Matakuliah Agama Islam
ISLAM, KESEHATAN DAN KESEHATAN Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) Matakuliah Agama Islam Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016
Disusun oleh Kelompok : 7 Dinda Shadrina / 052.0013.00104 Karina Hidayat / 052.0013.000 Nadia Khairina / 052.0013.00050 Puti Larasati / 052.0013.00054 Sarah Chairunnisa / 052.0013.00060 Siti Rayani / 052.0013.00064 Dosen : Bapak Sudirman
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS TRISAKTI 2015
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa
berkat anugerah yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Islam, Kesehatan dan Lingkungan” ini. Serta ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada : 1. Bapak Sudirman selaku dosen matakuliah Agama Islam kami yang senantiasa membimbing kami dalam pengerjaan hingga penyelesaian makalah ini. 2.
Serta tak lupa kami haturkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses pembuatan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu tetapi tidak mengurangi rasa hormat kami. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam diri
penulis yang menyebabkan makalah ini kurang sempurna. Maka dari itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun, yang diharapkan sebagai jembatan agar dapat membuat karya tulis dengan lebih baik dan maksimal dimasa mendatang. Demikian yang dapat penulis sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf, penulis berharap agar karya tulis ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber refrensi bagi pihak yang membutuhkan.
Jakarta, Oktober 2015
Tim Penyusun
2|Page
DAFTAR ISI Halaman Judul ....................................................................................................................................... 1 Kata Pengantar...................................................................................................................................... 2 Daftar Isi .................................................................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4 1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 4 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 5 1.3 Tujuan..................................................................................................................................... 5 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 6 2.1 Pengertian Hidup Sehat ................................................................................................... 6 2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia .................................. 8 2.3 Pokok-Pokok Ajaran Islam tentang Kesehatan Fisik ........................................... 9 2.4 Pokok-Pokok Ajaran Islam tentang Kesehatan Psikologis................................. 17 2.5 Pokok-Pokok Ajaran Islam tentang Kesehatan Sosial dan Spiritual .............. 27 2.6 Kondisi Lingkungan Pada Masa Ini ............................................................................. 28 2.7 Pandangan Al-Quran yang Berkaitan Dengan Lingkungan ............................... 31 BAB III PENUTUP ................................................................................................................................. 33 3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 33 3.2 Saran ....................................................................................................................................... 34 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 36
3|Page
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam mendorong umat manusia yang beriman untuk mencapai sesuatu yang baik bagi mereka di dunia dan di akhirat untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan ilmu dan amal saleh dan sebagai prasyarat yang harus dimiliki adalah sehat / kesehatan. Kitab suci Al-Qur’an merupakan sumber pedoman, bimbingan, dan kekuatan bagi kaum muslim di seluruh penjuru di dunia. Melalui Al-Qur’an, islam membimbing manusia menuju hidup sehat baik lahir maupun batin. Tidak sedikit hadis-hadis Nabi Muhamad yang mengandung nilainilai medis. Yang selanjutnya mempengaruhi perkembangan ilmu kedokteran Islam. Berpedoman kepada Al-Qur’an dan al-sunah, Islam membimbing manusia menuju hidup sehat, yaitu prilaku takwa berupa prilaku yang ditandai ketaatan kepada sang Pencipta sebagai konseo kesehatan Islami. Islam menolak praktek kesehatan apapun yang bertentangan dengan ajaran islam. Misalnya memohon bantuan dengan benda yang dianggap keramat atau oarng ang memiliki
kekuatan
sedangkan
amalan-amalannya
bertentangan dengan ajaran Islam. Pengertian kesehatan tidak dijumpai dalam al-Qur’an, walaupun hal ini tidak berarti bahwa al-Quran tidak mementingkan masalah kesehatan. Alquran kelihatanya tidak ingin terlibat dalam perdebatan dalam pengertian kata-kata, melainkan lebih menukik kepada sebab-sebab yang dapat menimbulkan kesehatan, seperti perintah makan dan minum yang halal dan baik, tidak berlebihan, tidak memabukkan, dll. Demikian pula kata ‘afiyah tidak dijumpai dalam al-qur’an. Melainkan terdapat dalam hadis Nabi yang artinya: “ Ya Alloh perkayalah diriku dengan ilmu, hiasilah diriku dengan ketakwaan dan percantiklah diriku dengan kesehatan yang sempurna”.
4|Page
1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian hidup sehat? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan manusia 3. Bagaimana pokok-pokok ajaran islam tentang kesehatan fisik? 4. Bagaimana pokok-pokok ajaran islam tentang kesehatan psikologis? 5. Bagaimana pokok-pokok ajaran islam tentang kesehatan sosial dan spiritual? 6. Apa sebenarnya lingkungan dan bagaimana kondisinya pada saat ini? 7. Bagaimana
pandangan
Al-Qur’an
yang
berkaitan
dengan
lingkungan? 8. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap kesehatan? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian hidup sehat. 2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia. 3. Memahami pokok ajaran islam tentang kesehatan fisik. 4. Memahami pokok ajaran islam tentang kesehatan psikologis. 5. Memahami pokok ajaran islam tentang kesehatan tentang kesehatan sosial dan spiritual. 6. Untuk mengetahui bagaimana ajaran islam mengenai lingkungan dan kondisinya saat ini. 7. Untuk mengetahui bagaimana lingkungan berpengaruh pada kesehatan.
