BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR LATAR BELAKANG
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut, istilah ini diada diadapt ptasi asi dari dari istila istilah h dalam dalam baha bahasa sa Ingg Inggris ris Acute cute Resp Respir irato atori ri Infec Infectio tion n (ARI).Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan, dan akut, di mana pengertiannya sebagai berikut:
1
a. Infeks Infeksii merupa merupakan kan peristi peristia a masukny masuknyaa kuman kuman atau mikroo mikroorg rgani anisme sme ke
dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan ge!ala penyakit" b. Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga al#eoli beserta organ adneksanya seperti sinus$sinus, rongga telinga tengah, dan pleura" Secara Secara anatom anatomis is ISPA ISPA meliput meliputii saluran saluran pernap pernapasan asan bagian bagian atas, atas, saluran saluran pernapasan bagian baah (termasuk (ter masuk !aringan paru$paru) dan organ adneksa saluran pernapasan" c. Infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung sampai dengan 1% hari" &ata &atasan san terseb tersebut ut menu menuru rutt 'epk 'epkes es (1 (1) ) menu menun! n!uk ukka kan n pros proses es akut akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 1% hari"
ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia" *ampir empat !uta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, + nya diseba disebabka bkan n oleh oleh infeksi infeksi saluran saluran pernap pernapasan asan baah" baah" ingk ingkat at mortali mortalitas tas sangat sangat tinggi pada bayi, anak$anak, deasa, dan orang lan!ut usia terutama di negara$ negara dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah" &egitu pula, ISPA merupa merupakan kan salah salah satu penye penyebab bab utama utama konsul konsultasi tasi atau atau raat raat inap inap di fasilita fasilitass pelayanan kesehatan"Angka Angka ke!adian ke!adian ISPA ISPA !uga !uga lebih mudah menular pada area tertutup tertutup seperti asrama, pesantren, sekolah, dan sekolah$sekolah yang sekaligus asrama" .
1
Infe Infeks ksii meru merupa pakan kan salah salah satu satu peny penyak akit it yang yang bany banyak ak ter!a ter!adi di di nega negara ra berkembang pada khususnya dan masih men!adi penyakit nomor satu di Indonesia" Penyakit ini sering kali menyerang anak$anak karena kondisi yang masih labil apalagi bila menghadapi cuaca yang mudah berubah"
.
/ematian yang ditimbulkan dari ISPA antara -0 persen hingga .0 persen dan dan meru merupa paka kan n masa masala lah h kese keseha hata tan n yang ang !ang !angan an diab diabai aika kan n kare karena na bisa bisa menyebabkan kematian" adi bisa diperkirakan mengalami . hingga 2 episode ISPA setiap tahun" /emudian bila dipresentasikan sekitar %0 persen hingga 20 persen dari kun!ungan di puskesmas adalah penyakit penyakit ISPA" ISPA"
%
1.2 ASPEK ASPEK ILMU YANG TERKAIT TERKAIT DENGANPEND DENGANPENDEKA EKAT TAN DIAGNOSI DIAGNOSIS S HOLISTIK PADA PADA PENDERITA PENDERI TA ISPA 3ntu 3ntuk k peng pengen endal dalia ian n perma permasal salah ahan an ISP ISPA pada pada ting tingka katt indi indi#id #idu u dan dan
masyarakat secara komprehentif dan holistik yang disesuaikan dengan Standar /ompetensi 'okter Indonesia (S/'I), maka mahasisa program profesi dokter 3ni#er 3ni#ersita sitass 4uslim 4uslim Indone Indonesia sia melakuk melakukan an kegiata kegiatan n kepani kepanitera teraan an klinik klinik pada pada bagian Ilmu /esehatan 4asyarakat dan /edokteran /omunitas dilayanan primer (Puskesmas) dengan tu!uan untuk meningkatkan kompetensi yang dilandasi oleh profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan pengembangan diri, serta
Selain in itu itu komp kompet eten ensi si memp mempun uny yai land landas asan an beru berupa pa komun komunika ikasi si efekt efektif if " Sela pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan.
/ompetensi tersebut dapat di!elaskan sebagai berikut: 1"-"1" Profesionalitas yang luhur (/ompetensi 1) : untuk mengidentifikasi dan dan meny menyele elesai saika kan n perm permasa asala laha han n
dala dalam m
peng pengen enda dali lian an ISP ISPA secara secara
indi#idual indi#idual,, masyarakat masyarakat maupun pihak terkait ditin!au dari nilai agama, etik moral dan peraturan perundangan" 1"-"-" 4aas diri dan pengembangan diri (/ompetensi -) : 4ahasisa mampu mampu
mengen mengenali ali dan mengatas mengatasii masalah keterb keterbatas atasan an fisis, psikis, psikis,
sosial,dan budaya sendiri dalam penangananISPA, melakukan ru!ukan bagi 2
Infe Infeks ksii meru merupa pakan kan salah salah satu satu peny penyak akit it yang yang bany banyak ak ter!a ter!adi di di nega negara ra berkembang pada khususnya dan masih men!adi penyakit nomor satu di Indonesia" Penyakit ini sering kali menyerang anak$anak karena kondisi yang masih labil apalagi bila menghadapi cuaca yang mudah berubah"
.
/ematian yang ditimbulkan dari ISPA antara -0 persen hingga .0 persen dan dan meru merupa paka kan n masa masala lah h kese keseha hata tan n yang ang !ang !angan an diab diabai aika kan n kare karena na bisa bisa menyebabkan kematian" adi bisa diperkirakan mengalami . hingga 2 episode ISPA setiap tahun" /emudian bila dipresentasikan sekitar %0 persen hingga 20 persen dari kun!ungan di puskesmas adalah penyakit penyakit ISPA" ISPA"
%
1.2 ASPEK ASPEK ILMU YANG TERKAIT TERKAIT DENGANPEND DENGANPENDEKA EKAT TAN DIAGNOSI DIAGNOSIS S HOLISTIK PADA PADA PENDERITA PENDERI TA ISPA 3ntu 3ntuk k peng pengen endal dalia ian n perma permasal salah ahan an ISP ISPA pada pada ting tingka katt indi indi#id #idu u dan dan
masyarakat secara komprehentif dan holistik yang disesuaikan dengan Standar /ompetensi 'okter Indonesia (S/'I), maka mahasisa program profesi dokter 3ni#er 3ni#ersita sitass 4uslim 4uslim Indone Indonesia sia melakuk melakukan an kegiata kegiatan n kepani kepanitera teraan an klinik klinik pada pada bagian Ilmu /esehatan 4asyarakat dan /edokteran /omunitas dilayanan primer (Puskesmas) dengan tu!uan untuk meningkatkan kompetensi yang dilandasi oleh profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan pengembangan diri, serta
Selain in itu itu komp kompet eten ensi si memp mempun uny yai land landas asan an beru berupa pa komun komunika ikasi si efekt efektif if " Sela pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan.
/ompetensi tersebut dapat di!elaskan sebagai berikut: 1"-"1" Profesionalitas yang luhur (/ompetensi 1) : untuk mengidentifikasi dan dan meny menyele elesai saika kan n perm permasa asala laha han n
dala dalam m
peng pengen enda dali lian an ISP ISPA secara secara
indi#idual indi#idual,, masyarakat masyarakat maupun pihak terkait ditin!au dari nilai agama, etik moral dan peraturan perundangan" 1"-"-" 4aas diri dan pengembangan diri (/ompetensi -) : 4ahasisa mampu mampu
mengen mengenali ali dan mengatas mengatasii masalah keterb keterbatas atasan an fisis, psikis, psikis,
sosial,dan budaya sendiri dalam penangananISPA, melakukan ru!ukan bagi 2
kasus kasus ISPA ISPA sesuai dengan dengan Standa Standarr /ompet /ompetensi ensi 'okter 'okter Indone Indonesia sia yang yang berlaku serta mengembangkan pengetahuan" 1"-"."
