1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Immunodeficiency Virus) adalah virus atau jasad renik HIV ( Human
yang sangat kecil, yang menyerang menyerang sistem sistem kekebala kekebalan n tubuh tubuh manusia manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang sangat erat kaitannya dengan berbagai isu sosial-budaya. Epidemi HIV dapat menimbulkan menimbulkan kematian kematian disegala disegala usia di negara-negara negara-negara berkembang, berkembang, termasuk termasuk Indone Indonesia. sia. Seak Seak tahun tahun 1!!", 1!!", penyak penyakit it AIDS AIDS diterim diterimaa sebagai sebagai persoalan multi sektor, bukan semata masalah kesehatan. #erbagai sektor perlu dilibatkan terkait inter$ensi pendidikan, psikososial, dan ekonomi karena tingkat kematian yang tinggi, pembiayaan pengobatan serta stigma yang yang mele meleka katt pada pada mere mereka ka yang yang tert tertul ular ar HIV HIV. %leh %leh karen karenaa itu itu semua semua kelomp kelompok, ok, baik baik pengid pengidap ap penyak penyakit, it, masyar masyaraka akatt yang yang peduli peduli keseha kesehatan tan,, pemerintah serta organisasi sosial peduli AIDS harus menyadari pentingnya usaha usaha terpadu terpadu untuk untuk melaku melakukan kan tindak tindakan an promos promosii dan pre$en pre$ensi si terhad terhadap ap penyebaran HIV/AIDS.1 #erdas #erdasark arkan an case report United Nations Programme on HIV/AIDS &'(AIDS) tahun *+11 umlah orang yang terangkit HIV di dunia sampai akhir tahun *+1+ terdapat " uta orang. Dua pertiga dari umlah tersebut berada di Arika kaasan Selatan Sahara dimana ditemukan kasus ineksi baru menapai 0+. Di Arika Selatan menapai 2,3 uta orang yang terin terinek eksi si HIV HIV, di Erop Eropaa 4enga engah h dan dan #ara #aratt uml umlah ah kasu kasuss inek ineksi si baru baru HIV/AIDS sekitar 5"+.+++, di 6erman seara kumulasi terdapat 0.+++ orang 1 dengan dengan HIV/AI HIV/AIDS DS dan 2 uta uta pender penderita ita HIV/AI HIV/AIDS DS ada di kaasa kaasan n Asia
1
*
7asi 7asiik ik yang yang meru merupa paka kan n urut urutan an kedu keduaa terb terbes esar ar di duni duniaa setel setelah ah Ari Arika ka Selatan.* World Health Organiza Organization tion &8H%) melaporkan baha pada tahun *+11 *+11 terdapa terdapatt ,2 uta uta orang orang di Asia 4enggar enggaraa hidup hidup dengan dengan HIV/AI HIV/AIDS. DS. #eberapa (egara seperti 9yanmar, (epal dan 4hailand menunukkan tren penurunan untuk ineksi baru HIV. HIV. 4rend kematian yang disebabkan oleh AIDS antara tahun *++1 sampai *+1+ berbeda disetiap negara. Di Eropa 4imur 4imur dan Asia 4engah seumlah seumlah orang meninggal meninggal karena AIDS meningkat dari 0.5++ orang menadi !+.+++ orang, di 4imur 4engah dan Arika 'tara mening meningkat kat dari dari **.+++ **.+++ orang orang menad menadii 2.+++ 2.+++ orang, orang, di Asia 4imur imur uga uga meningkat dari *".+++ orang menadi 23.+++ orang. Seara global, ineksi HIV baru mengalami penurunan sebesar *" antara *++1 dan *+11. 7enyebaran HIV/AIDS di Indonesia sangat epat, sehingga Indonesia berada pada situasi epidemi terkonsentrasi. Saat ini tidak ada pro$insi di Indon Indonesia esia yang
bebas bebas HIV. HIV. #ahkan #ahkan selama selama lima tahun tahun terakhir terakhir ini, lau
epid epidem emii HIV HIV di Indo Indone nesi siaa ter terep epat at di ling lingku kung ngan an ASEA ASEA(, (, hal hal ini ini diungkapka diungkapkan n '(AIDS '(AIDS dalam laporannya laporannya HIV in the ASIA and the Pacific :Getting to ero;, ero;, pada tahun *+11.* Seak pertama kali ditemukan tahun 1!50 sampai dengan september *+1*, *+1*, kasus kasus HIV/AI HIV/AIDS DS terseba tersebarr di "1 &01) &01) dari dari "!0 kabupa kabupaten ten/ko /kota ta diseluruh &) pro$insi di Indonesia. 7ro$insi yang pertama kali melaporkan kasus HIV/AIDS adalah pro$insi #ali &1!50) dan pro$insi Sulaesi #arat yang terakhir melaporkan adanya kasus HIV pada tahun *+11. " 9enurut 9enurut laporan laporan perkembang perkembangan an HIV/AIDS HIV/AIDS
kasus AIDS. AIDS. Di pro$insi pro$insi =ampung sendiri kasus HIV menapai 1.+!+ kasus dan AIDS "* kasus, dengan pre$alensi 2,23/1++.+++ penduduk. #erdasarkan ino inorm rmasi asi S'DA9 >S'DA9 dari dari tahun tahun ke tahun tahun mengal mengalami ami pening peningkat katan. an. Data Data kumula kumulati ti pasien HIV seak tahun *++"-*+1" teratat 1.11 orang, sedangkan pasien yang menalankan terapi antiretro$iral hingga Desember *+1" sebanyak "3 orang." V, A>V, sedangkan pasien yang terineksi HIV bisa bertahan hidup lebih lama berkat terapi antiretro$ira antiretro$irall &A>V). &A>V).
"
pusat pendetoksiikasi raun dan penghanuran °radasi) hormon-hormon steroid seperti estrogen. 'ntuk meneliti lebih lanut hubungan antara penekanan kekebalan dan kanker kanker hati, hati, para para peneli peneliti ti melaku melakukan kan peneli penelitian tian terkont terkontrol rol kasus kasus dengan dengan memakai data dari kohort HIV Siss. 7ara peneliti meneliti pangkalan data kasu kasuss kank kanker er hati hati pada pada koho kohort rt dan dan mene menent ntuk ukan an *3 kasu kasuss kank kanker er hati hati &hepatosel!lar carcinoma/H??). carcinoma/H??). B 1,, ?I, !2C 1,+3 1,35). Dibandingkan dengan umlah ?D" di atas 2++, umlah ?D" antara *++ dan "!! dikaitkan dengan %> 2,* &1,12 *",2), dan umlah ?D" di baah *++ dikaitkan dengan %> 3,0+ &1,*" 3,1). 7erubahan persentase ?D" &%> untuk setiap 1+ penurunan 1,32, 1,+1 *,01) dan riayat AIDS &%> *,"+, 1,+3 2, "") uga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. kanker.2 Dipe Diperl rluk ukan an pene peneli liti tian an lebi lebih h lanj lanjut ut untu untuk k menc mencar arii fakt faktor or risi risiko ko terjadinya terjadinya hepatotok hepatotoksik sik imbas imbas obat, obat, diperkirak diperkirakan an pasien pasien dengan dengan koinfeksi koinfeksi hepatitis hepatitis C cenderun cenderung g memiliki memiliki resiko resiko yang lebih tinggi untuk untuk terjadiny terjadinyaa hepatotoksik imbas obat bila diberikan terapi NVP. 6
2
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan 6umlah ?D" 3 #ulan dengan ungsi Hati 7ada 7asien HIV/AIDS yang yang 9endap 9endapat at 4erapi erapi A>V A>V di >S'D >S'D D>. H. Abdul Abdul 9oeloe 9oeloek k 7ro$in 7ro$insi si =ampung *+1"-*+12. 1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah #erdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka rumusan masalah
dalam dalam peneli penelitian tian ini adalah adalahCC :Apaka :Apakah h ada hubungan hubungan 6umlah 6umlah ?D" 3 #ulan #ulan dengan ungsi hati pada pasien HIV/AIDS yang mendapat terapi A>V di >S'D D>. H. Abdul 9oeloek 7ro$insi =ampung *+1"-*+12F;. 1.3 Tujuan Peneltan Adapun tuuan penelitian adalah sebagai berikutC 1..1 4uuan um umum
'ntuk mengetahui hubungan 6umlah ?D" 3 #ulan dengan ungsi hati pada pasien HIV/AIDS yang mendapat terapi A>V di >S'D D>. H. Abdul 9oeloek 7ro$insi =ampung *+1"-*+12.
1.. ..*
4uu uuan khus khusu us 1. 'ntuk 'ntuk mengetahui mengetahui karakteristik karakteristik pasien HIV/AIDS HIV/AIDS &%DHA) &%DHA) di >S'D Dr. H. Abdul 9oeloek 7ro$insi =ampung 4ahun *+1"-*+12. *. 'ntuk 'ntuk mengeta mengetahui hui 6umlah 6umlah ?D" 3 #ulan #ulan pada pasien pasien HIV/AID HIV/AIDS S yang yang mend mendap apat at terap terapii A>V A>V di >S'D >S'D D>. D>. H. Abdu Abdull 9oel 9oeloe oek k 7ro$ 7ro$in insi si =ampung *+1"-*+12. . 'ntuk 'ntuk mengetah mengetahui ui ungsi ungsi hati pada pada pasien pasien HIV/AIDS HIV/AIDS yang mendapat mendapat terapi A>V di >S'D D>. H. Abdul 9oeloek 7ro$insi =ampung *+1"*+12.
3
". 'ntuk 'ntuk mengetahui mengetahui hubungan hubungan 6umlah ?D" 3 #ulan dengan dengan ungsi hati pada pasien HIV/AIDS yang mendapat terapi A>V A>V di >S'D D>. H. Abdul 9oeloek 7ro$insi =ampung *+1"-*+12. 1.! Man"aat Man"aat Peneltan Peneltan Hasil Hasil peneli penelitian tian ini diharap diharapkan kan dapat dapat berman bermanaat aat dan diguna digunakan kan
sebagai bahan masukan bagiC 1.
Pende enderi rita ta HIV/A IV/AID IDS S Hasil Hasil peneli penelitia tian n ini dihara diharapka pkan n dapat dapat menam menambah bah pemaha pemahaman man pend pender erit itaa HIV/ HIV/AI AIDS DS tent tentan ang g juml jumlah ah CD4 CD4 dan dan fung fungsi si hati hati pada pada penggunaan penggunaan terapi ARV.
2.
Masyarakat Hasil Hasil peneli penelitia tian n ini dihara diharapka pkan n dapat dapat menamb menambah ah penge pengetah tahuan uan hubungan an 6umlah 6umlah ?D" 3 #ulan #ulan dengan dengan ungsi ungsi hati hati masyaraka masyarakatt tentang hubung pada pasien HIV/AIDS yang mendapat terapi A>V A>V, sehingga sehingga timbul timbul kesadaran dan keperdulian masyarakat terhadap kesehatan.
3.
Bida idang Pene eneliti litiaan Hasil Hasil penelitian penelitian ini diharapka diharapkan n dapat dapat digunaka digunakan n sebagai sebagai bahan bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut mengenai HIV dan pengobatan ARV.
1.# Ruang Ruang Lngku Lngku$ $ 9engingat luasnya ruang lingkup penelitian ini maka peneliti ingin
membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikutC 1. 6udu 6udull 7enel 7enelit itian ian
0
Hubu Hubung ngan an 6uml 6umlah ah ?D" ?D" 3 #ula #ulan n deng dengan an ung ungsi si Hati Hati 7ada 7ada 7asi 7asien en HIV/AIDS yang 9endapat 4e rapi A>V di >S'D D>. H. Abdul 9oeloek 7ro$insi =ampung *+1"-*+12. *. 8aktu aktu 7ene 7eneliti litian an 7enelitian akan dilakukan pada bulan 6anuari *+13. . 4empat empat 7ene 7enelit litian ian 7enelitian dilakukan di >S'D Dr. H. Abdul 9oeloek 7ro$insi =ampung. ". Subek Subek 7eneli 7enelitia tian n 7asien 7asien HIV/AI HIV/AIDS DS &%DHA) &%DHA) di >S'D >S'D Dr. Dr. H. Abdul Abdul 9oeloe 9oeloek k 7ro$in 7ro$insi si =ampung.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. HIV/AIDS 2.1.1 Definisi HIV/AIDS Human Immunodeficiency Virus) adalah virus atau jasad renik HIV ( Human
yang sangat kecil, yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian kemudian menimb menimbulkan ulkan AIDS. AIDS.