5|Page
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Hidup Sehat Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa Islam amat kaya dengan tuntunan kesehatan. Paling tidak ada dua istilah literatur keagamaan yang digunakan untuk menunjuk tentang pentingnya kesehatan dalam pandangan Islam, yaitu: kesehatan yang terambil dari kata sehat; Afiat. Keduanya dalam bahasa Indonesia, sering menjadi kata majemuk sehat afiat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “afiat” dipersamakan dengan kata “sehat”. Afiat diartikan sehat dan kuat, sedangkan sehat sendiri antara lain diartikan sebagai keadaan segenap badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit). Tentu pengertian kebahasaan ini berbeda dengan pengertian dalam tinjauan ilmu kesehatan, yang memperkenalkan istilah-istilah kesehatan fisik, kesehatan mental, dan kesehatan masyarakat. Istilah sehat dan afiat masing-masing digunakan untuk makna yang berbeda, kendati diakui tidak jarang hanya disebut salah satunya, karena masing-masing kata tersebut dapat mewakili makna yang dikandung oleh kata yang tidak disebut. Dalam literatur keagamaan, bahkan dalam hadits-hadits Nabi saw. Ditemukan sekian banyak do’a, yang menagandung permohonan afiat, disamping permohonan memperoleh sehat. Dalam kamus bahasa Arab, kata afiat diartikan sebagai perlindungan Allah untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipu daya. Perlindungan itu tentunya tidak dapat diperoleh secara sempurna kecuali bagi mereka yang mengindahkan petunjuk-petunjuk-Nya. Maka kata afiat dapat diartikan sebagai berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya. Kalau sehat diartikan sebagai keadaan baik bagi segenap anggota badan, maka agaknya dapat dikatakan bahwa mata yang sehat adalah mata yang 6|Page
dapat melihat maupun membaca tanpa menggunakan kaca mata. Tapi, mata yang afiat adalah yang dapat melihat dan membaca objek-objek yang bermanfaat serta mengalihkan pandangan dari objek-objek yang terlarang, karena itulah fungsi yang diharapkan dari penciptaan mata Pengertian Hidup Sehat juga dapat didefinisikan sebagai hidup tanpa gangguan masalah yang bersifat fisik maupun non fisik. Gangguan masalah yang bersifat fisik maupun non fisik. Gangguan fisik berupa penyakitpenyakit yang menyerang tubuh dan fisik seseorang. Sementara non fisik menyangkut kesehatan kondisi jiwa, hati dan pikiran seseorang. Artinya, kesehatan meliputi unsur jasmani dan rohani. Pengertian Hidup Sehat mencakup aturan dan pola seseorang untuk menjalankan hidup dengan cara proporsional dan terkontrol. Pola tersebutlah yang akan membuat orang menjadi sehat. Untuk sehat butuh aturan maka akan muncullah kehidupan yang serampangan. bukan hanya kesehatan fisik yang akan terganggu, namun lebih berbahaya lagi bila menyangkut kesehatan jiwa. Kesehatan amatlah penting untuk meraih kebahagiaan hidup. Syarat utama seseorang dapat menikmati kebahagiaan dalam hidup ini adalah saat mereka memiliki kesehatan secara jasmani dan rohani. Pengertian hidup sehat ini menjadi cara seseorang untuk menuju kebahagiaan hidup. Nabi Muhammad SAW lewat sunnahnya memberi perhatian yang serius terhadap kesehatan manusia. Sunnah Nabi menganggap keselamatan dan kesehatan sebagai nikmat Allah yang terbesar yang harus diterima dengan rasa syukur. Firman Allah dalam Al Quran Surah Ibrahim [14]:7 Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini adalah senantiasa menjaga kesehatan sesuai dengan sunnatullah. Rasulullah bersabda. “Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyaka manusia yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas) 7|Page
2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Manusia Faktor utama yang sangat mempengaruhi kesehatan, yaitu : 1. Udara Setiap saat kita menghirup udara karena tubuh kita memerlukan oksigen untuk bekerja. Itulah mengapa biasanya di daerah pegunungan tubuh kita akan terasa lebih segar karena tubuh dapat maksimal mendapatkan oksigen yang di perlukan sehingga mempengaruhi kerja metabolisme tubuh kita. 2. Air Tubuh kita juga sangat memerlukan air untuk dapat bekerja. Jika tubuh kita kekurangan air akan sangat berpengaruh bagi kesehatan. Penyakit kencing batu misalnya, salah satu penyebabnya adalah karena organ kandung kemih kita kekurangan air untuk dapat melarutkan zat garam yang ada di dalam tubuh sehingga terjadi pengendapan. 3. Makanan dan minuman Makanan dan minuman yang memenuhi kecukupan nutrisi sangat di butuhkan oleh tubuh. Karena masing masing organ tubuh kita memerlukan kandungan nutrisi dan zat tertentu agar dapat berfungsi dengan baik. Itulah mengapa kita di anjurkan agar dapat mengkonsumsi makanan sehat yang cukup nutrisi setiap hari. 4. Istirahat Istirahat yang cukup juga sangat di perlukan oleh tubuh. Karena beberapa organ tubuh kita juga perlu untuk istirahat bekerja pada waktu tertentu. Itulah mengapa kita merasakan sangat tidak nyaman bahkan sulit berkonsentrasi jika kita kekurangan waktu untuk tidur setiap harinya. 5. Emosi Keseimbangan emosi sangat berpengaruh bagi kesehatan. Di beberapa Negara maju seperti di Eropa bahkan telah di teliti ada beberapa kasus penyakit yang di timbulkan oleh kadar stress yang tinggi dari pengidapnya. Banyak sekali organ tubuh yang terganggu pada saat emosi kita tidak seimbang. 8|Page
6. Olahraga Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, mungkin katakata itu sudah lama sekali pernah kita dengar. Kita olahraga sangat penting bagi tubuh, olahraga yang rutin dan teratur dapat menurunkan kadar kolesterol, kadar gula darah dan lainnya. Faktor- faktor lain yang mempengaruhi kesehatan : 1. Environment atau lingkungan. 2. Behaviour
atau perilaku,
Antara
yang
pertama
dan
kedua
dihubungkan dengan ecological balance. 3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya. 4. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat. 2.3 Pokok-Pokok Ajaran Islam tentang Kesehatan Fisik Sadoso Sumosardjuno (1989 : 9) mendefinisikan Kesegaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai
sisa
atau cadangan
tenaga
untuk
menikmati
waktu
senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak. dengan kata lain Kesegaran jasmani dapat pula didefinisikan sebagai kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, dimana orang yang kesegaran jasmaninya kurang, tidak akan dapat melakukannya. A. Beberapa Ayat Al-Quran Yang Menerangkan Tentang Kesehatan Fisik 1. QS. Al-Baqarah: 222 “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran”. oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan 9|Page
janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” 2. QS. : Al-Muddatsir: 4-5 “Dan
pakaianmu
bersihkanlah,
dan
perbuatan
dosa
tinggalkanlah.” 3. QS. : Al-A’raf: 31 “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berlebih-lebihan.” Islam,
memperhatikan
pula
kualitas
makanan. Tafrit (terlalu menghemat) dan terlalu rakus merupakan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam: a. Terlalu banyak makan akan menyebabkan usus tersiksa dan mengganggu pencernaan, membuat makanan
menjadi
masam,
kadang-kadang
menimbulkan luka, infeksi pada usus besar dan usus dua belas. Kadang usus menjadi lebih panjang karena
menahan
makanan,
bahkan
kelebihan
makanan mampu menembus dinding usus dan melukainya
sehingga
membahayakan.
Semua
penyakit ini, terjadi karena terlalu kenyang. b. Makan terlalu kenyang akan mengganggu proses pencernaan, menjadikan proses pencernan menjadi begitu sulit. Karena itu Rasulullah menganjurkan agar mengatur jarak waktu makan dan tidak akan makan kecuali lapar. c. Rasulullah mensifatkan orang-orang yang berlebihlebihan dalam makan sebgai orang yang rakus. 10 | P a g e
d. Islam
tidak
menyukai
membusungkan
perutnya
orang
yang
gemar
dan
buncit,
sebab
keduanya akan menghalangi seorang muslim untuk berjihad dan mematikan semangat kerja. 4. QS. : Al-An’am: 145 “Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi – karena Sesungguhnya semua itu kotor – atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam Keadaan terpaksa, sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak
(pula)
melampaui
batas,
Maka
Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.” (QS. AlAn’am: 145) B. Beberapa
Hadis-Hadis
Nabi
Yang
Menerangkan
Tentang
Kesehatan Fisik 1. Dalam Kitab Lu’Lu’ wal Marjan “Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. Bersabda: Tuntunan fitrah itu ada lima (atau: lima dari tuntunan fitrah) yaitu: khitan, mencukur bulu di sekitar kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan memotong (menggunting) kumis”. (HR. Bukhari Muslim)[9] Penjelasan : Islam adalah perintis pertama yang berbicara tentang bakteri dan kotoran yang dimasukkan dalam istilah “khabats” atau “khataya” atau “syaithan”. Sebagai contoh adalah sabda Rasulullah saw.: “potonglah
kukumu,
sesungguhnya
syetan
duduk
(bersembunyi) di bawah kukumu yang panjang” .
