Istilah-istilah dalam Morfologi 1.
Morfologi
1. bidang bidang linguistik linguistik yang mempelajari mempelajari morfem dan kombinasi-ko kombinasi-kombinas mbinasinya; inya; 2. bagian dari dari strukt struktur ur bahasa bahasa yang yang mencak mencakup up kata kata dan bagian bagian-bag -bagian ian kata kata yakni yakni morfem morfem.. (Kridalaksana, 2!"1#!$ 2.
Morf
1. fonem atau urutan fonem yang berasosiasi dengan suatu makna; 2. anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya; misal (i$ pada kenai adalah morf; %. ujud kongkret atau ujud fonemis dari morfem. (Kridalaksana, 2!"1#&$ %.
'lomorf
anggota morfem yang telah ditentukan posisinya; misal ber), be), bel), adalah alomorf dari morfem ber). (Kridalaksana, 2!"11$ *.
Morfem
satuan satuan bahasa bahasa terkeci terkecill yang yang maknany maknanya a secara secara relati relatiff stabil stabil dan yang yang tidak tidak dapat dapat dibag dibagai ai atas atas baga bagaia ian n berm bermakn akna a yang yang lebi lebih h keci kecil; l; misa misall +ter+ter-, , +di+di-, , +pen +pensi sil l,, dan sebagainya adalah morfem. (Kridalaksana, 2!"1#&$ #.
Morfem bebas
morf morfem em yang yang secar secara a pote potens nsia iall dapa dapatt berd berdir irii sendi sendiri; ri; misa misall +rum +rumah ah, , +lar +lari i,, dsb. dsb. (Kridalaksana, 2!"1#&$ .
Morfem terikat
morf morfem em dasar dasar yang yang hany hanya a dapa dapatt menj menjad adii kata kata bila bila berg bergab abung ung deng dengan an afiks afiks atau atau dengan morfem lain; misal +juang, +olah, dsb. (Kridalaksana, 2!"1#&$ .
'kar (root, radical $
1. dasar; dasar; 2. unsur unsur yang yang menjadi menjadi dasar pembentuk pembentukan an kata; kata; misal misal graf graf dalam grafik, grafika, grafika, biografi, biografi, dsb; %. /inguistik /inguistik 'ustronesi 'ustronesia, a, inti kata yang mengandung mengandung makna inti dan menjadi dasar pembentukan kata. (Kridalaksana, 2!"*-#$. &.
0angkal (stem$ stem$
morfem morfem,, kata, kata, atau atau frase frase yang yang bergabu bergabung ng dengan dengan afiks, afiks, misal misal mengola mengolah, h, bertani bertani,, pert pertan angg ggun ungj gja aab aban an bent bentuk uk olah olah,, tani tani,, dan dan tang tanggu gung ng ja jaab adal adalah ah pang pangka kal. l. (Kridalaksana, 2!"11$ " !.
0okok
1.
tem
11.
3entuk dasar
bentuk dari sebuah morfem yang dianggap paling umum dan paling tidak terbatas. (Kridalaksana, 2!"%%$ 12.
Kata
1. morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasaan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas; 2. satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (mis.batu, rumah, dating, dsb.$ atau gabungan morfem (mis. pejuang, mengikuti, pancasila, mahakuasa, dsb.$ (Kridalaksana, 2!"11$ 1%.
Kata tunggal
kata berstruktur morfem tunggal yang berasal dari leksem tunggal setelah mengalami proses morfologis. (Kridalaksana, 2!"112$ 1*.
Kata turunan4jadian
kata yang terbentuk sebagai hasil proses afiksasi, reduplikasi, atau penggabungan. (Kridalaksana, 2!"111$ 1#.
5eri6asi
proses pengimbuhan afiks (Kridalaksana, 2!"*$ 1.
non-inflektif
pada
dasar
untuk
membentuk
kata.
7nfleksi
1. perubahan bentuk kata yang menunjukkan pelbagai hubungan gramatikal; mencakup deklinasi nomina, pronomina dan ajektifa, dan konjugasi 6erba; 2. unsur yang ditambahkan pada sebuah kata untuk menunjukkan sebuah hubungan gramatikal; misal s dalam boys menunjukkan infleksi plural, s dalam reads menunjukkan infleksi 6eba orang ketiga. (Kridalaksana, 2!"!%$ 1.
