BAB I PENDAHULUAN
I.
PERMASALAHAN
1. Bagaimana perbedaan fisiologi pernafasan pada anak dan dewasa? 2. Mengapa terdapat perbedaan tindakan pada kedua kasus tersebut? 3. Bagaimana interpretasi fisik pada kedua kasus tersebut? 4. Apa penyebab pada kasus 1 dan 2? 5. Mengapa terjadi retraksi dinding dada pada kasus 2? 6. Mengapa demamnya naik turun? Apa saja klasifikasi demam? 7. Apa saja jenis dahak? 8. Bagaimana tatalaksana untuk kasus 1 dan 2? Berapakah dosis obat yang diberikan? 9. Apa indikasi dalam merujuk pasien tersebut ke spesialis anak? 10. Apa diagnosis banding untuk kasus 1 dan 2? 11. Apa saja pemeriksaan fisik dan penunjang yang perlu dilakukan? 12. Apa komplikasi dari keterlambatan pemberian tindakan?
II.
PENTINGNYA MASALAH TERSEBUT DIBAHAS
Mengetahui……………………………………………………………………….......
………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………….
III.
TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan pembelajaran ( Learning Learning Objective) Objective) pada scenario adalah: 1. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi dari batuk dan pilek. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan alur diagnosis kasus batuk dan pilek.
1
3. Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding kasus pada skenario. 4. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi dari diagnosis dan diagnosis banding pada kasus pada skenario. 5. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang diagnosis dan diagnosis banding kasus pada skenario. 6. Mahasiswa mampu menjelaskan tatalaksana diagnosis dan diagnosis banding kasus pada skenario. 7. Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi dan prognosis diagnosis dan diagnosis banding kasus pada skenario. 8. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi untuk dirujuk ke spesialis anak. 9. Mahasiswa mampu menjelaskan bahaya keterlambatan pemberian obat.
IV.
SKENARIO Anakku batuk dan sulit bernafas?
Kasus I Andi berumur 2,8tahun.Ibunya membawa berobat ke puskesmas karena batuk pilek selama 4 hari. Setelah memeriksa, petugas kesehatan menemukan nadi : 110x/menit, pernafasan : 32x/menit, suhu : 38,6OC. Dokter kemudian memberikan obat.
Kasus II Seorang anak perempuan berusia 3 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas karena batuk sejak 2 hari yang lalu, berdahak putih.Keluhan disertai demam (+).Demam naik turun.Pada pemeriksaan fisik nadi : 122x/menit, pernapasan : 52 x/menit, suhu : 38,2OC. Saat ini anak tampak sulit bernafas dan lemah.Terdapat retraksi dinding dada. Dokter kemudian melakukan tindakan dan merujuk pasien kerumah sakit untuk mendapatkan penanganan dari dokter spesialis anak.
2
BAB II DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA
I.
LANGKAH I : MEMBACA SKENARIO DAN MENGKLARIFIKASI KATA SULIT
Dalam scenario ini kami tidak menemukan kata-kata sulit.
II.
LANGKAH II : MERUMUSKAN PERMASALAHAN
1. Bagaimana perbedaan fisiologi pernafasan pada anak dan dewasa? 2. Mengapa terdapat perbedaan tindakan pada kedua kasus tersebut? 3. Bagaimana interpretasi fisik pada kedua kasus tersebut? 4. Apa penyebab pada kasus 1 dan 2? 5. Mengapa terjadi retraksi dinding dada pada kasus 2? 6. Mengapa demamnya naik turun? Apa saja klasifikasi demam? 7. Apa saja jenis dahak? 8. Bagaimana tatalaksana untuk kasus 1 dan 2? Berapakah dosis obat yang diberikan? 9. Apa indikasi dalam merujuk pasien tersebut ke spesialis anak? 10. Apa diagnosis banding untuk kasus 1 dan 2? 11. Apa saja pemeriksaan fisik dan penunjang yang perlu dilakukan? 12. Apa komplikasi dari keterlambatan pemberian tindakan?
III.