/omunikasi efek fektif tif
(/ompetensi
.)
:
4ahasisa sa
mamp ampu
melakukan komunikasi, pemberian informasi dan edukasi pada indi#idu, keluarga, masyarakat, dan mitra ker!a dalam pengendalian ISPA" 1"-" 1"-"%" %" Peng Pengel elol olaa aan n Info Inform rmas asii (/om (/ompe pete tens nsii %) : 4aha 4ahasi sis saa mam mampu memanfaatkan memanfaatkan teknologi teknologi informasi informasi komunikasi komunikasi dan informasi informasi kesehatan kesehatan dalam praktik kedokteran" 1"-" 1"-"5" 5"
6and 6andas asan an Ilmia Ilmiah h Ilmu Ilmu /edok /edokter teran an (/om (/ompe pete tens nsii 5) : 4aha 4ahasi sis saa
mampu mampu menyel menyelesai esaikan kan masala masalah h pengen pengendali dalian an ISPA ISPA secara secara holisti holistik k dan komprehensif baik secara indi#idu, keluarga maupun komunitas berdasarkan landasan ilmiah yang mutakhir untuk mendapatkan hasil yang optimum" 1"-" 1"-"2 2"
/eter eteram amp pilan ilan /lin /linis is (/om (/omp peten etensi si 2) :
4aha 4ahasi sissa mamp ampu
melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah ISPA dengan menerap menerapkan kan prinsi prinsip p keselam keselamatan atan pasien pasien,, keselam keselamatan atan diri diri sendiri sendiri,, dan keselamatan orang lain" 1"-" 1"-"7" 7" mamp mampu u
Peng Pengel elol olaa aan n 4asa 4asala lah h /ese /eseha hata tan n (/om (/ompe pete tens nsii 7) : 4aha 4ahasi sis saa meng mengel elol olaa
masa masala lah h
kese keseha hata tan n
indi indi#i #idu du,,
kelu keluar arga ga
maup maupun un
masyarak masyarakat at secara secara kompre komprehen hensif, sif, holisti holistik, k, koordi koordinat natif, if, kolab kolaborat oratif if dan berkesinambungan dalam konteks pelayanan kesehatan primer" primer" 1.3 TUJUAN DAN MANFAA MANFAAT T STUDI STUDI KASUS
Prinsip pelayanan dokter keluarga pada pasien ini adalah menatalaksana masalah kesehatan dengan memandang pasien sebagai indi#idu yang utuh terdiri dari unsur biopsikososial serta penerapan prinsip pencegahan penyakit promotif, pre#entif, kuratif, dan rehabilitatif" Proses pelayanan dokter keluarga dapat lebih berkualitas bila didasarkan pada hasil penelitian ilmu kedokteran terkini (evidence ( evidence based medicine)" medicine)"
3
1.3.1. Tujuan Uu!
u!uan dari penulisan laporan Studi /asus ini adalah untuk dapat menerapkan penatalaksanaan penderita ISPA dengan pendekatan kedokteran keluarga
secara paripurna (komprehensif) dan holistik sesuai dengan Standar
/ompetensi 'okter Indonesia (S/'I), berbasis e#idence based medicine (8&4) pada pasien dengan mengidentifikasi faktor risiko dan masalah klinis serta prinsip penatalaksanaan
penderitaISPAdengan
pendekatan
kedokteran
keluarga di
Puskesmas amangapa tahun -015" 1.3.2 Tujuan K"u#u#
1 3ntuk melakukan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penun!ang serta menginterpretasikan hasilnya dalam mendiagnosis penyakit ISPA" - 3ntuk dapat menggunakan dan men!elaskan epidemiologi dan etiologi penyakit ISPA" . 3ntuk melakukan prosedur tatalaksana ISPA sesuai Standar /ompetensi 'okter Indonesia" % 4enggunakan landasan Ilmu /edokteran /linis dan /esehatan 4asyarakat dalam melakukan pencegahan primer maupun sekunder penyakit ISPA"
1.3.3. Man$aa% S%u&' Ka#u#
1
&agi Institusi pendidikan" 'apat di!adikan acuan (referensi) bagi studi kasus lebih lan!ut sekaligus sebagai bahan atau sumber bacaan di perpustakaan"
-
&agi Penderita (Pasien)"
4
4enambah aasan akan penyakit ISPA yang meliputi proses penyakit dan penanganan menyeluruh ISPA sehingga dapat memberikan keyakinan untuk menghindari faktor pencetus" .
&agi tenaga kesehatan" *asil studi ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pemerintah daerah dan instansi kesehatan beserta paramedis yang terlibat di dalamnya mengenai pendekatan diagnosis holistik penderita ISPA"
%
&agi Pembela!ar Studi /asus (4ahasisa) Sebagai
pengalaman berharga
bagi penulis
sendiri
dalam
rangka
memperluas aasan dan pengetahuan mengenai e#iden#e based dan pendekatan diagnosis holistik ISPA serta dalam hal penulisan studi kasus" 1.( INDIKATOR KEBERHASILAN TINDAKAN
Indikator keberhasilan tindakan setelah dilakukan penatalaksanaan penderita ISPA dengan pendekatan kedokteran keluarga, berbasis e#idence based medicine adalah: 1"%"1" Pasien mampu mengidentifikasi dan mengeliminasi faktor penyebab ISPA" 1"%"-" Perbaikan ge!ala dapat die#aluasi setelah pengobatan first$line therapy 'ari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan baha penilaian keberhasilan tindakan pengobatan didasarkan atas kepatuhan pasien dalam mengidentifikasi dan mengeliminasi faktor penyebab ISPA, perbaikan ge!ala dapat die#aluasi setelah pengobatan first$line therapy"
BAB II 5
ANALISIS KEPUSTAKAAN BERDASARKAN KASUS
2.1 KERANGKA TEORITIS Gaba)an P*n+*bab ISPA Ba-%*)'
')u# Fa-%/) ,*jau H'0'*n*
PENJAMU PEKA
Da+a %a"an %ubu"
A#a, FAKTOR
K*,a&a%an "un'an )ua"
*n%'a#' )ua"
2.2 ISPA 2.2.1 DEFINISI ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infection (ARI)" Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan, dan akut" dimana pengertiannya sebagai berikut: 1 a" Infeksi merupakan peristia masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan ge!ala penyakit" b" Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga al#eoli beserta organ adneksanya seperti sinus$sinus, rongga telinga tengah dan pleura" Secara anatomis ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas, saluran pernapasan bagian baah (termasuk !aringan paru$paru) dan organ adneksa saluran pernapasan" c" Infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung sampai dengan 1% hari" &atasan tersebut menurut 'epkes (1) menun!ukkan proses akut
6
meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih 1% hari" 2.2.2
EPIDEMIOLOGI ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di
dunia" *ampir empat !uta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, +$nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan baah" ingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak$anak, deasa, dan orang lan!ut usia, terutama di negara$ negara dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah" &egitu pula, ISPA merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau raat inap di fasilitas pelayanan kesehatan"Angka ke!adian ISPA !uga lebih mudah menular pada area tertutup, seperti asrama, pesantren, sekolah, dan sekolah$sekolah yang sekaligus asrama" . Infeksi merupakan salah satu penyakit yang banyak ter!adi di negara berkembang pada khususnya dan masih men!adi penyakit nomor satu di Indonesia" Penyakit ini seringkali menyerang anak$anak karena kondisi yang masih labil apabila bila menghadapi cuaca yang mudah berubah" . /ematian yang ditimbulkan dari ISPA antara -0 persen hingga .0 persen, dan merupakan masalah kesehatan yang !angan diabaikan karena bisa menyebabkan kematian" adi bisa diperkirakan mengalami . hingga 2 episode ISPA setiap tahun" /emudian bila dipresentasikan sekitar %0+ hingga 20+ dari kun!ungan di Puskesmas adalah penyakit ISPA" % 2.2.3
