 4 2.3 Isu Dalam Implementasi Strategi............................................................................ 6 2.4 Tantangan Implementasi Startegi........................................................................... 7 2.5 Mengimplementasikan Strategi .............................................................................. 7 2.5.1. Lima Kekuatan Kompetitiv (Five Competitive Forces) .......................................... 7 2.5.2. Key Succes Faktor (KSF) .................................................................................... 10 2.5.3. Company Value Chain......................................................................................... 11 2.5.4. Five Generic Competitive Strategy ...................................................................... 12 2.5.5. Ethical Strategy................................................................................................... 13 2.5.6. Corporate Social Responstibility (CSR) Strategi ................................................. 14 Bab II: Studi Kasus ........................................................................................................... 15 3.1. Tinjauan Umum PT Ajinomoto ............................................................................ 15 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Ajinomoto Indonesia ............................................... 15 3.1.2. Berdirinya Ajinomoto Grup Indonesia ................................................................. 16 3.1.3. Filosofi Perusahaan ............................................................................................. 17 3.2. Implementasi Strategi Pemasaran ........................................................................ 18 3.2.1. Penerapan Marketing Mix (4P) ............................................................................ 21 3.2.2. Penerapan CSR untuk Lebih Dekat dengan Masyarakat....................................... 30 3.2.3. Analisis SWOT, USP, Competition, dan STP ...................................................... 31 3.2.4. Analisis Strategi PT. Ajinomoto Indonesia .......................................................... 32 Bab IV: Penutup ............................................................................................................... 35 4.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 35 4.2. Saran ...................................................................................................................... 35 Daftar Pustaka .................................................................................................................. 36
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Saat ini banyak perusahaan-perusahaan saling bersaing dengan produk-produk berkualitas yang mereka ciptakan untuk mendapatkan tempat di hati masyarakat, mereka menciptakan berbagai macam produk seperti makanan, minuman, bumbu penyedap dan lain sebagainya, mereka sangat gencar mempromosikan produk mereka melalui iklan-iklan di televisi, internet, pamplet, dan sebagainya untuk menjadi yang terbaik dan dapat diterima oleh masyarakat. Masing-masing pihak akan selalu berusaha untuk memenangkan persaingan dan melakukan analisis tentang kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats)satu sama lain. Kelemahan dirinya dan ancaman dari perusahaan pesaing akan selalu dianalisis dan diantisipasi yang kemudian akan diperbaiki agar tidak mudah diserang atau ditundukkan oleh perusahaan pesaing. Suatu strategi dipilih dari semakain banyak alternative yang telah dianalisis dan dipertimbangkan dengan teliti dan matang serta dilaksanakan dalam satu kurun waktu tertentu. Maksudnya adalah agar satu organisasi berada pada kondisi dan posisi yang efektif dalam upaya menciptakan tujuan dan berbagai sasaran dalam lingkungan eksternal yang sering berubah pada tingkat dan intensitasnya yang pada kalanya tidak mungkin diperhitungkan sepenuhnya sebelumnya. Suatu strategi per definisi berorientasi pada masa depan. Karena orientasi demikian pemilihan strategi tertentu pada umumnya didasarkan pada berbagai asumsi yang berdasarkan asumsi yang digunakan oleh para perusmus dan penentu strategi itu dengan sepenuhnya menyadari bahwa semua peristiwa dan faktor yang berpengaruh pada implementasi strategi dapat dipertimbangkan dan dipehitungkan dengan tepat. Setelah perusahan merumuskan strategi korporat, kemudian unit-unit usaha yang berada dibawah kepemilikan korporat merumuskan strategi-strategi bisnis, dan perusahaan yang terlibat membuat strategi fungsional, maka selanjutnya hal yang dilakukan oleh perusahaan adalah mengimplementasikan seluruh strategi yang telah dibuat. Implementasi bertujuan agar strategi yang telah dibuat tidak hanya dirumuskan dan tertulis saja tetapi ada kerja nyata sebagai bentuk dari pengimplementasiannya. baik dalam perencanaan strategis, agar benar-benar dapat mencapai arah yang telah ditentukan, serta orang-orang yang terlibat akan mampu bekerja dengan sukses.
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
1
Kali ini pembahasan implemntasi meliputi bagaimana perusahaan mengelola programnya serta bagaimana menyusun anggaran, serta menciptakan berbagai prosedur dan aturan untuk memastikan proses penerapan berjalan dengan sukses. Untuk menentukan apakah implementasi strategi dapat terlaksana sebagaimana mestinya atau tidak, manajemen mutlak melakukan tiga jenis tindakan, yaitu dengan melakukan pengawasan, membuat penilain dan menciptakan suau sistem umpan yang sifatnya strategi pula. Dalam berbagai bahan pustaka tentang teori manajeman, khususnya tentang fungsi – fungsi managerial, terlihat bahwa fungsi – fungsi tersebut pada dasarnya berintikan pandangan pentingnya perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan. Ajinomoto Co., Inc. merupakan sebuah perusahaan Jepang yang juga melakukan strategi dalam usahanya membuat perusahaan tersebut terus bertahan sampai sekarang. Strategi tersebut bahkan sudah dimulai saat pertama kali perusahaan tersebut didirikan. Penemuan Umami oleh Dr. Kikunae Ikeda menjadi strategi pertama yang digunakan oleh Ikeda yang mengajak Saburosuke Suzuki untuk mendirikan perusahaan yang menjual sebuah produk baru, setelah sebelumnya Saburosuke Suzuki memiliki usaha produksi iodine. Setelah mendirikan sebuah perusahaan baru dengan produk yang pada masa itu baru, perusahaan tersebut juga melakukan suatu strategi baru dalam hal pemasaran. 1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana implementasi dan penguasaan strategi PT. Ajinomoto di pasar Indonesia? 1.3
Tujuan
Menganalisis implementasi dan penguasaan strategi PT. Ajinomoto di pasar Indonesia.
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pengertian Implementasi Strategi Pengertian yang cukup luas manajemen strategi menunjukkan bahwa manajemen
merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak kearah yang sama pula. Komponen pertama adalah Perencanaan Strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan strategi organisasi. Sedang komponen kedua adalah Pelaksanaan Operasional dengan unsur-unsurnya adalah sasaran atau Tujuan Operasional, Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik. Model proses manajemen strategi : 1. Tahap formulasi strategi, yaitu pembuatan pernyataan visi, misi, dan tujuan, 2. Tahap implementasi strategi, yaitu proses penterjemahan strategi ke dalam tindakantindakan. 3. Tahap evaluasi strategi , yaitu proses evaluasi apakah implementasi strategi dapat mencapai tujuan. Implementasi strategi adalah rangkaian aktivitas dan pekerjaan yang dibutuhkan untuk mengeksekusi perencanaan strategi. artinya apa yang kita rumuskan pada strategi dan kebijakan kita terapkan dalam berbegai program kerja, anggaran, dan prosedur-prosedur. Rumusan strategi yang baik, tidak ada artinya bila tidak diterapkan dalam implementasi. Begitu pula implementasi tidak akan berkontribusi baik pada perusahaan ,jika rumusan strateginya tidak baik. Program; aktivitas atau langkah-langkah yang disusun secara sistematis sebagai penjabaran dari strategi. Anggaran; gambaran rinci tentang sumber dana yang dibutuhkan dan bagaimana penggunaannya. Prosedur; sering disebut SOP, sistem dari langkah atau teknik yang berurutan tentang bagaimana suatu pekerjaan atau tugas dikerjakan Standar Kinerja, ukuran target bersifat kuantitatif maupun kualitatif dari program yang dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan atau pencapaiannya. Hubungan antar tingkat akhir (tujuan & sasaran) dengan alat pencapaiannya (strategi dan taktik) tidaklah mudah. Keberadaan manajemen strategi tidak
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
3
untuk mendikte tujuan, sebaliknya tujuan dan sasaran harus dipengaruhi oleh peluang yang tersedia. ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam usaha pencapaian tujuan dalam manajemen strategi: 1. Efektif dan efesiensi Manajemen strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai seperti yang di inginkan. Karena kebanyakan situasi yang memerlukan analisa strategi tidak statis melainkan interaktif dan dinamis, maka hubungan antara penyebab dan hasilnya tidak tetap atau pasti. Sebaliknya taktik adalah tindakan nyata yang diambil oleh pelaku dan sepenuhnya berada dalam pengawasannya. 2. Keputusan manajemen strategi tidak berarti apa-apa tanpa implementasi. Strategi tergantung pada kemungkinan dan taktik yang potensial. Keputusan strategi harus dapat mencapai tujuannya.
2.2
Implementasi strategi berkaitan dengan apa siapa, dan bagaimana mengeksekusi strategi ?
2.2.1 Siapa yang mengimplementasikan ? Tentang siapa yang akan mengimplementasikan strategi yang sudah dirumuskan biasanya tergantung skala organisasi dan bagaimana struktur yang ada. namun, secara umum implementasi sebagian besar dilakukan oleh para manajer dan supervisor. Dulu saat pengetahuan tidak semudah sekarang pemerolehannya, seakan-akan manajemen puncaklah yang paling tahu urusan strategi. Kini, walaupun mungkin dari segi banyaknya waktu, keterlibatan para manajer menengah tidak sebanyak manajemen puncak, keterlibatan mereka dalam perumusan strategi bisa cukup signifikan memang para manajer dan supervisor inilah yang menerjemahkan apa yang sudah ada pada rumusan strategi (yang dibuat oleh para perencana strategis; para menejemen puncak, dan manajer umum), untuk diimplementasikan dilapangan. 2.2.2 Apa Yang Akan Dilakukan? Untuk mengimplementasikan strategi, perusahaan memerlukan rumusan program, anggaran yang akan membiayayi pelaksanaan program, dan prosedur untuk memastikan program berjalam seperti yang diharapkan.