LANGKAH III : MELAKUKAN CURAH PENDAPAT DAN MEMBUAT PERNYATAAN SEMENTARA MENGENAI PERMASALAHAN DALAM LANGKAH II
1. Bagaimana perbedaan fisiologi pernafasan pada anak dan dewasa? 3
Pada bayi baru lahir (neonates), pada paru-parunya memiliki tekanan oksigen yang rendah karena masih dalam tahap penyesuaian kehidupan intra uterin sehingga bayi memiliki frekuensi pernafasan yang lebih cepat dari orang dewasa. Selain itu, belum matangnya kartilago intercostae dan musculus intercostalis menyebabkan peningkatan usaha bernafas cepat dan peningkatan detak jantung untuk memenuhi pasokan oksigen. 2. Mengapa terdapat perbedaan tindakan pada kedua kasus tersebut? Pada kasus 1 dicurigai sebagai common cold yang cukup ditangani dengan home treatment dan pengobatan dari dokter sedangkan pada kasus 2 pasien mengalami retraksi dinding dada bawah yang menandakan terdapat kesulitan dalam bernafas sehingga perlu dirujuk ke dokter spesialis anak. 3. Bagaimana interpretasi fisik pada kedua kasus tersebut? Pada kasus 1, frekuensi pernafasan (32 kali per menit) dan denyut nadi (110x per menit) dalam batas normal, suhu badan mengalami peningkatan. Pada kasus 2, frekuensi pernafasan di atas n ilai normal yaitu 52 kali per menit, denyut nadi sebanyak 132 kali per menit, dan suhu badan mengalami peningkatan. Bayi memiliki kemampuan lebih rendah untuk meningkatkan set point karena sistem termoregulasinya yang belum sempurna. 4. Apa penyebab pada kasus 1 dan 2? Kasus 1 dicurigasi sebagai common cold yang biasanya disebabkan oleh bakteri dan virus, sedangkan pada kasus 2 dicurigai adanya pneumonia yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, aspirasi, dan jamur. 5. Mengapa terjadi retraksi dinding dada pada kasus 2? Retraksi dinding dada disebabkan oleh tekanan intrapleura negatif, sehingga saat inspirasi terjadi perlawanan terhadap resistensi paru-paru dan menyebabkan jaringan di ssekitar intercostal dan subclavia tertarik. Namun dapat juga disebabkan karena obstruksi pada saluran nafas ata s seperti pada syndrome croup, asma, dan pneumonia. 6. Mengapa demamnya naik turun? Apa saja klasifikasi demam? Demam naik turun terjadi karena tahap infeksi yang berlangsung dalam periode tertentu, saat tubuh mengalami kompensasi terhadap proses infeksi tersebut, maka kecepatan metabolism meningkat dan mampu menaikan suhu badan.
4
Klasifikasi demam: a. Demam kontinyu 0,4C.
: Peningkatan suhu tubuh secara menetap dengan fluktuasi
b. Demam intermitten
: Demam yang kembali ke suhu normal pada pagi hari.
c. Demam remittent : Demam yang selalu mengalami penurunan suhu namun tidak mencapai batas normal. d. Demam septik : Demam yang memiii suhu puncak tertinggi dan terendah yang rentangnya jauh. 7. Apa saja jenis dahak? Dahak berasal dari sputum hasil dari debris yang ada di saluran pernafasan. Sputum meningkat saat terjadi infeksi. Ada beberapa warna sputum, yaitu: a. Kuning menandakan adanya infeksi. b. Hiau berarti terdapat nanah akiat infeksi. c. Merah muda menandakan adanya edem paru. d. Lendir dan abu-abu menandakan bronchitis. e. Putih menunjukan adanya infiltrasi bakteri. 8. Bagaimana tatalaksana untuk kasus 1 dan 2? Berapakah dosis obat yang diberikan? Pembahasan termasuk dalam LO. 9. Apa indikasi dalam merujuk pasien tersebut ke spesialis anak? 10. Apa diagnosis banding untuk kasus 1 dan 2? Kasus 1
Kasus 2
Common cold
Asma
Influenza
Pneumonia
Sindrom cough
Bronkopneumonia
5
11. Apa saja pemeriksaan fisik dan penunjang yang perlu dilakukan? Pembahasan termasuk dalam LO. 12. Apa komplikasi dari keterlambatan pemberian tindakan? Pembahasan termasuk dalam LO.
6
IV.
LANGKAH IV : MENGINVENTARISASI PERMASALAHAN SECARA SISTEMATIS
DAN
PERNYATAAN
SEMENTARA
MENGENAI
PERMASALAHAN PADA LANGKAH III
Batuk dan Pilek
Faktor Resiko
pada Anak
Anamnesis
Common cold Pneumonia
Pemeriksaan Fisik Influenza Diagnosis Banding
Obstruksi saluran napas atas dan bawah
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
Terapi dan Edukasi
Komplikasi dan Prognosis
7
Etiologi
V.
LANGKAH V : MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran ( Learning Objective) pada scenario adalah: 10. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi dari batuk dan pilek. 11. Mahasiswa mampu menjelaskan alur diagnosis kasus batuk dan pilek. 12. Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding kasus pada skenario. 13. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi dari diagnosis dan diagnosis banding pada kasus pada skenario. 14. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang diagnosis dan diagnosis banding kasus pada skenario. 15. Mahasiswa mampu menjelaskan tatalaksana diagnosis dan diagnosis banding kasus pada skenario. 16. Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi dan prognosis diagnosis dan diagnosis banding kasus pada skenario. 17. Mahasiswa mampu menjelaskan indikasi untuk dirujuk ke spesialis anak. 18. Mahasiswa mampu menjelaskan bahaya keterlambatan pemberian obat.
VI.
LANGKAH
VI
:
MENGUMPULKAN
INFORMASI
BARU
DENGAN
BELAJAR MANDIRI
Masing-masinganggota kelompok kami telah mencari sumber-sumber ilmiah dari yang sesuai dengan topik diskusi tutorial ini secara mandiri untuk disampaikan dalam pertemuan berikutnya. Pengumpulan informasi telang dilakukan oleh masingmasing anggota kelompok kami dengan menggunakan sumber referensi ilmiah seperti buku, review, dan artikel ilmial yang berkaitan dengan scenario ini.
VII.
LANGKAH VII : MELAPORKAN, MEMBAHAS, DAN MENATA KEMBALI INFORMASI YANG HARUS DIPEROLEH
8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
I.
KESIMPULAN
………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ……….………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ……….………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ……….………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ……….
II.
SARAN
………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ……….………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ……….………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ……….
9
DAFTAR PUSTAKA
10