11 | P a g e
Hadits diatas dengan jelas menunjukkan adanya bakteri yang
tersembunyi
di
bawah
kuku-kuku,
seperti
bakteri thypoeid, desentri atau telur cacing. Banyak bakteri yang hidup di bawah kuku yang panjang dan kotor. Kondisi semacam ini dapat menularkan penyakit, yakni ketika kita setelah berak tidak mencuci tangan dengan bersih hingga bakteri yang ada pada tangan berpindah ke makanan. Di antara penyakit yang dipindahkan adalah semua penyakit yang dibawa lalat terutama typhoeid, solamania, desentri, keracunan
makanan,
dan
telur
cacing
terutama cacing aksoris dan ascaris (cacing gelang, yaitu cacing yang hidup di dalam usus halus manusia) dan cacing pita dengan segala macamnya. Inilah sebagian penyakit yang dipindahkan oleh serangga, yang dapat berpindah hanya dengan menyentuh. “Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. Bersabda: Andaikan aku tidak memberatkan pada umatku (atau pada orang-orang) pasti aku perintahkan (wajibkan) atas mereka bersiwak (gosok gigi) tiap akan sembahyang. ” (HR. Bukhari Musllim) Pejelasan: Syara’ melarang seseorang melakukan shalat sedang pada mulutnya masih terdapat sisa-sisa makanan, melainkan terlebih dahulu dibersihkan dan berkumur tiga kali. Gigigigi
dibersihkan
dan
sisa-sisa
makanan
yang
ada
dikeluarkan, karena sisa-sisa makanan yang tertinggal dalam mulut akan membusuk, dan apabila masuk di antara gigi-gigi akan menimbulkan infeksi yang pada gilirannya menyebabkan kerusakan gigi, oleh karena itu dilarang menelannya. Apabila ditinggalkan begitu saja, akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan juga mengganggu kesehatan gigi. Itulah hikmah Rasulillah mendorong kita 12 | P a g e
untuk
menggunakan
siwak
(sikat
gigi).
Rasulullah
dan
mendapat
bersabda: “siwak adalah membersihkan
mulut
keridhoan Tuhan” Usamah bin Zaid r.a. berkata: “Rasulullah saw. Bersabda: “Tha’un (wabah cacar) itu suatu siksa yang diturunkan Allah kepada sebagian Bani Isra’il atau atas umat yang sebelummu. Maka bila kamu mendengar bahwa pentakit itu berjangkit di suatu tempat, janganlah kalian masuk ke tempat itu, dan jika di daerah di mana kamu telah ada di sana maka janganlah kamu keluar dari daerah itu karena melarikan diri dari padanya”. ”. Penjelasan: Islam meletakkan suatu kaidah kesehatan yang sangat penting untuk mengantisipasi penyakit menular, seperti kolera, tha’un, dan sopak. Kaidah-kaidah ini tidak berbeda dengan nilai-nilai sains modern
dewasa
ini.
Apabila
kita
mengetahui
perkembangan kesehatan, maka kita akan mengetahui jika terjadi wabah kolera, atau sopak di suatu kota, maka buatlah pengaman di sekitarnya. Kemudian dengan alasan apapun, tak seorang pun didizinkan memasukinya, kecuali para petugas kesehatan atau orang yang mempunyai kepentingan di dalamnya, itu pun mesti di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. 2. Dalam Kitab Shahih Muslim “Semua yang memabukkan adalah haram, dan semua yang memabukkan adalah khamr.” (HR. Muslim melalui Ibnu Umar) Penjelasan :
13 | P a g e
Di sisi lain Imam At-Tirmidzi, AN-Nasa’I, dan Abu Dawud meriwatkan melalui sahabat Jabir bin Abdillah bahwa Nabi Muhammad SAW, bersabda: “sesuatu yang memabukkan bila banyak, maka sedikit pun tetap haram”. (HR. Imam At-Tirmidzi, AN-Nasa’I, dan Abu Dawud) Dari pengertian kata khamr dan esensinya seperti yang dikemukakan di atas, maka segala macam makanan dan minuman yang terolah atau tidak, selama mengganggu pikiran maka dia adalah haram. Rasulullah SAW, bersabda: “Pukulah dia dengan pagar ini sebab minuman ini minuman orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.” Minuman
keras
dapat
membangkitkan
kangker
tenggorokan, di samping menyebabkan pendarahan di tenggorokan, pembengkakan pembulu darah di pangkal tenggorokan, radang pangkreas, dan lain-lainya, ada kalanya dapat menyebabkan kematian. Khamr mempunyai arti setiap minuman yang dihasilkan dari perasan anggur, namun berarti pula setiap yang memabukkan disebut khamr, karena dapat menutupi dan merusak akal. Rasulullah mendera peminum khamr sebanyak 40 kali deraan. Umar bin Khattab mencambuknya dengan
80
kali
cambukan,
menurut
hadits
yang
diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah pernah bersabda: “Setiap yang memabukkan itu khamr, dan setiap khamr itu haram”. Islam adalah satu-satunya agama yang datang laksana undang-undang mengatur
dasar,
kedokteran,
atau
protokol-protokol
pengobatan,
dan
yang
kesehatan
masyarakat. Dialah yang pada saat ini disebut dengan “atTibbul Wiqa’i”. 14 | P a g e
Pokok-pokok yang terkandung dalam syari’at Islam tentang kesehatan adalah sebagai berikut:
Sanitation
and
personal
hygiene (kesehatan
lingkungan dan kesehatan), yang meliputi kesehatan badan, tangan, gigi, kuku, dan rambut. Demikian juga kebersihan lingkungan, jalan, rumah, tata kota, saluran irigasi, sumur dll.
Epidemiologi (prteventif penyakit menular) melalui karantina, preventif kesehatan, tidak memasuki suatu daerah yang terjangkit wabah penyakit, tidak lari dari tempat itu, mencuci tangan sebelum menjenguk orang sakit dan sesudahnya, berobat ke dokter dan mengikuti semua petunjuk preventif dan terapinya.
Memerangi binatang melata, serangga dan hewan yang menularkan penyakit kepada orang lain. Oleh karena itu diperintahkan agar membunuh tikus, kala jengking dan musang serta membunuh serangga yang berbahaya seperti kutu, lalat dan diperintahkan untuk membunuh anjing liar dan anjing gila.
Nutrition (kesehatan makanan) Masalah kesehatan makanan ini terbagi ke dalam tiga bagian yaitu: Menu
makanan
yang
berfaedah
terhadap
kesehatan jasmani, seperti tumbuh-tumbuhan, daging binatang darat, daging binatang laut, segala sesuatu yang dihasilkan dari daging, madu, kurma, susu, dan semua yang baergizi. Tata makanan. Islam melarang berlebih-lebihan dalam hal makanan, makan bukan karena lapar hingga kekenyangan, diet ketika sedang sakit, memerintahkan puasa agar usus dan perut besarnya dapat beristirahat dan tidak berbuka 15 | P a g e
puasa dengan berlebih-lebihan dan melampaui batas. Mengharamkan segala sesuatu yang berbahaya bagi kesehatan, seperti bangkai, darah, dan daging babi. Kesehatan jasmani dan fisik merupakan keadaan yang sangat penting dalam mendukung seluruh kegiatan. Pelaksanaan ibadah dalam Islam seperti salat, puasa, dan ibadah haji hanya dapat dikerjakan dengan sempurna apabila keadaan jasmani dalam keadaan sehat. Kesehatan jasmani erat kaitannya dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan baik, yaitu makanan dan minuman yang selain secara hukum dinyatakan boleh dimakan dan diminum, juga harus dalam keadaan baik (thayib), yang dalam penilitian ahli kesehatan terkait dengan makanan yang mengandung gizi dan kalori menurut penilian ahli kesehatan. Dalam ajaran islam upaya memelihara kesehatan jasmani dan fisik ini terkait dengan ajaran tentang bersuci (thaharah) seperti penggunaan air yang bersih
dan
mensucikan
untuk
keperluan
memasak,
minum,
mandi,
berwudhu,dan sebagainya, ketentuan barang-barang yang dinilai sebagai najis, kotor, dan menjijikkan, mandi, berwudhu, istinja’, buang air, tayamum, mencuci pakaian, tempat dan lingkungan. Ajaran tentang thaharah yang terkait dengan pelaksanaan berbagai ibadah dalam islam yang demikian detail dan mendalam itu, selain ditujukan untuk persyaratan ibadah agar dianggap sah secara hukum, tetapi juga agar timbul budaya, sikap hidup dan kepribadian yang mencintai dan peduli terhadap kebersihan dalam arti seluas-luasnya.Upaya memelihara kesehatan jasmani dan fisik ini diikuti pula dengan ketentuan adanya sejumlah barang-barang yang dilarang untuk dikonsumsi. Seperti, bangkai, anjing, babi, air seni (urine), dll. Dengan demikian, tampak bahwa ajaran islam sangat mementingkan kesehatan jasmani dan fisik yang dilakukan dengan cara memelihara kebersihan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan seterusnya yang secara keseluruhan terintegrasi dalam pelaksaan ibadah.