Virus HIV termasu termasuk k dalam RNA virus virus
genus Lentivirus golongan Retrovirus family Retroviridae. Virus ini secara materi material al genet genetik ik adalah adalah virus virus RNA yang yang terga tergantu ntung ng pada pada enzim enzim reverse
5
untuk dapat dapat mengin menginfek feksi si mamali mamalia, a, termas termasuk uk manusi manusia, a, dan trancr trancript iptase ase untuk menimbulkan kelainan patologi secara lambat. 8 (AIDS) dapat dapat diarti diartikan kan Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekeba kekebalan lan tubuh tubuh akiba akibatt infek infeksi si oleh oleh virus virus HIV yang yang termas termasuk uk family family retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. 8
2.1.2 Pat%geness
=imosit ?D"G merupakan target utama ineksi HIV, karena $irus mempun mempunyai yai ainita ainitass terhada terhadap p moleku molekull perm!"aan perm!"aan ?D". ?D". =imosit =imosit ?D" ?D"G berungsi mengkoordinasikan seumlah ungsi imunologis yang penting. Hilang Hilangnya nya ungsi ungsi terseb tersebut ut menyeb menyebabk abkan an ganggu gangguan an respon respon imun imun yang yang progresi.
dideteksi pada kelenjar getah bening dalam 5 hari setelah inokulasi. Sel indivi individua duall di kelenj kelenjar ar getah getah benin bening g yang yang mengek mengekspr spres esika ikan n SIV dapat dapat didete dideteksi ksika kan n dengan dengan hibrid hibridisa isasi si in situ situ dalam dalam 7 sampa sampaii 14 hari hari setela setelah h inokulasi. Viremia SIV dideteksi 7-21 hari setelah infeksi. Puncak jumlah sel yang yang mengek mengekspr spres esika ikan n SIV di kelen kelenjar jar getah getah benin bening g berhub berhubung ungan an dengan puncak antigenemia p26 SIV. Jumlah sel yang mengekspresikan
!
virus di jaringan limfoid kemudian menurun secara cepat dan dihubungkan sementara dengan pembentukan respons imun spesifik. Koinsiden dengan menghila menghilangny ngnyaa viremia viremia adalah adalah peningka peningkatan tan sel limfosit limfosit CD8. Walaupun Walaupun demi demiki kian an tida tidak k dapa dapatt dika dikata taka kan n bahw bahwaa resp respon onss sel sel limf limfos osit it CD8+ CD8+ menyebabkan menyebabkan kontrol optimal terhadap replikasi HIV. Replikasi HIV berada ‘steady-s y-stat tate’ e’ beberapa pada pada kead keadaa aan n ‘stead beberapa bulan setelah setelah infeksi. infeksi. Kondisi Kondisi ini
bertah bertahan an relati relative ve stabil stabil selam selamaa bebera beberapa pa tahun, tahun, namun namun lamany lamanyaa sanga sangatt bervar bervarias iasi. i. Faktor Faktor yang yang mempen mempengar garuhi uhi tingka tingkatt replik replikasi asi HIV terseb tersebut, ut, deng dengan an demi demiki kian an juga juga perj perjal alan anan an keke kekeba bala lan n tubu tubuh h penj penjam amu, u, adal adalah ah hetero heteroge genei neitas tas kapas kapasita itass replik replikati atiff virus virus dan hetero heterogen geneit eitas as intrin intrinsik sik penjamu. Antibodi muncul di sirkulasi dalam beberapa minggu setelah infeksi, namun secara umum dapat dideteksi pertama kali setelah replikasi virus ‘steadydy-sta state’ te’ . Walau tela telah h menu menuru run n samp sampai ai ke leve levell ‘stea Walaupun pun antibo antibodi di ini
umumnya memiliki aktifitas netralisasi yang kuat melawan infeksi virus, namun ternyata tidak dapat mematikan virus. Virus dapat menghindar dari netral netralisa isasi si oleh oleh antibo antibodi di dengan dengan melak melakuka ukan n adapta adaptasi si pada pada amplo amplopny pnya, a, terma termasuk suk kemamp kemampua uanny nnyaa
mengub mengubah ah situs situs glikos glikosila ilasi-n si-nya, ya, akibat akibatnya nya
konfig konfigura urasi si 3 dimen dimensin sinya ya berub berubah ah sehing sehingga ga netral netralisa isasi si yang yang dipera diperanta ntaii antibody tidak dapat terjadi. 8 2.1.3 Diagnosis HIV/AIDS
1+
Terdapat beberapa jenis pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagno diagnosis sis HIV. HIV. Secara Secara garis garis besar besar dapat dapat dibagi dibagi menja menjadi di pemer pemeriks iksaa aan n serologik untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV dan pemeriksaan untuk memeriksa keberadaan virus HIV. Deteksi adanya virus HIV dalam tubuh dapat dilakukan dengan isolasi dan biakan virus, deteksi antigen, dan deteksi materi jenetik dalam darah pasien. Pemeriksaan yang lebih mudah dilaksanakan dilaksanakan adalah pemeriksaan terhadap antibodi HIV. Sebagai penyaring biasanya digunakan teknik ELISA ( enzyme-linked immunosorbent assay ), aglutinasi atau dot-blotimmunobinding assay. Metode yang biasa digunakan di Indonesia adalah ELISA. 8 Seora Seorang ng dinyat dinyatak akan an terinf terinfeks eksii HIV apabi apabila la denga dengan n pemeri pemeriksa ksaan an laboratori laboratorium um terbukti terbukti terinfeksi terinfeksi HIV, baik dengan dengan metode metode pemeriksa pemeriksaan an antibody antibody atau pemeriksaan pemeriksaan untuk mendetek mendeteksi si adanya adanya virus dalam tubuh. tubuh. Diagnosis AIDS untuk kepentingan surveilans ditegakkan apabila limfosit CD4+ kurang dari 200 sel/mm 3.8 2.1.4 Penatalaksanaan
HIV/AIDS saat ini memang belum dapat disembuhkan secara total. Namu Namun, n, data data sela selama ma 8 tahu tahun n tera terakh khir ir menu menunj njuk ukka kan n bukt buktii yang yang amat amat meyakinkan bahwa pengobatan dengan kombinasi beberapa obat anti HIV (oba (obatt anti anti retr retrov ovir iral al,, disi dising ngka katt obat obat ARV) ARV) berm berman anfa faat at menu menuru runk nkan an morbiditas dan mortalitas dini akibat infeksi HIV. Orang dengan HIV/AIDS
11
menjadi lebih sehat, dapat bekerja normal dan produktif. Manfaat ARV dan pulihnya kerentanan ODHA terhadap infeksi oportunistik.8 Secara Secara umum, umum, penatala penatalaksan ksanaan aan ODHA terdiri atas beberapa beberapa jenis jenis yaitu pengobatan untuk untuk menekan replikasi virus HIV dengan obat antiretroviral (ARV), pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi dan kanker yang menyertai infeksi HIV/AIDS, pengobatan saportif, yaitu makana makanan n yang yang mempun mempunyai yai nilai nilai gizi gizi yang yang lebih lebih baik baik dan pengo pengobat batan an pendukung lain seperti dukungan psikososial dan dukungan agama serta tidur yang cukup dan perlu menjaga kebersihan. Dengan pengobatan yang lengkap tersebut, angka kematian dapat ditekan, harapan hidup lebih baik dan kejadian infeksi oportunistik amat berkurang. 8
2.2. Terapi Antiretroviral 2.2.1. Pengertian Terapi Antiretroviral
Terapi antiretroviral adalah obat yang dirancang untuk menghambat perkem perkemban bangan gan penyaki penyakitt HIV/AI HIV/AIDS DS di dalam dalam tubuh tubuh sipend sipenderi erita. ta.
Obat Obat
tersebut tersebut (ARV) tidak membunuh membunuh virus itu, namun dapat dapat memperla memperlambat mbat pertum pertumbuh buhan an virus, virus, waktu waktu pertu pertumbu mbuha han n virus virus diperl diperlam ambat bat,, begit begitu u juga juga penyakit penyakit HIV. Karena Karena HIV adalah adalah retrovirus, retrovirus, obat-obat obat-obat ini biasa disebut disebut sebagai sebagai terapi terapi antiretrov antiretroviral. iral.14
Sebel Sebelum um menda mendapat pat ARV, ARV, ODHA ODHA haru haruss
dipersiapkan secara matang dengan konseling kepatuhan, sehingga pasien paham paham benar benar akan manfaat, manfaat, cara penggunaan, penggunaan, efek samping samping obat, obat, tanda tanda baha bahaya ya lain lain dan dan seba sebaga gain inya ya yang yang terk terkai aitt deng dengan an ARV. ARV. ODHA ODHA yang yang
1*
mendapat mendapat ARV harus harus menjalan menjalanii pemeriksa pemeriksaan an untuk pemantau pemantauan an secara secara klinis dengan teratur. Pember Pemberian ian ARV telah telah menye menyeba babka bkan n kondis kondisii keseh kesehata atan n ODHA ODHA menjadi jauh lebih baik. Infeksi kriptosporidiasis yang sebelumnya sukar diobati, menjadi lebih mudah ditangani. Infeksi penyakit oportunistiklain yang
berat,
seperti
miko mikoba bakt kter eriu iuma mati tipi pika kal, l,
infeksi dapa dapatt
virus
dise disemb mbuh uhka kan. n.
sitomegalo
dan
infeksi
Pneumonia Pneumonia Pneumocy Pneumocytis tis
cari carini niii pada ODHA yang hilang timbul, biasanya mengharuskan ODHA
minum obat infeksi agar tidak kambuh. Namun sekarang dengan obat ARV teratu teratur, r, banyak banyak ODHA ODHA yang yang tidak tidak memerl memerluka ukan n minum minum obat obat profila profilaksi ksiss terhadapt pneumonia. Terdapat penurunan kasus kanker yang terkait dengan HIV seperti Sarkoma Sarkoma Kaposi Kaposi dan lifoma lifoma pemberian pemberian obat-obat obat-obat antiretrov antiretroviral iral tersebut. tersebut. Sarc Sarcom omaa Kapo Kaposi si dapa dapatt spon sponta tan n memb membai aik k tanp tanpaa peng pengob obat atan an khus khusus us.. Peneka Penekanan nan terhad terhadap ap replik replikas asii virus virus menyeb menyebabk abkan an penur penuruna unan n produk produksi si sitokin dan protein virus yang dapat menstimulasi pertumbuhan Sarkoma Kaposi. Kaposi. Selain Selain itu pulihnya pulihnya kekebala kekebalan n tubuh menyebabkan menyebabkan tubuh dapat memben membentuk tuk respon responss imun imun yang yang efekti efektiff terhad terhadap ap human human herpe herpesvi svirus rus 8 (HHV-8) yang dihubungkan dengan kejadian sarcoma Kaposi. Obat Obat ARV terdir terdirii darip daripada ada bebera beberapa pa golon golongan gan sepert sepertii nucleoside reverse transcriptase inhibitor, nucleotide reverse transcriptase inhibitor, non-nucle non-nucleoside oside reverse reverse transcri transcriptas ptasee inhibitor, inhibitor, dan inhibitor inhibitor protease protease .