0rosodi
1. ciri fonologis yang meliputi lebih dari satu segmen dalam continuum ujaran; dipertentangkan dengan satuan fonematis; 2. sistem dan penyelidikan mengenai struktur persajakan. 1&.
8anda diakritis lih diakritik
tanda tambahan pada huruf yang sedikit-banyak mengubah nilai fonetis huruf itu; mis. tanda ( 9 $ pada e dalam :), dsb. (Kridalaksana, 2!"*&$ 1!.
eda
hentian dalam ujaran yang sering terjadi di depan unsur yang mempunyai isi informasi yang tinggi atau kemungkinan yang rendah. (Kridalaksana, 2!"!!$
2.
8ekanan
kekuatan yang lebih besar dalam artikulasi pada salah satu bagian ujaran yang membuatnya lebih menonjol daripada bagian ujaran yang lain; keras-lembutnya pengucapan bagian ujaran" tekanan ditentukan dengan membandingkan bagian-bagian ujaran. (Kridalaksana, 2!"2%$ 21.
kualitas subyektif dari bunyi yang kompleks yang bergantung dari frekuensi, kenyaringan, dan intensitas; dalam beberapa bahasa seperti bahasa 7nggris disangkutkan dengan kualitas frase atau klausa. 8inggi nada terjadi karena getaran selaput suara.
7ntonasi
pola perubahan nada yang dihasilkan pembicara pada aktu mengucapkan ujaran atau bagian-bagiannya. (Kridalaksana, 2!"!#$ 2%.
'fiks
bentuk terikat yang bila ditambahkan pada bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya. Konsep ini mencakup prefiks, sufiks, infiks, simulfiks, konfiks, suprafiks. (Kridalaksana, 2!" %$ 2*.
0refiks
afiks yang ditambahkan pada bagian depan pangkal mis. ber- pada bersepeda. (Kridalaksana, 2!"1!!$ 2#.
ufiks
afiks yang ditambahkan pada bagian belakang pangkal; mis. –an pada ajaran. (Kridalaksana, 2!"2%$ 2.
7nfiks
afiks yang diselipkan kedalam dasar. (Kridalaksana, 2!"!%$ 2.
Kombinasi afiks
kombinasi afiks-afiks yang mempunyai bentuk dan makna gramatikal sendiri-sendiri yang dibubuhkan secara bersamaan (serentak$ pada bentuk dasar; mis. memper-kan dalam memperkirakan berasal dari bentuk dasar kira dibubuhi kombinasi afiks (yang terdiri dari dua prefiks, mem- dan per-, dan satu sufiks –kan), jadi berbentuk mem+per+kira+kan. (Kridalaksana, 2!"12&$ 2&.
Konfiks
afiks tunggal yang terjadi dari dua bagian yang terpisah; mis. ke-an dalam keadaan, kelaparan, dsb. (Kridalaksana, 2!"1%$ 2!.
imulfiks
afiks yang tidak berbentuk suku kata dan yang ditambahkan atau dileburkan pada dasar; mis. += pada ngopi (pangkalnya kopi $. (Kridalaksana, 2!"222$ %.
'fiksasi
proses atau hasil penambahan afiks pada akar, dasar, atau alas. (Kridalaksana, 2!" %$ %1.
Konstruksi
proses dan hasil pengelompokkan satuan-satuan bahasa menjadi kesatuan bermakna, sedemikian rupa sehingga kesatuan bermakna itu mempunyai sedikit-banyak kebebasan; mis. dalam kalimat anak muda itu sangat manja, kelompok anak muda itu dan sangat manja adalah konstruksi, sedangkan itu sangat bukan konstruksi disebut konstituen. (Kridalaksana, 2!"1%%$ %2.
>eduplikasi
proses dan hasil pengulangan satuan bahasa sebagai alat fonologis atau gramatikal; mis. rumah-rumah, tetamu, bolak-balik,dsb. (Kridalaksana, 2!"2&$ %%.
Komposisi
%*.
uplesi
penggunaan supletif. (Kridalaksana, 2!"2%1$ %#.
upletif
alomorf yang tidak mempunyai kesamaan fonemis dengan alomorf lain dari morfem yang sama; mis. 7ng. Am, be, dan is adalah alomorf suplesi dari morfem +be. (Kridalaksana, 2!"2%1$ %.
0erubahan intern
%.
Modifikasi kosong
%&.