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
4
A. Program Pertama program harus terkait dengan rumusan strategi yang sudah dibuat. Kemudian sedapat mungkin bersifat action-oriented. Karena itu, didalam dokumen program kerja dianjurkan
menuliskan
item
programnya
dengan
kata
kerja.
Rumusan
strategi
pengimplementasiannya dengan “mengunjungi”. Karena “mengunjungi” merupakan rencana tindak (action-plan) bagi si manajer. Dalam formulir rencana kerja rumusannya menggunakan rencana kerja serta indikator pencapaian dari rencana tindak atau out come yang ingin dicapai dinyatakan dalam bentuk kuantitatif serta menyatakan hasil yang diharapkan. Dalam banyak format juga menyertakan anggaran yang diperlukan serta pihak yang bertanggung jawab atas pencapaian program. Dengan seperti ini pihak yang menyelenggarakan bisa mengukur sendiri pencapaiannya dan hal ini juga dapat memudahkan para atasan menajer memantau proses pencapaian rencana aksinya. B. Penganggaran Anggaran adalah sebuah program dalam bentuk uang dan sering kali disebut juga sebagai darahnya program. Strategi tidak berjalan dengan baik karena anggaran yang ditetapakn tidak dapat direalisasikan. Biasanya terjadi karena: pertama, dalam menyusun program, manajer tidak realistis dengan situasi perusahaannya. Kedua, karena perencanaan arus kas perusahaan meleset dari dugaan sebelumnya sehingga program kerja tertentu yang memerlukan pendanaan juga harus digeser pelaksanaannya. Untuk membuat srategi bisnis efektif, maka ia hatrus ditopng oleh penganggaran yang baik pula. Karena, strategi adalah keputusan strategic perusahaan tentang bagaimana cara kita mencapai apa yang menjadi sasaran. Dari sisi pengaanggaran, bagaimana keakuratan serta kecepatan memprediksi menjadi penting dlam hal ini. Manfaat dari pengintegrasian antara lain: 1. Dengan pengintegrasian, visi, target, serta pengeksekusian strategi terjadi secara menyeluruh, tidak terpisah-pisah 2. Respon yang lebih cepat terhadap situsi pasar dan bisnis, dan lebih akurat dalam membuat perkiraan, termasuk proyeksi pemasukan. 3. Sasaran ukuran atas kinerja menjadi lebih jelas. 4. Dalam melakukan analisis, karena didukung oleh data yang falid dan akurat, analisisnya juga menjadi lebih akurat.
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
5
5. Memberikan wawasan bagi setiap level dan bagian yang melaksanakan implementasi strategic, terutama untuk hal-hal yang terkait dengan faktor-faktor yang berkontribusi atas biaya dan pendapatyan. 6. Tingkat sukses yang tinggi dalam pemenuhan sasaran strategi karana secara tepat waktu memonitor kinerja, mengambil tindakan, dan mempersiapkan masa depan. Jika perusahaan memanfaatkan yang seperti diatas, secara manual sudah tidak sesuai lagi atau kurang memadai. Maka perusahaan harus didukung oleh perangkat teknologi serta sistem yang lebih canggih. Dengan ini, memungkinkan perencanaan dan anggaran setiap level, dari yang atas hingga ke bawah bisa saling difahami oleh setiap depertemen, serta bisa saling beradaptasi dan berkoordinasi atas anggaran rencana dan anggaran yang dibuat. C. Prosedur Dalam banyak kasus, pembuatan prosedur ini tidaklah selalu dibuat setelah progam kerja dan anggaran diselesaikan, karena prosedur sebelumnya bisa saja sudah ada. Prosedur ini adalah urutan-urutan aktifitas yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan sebuah bagian pekerjaan dalam program. Dengan adanya prosedur, maka kita dapat menjamin sebuah pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, dan hasilnya sesuai dengan harapan. Pembuatan prosedur ini membutuhkan pemahaman yang baik atas proses kerja atau bisnis satu aktifitas atau kelompok aktivitas. Dengan inilah organisasi lebih menyukai mereka yang berpengalaman dalam satu bidang karena umumnya lebih bisa menggambarkan dengan baik bagaimana urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan. Kendala yang sering terjadi dalam penerapan prosedur adalah , prosedur hanya mumncul diatas kertas saja tanpa komitmen menjalankannya dengan baik. Untuk ini manajemen harus menjalankan proses audit yang mencoba melihat sejauh mana karyawan di satu bagian menjalankan prosedur yang sudah ada. Audit ini penting bukan saja untuk memastikan apa yang suadah dituliskan dalam prosedur dilaksanakan, tapi juga bisa menjadi bagian dari evaluasi, apakah sebuah prosedur sudah optimum mengarahkan pekrjaan tertentu. 2.3 Isu Strategi dalam Implementasi Strategi Dalam aspek implementasi, pembahasan sinergi menjadi relevan kembali. apapun yang kita terapkan berkaitan dengan manfaat sinergi yang berpotensi terjadi, baik antar bagian fungsional yang ada dalam unit bisnis, maupun antar divisi dalam bisnis yang ada. Sinergi dapat diraih dengan langkah-langkah berikut :
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
6
1. Saling berbagi pengetahuan dan cara bekerja hal ini dapat meningkatkan keterampilan atau core competence. 2. Saling berkoordinasi dalam strategi, sehingga tidak ada tumpang tindih , persaingan yang tidak perlu dan lain-lain. 3. Saling berbagi sumber daya berwujud, mengombinasikan berbagai bagian terkait dapat menghemat uang, misalnya merangkap penggunaan sumber daya, fasilitas, dan lain-lain.
2.4 Tantangan Mengimplementasikan Strategi Implementasi seringkali tidak mudah, bahkan lebih sulit daripada merumuskan strategi itu sendiri . ada beberapa hal isu penting yang harus diantisipasi dalam menentukan keberhasilan implementasi strategi. Berbagai tantangan dari pelaksanaan eksekusi atau implementasi adalah sebagai berikut : 1. Ketidakmampuan mengelola perubahan untuk mengatasi resistensi internal untuk berubah. 2. Mencoba mengeksekusi strategi yang bertentangan dengan struktur kekuasaan. 3. Ketidakjelasan komunikasi dengan tanggung jawab. 4. Strategi yang buruk atau tidak jelas. 5. Kurangnya ownership dari rencana eksekusi 6. Kurangnya sumber daya keuangan dalam mendukung pengimplementasian strategi. 7. Kurangnya dukungan dari manajemen puncak untuk pengeksekusian strategi.
2.5
Mengimplentasikan Strategi Manajemen juga perlu menganalisis strategi saat mengimplementasikan strategi adapun
jenis-jenis strategi untuk mencapai kesuksesan dalam pasar yaitu sebagai berikut : 2.5.1. Lima kekuatan kompetitif (five competitive forces) Mencerminkan kenyataan bahwa persaingan dalam suatu industri melampaui para pesaing yang sudah mapan. Semua lima kekuatan kompetitif bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan profitabilitas industri, dan kekuatan terkuat adalah kekuatan yang mengatur dan menjadi penting dari sudut pandang perumusan strategi. Sejumlah karakteristik ekonomi dan teknis yang penting dari sebuah industri sangat penting untuk masing-masing kekuatan kompetitif. Adapun lima kekuatan kompetitif tersebut adalah sebagai berikut:
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
7
a. Ancaman dari pesaing baru Pesaing baru dalam suatu industri membawa kapasitas baru, harapan untuk memperoleh pangsa pasar, dan sering juga membawa sumber daya yang substansial. Ancaman dari pesaing baru dalam industri tergantung dari batasan untuk masuk yang ada pada saat ini, disertai dengan reaksi dari pesaing lainnya yang pesaing baru tersebut temui. Jika batasan yang ada tinggi dan pesaing baru menemui persaingan yang keras antar pesaing, maka ancaman terhadap pesaing baru tersebut rendah. Terdapat tujuh sumber utama dari batasan untuk pesaing baru, yaitu: Economies of Scale, yaitu penurunan dari biaya per unit produk terhadap peningkatan waktu pembuatan produk. Semakin tinggi nilainya, maka semakin tinggi batasan untuk pesaing baru dalam memasuki pasar industri. Product Differentiation, berarti bahwa perusahaan yang sudah ada memiliki merek yang sudah dikenal masyarakat dan kesetiaan pelanggan yang disebabkan dari pemasaran yang baik, pelayanan terhadap konsumen, diferensiasi produk, atau menjadi yang pertama dalam industri sejenis. Semakin tinggi diferensiasi produk, semakin tinggi batasan untuk pesaing baru dalam memasuki pasar industri. Capital Requirements, yaitu kebutuhan sumber daya keuangan yang besar dalam bersaing. Semakin tinggi kebutuhan modal tersebut, semakin tinggi batasan untuk pesaing baru dalam memasuki pasar industri. Switching Costs, yaitu dengan menciptakan biaya pengganti sedemikian sehingga konsumen tidak bisa membeli produk dari produsen lain untuk mengganti produk yang sama dari produsen tertentu. Misalnya suatu peralatan yang membutuhkan sepasang produk, maka produk yang satu tidak dapat digantikan dengan produk yang lain dari produsen lain. Semakin tinggiswitching costs maka pesaing baru harus menawarkan peningkatan yang besar dalam biaya dan kinerja agar konsumen dapat berganti dari pesaing sebelumnya. Access to Distribution Channels, yaitu dengan mengamankan jalur distribusi untuk produkproduk perusahaan. Semakin terbatas jaringan distribusi untuk produk dan semakin banyak pesaing yang sudah mengikat jaringan tersebut, maka akan semakin sulit bagi pemain baru untuk memasuki pasar industri. Cost Disadvantages Independent of Scale, yaitu perusahaan yang sudah ada mungkin memiliki keunggulan biaya yang tidak dapat ditiru oleh pesaing baru yang potensial sekalipun.
