PENERAPAN ESTETIKA BENTUK PADA FASADE BANGUNAN SEBAGAI LANDMARK KEBAYORAN BARU
Nadya Marsella Marsella Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Perencanaan, Universitas Trisakti Jalan Kyai Tapa No. 1, Grogol, Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11440
ABSTRAK
Dalam perancangan sebuah bangunan, estetika bentuk dan fasad memiliki peran yang sangat penting. Karakteristik yang muncul dari desain bentuk dan fasad sebuah bangunan akan membentuk citra dari bangunan. Kajian ini mengambil mengambil bangunan Gapura Prima Prima Plaza, Plaza, Poins Square, Seasons City, City, Senayan City dan Cinere Bellevue sebagai obyek studi mengingat lokasi bangunannya tidak jauh dari Kebayoran Baru. Tahap analisis yang dilakukan pada beberapa bangunan tersebut menggunakan analisis deskriptif dengan membandingkan data-data yang didapat berupa gambar tampak terhadap studi literatur. Data-data yang dij adikan landasan dalam perbandingan tersebut meliputi: teori tentang fasad, bangunan di Kebayoran Baru, proporsi, dan irama. Dari hasil studi dan analisis didapatkan bahwa kelima bangunan merupakan merupakan bangunan yang memiliki irama yang dinamis dengan proporsi yang baik namun kurang memiliki kontekstualitas kontekstualitas dengan kawasannya. kawasannya. Kata Kunci: Proporsi, Irama, Fasade, Bangunan Tinggi, Kebayoran Kebayoran Baru
Page 1 of 11
1. PENDAHULUAN
Dalam perancangan sebuah bangunan, bentuk dan fasad memiliki peran yang sangat penting. Karakteristik yang muncul dari desain bentuk dan fasad sebuah bangunan akan membentuk citra dari bangunan. Penelitian ini mengambil bangunan landmark Kebayoran Baru sebagai obyek studi mengingat fungsi landmark yang seharusnya membentuk suatu ciri khas. Namun sayangnya, penerapan penerapan estetika pada bentuk bangunan landmark di kebayoran baru saat ini kurang indah dan tidak kontekstual sehingga bangunan landmark yang akan dibangun nantinya haruslah memiliki keindahan yang kontekstual terhadap kawasannya. kawasannya. Selain itu, mengamati fenomena semakin sedikitnya rumah gaya jengki di Kebayoran Baru sebagai karya arsitektur dikhawatirkan bersalin rupa menjadi menjadi bentuk yang yang berbeda dan dan akan hilang. hilang. Dengan bertolak dari dasar pemikiran mengenai pentingnya pengolahan fasad bagi sebuah bangunan maka Penelitian ini memiliki memiliki memiliki memiliki pertanyaan pertanyaan:: “Bagaimana bentuk fasade yang sesuai untuk pada bangunan bangunan landmark Kebayoran landmark Kebayoran Baru ditinjau dari irama dan proporsi?” Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengolahan fasad pada bangunan bangunan Gapura Prima Plaza, Poins Square, Seasons City, Senayan City dan Cinere Bellevue sehingga dapat memberikan nilai arsitektural yang lebih spesifik. Metode yang digunakan dalam penyusunan jurnal ini adalah metoda deskriptif analitis. Penelitian deskriptif analitis dilakukan dengan pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan penyimpulan. 2. TINJAUAN TEORI 2.1
Fasad 2.1.1.
2.1.2.
2.2
Definisi Fasad1 Akar kata "fasad" (facade) diambil dari kata latin "facies" yang merupakan sinonim dari "face" dan "appearance" (penampilan). Fasad adalah bagian depan yang menghadap jalan. Fasad merupakan representasi atau ekspresi dari berbagai aspek yang muncul dan dapat diamati secara visual. Elemen Visual Fasad Elemen visual fasad terdiri dari bukaan udara dan cahaya meliputi bukaan pintu dan bukaan jendela, Dinding meliputi meliputi dinding partisi, dinding pembatas, dinding penahan, penahan, dinding struktural, dan dinding non structural serta sun serta sun shading meliputi sun meliputi sun shading vertikal, sun vertikal, sun shading horizontal, dan sun dan sun shading eggcrate. eggcrate.
Landmark 2 2.2.1 Pengertian Landmark Landmark merupakan suatu unsur karakter penunjang setiap lingkungan atau kota yang dapat menimbulkan menimbulkan kesan kesan tersendiri dari dari lingkungan atau atau kota tersebut tersebut bila dilihat dan dipandang oleh seseorang. Berdasarkan studi Prof. Kevin Lynch dimana Landmark adalah bentuk visual yang menjolok dari sebuah kota.