16 | P a g e
Telah disinggung bahwa bersih itu pangkal sehat. Selanjutnya, makanan dan minuman yang dikonsumsi harus yang bergizi dan harus sekaligus halal. Bergizi saja tidak cukup dan halal saja juga belum cukup. Allah memang memerintahkan kepada kaum muslilmin supaya makan makanan yang halalan thayyiban. Demikian firman Allah, yang artinya : Wahai manusia ! makanlah dari (makanan) halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu (Q.S. al-Baqarah/2:l68). Secara hukum makanan yang kita makan itu harus halal dan secara realistik makanan itu harus bersih dan bergizi karena kandungan pengertian thayyiban adalah baik, lezat, bergizi, dan sehat (Warson, [t.th.]:939). Terkandung pengertian makanan atau minuman sehat adalah aman dikonsumsi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Makanan yang direkomendasikan oleh ilmu-ilmu kesehatan (kedokteran, keperawatan, gizi, teknologi pangan) di luar cakupan
‘thayyiban’
karena
harus
kita
hindarkan
dalam
arti
tidak
mengonsumsinya. Makanan yang bergizi akan meningkatkan kekuatan tubuh (Thobieb, 2002:l65) yang berarti tubuh atau jasmani menjadi sehat. Kualitas sehat jasmani menurut Islam dipandang baik. Nabi bersabda yang artinya : Orang mukmin yang kuat itu lebih baik daripada orang mukmin yang lemah (al-Hadis).Orang yang kondisi jasmaninya sehat tentu lebih energik, inovatif, dan lebih kreatif (Thobieb,2002:173) dan memiliki daya mobilitas yang tinggi. Meskipun demikian, hanya memiliki kesehatan jasmani belum sempurna menurut pandangan Islam. Orang sehat jasmaninya belum tentu sehat rohaninya 2.4 Pokok-Pokok Ajaran Islam tentang Kesehatan Psikologis Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan bagi umat manusia. Diantara kelima unsur tersebut yang berkaitan dengan kesehatan adalah jiwa, akal dan jasmani.. Islam sangat menekankan tentang kebersihan, baik kebersihan jasmani maupun rohani. Di satu sisi Allah memerintahkan untuk menjaga kesehatan
17 | P a g e
dan kebersihan fisik, di sisi yang lain Allah juga memerintahkan untuk menjaga kesehatan mental dan jiwa (rohani). Dalam hal kesehatan jasmani, Islam memerintahkan untuk menjaga kebersihan pakaian (QS. Al-Muddatsir: 4-5) dan perintah untuk membersihkan badan (hadits tentang lima hal dari fitrah) Sedangkan dalam hal kesehatan rohani, Islam memerintahkan untuk meninggalkan segala sesuatu yang dapat merusak akal, seperti khamr dan segala sesuatu yang dapat menghilangkan akal. Kesehatan jasmani dan fisik dalam ajaran islam memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan yang bersifat rohaniah. Orang yang sedang sakit gigi misalnya, menyebabkan pikiran dan perasaannya terganggu, takut jika penyakitnya tidak dapat disembuhkan. Demikian pula orang yang terganggu kesehatan rohaninya seperti tergoncang jiwanya akibat mendapatkan musibah atau dihadapkan pada berbagai permasalahan yang menyebabkan tidak nafsu makan, badan lemas, dan pada akhirnya sakit. Al-Qur’an banyak berbicara tentang penyakit jiwa. Mereka yang lemah iman dinilai sebagai orang yang memiliki penyakit di dalamnya dadanya. Penyakit- penyakit kejiwaan pun beraneka ragam dan bertingkat-tingkat. Sikap angkuh, benci, dendam, fanatisme, antaralain disebabkan karena bentuk keberlebihan seseorang. Sedangkan rasa takut, cemas, pesisme, rendah diri, dll adalah karena kekurangannya. Seorang dikatakan sehat rohaninya jika ia terbebas dari penyakit batiniah. Penyakit ini cukup banyak. Al-Ghazali menyebutkan (al-Ghazali, V,l974:l00-560) antara lain: 1. Hubb ad-Dunya (Cinta dunia) berlebihan karena menumbuhkan kemunafikan. 2. Rakus, amat dekat dengan cinta dunia, bahkan saling berkelindan. Cinta harta menyebabkan rakus, atau rakus merupakan perwujudan cinta harta. Nabi Muhammad saw memberikan contoh profil orang cinta harta dan rakus melalui sabdanya sebagai berikut: Artinya: Jikalau manusia itu memiliki dua lembah emas, niscaya ia akan mencari yang ketiga untuk tambahan dari dua lembah tadi, dan 18 | P a g e
rongga manusia itu tidak akan penuh selain oleh tanah; dan Allah menerima taubat terhadap siapa yang mau bertaubat (al-Hadis). Dari hadis ini dapat dipahami bahwa orang yang menuruti kemauan nafsu untuk mencari kekayaan, seberapa pun kekayaan telah diraih, ia tetap kurang puas dan akan selalu ingin mencari terus. Kita harus bisa memetik pelajaran dari kehidupan akhir para perakus kekayaan dan kekuasaan. Mereka pasti berakhir dengan tragedi. Secara agama, mereka dikutuk dan disaksikan oleh orang banyak (rakyat) sebagai penjahat. 3. Kikir Kikir merupakan akibat pasti dari cinta harta adan rakus. Kikir merupakan sifat yang amat buruk. Alquran mengatakan: Artinya: Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allahlah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS Ali Imran/3 : 180). Nabi mengatakan bahwa kikir itu menghilangkan keimanan: Artinya: Dua perkarta tidak akan berkumpul pada orang mukmin, yaitu kikir dan jahat akhlak (H.R. at-Turmuzi dari Abu Sa’d). Karena begitu buruknya sifat kikir, Rasulullah menuntun doa dan membentuk pribadi kaum muslimin supaya jauh dari sifat kikir. Demikian doa beliau: Artinya: Ya Allah sesungguhnya hamba berlindung pada-Mu dari kekikiran, dan hamba berlindung pada-Mu dari sifat pengecut, dan hamba berlindung pada-Mu dari ketuaan yang sia-sia (al-Hadis). Jika kita memandang Rasulullah sebagai teladan kita, tentunya kita rajin berdoa sebagaimana Rasulullah tuntunkan itu. Rajin berdoa 19 | P a g e
dengan doa itu lambat laun dan pasti akan menuntun pada diri kita untuk tidak kikir karena malu setiap hari memeohon supaya tidak kikir sementara kita akan mengingkari permohonan kita sendiri 4. Ria (Pamer) dan Takabbur (Sombong) Riya’, dalam bahasa Indonesia ditulis ria, berarti sombong, congkak, bangga karena telah berbuat baik. Sifat ini buruk. Berbuat baik hanya akan menjadi baik kalau niatnya baik, cara yang ditempuh baik, dan tujuannya juga baik. Niat yang baik adalah ikhlas lillahi ta’la. akhirnya kelak, orang-orang sombong adalah neraka. Rasulullah bersabda: Artinya: Apakah tidak aku tunjukkan kepadamu penduduk surga, yaitu setiap orang lemah dan dipandang lemah. Jika ia bersumpah kepada Allah, niscaya Allah akan menumpahkan kebajikan kepadanya; dan penduduk neraka, yaitu tiap-tiap orang yang sombong dan terpandang sombong yang angkuh dalam, gerak-geriknya (HR. Bukhari dan Muslim dari Harisah bin Wahab). Sabda Nabi Muhammad s.a.w Artinya: Sesungguhnya dalam neraka jahannam ada sebuah lembah yang bernama habhab. Allah menempatkan orang-orang sombong di dalamnya (H.R. Tabrani, Abu Ya’la, dan Hakim dari Abu Musa, dalam syarat Muslim). Hadis ini dikutp oleh Imam al-Ghazali dalam Ihya’-nya. Orang-orang sombong itu kelak akan diubah menjadi semut merah yang sangat kecil dan diinjak-injak oleh manusia, sementara manusia tidak merasakan kalau mereka menginjak-injak semut – yang sejatinya adalah manusia itu. Nabi Muhammad saw memberi tuntunan kepada kaum muslimin supaya menjauhkan diri dari sifat sombong. Demikian doa tuntunan beliau:
20 | P a g e
Artinya: Ya Allah aku mohon perlindungan kepada-Mu dari hembusan sombong (H.R. Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Jubair bin Math’am). 5. ‘Ujub ‘Ujub adalah heran dengan diri sendiri (baik sebagai pribadi maupun kelompok, chauvinism). ‘Ujub bisa muncul karena merasa memiliki sesuatu yang orang lain tidak memilikinya. Sifat ini amat buruk. Menurut Allah, ‘ujub tidak ada artinya sama sekali. Allah berfirman: Artinya: Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai. (Q.S. atTaubah/9:25). Sifat ‘ujub hendaknya dijauhi karena merupakan penyakit jiwa. Memelihara ‘ujub dalam diri berarti memelihara penyakit dalam diri, tentu lama-lama ia menjadi sakit jiwa yang berarti tidak sehat secara rohani. Terlalu lama sakit jiwa pasti akan merembet kepada badannya karena ada hubungan timbal bailk antara tubuh dan jiwa, yaitu manakala jiwa sakit tentu tubuh akan ikut sakit pula. Sebaliknya tubuh sakit, jiwa akan sakit pula. Jiwa sehat akan berpengaruh pada kesehatan tubuh, dan tubuh
sehat akan
berpengaruh pada kesehatan jiwa. 6. Munafiq Secara umum dan praktis, munafik adalah orang yang tidak cocog antara lahir dan batinnya. Secara lisan ia mengatakan ‘ya’, batinnya mengatakan ‘tidak’ atau sebaliknya. Secara lisan mengatakan ‘beriman’
dan batinnya mengatakan ‘tidak’, hakikatnya tidak
beriman. Tujuan kemujnafikan untuk mengelabuhi orang lain dan mencari keuntungan diri. Rasulullah bersabda: 21 | P a g e
Artinya: Barang siapa melakukan empat perkara, ia adalah seorang munafik murni.Barang siapa melakukan salah satu dari empat perkara itu, dia mempunyai salah satu dari sifat kemunafikan sehingga dia meninggalkannya, yaitu: bila ia dipercaya dia berkhiayanat, bila dia berkata dia pasti dusta, bila dia berjanji dia tidak menepatinya, dan bila dia berttengkar dia meninggalkan yang benar (al-Hadis – al Fath al-Mubdi,I:65). Sebenarnya masih begitu banyak penyakit hati yang menyebabkan secara rohani orang menjadi sakit
seperti hasud (dengki),
profokatif, iri hati menyaksikan kesuksesan orang lain, menghayal (mengharap datangnya sesuatu yang secara logika tidak mungkin), pemalas, dan suka dipuji (sum’ah). Jika di dalam diri seseorang terkumpul antara lain (al-Hufi,2000:77-573): Kasih
sayang,
pemurah,
keberanian,
adil,
suka
perdamaian,
al-‘iffah
(kesucian)ash-shidqu (jujur), sabar, mau bermusyawarah, al-hilmu (lapang dada), pemaaf, al-‘afwa (kesetiaan), al-haya’(malu), az-zuhd (hidup sederhana), al-qana’ah (merasa cukup apa yang telah ada padanya), at-tawaddu’ (rendah hati), at-tib al-isyarah (bergaul secara baik), hub al-‘amal (cinta bekerja), albisyru wa al-fukahah (gembira dan lelucon sekedarnya), orang semacam ini secara rohani adalah sehat. Jika diperhatikan secara seksama, ternyata ada tipe manusia yang secara rohani sehat yang indikasinya: rajin ibadah, perilakunya baik, berbicaranya sopan membaca Alquran bagus, dan hidupnya sederhana, tetapi secara jasmani kurang sehat, terlihat melankolis (bahasa Jawa memelas), terlihat lemah, batukbatuk kecil, raut muka kusut, tempat huniannya kurang terawat, tentu profil ini tidak dikehendaki oleh Islam. Ia musti juga harus sehat secara jasmani maupun rohani. Orang yang sehat secara jasmani tetapi sakit rohaninya, tentu lebih tampak nafsu kebinatangannya. Sebaliknya, orang yang sehat rohani tetapi sakit jasmaninya tentu mobilitasnya amat terbatas. Menurut Islam, tipologi ideal adalah orang yang secara jasmani dan rohani sehat. Hubungan antara jasmani 22 | P a g e
dan rohani merupakan hubungan timbal balik, saling mempengaruhi, dan saling ada ketergantungan. Jasmani sehat mempengaruhi rohani menjadi sehat.Rohani sehat mengarahkan kepada perilaku supaya jasmani juga sehat. Orang yang secara rohani sehat tetapi tidak sehat secara jasmani dikarenakan keterbatasan pemikirannya atau berpikir secara parsial bahwa dunia itu tidak penting, dunia itu hanya ghurur (menipu), dunia hanya lahw (sendaugurauan), dan dunia hanya sementara sehingga tidak atau kurang memperhatikan kepentingan jasmani dan hanya terobsesi keakhiratan. Selanjutnya membiarkan diri secara jasmani tidak atau kurang terawat, sakit-sakitan, dan termarginalisasi oleh struktur dan sistem sosial di mana ia tinggal, padahal realitas sosial itu senantiasa berubah dan berkembang secara cepat. Kemajuan hari ini akan segera menjadi kuno beberapa dekade kemudian. Islam menghendaki umatnya supaya sehat dan kuat baik jasmani maupun rohaninya laksana Thalut. Allah berfirman: Artinya: Dan Nabi mereka berkata kepada mereka, “sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu”. Mereka menjawab: ‘Bagaimana Thalut memperoleh kerajaan atas akmi, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak ? (Nabi) menjawab:’Allah telah memilihnya (menjadi raja) kami dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik .” Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas lagi Maha mengetahui (Q.S. al-Baqarah/2:247). Tipologi Thalut adalah orang yang sanggup bukan hanya memimpin dirinya, melainkan juga memimpin orang banyak, memimpin negara, dan memimpin supaya hukum-hukumn Tuhan berlaku di muka bumi. Profil Thalut, jika siang memimpin perusahaan yang masing-masing sektor – sejak dari modal awal hingga sektor paling ujung berfungsi dan menghasilkan produk secara halalan thayyiban – dan jika malam ia ‘asyiq-ma’syuq (tenggelam dalam zikir kepada Allah) laksana petapa yang telah meninggalkan kehidupan dunia. Demikianlah hakikat basthatan fi al-‘ilm wal al-jism. Manusia
dalam
melakukan
hubungan
dan
interaksi
dengan
lingkungannya baik materil maupun sosial, semua itu tidak keluar dari tindakan 23 | P a g e