ETIOLOGI
8tiologi ISPA terdiri dari lebih .00 !enis bakteri, #irus, dan riketsia" &akteri penyebab ISPA antara lain genus streptococcus, stafilococcus, pneumococcus, haemofillus, bordetella, dan corynebacterium. 9irus penyebabISPA antara lain golongan mikso#irus, adeno#irus, corona#irus, pikorna#irus, mikoplasma, herpes #irus" 5 /ebanyakan infeksi saluran pernapasan (ISPA) disebabkan oleh #irus seperti #irus sinsisial pernapasan (9SP), #irus parainfluena, adeno#irus, rhino#irus, dan corona#irus, koksaki #irus A dan & dan mikoplasma" Penyakit infeksi saluran pernapasan (ISPA) !uga bisa disebabkan karena faktor kelelahan, 7
daya tahan tubuh lemah, asap kendaraan, dan pembakaran hutan setelah pergantian musim" 2 7 Penyebab lain !uga adalah faktor lingkungan rumah seperti halnya pencemaran udara dalam rumah, #entilasi rumah, dan kepadatan hunian rumah" Pencemaran udara dalam rumah yang sangat berpengaruh terhadap ke!adian ISPA adalah asap pembakaran yang digunakan untuk memasak" 'alam hal ini misalnya bahan bakar kayu" Selain itu, asap rokok yang ditimbulkan dari salah satu atau lebih anggota yang mempunyai kebiasaan merokok !uga menimbulkan resiko terhadap ter!adinya ISPA" 2.2.(
PATOFISIOLOGI
Penyakit ini dapat ditularkan melalui udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup orang sehat leat saluran pernapasan" 9iruslah yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan bagian atas, yang sering ter!adi pada semua golongan masyarakat di musim dingin" % Per!alanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya #irus dengan tubuh" 4asuknya #irus sebagai antigen ke saluran pernapasan menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran napas bergerak ke atas mendorong #irus ke arah faring atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring" ika refleks tersebut gagal maka #irus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernapasan" Iritasi #irus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering" /erusakan struktur lapisan dinding saluran pernapasan menyebabkan kenaikan akti#itas kelen!ar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran napas, sehingga ter!adi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal" Rangsangan cairan yang berlebihan tersebut menimbulkan ge!ala batuk" Sehingga pada tahap aal ge!ala ISPA yang paling menon!ol adalah batuk" 10 Adanya infeksi #irus merupakan predisposisi ter!adinya infeksi sekunder bakteri" Akibat infeksi #irus tersebut ter!adi kerusakan mekanisme mukosiliaris 8
yang merupakan mekanisme perlindungan pada saluran pernapasan terhadap infeksi bakteri sehingga memudahkan bakteri$bakteri patogen yang terdapat pada saluran
pernapasan
atas
seperti streptococcus
pneumonia,
haemophylus
influenzae, dan staphylococcs menyerang mukosa yang rusak tersebut" Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mukus bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran napas sehingga timbul sesak napas dan !uga menyebabkan batuk yang produktif" In#asi bakteri ini dipermudah dengan adanya faktor$faktor seperti kedinginan dan malnutrisi" 11 9irus yang menyerang saluran napas atas dapat menyebar ke tempat$tempat yang lain dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan ke!ang, demam, dan !uga bisa menyebar ke saluran napas atas" 'ampak infeksi sekunder bakteripun bisa menyerang saluran napas baah, sehingga bakteri$bakteri yang biasanya hanya ditemukan dalam saluran pernapasan atas, sesudah ter!adi infeksi #irus, dapat menginfeksi paru$paru sehingga menyebabkan pneumonia bakteri"
5 1-
Penanganan penyakit saluran pernapasan pada anak harus diperhatika aspek imunologis saluran napas terutama dalam hal baha sistem imun di saluran napas yang sebagian besar terdiri dari mukosa, tidak sama dengan sistem imun sistemik pada umumnya" Sistem imun saluran napas yang terdiri dari folikel dan !aringan limfoid yang tersebar merupakan ciri khas sistem imun mukosa" ;iri khas berikutnya adalah baha IgA memegang peranan pada saluran napas atas sedangkan Ig< pada saluran napas baah" 'iketahui pula baha sekretori IgA (sIgA) sangat berperan dalam mempertahankan integritas mukosa saluran napas" 1. 'ari uraian di atas, per!alanan klinis penyakit ISPA ini dapat dibagi men!adi empat tahap, yaitu:
1.
1 tahap prepatogenesis, penyebab telah ada tetapi penderita belum menun!ukkan reaksi apa$apa" - ahap inkubasi, #irus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa" ubuh men!adi lemah apalagi bila keadaan gii dan daya tahan sebelumnya memang sudah rendah"
9
. ahap dini penyakit, mulai dari munculnya ge!ala penyakit" imbul ge!ala demam dan batuk" % ahap lan!ut penyakit, dibagi men!adi empat yaitu dapat sembuh sempurna, sembuh dengan atelektasis, men!adi kronis, dan dapat meninggal akibat pneumonia" 2.2.
TANDA DAN GEJALA
4enurut 'ep/es RI, 1., tanda dan ge!ala penyakit infeksi saluran pernapasan dapat berupa: batuk, kesulitan bernapas, sakit tenggorokan, pilek, demam, dan sakit kepala" 1% Adapun tanda$tanda berdasarkan pemeriksaan klinik dan pemeriksaan laboratorium yaitu: 1% a"
Pada sistem pernapasan adalah napas tidak teratur dan cepat, retraksi atau tertariknya kulit ke dalam dinding dada, napas cuping hidung, sesak, kebiruan, suara lemah, atau hilang suara napas seperti ada cairannya
b"
sehingga terdengar keras" Pada sistem peredaran darah dan !antung: denyut !antung cepat atau lemah,
c"
hipertensi, hipotensi, dan gagal !antung" Pada sistem syaraf adalah: gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,
d"
bingung, ke!ang, dan koma" Pada hal umum adalah: letih dan berkeringat banyak" Sedangkan tanda dan ge!ala menurut 'epartemen /esehatan RI -00-
adalah: 1% a" ISPA ringan Seseorang yang menderita ISPA ringan apabila ditemukan ge!ala batuk pilek dan sesak" b" ISPA sedang ISPA sedang apabila timbul ge!ala$ge!ala sesak napas, suhu tubuh lebih dari .0; dan bila bernapas mengeluarkan suara seperti mengorok" c" ISPA berat
2.2.