1Suherman,2015:3 2 Lynch,1960
Page 2 of 11
2.2.2
Jenis Landmark Jenis landmark terbagi menjadi dua yaitu landmark besar dan landmark kecil. Landmark besar dapat dilihat dari jauh sedangkan sedangkan landmark kecil dapat dilihat dilihat dari dekat saja seperti kolam, air mancur, patung- patung ditaman dan lain-lain.
2.2.3
Fungsi Landmark Fungsi Landmark secara umum adalah sebagai orientasi (titik referensi) kota, sebagai struktur aktivitas kota, sebagai pengarah rute pergerakan, sebagai tanda atau ciri suatu kota dan sebagai informasi informasi tentang hubungannya dengan daerah-daerah daerah-daerah lain.
2.2.4 Kriteria Landmark Landmark memiliki kriteria seperti Unique memorable, memiliki bentuk yang jelas atau nyata (Clear (Clear Form), Form), Identiafiable Identiafiable dan memiliki hirarki fisik secara visual. 2.3
3
M ixed Used Used Buil ding
2.3.1
Definisi M ixed Use Use Buildin g Mixed Use Center adalah suatu kompleks dimana terdapat berbagai fungsi kegiatan termasuk hotel, pusat konveksi, apartemen dan perumahan, perkantoran, pusat perbelanjaan dan pusat kebudayaan kebudayaan lainnya. (Dudley H. William, Encyclopedia Encyclopedia of American Architecture). Architecture).
2.3.2
Ciri-Ciri M ixed Use Use Buildin g Ciri-ciri bangunan Mix Use Use adalah mewadahi 3 (tiga) fungsi urban atau lebih, misalnya terdiri dari retail, perkantoran, hunian hotel dan entertaintment; Terjadinya integrasi dan sinergi fungsional; Terdapat ketergantungan kebutuhan masing-masing fungsi di dalamnya; Kelengkapan fasilitas yang tinggi, memberikan kemudahan bagi pengunjungnya; Peningkatan kualitas fisik lingkungan; Efisiensi pergerakan karena adanya pengelompokan berbagai fungsi.
2.4 Kebayoran Baru4 Kebayoran Baru adalah sebuah kecamatan sebuah kecamatan yang terletak di kota di kota Jakarta merupakan Pusat Pemerintahan dari Kota dari Kota Administrasi Administrasi Jakarta Selatan.
Selatan dan
http://arsigraf.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-definisi-mix-use-building.html http://arsigraf.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-definisi-mix-u se-building.htmld d diakses tgl 07 November 2016 pukul 22.00 22.00 4 https://id.wikipedia. https:// id.wikipedia.org/wiki/Keba org/wiki/Kebayoran_Baru,_Jakart yoran_Baru,_Jakart a_Selatan diakses pada 22 Oktober 2016 21:00 3
Page 3 of 11
Tipologi Bangunan di Kebayoran Baru 5 Tipologi Bangunan rumah tinggal di Kebayoran baru memiliki ciri khas yang merupakan Transformasi bentuk arsitektur Jengki. Widayat (2006) mengatakan bahwa rumah jengki lebih didominasi oleh kepentingan fungsi, seperti kemiringan atap agak curam (untuk memudahkan aliran air hujan), bentukan segilima yang melebar ke atas pada dinding sebagai pelindung sinar matahari, teras untuk mengurangi panas ruangan dan lubang angin pada rooster untuk memudahkan memudahkan sirkulasi si rkulasi udara.