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
8
Government Policy, yaitu batasan atau bahkan kebijakan pemerintah untuk menutup pintu untuk pemain baru memasuki suatu industri tertentu, misalnya sebagai usaha untuk menjaga agar bahan baku produk tetap stabil, atau karena polusi udara dan air yang sudah melebihi standar yang ada. b. Intensitas persaingan di antara sesama pesaing Persaingan muncul karena satu atau lebih pesaing merasa adanya kesempatan untuk meningkatkan posisi mereka dalam industri yang sama. Persaingan tersebut dapat berupa persaingan harga, atau persaingan dalam hal pemasaran. Persaingan dapat terjadi karena pesaing merasa bahwa mereka berada pada posisi yang sama, atau karena pertumbuhan industri tersebut sedang melemah. Selain itu biaya penyimpanan persediaan atau biaya tetap yang tinggi dapat menyebabkan setiap pesaing untuk menurunkan harga agar produk mereka cepat terjual. c. Tekanan dari produk pengganti Setiap perusahaan dalam suatu industri selalu melakukan persaingan dengan industri lain yang menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti tersebut akan membatasi keuntungan potensial dari suatu industri dengan memberikan harga yang kompetitif. Semakin menarik harga yang ditawarkan produk pengganti tersebut, maka keuntungan suatu industri semakin terbatas. d. Daya tawar dari pembeli Pembeli bersaing dengan industri dalam memaksa penurunan harga, menuntut kualitas yang lebih tinggi atau jasa yang lebih banyak, dan mempermainkan pesaing yang satu dengan yang lain. Suatu kelompok pembeli akan sangat berpengaruh jika hal berikut ini terpenuhi: 1. Pembeli tersebut membeli dalam jumlah yang besar relatif terhadap penjualan dari setiap penjual. 2. Produk yang dibeli dari suatu industri menggambarkan bagian dari pembelian yang dilakukan pembeli secara signifikan. 3. Produk yang dibeli dari suatu industri adalah standar atau tidak ada perbedaan antara yang satu dengan yang lain. 4. Pembeli menghadapi adanya beberapa biaya pengganti. 5. Produk dari suatu industri tidak penting bagi kualitas produk yang diharapkan oleh pembeli.
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
9
6. Pembeli memiliki informasi yang lengkap.
e. Daya tawar dari pemasok Pemasok dapat mengerahkan daya tawar terhadap pemain dalam suatu industri dengan mengancam akan meningkatkan harga atau mengurangi kualitas dari produk dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Pemasok yang kuat dapat menekan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh suatu industri sehingga industri tersebut tidak dapat memulihkan kenaikan biaya dari harga produk mereka sendiri. Suatu kelompok pemasok menjadi kuat jika terdapat kondisi sebagai berikut: 1.
Pemasok tersebut didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih terkonsentrasi dibandingkan dengan industri yang membeli produk mereka.
2.
Pemasok tersebut tidak bersaing dengan produk pengganti yang lain untuk dijual ke industri mereka.
3.
Industri tersebut bukan konsumen yang penting bagi kelompok pemasok tersebut.
4.
Produk pemasok merupakan produk yang penting bagi pembeli dalam industri tersebut.
5.
Produk pemasok sudah terdiferensiasi.
6.
Pemasok tersebut dapat menjadi ancaman bagi masa depan industri.
2.5.2.
Key Success Factors (KSF)
KSF adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemain-pemain dalam industri tertentu dalam bertahan dan sukses di pasar industri tersebut, baik dalam hal unsur-unsur strategi mereka, ciri-ciri produk mereka, pendekatan operasional, sumber daya, dan kemampuan kompetitif yang membuat mereka berbeda dengan pesaing yang kuat maupun yang lemah. KSF akan berbeda- beda antara satu industri dengan industri yang lain, dan bahkan dari waktu ke waktu untuk industri yang sama, karena penggerak perubahan dan kondisi kompetitif yang juga berubah. Meskipun begitu, KSF suatu industri dapat dilihat dari beberapa pertanyaan berikut ini: a. Atas dasar apa pembeli dari suatu produk industri tersebut memilih antara merek dari masing-masing perusahaan? Dalam hal ini, sifat produk dan karakteristik jasa seperti apa yang penting?
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
10
b. Dengan adanya sifat kompetitif dan kemampuan kompetitif antar pesaing yang berlaku di pasar, sumber daya dan kemampuan kompetitif seperti apa yang harus dimiliki perusahaan untuk dapat berkompetisi dengan sukses? c. Apa kekurangan yang paling pasti untuk menempatkan perusahaan pada kerugian kompetitif yang signifikan? Pengenalan secara tepat KSF suatu perusahaan akan meningkatkan kesempatan perusahaan untuk dapat membuat strategi yang baik. Jika strategi perusahaan tidak dapat memenuhi KSF dari industrinya, maka perusahaan akan kesulitan untuk dapat memperoleh keuntungan yang dapat menjaga keberlanjutan usahanya. Meskipun begitu, tujuan dari para pembuat strategi perusahaan harus bisa mengerjakan sesuatu yang lebih dari hanya sekedar memenuhi KSF perusahaan.
2.5.3. Company Value Chain Terdapat dua aktivitas dalam rantai nilai perusahaan, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Uraian strategi dari masing-masing aktivitas tersebut adalah sebagai berikut: a. Aktivitas utama Supply chain management, yaitu strategi yang mengendalikan aktivitas, biaya dan aset yang berhubungan dengan pembelian bahan bakar, bahan baku, komponen dan suku cadang, persediaan, dan barang-barang yang dapat dikonsumsi dari penjual; menerima, menyimpan dan menyebarkan masukan dari pemasok, melakukan inspeksi, dan manajemen persediaan. Operations, yaitu strategi yang mengendalikan aktivitas, biaya dan aset yang berhubungan dengan mengubah masukan menjadi barang
jadi mulai dari produksi, pemasangan,
pengepakan, pemeliharaan peralatan, fasilitas, jaminan kualitas dan perlindungan lingkungan. Distribution, yaitu strategi yang mengendalikan aktivitas, biaya dan aset yang berurusan dengan peredaran produk kepada pembeli, meliputi penggudangan barang jadi, pemrosesan pesanan, pengepakan
pesanan, pengiriman barang, menetapkan dan menjaga jaringan
distributor dan pedagang. Sales and Marketing, yaitu strategi yang mengendalikan aktivitas,
biaya dan aset yang
berhubungan dengan usaha penjualan, promosi dan pengiklanan, penelitian dan perencanaan pasar, dan dukungan pedagang/distributor.
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
11
Service, yaitu strategi yang mengendalikan aktivitas, biaya dan aset yang menyediakan bantuan untuk pembeli seperti instalasi, pengiriman suku cadang, pemeliharaan dan perbaikan, bantuan teknis, pertanyaan dan keluhan pembeli. b. Aktivitas pendukung Product R & D, Technology, and Systems Development, yaitu strategi yang mengendalikan aktivitas, biaya dan aset yang berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk, proses penelitian dan
pengembangan, proses peningkatan desain, desain peralatan,
pengembangan perangkat lunak komputer, sistem telekomunikasi, desain dan perekayasaan dengan bantuan komputer, kemampuan basis data, dan pengembangan sistem dengan bantuan komputer. Human Resources Management, yaitu strategi yang mengendalikan aktivitas, biaya dan aset yang berhubungan dengan mencari, mempekerjakan, melatih, mengembangkan dan memberikan kompensasi pada setiap karyawan, aktivitas yang berhubungan dengan buruh, dan pengembangan kompetensi utama dan keahlian yang berdasarkan ilmu pengetahuan. General Administration, yaitu strategi yang mengendalikan aktivitas, biaya dan aset yang berhubungan dengan manajemen umum, akuntansi dan keuangan, urusan hukum dan peraturan, keamanan dan keselamatan, sistem informasi manajemen, pembentukan aliansi strategis dan kolaborasi dengan rekanan yang strategis, dan fungsi-fungsi overhead lainnya.
2.5.4. Five Generic Competitive Strategies Strategi kompetitif suatu perusahaan berurusan secara khusus dengan rencana perusahaan yang spesifik untuk dapat bersaing dengan sukses. Usaha spesifik tersebut adalah untuk menyenangkan konsumen, pergerakan perusahaan baik yang menyerang maupun bertahan untuk menangkal kegiatan pesaing, respon perusahaan terhadap perubahan kondisi pasar, inisiatif perusahaan untuk meningkatkan posisi pasar, dan keunggulan kompetitif lain yang diharapkan dapat tercapai. Ada dua hal yang dapat membedakan antara satu strategi kompetitif dengan yang lain, yaitu apakah target pasar perusahaan adalah target yang luas ataukah sempit, dan apakah perusahaan mengejar keunggulan kompetitif dengan harga yang rendah atau diferensiasi produk. Dari dua hal di atas, dapat diambil lima strategi kompetitif untuk merebut posisi pasar, operasi bisnis, dan menyampaikan nilai kepada konsumen, yaitu:
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
12
a. A low-cost provider strategy, yaitu berusaha untuk mencapai biaya keseluruhan yang lebih rendah dari pesaing dengan produk yang menarik pembeli secara luas. b. A broad differentiation strategy, yaitu berusaha untuk membedakan penawaran produk perusahaan dari pesaing dengan atribut yang akan menarik bagi pembeli secara luas. c. A focused low-cost strategy, yaitu berkonsentrasi pada segmen pembeli yang sempit dan mengalahkan pesaing dengan biaya rendah, sehingga mampu memenangi hati pembeli karena menawarkan produk dengan harga murah. d. A focused differentiation strategy, yaitu berkonsentrasi pada segmen pembeli yang sempit dan mengalahkan pesaing dengan menawarkan produk yang memenuhi selera tertentu untuk konsumen tertentu yang lebih baik dibandingkan dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing. e. A best cost provider strategy, yaitu memberikan konsumen lebih banyak nilai untuk sejumlah uang yang mereka keluarkan dengan menawarkan produk kelas atas dengan harga yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pesaing.
