BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Keseha Kesehatan tan yang yang baik tergan tergantun tung g sebagi sebagian an pada pada lingku lingkunga ngan n yang yang aman. aman. Praktisi Praktisi atau teknisi yang memantau memantau atau mencegah penularan penularan infeksi infeksi membantu membantu melindungi klien dan pekerja kesehatan dari penyakit. Setiap tahun diperkirakan 2 juta pasien mengalami infeksi saat dirawat di Rumah Sakit. Hal ini terjadi karena pasien yang dirawat di Rumah Sakit mempunyai daya tahan tubuh yang melemah sehingga resist resistens ensii terhad terhadap ap mikroo mikroorga rganis nisme me penyeb penyebab ab penyak penyakit it menjad menjadii turun turun,, adanya adanya peningkatan paparan terhadap berbagai mikroorganisme dan dilakukannya prosedur invasive terhadap pasien di Rumah Sakit. Mikroorganisme bisa eksis di setiap tempat, dalam air, tanah, permukaan tubuh seperti kulit, saluran pencernaan dan area terbuka lainn lainnya ya.. Infe Infeks ksii yang yang di deri derita ta pasi pasien en kare karena na dira dirawa watt di Ruma Rumah h Sakit Sakit,, diman dimanaa sebelumnya sebelumnya pasien pasien tidak mengalami infeksi infeksi tersebut tersebut dinamakan dinamakan infeksi infeksi nosokomial. nosokomial. Menurut Patricia C Paren, pasien dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika pada saat masuk belum mengalami infeksi kemudian setelah dirawat selama 48-72 jam klien menjadi terinfeksi.
Tujuan Penulisan
1. Tujuan um umum Untuk mendapatkan gambaran dalam pemahaman inflamasi infeksi 2. Tuju ujuan khus khusu us a. Mengidentifikasi pengaruh inflamasi infeksi pada kulit.
Metode Penulisan
Penulisan Makalah ini menggunakan metode deskriptif dengan studi kepustakaan kepustakaan.. Dengan Dengan membaca, membaca, mempelajari, mempelajari, dan memahami memahami buku-buku buku-buku,, diktat pelajaran, dan sumber lain untuk mendapatkan dasar-dasar ilmiah yang berhubungan dengan Sistem Integumen ini.
1
Sistematika Penulisan
Makalah Ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari 3 bab, yaitu 1.
Bab I berisi pendahuluan
Yang menguraikan tentang latar belakang penulisan, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. 2.
Bab II Isi
Yang terdiri dari konsep inflamasi infeksi 3.
Bab III penutup
Yang terdiri dari kesimpulan dan saran
2
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA
A.
DEFINISI INFEKSI
Infe Infeks ksii
adal adalah ah
pro proses
inv invasif asif
oleh leh
mikro ikroo organ rganis isme me
dan
berpoliferasi di dalam tubuh yang menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi adalah invasi tubuh oleh mikroorganisme dan berproliferasi dalam jaringan tubuh. (Kozier, et al, 1995). Dalam Kamus Keperawatan disebutkan disebutkan bahwa infeksi infeksi adalah invasi dan multiplikas multiplikasii mikroorgan mikroorganisme isme dalam dalam jaring jaringan an tubuh, tubuh, khusu khususny snyaa yang yang menimb menimbulk ulkan an cedera cedera selule seluler r setempat akibat metabolisme kompetitif, toksin, replikasi intraseluler atau reaksi antigen-ant antigen-antibodi ibodi.. Munculnya Munculnya infeksi infeksi dipengaruh dipengaruhii oleh beberapa beberapa faktor yang saling berkaitan dalam rantai infeksi. Adanya patogen tidak berarti bahwa infeksi akan terjadi. Mikr Mikroo oorg rgan anis isme me pat patho hoge gen n
(age (agen n
yang yang
infe infeks ksi) i),,
bisa bisa
meni menimb mbul ulka kan n
seda sedang ngka kan n
peny penyak akit it
mikr mikroo oorg rgan anis isme me
dise disebu butt
yang yang
tida tidak k
menimbulk menimbulkan an penyakit/k penyakit/kerusak erusakan an disebut disebut asimtomati asimtomatik. k. Penyakit Penyakit timbul timbul jik jikaa path pathog ogen en berk berkem emba bang ng biak biak dan dan meny menyeb ebab abka kan n peru peruba baha han n pada pada jaringan normal. Jika penyakit bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain,
penyaki akit
ini
merupakan
peny enyaki akit
menular
(con contag tagius).