GAMBAR 2. MASTERPLAN KEBAYORAN BARU
Roesmanto (2004) dalam penelitiannya dikatakan bahwa bentukan arsitektur jengki sudah diteorikan, yang mana merupakan evolusi dari rumah kampung dan dekonstruksi terhadap gaya kolonial. Untuk lebih menjelaskan, dapat dilihat pada sketsa berikut :
GAMBAR 3 TRANSFORMASI RUMAH JENGKI (ROESMANTO,2004) (ROESMANTO,2004)
GAMBAR 4 KONDISI BENTUK RUMAH TINGGAL DI KEBAYORAN BARU
5
Mariana,2013:35
Page 4 of 11
2.5
Tipologi bangunan yang masih tersisa di sepanjang jalan Pakuowono, Kebayoran Baru dapat diambil kesimpulan bahwa: Atap masih dipertahankan dari bentuk awal yaitu atap pelana, dengan kemiringan atap ≥ 35⁰. Mempertahankan bukaan seperti kaca, jendela sepanjang tampak muka di lantai dua; Masih mempertahankan elemen dekoratif tiang besi miring pada tampak muka bangunan; Mempertahankan Mempertahankan bentuk dinding segilima pada tampak samping sebagai hasil kreativitas dari arsitektur jengki; Mempertahankan Mempertahankan penggunaan rooster sebagai lubang sirkulasi angin baik pada tampak samping dan juga tampak muka. Bentuk 6 2.5.1 Teori Bentuk Bentuk merupakan sebuah istilah inklusif yang memiliki beberapa pengertian. pengertian. Bentuk dapat dihubungkan pada penampilan luar bangunan yang dapat dikenali. Bentuk dapat dihubungkan baik dengan struktur internal maupun garis eksternal serta prinsip yang memberikan kesatuan secara menyeluruh. 2.5.2 Estetika Bentuk a. Proporsi Proporsi7 adalah kondisi yang membandingkan membandingkan hubungan antara beberapa bagian dari suatu obyek terhadap bagian yang lain, yang terdapat pada satu tatanan yang utuh. Pengembangan proporsi menghasilkan perbandingan antar bagian seperti yang disebutkan, angka – angka – angka angka tersebut dinilai memiliki sifat keindahan abadi di Yunani. Adapun beberapa beberapa teori-teori teori-teori proporsi yang ditulis oleh oleh Francis D.K D.K Ching dalam dalam bukunya Architecture, Architecture, Form, Form, Space and Order, Order, 1979 salah satunya yaitu:
The Golden Section (Penampang Emas) Golden Section8 dapat di definisikan sebagai perbandingan antara dua buah penampang penampang garis atau dua buah dimensi suatu sosok bidang, dimana bagian yang lebih kecil dari keuanya berbanding dengan yang lebih besar, dan yang lebih besar berbanding dengan dengan jumlah keduanya. keduanya.
Golden Section memiliki beberapa sifat geometris dan aljabar. Semua bentuk yang didasarkan pada golden section akan menjadi bentuk yang aditif dan geometris. Suatu bentuk persegi panjang yang sisinya di proporsikan menurut golden section dikenal segbagai persegi emas ( golden rectangle). rectangle). Salah satu contoh perbandingan yang menerapkan menerapkan golden golden section dimana 2:3, 3:5 5:8, 8:13, 13:21, 21:34 dan seterusnya. Renaisance Theories (Teori-Teori Theories (Teori-Teori Renaisans) Proporsi renaisans adalah perbandingan antara tiap-tiap dimensi sehingga menghasilkan keseimbangan dimensi. Teori ini diterapkan berdasar pada penerapan tubuh manusia melalui sistem-sistem geometris dan matematis matematis yang menghasilkan bentuk-bentuk yang unik dan sistem-sistem universal. Palladio mengusulkan beberapa cara untuk menentukan menentukan ketinggian yang benar, untuk
6
Ching, 2008: 34-50 Kusmiati, 2004: 78 8Ching,2008 :302 7
Page 5 of 11
ruang-ruang yang memiliki langit-langit datar, tinggi ruang seharusnya 1/3 lebih besar dari pada lebarnya. lebarnya. Palladio menggunakan menggunakan Pythagoras untuk menentukan tingginya ruang dengan menggunakan matematika, geometri dan harmoni. MATEMATIS : C – B / B – A = C / C misalnya 1,2,3 atau atau 6,9,12 GEOMETRIS : C – B / B – A = C / B eg. 1,2,4 atau 4,6,9 HARMONIK HARMONIK : C – B B / B – B – A A = C / A eg. 2,3,6 atau 6,8,12 6,8,12 b. Irama ῥυθμός – rhythmos, "suatu Secara umum, Ritme atau Irama 9 (dari bahasa Yunani bahasa Yunani ῥυθμός – ukuran gerakan yang simetris") adalah variasi horizontal dan aksen dari suatu suara yang teratur. teratur . Irama dapat diperoleh dengan melalui cara pengulangan dan gradasi. Pengulangan (Repetisi) dapat diterapkan pada garis, bentuk, warna