2.5.5. Ethical Strategy Ada dua alasan kenapa suatu strategi harus etis, yaitu: karena strategi yang tidak etis secara moral adalah salah dan akan berakibat buruk terhadap karakter dari karyawan perusahaan, dan karena strategi yang etis dapat menjadi usaha yang bagus dan dapat melayani kepentingan setiap pemegang saham. Strategi yang etis dimulai dengan manajer yang memiliki karakter moral yang kuat. Manajer dengan prinsip etika yang tinggi biasanya mendukung kode etik perusahaan dan memiliki kepatuhan etika yang kuat, dan mereka benar-benar berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai perusahaan dan prinsip-prinsip bisnis yang etis. Jika suatu perusahaan bertindak tidak etis dalam menjalankan strategi mereka dan membiarka adanya tindakan yang tidak etis, hal tersebut tidak saja dapat menyebabkan rusaknya reputasi perusahaan di mata konsumen, tetapi juga dapat menyebabkan konsekuensi biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan. Biaya-biaya tersebut dapat berupa biaya yang jelas, seperti denda dari pemerintah, biaya administratif seperti biaya pemeriksaan dan hukum, atau biaya yang tidak berwujud, seperti hilangnya reputasi perusahaan. Bahkan, perlakuan yang tidak etis dari perusahaan akan menimbulkan risiko kerusakan yang besar untuk pemegang saham dalam bentuk kehilangan pendapatan, biaya yang lebih tinggi, keuntungan yang lebih rendah, harga saham lebih rendah, dan mengurangi reputasi perusahaan. Untuk itu, strategi dan perbuatan
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
13
yang etis dalam perusahaan akan menghasilkan usaha yang baik bagi perusahaan yang bersangkutan.
2.5.6. Corporate Social Responsibility (CSR) Strategi CSR merujuk kepada kewajiban perusahaan untuk menjalankan usahanya dengan perbuatan yang terhormat, menyediakan kondisi kerja yang baik untuk karyawan, mendorong keragaman di tempat kerja, menjadi pelayan yang baik bagi lingkungan, dan secara aktif bekerja untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat sekitar dimana perusahaan itu menjalankan usahanya dan masyarakat lain secara luas. Strategi CSR perusahaan didefinisikan sebagai kombinasi khusus kegiatan yang menguntungkan secara sosial yang perusahaan dukung dengan kontribusi waktu, uang dan sumber daya lainnya. Strategi CSR perusahaan seharusnya mengandung beberapa hal sebagai berikut: a. Membuat usaha untuk menghasilkan strategi yang etis dan mengamati prinsip-prinsip etis dalam menjalankan usaha. b. Membuat kontribusi yang dapat diamalkan, mendukung upaya pelayanan masyarakat, terlibat dalam inisiatif menyumbang secara lebih luas, dan menjangkau untuk membuat perbedaan dalam kehidupan yang kurang beruntung. c. Mengambil tindakan untuk melindungi lingkungan dan meminimalisasi atau menghilangkan adanya dampak buruk terhadap lingkungan dari kegiatan usaha perusahaan itu sendiri. d. Mengambil tindakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang dapat menambah kualitas hidup untuk pegawainya. e. Mengambil tindakan untuk membangun tenaga kerja yang beragam dalam hal jenis kelamin, ras, suku, dan aspek-aspek lain yang dibawa masing-masing karyawan ke tempat kerja. Jadi, pada intinya CSR harus dilakukan perusahaan dengan mempertimbangkan tiga hal, yaitu: ekonomi ( profit = keuntungan), sosial (people = masyarakat, karyawan), dan lingkungan (planet).
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
14
BAB III STUDI KASUS 3.1. Tinjauan Umum PT. AJINOMOTO Indonesia
3.1.1.
Sejarah singkat perusahaan PT AJINOMOTO
PT Ajinomoto Indonesia merupakan produsen bumbu masak merek "Ajinomoto". Perusahaan ini memiliki kantor pusat di Jepang dimana Ajinomoto pusat merupakan salah satu dari 36 perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia. Ajinomoto Co. Inc adalah sebuah perusahaan Jepang yang memproduksi bumbu masak, minyak masak, makanan dan farmasi melalui Britannia Pharmaceuticals Limited, anak perusahaan yang bermarkas di Britania Raya. Terjemahan harfiah dari AJI-NO-MOTO adalah "Cita Rasa" (Essence of Taste), digunakan sebagai merek dagang perusahaan monosodium glutamat. Ajinomoto sekarang ini memproduksi sekitar 33% monosodium glutamat dunia. MSG Ajinomoto pertama kali ditemukan dan dipatenkan oleh Kikunae Ikeda. Menurut Ikeda, MSG adalah penyumbang rasa umami untuk makanan yang penting bagi asupan nutrisi. Pendapatnya ini dibuktikan lewat berbagai penelitian yang berkredibilitas baik dan diakui oleh badan-badan kesehatan dunia. Komponen Ajinomoto adalah 78% glutamat, yang merupakan salah satu asam amino pembentuk protein tubuh dan makanan. Setahun kemudian, diproduksi bumbu masakan yang menjadi sumber rasa Umami dengan merek AJI-NO-MOTO. Sampai saat ini, AJI-NO-MOTO telah digunakan luas di hampir 100 wilayah dan negara selama 100 tahun. Di Indonesia, AJI-NO-MOTO telah dijual selama 40 tahun dan telah menjadi bumbu masak andalan di dapur Ibu-Ibu Indonesia. Dari tahun ke tahun perkembangan dan inovasi produk terus dilakukan, terbukti dengan munculnya beragam produk bumbu mulai dari bumbu kaldu penyedap "MASAKO", bumbu praktis siap saji "SAJIKU", dan bumbu masakan Asia "SAORI". Perusahaan Ajinomoto di Indonesia terus berusaha untuk memenuhi komitmen dalam memberikan kontribusi yang berarti dalam bidang makanan dan kesehatan secara global guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi kita semua. Hal itu dibuktikan dengan produk
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
15
yang berkualitas tinggi dan memenuhi standar internasional sehingga konsumen Indonesia tetap setia menggunakan produk-produk Ajinomoto. Penguasaan teknologi fermentasi dalam memproduksi AJI-NO-MOTO menjadi pendorong bagi perusahaan ini untuk mengembangkan bisnisnya dengan memproduksi asam-asam amino lainnya. Dewasa ini, perusahaan Ajinomoto merupakan supplier utama didunia untuk berbagai asam amino yang diperlukan oleh industri kesehatan dan makanan. Selain memproduksi AJINO-MOTO, perusahaan juga memperluas produk-produknya untuk konsumen langsung. Berbagai produk konsumen tersebut di Indonesia antara lain; berbagai bumbu masak siap pakai (Masako, Sajiku dan Saori) dan minuman (Calpico dan Birdy). PT Ajinomoto Indonesia berdiri tahun 1969 di Jakarta. Pada tahun 1970 mendirikan pabrik pertamanya di Mojokerto-Jawa Timur dengan produk utama penyedap rasa dengan merek AJI-NO-MOTO® yang dipasarkan ke seluruh wilayah Indonesia. Pabrik kedua di Karawang didirikan pada tahun 2012 dengan tujuan memenuhi kebutuhan produk-produk bumbu masak bagi masyarakat Indonesia. Di tahun 2015, PT. Ajinomoto Bakery Indonesia resmi didirikan. Pabrik di Karawang timur dengan Japan Technology dan Japanese Staff yang berpengalaman akan mulai beroperasi di Agustus 2016. Saat ini selain AJI-NO-MOTO®, group Ajinomoto Indonesia memproduksi Masako® bumbu kaldu penyedap, Sajiku® bumbu prakts siap saji, SAORI® bumbu masakan Asia dan Mayumi® mayonanaise yummy. Sekarang Group Ajinomoto Indonesia terdiri dari PT Ajinomoto Indonesia, PT Ajinomoto Bakery Indonesia, PT Ajinex International, PTAjinomoto Sales Indonesia. PT Ajinomoto Sales Indonesia yang memiliki cabang penjualan di Jakarta, Surabaya, dan Medan.
3.1.2.