FAKTOR RESIKO ISPA
4enurut 'epkes RI (-00-), faktor resiko ter!adinya ISPA secara umum yaitu faktor lingkungan, faktor indi#idu anak, serta faktor perilaku"
-2
a" =aktor lingkungan 1) Pencemaran udara dalam rumah Asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan bakar untuk memasak dengan konsentrasi tinggi dapat merusak mekanisme pertahanan paru sehingga akan memudahkan timbulnya ISPA" *al ini dapat ter!adi pada rumah yang #entilasinya kurang dan dapur terletak di dalam rumah, bersatu dengan kamar tidur" -)" 9entilasi rumah 9entilasi adalah proses penyediaan udara atau pengarahan udara ke atau dari ruangan baik secara alami maupun secara mekanis" 4embuat #entilasi udara serta pencahayaan di dalam rumah sangat diperlukan karena akan mengurangi polusi asap yang ada di dalam rumah sehingga dapat mencegah seseorang menghirup asap tersebut yang lama$kelamaan bisa menyebabkan terkena ISPA" 6uas penghaaan atau #entilasi alamiah yang permanen minimal 10+ dari luas lantai" .)" /epadatan hunian rumah /epadatan tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi dalam rumah yang telah ada" &egitu !uga keadaan rumah kamar yang penghuninya lebih dari dua orang karena bisa menghalangi proses pertukaran udara bersih sehingga men!adi penyebab ter!adinya ISPA" b"
=aktor pe!amu
11
=aktor pe!amu yang dimaksud ialah seperti kebiasaan merokok di dalam rumah, kemampuan pe!amu menularkan infeksi, status kekebalan, infeksi sebelumnya atau infeksi serentak yang disebabkan oleh patogen lain" c" =aktor perilaku =aktor perilaku dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit ISPA pada bayi dan balita dalah hal ini adalah praktek penanganan ISPA di keluarga baik yang dilakukan oleh ibu ataupun oleh anggota keluarga lainnya" Peran aktif keluarga atau masyarakat dalam menangani ISPA sangat penting karena penyakit ISPA merupakan penyakit yang ada sehari$hari di dalam masyarakat atau keluarga" *al ini perlu mendapat perhatian serius oleh kita semua karena penyakit ini banyak menyerang balita, sehingga balita itu dan anggota keluarganya yang sebagian besar dekat dengan balita mengetahui dan terampil menangani penyakit ISPA ketika anaknya sakit" 2.2.4
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Program pemberantasan penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia" Pneumonia dibagi atas dera!at beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat" Penyakit batuk pilek seperti rhinitis, faringitis, tonsilitis, dan penyakit !alan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia" 15 4enurut tingkatannya pneumonia diklasifikasikan sebagai berikut:
15
1 Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada ke dalam (chest indraing)" - Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat" . &ukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada ke dalam, tanpa napas cepat"
12
Sedangkan untuk terapi penyakit ISPA biasanya disesuaikan oleh dera!at tidaknya penderita yang disesuaikan dengan ge!ala klinis yang telah di!elaskan sebelumnya" Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti atuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumonia bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibatkan kematian"
1 Pneumonia berat: diraat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigen, dan sebagainya" - Pneumonia: diberi obat antibiotik cotrimo>aole peroral" &ila penderita tidak mungkin diberi cotrimo>aole atau ternyata dengan pemberian cotrim>aole keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampicillin, amo>icillin, atau penisilin prokain" . &ukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik" 'iberikan peraatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung at yang merugikan seperti kodein, dekstrometorfan dan antihistamin" &ila demam diberikan obat penurun panas yaitu paracetamol" Penderita dengan ge!ala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelen!ar getah bening di leher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcus dan harus diberi antibiotik (penicillin) selama 10 hari" 2.2.5
PEN6EGAHAN
&erbagai
strategi
yang
dapat
dilakukan
untuk
pencegahan
dan
pemberantasan ISPA oleh masyarakat diantaranya adalah kebersihan lingkungan" 6ingkungan yang padat akan mempercepat penularan batuk" 4eludah di sembarangan tempat dan bersin di depan anak$anak !uga akan memudahkan penularan" Penelitian menun!ukkan baha anak$anak yang tinggal serumah dengan perokok lebih sering diraat di rumah sakit oleh karena menderita ISPA
13
dibanding dengan anak$anak dari keluarga yang tidak merokok" ?leh karena itu, udara yang bersih dan #entilasi yang cukup merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua untuk mencegah penularan ISPA" Selain itu, bila anak menderita ISPA sebaiknya istirahat dulu untuk akti#itas berkumpul dengan anak lain karena akan mudah sekali ter!adi penularan"
.
2.3 P*n&*-a%an D'a0n/#* H/'#%'- Pa&a P*a+anan K*&/-%*)an K*ua)0a &' La+anan P)'*)
Pengertian
holistik
adalah
memandang
manusia
sebagai
mahluk
biopsikososio$kultural pada ekosistemnya" Sebagai mahluk biologis manusia adalahmerupakan sistem organ, terbentuk dari !aringan serta sel$sel yang kompleks fungsionalnya" 'iagnosis holistik adalah kegiatan untuk mengidentifikasi dan menentukan dasar dan penyebab penyakit (disease), luka (injury) serta kegaatan yang diperoleh dari alasan kedatangan, keluhan personal, riayat penyakit pasien, pemeriksaan
fisik,
hasil
pemeriksaan
penun!ang,
penilaian
risiko
internal@indi#idual dan eksternal dalam kehidupan pasien serta keluarganya" Sesuai dengan arah yang digariskan dalam Sistem /esehatan asional -00%, maka dokter keluarga secara bertahap akan diperankan sebagai pelaku pelayanan pertama (layanan primer)" u!uan 'iagnostik *olistik : 1" -" ." %" 5" 2" 7" "
Penyembuhan penyakit dengan pengobatan yang tepat *ilangnya keluhan yang dirasakan pasien Pembatasan kecacatan lan!ut Penyelesaian pemicu dalam keluarga (masalah sosial dalam kehidupannya) angka aktu pengobatan pendek ercapainya percepatan perbaikan fungsi sosial erproteksi dari resiko yang ditemukan eru!udnya partisipasi keluarga dalam penyelesaian masalah 'iagnosa secara holistik sangat penting dilakukan sebelum melakukan
terapi, tu!uannya yakni 14
1" 4enentukan kedalaman letak penyakit -" 4enentukan kekuatan serangan pathogen penyakit ." 4enentukan kekuatan daya tahan tubuh yang meliputi kekuatan fungsi organ %" 4enentukan urutan tatacara terapi dan teknik terapi yang akan dipilihnya 5" 4enentukan interfal kun!ungan terapi" (4odul Pelatihan dan Sertifikasi ASP8RI ateng -011) 'iagnosis *olistik memiliki standar dasar pelaksanaan yaitu : 1" 4embentuk hubungan interpersonal antar petugas administrasi (penerimaan, pencatatan biodata) dengan pasien -" 4embentuk hubungan interpersonal antara paramedis dengan pasien" 4elakukan pemeriksaan sarinagn (riage), data diisikan dengan lembaran ." %" 5" 2"
penyaring 4embentuk hubungan interpersonal anatara dokter dengan pasien 4elakukan anamnesis 4elakukan pemeriksaan fisik Penentuan dera!at keparahan penyakit berdasarkan ge!ala, komplikasi,
prognosis, dan kemungkinan untuk dilakukan inter#ensi 7" 4enentukan resiko indi#idual diagnosis klinis sangat dipengaruhi faktor
indi#idual termasuk perilaku pasien " 4enentukan pemicu psikososial
dari peker!aan maupun komunitas
kehidupan pasien " 4enilai aspek fungsi sosial" 'asar$dasar dalam pengembangan pelayanan@pendekatan kedokteran keluarga di layanan primer antara lain : 1" Pelayanan kesehatan menyeluruh (holistik) yang mengutamakan upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit -" Pelayanan kesehatan perorangan yang memandang seseorang sebagai bagian dari keluarga dan lingkungan komunitasnya ." Pelayanan yang mempertimbangkan keadaan dan upaya kesehatan secara terpadu dan paripurna (komprehensif)" %" Pelayanan medis yang bersinambung 5" Pelayanan medis yang terpadu Pelayanan komprehensif yaitu pelayanan yang memasukkan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ( promotive), pencegahan penyakit dan proteksi khusus
15
( preventive & spesific protection), pemulihan kesehatan (curative), pencegahan kecacatan (disability limitation)
dan rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation)
dengan memperhatikan kemampuan sosial serta sesuai dengan mediko legal etika kedokteran" Pelayanan medis disediakan
dokter
yang bersinambung
keluarga
merupakan
merupakan pelayanan yang
pelayanan
bersinambung,
yang
melaksanakan pelayanan kedokteran secara efisien, proaktif dan terus menerus demi kesehatan pasien" Pelayanan medis yang terpadu artinya pelayanan yang disediakan dokter keluargabersifat terpadu, selain merupakan kemitraan antara dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, !uga merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang menun!ang pelayanan kedokteran, baik dari formal maupun informal" P)'n#', ,*a+anan K*&/-%*)an K*ua)0a &' La+anan P)'*) a&aa"!