penyesuaian diri atau adjustment. Tetapi apabila seseorang tersebut tidak dapat atau tidak bisa menyesuaikan diri dikatakan ksehatan mentalnya terganggu atau diragukan. (Abdul Aziz El Quusiy terjemahan Dzakia Drajat, Pokok-Pokok Kesehatan Jiwa/Mental, 1974. hal 10) Contoh penyesuaian diri yang wajar tersebut adalah seseorang yang menghindarkan dirinya dari situasi yang membahayakan dirinya. Sedangkan penyesuaian diri yang tidak wajar misalnya seseorang yang takut terhadap binatang yang biasa seperti kucing, kelinci dan sebangsanya. Dari dua contoh tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa orang yang bisa melakukan penyesuaian diri secara wajar dikatakan sehat mentalnya dan orang yang tidak bisa melakukan penyesuaian diri secara wajar, menunjukkan penyimpangan dari kesehatan mentalnya. Kesehatan mental dalam kehidupan manusia merupakan masalah yang amat penting karena menyangkut soal kualitas dan kebahagian manusia. Tanpa kesehatan yang baik orang tidak akan mungkin mendapatkan kebahagian dan kualitas sumber daya manusia yang tinggi. (Yahya Jaya, Kesehatan Mental, 2002. hlm 68). Banyak teori yang dikemukan oleh ahli jiwa tentang kesehatan mental, misalnya teori psikoanalisis, behavioris dan humamisme. Sungguhpun demikian teori tersebut memiliki batasan-batasan dan tidak menyentuh seluruh dimensi (aspek) dan aktivitas kehidupan manusia sebagai makhluk multidimensional dan multipotensial. Manusia sebagai makhluk multidimensional setidak-tidaknya memiliki dimensi jasmani, rohani, agama, akhlak, sosial, akal, dan seni (estetika). Sedangkan sebagai makhluk multi potensial manusia memiliki potensi yang amat banyak yang dikaruniakan Allah SWT kepadanya yang dalam islam terkandung dalam asmaulhusna. Salah satunya adalah agama. Agama adalah jalan utama menuju kesehatan mental, karena dalam agama ada kebuutuhankebutuhan jiwa manusia, kekuatan untuk mengendalikan manusia dla memenuhi kebutuhaan, serta sampai kepada kekuatan untuk menafikan pemenuhan kebuthan manusia tanpa membawa dampak psikologis yang negative. (Yahya Jaya, Kesehatan Mental. 2002). Menurut Hasan Langgulung, kesehatan mental dapat disimpulkan sebagai “akhlak yang mulia”. Oleh sebab itu, kesehatan mental didefinisikan sebagai 24 | P a g e
“keadaan jiwa yang menyebabkan merasa rela (ikhlas) dan tentram ketika ia melakukan akhlak yang mulia. Didalam buku Yahya Jaya menjelaskan bahwa kesehatan mental menurut islam yaitu, identik dengan ibadah atau pengembangan potensi diri yang dimiliki manusia dalam rangka pengabdian kepada Allah dan agama-Nya untuk mendapatkan Al-nafs Al-muthmainnah (jiwa yang tenang dan bahagia) dengan kesempurnaan iman dalam hidupnya. Sedangkan dalam bukunya Abdul Mujib dan Yusuf Mudzkir kesehatan menurut islam yang dkutip dari Musthafa fahmi, menemukan dua pola dalam mendefenisikan kesehatan mental: 1. Pola negatif (salaby), bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari neurosis (al-amhradh al-’ashabiyah) dan psikosis (alamhradh al-dzihaniyah). 2. Pola positif (ijabiy), bahwa kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan sosial. Islam sebagai suatu agama yang bertujuan untuk membahagiakan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sudah barang tentu dalam ajaranajaranya memiliki konsep kesehatan mental. Begitu juga dengan kerasulan Nabi Muhammad SAW adalah bertujuan untuk mendidik dan memperbaiki dan membersihkan serta mensucikan jiwa dan akhlak. Di dalam Al-Qur’an sebagai dasar dan sumber ajaran islam banyak ditemui ayat-ayat yang berhubungan dengan ketenangan dan kebahagiaan jiwa sebagai hal yang prinsipil dalam kesehatan mental. Ayat-ayat tersebut adalah: Artinya: Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (keadaan nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Q.S. Al-Imran 3: 164) Dalam hadits Rasulullah dijelaskan juga yaitu: Artinya: 25 | P a g e
Sesungguhnya
aku
diutus
oleh
Allah
adalah
bertugas
untuk
menyempurnakan kemulian Akhlak manusia. Dengan kejelasan ayat Al-Qur’an dan hadits diatas dapat ditegaskan bahwa kesehatan mental (shihiyat al nafs) dalam arti yang luas adalah tujuan dari risalah Nabi Muhammad SAW diangkat jadi rasul Allah SWT, karena asas, cirri, karakteristik dan sifat dari orang yang bermental itu terkandung dalam misi dan tujuan risalahnya. Dan juga dalam hal ini al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk, obat, rahmat dan mu’jizat (pengajaran) bagi kehidupan jiwa manusia dalam menuju kebahagian dan peningkatan kualitasnya sebagai mana yang ditegaskan dalam ayat berikut: Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali Imran: 104) Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menjanjikan kemenangan kepada orang-orang yang mengajak kepada kebaikan,menyuruh kepada yang makruf dan mencegah kapada yang mungkar. Keimanan,katqwaan,amal saleh,berbuat yang makruf, dan menjauhi perbuatan keji dan mungkar faktor yang penting dalam usaha pembinaan kesehatan mental. Artinya: Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka
bertambah di samping keimanan
mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. Al-Fath: 4) Ayat di atas menerangkan bahwa Allah mensifati diriNya bahwa Dia-lah Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Bijaksana yang dapat memberikan ketenangan jiwa ke dalam hati orang yang beriman. Artinya: Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu´min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Q.S. Al-Isra: 9) 26 | P a g e
Artinya: Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan
Al Quran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Q.S. Al-Isra: 82) Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit- penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. Yunus: 57) Berdasarkan kejelasan keterangan ayat-ayat Al-Qur’an diatas, maka dapat dikatakan bahwa semua misi dan tujuan dari ajaran Al-Qur’an (islam) yang berintikan kepada akidah, ibadah, syariat, akhlak dan muamalata adalah bertujuan dan berperan bagi pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan berbahagia. Islam memiliki konsep tersendiri dan khas tentang kesehatan mental. Pandangan islam tentang kesehatan jiwa berdasarkan atas prinsip keagamaan dan pemikiran falsafat yang terdapat dalam ajaran-ajaran islam. 2.5 Pokok-Pokok Ajaran Islam tentang Kesehatan Sosial dan Spiritual Hidup bermasyarakat dalam arti seluas-luasnya adalah merupakan salah satu naluri manusia. Ia tidak bisa dan tidak mungkin mampu hidup sendirian. Berdasarkan petunjuk Al-Qur’an dan hadis, kita menjumpai ajaran etika bermasyarakat tersebut antara lain ajaran tolong-menolong, saling menasehati, menghormati, saling asah, asuh, dan asih. Ajaran islam tentang perlunya membangun masyarakat yang sehat dapat pula dari hampir seluruh misi, hikmah, dan pesan ang terdapat dalam ajaran ibadah dalam islam. Salat misalnya, dapat ditujukan agar mampu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Zakat ditujukan untuk menunjukkan
kepedulian
social
dengan
membantu
orang
yang
membutuhkan agar tercapainya kesehatan sosial, yang menyangkut aspek spiritual berupa suruhan wajib yang termasuk dalam rukun islam.