Berdirinya Ajinomoto Grup Indonesia
1969 : PT AJINOMOTO INDONESIA didirikan 1970 : Pabrik Mojokerto mulai beroperasi 1970 : Mulai menjual AJI-NO-MOTO 1982 : Mulai mensual L-LYSINE 1986 : Mulai menjual AJI-PLUS 1987 : PT AJINEX INTERNATIONAL didirikan
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
16
1989 : PT AJINEX INTERNATIONAL mulai beroperasi 1989 : Mulai menjual MASAKO untuk eceran 1989 : Mulai menjual TENCHO dan Aspartame 1993 : PT Ajinomoto Sales Indonesia (ASI) mulai beroperasi 1994 : PT Ajinomoto Calpis Beverage Indonesia (ACBI) didirikan 1996 : Mulai menjual CALPICO Soda 1997 : Mulai menjual BIRDY 1999 : Mulai menjual SAJIKU 2005 : Mulai menjual SAORI 2006 : Mulai menjual CALPICO Mini
3.1.3. Filosofi Perusahaan Filosofi Perusahaan Filosofi perusahaan adalah menciptakan kehidupan yang lebih baik secara global dengan memberikan kontribusi bagi kemajuan yang berarti dalam bidang makanan dan kesehatan serta berkarya bagi kehidupan. Sedangkan visi dan misi perusahaan adalah ingin menjadi basis kekuatan Grup Ajinomoto untuk memanfaatkan kesempatan bisnis di pasar Islam dengan menciptakan produk-produk/bisnis yang unik dalam bidang makanan (utamanya difokuskan pada segmen bumbu masak) yang dapat merealisasikan filosofi “Eat Well Live Well”, sehingga bisnis perusahaan akan membuat lingkungan di bumi lebih terpelihara.
Nilai-nilai perusahaan adalah sebagai berikut: A. Mematuhi peraturan pemerintah dan memperhatikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, B. Memperhatikan dan memenuhi kebutuhan konsumen, C. Komunikasi dua arah yang terbuka dan jujur, D. Disiplin dan bertanggung jawab,
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
17
E. Perbaikan dan kemajuan dimulai dari kegiatan sehari-hari, sehingga setiap individu serta organisasi perusahaan dapat tumbuh dan berkembang bersama-sama.
Nilai-nilai Sumber Daya Manusia di perusahaan adalah sebagai berikut: A. Penciptaan nilai melalui ”value chain” -Selalu melakukan komunikasi aktif dengan organisasi atau orang terkait, -Melakukan aktivitas berdasarkan pola pikir bahwa proses selanjutnya adalah pelanggan. B. “Genba shugi” -Melakukan aktivitas dengan menyadari STPDCA {See (lihat), Think (Pikir), Plan (Rencana), Do (Laksanakan), Check (Periksa), Action (Tindakan)} dan selalu bertanya Kenapa? Kenapa? Kenapa? C. Inisiatif -Menciptakan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan diri, -Melakukan aktivitas dengan memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai hasil sesuai dengan tujuan.
3.2. Implementasi Strategi Pemasaran PT AJINOMOTO Indonesia Untuk memasarkan produk ajinomoto di Indonesia yang mayoritas pendunduknya adalah muslim maka. PT Ajinomoto diwajibkan mempunyai sertifikat halal, Ajinomoto pernah mengalami kontroversi pada bagian pengendalian mutu kehalalan produk yang berhubungan dengan akan berakhirnya sertifikat Halal dari MUI pada tahun 2000. Namun hal ini hanya berlangsung selama 3 bulan karena tindakan yang cepat dari pihak Ajinomoto untuk mengatasi masalah ini. Pada tahun 2005 dari perekonomian Ajinomoto telah menjadi stabil dan telah dipercaya oleh masyarakat dengan bukti bertambahnya jenis produk-produk Ajinomoto. Kontroversi produk Sehubungan dengan akan berakhirnya sertifikat Halal dari MUI untuk AJI-NO-MOTO pada September 2000, maka PT Ajinomoto Indonesia mengajukan perpanjangan sertifikat Halalnya
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
18
pada akhir Juni 2000. Audit kemudian dilakukan oleh LPPOMMUI Pusat (2 orang), LPPOMMUI Jatim, BPOM, Balai POM Surabaya dan dari Departemen Agama pada tanggal 7 Agustus 2000 Pada 7 Oktober 2000, Komisi Fatwa memutuskan bahwa Bactosoytone tidak dapat digunakan sebagai bahan dalam media pembiakan mikroba untuk menghasilkan MSG. PT Ajinomoto Indonesia diminta untuk mencari alternatif bahan pengganti Bactosoytone. Sesuai dengan instruksi Komisi Fatwa, PT Ajinomoto Indonesia mengganti Bactosoytone dengan Mameno dalam tempo 2 bulan. LPPOMMUI melakukan audit sehubungan dengan penggantian Bactosoytone dengan Mameno pada 4 Desember 2000. Mereka memutuskan Mameno dapat digunakan dalam proses pembiakan mikroba untuk menghasilkan MSG. Komisi Fatwa melakukan rapat kedua pada 16 November 2000. LPPOMMUI menyampaikan hasil rapat tersebut kepada PT Ajinomoto Indonesia pada 18 Desember 2000, bahwa produk yang menggunakan Bactosoytone dinyatakan Haram. MUI mengirim surat kepada PT Ajinomoto Indonesia pada 19 Desember 2000 untuk menarik semua produk Ajinomoto yang diproduksi dan diedarkan sebelum tanggal 23 November 2000 (Produk yang dihasilkan setelah 23 November 2000 sudah menggunakan Mameno). Namun, pada tanggal tersebut perusahaan sudah memasuki libur bersama Natal dan Tahun Baru. Sekertaris Umum MUI mengumumkan di media massa pada 24 Desember 2000, bahwa produk AJI-NO-MOTO mengandung babi dan masyarakat diminta untuk tidak mengonsumsi bumbu masak AJI-NO-MOTO yang diproduksi pada periode 13 Oktober hingga 16 November 2000 Pengumuman MUI ini lalu ditindaklanjuti dengan pertemuan antara jajaran Deperindag, Depag, MUI, GPMI (Pengusaha Makanan dan Minuman), Dirjen POM, dan YLKI pada 2 & 5 Januari 2001 yang menghasilkan keputusan bahwa PT. Ajinomoto Indonesia harus menarik seluruh produknya di pasaran dalam negeri termasuk produk lain yang tidak bermasalah dalam jangka waktu 3 minggu terhitung dari 3 Januari 2001
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
19
Akibat pada organisasi Kerugian karena penarikan produk secara massal dan mengganti kerugian distributor. Ajinomoto menderita kerugian total 55 miliar rupiah karena harus mengeluarkan biaya sebagai usaha proaktif mendatangi pedagang dan pengecer untuk menarik produknya yang diperkirakan mencapai 3.500 ton dan menggantinya sesuai dengan harga pasar.Tidak hanya di Indonesia, Singapura sebagai negara pengimport bumbu masak Ajinomoto dari Indonesiapun menarik produk ini dari pertokoan negeri tersebut. Sebenarnya Ajinomoto sudah mengantungi sertifikat ‘halal’ dari MUI. Namun itu hanya berlaku dua tahun, dan berakhir sejak Juni 2000. Setelah tanggal itu, pihak Ajinomoto tak melakukan pemeriksaan lagi ke MUI. Mereka malah mengubah bahan bakunya, yang ditengarai MUI mengandung ekstrak lemak babi.Penyegelan gudang Ajinomoto dan penutupan sementara pabrik, namun semua karyawan tetap masuk kerja untuk menarik produk dari pasar dan mengatur penerimaan barang di pabrik agar tidak beredar lagi di pasar. Seluruh karyawan bahu-membahu agar persoalan yang menimpa perusahaan segera selesai. Enam petinggi perusahaan PT. Ajinomoto Indonesia diperiksa oleh Polda Jatim, yaitu: Manajer Kontrol Kualitas Haryono, Manajer Teknik Yoshiko Kagama, Manajer Produksi Sutiono, Manajer Perusahaan Hari Suseno, Kepala Departemen Manajer Cokorda Bagus Sudarta, dan Manajer Umum Yosi R. Purba. Walaupun begitu, apabila tidak ditarik dari peredaran sebenarnya omzet penjualan perusahaan ini tidak turun secara drastis. Opini publik Mulai dari penjaja baso hingga warung nasi harus memberi penjelasan bahkan memasang papan pengumuman bahwa makanan yang mereka jual tidak menggunakan Ajinomoto agar para pengunjungnya yakin. Di propinsi SulSel produk Ajinomoto terjual 30% dari produksi nasional dan pemberitaan media tidak banyak berpengaruh. Beberapa penjual diberbagai tempatpun mengakui bahwa Ajinomoto yang selama ini merupakan merk penyedap rasa terlaris masih banyak ditanyakan khususnya bagi kalangan non muslim. Pernyataan Ajinomoto, tindak lanjut, dan opini pakar Dalam siaran pers yang dipublikasikan oleh Departemen Manajer PT Ajinomoto Indonesia Tjokorda Bagus Sudarta, Ajinomoto mengakui bahwa mereka menggunakan
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
20