Mikroorgan Mikroorganisme isme mempunyai mempunyai keragaman keragaman dalam virulensi/k virulensi/keganas eganasan an dan jug jugaa bera beraga gam m dala dalam m meny menyeb ebab abka kan n bera beratn tnya ya suat suatu u peny penyak akit it yang yang disebabkan.
B. TIPE MIKROORGA MIKROORGANISM NISME E PENYEBA PENYEBAB B INFEKSI INFEKSI Penyebab infeksi dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: 1. Bakteri Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan spesies bakteri dapa dapatt meny menyeb ebab abka kan n peny penyak akit it pada pada tubu tubuh h manu manusi siaa dan dan dapa dapatt hidu hidup p
3
didalamnya, bakteri bisa masuk melalui udara, air, tanah, makanan, cairan dan jaringan tubuh dan benda mati lainnya. 2. Virus Virus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid), karenanya harus masuk dalam sel hidup untuk diproduksi. 3. Fungi Fungi terdiri dari ragi dan jamur
4. Parasit Parasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk kelompok parasit adalah protozoa, cacing dan arthropoda.
C. TIPE TIPE INF INFEK EKSI SI 1.
Kolonisasi Merupakan Merupakan suatu proses dimana benih mikroorganis mikroorganisme me menjadi menjadi
flor floraa yang yang mene menetap tap/f /flor loraa resi reside den. n. Mikr Mikroo oorg rgan anism ismee bisa bisa tumb tumbuh uh dan dan berkembang biak tetapi tidak dapat menimbulkan penyakit. Infeksi terjadi ketika ketika mikroorgan mikroorganisme isme yang menetap menetap tadi sukses sukses menginvasi menginvasi/menye /menyerang rang bagian bagian tubuh host/manusia host/manusia yang sistem sistem pertahanann pertahanannya ya tidak efektif dan patogen menyebabkan kerusakanjaringan.Infeksi lokal : spesifik dan terbatas pada bagain tubuh dimana mikroorganisme tinggal.Infeksi sistemik : terjadi bila mikroorganisme menyebar ke bagian tubuh yang lain dan menimbulkan kerusakan. Bakterimia : terjadi ketika dalam darah ditemukan adanya bakteri Septik Septikemi emiaa : multip multiplik likasi asi bakter bakterii dalam dalam darah darah sebaga sebagaii hasil hasil dari dari infeks infeksii sistemik Infeksi akut : infeksi yang muncul dalam waktu singkat Infeksi kronik : infeksi yang terjadi secara lambat dalam periode yang lama (dalam hitungan bulan sampai tahun) 2.
rantai infeksi Proses Proses terjad terjadiny inyaa infeks infeksii sepert sepertii rantai rantai yang yang saling saling terkai terkaitt antar antar
berbagai faktor yang mempengaruhi, yaitu agen infeksi, reservoir, portal of exit, cara penularan, portal of entry dan host/ pejamu yang rentan. 3.
agen infeksi Microo Microorga rganis nisme me yang yang termas termasuk uk dalam dalam agen agen infeks infeksii antara antara lain
bakteri, virus, jamur dan protozoa. Mikroorganisme di kulit bisa merupakan
4
flora transient transient maupun maupun resident. resident. Organisme transient transient normalnya normalnya ada dan jumlahnya stabil, organisme ini bisa hidup dan berbiak di kulit. Organisme transien melekat pada kulit saat seseorang kontak dengan obyek atau orang lain lain dala dalam m akti aktivi vitas tas norm normal al.. Orga Organi nism smee ini ini siap siap ditu ditular larka kan, n, kecu kecual alii dihilangkan dengan cuci tangan. Organisme residen tidak dengan mudah bisa bisa dihilan dihilangka gkan n melalu melaluii cuci cuci tangan tangan dengan dengan sabun sabun dan deterj deterjen en biasa biasa kecuali kecuali bila gosokan gosokan dilakukan dilakukan dengan dengan seksama. seksama. Mikroorgani Mikroorganisme sme dapat menyebabka menyebabkan n infeksi infeksi tergantung tergantung pada: jumlah microorganis microorganisme, me, virulensi virulensi (kem (kemam ampu puan an meny menyeb ebab abka kan n peny penyak akit it), ), kema kemamp mpua uan n untu untuk k masu masuk k dan dan bertahan hidup dalam host serta kerentanan dari host/penjamu. 4.