1
Tidak semua ARV yang ada telah tersedia di Indonesia. Waktu memulai terapi ARV harus dipertimbangkan dengan seksama karena obat ARV akan diberikan dalam jangka panjang. Obat ARV direkomendasikan pada semua pasien pasien yang yang telah telah menunj menunjukk ukkan an gejal gejalaa yang yang termas termasuk uk dalam dalam kriter kriteria ia diagnosis AIDS, atau menunjukkan gejala yang sangat berat, tanpa melihat jumlah limfosit CD4+. Obat ini juga direkomendasikan direkomendasikan pada pasien asim asimto toma mati tik k deng dengan an limf limfos osit it CD4+ CD4+ kura kurang ng dari dari 200 200 sel/ sel/mm mm³. Pasi Pasien en asimto asimtomat matik ik denga dengan n limfos limfosit it CD4+ CD4+ 200-35 200-350 0 sel/mm sel/mm³ dapat ditawarka ditawarkan n untuk memulai terapi. Pada pasien asimtomatik dengan limfosit CD4+ lebih dari 350 sel/mm³ dan viral load lebih dari 100.000 kopi/ml terapi ARV dapat dapat dimulai, dimulai, namun dapat dapat pula ditunda. ditunda. Tetapi Tetapi ARV tidak dianjurka dianjurkan n dimulai pada pasien dengan limosit ?D"G lebih dari 2+ sel/mm dan $iral load kurang dari 1++.+++ kopi/ml. 5 Saat ini regimen pengobatan A>V yang dianurkan 8H% adalah komb kombin inas asii dari dari obat obat A>V A>V.4er .4erda dapa patt bebe bebera rapa pa regim regimen en yang yang dapa dapatt dipe diperg rgun unak akan an,, deng dengan an keun keungg ggul ulan an dan dan keru kerugi gian anya ya masin masing g masin masing. g. V A>V uga uga diberik diberikan an pada pada bebera beberapa pa kondis kondisii khusus khusus seperti seperti pengobatan proilaksis pada orang yang terpapar airan tubuh yang men mengan gandung dung $iru irus HIV $post%espos! $post%espos!re re proph#l proph#la&is' a&is' dan peneg penegaha ahan n penularan dari ibu ke bayi. 7rogram penegahan dari ibu ke anak dengan
1"
pemberian obat A>V A>V penting untuk mendapat perhatian lebih besar mengingat sudah ada beberapa bayi di Indonesia yang tertular HIV dari ibunya. Eekti$itas penularan HIV dari ibu ke anak adalah sebesar 1+-+ . Artinya dari 1++ ibu hamil yang terineksi HIV, ada 1+ sampai + bayi yang akan tertular. Sebagian besar penularan teradi pada aktu proses persalinan dan sebagian keil melalui plasenta selama kehamilan dan sebagian lagi melalui air susu ibu.5 2.2.2. Tujuan Terapi Antiretroviral
4erapi antiretro$iral bertuuan untukC 1. Mengurang Mengurangii laju laju penular penularan an HIV HIV di masyarak masyarakat at 2. Memu Memuli lihk hkan an atau atau meme memelih lihar araa fung fungsi si imun imunol olog ogis is (pen (penin ingk gkat atan an sel sel CD4) 3. Menuru Menurunka nkan n kompl komplika ikasi si akiba akibatt HIV 4. Memper Memperbai baiki ki kua kualit litas as hidu hidup p ODHA ODHA 5. Menekan Menekan replika replikasi si virus secar secaraa maksimal maksimal dan dan secara secara terus meneru meneruss 6. Menurunka Menurunkan n angka kesaki kesakitan tan dan kematia kematian n yang berhubu berhubungan ngan dengan dengan HIV 2.2.3. Pedoman Memulai Terapi ARV pada ODHA Dewasa
Menurut Kementerian Kesehatan RI, 2011, untuk memulai terapi antiretroviral perlu dilakukan pemeriksaan jumlah CD4 (bila tersedia) dan penent penentuan uan stadiu stadium m klinis klinis infeks infeksii HIV-ny HIV-nya. a. Hal terseb tersebut ut adalah adalah untuk untuk menentukan apakah penderita sudah memenuhi syarat terapi antiretroviral
12
atau belum. Berikut ini adalah rekomendasi cara memulai terapi ARV pada ODHA dewasa: 1. Tidak Tidak ters tersedi ediaa pemer pemeriks iksaan aan CD4 Dalam Dalam hal hal tidak tidak tersed tersedia ia pemer pemeriks iksaan aan CD4, CD4, maka maka penen penentua tuan n mulai mulai terapi ARV adalah didasarkan pada penilaian klinis. 2. Ters Tersed edia ia peme pemeri riks ksaa aan n CD4 Rekomendasi Rekomendasi : a. Mula Mulaii tera terapi pi ARV pada pada semu semuaa pasi pasien en denga dengan n juml jumlah ah CD4 < 350 350 sel/mm3 tanpa memandang stadium klinisnya. b. Terapi Terapi ARV dianju dianjurka rkan n pada pada semua semua pasien pasien denga dengan n TB aktif, aktif, ibu hamil dan koinfeksi Hepatitis B tanpa memandang jumlah CD4.
Tabel 2.1 Saat memulai terapi pada ODHA dewasa11
Bila tidak tersedia pemeriksaan CD4 Stadium IV : tanpa memandang jumlah limfosit total Stadium III : tanpa memandang jumlah limfosit total Stadium II, dengan jumlah limfosit total <1200/mm3 Bila tersedia pemeriksaan CD4
13
Target Populasi ODHA dewasa
Pasien dengan koinfeksi TB Pasien dengan koinfeksi Hepatitis B Kronik aktif Ibu Hamil
Stadium Klinis Stad Stadium ium klin klinis is 1 dan 2
Jumlah sel CD4 > 350 sel/mm3
Rekomendasi Belum mulai terapi. Monito Monitorr gejala gejala klinis klinis dan dan juml jumlah ah sel sel CD4 CD4 setiap 6-12 bulan Mulai terapi Mulai terapi
Stad Stadium ium klin klinis is 3 dan 4 Apap Apapun un Stad Stadiu ium m klinis
< 350 sel/mm3 Berapa Berapapun pun jumlah jumlah sel CD4 Berapa Berapapun pun jumlah jumlah sel CD4
Apap Apapun un klinis
Stad Stadiu ium m
Berapa Berapapun pun jumlah jumlah sel CD4
Mulai terapi
Apap Apapun un klinis
Stad Stadiu ium m
Berapa Berapapun pun jumlah jumlah sel CD4
Mulai terapi
Mulai terapi
Keterangan: Jumla Jumlah h limfos limfosit it total total >1200/ >1200/mm3 mm3 dapat dapat dipaka dipakaii sebaga sebagaii pengga pengganti nti bila bila pemeriksaan CD4 tidak dapat dilaksanakan Hal ini tidak dapat diterapkan pada ODHA asimtomtatik. Maka bila tidak ada pemeriksaan CD4, ODHA asimptomatik (stadium I) tidak boleh diterapi karena pada saat ini belum ada petanda lain yang terpercaya di daerah dengan sumber daya terbatas.
2.2.4 Penggolongan Terapi Antiretroviral
Ada tiga golongan utama ARV yaitu: 12 1. Penghambat Penghambat masuknya virus; enfuvirtid 2. Penghambat reverse transcriptase enzyme
a. Analog Analog nukleosida nukleosida/nuk /nukleoti leotida da (NRTI/NtRTI) (NRTI/NtRTI) 1) Analog nukleosida 2) Analog thymin:zidovudin (ZDV/AZT)dan stavudin (d4T) 3) Analog cytosin : lamivudin (3TC) dan zalcitabin (ddC)
10
4) Analog adenin : didanosine (ddI) 5) Analog guanin : abacavir(ABC) 6) Analog nukleotida analog adenosin monofosfat: tenofovir
b. Nonnukle Nonnukleosida osida (NNRTI) (NNRTI) yaitu yaitu 1) Nevi Nevira rapi pin n (NVP (NVP)) 2) Efav Efavir iren enzz (EFV (EFV)) 3. Penghambat Penghambat enzim protease (PI) ritonavir (RTV)
a. Saqu Saquin inav avir ir (SQV (SQV)) b. Indina Indinavir vir (IDV (IDV)) dan dan nelfin nelfinavi avirr (NFV) (NFV)
Tabel 2.2 Daftar obat ARV di Indonesia13
15
&%l%ngan
'e(aan (an (%ss )ang (rek%men(askan N!cleoside (e)erse *ranscriptase *ranscriptase Inhi+itor $ (s>4I) (s>4I) ido$udine&A4) *2+ - ++ mg setiap 1* am &>e$iralJ) Dosis Dosis *2+ *2+ mg dapa dapatt dibe diberi rika kan n tanpa tanpa mengur mengurang angii eekti eektii$ i$ata atass A4 dengan kemungkina inan timb timbul ulny nyaa eek eek samp samping ing yang yang lebih rendah. Dosis Dosis *2+ *2+ mg seme sement ntar araa tida tidak k tersedia di Indonesia Sta$udine &d"4) + mgK diberikan tiap 1* am &Sta$iralJ) =ami$udine&4?) 12+ mgK diberikan tiap 1* am &Hi$iralJ) atau ++ mg setiap *" am
Dida idanosine ine &ddI)
*2+ mg mg & ## ## L 3+ 3+ mg mg) da dan "+ "++ mg & ## M 3+ mg). Diberikan single dose setiap setiap *" *" am &tablet &tablet buer atau kapsul enteric coated )
Abaa$ir &A#?) &iagenJ)
++ ++ mgK mgK dibe diberi rika kan n tiap tiap 1* am am atau 3++ mg setiap *" am
Emtriitabine &4?)
*++ mg setiap *" am
N!cleotide (e)erse *ranscriptase *ranscriptase Inhi+itor &(t>4I) 4enoo$ir &4D) ++ ++ mgK mgK dibe diberi rika kan n sing single le dose dose &VireadJ) setiap *" am &?atat &?atatanC anC intera interaksi ksi obat obat dengan dengan ddI, tidak lagi dipadukan dengan ddI) &%l%ngan
'e(aan (an (%ss )ang (rek%men(askan Non N!cleoside (e)erse *ranscriptase *ranscriptase Inhi+itor &((>4I ' '
*eterangan
Dalam suhu kamar Du$ira Du$iralJ lJ merupa merupakan kan D? dari A4G4?
Dalam suhu kamar Dalam suhu kamar. 6ika %DHA telah mend mendap apat atk kan =ami$ ami$ud udin in untu untuk k tuu tuuan an pengo engoba bata tan n Hepatitis # sebelumnya, maka =ami$u i$udine tida idak dapat digunakan karena telah teradi resisten. Du$i Du$ira ralJ lJ meru merupa paka kan n D? D? dari A4G4? 4ablet dan kapsul dalam suhu kama kamarr. 7uye 7uyerr haru haruss dala dalam m rer rerig iger erato atorr, suspe suspens nsii oral oral// ormula pediatrik dapat tahan hingga + hari bila disimpan dalam lemari es. Sud Sudah tid tidak digu digun nakan akan di Indonesia Dalam suhu kamar Hanya digunakan untuk ormula anak Dalam suhu kamar 4ru$a 4ru$adaJ daJ - merupa merupakan kan D? dari 4DG4? Atri Atripl plaJ aJ - meru merupa paka kan n D? D? dari 4DG4?GEV Dalam suhu kamar 4ru$a 4ru$adaJ daJ - merupa merupakan kan D? dari 4DG4? AtriplaJ - merupakan D? dari 4DG4?GEV *eterangan
1!