27 | P a g e
2.6 Kondisi Lingkungan Pada Masa Ini Masalah lingkungan hidup dewasa ini telah menjadi isu global karena menyangkut berbagai sektor dan berbagai kepentingan umat manusia. Hal ini terbukti dengan munculnya isu-isu kerusakan lingkungan yang semakin santer terdengar. Diantaranya isu efek rumah kaca, lapisan ozon yang menipis, kenaiakan suhu udara, mencairnya es di kutub, dll. Mungkin sebagian besar orang baru menyadari dan merasakan akan dampak tingkah lakunya di masa lampau yang terlalu berlebihan mengeksploitasi alam secara berlebihan. Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini bisa dikatakan telah menyebar di berbagai belahan dunia. Khususnya Indonesia yang memiliki potensi alam yang sangat melimpah. Dengan potensi alam yang sedemikian melimpahnya telah membuat orang-orang berusaha untuk mengolah secara maksimal. Bahkan potensi alam tersebut dapat menarik masuk investorinvestor asing untuk berbisnis di negeri ini. Dengan adanya potensi yang begitu melimpahnya memang kita akui dapat membantu memajukan perekonomian negara, tapi di sisi lain keadaan ini dapat membuat orang untuk mengeksploitasinya secara maksimal untuk kepentingan pribadi. Inilah yang kita takutkan, akan banyak pengusaha yang bergerak disektor pengolahan lingkungan yang tidak mengindahkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Mungkin saat ini kita tidak sadar bahwa sebenarnya kita telah terbawa oleh sistem kapitalisme. Kapitalisme telah memperhadapkan umat manusia kepada problem kerusakan sumber daya alam dan lingkungan. Di dorong motif kepentingan diri (self-interest), kebebasan (fredom), dan kompetisi tak bermoral, rezim kapitalisme telah berhasil mendudukan alam sebagai objek eksploitasi tanpa batas. Perubahan sistem ekonomi dengan adanya liberalisasi perdagangan telah disinyalir turut mempercepat kerusakan dan pencemaran di bumi. Dalam perdagangan bebas, pakar ekonomi akan selalu bangga dan optimis terhadap pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dengan ini mengindikasikan adanya peningkatan kapasitas penggunaan sumber daya alam. Peningkatan pengolahan sumber daya alam tentunya dapat
28 | P a g e
memunculkan kerusakan lingkungan. Tentunya keruskan itu kelak akan menjadi sumber bencana alam akibat ulah manusia. Timbulnya kerusakan alam atau lingkungan hidup sebagian besar adalah hasil perbuatan manusia. Karena manusialah yang diberi tanggung jawab sebagai khalifah di bumi. Manusia mempunyai daya inisiatif dan kreatif,
sedangkan
Kebudayaan
makhluk-makhluk
manusia
makin
lama
lainnya makin
tidak
maju
memiikinya.
sesuai
dengan
perkembangan dan kemajuan ilmu pengtahuan dan teknologi. Sejalan dengan kemajuan tersebut, perkembangann persenjataan dan alat perusak lingkungan makin maju pula. Kerusakan lingkungan diperparah lagi dengan banyaknya kendaraan bermotor, dan pabrik-pabrik yang menimbulkan pencemaran udara atau polusi. Pencemaran tersebut membahayakan keselamatan hidup manusia dan kehidupan sekelilingnya. Limbah-limbah pabrik sering kali dibuang seenaknya ke sungai yang akhirnya bermuara ke laut. Demikian pula kapal-kapal tanker yang membawa minyak sering mengalami kebocoran, sehinggga minyaknya tumpah ke laut. Akibatnya, air sungai dan laut beracun yang menyebabkan mati atau tercemarnya ikan dengan zat beracun. Indonesia adalah salah satu negara yang paling sering dilanda bencana karena ulah masyarakatnya. Sungguh ironis ketika Indonesia yang memiliki penduduk mayoritas umat Islam telah mencatat sejarah kehancuran alamnya, seperti bencana banjir bandang, tanah longsor, kekringan, dll. Pemerintah yang diharapkan dapat memberikan jalan keluar dari persoalan ini malah mengeluarkan kebijakan yang aneh. Padahal dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang membahas lingkungan dan cara memanfaatkannya.
Apakah
umat
Islam
mayoritas
saat
ini
telah
meninggalkan agamanya dan melupakan sumber ajarannya. Apakah mayoritas muslim saat ini telah menjadi orang-orang yang hedonis dan materialistik. Inilah yang menjadi masalah kita bersama sebagai umat Islam. Mungkin selama ini manusia terlau jumawa dengan kemampuan yang mereka miliki untuk mengolah lingkungan yang ada. Padahal seharusnya manusia sebagai makhluk yang dimulyakan dengan akal, seharusnya 29 | P a g e
mampu berbuat apapun asalkan dalam memegang amanah dan tanggung jawab dalam mengolah bumi. Dominasi manusia terhadap alam memang menjdai suatu fitrah. Kelebihan karunia yang diberikan Allah SWT , tersirat dalam kalamnya :
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam , Kami angkut mereka di daratn dan di alautan, Kami beri merka rezeki yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah Kami ciptakan “ (Q.SS Al-Isra’ (17);(70) Keutamaan yang sempurna dari kebanyakan mahluk lain ialah karunia akal yang dimiliki manusia. Dengan akal fikirannya, manusia mampu menaklukan segala apa yang ada di alam untuk keperluan dirinya. Dengan adanya kenikmatan akal yang luar biasa terebut menjadi sangat berbahaya jika pada akhirnya mereka tidak menjadi khalifah yang amanah. Parahnya, keadaan seperti inilah yang sekarang sedang terjadi. Dapat disimpulkan bahwa kerusakan yang terjadi saat ini merupakan akibat dari keserakahan manusia yang memilih cara pintas mengeksploitasi lingkungannya secara habis-habisan atau besar-besaran. Oleh karena itu, sejak awal Allah telah memperingatkan adanya akibat ulah manusia tersebut yaitu sebagai motivasi, Allah manjanjikan kebahagiaan akhirat bagi orang yang tidak berbuat kerusakan. Seharunya umat islam menjaga lingkungannya sesuai dengan firman Allah SWT :
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadanya rasa takut (tidak akan diterima)
30 | P a g e
dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”( QS Al-Araf: 56 ) Seharusnya kita sebagai umat Islam kembali kepada ajaran Al-qur’an dalam hal mengolah lingkungan. Supaya kita dapat lebih bijak dan bertanggung jawab. Sehingga nantinya dengan sendirinya akan lahirlah prinsip pembangunan berkelanjutan atau pembangunan berwawasan lingkungan 2.7 Pandangan Al-Qur’an yang Berkaitan Dengan Lingkungan Al-Qur’an sebagai kitab suci agama Islam di dalamnya banyak terangkum ayat-ayat yang membahas mengenai lingkungan, seperti perintah untuk menjaga lingkungan, larangan untuk merusaknya, dll. Seperti yang akan di bahas berikut ini. A. Alam Adalah Kenyataan yang Sebenarnya Allah telah menciptakan alam raya ini dengan sebenarnya. Alam semesta yang indah ini adalah benar-benar hadir dan sekaligus merupakan salah satu bukti keagungan penciptanya. Allah juga telah menciptakan hukum-hukumnya yang berlaku umum yang menunjukkan ke Maha Kuasaan-Nya dan Keesaan-Nya. Langit dan bumi serta segala isinya diciptakan Allah secara serasi dan teratur. Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar dan (Dialah juga) pada masa (hendak menjadikan sesuatu) berfirman : "Jadilah", lalu terjadilah ia. Firman-Nya itu adalah benar dan bagi-Nyalah kuasa pemerintahan pada hari ditiupkan sangkakala. Dia yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata dan Dialah Yang Maha Bijaksana, lagi Maha mendalam pengetahuan-Nya.” (QS. Al-An’am : 73)
31 | P a g e
Jadi alam raya ini dalam pandangan Islam merupakan kenyataan yang sebenarnya. Pandangan ini berbeda dengan penganut aliran Idelisme yang menyatakan bahwa alam tidak mempunyai eksistensi yang rill dan obyektif, melainkan semu, palsu, ilusi, dan maya, atau sekedar emanasi atau pancaran dari dunia lain yang kongkrit yang disebut dunia ideal.