reservoar (sumber mikroorganisme) Adalah tempat dimana mikroorganisme patogen dapat hidup baik
berkembang biak atau tidak. Yang bisa berperan sebagai reservoir adalah manusia, manusia, binatang, binatang, makanan, air, serangga serangga dan benda lain. Kebanyakan reservoir adalah tubuh manusia, misalnya di kulit, mukosa, cairan maupun drai draina nase se.. Adan Adanya ya micr microo oorg rgan anis isme me pato patoge gen n dalam dalam tubu tubuh h tidak tidak sela selalu lu menyebabkan penyakit pada hostnya. Sehingga reservoir yang di dalamnya terdapat terdapat mikroorganis mikroorganisme me patogen patogen bisa menyebabkan menyebabkan orang lain menjadi menjadi sakit (carier). Kuman akan hidup dan berkembang biak dalam reservoar jika karakteristik reservoarnya cocok dengan kuman. Karakteristik tersebut yaitu oksigen, air, suhu, pH, dan pencahayaan. 5.
portal of exit (jalan keluar) Mikroorganisme yang hidup di dalam reservoir harus menemukan
jalan keluar (portal of exit untuk masuk ke dalam host dan menyebabkan infeks infeksi. i. Sebelu Sebelum m menimbu menimbulka lkan n infeks infeksi, i, mikroo mikroorga rganis nisme me harus harus keluar keluar terlebih dahulu dari reservoarnya. Jika reservoarnya manusia, kuman dapat keluar melalui saluran pernapasan, pencernaan, perkemihan, genitalia, kulit dan membrane mukosa yang rusak serta darah. 6.
cara penularan Kuman dapat menular atau berpindah ke orang lain dengan berbagai
cara seperti kontak langsung dengan penderita melalui oral, fekal, kulit atau darahn darahnya; ya;kon kontak tak tidak tidak langsu langsung ng melalu melaluii jarum jarum atau atau baluta balutan n bekas bekas luka luka penderita; peralatan yang terkontaminasi; makanan yang diolah tidak tepat; melalui vektor nyamuk atau lalat. 5
7.
portal masuk Sebelum Sebelum seseorang seseorang terinfeksi terinfeksi,, mikroorgan mikroorganisme isme harus masuk dalam
tubuh. Kulit merupakan barier pelindung tubuh terhadap masuknya kuman infeksius infeksius.. Rusaknya Rusaknya kulit atau ketidakutuh ketidakutuhan an kulit dapat menjadi menjadi portal portal masuk. Mikroba dapat masuk ke dalam tubuh melalui rute atau jalan yang sama dengan portal keluar. Faktor-faktor yang menurunkan daya tahan tubuh memperbesar kesempatan patogen masuk ke dalam tubuh. 8.
daya tahan hospes (manusia)
Sese Seseor oran ang g
terke terkena na
infek infeksi si
berg bergan antu tung ng
pada pada
kere kerent ntan anan an
terh terhad adap ap agen agen infe infeks ksiu ius. s. Kere Kerent ntan anan an berg bergan antu tung ng pada pada dera deraja jatt ketaha ketahanan nan tubuh tubuh indivi individu du terhad terhadap ap patoge patogen. n. Meskip Meskipun un seseor seseorang ang secara konstan kontak dengan dengan mikroorgan mikroorganisme isme dalam jumlah yang besar besar,, infeks infeksii tidak tidak akan akan terjadi terjadi sampai sampai indivi individu du rentan rentan terhada terhadap p kekuatan dan jumlah mikroorganisme tersebut. Beberapa faktor yang memp mempen enga garu ruhi hi kere kerent ntan anan an tubu tubuh h
terh terhad adap ap kuma kuman n
yait yaitu u
usia usia,,
keturunan, stress (fisik dan emosional), status nutrisi, terapi medis, pemberian obat dan penyakit penyerta
D.