(e$irapine &(e$iralJ)
*++ mg setiap *" am selama 1" hari, kemudian *++ mg setiap 1* am 3++ mgK diberikan single dose *" am &malam) hari
Ea$iren@ &StorineJ) &Ea$irJ) &Susti$aJ) Protease Inhi+itor &7I) =opina$ir/ritona$ir 4ablet ablet heat heat stable stable lopina lopina$ir $ir *++ &=7V/r) mg G ritona$ir 2+ mgC &Alu$iaJ) "++ "++ mg/1 mg/1++ ++ mg seti setiap ap 1* am am 'ntuk 'ntuk pasie pasien n dala dalam m tera terapi pi 4# yang yang meng mengan andu dung ng >ia >iamp mpis isin in digunakan =7V 5++ mg G >4V *++ mg dua kali sehari, dengan pemantauan ketat keadaan klinis N ungsi hati
Dalam suhu kamar
Dalam suhu kamar Atri Atripl plaJ aJ - meru merupa paka kan n D? D? dari 4DG4?GEV
Dalam suhu kamar
2.2.# Pemantauan *lns (an La+%rat%rs selama Tera$ AR, Ln Pertama
7emantauan 7emantauan pasien dengan dengan ineksi ineksi HIV dilakukan dilakukan baik pada pasien yang belum memenuhi syarat terapi antiretro$iral dan terlebih pada pasien yang yang sudah sudah memula memulaii terapin terapinya. ya. Enam Enam bulan bulan seak seak memula memulaii terapi terapi A>V A>V merupakan masa yang kritis dan penting. Diharapkan dalam masa tersebut akan teradi perkembangan klinis dan imun ologis ke arah yang lebih baik, meskipun hal tersebut kadang tidak teradi dan atau teradi toksisitas obat. 1" #erbagai aktor mempengaruhi mempengaruhi perbaikan klinis maupun imunologis seak memulai memulai A>4 A>4, antara lain beratnya keadaan klinis klinis dan rendahnya rendahnya umlah ?D" saat memulai. Selain itu perlu diingat uga baha pemulihan keadaa keadaan n klinis klinis dan imunol imunologi ogiss tersebu tersebutt memerl memerluka ukan n aktu aktu untuk untuk bisa bisa teradi dan menunukkan hasil. Di baah akan diulas beberapa hal yang perlu dipantau pada pasien yang belum maupun sudah mulai mendapat
*+
terap terapii A>V A>V, baik baik pada pada 3 bulan bulan pert pertam amaa maup maupun un pema pemant ntau auan an ang angka ka panang.1" *.*.2.1 7asien yang belum memenuhi syarat terapi tera pi A>V A>V 7asien yang belum memenuhi memenuhi syarat terapi antiretro$ir antiretro$iral al &terapi &terapi A>V) A>V) perlu dimonitor dimonitor peralanan peralanan klinis klinis penyakit penyakit dan umlah umlah ?D"-nya ?D"-nya setiap setiap 3 bulan bulan sekali. sekali. E$alua E$aluasi si klinis klinis melipu meliputi ti parame parameter ter seperti seperti pada pada e$aluasi aal termasuk pemantauan berat badan dan munulnya tanda dan geala klinis perkembangan ineksi HIV. HIV.1" 7ara 7arame mete terr klin klinis is dan dan uml umlah ah ?D" ?D" terse tersebu butt digu diguna naka kan n untu untuk k menat menatat at
perkem perkemban bangan gan stadium stadium klinis klinis pada setiap kunun kunungan gan dan
menentukan saat pasien mulai memenuhi syarat untuk terapi proilaksis kotrim kotrimoks oksa@o a@oll dan atau atau terapi terapi A>V A>V. #erbag #erbagai ai aktor aktor mempen mempengar garuhi uhi perkembangan klinis dan imunologis imunologis seak terdiagnosis terineksi HIV. HIV. 1" 7enurunan umlah ?D" setiap tahunnya adalah sekitar 2+ sampai 1++ sel/mm. E$aluasi klinis dan umlah ?D" perlu dilakukan dilakukan lebih ketat ketika mulai mendekati ambang dan syarat untuk memulai terapi A>V A>V. 1" *.*.2.* 7emantauan 7asien dalam 4erapi Antiretro$iral Antiretro$iral 1.
7em 7emanta antaua uan n klini liniss rekue rekuensi nsi 7emant 7emantaua auan n klinis klinis tergan tergantun tung g dari dari respon respon terapi terapi A>V A>V. Sebagai Sebagai batasan minimal, minimal, 7emantauan 7emantauan klinis perlu dilakukan dilakukan pada minggu *, ", 5, 1* dan *" minggu seak memulai terapi A>V dan kemudian setiap 3 bulan bila pasien telah menapai keadaan stabil. 7ada setiap kunungan perlu dilakukan penilaian klinis termasuk tanda
*1
dan geala eek samping obat atau gagal terapi dan rekuensi ineksi &ineksi bakterial, kandidiasis dan atau ineksi oportunirtik lainnya) ditambah konseling untuk membantu pasien memahami terapi A>V dan dukungan kepatuhan. 1" *.
7ema 7emant ntau auan an labo labora rato tori riss a. Direkomend Direkomendasikan asikan untuk melakukan melakukan pemantauan pemantauan ?D" seara rutin setiap 3 bulan, atau lebih sering bila ada indikasi klinis. Angka limosit
total
&4=?
O
*otal otal
,#mph #mphoc oc#te #te
-o!n -o!nt t )
tidak
direk direkom omen enda dasik sikan an untu untuk k digu diguna naka kan n mema memant ntau au tera terapi pi kare karena na perubahan nilai 4=? tidak dapat digunakan untuk memprediksi keberhasilan terapi.1" b. 'ntuk pasien yang akan memulai terapi dengan A4 maka perlu dilakukan pengukuran kadar Hemoglobin &Hb) sebelum memulai terapi dan pada minggu ke ", 5 dan 1* seak mulai terapi atau ada indikasi tanda dan geala anemia. 1" . 7engukura 7engukuran n A= A=4 &SP74) &SP74) dan kimia kimia darah lainnya lainnya perlu perlu dilakukan dilakukan bila ada tanda dan geala dan bukan berdasarkan sesuatu yang ruti rutin. n. Akan Akan teta tetapi pi bila bila meng menggu guna naka kan n (V7 (V7 untu untuk k pere peremp mpua uan n deng dengan an ?D" ?D" anta antara ra *2+ *2+2 2+ + sel/ sel/mm mm maka maka perl perlu u dilak dilakua uan n pemantauan en@im transaminase pada minggu *, ", 5 dan 1* seak memulai memulai terapi A>V A>V &bila memungkin memungkinkan), kan), dilanutkan dilanutkan dengan dengan pemantauan berdasar geala klinis.1"
**
d. E$alu aluasi asi un ungsi gsi gin ginal al perl perlu u dilak ilaku ukan kan untu ntuk pasi pasien en yang ang mendapatkan 4D e. 4I, (>4I, terutama d"4 atau ddI. 4idak direkomendasi untuk pemeriksaan kadar asam laktat seara rutin, rutin, keual keualii bila bila pasien pasien menun menunuk ukkan kan tanda tanda dan geala geala yang yang mengarah pada asidosis laktat .
7enggunaan
7roteas ease
Inhibitor
&7I)
dapat
mempengaru aruhi
metabo metabolism lismee glukos glukosaa dan lipid. lipid. #eberap #eberapaa ahli ahli mengan menganur urkan kan pemeriksaan gula darah dan proil lipid seara reguler tetapi lebih diutamakan untuk dilakukan atas dasar tanda dan geala g. 7engukuran Viral ,oad &V=) sampai sekarang tidak dianurkan dianurkan untuk memantau pasien dalam terapi A>V dalam keadaan terbatas asilitas dan kemampuan pasien. 7emeriksaan V= digunakan untuk membantu membantu diagnosis gagal terapi. terapi. Hasil V= dapat memprediksi memprediksi gagal terapi lebih aal dibandingkan dengan hanya menggunakan pemantauan klinis dan pemeriksaan umlah ?D" h. 6ika pengukura pengukuran n V= dapat dapat dilakukan dilakukan maka maka terapi A>V A>V diharapkan diharapkan menuru menurunka nkan n V= menad menadii tidak tidak terdetek terdeteksi si &!ndetecta+le) !ndetecta+le) setelah bulan ke 3. .
7ema 7emant ntau auan an pem pemul ulih ihan an um umla lah h sel ?D" ?D" 7emberian terapi A>V akan meningkatkan umlah ?D". Hal ini akan berlanut berlanut bertahun-tahu bertahun-tahun n dengan terapi terapi yang eekti.
*
tersebut, kadang tidak teradi, terutama pada pasien dengan umlah ?D" yang sangat rendah pada saat mulai terapi. 9eskipun demikian, demikian, pasien dengan umlah ?D" yang sangat rendah tetap dapat menapai pemulihan imun yang baik tetapi memerlukan aktu yang lebih lama. 7ada pasien yang tidak pernah menapai umlah ?D" yang lebih dari 1++ sel/mm dan atau pasien yang pernah menapai umlah ?D" yang tinggi
tetapi
kemu emudian
turun
se seara
progresi esi
tanpa
ada ada
penyakit/kondisi medis lain, maka perlu diurigai adanya keadaan gagal terapi seara imunologis.1" Data Data umlah umlah ?D" ?D" saat mulai mulai terapi terapi A>V A>V dan perkem perkemban bangan gan ?D" ?D" yan yang die$ die$al alu uasi asi tiap tiap 3 bulan ulan sang sangat at diper iperlu luk kan untu ntuk menentukan menentukan adanya gagal terapi seara imunologis. imunologis. 7ada sebagian sebagian keil pasien dengan stadium lanut dan umlah ?D" yang rendah pada saat mulai mulai terapi terapi A>V A>V, kadang kadang umlah umlah ?D" tidak tidak mening meningkat kat atau atau sedikit turun meski teradi perbaikan klinis. 1" V A>V, angka kematian yang berhubungan dengan HIV semakin turun. Seara umum, penyebab kematian pasien dengan ineksi HIV disebab kan karena penanganan ineksi oportunistik yang tidak adekuat, eek samping A>V berat &Ste)en & Ste)en .ohnson S#ndrome), S#ndrome ), dan keadaan gagal ungsi hati stadium akhir &ES=D- nd Stage ,i)er Disease) Disease) pada kasus ko-ineksi HIV/HV#. 7aradigma baru yang menadi tuuan global dari
*"
'(AIDS adalah ero adalah ero AIDS%related death. death. Hal ini dapat terapai bila pasien datang di layanan HIV dan mendapat mendapat terapi A>V A>V seepatnya
2.3 Hubungan antara farmakokinetik ARV 2.3.1 Hubungan antara Farmakokinetik Nevirapine dengan Toksisitas
Hubungan antara variabel farmakokinetik nevirapine dengan toksisitas yang terjadi secara klinis telah banyak diteliti, baik pada dosis standar atau pada dosis nevirapine sekali sehari. Sebahagian besar penelitian tersebut tidak menemukan hubungan yang signifikan antara konsentrasi dan paparan nevirapin nevirapinee dengan dengan perubaha perubahan n kadar kadar SGOT atau SGPT. SGPT. Tetapi Tetapi beberapa beberapa penelitian lain mendapatkan konsentrasi nevirapine yang tinggi pada pasien yang mengalami peningkatan enzim hati, namun hal ini belum jelas apakah kadar nevirapine yang tinggi menyebabkan toksik atau peningkatan kadar nevirapine yang terjadi disebabkan oleh berkurangnya bersihan obat akibat kela kelain inan an fung fungsi si hati hati yang yang tela telah h terja terjadi di sebe sebelu lumn mnya ya.. Satu Satu stud studii yang yang menyimpulkan bahwa bersihan nevirapine berkurang sebesar 13,2% pada pasien-pasien dengan dengan kadar SGOT>1,5 kali diatas nilai normal. 15 Peni Pening ngka kata tan n enzi enzim m hati hati dan dan hepa hepato toto toks ksik ik imba imbass obat obat,, pern pernah ah dilaporkan dilaporkan pada pasien pasien yang sedang mendapat mendapat terapi terapi NVP. Peningka Peningkatan tan Isolated gammaglutamyl transpeptidase transpeptidase juga cukup sering dijumpai, namun
hal ini tidak memiliki arti secara klinis, dan sering dikaitkan dengan auto induksi induksi enzim-enz enzim-enzim im hati pada metabolisme metabolisme NVP. Dari suatu suatu penelitian penelitian controlled clinical trials didapatkan, 9 dari 906 (1%) pasien yang mendapat
*2
tera terapi pi NVP NVP jang jangka ka lama lama,, meng mengal alam amii hepa hepato toto toks ksik ik imba imbass obat obat,, dan dan terjadinya hepatitis berat juga pernah dilaporkan pada pasien yang diberi terapi NVP.15 Secara umum, hepatitis muncul pada 8 minggu pertama terapi, pada saat terjadinya peningkatan konsentrasi NVP akibat peningkatan dosis dari 200 menjadi 400mg sehari pada hari ke-14 pengobatan. Secara statistik, kejadian kejadian hepatotoksi hepatotoksik k imbas imbas obat lebih banyak banyak dua kali lipat pada wanita. wanita. Saat Saat ini pembe pemberia rian n NVP tidak tidak dianju dianjurka rkan n pada pada wanita wanita denga dengan n jumlah jumlah CD4>250 CD4>250 sel/mm sel/mm3 atau atau pria pria deng dengan an juml jumlah ah CD4> CD4>40 400 0 sel/ sel/mm mm3 untuk mengurangi resiko terjadinya hepatotoksik. Insiden terjadinya hepatotoksik meningka meningkatt seiring seiring dengan dengan durasi pemberia pemberian n terapi terapi yang lebih lama, dan polymorphisms pada gen MDRI drug pump, P-glycoprotein.15 adanya polymorphisms
2.3.2 Hubungan antara Farmakokinetik Zidovudin (ZDV/AZT) dengan Toksisitas
7enderita 7enderita HIVHIV-AIDS akan akan mend mendap apat at bany banyak ak obat obat-o -oba bata tan n yang yang potensial dapat
menyebabkan anemia, di antaranya yaitu @ido$udin
&azidot azidoth#m h#midi idine ne O A4), A4), kotrim kotrimoks oksa@o a@oll dan pirime pirimetami tamin. n. A4 bersia bersiatt toksik terhadap terhadap sumsum tulang menyebabkan menyebabkan anemia pada *2 kasus dan *1 di antaranya memerlukan transusi. 9akrositosis uga merupakan eek dari dari A4 A4 yang yang akan akan mula mulaii tamp tampak ak setel setelah ah * ming minggu gu pema pemaka kaia ian n A4 A4 sebagai akibat gangguan sintesa asam nukleat. 13
*3
2.! -s%l%g Hat
#erbagai maam ungsi hati dialankan oleh sel yang disebut sebagai hepa hepato tosi sit, t, dimana 0+-5+ 0+-5+ menyus menyusun un sitopla sitoplasma sma hati. hati. #eriku #erikutt berbag berbagai ai maam ungsi hepatositC12 1. *. . ". 2.