a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Comprehensive care and holistic approach Continuous care Prevention first Coordinative and collaborative care Personal care as the integral part of his/her family Family, community, and environment consideration thics and la! a!areness Cost effective care and "uality assurance Can be audited and accountable care Pendekatan menyeluruh (holistic approach#, yaitu peduli baha pasien
adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental, sosial dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan sosialnya" 3ntuk melakukan pendekatan diagnosis holistik, maka perlu kita melihat dari beberapa aspek yaitu: I" II"
Aspek personal: /eluhan utama, harapan, dan kekhaatiran" Aspek klinis: &ila diagnosis klinis belum dapat ditegakkan cukup dengan diagnosis ker!a dan diagnosis banding"
16
III"
Aspek internal: /epribadian seseorang akan mempengaruhi perilaku" /arakteristik
pribadi
amat dipengaruhi
oleh umur, !enis
kelamin,
o
pendidikan, peker!aan, sosial ekonomi, kultur, etnis, dan lingkungan" Aspek eksternal: Psikososial dan ekonomi keluarga" 'era!at fungsi sosial: 'era!at 1: idak ada kesulitan, dimana pasien dapat hidup mandiri 'era!at -: Pasien mengalami sedikit kesulitan" 'era!at .: Ada beberapa kesulitan, peraatan diri masih bisa dilakukan,
o
hanya dapat melakukan ker!a ringan" 'era!at %: &anyak kesulitan" ak melakukan aktifitas ker!a, tergantung pada
o
keluarga" 'era!at 5: ak dapat melakukan kegiatan
I9" 9" o o
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS 1.1 J*n'# S%u&' Ka#u#
Studi kasus ini menggunakan desain studi /ohort untuk mempela!ari hubungan antara faktor risiko dan efek (penyakit atau masalah kesehatan), dengan memilih kelompok studi berdasarkan perbedaan faktor risiko" /emudian mengikuti sepan!ang periode aktu tertentu untuk melihat berapa banyak sub!ek dalam masing$masing kelompok yang mengalami efek penyakit atau masalah kesehatan untuk melakukan penerapan pelayanan dokter layanan primer secara paripurna dan holistik terutama tentang penatalaksanaan penderita 3rtikaria dengan pendekatan kedokteran keluarga di Puskesmas amangapa pada tahun -015" 1.2 L/-a#' &an 7a-%u *a-u-an S%u&' Ka#u# 3.2.1 7a-%u S%u&' Ka#u#
Studi kasus dilakukan pertama kali saat penderita datang berobat di puskesmas amangapa pada hari Selasa, -. uni -015" Selan!utnya dilakukan home #isit untuk mengetahui secara holistik keadaan dari penderita" 3.2.2 L/-a#' S%u&' Ka#u# Studi kasus bertempat di Puskesmas amangapa /ota 4akassar 17
1.3 Gaba)an Uu L/-a#' P*n*'%'an 1.3.1
K*a&aan G*/0)a$'#
Puskesmas amangapa berada dalam ilayah /ecamatan 4anggala, dengan ilayah ker!a meliputi dua kelurahan yaitu /elurahan amangapa dan /elurahan &angkala" /elurahan amangapa terdiri dari 7 RB dan.0 R, dengan luas ilayah 22- ha" Sedangkan /elurahan &angkala terdiri dari 1% RB dan7 R, dengan luas ilayah %.0 *a" Gambar 11. Peta wilayah kerja Puskesmas Tamangapa
K*u)a"an
Rua"
amangapa
1"715
KK
P)'a
7an'%a
1"7%
."20
."7
Jua"
7"%
Adapun batas ilayah ker!a Puskesmas amangapa adalah: a" b" c" d" 1.3.2
Sebelah utara berbatasan dengan /elurahan Antang Sebelah selatan berbatasan dengan /abupaten
&erdasarkan sur#ey tahun -010, !umlah penduduk dalam ilayah ker!a Puskesmas amangapa adalah -5"2%orang, terdiri dari 7"% orang di /elurahan amangapa"
1.3.3
T'n0-a% P*n&'&'-an &an Ma%a P*nca"a)'an
ingkat pendidikan penduduk di ilayah ker!a Puskesmas amangapa ber#ariasi mulai dari tingkat Perguruan inggi, S6A, S6P, tamat S', tidak tamat S', hingga tidak sekolah" Adapun mata pencaharian penduduk sebagian
18
besar berturut$turut adalah pegaai negeri sipil (PS), pegaai sasta, irasasta, I, petani dan buruh"
1.3.(
U,a+a K*#*"a%an
Puskesmas amangapa memiliki 1- ruangan yang terdiri atas Ruang Periksa@Ruang
'okter,
Ruang
indakan,
Ruang
/epala
Puskesmas,
Apotek,@/amar ?bat, Ruang
Gambar 12. Denah Puskesmas Tamangapa
1.3.
'#' &an M'#' Pu#-*#a# Taan0a,a Visi Puskesmas Tamangapa
Puskesmas amangapa men!adi pusat pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, ter!angkau dan berorientasi kepada keluarga dan masyarakat agar tercapai Indonesia Sehat -015"
isi Puskesmas Tamangapa •
4enyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu, paripurna dan ter!angkau oleh seluruh masyarakat"
•
4eningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang 19
kesehatan sehingga masyarakat bisa mandiri" •
4eningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
dalam
pelayanan kesehatan" •
4en!adikan Puskesmas sebagai pusat pengembangan pembangunan kesehatan masyarakat"
•
4eningkatkan kese!ahteraan pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan"
•
4en!alin kemitraan dengan semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan dalam pengembangan kesehatan masyarakat"
'#' &an M'#' %*)#*bu% &'a-u-an &*n0an ca)a *a-#ana-an :
a)" 8nam 3paya /esehatan Ba!ib, yaitu : 1"
3paya Promosi /esehatan
-"
3paya /esehatan 6ingkungan
."
3paya /esehatan Ibu dan Anak serta /eluarga &erencna
%"
3paya Perbaikan
5"
3paya pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 4enular
2" b)"
3paya Pengobatan 6ima 3paya /esehatan Pengembangan, yaitu :
1"
3paya /esehatan Sekolah
-"
3paya Peraatan /esehatan 4asyarakat
."
3paya /esehatan
%"
3paya /esehatan 3sia 6an!ut
5"
3nit Pembinaan Pengobatan radisional
1.3.