/eksem
1. satuan leksikal dasar yang abstrak yang mendasari pelbagai bentuk inflektif suatu kata; mis. 7ng. Sleep, slept, sleeps, sleeping adalah bentuk-bentuk dari leksem sleep; 2. satuan bermakna yang membentuk kata; satuan terkecil dari leksikon. (Kridalaksana, 2!"1*1$ %!.
Morfofonemik lih. Morfofonologi
1. analisis dan klasifikasi pelbagai ujud atau realisasi yang menggambarkan morfem; 2. struktur bahasa yang menggambarkan pola fonologis dari morfem; termasuk di dalamnya penambahan, pengurangan, penggantian fonem, atau perubahan tekanan yang menentukan bangun morfem. (Kridalaksana, 2!"1#!$ *.
'bre6iasi
proses morfologis berupa penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadi bentuk baru yang berstatus kata. 'bre6iasi ini menyangkut penyingkatan, pemenggalan, akronimi, kontraksi, lambing huruf. Lih kependekan *1.
Klitik
bentuk terikat yang secara fonologis tidak mempunyai tekanan sendiri dan yang tidak dapat dianggap morfem terikat karena dapat mengisi gatra pada tingkat frase atau klausa, tetapi tidak mempunyai ciri-ciri kata karena tidak dapat berlaku sebagai bentuk bebas. 'da enklitik dan proklitik. (Kridalaksana, 2!"12$ *2.
0rokritik
klitik yang secara fonologis terikat dengan kata yang mengikutinya; mis. ke dalam, ke rumah, dsb. (Kridalaksana, 2!"2$ *%.
?nklitik
Klitik yang terikat dengan unsure yang mendahuluinya; mis. –nya dalam bukunya, -mu dalam memberimu, -lah dalam pergilah. (Kridalaksana, 2!"#$ **.
0roleksem
atuan bahasa yang mempunyai makna leksikal tetapi tidak dapat diperluas (tidak dapat mengalami afiksasi$ dan bersifat terikat, mis. pra-, multi-, panca-, di, dsb. (Kridalaksana, 2!"2$ *#.
@ramatikal
1. diterima oleh bahasaan sebagai bentuk atau susunan yang mungkin ada dalam bahasa; 2. sesuai dengan khaidah-khaidah gramatika suatu bahasa; %. bersangkutan dengan gramatika suatu bahasa. (Kridalaksana, 2!"#$ *.
?rgatif lih. Kasus ?rgatif
3entuk kasus dari subyek atau pelaku 6erba transitif dalam bahasa-bahasa tertentu seperti bahasa 3aska, Aindi, dsb. dalam bahasa ini subyek 6erba intransiti6e mempunyai bentuk kasus yang sama dengan obyek atau penderita 6erba transitif (dalam bahasa bukan ergati6e, subyek 6erba transitif berkasus normati6e, sedangkan obyek 6erba transitif berkasus akusatif$. (Kridalaksana, 2!"1&-1!$ *.
Berba
Kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat; dalam beberapa bahasa lain 6erba mempunyai ciri morfologis seperti ciri kala, aspek, persona, atau jumlah. ebagian besar 6erba meakili unsure semantic perbuatan, keadaan, atau proses; kelas ini dalam bahasa 7ndonesia ditandai dengan kemungkinan untuk diaali kata tidak dan tidak mungkin diaali dengan kata seperti sangat, lebih, dsb; mis. datang, naik bekerja, dsb. (Kridalaksana, 2!"2#*$ *&.
Berba >esiprokal
Berba yang maknanya bersangkutan dengan perbuatan timbale-balik; mis. berkelahi, bertemu, dsb. (Kridalaksana, 2!"2#$ *!.
Berba >efleksif
Berba yang dipergunakan bersama dengan pronominal refleksif; mis. (Kridalaksana, 2!"2#$ #.
3enefakif
3ersangkutan dengan perbuatan (6erba$ yang dilakukan oleh orang lain; mis. 6erba dalam kalimat ibu mebukakan ayah pintu. (Kridalaksana, 2!"%2$ #1.
Kompulatif
#2.
?kuatif
8ipe ketransitifan klausa yang menyangkut partisipan dan cirinya; mis. dalam klausa cairan itu menjadi uap, cairan itu adalah partisipan dan uap adalah cirinya. (Kridalaksana, 2!"#$ #%.