PROSES INFEKSI Infeksi terjadi secara progresif dan beratnya infeksi pada klien tergantung
dari tingkat tingkat infeksi, infeksi, patogenesi patogenesitas tas mikroorgani mikroorganisme sme dan kerentanan kerentanan penjamu. Dengan proses perawatan yang tepat, maka akan meminimalisir penyebaran dan meminimalka meminimalkan n penyakit. penyakit. Perkembang Perkembangan an infeksi infeksi mempengaru mempengaruhi hi tingkat tingkat asuhan asuhan keperawatan yang diberikan. Berbagai Berbagai komponen komponen dari sistem sistem imun memberikan memberikan jaringan jaringan kompleks kompleks mekanisme mekanisme yang sangat sangat baik, yang jika utuh, berfungsi berfungsi mempertahankan mempertahankan tubuh terhad terhadap ap mikroo mikroorga rganis nisme me asing asing dan sel-se sel-sell ganas. ganas. Pada Pada bebera beberapa pa keadaa keadaan, n, komponen-komponen baik respon spesifik maupun nonspesifik bisa gagal dan hal tersebut tersebut mengakibat mengakibatkan kan kerusakan kerusakan pertahanan pertahanan hospes. hospes. Orang-orang Orang-orang yang mendapat infeksi yang disebabkan oleh defisiensi dalam pertahanan dari segi hospes hospesnya nya disebu disebutt hospes hospes yang yang melema melemah. h. Sedang Sedangkan kan orangorang-ora orang ng dengan dengan kerusakan mayor yang berhubungan dengan respon imun spesifik disebut hospes yang terimunosupres. 6
Efek dan gejala nyata yang berhubungan dengan kelainan pertahanan hospes bervariasi berdasarkan pada sistem imun yang rusak. Ciri-ciri umum yang berkaitan dengan hospes yang melemah adalah: infeksi berulang, infeksi kronik, ruam kulit, diare, kerusakan pertumbuhan dan meningkatnya kerentanan terhadap kanker tertentu. Secara umum proses infeksi a dalah sebagai berikut: 1. Peri Period odee inku inkuba basi si Interval antara masuknya patogen ke dalam tubuh dan munculnya gejala pertama. Contoh: flu 1-3 hari, campak 2-3 minggu, mumps/gondongan 18 hari 2. Taha Tahap p prod prodro roma mall Interv Interval al dari dari awitan awitan tanda tanda dan gejala gejala nonspe nonspesif sifik ik (malai (malaise, se, demam demam ring ringan an,, kele keleti tiha han) n) samp sampai ai geja gejala la yang yang spes spesif ifik ik.. Sela Selama ma masa masa ini, ini, mikroo mikroorga rganis nisme me tumbuh tumbuh dan berkem berkemban bang g biak biak dan klien klien lebih lebih mampu mampu menyebarkan penyakit ke orang lain. 3. Tahap ahap sakit akit Klien memanifestasikan tanda dan gejala yang spesifik terhadap jenis infeksi. Contoh: demam dimanifestasikan dengan sakit tenggorokan, mumps dimanif dimanifest estasi asikan kan dengan dengan sakit sakit teling telinga, a, demam demam tinggi tinggi,, pemben pembengka gkakan kan kelenjar parotid dan saliva.
4. Pemu emulih lihan Interval saat munculnya gejala akut infeksi
E.