18 P*n+a-'% U%aa P*n+*bab K*a%'an T*)ban+a- &' In&/n*#'a
Setiap tahunnya, !utaan manusia meninggal karena banyak hal" Salah satunya adalah penyakit yang diderita" &erikut ini, 'ata 'epartemen /esehatan
20
RI menun!ukkan peningkatan !umlah penderita 10 penyakit utama
yang
menyebabkan kematian terbanyak di Indonesia, yaitu : 1
Jan%un0 K/)/n*) antung /oroner adalah satu dari 10 Penyakit erbanyak di Indonesia yang
menyebabkan kematian" Penderita umumnya mengalami nyeri dada, gagal !antung, hingga serangan !antung karena !antung gagal memompa darah" -
Tub*)-//#'# 9TB6: 10 Penyakit erbanyak di Indonesia yaitu &;" Ca, Indonesia termasuk
peringkat ketiga terburuk di dunia untuk !umlah penderita &;" erapi pengobatan &; selama 2 bulan tanpa putus efektif menghindarkan penderita dari kematian" . D'ab*%*# M*'%u# 9K*nc'n0 Man'#: Penyakit gangguan metabolisme karena terganggunya produksi Insulin dan tingginya kandungan gula darah" 'iabetes dapat menyebabkan kematian dengan berbagai komplikasi yang dibutuhkan" % H',*)%*n#';T*-anan Da)a" T'n00' Penyakit ini disebabkan oleh konsumsi makanan berlemak@berkolesterol tinggi
berlebihan
serta
kurangnya
akti#itas
fisik@olahraga"
*ipertensi
membahayakan karena menyebabkan stroke, gagal !antung, serangan !antung" 5 S%)/-* 'i Indonesia diperkirakan ada .00"000 kasus Stroke setiap tahunnya" Sayangnya, pasien sering datang ke rumah sakit sudah dengan tingkat keparahan tinggi sehingga terlambat ditangani" 2 Kan-*) &eberapa dekade yang lalu, !umlah penderita kanker tidaklah sebanyak pada dekade ini" Penyakit ini semakin mengge!ala karena faktor meningkatnya konsumsi makanan cepat sa!i, polusi udara, tingkat stres tinggi" 7 P*n+a-'% Pa)u K)/n'# ingginya angka penderita penyakit ini ter!adi karena kondisi lingkungan yang buruk terutama di kaasan industri@perkotaan padat penduduk serta kebiasaan merokok masyarakat Indonesia" D'a)* Separuh penduduk Indonesia masih tinggal di kaasan kumuh dan tidak memiliki sanitasi yang baik" Sayangnya, penanganan 'iare sering tidak serius sehingga banyak menyebabkan kematian pada anak dan balita" 21
In$*-#' Sau)an P*)na$a#an;Pn*u/n'a Iklim tropis dengan kelembaban tinggi diduga men!adi penyebab banyaknya
penyakit ini di Indonesia yang banyak menyerang anak dan balita di daerah dataran tinggi@pegunungan" 10 HI;AIDS Penggunaan !arum suntik bersama$sama, transfusi darah, dan hubungan seksual tanpa pengaman meningkatkan angka penderita penyakit ini setiap tahun" /arena itu, Pendidikan /esehatan Reproduksi@Penanggulangan *I9@AI'S harus terus dilakukan" 10 Penyakit diatas umumnya disebabkan oleh kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat, dan kurangnya tindakan pencegahan penyakit secara dini yaitu check$ up kesehatan secara rutin" Apalagi 10 penyakit ini sebagian besar termasuk golongan penyakit kronik Adapun 10 (sepuluh) !enis penyakit penyebab utama kematian di /ota 4akassar tahun -01- dapat dilihat pada tabel berikut :
abel 5: 10 !enis penyakit utama penyebab kematian
1.3.4
O)0an'#a#' Pu#-*#a# Taan0a,a
22
Gaba) 13 O)0an'#a#' Pu#-*#a# Taan0a,a a. Sa)ana K*#*"a%an
Sarana kesehatan milik Pemerintah, Sasta dan partisipasi masyarakat yang terdapat dalam ilayah ker!a Puskesmas amangapa turut berperan dalam peningkatan status dera!at kesehatan masyarakat dalam ilayah ker!a Puskesmas amangapa" enis sarana kesehatan yang terdapat diilayah ker!a Puskesmas amangapa tahun -01% terdiri dari
:
•
Rumah Sakit &ersalin
: 1 buah
•
Puskesmas
: 1 buah
•
Puskesmas Pembantu
: 1 buah
•
'okter Praktek
: orang
•
&idan Praktek Sasta ( &PS ) : % orang
•
Posyandu
: -0 buah
b. T*na0a &an S%)u-%u) O)0an'#a#' 1. T*na0a K*#*"a%an
umlah tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas amangapa tahun -01% sebanyak -0 orang dengan berbagai spesifikasi, yang terdiri dari •
'okter 3mum
: - orang
•
'okter
: - orang
•
Peraat
•
&idan
: . orang
•
Sanitarian
: 1 orang
•
utrisionis
: 1 orang
•
Pranata 6aboratorium
: 1 orang
•
Asisten Apoteker
: - orang
•
Peraat
: 1 orang
:
: orang
23
•
Rekam 4edik
: - orang
•
Sar!ana /esehatan 4asyarakat :
$
8pidemiologi
$
Promkes
$
A//
: 1 orang : 1 orang : 1 orang
c. S%)u-%u) O)0an'#a#'
Struktur ?rganisasi Puskesmas amangapa berdasarkan Surat /eputusan /epala 'inas /esehatan /ota 4akassar omor :00@12-@S/@I9@-010 anggal -1 April -010 terdiri atas : •
/epala Puskesmas
•
/epala Subag ata 3saha
•
3nit Pelayanan eknis =ungsional Puskesmas
$
3nit /esehatan 4asyarakat
$
3nit /esehatan Perorangan
•
3nit aringan Pelayanan Puskesmas
$
3nit Puskesmas Pembantu ( Pustu )
$
3nit Puskesmas /eliling ( Puskel )
$
3nit &idan /omunitas
1.3.5
Au) P*a+anan Pu#-*#a# Taan0a,a
&erikut adalah alur pelayanan raat !alan di Puskesmas amangapa :
24
1.( P*n0u,uan &a%a ;'n$/)a#'
Semua yang berkaitan dengan penyakit atau permasalahan kesehatan penderita informasinya dikumpulkan dengan melakukan komunikasi personal dengan pasien dan atau keluarganya dan analisis data" 1. 6a)a P*n0u,uan &a%a;'n$/)a#'
'ilakukan dengan komunikasi personal dengan pasien@keluarganya secara langsung dengan menggunakan pertanyaan hat, hy, ho, here, hen dan ho"
25
BAB I HASIL DAN PEMBAHASAN
(.1 HASIL STUDI KASUS A. PASIEN 1 IDENTITAS PASIEN
ama
: Aryanti
3mur
: %"5 tahun
enis /elamin
: Perempuan
&angsa@suku
: 4akassar
Agama
: Islam
Alamat
: ln" Rahmatullah %
anggal Pemeriksaan
: -. uni -015
2 ANAMNESIS
1
/eluhan utama
-
Anamnesis erpimpin :
: &atuk
Pasien mengeluh batuk se!ak % hari yang lalu" &atuk disertai lendir" 4enurut ibunya, pasien kadang sesak dan demam terutama pada sore dan 26
malam hari dan hanya dikompres namun beberapa !am kemudian pasien demam kembali" .
Riayat penyakit dahulu:
%
$
Riayat asma ($)
$
&ersin$bersin saat dingin dan terkena debu ($)
Riayat keluarga: idak ada anggota keluarga yang mengalami ge!ala yang sama"
5
Riayat pengobatan: Pasien hanya dikompres !ika demam di rumah namun tidak membaik"
3. PEMERIKSAAN FISIS $ inggi &adan : %5 cm $ &erat &adan : kg $ anda 9ital :
1
ekanan 'arah
: 100@70 mm*g
-
adi
: >@menit
.