bactosoytone yang diekstraksi dari daging babi untuk menggantikan polypeptone yang biasa diekstrasi dari daging sapi karena lebih ekonomis. Ekstraksi ini hanya medium dan tidak berhubungan dengan produk akhir. Sehingga tidak benar bahwa produk akhir MSG Ajinomoto mengandung unsur enzim babi yang dikenal sebagai “porcine”. Namun untuk menghilangkan keresahan dan menjaga ketenangan masyarakat dalam mengonsumsi produk Ajinomoto maka pihaknya akan menarik secara serentak di seluruh Indonesia produk MSG Ajinomoto dan meminta maaf akan kejadian ini. Sebagai tindak lanjut dari masalah ini PT. Ajinomoto akan kembali berproduksi menggunakan bahan mameno sesuai anjuran (peraturan) Ditjen POM. Mameno ini merupakan resep lama, sedangkan produk Ajinomoto yang dipermasalahkan MUI memakai Bactosoytone merupakan resep baru. Total produksi Ajinomoto di Indonseia berjumlah 10 ribu ton, 7000 diantaranya diekspor, sedangkan sisanya dijual di dalam negeri. Ajinomoto pun akan mendatangkan ahli fermentasi dari Jepang, Mr. Koyama untuk meneliti produk vetsin yang dinyatakan MUI mengandung lemak babi tersebut dimana akan diadakan pengujian dengan disaksikan unsure MUI Mojokerto dan Muspida di kantor Bupati Mojokerto. Prof. Dr. H. Umar Anggoro Jenie guru besar fakultas farmasi Universitas Gajah Mada dan mantan Ketua ICMI Yogyakarta menyatakan bahwa sebenarnya produk MSG Ajinomoto tidaklah tergolong haram karena Bacto Soytone bukan termasuk bahan aktif dalam produksinya, melainkan hanya sebagai katalis pembuatan MSG. Sebagai analogi lele dumbo yang banyak dikembakbiakan sehari-harinya diberi makan bangkai yang haram, namun ulama tidak mengharamkan lele. Pada contoh lain pada tumbuhan yang diberi pupuk dari kotoran manusia atau binatang dimana pada dua contoh ini unsur “haram” malah termasuk dalam proses produksi namun produk akhirnya tidak dinyatakan haram. Sementara untuk kasus enzim, tidak masuk dalam proses produksi melainkan hanya sebagai katalis Ketua MUI Haji Drs. H. Amidhan berpendapat bahwa fatwa MUI haram perlu untuk melindungi konsumen. Meskipun begitu, ia mengakui bahwa produk akhir Ajinomoto tidak mengandung unsur “porcine” (enzim yang diambil dari pankreas babi), namun karena proses pembuatannya tetap memanfaatkan enzim tersebut maka produksi itu tetap dinyatakan haram.Bagi yang mengerti tentang fikih makanan Halal dan Haram, tentunya memahami bahwa tidak semua mazhab sejalan dengan fatwa ini. Ketua umum PB NU, Hasyim Muzadi, menyatakan ketidakyakinannya terhadap keshahihan fatwa MUI tersebut. Fatwa Haram yang dikeluarkan MUI dipublikasi beberapa waktu setelah Ajinomoto dinyatakan produknya tidak
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
21
halal. Namun demikian, MUI mengeluarkan kembali sertifikat Halal untuk AJI-NO-MOTO pada 19 Pebruari 2001, sehingga Ajinomoto bisa berproduksi dan memasarkan produknya kembali di seluruh Indonesia. Setiap 2 tahun sekali sertifikat Halal ini selalu diperpanjang hingga kini. Untuk menjaga kesinambungan proses produksi halal sesuai dengan ketentuan LPPOM MUI, Ajinomoto menerapkan Sistim Jaminan Halal (SJH)yang mulai diberlakukan sejak 2005. Komite Halal yang dibentuk oleh perusahaan ini, baik di kantor pusat Jakarta maupun di pabrik Mojokerto, memastikan terjaganya pelaksanaan SJH ini.
3.2.1. Penerapan Marketing Mix (4P) Ada empat komponen pokok bidang pemasaran yang dapat dikendalikan perusahaan yang kita kenal dengan sebutan 4P (Product, Price, Place, & Promotion), termasuk pula kondisi persaingan. 1.
Produk (Product) Ada enam jenis produk bumbu Ajinomoto dengan jenis produk yang berbeda dan ukuran
yang bervariasi pula untuk mengisi apa yang dibutuhkan konsumen. adapun jenis produknya yaitu sebagai berikut : 1. Ajinomoto Penyedap rasa yang dibuat melalui proses fermentasi dengan bahan utama tetes tebu pilihan. Tersedia dalam kemasan 10g, 50g, 100g, dan 250g.
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
22
2. Masako Bumbu Kaldu Penyedap dibuat dengan perpaduan sempurna antara daging segar berkualitas, bumbu dan rempah pilihan.
Sehingga
secara
menyempurnakan
kelezatan
praktis masakan
Anda sehari-hari dengan rasa dan aroma dari daging asli sama seperti kaldu buatan di rumah. Tersedia dalam kemasan 11gr, dan 147gr. 3. Tepung Bumbu Sajiku Tepung Bumbu dibuat dengan perpaduan tepat antara tepung dan rempah pilihan, membuat hasil gorengan memiliki rasa dan aroma yang lezat serta renyah dengan cara yang praktis dirumah. Tersedia dalam varian:
Sajiku epung bumbu original 40gr, 80gr, & 250gr Sajiku tepung bumbu pedas 80gr Sajiku tepung bumbu golden crispy 80gr, 200gr. Sajiku tepung bumbu bakwan crispy 90gr. 4. Sajiku
Sajiku® Bumbu Praktis Siap Pakai adalah solusi tepat untuk membuat masakan sehari-hari favorit keluarga ibu dirumah menjadi lebih enak dan praktis. Hadir dengan berbagai jenis variant
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
yang
sudah
lengkap
23
bumbunya. Sajiku® Bumbu Praktis dapat mewakili bumbu-bumbu yang biasa ibu gunakan di rumah. Sajiku bumbu tersedia dalam variant: Aneka bumbu nasi goreng, rasa pedas 20gr, seafood 20gr, rasa ayam 20gr, dan rasa udang 20gr. Aneka gorengan, ikan goreng 20gr, dan ayam goreng 25gr. Aneka nusantara, soto ayam 20gr, dan rendang 20gr. Aneka sayur, sayur asem 25gr, sayur sop 20gr, dan capchay 20gr.
5. Saori Saus oriental yang dibuat dengan bahanbahan
pilihan
bermutu,
menjadikan
masakan sehari-hari di rumah LEBIH ISTIMEWA dengan rasa khas oriental, karena SAORI® GURIHNYA BEDA! tersedia dalam dua rasa tiram dan teriyaki dan dikemas dengan kemasan sachet 22ml, 23ml, dan 48ml tersedia juga dalam kemasan botol 135ml dan 275ml. 6. Mayumi Mayumi®
adalah
mayonnaise
yang
terbuat dari bahan-bahan berkualitas. Memberikan rasa yang berbeda karena rasa creamy yang penuh di mulut dan sangat kaya rasa untuk makanan seharihari. Tersedia dalam dua variant pertama mayumi original 20gr dan 100gr kedua mayumi pedas 17gr dan 100gr.
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
24
2. Harga (Price) Penetapan harga produk sesuai dengan isi kemasan jenis produk, dikarenakan Ajinomoto meproduksi produknya dengan banyak ukuran sesuai yang dibutuhkan masyarakat. 3. Tempat (Place) PT Ajinomoto pabrik pertamanya berada di Mojokerto, mendirikan di Mojokerto karena dekat dengan sumber daya alam (perkebunan tebu) dan yang kedua di Karawang membangun di Karawang dimaksudkan untuk perluasan area produksi yang akan mengisi pasar untuk Indonesia bagian barat sampai dengan 50%. Dan 3 kantor cabang yaitu: Jakarta, Surabaya dan Medan. Dan mempunyai banyak gudang distribusi diantaranya: Jakarta, Bandung, Bogor, Lampung, Pontianak, Medan, Jambi, Padang, Batam, Surabaya, Malang, Pamekasan, Semarang, Yogya, Bali, Lombok, Manado, Makasar, Banjarmasin, Pekanbaru, Palu, Kendari dan banyak lagi. Hal ini untuk memudahkan pemasaran produk Ajinomoto agar tersebar keseluruh pelosok Indonesia. 4. Promosi (Promotion) Promosi strategi yang dilakukan oleh PT. Ajinomoto Indonesia yaitu: 1. Periklanan Semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu. 2. Promosi Penjualan Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. 3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas Berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
25
4. Penjualan Secara Pribadi Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan. 5. Pemasaran Langsung Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan. Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat, berkembangnya berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen maka Strategi Promosi dirumuskan menjadi: 1. Advertising 2. Consumer Sales Promotion 3. Trade Promotion and Co-Marketing 4. Packaging. Point Of Purchase 5. Personal Selling 6. Public relations 7. Brand Publicity 8. Corporate Advertising 9. The Internet 10. Direct Marketing 11. Experiential contact: Event, sponsorship 12. Customer Service 13. Word Of Mouth Marketing Dengan menggunakan strategi Word Of Mouth Marketing (WOMM), Masako bisa bertahan dan eksis di kalangan ibu-ibu hingga saat ini. Selain itu, Masako juga merupakan produk penjualan kategori penyedap rasa tertinggi di Indonesia. Berikut wawancara SWA Online dengan Shinichi Matsumoto, Presiden Direktur PT Ajinomoto Sales Indonesia. Apakah perusahaan Anda sudah merancang pemasaran dengan konsep Word of Mouth Marketing (WOM)?