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.” (QS. As-Shadd : 27) Pandangan Islam juga berbeda dengan penganut aliran materialism. Aliran materialism memang menyatakan bahwa alam ini benar-benar ada, riil, dan obyektif. Namun eksistensi alam ini dalam dugaan aliran materialism adalah ada dengan sendirinya. Sedangkan menurut pandangan Islam, alam raya ini diciptakan oleh Allah atau Tuhan YME. Allah yang menciptakan sekaligus memelihara alam ini serta mengatur segala urusannya. B. Tidak Membuat Kerusakan Lingkungan Timbulnya
kerusakan
alam
atau
lingkungan
hidup
merupakan akibat perbuatan manusia. Karena manusia yang diberi
tanggungjawab
sebagai
khalifah
di
bumi
telah
menyallahgunakan amanah. Manusia mempunyai daya inisiatif dan
kreatif,
sedangkan
makhluk-makhluk
lainnya
tidak
memilikinya. Kelebihan manusia yang disalahgunakan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang semakin bertambah parah. Kelalaian dan
dominasi
manusia
terhadap
alam
dan
pengolahan
lingkungan yang tidak beraturan membuat segala unsur harmoni 32 | P a g e
dan sesuatu yang tumbuh alami berubah menjadi kacau dan sering berakhir dengan bencana. Dalam firman Allah Q.S Ar-Ruum ayat 41. Sesungguhnya Allah telah menetapkan dan menggambarkan akibat dari kedurhakaan manusia terhadap syariat. Manusia hanya bisa menguras dan menggali isi bumi saja tanpa memperhatikan dampaknya. Maka terjadilah bencana dan kerusakan di atas muka bumi. Padahal semua itu, menurut Yang Maha Kuasa, adalah akibat dari tangan-tangan manusia itu sendiri:
“Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).( QS.Ar-Rum : 41 )
33 | P a g e
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunan. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa Islam amat kaya dengan tuntunan kesehatan. Nabi Muhammad SAW lewat sunnahnya memberi perhatian yang serius terhadap kesehatan manusia baik itu kesehatan fisik, psikologis atau mental dan juga kesehatan sosial yang berkaitan dengan aspek spiritual. Sunnah Nabi menganggap keselamatan dan kesehatan sebagai nikmat Allah yang terbesar yang harus diterima dengan rasa syukur. Seperti yang juga telah dijelaskan diatas, bahwasanya itu semua menjadi alasan mengapa Allah menyebutkan secara eksplisit dalam AlQur’an tentang pentingnya lingkungan hidup dan cara-cara Islami dalam mengelola dunia ini. Kualitas sebagai indikator pembangunan dan ajaran Islam sebagai teknologi untuk mengelola dunia jelas merupakan pesan strategis dari Alloh SWT untuk diwujudkan dengan sungguh-sungguh oleh setiap muslim. Adanya
bencana
lebih karena
manusia
melakukan
ekspliotasi
berdasarkan kemauan hawa nafsunya untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan bencana yang ditimbulkannya. Manusia tersebut tidak mempunyai pengetahuan mengenai ekosistem dan memandang baik perbuatannya yang salah tersebut tanpa pengetahuan, dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai manusia yang dzalim. Sebagaimana Allah mengingatkan :
34 | P a g e
“Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan, maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolong pun”. (Q.S Ar-Rum 30:29) Bahaya yang diakibatkan menurutkan kehendak nafsu sangat jelas dampaknya pada kehancuran bumi. Hal ini dapat berupa ekspliotasi yang berlebihan
dan
tidak
memepertimbangkan
daya
dukung
lingkungan,pemborosan, menguras sesuatu yang tidak penting dan tidak efisien, bermewah-mewahan dalam konsumsi dan gaya hidup dan seterusnya. Manusia yang melakukan cara seperti itu tentu mengelola bumi tanpa landasan dan petunjuk Al-Khalik sesuai dengan apa yang diisyaratkan kepadanya selaku hamba Tuhan. Syariat adalah fitrah di mana bumi hanya dapat diatur dengan ilmu syariatnya tersebut. Bila sesuatu menyalahi fitrah, maka akibatnya dapat terjadi kefatalan.Tanpa standar nilai-nilai syariat tersebut, manusia cenderung melihat kebenaran menurut hawa nafsu. 3.2 Saran Hendaknya kita sebagai umat Islam kembali kepada ajaran agama kita dalam mengolah lingkungan. Dengan adanya hal tersebut, seharusnya manusia menjadi lebih bijak dalam mengolah lingkungannya. Sehingga nantinya diharapkan apabila dalam kegiatan pengolahan lingkungan akan tumbuh pemahaman pembangunan berwawasan lingkungan maupun spirit pembangunan berkelanjutan. Sangat jelas dalam Al-Qur’an terdapat begitu banyaknya ayat-ayat yang membahasprosedur pengolahan alam yang bijak,perintah untuk tidak berbuat kerusakan di muka bumi,dll. Kami percaya jika umat Islam mau kembali kepada agamanya dengan membuka, memahami apa yang ada di Al-Qur’an pasti kehidupa di muka bumi ini akan lebih teratur dan tertata dengan baik. Diharapkankan juga para pembaca dapat lebih bersyukur atas apa saja bentuk kesehatan yang dimikili dan berusaha untuk terus menjaga dan merawat kesehatan kita baik fisik, maupun psikologisnya.
35 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Bidhawy, Zakiyuddin. 2007. Islam Melawan Kapitalisme. Magelang : Resist Book
Fachrudin, M. 2005. Konservasi Alam dalam Islam. Jakarta : Buku Obor
Harahap, Adnan.1997. Islam dan Lingkungan . Jakarta : Fatma Press
Prasetyo,
Eko.
2008.
Minggir!
Memimpin!.Yogyakarta : Resist
Waktunya
Gerakan
Muda
Book
Situs : KBBI dalam Jaringan
Rochman,kholil lur. (2010), Kesehatan Mental. Purwokerto: STAIN
Ahmad Syauqi Al-Fanjari, Nilai Kesehatan dalam Syari’at Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),20-21.
Ikhsan
muhammad.
2008. Konsep
Sehat
dan
Sakit
Menurut
Islam.http://forum.abatasa.com.
36 | P a g e