Sint Sintes esis is prot protei ein n 7eny 7enyim impa pana nan n prot protei ein n 9eta 9etabo boli lism smee karb karboh ohid idrat rat Sintesis Sintesis kolester kolesterol, ol, garam empedu empedu dan dan osolipid osolipid Detoksiika Detoksiikasi, si, modiikasi modiikasi,, dan ekskresi ekskresi substansi substansi endoge endogen n dan eksogen eksogen.. Hepato Hepatosit sit merupa merupakan kan sel tubuh tubuh yang yang mempro memproduk duksi si albumi albumin n serum, serum,
ibrinogen dan aktor pembekuan darah keuali aktor III dan IV. Selain itu, hati hati uga uga mempun mempunyai yai perana peranan n dalam dalam sintesi sintesiss lipopr lipoprote otein, in, erulop eruloplasm lasmin, in, transerin, komplemen, dan glikoprotein. Hepatosit uga memproduksi protein dan en@im intraselular termasuk transaminase. En@im yang dihasilkan oleh hepato hepatosit sit yaitu yaitu Alanine Alanine Aminotransferase &A=4) atau Ser!m Ser!m Gl!tam Gl!tamic ic P#r!)ic *ransaminase *ransaminase &SP74), dan Aspartate dan Aspartate Aminotransferase &AS4) Aminotransferase &AS4) atau Ser!m Gl!tamic O"saloasetat *ransaminase &SP%4). ransaminase &SP%4). SP74 terdapat pada sel darah merah, otot antung, otot skelet, ginal dan otak. Sedangkan SP%4 ditemukan pada hati. En@im tersebut akan keluar dari hepatosit ika terdapat peradangan atau kerusakan pada sel tersebut.
*0
Sintes Sintesis is protei protein n berlan berlangsu gsung ng di retiul retiulum um endopl endoplasma asma yang yang kasar kasar,, sedangkan sekresi protein berlangsung di retiulum endoplasma yang kasar dan yang halus. >etikulum endoplasmi uga ikut berperan dalam konugasi protein dengan lemak. 12 Hati berperan dalam pembentukan asam lemak dari karb karboh ohid idrat rat dan dan mens mensin inte tesis sis trig trigli liser serid id dari dari asam asam lema lemak k dan dan glise glisero rol. l. Hepato Hepatosit sit uga uga mensint mensintesi esiss apopro apoprotei tein n yang yang akan akan memba membaaa lipopr lipoprote otein in &V=D=, HD=). Hati uga merupakan organ dimana teradi glukoneogenesis dan pembentuk pembentukan an karbohidra karbohidratt dari prekursor seperti alanine, alanine, gliserol, gliserol, dan oksalo oksaloaset asetat, at, glikog glikogeno enolisi lisiss dan glikog glikogene enesis. sis. Hati Hati meneri menerima ma lipid lipid dari dari sirkula sirkulasi si sistemi sistemik k dan memeta memetabol bolisme isme kilomi kilomikro kron. n. Hati Hati uga uga mensin mensintes tesis is kolesterol dari asetat dan sintesis garam empedu.12 Hati mempunyai kemampuan untuk memetabolisme, detoksiikasi, dan menginakti$asi substansi eksogen, seperti obat, metabolism obat, insektisida, dan substansi endogen seperti steroid, dan mengubah ammonia menadi urea untuk diekskresi dari tubuh. 12 Hati uga berperan dalam metabolism bilirubin, 02 dari total total #iliru #ilirubin bin di dalam dalam tubuh tubuh diprod diproduks uksii oleh oleh sel darah yang yang hanur, sisanya oleh dihasilkan dari katabolisme protein heme, dan uga oleh inakti$asi inakti$asi eritropoeisi eritropoeisiss sumsum tulang. #ilirubin #ilirubin yang tidak terkonugasi terkonugasi bersama dengan albumin ditranspor ke sirkulasi sebagai suatu kompleks dengan albumin, alaupun seumlah keil dialirkan ke dalam sirkulasi seara terpisah. #ilirubin diubah dari larut lemak menadi larut air di hati.
*5
dieksresikan menadi sterekobilin. 9elalui sirkulasi menuu ke ginal dan dieksresikan dalam bentuk urobilin. 12
2.# '&T DAN '&PT
SP%4 SP%4-SP -SP74 74 merupa merupakan kan dua en@im en@im transam transamina inase se yang yang dihasil dihasilkan kan teru teruta tama ma oleh oleh sel-se sel-sell hati hati.. #ila #ila sel-se sel-sell li$e li$err rusak rusak,, misal misalny nyaa pada pada kasu kasuss hepatitis atau sirosis, biasanya kadar kedua en@im ini meningkat. 9akanya, leat hasil tes laboratoriu laboratorium, m, keduanya keduanya dianggap dianggap memberi gambaran gambaran adanya adanya gangguan pada hati. 12 Pang Panggu guan an hati hati send sendiri iri bent bentuk ukny nyaa bere bereni nis- s-en enis is,, deng dengan an uml umlah ah penderita tak sedikit. 6umlah pengidap hepatitis ? saa sekitar dari populasi. #elum lagi hepatitis A dan # yang umlahnya auh lebih banyak. Apalag Apalagii ika ika ditamb ditambah ah dengan dengan perlem perlemaka akan n hati, hati, sirosis, sirosis, intoks intoksika ikasi si obat, obat, ibr ibros osis is hati hati,, dan dan peny penyak akit it lain lain yang yang nama nama-n -nya ya ara arang ng kita kita deng dengar. ar.12 7enyakit-pe 7enyakit-penyaki nyakitt tadi umumnya umumnya ditandai ditandai dengan dengan peningkata peningkatan n angka SP%4-SP74 SP%4-SP74.. (amun, (amun, kedua en@im itu tidak 1++ dihasilkan dihasilkan oleh li$er. Sebagian keil uga diproduksi oleh sel otot, antung, pankreas, dan ginal. Itu sebabnya, sebabnya, ika sel-sel otot mengalami kerusakan, kerusakan, kadar kedua en@im ini pun meningkat.12 >usak >usakny nyaa sel-se sel-sell otot otot bisa bisa diseb disebab abka kan n oleh oleh bany banyak ak hal, hal, misal misalny nyaa akti$itas isik yang berat, luka, trauma, atau bahkan kerokan.
mengalami
sedikit
kerusakan
dan
meningkatkan
kadar
en@im
*!
transaminase ini. 7endek kata, ada banyak aktor yang bisa menyebabkan kenaikan SP%4-SP74. 12 Diband Dibanding ingkan kan dengan dengan SP%4 SP%4, SP74 SP74 lebih lebih spesii spesiik k menun menunukk ukkan an kerusa kerusakan kan sel hati, hati, karena karena SP74 SP74 hanya hanya sedikit sedikit saa diprod diproduks uksii oleh oleh sel nonli$er nonli$er.. #iasanya, #iasanya, aktor aktor nonli$er nonli$er tidak menaikkan menaikkan SP%4-SP74 SP%4-SP74 seara drastis. 'mumnya, tidak sampai 1++ di atas #atas Ambang (ormal A(). 9isalnya, ika #A( kadar SP74 adalah 32 unit/liter &u/l), kenaikan akibat bermain sepakbola la@imnya tak sampai dua kali lipat.12
2.#.1 '&PT
SP74
atau
uga
dinamakan
A=4
& alanin alanin
aminot aminotran ransfer sferase ase))
merupakan en@im yang banyak ditemukan pada sel hati serta eekti untuk mendiagnosis destruksi hepatoseluler. En@im ini dalam umlah yang keil diumpai pada otot antung, ginal dan otot rangka. 7ada umumnya nilai tes SP74/A=4 lebih tinggi daripada SP%4/AS4 pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya. 12 SP74 SP74/A /A= =4
seru serum m
umum umumny nyaa
dipe diperi riks ksaa
sea seara ra
oto otome metr trii
atau atau
spektrootometri, seara semi otomatis atau otomatis. (ilai ruukan untuk SP74/A=4 adalahC =aki-laki C + - 2+ '/= 7erempuan C + - 2 '/=
+
1. 7eni 7ening ngka kata tan n SP%4 SP%4/S /SP7 P74 4 M *+ kali kali norm normal al C hepa hepati titi tiss $ira $irall akut akut,, nekrosis hati &toksisitas obat atau kimia) *. 7ening 7eningkat katan an -1+ kali normal normal C ineks ineksii mononu mononukle klear ar,, hepati hepatitis tis kronis kronis akti akti, , sumb sumbata atan n empe empedu du ekstr ekstraa hepa hepati tik, k, sind sindro rom m >eye >eye,, dan dan ina inark rk miokard &SP%4MSP74) . 7eni 7ening ngka kata tan n 1- 1- kali kali norm normal alCC pank pankre reati atiti tis, s, perle perlema maka kan n hati, hati, siro sirosis sis =aenne, sirosis biliaris.
aktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratoriumC 12 1. 7eng 7engam ambi bila lan n darah darah pada area area yang yang terp terpas asan ang g alur alur intr intra-$ a-$en enaa dapa dapatt menurunkan kadar *. 4rauma pada pada proses pengam pengambilan bilan sampel sampel akibat akibat tidak sekali sekali tusuk tusuk kena kena dapat meningkatkan kadar . Hemo Hemoli lisi siss samp sampel el ". %bat %bat-o -oba bata tan n karb karben enis isil ilin in,, spekti spektino nomisi misin, n,
dapa dapatt
meni mening ngka katk tkan an
erit eritro romi misi sin, n,
kada kadarC rC
gent gentam amis isin in,,
anti antibi biot otik ik &kli &klind ndam amis isin in,, link linkom omis isin in,,
mitr mitram amis isin in,,
tetrasi tetrasikli klin), n), narkot narkotika ika &meper &meperidi idin/d n/deme emerol rol,,
morin morin,,
kodei kodein), n), antihi antihipert pertens ensii &metild &metildopa opa,, guanet guanetidi idin), n), prepar preparat at digita digitalis, lis, indome indometas tasin in &Indos &Indosin) in),, salisil salisilat, at, riamp riampin, in, lura@ lura@epa epam m &Dalma &Dalmane) ne),, propanolol &Inderal),
kontrasepsi
oral
&progestin-estrogen),
heparin. 2. Aspirin Aspirin dapat dapat mening meningkatka katkan n atau menurunkan menurunkan kadar. kadar.
lead,
1
2.#.2 '&T SP%4 atau atau uga uga dinam inamak akan an AS4 & Aspartat aminotransferase) aminotransferase)
merupakan en@im yang diumpai dalam otot antung dan hati, sementara dalam konsentrasi sedang diumpai pada otot rangka, ginal dan pankreas.
semi semi
umum umumny nyaa oto otomati matiss
dipe diperi riks ksaa
sea seara ra oto otome metr trii
meng engguna gunak kan
oto otome mete terr
atau atau atau atau
spektrooto spektrootometer meter,, atau seara otomatis otomatis menggunak menggunakan an hemistry hemistry analy@er analy@er.. (ilai ruukan untuk SP%4/AS4 adalahC =aki-laki C + - 2+ '/= 7erempuan C + - 2 '/=
*
*. 7eningkatan 7eningkatan sedang sedang & -2 -2 kali nilai nilai normal normal ) C obstruksi obstruksi saluran saluran empedu empedu,, aritmi aritmiaa antun antung, g, gagal gagal antun antung g konges kongesti ti,, tumor tumor hati hati &metast &metastasi asiss atau atau primer), distrophia musularis . 7ening 7eningkat katan an ring ringan an & sampai sampai kali kali norm normal al ) C peri"arditis0 C peri"arditis0 sirosis0 infar" par!0 deliri!m treme!s0 treme!s0 cere+ro)asc!lar cere+ro)asc!lar accident &?VA) &?VA)
aktor-aktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratoriumC 12 1. Ineksi eksi per intra%m!sc!lar &I9) &I9) dapat meningkatkan kadar SP%4/AS4 *. 7eng 7engam ambi bila lan n darah darah pada area area yang yang terp terpas asan ang g alur alur intr intra-$ a-$en enaa dapa dapatt menurunkan kadar SP%4/AS4 . Hemo Hemoli lisi siss sam sampe pell dara darah h ". %bat-o at-ob batan atan dapat apat karb karben enis isil ilin in,,
menin eningk gkat atk kan kad kadar
klin klinda dami misin sin,,
klok kloksas sasil ilin in,,
C
anti antib bioti iotik k
eritr eritrom omisi isin, n,
&am &isi pisili lin, n, gent gentam amisi isin, n,
linkomisin, nasilin, oksasilin, polisilin, tetrasiklin), $itamin &asam olat, piridoksin,
$itamin
A),
narkotika
&kodein,
morin,
meperidin),
antihiperte antihipertensi nsi &metildopa/ &metildopa/aldom aldomet, et, guanetidin guanetidin), ), metramisin, metramisin, preparat preparat digital digitalis, is, kortiso kortison, n, lura@ lura@epa epam m &Dalma &Dalmane) ne),, indome indometasi tasin n &Indos &Indosin) in),, isonia isonia@id @id &I(H), &I(H), riampi riampin, n, kontra kontraseps sepsii oral, oral, teoili teoilin. n. Salisil Salisilat at dapat dapat menyebabkan kadar serum positi atau negati yang keliru.