8elis
dikatakan tentang perbuatan yang jelas batas akhirnya atau tuntas, mis. menanam, mengubah. (Kridalaksana, 2!"2%&$ #*.
'telis
dikatakan tentang perbuatan yang tidak jelas selesainya atau tidak tuntas, mis. bertanam, berubah. (Kridalaksana, 2!"22$ ##.
Berba 0erformatif
Berba dalam kalimat dengan kala kini dengan CsayaD sebagai subyek dengan atau tanpa CandaD sebagai obyek tak langsung, yang secara langsung menyatakan pertuturan yang dibuat pembicara pada aktu mengujarkan kalimat; mis. berjanji dalam saya berjanji akan datang besok; mengucapkan dalam saya mengucapkan terima kasih. Kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat; dalam beberapa bahasa lain 6erba mempunyai ciri morfologis seperti ciri kala, aspek, persona, atau jumlah. ebagian besar 6erba meakili unsure semantic perbuatan, keadaan, atau proses; kelas ini dalam bahasa 7ndonesia ditandai dengan kemungkinan untuk diaali kata
tidak dan tidak mungkin diaali dengan kata seperti sangat, lebih, dsb; mis. datang, naik bekerja, dsb. (Kridalaksana, 2!"2#$ #.
Konstatatif
#.
ubordinatif
#&.
Koordinatif
#!.
Komparatif
.
?ksesif
1.
'nteseden
1.informasi dalam ingatan atau konteks yang ditunjukkan oleh suatu ungkapan mis. dalam kalimat ukunya mana! –nya menunjuk pada suatu anteseden tertentu; 2. alah satu unsure dalam kalimat atau klausa terdahulu yang ditunjuk oleh ungkapan dalam suatu kalimat atau klausa; mis. Amin kaya, tetapi kantongnya kosong, Amin adalah anteseden dari –nya. 'nteseden ditunjuk oleh anafora atau katafora. (Kridalaksana, 2!"1$ 2.
0roksimal
%.
emiproksimal
*.
5istal
#.
'spek
kategori gramatikal 6erba yang menunjukkan lamanya dan jenisnya perbuatan; apakah mulai, selesai, sedang berlangsung, berulang, dsb. (Kridalaksana, 2!"21$ .
Modalitas
.
Berba
Kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat; dalam beberapa bahasa lain 6erba mempunyai ciri morfologis seperti ciri kala, aspek, persona, atau jumlah. ebagian besar 6erba meakili unsure semantic perbuatan, keadaan, atau proses; kelas ini dalam bahasa 7ndonesia ditandai dengan kemungkinan untuk diaali kata tidak dan tidak mungkin diaali dengan kata seperti sangat, lebih, dsb; mis. datang, naik bekerja, dsb. (Kridalaksana, 2!"2#*$ &.
!.
'jekti6a
kata yang menerangkan kata benda. 5alam bahasa 7ndonesia, ajekti6a mempunyai ciri dapat bergabung dengan tidak dan partikel seperti lebih, sangat, dsb. 5alam bahasa 7nggris oleh kemampuannya bergabung dengan –er , -est, atau more, most. (Kridalaksana, 2!"*$
.
0ronomina
1.
2.
'd6erbia
kata yang dipakai untuk memerikan 6erba, ajekti6a, proposisi, atau ad6erbial lain mis. sangat, lebih, tidak, dsb. (Kridalaksana, 2!"2$ %.
'rtikula
*.
5emonstratifa
#.
0reposisi
.
Kongjungsi
.
Kategorifatis
&.
7nterjeksi
3entuk yang tak dapat diberi afiks dan yang tidak mempunyai dukungan sintaksis dengan bentuk lain, dan yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan; biasanya muncul pada aal ujaran; mis. ah dalam bahasa 7ndonesia. (Kridalaksana, 2!"!#$ !.
Kausatif
&.
@ramatikal
&1.
/eksikal
&2.
/esikogramatikal
&%.
7mperatif
3entuk kalimat atau 6erba untuk mengungkapkan perintah atau keharusan atau larangan melakuksanakan perbuatan. Konsep gramatikal ini harus dibedakan dari perintah yang merupakan konsep semantis. (Kridalaksana, 2!"!1$ &*.
7ndikatif
.
7nterogatif
3entuk 6erba atau tipe kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan pertanyaan. (Kridalaksana, 2!"!#$