PERT PERTAH AHAN ANAN AN TE TERH RHAD ADAP AP INFE INFEKS KSII Tubuh memiliki pertahanan normal terhadap infeksi. Flora normal tubuh yang yang tingga tinggall di dalam dalam dan luar luar tubuh tubuh melind melindung ungii seseor seseorang ang dari dari bebera beberapa pa patogen. patogen. Setiap sistem organ memiliki mekanisme pertahanan pertahanan terhadap terhadap agen infeksius. Flora normal, sistem pertahanan tubuh dan inflamasi a dalah pertahanan nonspesifik yang melindungi terhadap m ikroorganisme. 1. Flor lora normal Secara normal tubuh memiliki mikroorganisme yang ada pada lapisan per permu muka kaan an dan di
dala dalam m
kuli kulit, t, saliv alivaa,
muko mukossa
oral ral
dan dan
salu salura ran n
gastrointestinal. Manusia secara normal mengekskresi setiap hari trilyunan mikroba melalui usus. Flora normal biasanya tidak menyebabkan sakit tetapi
7
justru turut berperan dalam memelihara kesehatan. Flora ini bersaing dengan mikroo mikroorga rganis nisme me penyeb penyebab ab penyak penyakit it unuk unuk mendap mendapatk atkan an makana makanan. n. Flora Flora normal juga mengekskresi substansi antibakteri dalam dinding usus. Flora norm normal al
kuli kulitt
meng menggu guna naka kan n
tind tindak akan an
prot protek ekti tiff
deng dengan an
megh megham amba batt
multiplikasi organisme yang menempel di kulit. Flora normal dalam jumlah ban bany yak
memp memper erttahan ahanka kan n
mikr mikroo oorg rgan anis isme me
lain lain
untu untuk k
kesei eseimb mban anga gan n menc menceg egah ah
yang ang
infe infeks ksi. i.
sensi ensiti tiff
Seti Setiap ap
fakt faktor or
deng dengan an yang yang
mengganggu mengganggu keseimbang keseimbangan an ini mengakibatk mengakibatkan an individu individu semakin semakin berisiko berisiko mendapat penyakit infeksi. 2. Pert Pertah ahan anan an sist sistem em tubuh tubuh Seju Sejumla mlah h sist sistem em orga organ n tubu tubuh h memi memilik likii pert pertah ahan anan an unik unik terh terhad adap ap mikroorganisme. Kulit, saluran pernafasan dan saluran gastrointestinal sangat mudah dimasuki oleh mikroorganisme. Organisme patogen dengan mudah menempel pada permukaan kulit, diinhalasi melalui pernafasan atau dicerna melalui makanan. Setiap sistem organ memiliki mekanisme pertahanan yang secara secara fisiol fisiologi ogiss disesu disesuaik aikan an dengan dengan strukt struktur ur dan fungs fungsiny inya. a. Beriku Berikutt ini adalah mekanisme pertahankan normal terhadap infeksi: Mekanisme pertahanan Faktor pengganggu pertahanan a) Kulit 1) Permuk Permukaan aan,, lapi lapisan san yang yang utuh utuh 2) Pergan Pergantian tian lapisa lapisan n kulit kulit palin paling g luar luar 3) Sebum 4) Luka Luka abrasi, abrasi, luka luka pung pungsi, si, daera daerah h masera maserasi si 5) Mand Mandii tida tidak k tera teratu tur r 6) Mand Mandii ber berle lebi biha han n b) Mulut 1) Lapisa Lapisan n mukos mukosaa yang yang utuh utuh 2) Saliva 3) Lasera Laserasi, si, trau trauma, ma, cabu cabutt gigi gigi 4) Higiene oral yang tidak baik, dehidrasi dehidrasi c) Salu Salura ran n per perna nafa fasa san n 1) Lapisan Lapisan silia silia di jalan jalan nafas nafas bagian bagian atas atas diselimuti diselimuti oleh mukus mukus 2) Makrofag
8
3) Mero Meroko kok, k, karb karbon ondi diok oksi sida da & oksi oksige gen n kons konsen entr tras asii tingg tinggi, i, kura kurang ng lembab, d) Salu Salura ran n uri urina nari rius us 1) Tindak Tindakan an pembi pembilas lasan an dari dari alira aliran n urine urine 2)
Lapi Lapisa san n epite epitell yan yang g utu utuh h
3) Obst Obstru ruks ksii alir aliran an norm normal al kare karena na pema pemasa sang ngan an kate katete ter, r, men menahan ahan kencing, 4) obstru obstruksi ksi karen karenaa pertum pertumbuh buhan an tumor tumor.. 5) Memasu Memasukka kkan n katete kateterr urine, urine, pergera pergerakan kan kontiny kontinyu u dari dari katete kateterr dalam dalam uretra. e) Salu Salura ran n gast gastro roin inte test stin inal al 1) Keas Keasam aman an sek sekre resi si gas gaster ter 2) Perist Peristalti altik k yang yang cepat cepat dalam dalam usus usus kecil kecil 3) Pemb Pember eria ian n ant antas asid id 4) Melamb Melambatn atnya ya motilita motilitass karena karena pengaru pengaruh h fekal fekal atau obstru obstruksi ksi karena karena massa f)
Vagina 1) Pada puberitas, flora normal menyebabkan sekresi vagina untuk
mencapai pH yang rendah 2) Antibiotik dan kontrasepsi oral mengganggu flora norma
F.