2./ Mekansme *erusakan Hat Ter$0u %leh +at
eaksi hepatotoksik yang dapat diramalkan tergantung pada takaran dan tidak tergantung pada induk, dengan ontoh klasik toksisita s parasetamol. 4oksisitas yang mulai pada aal &dalam beberapa hari) adalah bukti kuat untuk toksisitas toksisitas obat langsung, langsung, terutama terutama bila tidak ada paanan sebelumnya sebelumnya.. >eaksi hepatotoksik yang tidak dapat diramalkan tergantung pada induk dan tidak tergantung tergantung pada takaran. takaran. Sayangnya, Sayangnya, mayoritas mayoritas besar reaksi obat tidak dapat dapat dirama diramalka lkan. n. >eaksi >eaksi ini terad teradii saat obat obat diubah diubah menad menadii metabo metabolit lit lanut lanutan an yang yang toksik toksik &metab &metaboli olisme sme host%mediated ) atau memiu tanggapan kekebalan &reaksi hiperpeka). Ada empat mekanisme yang diketahui terlibat dalam perkembangan hepatotoksisitas terkait penggunaan A>V &4abel *). #erbagai alan abnormal mungkin berada bersamaan dalam satu orang. . 15
"
4abel *. 9ekanisme kerusakan hati terkait obat pada pasien terineksi HIV 9ekanisme ?iri-iri 9etabolik ((>4I dan 7I host% ((>4I mediated &intrinsik &intrinsik dan 4I (>4I &ddI M d"4 M A4 M abaa$ir O tenoo$ir O 4oksisitas mitokondria 4?/emtiitabine Hepa Hepati titis tis # kron kronis is &tida &tidak k ela elass untu untuk k hepa hepati titis tis ?) 4era eradi di dalam dalam bula bulan n perta pertama ma sete setelah lah mula mulaii A>4 A>4 7emulihan kekebalan =ebih umum pada pasien dengan umlah ?D" rendah yang mengalami pemulihan kekebalan yang kuat
2./.1 *erusakan Meta+%lk Host-mediated Host-mediated
7erbedaan host &induk) &induk) dalam metabolisme obat dapat mengakibatkan meta metabo boli litt obat obat reakt reakti i yang yang berle berlebi biha han, n, yang yang mung mungki kin n meru merusak sak bila bila polimorisme genetik mempengaruhi en@im metabolisme yang penting. =atensi permulaan panang &dari * hingga 1* bulan), yang menimbulkan masalah untuk pemantauan pasien. ?ontoh yang baik termasuk isonia@id dan troglita@onK troglita@onK alan metabolisme metabolisme abnormal abnormal ini uga dapat mendasari mendasari satu bentuk kerusakan oleh obat yang dilihat dilihat terkait dengan ((>4I ((>4I dan 7I. 15 #ebe #eberap rapaa obat obat memu memung ngki kink nkan an akti akti$a $asi si resep resepto torr kema kemati tian an sel-4 sel-4 dan/ dan/at atau au alan alan stres stres anta antarse rsel, l, yang yang meng mengak akib ibatk atkan an peni pening ngka katan tan stres stres oksidati.1!
Seba Sebaga gaii
tang tangga gapa pan, n,
hepa hepato tosi sitt
mend mendor oron ong g
meka mekani nism smee
perlindungan sel, misalnya pembentukan protein heat heat shoc shoc" " , yang melindungi hati terhadap metabolit toksik. 4anggapan melindungi sel ini dapat menelaskan normalisasi en@im hati seara spontan yang dapat teradi alau alau A>4 A>4 &atau &atau obat obat lain, lain, misaln misalnya ya isonia isonia@id @id)) tetap tetap dipaka dipakai. i. Sebaga Sebagaii
2
alternati, naik-turun kepekatan aminotranserase dalam serum setelah mulai pengobatan dapat terkait dengan enomena QpenyesuaianR, yaitu normalisasi tes ungsi hati alau ada paanan terus-merenus pada obat. 15 2./.2 Reaks H$er$eka
eno enome mena na aler alergi gi adal adalah ah idio idiosi sink nkra rasi si pada pada indu induk, k, memp mempun unya yaii pemulaan latensi menengah &dari beberapa hari sampai delapan minggu), dan tidak terkait takaran. V
18
Inter$al 9ekanisme 7eranan H?V 7eranan umlah ?D"
9ulai dini 1-5 minggu Dipiu kekebalan 4idak a
%bat le lebih umum
Abaa$ir, ne$irapine
9ulai lambat *-1* bulan Dipiu induk/idiosinkratis a 4idak d"4, "4, ddI, dI, ne$ ne$irap irapin ine, e, ritona$ir, tiprana$ir
>eaksi hiperpeka dilaporkan dengan ne$irapine, abaa$ir dan kurang sering dengan amprena$ir, baik pada pasien terineksi HIV maupun pada orang yang menerima proilaksis proilaksis pasapaanan pasapaanan &777). &777). >eaksi obat yang dipiu oleh kekebalan dapat melibatkan pembentukan neoantigen, terbentuk oleh pengikatan ko$alen antara protein hati dan metabolit obat reakti. 15
3
2./.3 T%ksstas Mt%k%n(ra
9itoko 9itokondr ndria ia memain memainkan kan perana peranan n dalam dalam pembua pembuatan tan tenaga tenaga serta serta metabolisme metabolisme glukosa dan lemak, lemak, tetapi mitokondria mitokondria uga adalah sumber utama enis oksigen reakti, yang dapat menyebabkan kematian sel. ?ontoh yang yang paling paling buruk buruk mengen mengenai ai kerusa kerusakan kan mitoko mitokondr ndria ia yang yang berat berat terad teradii dengan dengan penggunaan penggunaan analog nukleosida nukleosida ialuridin ialuridin untuk mengobati H#V. H#V. Selama Selama ase aal penelit penelitian ian,, beberap beberapaa peserta peserta mengem mengemban bangka gkan n asidosi asidosiss lakt laktik ik dan dan kega kegaga gala lan n hati hati.. 9eng 9engob obati ati HIV HIV deng dengan an (>4I (>4I uga uga dapa dapatt mengak mengakiba ibatka tkan n toksisi toksisitas tas mitoko mitokondr ndria ia setelah setelah paana paanan n angka angka panan panang. g. Polongan A>V ini menghambat seara selekti polimerase-gamma D(A, yang yang berta bertang nggu gung ng aa aab b untu untuk k repl replik ikasi asi D(A D(A mito mitoko kond ndri ria. a. ung ungsi si mito mitoko kond ndri riaa
yang yang diku dikuran rangi gi dapa dapatt
meng mengak akib ibatk atkan an penu penuru runa nan n
pada pada
osorilasi oksidati, dan hal ini dalam giliran dapat mengakibatkan kelainan dalam metabolisme piru$at dan pengumpulan laktat. 15 Spektrum toksisitas mitokondria oleh obat (>4I berkisar dari geala tidak spesiik sampai asidosis asidosis laktik dengan kegagalan kegagalan hati ulminan. 7ada aal, pasien mungkin mungkin mengeluh kelelahan, perut kembung, kembung, anoreksia, dan kehilangan berat badan. Sindrom asidosis laktik ditunukkan sebagai mual, muntah dan nyeri pada perut, yang berlanut epat menadi takipnea &napas berat) dengan asidosis berat. 4es ungsi hati mungkin sedikit meningkat dala dalam m rang rangka kaia ian n ini, ini, serin sering g deng dengan an AS4 AS4 lebi lebih h ting tinggi gi dari daripa pada da A=4 A=4. Diag Diagno nosi siss sindr sindrom om ini ini terla terlamb mbat at umum umumny nyaa meng mengak akib ibat atkan kan kema kemati tian an pasien.15
0
V A>V. 7rot 7rotei ein n H?V H?V core core menyebabkan kerusakan kerusakan mitokondri mitokondria, a, mengakibat mengakibatkan kan pembuatan pembuatan enis oksigen oksigen reakti yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan stres oksidati, yang diperkuat oleh kebe keberad radaan aan akto aktorr nekr nekrosi osiss tumo tumorr, alkoh alkohol ol atau atau anal analog og nukl nukleo eosi sida da..
4 A>4 dimula dimulai, i, kekeba kekebalan lan selular selular yang yang membai membaik k dapat dapat mengak mengakiba ibatka tkan n flare pada pada en@im en@im hati hati dan serokon serokon$er $ersi si seara seara sponta spontan, n, alau alau obat obat anti-H# anti-H#V V yang yang akti akti apa pun tidak tidak dipaka dipakai. i. 1lare 1lare en@im hati pada pasien koineksi HIV/H#V yang memakai A>4 harus ditasir dengan hati-hati, hati-hati, dengan dengan penilaian penilaian bersamaan bersamaan $iral load H#V, H#V, agar menentukan menentukan penyebab seara benar. 7eningkatan pada en@im hati di pasien koineksi HIV/H#V setelah permulaan A>4 dapat disebabkan olehC 1.
5
. Serokon$e Serokon$ersi rsi pada pada pasien pasien H#eAg-po H#eAg-positi siti dan/atau dan/atau H#sAg-posi H#sAg-positi ti ". >eak >eakti ti$a $asi si H#V H#V pada pada pemb pemba aaa inak inakti ti dan dan kada kadang ng kala pada pada oran orang g dengan ineksi H#V yang sembuh. 4 A>4. (amun tanggapan antibodi terhadap H?V belum tentu berkorelasi dengan pemulihan ungsi kekebalan selular, dan pemulaan A>4 A>4 tidak memastikan pemulihan tanggapan sel-4 khusus H?V. H?V. =agi pula peranan yang dimainkan oleh kekebalan selular dalam patogenisis H?V kronis tidak seelas seperti dengan dengan H#V. H#V. Akhirnya, hasil bertentanga bertentangan n dilaporkan dilaporkan mengenai mengenai apakah peningkatan mutlak dalam umlah sel ?D" berkorelasi dengan flare flare pada tran transam samin inase ase.. 8alau alau pemu pemuli liha han n keke kekeba bala lan n tetap tetap dian diangg ggap ap teor teorii yang yang menarik, dan tentu dapat meelaskan peristia klinis dalam subkelompok pasien HIV dengan H?V, H?V, dibutuhkan lebih banyak bukti sebelum kesimpulan dapat diambil. 2./.# Mekansme Baru )ang Mungkn untuk *erusakan Terkat AR, 'teat%ss Hat
7asien terineksi HIV berisiko steatosis hati, yang dapat memainkan peranan yang penting dalam mempermudah kerusakan hati. >esistansi insulin, hiperlipidemia, dan adipositi $iskeral adalah kelainan metabolik dan morologik yang dikaitkan seara intrinsik pada pengembangan steatosis hati pada masyarakat umum.