dan tekstur. Gradasi/perubahan bertahap dapat diterapkan dalam perubahan dimensi, perubahan dari dari warna gelap gelap ke terang atau atau sebaliknya, sebaliknya, dan perubahan perubahan bentuk. Dengan cara mendapatkan irama diatas, maka irama dapat digolongkan dalam beberapa tipe : 1) Progresif Irama progresif dibentuk oleh perubahahan yang teratur, sedemikian rupa sehingga bentuk yang mirip dengan yang lain. Jarak yang satu dengan yang lain hampir sama. Adapun jenis irama progresif adalah irama statis dan irama dinamis. Irama Statis /monotone seperti seperti pada tangga lagu maka irama monotone adalah hanya satu elemen yang berulang-ulang hingga akan menimbulkan irama yang tetap atau monotone. Sedangkan, irama dinamis yaitu dimana irama lebih bervariasi karena ada beberapa elemen yang berulang-ulang dari suatu irama. 2) Irama Terbuka dan Tidak Menentu Irama terbuka dan tidak menentu didapat dengan cara : pengulangan bentuk/garis dengan jarak yang sama tanpa permulaan atau pengakhiran 3) Irama Tertutup dan Tertentu Irama tertutup dan tertentu didapat dengan cara merubah bentuk unit paling akhir, merubah ukuran/dimensi unit paling akhir, kombinasi kedua-duanya, menambahkan secara menyolok suatu elemen diakhir irama. 3. METODELOGI
Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analitik. Metoda ini dilakukan dengan memberikan gambaran atau deskripsi tentang aplikasi bentuk pada bangunan Gapura Prima Plaza, Poins Square, Seasons City, Senayan City dan Cinere Bellevue dan menganalisa korelasinya terhadap teori konsep bangunan tinggi serta estetika fasade. Pengumpulan data diperoleh dari data sekunder dilakukan melalui observasi Metoda kajian deskriptif analitik terhadap teori aplikasi bentuk, konsep bangunan high rise-mixed use, fasade terhadap estetika, bertujuan untuk memahami memahami keterkaitan pemilihan bentuk terhadap estetika fasade. Pada proses analisis menggunakan metoda pendekatan kualitatif yaitu pemilihan bentuk fasade yang kontekstual terhadap kebayoran baru, pada analisis pemilihan bentuk ditinjau dari estetika fasade proporsi dan irama. irama.
9
https://id.wikipedia.org/wiki/Ritme diakses pada 10 desember 2016 09:00
Page 6 of 11
4. DATA & HASIL ANALISIS 4.1 Proporsi
TABEL ANALISIS PROPORSI PADA FASAD BANGUNAN Nama Bangunan GP Plaza
Ukuran Bangunan
Perbandingan Rasio Tinggi Podium & Tinggi Tower 4 : 24 = 1 : 6
Perbandingan Rasio Lebar Podium & Lebar Tower 14 : 23 = 7 : 11
Proporsional
Tidak Proporsional
(Teori Renaissans) Renaissans)
Poins Square
30 : 45 = 2 : 3
40 : 88 = 4 : 8,8 = 1 : 2,2
Proporsional
Tidak Proporsional
(Golden Section)
Season City
Cinere Bellevue
Senayan City
Kesimpulan
60 : 36 = 10: 6 = 5 : 3
8 : 13
Proporsional
Proporsional
(Golden Section)
(Golden Section)
6,4 : 1,6 = 8 : 2 = 1 : 4
2:5
Kurang Proporsional
Kurang Proporsional
(mendekati (mendekati Renaisans)
(mendekati (mendekati Golden Section)
4:4=1:1
4 :12 = 1 : 3
Tidak Proporsional
Proporsional (Renaisans)
Proporsional
Tidak proporsional
(Golden Section)
Page 7 of 11
4.2 Irama
TABEL ANALISIS IRAMA PADA FASAD BANGUNAN Ilustrasi
Tipe Irama
Jenis Irama
GP Plaza Irama Tertutup
Irama Monotone
Penerapan irama Irama secara vertikal ditandai dengan pada tower berbunyi a b…-c, dan a-a perubahan bentuk b-a-b-a- b…-c, unit paling akhir, a-a-a-b pada podium menunjukkan bahwa perubahan irama yang ukuran/dimensi ukuran/dimensi unit jenis merupakan paling akhir, terbentuk statis adanya Kombinasi irama karena pada jarak antar (monotone) hanya satu elemen yang kaca. Yang didapat dengan cara pengulangan bentuk dan garis. garis.
Poins Square
Irama dinamis
Irama Tertutup
Bangunan Poins Square memiliki Irama yang tertutup dan tertentu didapat dengan cara merubah bentuk unit paling akhir.
Page 8 of 11
Irama yang terbentuk pada fasad bangunan poins square menghasilkan bunyi “A-B-C-D-C-B“A-B-C-D-C-B-A”. A”. Kondisi ini menjelaskan bahwa Bangunan ini memiliki Irama dinamis yang didapat dengan cara pengulangan bentuk/garis dengan perletakan yang berbeda. Pengulangan diterapkan pada warna dinding bangunan tower, balkon (bukaan).