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
26
Saat ini kami sudah mengembangkan konsep pemasaran dengan WOMM, salah satunya melalui Facebook. Jika sudah, sejak kapan mulai diterapkan? Sejak awal berdiri pada tahun 1989, kami selalu menggunakan komunikasi dua arah dengan konsumen hal ini dinilai efektif dibandingkan komunikasi satu arah seperti penyiaran iklan di televisi yang dinilai hanya memberikan informasi tanpa tahu komplain atau masukan dari konsumen sehingga perusahaan bisa melakukan perbaikan-perbaikan. PT Ajinomoto melakukan penjualan produk tanpa melalui distributor melainkan langsung dari perusahaan langsung ke konsumen melalui sales-sales Ajinomoto. Ini merupakan hal yang paling penting sehingga bisa mendengar langsung dari konsumen mengenai Masako seperti dari segi rasa, apakah keasinan atau tidak. Setelah itu kita lakukan perbaikan-perbaikan Masako dari segi rasa. Selain itu kami juga mengetahu produk penyedap rasa apa saja yang dipakai di masyarakat melalui sales-sales kami yang terjun langsung ke lapangan. Apa keunggulan dari Masako? Keunggulannya Masako dibuat dari daging asli, dilihat dari kandungannya produk kami lebih besar kadar kandungan dagingnya dari pada pesaing. Karena itu konsumen bila mencicipi lebih enak karena dengan kandungan daging sapi atau ayam yang lebih besar. Apa saja program yang dilakukan terkait dengan konsep pemasaran WOM? Masako mempunyai akun Facebook dengan nama asli Masako. Kami juga membuat akun Fanpage Masako mulai tahun 2010, komunikasi yang disampaikan mengenai informasi yang seluruhnya berkaitan dengan Masako. Baik dari sisi produk maupun dari sisi kegiatan advertising dan promosi. Sehingga akhirnya konsumen yang menerima melalui Facebook dapat membagikan informasi ini kepada konsumen lain baik secara langsung maupun melalui facebook juga. Kami juga ada demo masak setiap dua minggu sudah selama satu tahun ini tempat pindahnya didekat-dekat pasar sehingga ibu-ibu bisa merasakan prosuk kami. Untuk ibu-ibu yang mengikuti demo masak kami menargetkan 100 hingga 200 orang sebagai pencoba masakan. Jadi dengan acara masak ini orang yang mencicipi belum tentu pakai Masako, begitu dirasa
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
27
lebih enak bisa langsung memakai Masako. Keuntungnya lainnya dalam demo masak ini bisa menjaring orang yang pake cuma tau untuk masak sayur misalnya ternyata bisa dipake buat gorengan bisa lebih memberikan informasi mengenai penggunaan Masako. Apa saja yang dilakukan agar produknya selalu menjadi bahan pembicaraan? Programprogram apa yang dilakukan agar terus ada pembicaraan, seperti membuat program pelayanan konsumen, promo berhadiah, marketing activation, dll? Salah satu event besar yang pernah diselenggarakan adalah event asli Masako tahun 2010. Event ini dilakukan dengan mengajak konsumen mengirimkan resep-resep yang menggunakan Masako dan pemenangnya diberikan kesempatan untuk factory visit atau melihat proses produksi Masako di pabrik Mojokerto. Dari pengalaman tersebut dapat dibagikan kepada kerabatnya sehingga akhirnya konsumen lain juga mengetahui tentang Masako. Selain itu beberapa promosi sudah kami lakukan sejak lama untuk konsumen, salah satunya dengan promosi untuk konsumen yaitu tes rasa dan kupon promosi konsumen. Hal ini dilakukan di pasar tradisional sehingga bisa langsung berhubungan dengan konsumen. Tes rasa ini dilakukan membarikan sampel masakan menggunakan Masako, sedangkan kupon promosi konsumen adalah dengan undian berhadiah setiap pembelian dengan syarat pembelian tertentu. Seberapa intensif menggelar program-program tersebut? Siapa saja yang dilibatkan? Sebelum melakukan program tersebut kami sudah membuat jadwal secara rutin setiap tahunnya, minimal 1 bulan 1x harus ada komunikasi aktif dengan konsumen melalui programprogram tersebut. Yang dilibatkan ibu-ibu rumah tangga, ibu-ibu PKK, ibu pengajian, serta komunitas-komunitas masak. Bagaimana cara mengukur tingkat pembicaraan produknya (apa meningkat atau turun)? Sejauh ini memang tidak diukur dengan alat tertentu atau metode khusus, namun kamu bisa melihat salah satunya dari facebook adalah dari nilai engagementnya yang cukup tinggi. Sehingga dapat menunjukkan bahwa konsumen aktif membicarakan mengenai produk Masako dan menerima pesan yang kami sampaikan dengan baik. Dan kami juga memantau
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
28
perkembangan penggunaan Masako dikalangan ibu rumah tangga yang terus meningkat. Selain itu sejak tahun 2006 kami membuat layanan konsumen sehingga kalau ada komplain bisa telepon kesini dan kami akan melakukan perbaikan. Layanan ini juga bisa menyampaikan kepuasan konsumen terhadap produk Masako. Melalui media apa saja produknya banyak dibicarakan (online/internet, tatap muka, arisan, dll)? Melalui media online seperti Facebook, selain itu setiap kali dilakukan event tes rasa minta konsumen juga terlihat antusiasme mereka merespons informasi kami dengan tanya jawab. Di beberapa area kami sudah menyelanggarakan event di perkumpulan ibu-ibu dan mendapatkan respon yang sangat bangus karena antusiamenya yang tinggi Apa saja yang dilakukan agar produknya tidak sekadar dibicarakan tetapi juga dipromosikan (konsumen) bahkan direkomendasikan untuk dibeli? Kami juga mempunyai dapur Umami dan program GEMA (Gerakan Mama Ajinomoto) untuk menginsipari ibu rumah tangga untuk memasak masakan lezat dengan menggunakan Masako. Di Dapur Umami kita mengundang ibu-ibu untuk demo masak dengan produk masako dengan membuat menu-menu masakan. Sedangkan program Gema (Gerakan mama ajinomoto) kami menjelaskan mengundang ibu-ibu rumah tangga di 35 kota Indonesia dengan sistem roadshow yang sudah dimulai pada bulan Mei 2015 tentang keamanan Ajinomoto setelah itu kami juga ada demo masak, dengan sistem roadshow dari kota-kota. Dengan adanya GEMA ibu-ibu juga dijaring untuk gabung di Facebook. Kami juga masak dengan menu sederhana seperti dadar telur dengan variasi lain dengan produk Ajinomoto salah satunya Masako. Setelah pulang dari acara kami selain dapet informasi tentang produk-produk Ajinomoto salah satunya Masako itu aman dan halal juga mendapatkan resep baru, kami harapkan WOMM nya dari situ, nanti ibu-ibu yang 100 orang setiap kota yang ada di Indonesia yang kami kunjungi itu bisa menceritakan ke teman-temannya atau kerabatnya. Seberapa besar kontribusi WOMM terhadap keberhasilan pemasaran? Menurut kami cukup baik karena tipe konsumen di Indonesia adalah tipe konsumen yang sangat terbuka terhadap pengalaman kerabat dekatnya. Sehingga pengalaman menggunakan Masako dapat dibagikan kepada konsumen lainnya yang akhirnya menambah kepercayaan
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
29
terhadap Masako. Hingga saat ini Masako memiliki market share sebesar 60% sehingga keberhasilan pertumbuhan dari tahun ke tahun terus meningkat. Saat ini pertumbuhan market 109% sedangkan kami tahun 2014 bisa mencapai 118 % dan diharapkan pertumbuhan di tahun 2015 bisa mencapai 120 %. (EVA)
3.2.2. Penerapan CSR untuk Lebih Dekat dengan Masyarakat Beberapa CSR yang sudah dilakukan oleh PT Ajinomoto Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Memberikan sumbangan/bantuan bagi komunitas masyarakat terdekat di tempat lokasi kantor/pabrik berada. Khususnya kepada Panti Asuhan anak yatim/jompo, Masjid, Sekolah serta Kantor Desa/Kelurahan dll. Waktu pemberian sumbangan disesuaikan dengan hari besar keagamaan atau ulang tahun PT Ajinomoto Indonesia. 2. Memberikan beasiswa kepada para pelajar dan mahasiswa khususnya pada lembagalembaga pendidikan yang berhubungan dengan pangan, kesehatan dan nutrisi (Sekolah Tinggi Pariwisata dan Akademi Gizi). Juga
beasiswa lainnya bekerja sama dengan
Yayasan Aji Dharma Bakti. 3. Melakukan usaha Penelitian & Pengembangan secara terus menerus untuk menyediakan produk yang berkualitas tinggi, aman dan terjangkau serta dipercaya dan diterima dengan baik oleh konsumen Indonesia. 4. Memberikan kesempatan yang adil bagi para karyawan tanpa memandang latar belakang etnis, agama, jenis kelamin dan budaya mereka. 5. Memperbaiki kemampuan manajerial dan teknik para karyawan dengan menyelenggarakan pelatihan atau mengirimkan mereka mengikuti seminar/pelatihan/rapat kerja secara reguler. 6. Mengadakan seleksi untuk memilih satu mahasiswa Indonesia dalam mendapatkan beasiswa program Master di University of Tokyo, Jepang. 7. Mendorong praktek "green office" (kantor hijau) dengan cara: menjalankan 3R (reducereuse-recycle = mengurangi-memakai kembali-mendaur ulang). 8. Menanam pohon/tanaman di kantor-kantor cabang, depo dan sub-depo, penghematan air dan listrik, bijaksana menggunakan kertas, mengoptimalkan dokumentasi digital, mematikan lampu & AC jika ruangan tidak digunakan, melakukan uji emisi kendaraan secara teratur.
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
30
9. Mensponsori penyuluhan/seminar tentang "Makanan sehat untuk anak" dan "Penyajian makanan yg Ramah Lingkungan". 10. Eco-shopping: belanja dengan tas yg bisa dipakai ulang. 11. Eco-cooking: masak dgn memanfaatkan hampir semua bagian dari bahan baku pangan. 12. Eco-eating: untuk menyajikan makanan dengan porsi yang tepat untuk menghindari kelebihan / sisa-sisa makanan yang mubazir terbuang. 13. Mentaati praktek-praktek ketenagakerjaan dan lingkungan yang baik (dengan tidak mempekerjakan tenaga di bawah umur, mengurangi emisi CO2 dan mengelola limbah pabrik/kantor dengan baik sesuai aturan yang berlaku). 14. Memperbaiki kondisi ruang kerja agar menjadi lebih aman dan sehat bagi para karyawan. 15. Melakukan usaha terus menerus untuk meminimalkan barang retur baik produk bumbu maupun minuman.