!
berada seara bersamaan dalam ukup banyak pasien terineksi HIV, HIV, dan dike diketa tahu huii
sebag sebagai ai
sindr sindrom om
lipo lipodi distr stro oi. i.
#ebe #ebera rapa pa
pene peneli liti tian an
suda sudah h
mene menemu muka kan n bah bahaa pre$ pre$al alen ensi si steat steatos osis is hati hati adala adalah h ting tinggi gi di pasie pasien n terineksi terineksi HIV, HIV, terutama terutama mereka mereka dengan dengan H?V kronis dan/atau dan/atau memakai memakai (>4I (>4I dengan proil toksisitas mitokondria yang tinggi. tinggi. 15 Hubungan epidemiologis ini penting karena adalah sangat mungkin baha hati berlemak dapat memainkan peranan yang penting pada A>=I. Stea Steato tosi siss
hati hati memb embuat uat
subs substr trat at untu ntuk
pero eroksid ksidas asii
lip lipidK idK
hal ini ini
mengha menghasilk silkan an pemben pembentuk tukan an basal basal enis enis oksig oksigen en reakti reakti yang yang mungki mungkin n merusak, yang dapat mengakibatkan kerusakan hati. Stres oksidati teradi aktu ada ketidakseim ketidakseimbanga bangan n antara pembuatan pembuatan enis oksigen reakti yang meningkat dan pertahanan antioksidan yang berkurang, misalnya glutation, yang yang meneg menegah ah kerusak kerusakan an akibat akibat radika radikall oksige oksigen n ini. ini. #ila #ila antiok antioksid sidan an dikura dikurangi ngi,, enis enis oksige oksigen n reakti reakti yang yang berleb berlebiha ihan n dapat dapat merusak merusak D(A mito mitoko kond ndri riaa
dan dan
meng mengok oksi sida dasi sika kan n
lema lemak, k,
meny menyeb ebab abka kan n
ling lingka kara ran n
peroksidasi lipid yang meningkat, stres oksidati dan kerusakan sel hati terus-menerus.15 7eng 7engam amat atan an in-$ in-$it itro ro ini ini
didu diduku kung ng oleh oleh data data hist histol olog ogis is yang yang
menun menunukk ukkan an keberad keberadaan aan tingka tingkatt steatos steatosis is ringan ringan sampai sampai sedang sedang pada pada pasien yang mengalami A>=I. =agi pula, ineksi H?V genotipe , yang memi memiu u steat steatos osis is hati hati mela melalu luii eek eek sito sitopa pati tik k yang yang dipi dipiu u oleh oleh $iru $irus, s, dikaitkan dengan risiko A>=I yang lebih tinggi.
"+
2././ AR, (an Peranann)a $a(a *erusakan Hat
7enelitian yang menilai risiko kerusakan hati terkait dengan unsur atau golongan A>V tertentu sering bertentangan. Dampak dari obat tertentu sering sering sulit sulit dipasti dipastikan kan karena karena pengg pengguna unaan an terapi terapi kombin kombinasi asi seara seara luas. luas. (amun beberapa kesimpulan dapat diambil, seperti dibahas di baah.15 1. Nucleotide Nucleotide Reverse Transcripta Transcriptase se Inhibitors Inhibitors (NRTI)
9ekani 9ekanisme sme kerusa kerusakan kan akibat akibat obat obat yang yang diamat diamatii dengan dengan (>4I (>4I terutama terutama termasuk termasuk toksisitas toksisitas mitokondria mitokondria dan reaksi hiperpeka. hiperpeka. Data ui oba klinis aal dari akhir 1!5+-an menunukkan baha (>4I dapat dikait dikaitkan kan dengan dengan angka angka tinggi tinggi hepato hepatotok toksisi sisitas tas sedang sedang sampai sampai berat, berat, berkisar dari 0 dengan A4, A4, !-1 dengan d"4 dan 13 dengan ddI. (>4I (>4I yang lebih baru misalnya emtriabine, abaa$ir dan tenoo$ir terkait dengan keadian rendah peningkatan aminotranserase yang ringan dan tanpa geala.15 4oksisitas mitokondria adalah tipe hepatotoksisitas yang khas tetapi arang, yang terkait dengan penggunaan (>4I. (>4I. 9asalah ini dapat berkembang menadi kegagalan hati akut dengan hepatomegali berat dan asidosis laktik. 4I. (amun analog nukleosida sangat sangat berbed berbedaa dalam dalam kemung kemungkin kinan an memiu memiu toksisi toksisitas tas mitoko mitokondr ndria. ia. Estima Estimasi si kemung kemungkin kinan an in $itro $itro member memberii hierak hierakii kemung kemungkin kinan an yang yang menrunC dd?, ddI, d"4, A4, dan akhirnya, abaa$ir, dengan toksisitas yang paling rendah. rendah. Data in-$itro in-$itro mendukung mendukung toksisitas mitokondri mitokondriaa
"1
yang yang menamb menambah ah atau sinerg sinergisti istik k akibat akibat beberap beberapaa kombin kombinasi asi (>4I, (>4I, misalnya d"4 bersamaan dengan ddI. 15 >eaksi hiperpeka dikaitkan dengan abaa$ir dan seara khas dilihat pada pasien dengan latar belakang H=A-#T20+1. 7aanan ulang pada abaa$ir dapat atal.
damp ampak
kondisi
ini
se seara ara
nyata,
aktor
yang ang
mendukungnya dan bagaimana kondisi ini dapat ditangani. 15 2. Non-Nucleotide Non-Nucleotide Reverse Reverse Transcripta Transcriptase se Inhibitors Inhibitors (NNRTI)
8alau alau ui ui oba oba pend penda ata tara ran n pada pada ne$i ne$ira rapi pine ne dan dan ea$ ea$ir iren en@@ menunukkan proil toksisitas yang dapat diterima, laporan setelah obat dipasarkan mengenai A>=I berat terkait ne$irapine menarik perhatian pada obat ini. Dua pola kerusakan akibat penggunaan ne$irapine yang berbeda telah munulC reaksi hiperpeka dan toksisitas langsung terkait obat.15 a. Reaks h$er$eka
Adal Adalah ah reaks reaksii berle berlebi biha han, n, tida tidak k diin diingi gink nkan an karen karenaa terla terlalu lu senisitinya respon imun &merusak, menghasilkan ketidaknyamanan, dan terkadang berakibat atal) yang dihasilkan oleh sistem kekebalan normal normal.. Hiperse Hipersensi nsiti$ ti$ita itass merupa merupakan kan reaksi reaksi imun imun tipe tipe I, namun namun
"*
berdasarkan mekanisme dan aktu yang dibutuhkan untuk reaksi, hipersensiti$itas terbagi menadi empat tipe lagiC tipe I, tipe II, tipe III, III, dan dan tipe tipe IV. IV. 7eny 7enyak akit it terte tertent ntu u dapa dapatt dika dikaren renak akan an satu satu atau atau beberapa enis reaksi hipersensiti$itas. 7ada 7ada
pasie pasien n
peng penggu guna na
ne$i ne$irap rapin ine, e,
kea keadi dian an
kesel keselur uruh uhan an
peristia bergeala yang melibatkan en@im hati adalah kurang lebih 2. (amun, toksisitas hati yang berat, yang teradi dengan latensi aal, aal, dila dilapo pork rkan an pada pada oran orang g teri terin nek eksi si HIV HIV dan dan oran orang g HIV HIVseroneg seronegati ati. . 7ering 7eringatan atan agar agar ne$irap ne$irapine ine tidak tidak dipaka dipakaii dalam dalam 777 dikeluarkan setelah beberapa orang mengembangkan kegagalan hati yang membutuhkan penangkokokan hati. 7ada ui oba pengobatan HIV yang menilai menilai kemanuran kemanuran dan keamanan keamanan emtriabine, emtriabine, keadian hepa hepato toto toks ksis isita itass yang yang lebi lebih h ting tinggi gi diam diamat atii pada pada pasie pasien n dala dalam m kelompok kelompok yang diberi ne$irapine ne$irapine dibanding dibandingkan kan dalam kelompok yang diberi ea$iren@. ea$iren@. Hepatotoksis Hepatotoksisitas itas paling paling sering teradi pada perempuan berkulit hitam, sering berhubungan dengan ruam dan demam, dan sesuai dengan reaksi hiperpeka obat. Analisis lanutan mengun mengungka gkapka pkan n baha baha keadi keadian an ini tampak tampaknya nya terkait terkait dengan dengan penggunaan ne$irapine pada perempuan pere mpuan dengan umlah ?D" di atas *2+, *2+, meneka menekanka nkan n pentin pentingny gnyaa kekeba kekebalan lan induk induk dan perken perkenala alan n neoatigen pada reaksi hiperpeka. 15 Sesudah Sesudah itu, #oehringer #oehringer-Ingelh -Ingelheim eim mengeluarka mengeluarkan n peringatan peringatan mengen mengenai ai risko risko toksisi toksisitas tas hati hati yang yang berat, berat, pada pada beberap beberapaa kasus kasus
"
dengan hasil atal, dan saat ini menganurkan penggunaan ne$irapine hanya dimulaiB pada perempuan dengan umlah ?D" di baah *2+ dan pada laki-laki dengan umlah ?D" di baah "++. ang menarik, sebuah penelitian penelitian baru menyangkal menyangkal peranan peranan kesehatan kesehatan kekebalan kekebalan sebagai aktor risiko untuk toksisitas ne$irapine. 15 aktor aktor risiko risiko lain untuk untuk hepato hepatotok toksisi sisitas tas terkait terkait ne$ira ne$irapin pinee termasuk indeks massa tubuh yang rendah dan genetik indukK orang deng dengan an
lata latarr
bela belaka kan ng
H=AH=A-D> D># #1T+1 1T+1+1 +1
leb lebih
mung mungki kin n
mengembangkan reaksi hiperpeka terkait ne$irapine. 15 b. T%ksstas (%snkras terkat %+at
4oksisitas obat adalah eek obat berhubungan dengan kelebihan dosis dosis obat. obat. Idio Idiosin sinkr krasi asi adal adalah ah reaks reaksii obat obat yang yang timb timbul ul tida tidak k berhubungan dengan siat armakologi obat, terdapat dengan proporsi ber$ariasi pada populasi dengan penyebab yang tidak diketahui. Intoleransi adalah reaksi terhadap obat bukan karena siat armakologi, timbul karena proses non imunologi. 7ada 7ada peneli penelitian tian lain lain pola pola kerusa kerusakan kan oleh oleh obat obat yang yang berbed berbedaa dengan penggunaan ne$irapine sudah munul, dengan peningkatan en@im hati baru teradi lebih dari 13 minggu penggunaan terapi, sesuai dengan kerusakan hatil dipiu oleh induk seara idiosinkrasi. Hepatotoksisitas yang mulai lambat ini dengan ((>4I adalah lebih umum pada pasien dengan dengan ineksi ineksi kronis kronis H#V dan/atau H?V yang mendas mendasari ari,, seperti seperti digamb digambark arkan an dengan dengan banyak banyak unsur unsur A>V A>V lain. lain.
""
7ada populasi pasien yang berbeda-beda berbeda-beda terkait terkait pre$alensi pre$alensi hepatitis hepatitis $irus kronis, kerusakan kerusakan hati terkait ((>4I ((>4I dapat berkisar dari 12 sampai sampai serenda serendah h . 7olimo 7olimoris risme me geneti genetik k spesi spesiik ik dari dari en@im en@im metabo metabolism lismee dan pemba pembaaa obat obat uga uga dapat dapat mening meningkat katkan kan risiko risiko komplikasi ini.15 Harus disoroti baha hepatotoksisitas dengan ne$irapine atau ea$ire ea$iren@ n@ tampak tampaknya nya tidak tidak mening meningkat katkan kan risiko risiko perkem perkemban bangan gan kerusakan hati bila terpaan pada ((>4I lain.15 c. Prot Protea ease se Inh Inhib ibit itor or (PI (PI))
Adalah kelas dari pengobatan yang digunakan untuk menangani atau menegah ineksi oleh $irus, termasuk HIV dan Hepatitis ?. enome enomena na A>=I menad menadii lebih lebih elas elas setelah setelah perken perkenala alan n obat obat 7I. Angk Angkaa hepa hepato toto toks ksis isit itas as dari dari ui ui oba oba pend pendat atar aran an berb berbag agai ai 7I berkisar 1-!,2, tetapi hanya sedikit pasien mengalami hasil gaat terkait terkait hati. hati. Diband Dibanding ingkan kan dengan dengan obat obat lain lain dalam dalam golong golongann annya, ya, ritona$ir takaran penuh seara konsisten ditunukkan sebagai lebih hepatotoksik hepatotoksik,, (amun penggunaan penggunaan ritona$ir ritona$ir takaran takaran rendah rendah untuk untuk memperkuat 7I lain seara armakokinetik tampaknya aman. 15 8alau ada beberapa laporan kasus toksisitas terkait hati dengan indi indina na$i $irr, kasu kasuss ini ini berh berhub ubun unga gan n deng dengan an peny penyak akit it hati hati lanu lanutK tK pengurangan takaran dianurkan untuk pasien sirosis. #eberapa kasus kasus hepati hepatitis tis klinis klinis dan dekomp dekompens ensasi asi hati, hati, termasuk termasuk beberap beberapaa kematian, kematian, dikaitkan dikaitkan dengan dengan penggunaan penggunaan tiprana$ir tiprana$ir,, terutama terutama pada
"2
pasien
dengan
ineksi
H?V
kronis.