INFLAMASI Inflamasi Inflamasi merupakan merupakan reaksi reaksi protektif protektif vaskular vaskular dengan dengan menghantar menghantarkan kan cairan, produk darah dan nutrien ke jaringan interstisial ke daerah cidera. Proses ini menetralisasi dan mengeliminasi patogen atau jaringan mati (nekrotik) dan memulai cara-cara perbaikan jaringa tubuh. Tanda inflamasi termasuk bengkak, kemerahan, panas, nyeri/nyeri tekan, dan hilangnya fungsi bagian tubuh yang terinf terinflam lamasi asi.. Bila inflam inflamasi asi menjad menjadii sistemi sistemik k akan akan muncul muncul tanda tanda dan gejala gejala demam, leukositas, malaise, anoreksia, mual, muntah dan pembesaran kelenjar limf limfe. e.Re Resp spon on infla inflama masi si dapa dapatt dice dicetu tusk skan an oleh oleh agen agen fisi fisik, k, kimi kimiaw awii atau atau mikroorganisme. Respon inflamasi termasuk hal berikut ini:
1. respon respon selule selulerr dan vaskul vaskuler er 9
Arte Arterio rioll yang yang menyu menyupl plai ai dara darah h yang yang teri terinf nfek eksi si atau atau yang yang cide cidera ra berdi berdilat latasi asi,, memung memungkin kinkan kan lebih lebih banyak banyak darah darah masuk masuk dala dala sirkul sirkulasi asi.. Peningkatan darah tersebut menyebabkan kemerahan pada inflamasi. Gejala hangat lokal dihasilkan dari volume darah yang meningkat pada area yang inflam inflamasi asi.. Cidera Cidera menyeb menyebabk abkan an nekros nekrosis is jaring jaringan an dan akibat akibatnya nya tubuh tubuh mengeluarkan histamin, bradikinin, prostaglandin dan serotonin. Mediator kimiawi tersebut meningkatkan permeabilitas pembuluh darah kecil. Cairan, protein dan sel memasuki ruang interstisial, akibatnya muncul edema lokal. Tanda lain inflamasi adalah nyeri. Pembengkakan jaringan yang terinflamasi mening meningkat katkan kan tekana tekanan n pada pada ujung ujung syaraf syaraf yang yang mengak mengakiba ibatkan tkan nyeri nyeri.. Substansi kimia seperti histamin menstimuli ujung syaraf. Sebagai akibat dari dari terjad terjadiny inyaa peruba perubahan han fisiol fisiologi ogiss dari dari inflam inflamasi asi,, bagian bagian tubuh tubuh yang yang terkena biasanya mengalami kehilangan fungsi sementara dan akan kembali normal setelah inflamasi berkurang. 2. pemben pembentuk tukan an eksuda eksudatt inflama inflamasi si akumulasi cairan dan jaringan mati serta SDP membentuk eksudat pada daerah daerah inflam inflamasi asi.. Eksuda Eksudatt dapat dapat berup berupaa serosa serosa (jerni (jernih h sepert sepertii plasma plasma), ), sanguinosa (mengandung sel darah merah) atau purulen (mengandung SDP dan bakteri). Akhirnya eksudat disapu melalui drainase limfatik. Trombosit dan protein plasma seperti fibrinogen membentuk matriks yang berbentuk jala pada tempat inflamasi untuk mencegah penyebaran. 3. perb perbai aika kan n jari jaring ngan an
Sel yang rusak akhirnya digantikan oleh sel baru yang sehat. Sel bar baru u meng mengal alam amii matu matura rasi si bert bertah ahap ap samp sampai ai sel sel ters terseb ebut ut menc mencap apai ai karakteristik struktur dan bentuk yang sama dengan sel sebelumnya
G. RESPON RESPON IMUN IMUN Saat mikroorganisme masuk dalam tubuh, pertama kali akan diserang oleh monosit. Sisa mikroorganisme tersebut yang akan memicu respon imun. Materi asing yang tertinggal (antigen) menyebabkan rentetan respon yang mengubah susuna susunan n biolog biologis is tubuh. tubuh. Setelah Setelah antige antigen n masuk masuk dala dala tubuh, tubuh, antige antigen n terseb tersebut ut bergerak ke darah atau limfe dan memulai imunitas seluler atau humural. 1. Imun Imunit itas as selu selula lar r