Penapasan: -% >@menit, sesak"
%
Suhu: ., 0;
S%a%u# G*n*)a'#
1" /epala $ 8kspresi $ Simetris muka $ Rambut -" 4ata $ 8ksoptalmus atau enoptalmus $ ekanan bola mata $ /elopak mata $ /on!ungti#a $ /ornea $ Sklera $ Pupil ." elinga $ ophi $ Pendengaran $ yeri tekan di prosesus mastoideus
: &iasa : Simetris kiDka : *itam, sukar dicabut : ($) : idak dilakukan pemeriksaan : 'alam batas normal : Anemi ($) : ernih : Ikterus ($) : Isokor -,5 mm : ($) : 'alam batas normal : ($) 27
%" *idung $ $ $
Perdarahan Sekret apas cuping hidung
: ($) : ($) : (E)
5" 4ulut $ $ $ $
&ibir
: /ering ($) : /aries ($) : Perdarahan ($) : *iperemis ($)
2" 6eher $ $ $ $ $
/elen!ar getah bening /elen!ar gondok '9S /aku kuduk umor
: 4 ($), ($) : 4 ($), ($) : R$- cm*-? : ($) : ($)
7" 'ada $ $ $ $ $
Inspeksi &entuk Pembuluh darah &uah dada Sela iga
: Simetris kiDka : ormochest : &ruit ($) : idak ada kelainan : idak ada pelebaran
" hora> $
Palpasi
: =remitus Raba yeri tekan
$
Perkusi
&atas paru hepar
: /iD/a : ($)
: Paru kiri
: Sonor
Paru kanan
: Sonor
: I;S 9I 'e>tra Anterior
&atas paru belakang kanan : 9 h IF 'e>tra Posterior
28
&atas paru belakang kiri $
Auskultasi
: 9 h F Sinistra Posterior
: &unyi pernapasan
: #esikuler
&unyi tambahan : Rh
$@$
Bh $@$
" Punggung $ $ $ $
Inpeksi Palpasi yeri ketok Auskultasi
: skoliosis ($), kifosis ($) : 4 ($), ($) : ($) : Rh $@$ Bh $@$
10" ;or $ $ $ $ $
Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi &unyi tambahan : &ising ($)
: Ictus kordis tidak tampak : Ictus cordis tidak teraba : Pekak,batas !antung kesan normal : & I@II murni regular
11" Abdomen $ $ o o o
$ $
Inspeksi Palpasi *ati 6impa
: 'atar, ikut gerak napas : 4 ($), ($)daerah epigastrium : idak teraba : idak teraba : &allotement ($) : impani : Peristaltik (E), kesan normal
1-" Alat /elamin 1." Anus dan rectum
: idak dilakukan pemeriksaan : idak dilakukan pemeriksaan
1%" 8kstremitas $ 8dema $ /ulit
: ($) : Peteki ($)
29
(. PEMERIKSAAN PENUNJANG idak dilakukan pemeriksaan . EPIDEMIOLOGI DAN ETIOLOGI Pada kasus Aryanti yang berumur %,5 tahun dengan diagnosa ISPA, dimana
penyakit ini sering kali menyerang anak$anak karena kondisinya yang masih labil" Adapun penyebab ISPA yang diderita Aryanti diduga karena faktor lingkungannya yaitu asap pembakaran dimana bahan bakar yang digunakan untuk memasak masih menggunakan bahan bakar kayu" . PENATALAKSANAAN Adapun penatalaksanaan yang diberikan kepada Aryanti berupa pemberian
terapi farmakologi dan terapi non farmakologi" erapi farmakologi berupa Paracetamol syrup .F1, ;otrimoksaole -F1, dan
kebersihan diri dan lingkungan tiap$tiap anggota keluarga"
B. KELUARGA P)/$' K*ua)0a • a Ka)a-%*)'#%'- D*/0)a$' K*ua)0a o Identitas /epala keluarga o Identitas Pasangan Alamat o &entuk /eluarga o
: n" 'onda : y" Ayu : ln" Rahmatullah %, Antang : $uclear Family
Tab* ! An00/%a K*ua)0a +an0 T'n00a S*)ua"
N /
1"
Naa
K*&u&u-an &aa -*ua)0a
G*n&* )
Uu)
P*n&'&'-a n
P*-*)jaan
n" '
/epala
6
.0 th
S4P
&uruh harian
/eluarga
30
-"
y" A
Istri
P
-5 th
S'
Ibu Rumah angga
."
An" Ai
Anak
P
2th
$
$
%"
An" A
Anak
P
%,5 th
$
$
Pasien tersebut tinggal bersama kakak perempuan dan kedua orang tuanya" Ayahnya berumur .0 tahun, beker!a sebagai buruh harian" Ibunya berumur -5 tahun merupakan ibu rumah tangga" Anak$anaknya terdiri - perempuan" Anak pertamanyaberumur 2 tahun dan anak keduanya berumur %,5 tahun" b $
P*n'a'an S%a%u# S/#'a &an K*#*ja"%*)aan H'&u, 6ingkungan tempat tinggal L'n0-un0an T*,a% T'n00a
Status kepemilikan rumah : ''- #*n&')' 'aerah perumahan : ,a&a% /arakteristik Rumah dan 6ingkungan 6uas rumah : 1- > m umlah penghuni dalam satu rumah : % orang 6uas halaman rumah : $ idak bertingkat 6antai rumah dari : semen 'inding rumah dari : seng amban keluarga : ada empat bermain : tidak ada Penerangan listrik : %50 att /etersediaan air bersih : ada, sumur empat pembuangan sampah : ada
/esimpulan /eluarga n" ' tinggal di rumah
dengan
kepemilikian
milik sendiri" n" ' tinggal dalam
rumah
dengan
yang
lingkungan
sehat rumah
yang padat dan #entilasi yang memadai yang dihuni oleh %?rang" 'engan penerangan listrik %50 att" Air sumur umum
sebagai
sarana
air
bersih keluarga"
'AP3R /A4AR 4A'I
/A4AR 1- 488R /A4AR
R3A< /863AR
31
R3A< A43
c
488R S%a%u# S/#'a &an K*#*ja"%*)aan K*ua)0a Peker!aan sehari$hari ayah pasien adalah seorang buruh harian dan ibunya
hanya ibu rumah tangga" Pendapatan keluarga n"' setiap bulannya cukup dan bisa untuk membiayai kebutuhan sehari$hari keluarganya" Pasien ini tinggal di rumah pribadi yang terletak di Antang" Rumah pasien dalam kondisi baik, tertata rapi, serta teraat" Rumah terdiri dari . kamar dan 1 kamar mandi" Sekitar rumah yaitu bagian samping kiri dan kanannya berbatasan dengan rumah batu, dan berada di lingkungan perumahan yang cukup padat" &
P/a K/n#u#' Ma-anan K*ua)0a
Pola konsumsi keluarga tersebut cukup baik" Akan tetapi mereka sering makan ikan teri dan mairo" *
P#'-//0' Daa Hubun0an An%a) An00/%a K*ua)0a
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan sesama anggota keluarga yang lainnya, baik yang tinggal didalam rumah maupun yang tidak" 'engan seluruh anggota keluarga, ter!alin komunikasi yang baik dan cukup lancar" $
L'n0-un0an
6ingkungan tempat tinggal sudah cukup baik" ata pemukiman di sekitar rumah pun tertata dengan baik dan rapi" /ebersihan lingkungan rumah ter!aga, begitu !uga dengan lingkungan rumah para tetangga disekitar rumah n"*" alanan di depan rumah dalam kondisi baik dan namun belum teraspal" PEMBAHASAN 32
Penegakan diagnosis pada pasien ini berdasarkan anamnesis secara holistik yaitu, aspek personal, aspek klinik, aspek resiko internal dan aspek resiko eksternal,
serta
pemeriksaan
penun!ang
dengan
melakukan
pendekatan
menyeluruh dan pendekatandiagnosis holistik" 1. Anan*#'#
4enurut 'ep/es RI 1., tanda dan ge!ala penyakit infeksi saluran pernapasan dapat berupa: batuk, kesulitan bernapas, sakit tenggorokan, pilek, demam, dan sakit kepala" Sedangkan tanda dan ge!ala menurut 'epartemen /esehatan RI -01- adalah batuk, pilek, dan sesak untuk ISPA ringan, sesak napas, suhu tubuh lebih dari .0;, dan bila bernapas mengeluarkan suara seperti mengorok" Sedangkan untuk ISPA berat ge!ala meliputi kesadaran menurun, nadi cepat atau tidak teraba, nafsu makan menurun, bibir dan u!ung nadi membiru (sianosis), dan gelisah" 1% 2.