(elina$ir,
saUuina$ir,
ata@ana$ir, osamprena$ir, lopina$ir dan daruna$ir dikaitkan dengan proil toksisitas hati yang relati lebih aman. Amprena$ir kadang kala kala dikaitk dikaitkan an dengan dengan reaksi reaksi hiperp hiperpeka eka terkait terkait obat obat tetapi tetapi hanya hanya seara sporadis dengan hepatotoksisitas berat.15 d. &%l%ngan ARV &%l%ngan ARV +aru +aru
7erk 7erkem emba bang ngan an klin klinis is apla apla$i $iro ro, , sebua sebuah h anta antago goni niss ??>2 ??>2,, dihe dihent ntik ikan an pada pada *++2 *++2 setel setelah ah kea keadi dian an hepa hepato toto toks ksisi isita tass berat berat.. #erbedanya, mara$iro dan $iri$iro tampaknya mempunyai proil hepatotoksisitas yang lebih aman. Enu$irtide, satu-satunya usion inhibi inhibitor tor yang yang disetu disetuui ui,, menun menunukk ukkan an riaya riayatt yang yang aman aman seara seara konsisten terkait toksisitas hati. Data mengenai integrase inhibitor masih masih langka langka,, tetapi tetapi sampai sampai saat ini ralteg raltegra$ ra$ir ir tidak tidak dikait dikaitkan kan dengan toksisitas hati yang bermakna. 15
"3
2. *erangka Te%r
?D" L 2+
A>V A>V
9etabolik host% mediated
Hiperpeka
4oksisitas mitokondria
Pambar *.1
Variabel Independen ?D " 3 bulan
Variabel Dependen ungsi Hati
Pambar *.*
2. H$%tess
7emulihan kekebalan
"0
Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan untuk menghubungkan $ariab $ariable le indepe independe nden n &?D" &?D" 3 bulan) bulan) dan $ariab $ariable le depend dependen en &ungs &ungsii hati). hati). Hipotesis penelitian ini adalahC HaC Ada hubung hubungan an 6umlah 6umlah ?D" ?D" 3 #ulan dengan dengan ungsi ungsi hati hati pada pada pasien pasien HIV/ HIV/AI AIDS DS yang yang mend mendap apat at terap terapii A>V A>V di >S'D >S'D D>. D>. H. Abdu Abdull 9oeloek 7ro$insi =ampung *+1"-*+12. Ho C 4idak idak ada hubung hubungan an 6umlah 6umlah ?D" 3 #ulan #ulan dengan dengan ungsi ungsi hati hati pada pada pasien HIV/AIDS yang mendapat terapi A>V di >S'D D>. H. Abdul 9oeloek 7ro$insi =ampung *+1"-*+12.
BAB III METDL&I PENELITIAN
"5
3.1 4ens Peneltan
6enis penelitian ini merupakan penelitian kuantitati yaitu penelitian yang menoba menggali bagaimana dan mengapa enomena kesehatan itu teradi. 7enelitian ini merupakan penelitian obser$asi analitik, yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan enomena serta hubungan hubungannya.*+ Dengan Dengan pendekatan pendekatan ross setional, setional, yaitu suatu penelitian penelitian yang dilakukan dengan sekali pengamatan pada satu saat tertentu dimana independen dan $ariabel dependen diamati pada aktu bersamaan. *+
3.2 Tem$at Dan 5aktu 5aktu Peneltan
7enelit 7enelitian ian dan pengam pengambil bilan an data data dilaku dilakukan kan di >S'D >S'D Dr. Dr. H. Abdul Abdul 9oeloek 7ro$insi =ampung pada bulan Desember *+12.
3.3 P%$ulas P%$ulas (an 'am$el 'am$el 3.3.1 P%$ulas 7opulasi 7opulasi adalah keseluruhan keseluruhan obek penelitian penelitian yang akan diteliti. diteliti.
7opulasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien HIV/AIDS di >S'D Dr. H. Abdul 9oeloek 7ro$insi =ampung tahun *+1"-*+12.
3.3.2
'am$el
Sampel adalah sebagian atau akil populasi yang diteliti. 6umlah sampel sampel yang akan di ambil ambil dalam dalam peneli penelitan tan ini adalah adalah + sampel sampel pada pasien HIV/AIDS yang telah menalani pengobatan lebih dari 3 bulan di "3 >S'D Dr. H. Abdul 9oeloek 7ro$insi =ampung pada tahun *+1"-*+12.
"!
3.! 3.! 6ara 6ara Peng Pengam am+ +la lan n 'am$e 'am$ell Dalam penelitian penelitian ini sampel di ambil dengan dengan menggunak menggunakan an teknik teknik
accidental sampling yang yang merupakan metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada atau diumpai pada saat penelitian dengan batas aktu selama " minggu.13 V A>V sampai sampai dengan 3 bulan . 7asien 7asien memiliki memiliki data pemeriksaan pemeriksaan ?D " yang lengkap lengkap ". 7asien 7asien yang memiliki memiliki data pemeriksaan pemeriksaan ungsi ungsi hati hati &SP%4 &SP%4 N SP74) SP74) V A>V sampai sampai dengan 3 bulan bulan . 7asi 7asien en den denga gan n H#V H#V dan dan H?V H?V G ". 7asi 7asien en yang yang tidak tidak memi memili liki ki data data peme pemeri riks ksaan aan ungs ungsii hati hati &SP% &SP%4 4 N SP74) sampai dengan 3 bulan. 3.# 3.# ,ara ara+e +ell Pene Penel lt tan an 3.3. 3.3.2 2 ,ara ara+e +ell Be Be+a +ass
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umlah ?D " 3 bulan. 3.#. 3.#.2 2
,ara ara+e +ell Terk erkat at Variabel terikat dalam penelitian ini adalah ungsi hati.
3./ 3./ De" De"n ns s $e $era ras s%n %nal al
'ntuk 'ntuk lebih lebih memaha memahami mi dan menyam menyamaka akan n penger pengertia tian n maka maka pada pada penelitian ini perlu disusun beberapa deinisi operasional seperti berikutC
2+
Ta+el 3.1 4abel Deinisi %perasional N%
,ara+el
De"ns $eras%nal
Alat Ukur
6ara Ukur
*ateg%r7 Hasl Ukur
'kala Ukur
>atio
In(e$en(en
1
6umlah ?D "
6umlah sel ?D" dalam darah yang dihitung dalam milimeter kubik darah, dengan mikroskop atau otomatis dengan ytometer.
=embar obser$asi
%bser$asi
+C (o (ormal &" &"++1."++) 1C 4urun &L "++)
7enilaian adanya kerusakan sel hati atau aringan hati, yang diperiksa melalui nilai SGO* &AS4), SGP* &A=4) dengan menggunakan metode C
=embar obser$asi
%bse bser$asi $asi
+ C (or (orm mal SP% SP%4 C +-1 '/= (ormal SP74 C +-0 '/=
De$en(en
1
ungsi Hati
1 C 4idak (ormal &SP%4 M 1 '/= SP74 M 0 '/=) '/=)
%rdinal
21
3. Alat Alat Pengu Pengum$u m$ulan lan Data Data
Alat Alat pengum pengumpul pulan an data data pada pada peneli penelitian tian ini adalah adalah lembar lembar obser$ obser$asi asi yang berisi tentang data umlah ?D" dan pemeriksaan SP%4 dan SP74. SP74.
3. 3. Alur Alur Pene Penel lt tan an
9eru 9erupa paka kan n sebua sebuah h lang langka kah h yang yang akan akan dila dilaku kuka kan n pene peneli liti ti dala dalam m melaku melakukan kan proses proses peneli penelitian tian.. 9ulai 9ulai dari dari tahap tahap persiap persiapan an sampai sampai dengan dengan pelaksanaan serta hasil dari penelitian.
Bagan 3.1 Alur Peneltan 4ahap persiapan administrasi
Identiikasi masalah
9enentukan subek penelitian berdasarkan kriteria inklusi
7engumpulan Data
7engelolaan data Analisa data
3.8 3.8 Peng Peng%l %lah ahan an Data Data
2*
Data Data yang yang telah telah dikump dikumpulk ulkan, an, terlebi terlebih h dahulu dahulu harus harus diolah diolah dengan dengan tuuan mengubah data menadi inormasi. Dalam pengolahan data terdapat langkahlangkah yang akan dilakukan yaituC *1 1. diting diting adalah adalah upaya upaya untuk untuk memerik memeriksa sa kembal kembalii kebena kebenaran ran data data yang yang dipe dipero role leh h atau atau diku dikump mpul ulka kan. n. diting dapa dapatt dila dilaku kuka kan n pada pada taha tahap p pengumpulan data atau setelah data terkumpul *.
-oding -oding merupakan merupakan kegiatan kegiatan pemberian kode n!meric n!meric &angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori
. ntr# Data Data entri adalah entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master ta+le atau ta+le atau data+ase komputer 2 ".
-leaning Data
3.19 Analss Data 3.19.1 Analss Un:arat
Analisis uni$ariat adalah analisis data dengan menggunakan satu $ariable dengan tuuan untuk mengambarkan karakteristik masing-masing dengan mengunakan tabel distribusi rekuensi dan presentase. !.19.2 !.19.2 Anals Analss s B:ar B:arat at
2
Analisis bi$ariat digunakan untuk menggambarkan hubungan antara $ariabel $ariabel independen independen ¨ah ?D " 3 bulan) dengan $ariabel $ariabel dependen dependen &ungsi &ungsi hati). Skala untuk $ariabel dalam penelitian penelitian ini termasuk dalam $ariabel nominal, maka untuk membuktikan adanya hubungan dan mengui hipote hipotesis sis antara antara $ariab $ariabel el depend dependen en dan indepe independe nden n diguna digunakan kan ui -hi% s3!are2 Dalam penelitian penelitian ini menggunakan menggunakan ui -hi%s3!are -hi%s3!are dilakukan untuk melihat melihat hubungan hubungan 6umlah ?D" 3 #ulan dengan ungsi hati pada pasien HIV/AIDS yang mendapat terapi A>V di >S'D D>. H. Abdul 9oeloek 7ro$insi 7ro$insi =ampung =ampung *+1"-*+12. *+1"-*+12. 'ntuk memperepat memperepat dan mempermudah mempermudah analisi analisiss data, data, maka maka ui statist statistik ik dalam dalam peneli penelitia tian n ini dilaku dilakukan kan dengan dengan bantuan program komputer. komputer. (ilai W merupakan nilai yang menunukan besarnya peluang salah menolak Ho dari data penelitian. (ilai W dapat dipergunakan untuk keputusan ui statistik, yaitu dengan ara ara memban membandin dingka gkan n nilai nilai p dengan dengan nilai nilai X &alpha &alpha)) dengan dengan ketent ketentuan uan sebagai berikut C 1. #ila nilai W L nilai nilai +,+2, +,+2, maka keputusann keputusannya ya Ho ditolak, ditolak, artinya artinya antara $ariabel dependen dan independen terdapat perbedaan yang bermakna &signiikan) 3. #ila nilai W M nilai +,+2, maka keputusannya Ho gagal ditolak, artinya
antara $ariable dependen dan independen tidak terdapat perbedaan yang bermakna &signiikan)