3.2.3. Analisis SWOT Ajinomoto dengan USP, Competition, STP (Segmentation, Targeting, Positioning) - Analisis Pemasaran. Ajinomoto Parent Company Category Sector Tagline/ Slogan USP
Ajinomoto Co. Inc. Pengolahan makanan Makanan dan minuman Eat Well, Live Well; Essence of taste Penambah rasa andalan AJI-NO-MOTO, yang merupakan merek paling kuat dalam portofolionya
SWOT Analysis 1. Keuntungan yang tinggi 2. Kekuatan dari pemasok dan pembeli rendah 3. Merek terkenal dengan reputasi yang kuat, ekuitas merek tinggi 4. Rendahnya ancaman pendatang baru karena hambatan yang tinggi dan melibatkan modal yang besar Strengths
5. Basis pelanggan setia 6. Teknologo produksi yang komprehensif 7. Tanggapan yang tinggi terhadap pelanggan 8. Posisi keuangan yang kuat dan hampir memiliki 25.000 karyawan
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
31
Weaknesses
1.Terlalu mengandalkan iklan 2. Fokus terlalu tinggi dalam bisnis bumbu 1. Akuisisi merk yang lebih kecil
Opportunities
2. Pasar berkembang dan ekspansi keluar negeri 3. Inovasi dalam produk yang ada 1. Penggantian produk pada bumbu tinggi 2. Persaingan ketat; juga menurunkan biaya kompetitor atau impor
Threats
3. Ekonomi yang tidak terprediksi 4. Perang harga
Competition Competitors
1. Sasa 2. Miwon
STP Segment
Produk makanan,Farmasi, bahan kimia khusus, produk bioscience
Target Group
Ibu-ibu rumah tangga, koki, restoran Berkontribusi terhadap secara global sekaligus menciptakan nilai unik untuk menguntungkan pelanggan
Positioning
3.2.4.
Analisis Strategi PT Ajinomoto Indonesia Dari paparan di atas, strategi yang dilakukan oleh PT Ajinomoto Indonesia dalam
usahanya melakukan penetrasi pasar di Indonesia bisa dibilang bagus. AJI-NO-MOTO® merupakan bumbu masak pertama yang ada di Indonesia, sehingga menjadikan AJI-NOMOTO® dapat mengambil tempat di hati konsumen, sebagaimana beberapa produk yang masuk pertama lainnya, masyarakat cenderung menyebut bumbu masak dengan sebutan merek tersebut. Penggunaan tagline yang tepat dan mudah diingat oleh konsumen menjadikan AJINO-MOTO® dan produk-produk lain dari PT Ajinomoto Indonesia menjadi semakin kokoh dalam merebut pasar Indonesia. Untuk dapat memenuhi marjin laba perusahaan, diferensiasi produk dilakukan oleh PT Ajinomoto Indonesia, sehingga jika satu produk tidak menghasilkan
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
32
marjin laba tertentu, maka produk lain diharapkan dapat menutupi hal tersebut dengan memperoleh marjin laba tertentu. Diferensiasi produk tersebut tidak hanya dilakukan pada produk yang sejenis (bumbu untuk makanan), tetapi juga menyediakan diferensiasi produk yang berupa makanan ternak dan pupuk. Filosofi PT Ajinomoto Indonesia sudah cukup lengkap, meskipun begitu, untuk visi dan misi perusahaan, PT Ajinomoto Indonesia masih belum memisahkan antara visi dan misi perusahaan. Hal ini akan menjadi kendala ketika perusahaan akan menetapkan tujuan jangka panjang perusahaan, dan bagaimana perusahaan itu mencapai tujuan jangka panjang tersebut sesuai dengan visi perusahaan, dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk waktu sekarang dalam rangka mewujudkan misi perusahaan. Lebih baik PT Ajinomoto Indonesia menetapkan visi yang bertujuan untuk tujuan jangka panjang perusahaan dan misi untuk mengetahui keadaan perusahaan di masa sekarang. Permasalahan menjalankan bisnis secara etis adalah suatu hal yang sangat perlu, sehingga perusahaan tidak akan kehilangan reputasi mereka di mata konsumen, atau bahkan pemegang saham. Hal tersebut yang mungkin sempat menjadi batu sandungan bagi PT Ajinomoto Indonesia ketika menetapkan strategi mengurangi kos produksi dengan mengganti katalisator enzim sapi menjadi enzim babi. Meskipun secara ilmiah dapat dibuktikan bahwa apa yang dilakukan oleh PT Ajinomoto Indonesia sebenarnya tidak ada unsur menaruh enzim babi pada bumbu masak AJI-NO-MOTO®, dan hanya sebagai katalisator, tetapi konsumen Indonesia, terutama yang Muslim, sangat sensitif terhadap hal tersebut. Kejadian tersebut menyebabkan AJI-NO-MOTO® dihakimi oleh konsumen, dan menempatkan AJI-NO-MOTO® pada peringkat ketiga dalam perebutan pasar industri bumbu masak di Indonesia setelah Sasa dan Miwon. PT Ajinomoto Indonesia melakukan beberapa usaha untuk mengklarifikasi hal tersebut, bahkan presiden Abdurahman Wahid sendiri ikut campur tangan dalam skandal kehalalan AJI-NO-MOTO®. Strategi pengiklanan AJI-NO-MOTO® dengan mengganti tokoh dalam iklan dengan Deddy Mizwar yang lebih religius juga menjadi hal yang penting untuk dilakukan oleh PT Ajinomoto Indonesia dalam upayanya mengambil hati masyarakat kembali. Dan kepercayaan konsumen Indonesia sedikit demi sedikit pulih untuk akhirnya mau mengonsumsi AJI-NOMOTO® kembali. Hal tersebut bisa dilihat dengan dibukanya pabrik dan kantor perwakilan baru di beberapa tempat di Indonesia, dan juga lini produk yang baru.
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
33
CSR yang dilakukan oleh PT Ajinomoto Indonesia sudah cukup bagus, yaitu mencakup semua aspek 3P dalam CSR (people, profit, planet). Dalam aspek people, PT Ajinomoto Indonesia tidak hanya memberikan
bantuan kepada masyarakat di sekitar, tetapi juga
mengembangkan kinerja dan keahlian karyawan mereka. Strategi CSR diharapkan bukan saja dilakukan sebagai sarana pemasaran untuk dapat merebut kembali hati konsumen Indonesia terutama setelah kejadian kasus kehalalan AJI-NO-MOTO® sebelumnya, tetapi juga sebagai wujud kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan..
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
34
BAB IV PENUTUP 4.1.
Kesimpulan PT Ajinomoto Indonesia telah melakukan strategi yang cukup bagus, baik dalam
usahanya melakukan penetrasi pasar di Indonesia yaitu dengan menetapkan harga yang murah dan diferensiasi produk, maupun usahanya untuk terus mewujudkan usaha yang berkelanjutan, yaitu dengan melakukan kinerja yang sesuai dengan nilai-nilai keetisan dan melakukan kegiatan CSR dalam semua aspek. Meskipun sempat tersandung kerikil dalam usaha tersebut, tetapi PT Ajinomoto Indonesia mampu bangkit dan berusaha kembali untuk memenuhi kebutuhan pasar industri bumbu masak di Indonesia. 4.2.
Saran PT Ajinomoto Indonesia sebaiknya tetap harus mengingat bahwa usaha yang tidak etis
tidak hanya berakibat pada masalah moral perusahaan, tetapi dapat mengakibatkan rusaknya reputasi perusahaan di mata konsumen. Untuk itu, sebaiknya sertifikasi halal tidak hanya dijadikan sebagai sarana untuk menarik simpati masyarakat, tetapi juga merupakan kewajiban perusahaan yang melakukan usahanya di masyarakat yang sebagian besar beragama Islam. Ke depan, sebaiknya PT Ajinomoto Indonesia tetap terus menjalankan usahanya secara etis.
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
35
DAFTAR PUSTAKA 1. Amir Taufiq. 2011. Manajemen Strategik ” Konsep dan Aplikasi”. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada 2. Sule Erni Tisnawati & Saefullah Kurniawan. 2008. “Pengantar Manajemen”. Jakarta. Prenada Media Group 3. Bateman T.S., Snell S.A. (2008). Manajemen, Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif. Edisi 7. Buku I. Jakarta: Salemba Empat. 4. Majalah Tempo No. 46/XXIX/15-21 Januari 2001. 2001. Ajinomoto: Halal atau Haram?. Jakarta: PT Dian Rakyat. 5. Porter, Michael E. 1987. From Competitive Advantage to Corporate Strategy. Harvard Business Review May-June 1987. 6. Silih Agung Wasesa. 2006. Strategi Public Relations: Bagaimana Strategi
Public
Relations dari 36 Merek Global dan Lokal Membangun Citra, Mengendalikan Krisis, dan Merebut Hati Konsumen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 7. Thompson, Arthur A., et.al. 2012. Crafting and Executing Strategy: Concepts and Cases: Global Edition, 18th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. 8. http://id.wikipedia.org 7. 9. http://www.ajinomoto.co.id 10. http://www.swa.co.id
Implementasi dan Penguasaan Strategi Pemasaran
36