Season City
Irama Dinamis
Irama Tertutup
Cinere Bellevue
Irama dalam tampak terjadi pada arah horizontal. didapat dengan cara kombinasi anara pengulangan bentuk/garis dengan perletakan yang berbeda dan pengulangan bentuk/garis dengan jarak yang berbeda. Irama yang terbentuk adalah “A-B-C-D-B-B“A-B-C-D-B-BD-B-B-A” D-B-B-A” menunjukan bahwa bangunan ini memiliki irama yang dinamis
Irama Tertutup
A-B-C-D-D-D-DB’-A’, D-C’ D-C’--B’dimana merupakan wujud dari irama yang tertutup, terjadi perubahan pada akhirnya, dapat dikatakan A’, B’ dan C’ karena memiliki bentuk tower yang sama hanya sisi terbaliknya dan bentuk podium saja yang berubah.
Page 9 of 11
Irama Dinamis
Pengulangan terhadap kolom juga masih berbentuk dinamis, dimana pengulangan bentuk/garis dengan jarak yang berbeda, dan dan pengulangan bentuk/garis dengan dimensi yang berbeda.
Senayan City
Kesimpulan
Irama Tertutup
Irama juga dapat dilihat dari Gradasi/perubahan bertahap yang diterapkan dalam perubahan dari warna hijau gelap ke hijau terang hingga putih. Irama tertutup dan tertentu pada bangunan ini juga terlihat dengan cara merubah bentuk unit paling akhir, menambahkan secara menyolok suatu elemen diakhir irama. Dari kelima bangunan tipe irama yang terbentuk adalah irama tertutup. Maka, berdasarkan tipe irama yang baik adalah Irama tertutup.
Page 10 of 11
Irama Dinamis
Irama yang terbentuk dapat terlihat secara horizontal, bangunan senayan city memiliki irama yang hanya satu elemen berulang-ulang hingga akan menimbulkan irama dinamis, Pada bangunan ini juga terjadi Pengulangan pada bangunan ini didapat diterapkan pada garis, bentuk kaca jendela, dan kolom. kolom.
Dari kelima bangunan, Irama Dinamis dominan jika dibanding irama monotone, maka irama dinamis adalah jenis irama yang baik untuk sebuah bangunan mixed use building, hal ini terjadi karena adanya bentuk podium.
5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap Bangunan Gapura Prima Plaza, Poins Square, Seasons City, Senayan City dan Cinere Bellevue ternyata masih masih ada bangunan yang kurang proporsional, oleh karenanya diberikan alternative desain yang memiliki proporsi yang lebih baik berdasarkan teori Golden Section. Teori Golden Section dianggap baik karena dari beberapa bangunan yang dianalisa, dominan menggunakan teori tersebut. Sedangkan mengenai irama, beberapa bangunan telah cukup baik dalam menerapkan irama dalam fasad bangunan, ditandai dengan adanya irama yang monotone, dinamis, terjadi repetisi, dan gradasi. DAFTAR PUSTAKA
–
–
–
–
D.K. Ching, Francis. 2008. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan Edisi 3. Jakarta: Erlangga – Kusmiati, Artini. 2004. Dimensi Estetika Pada Karya Arsitektur dan Desain. Desain. Jakarta: Djambatan – Lynch, Kevin. 1960. The Image Of The City. City. Cambridge: The MIT Press – Utami, Mario Wibowo, Abdul Jabbar Faruk. Kajian Bentuk Dan Fasad Hotel
–
– –
– –
Page 11 of 11
Gino Feruci Bandung. Bandung. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Vol. 1.No 4 Januari 2014.Bandung: Institut Teknologi Nasional Suherman dkk, Penerapan dkk, Penerapan Bahan B-panel Ditinjau Dari Aspek Perancangan Perancangan Fasad, Bentuk Bangunan, dan Ruang Interior. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional No 1 Vol.3, Februari 2015. Bandung: Institut Teknologi Nasional Mariana, Yosica. Tipologi Bangunan Di Jalan Pakubowono Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Selatan. Comtech Vol.4 No. 1, Hal 35 Juni 2013 Mufti Arifin, Samsudin. 2013. Karakteristik Fasad Rumah Minimalis Di Surakarta. Sinektika Vol.13 No.1 Hal 53. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta http://www.gapuraprima.com/index.php/e xtras/completed-projects/item/34-gp plaza-gatot-subroto plaza-gatot-subroto http://jakartainternationalcity.wordpress.co m/2009/01/18/season-city/ http://propertidata.com/proyek baru/cinere-bellevue-suites baru/cinere-bellevue-suitesapartment/tower-a http://www.poinsquare.com/ http://mdcarchitect.blogspot.co.id/2009/08 /senayan-city-jakarta.html