10
Ada kelas limfosit, limfosit T (CD4T) dan limfosit B (sel B). Limfosit T memain memainkan kan peran peran utama utama dalam dalam imunit imunitas as selule seluler. r. Ada resepto reseptorr antige antigen n pada pada membra membran n permuk permukaan aan limfos limfosit it CD4T. CD4T. Bila Bila antige antigen n bertem bertemu u dengan dengan sel sel yang yang reseptor permukaannya sesuai dengan antigen, maka akan terjadi ikatan. Ikatan ini mengak mengaktifk tifkan an limfos limfosit it CD4T CD4T untuk untuk membag membagii diri diri dengan dengan cepat cepat untuk untuk membentuk sel yang peka. Limfosit yang peka bergerak ke daerah inflamasi, berik berikatan atan dengan dengan antigen antigen dan melepa melepaska skan n limfok limfokin. in. Limfok Limfokin in menari menarik k & menstimulasi makrofag untuk menyerang antigen 2.
Imun Imunit itas as humo humora rall Stimulasi sel B akan memicu respon imun humoral, menyebabkan sintesa imunoglobulin/antibodi yang akan membunuh antigen. Sel B plasma dan sel B memori memori akan akan terben terbentuk tuk apabil apabilaa sel B berika berikatan tan dengan dengan satu antige antigen. n. Sel B mensin mensintes tesis is antibo antibodi di dalam dalam jumlah jumlah besar besar untuk untuk memper mempertah tahank ankan an imunit imunitas, as, sedang sedangkan kan sel sel B memori memori untuk untuk memper mempersia siapka pkan n tubuh tubuh mengha menghadap dapii invasi invasi antigen.
3. Antibodi Merupakan protein bermolekul besar, terbagi menjadi imunoglobulin A, M, D, E, G. Imunoglobulin M dibentuk pada saat kontak awal dengan antigen, sedang sedangkan kan IgG menand menandaka akan n infeks infeksii yang yang terakh terakhir. ir. Pemben Pembentuk tukan an antibo antibodi di merupakan dasar melakukan imunisasi. 4. Komplemen Meru Merupa paka kan n seny senyaw awaa prot protein ein yang yang dite ditemu muka kan n dala dalam m seru serum m dara darah. h. Komplemen diaktifkan saat antigen dan antibodi terikat. Komplemen diaktifkan, maka akan terjadi serangkaian proses katalitik. 5. Interferon
Pada Pada saat saat tert terten entu tu diin diinva vasi si oleh oleh viru virus. s. Inte Interfe rfero ron n akan akan meng mengga gang nggu gu kemampuan virus dalam bermultiplikasi.
BAB III 11
PENUTUP
Kesimpulan
Inflamasi Inflamasi atau radang dalah respon dari suatu organisme organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. terinfeksi. Radang Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. iritasi. Inflamasi Inflamasi distimulasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin, histamin, bradikinin, bradikinin, serotonin, serotonin, leukotrien, leukotrien, dan prostaglandin dan prostaglandin)) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeks
DAFTAR PUSTAKA 12
Djua Djuand ndaa A. Ilmu Ilmu Peny Penyak akit it Kuli Kulitt dan dan Kela Kelami min. n. 5th 5th ed. ed. Jaka Jakart rta: a: Faku Fakult ltas as Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. p. 7-8. Martin Martinii F. Fundam Fundament entals als of Anatom Anatomy y and Physio Physiolog logy. y. 7th ed. USA: USA: Pearson Pearson Education Inc; 2006. p. 153-78. Tortora G, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 11th ed. USA: John Wiley & Sons Inc; 2006. p. 145-70.
13