P**)'-#aan F'#'# Pemeriksaan fisis yang dapat ditemukan berupa batuk, pilek, dan sesak
untuk ISPA ringan, sesak napas, suhu tubuh lebih dari . 0;, dan bila bernapas mengeluarkan suara seperti mengorok" Sedangkan untuk ISPA berat ge!ala meliputi kesadaran menurun, nadi cepat atau tidak teraba, nafsu makan menurun, bibir dan u!ung nadi membiru (sianosis), dan gelisah" 1% 3. P**)'-#aan P*nunjan0 Penyakit ISPA umumnya tidak memerlukan pemeriksaan penun!ang oleh karena dengan anamnesis dan pemeriksaan fisis sa!a sudah dapat ditegakkan suatu penyakit ISPA" 1% (. E,'&*'//0' ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia" *ampir empat !uta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, +$nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan baah" ingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak$anak, deasa, dan orang lan!ut usia, terutama di negara$ negara dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah" Angka ke!adian ISPA
33
!uga mudah menular pada area tertutup seperti asrama, pesantren, sekolah, dan sekolah$sekolah yang sekaligus asrama" - . 5"
E%'//0' 8tiologi ISPA terdiri dari .00 !enis bakteri, #irus, dan riketsia" &akteri
penyebab ISPA antara lain genus streptococcus, staphylococcus, pneumococcus, haemofillus, bordetella, dan corynebacterium. 9irus penyebab ISPA antara lain golongan mikso#irus, adeno#irus, corona#irus, pikorna#irus, mikoplasma, dan herpes #irus" 5 Penyebab lain !uga adalah faktor lingkungan rumah seperti halnya pencemaran udara dalam rumah, #entilasi rumah, dan kepadatan hunian rumah" Pencemaran udara dalam rumah yang sangat berpengaruh terhadap ke!adian ISPA adalah asap pembakaran yang digunakan untuk memasak dalam hal ini misalnya bahan bakar kayu" 2.
P*na%aa-#anaan
erapi penyakit ISPA biasanya disesuaikan oleh dera!at tidaknya penderita yang disesuaikan dengan ge!ala klinis" Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumonia bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibatkan kematian" Penderta diberi obat antibiotik cotrimo>aole peroral" &ila penderita tidak mungkin diberi cotrimo>aole atau ternyata dengan pemberian cotrim>aole keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampicillin, amo>icillin, atau penisilin prokain" 3.
P*nc*0a"an P)'*) &an S*-un&*)
Promosi kesehatan dengan pendekatan perilaku hidup sehat" Pencegahan primer dapat meliputi: 1. 1 4enghindari faktor pencetus 34
- 4en!aga kebersihan diri tiap anggota keluarga dan kebersihan lingkungan sekitar Sedangkan untuk pencegahan sekunder meliputi terapi farmakologi dan non farmakologi" 1. 1 Pengobatan farmakologi berupa : $
Paracetamol
$
;otrimoksaole
$
- Pengobatan nonfarmakologis $
4engidentifikasi dan mengeliminasi faktor penyebab ISPA
T*)a,' un%u- -*ua)0a
erapi untuk keluarga hanya berupa menghindari faktor pencetus ISPA
35
BAB KESIMPULAN DAN SARAN
.1 K*#',uan
&erdasarkan hasil studi kasus ISPAyang dilakukan di Puskesmas amangapa mengenai penatalaksanaan penderita ISPA dengan pendekatan kedokteran keluarga, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1 'iagnose /linis : Aryanti menderita penyakit ISPA dengan hasil anamnesis berupa batuk disertai lendir" erdapat demam dan sesak terutama sore dan malam hari" Pada pemeriksaan fisis ditemukan sesak dan adanya pernapasan cuping hidung" idak dilakukan pemeriksaan penun!ang karena alat yang digunakan tidak ada" - 8pidemiologi ISPA banyak diderita oleh anak$anak karena kondisi yang masih labil apabila bila menghadapi cuaca yang mudah berubah" Selain itu, ISPA !uga lebih mudah menular pada area tertutup seperti asrama, pesantren, sekolah, dan sekolah$sekolah yang sekaligus asrama" 8tiologi ISPA terdiri dari lebih .00 !enis bakteri, #irus, dan riketsia" Selain itu, faktor lingkungan rumah seperti pencemaran udara !uga men!adi pemicu timbulnya ISPA" . Adapun penatalaksanaan farmakologipenyakit ISPA yang diberikan yaitu paracetamol,
cotrimoksaole,
dan
glyceril
guaiacolate"
Sedangkan
penatalaksanaan non farmakologi berupa mengeliminasi faktor penyebab ISPA"
36
% Pencegahan ISPA dapat dilakukan secara primer maupun sekunder" Pencegahan primer seperti perilaku hidup sehat, sedangkan untuk pencegahan sekunder seperti menghindari faktor penyebab ISPA"
.1 Sa)an
'ari beberapa masalah yang dapat ditemukan pada Aryanti berupa : penyakit ISPA, maka disarankan untuk: 1 4engidentifikasi faktor$faktor yang mencetuskan timbulnya ISPAG - 4emberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit ISPAG . Penatalaksanaan ISPA sebaiknya menggunakan stratifikasi terapi yaitu first%line therapy, second%line therapy, dan third%line therapy.
37
DAFTAR PUSTAKA
1
Ranuh,I<"
Pendekatan Resiko
inggi dalam
Pengelolaan
Pelayanan
/esehatan Anak" ;ontinuing 8ducation Ilmu /esehatan Anak : =/ 3AIR G -010 -
B*?" Penanganan ISPA pada Anak di Rumah Sakit /ecil egara &erkembang" akarta : &uku /edokteran 8<; G -00
.
'inkes SulSel" 6aporan ahunan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit" Honline -00 : Hcited uny, -015" A#ailable from: url: http:@@dinkes$ sulsel"go"id@pdf@laporanJtahunanJpencegahanKpemberantasanJpenyakit"pdf"
%
;ahbagus" Infeksi Saluran Pernapasan Akut" Honline uny -011:Hcited uni -015"
A#ailable
from:
3R6:
http:@@infokedokteran"com@pdf@patofisologiJispa"html"pdf " 5
Prabu"Infeksi Saluran Pernapasan Akut"Honline anuari -01-:Hcited uni -015"
A#ailable
from:
3R6:http:@@putraprabu"ordpress"com@-00@01@1-@klasifikasi$ispa$pada$ balita@ 2
B*?"Acute Respiratory Infections"Honline 'esember -010: Hcited uni -015"
A#ailable
from:
3R6:http:@@ho"or"id@h1n1@docs@B*?J;'SJ8PRJ-007Jbahasa"pdf 7
A#icenna"anda dan
from:
3R6:http:@@ra!aana"com:artikel:kesehatan:%-Jispa"html"ebarchi#e
'imas"Pengenalan tentang ISPA atau Infeksi Pernapasan Akut"Honline 4aret -010:Hcited
uni
-015"
A#ailable
from:
3R6:httpG@@omdimas"com:pengetahuanJtentangJispaJatauJinfeksiJsaluranJp ernapasan Jakut::ebarchi#e 38