Karya Tulis Ilmiah Tema : Peran Mahasiswa Dalam Membangun Destinasi Wisata Hutan Jawa Timur
Judul : MAHASISWA SEBAGAI MEDIA SIKLUS HIDUP DESTINASI WISATA HUTAN JAWA TIMUR
Disusun Oleh : 1. Siti Khunainatul Muarofah
NIM
1250015007
2. Ika Maya Megawati Putri
NIM
1250015001
3. Shofia Rizky Yanti
NIM
1250015009
4. Imam Sholichin
NIM
2330015001
5. Laila Nur Faridah
NIM
2330015013
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2016 i
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur ilahi robbi sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah kami yang berjudul “Mahasiswa Sebagai Media Siklus Hidup Destinasi Wisata Hutan Jawa Timur” . Penulisan ini tidak akan terwujud tanpa adanya kerja sama dari berbagai pihak, antara lain kerja sama tim yang solid, perpustakaan dan dosen pembimbing kami. Kepada pihak staff perpustakaan Sidoarjo dan perpustakaan UNUSA, terima kasih atas waktunya untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan kami dan yang tiada bosan dengan kami karena kami berkunjung hampir setiap hari ke perpustakaan. Ucapan terima kasih juga kami sampai kepada Ibu Nur Zuwariyah, SST. M.Kes yang bersedia menjadi pembimbing kami dalam penulisan karya ilmiah ini. Namun kami menyadari bahwa karya ilmiah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, kami memohon pada segenap pihak yang membaca karya ilmiah ini untuk memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kami, agar kami dapat menjadi penulis yang lebih baik dalam menulis karya ilmiah selanjutnya.
Surabaya, 18 Agustus 2016 Penulis
ii
iii
PERNYATAAN ORISINILITAS Kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama
: SITI KHUNAINATUL MUAROFAH
NIM
: 1250015007
Prodi
: D-III Kebidanan
Semester : 3 Fakultas : Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
2. Nama
: IKA MAYA MEGAWATI PUTRI
NIM
: 1250015001
Prodi
: D-III Kebidanan
Semester : 3 Fakultas : Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
3. Nama
: SHOFIA RIZKI YANTI
NIM
: 1250015009
Prodi
: D-III Kebidanan
Semester : 3 Fakultas : Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
4. Nama
: IMAM SHOLICHIN
NIM
: 2330015001
Prodi
: S1 Gizi
Semester : 3 Fakultas : Fakultas Kesehatan
5. Nama
: LAILA NUR FARIDAH
NIM
: 2330015013
Prodi
: S1 Gizi
Semester : 3 Fakultas : Fakultas Kesehatan
iv
v
DAFTAR ISI Judul ........................................................................................................................... i Kata Pengantar .......................................................................................................... ii Lembar Pengesahan .................................................................................................. iii Pernyataan Orisinilitas ............................................................................................... iv Daftar Isi ..................................................................................................................... vi BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2 1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2 1.4 Manfaat .................................................................................................... 3 1.5 Metode Penelitian .................................................................................... 3 BAB II : LANDASAN TEORI DAN KONDISI SAAT INI .............................................. 4 2.1 Landasan Teori ........................................................................................ 4 2.2 Kerusakan Hutan Wisata Jawa Timur ..................................................... 7 2.3 Pengaruh Destinasi Wisata Hutan Terhadap Pembangunan Daerah ..... 8 2.4 Perencanaan Pembangunan Destinasi Wisata Hutan di Jawa Timur …10 BAB III : KEGIATAN DAN ANALISIS PERMASALAHAN ........................................ 12 3.1 Kegiatan Penyelamatan Siklus Hidup Destinasi Wisata Hutan Jawa Timur Oleh Mahasiswa ........................................................................... 12 3.2 Indikator Keberhasilan Mahasiswa Sebagai Media Siklus Hidup Destinasi Wisata Hutan Jawa Timur ....................................................... 16 BAB IV : SUMBANGAN PEMIKIRAN TERHADAP UPAYA KONSERVASI .............. 17 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN PENYELESAIAN ............................................ 18 5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 18 5.2 Saran ........................................................................................................ 19 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 20 LAMPIRAN : BIODATA PENULIS .............................................................................. 21
DAFTAR TABEL 2.1 Model Siklus Hidup Destinasi ............................................................................... 6 2.2 Jumlah Wisatawan Mancanegara Terbanyak Pada November 2015 .................. 10
vi
DAFTAR GAMBAR 2.1 Kegiatan Wawancara ........................................................................................... 8 3.1 Pengenalan Burung Migran Pada Siswa Sekolah Dasar .................................... 12 3.2 Area Penanaman Pohon Bakau Mahasiswa STIKOM ........................................ 14 3.3 Papan Pesan Cinta Lingkungan ........................................................................... 15 3.4 Komposter Aerob ................................................................................................. 16
vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hutan merupakan kekayaan alam yang miliki banyak manfaaat bagi kehidupan manusia. Di antara manfaat hutan adalah sebagai sarana penyedia kebutuhan hidup dan menjadi pelindung dari bencana alam seperti longsor dan banjir. Tidak hanya itu, saat ini hutan juga dijadikan sebagai tempat wisata. Terkait dengan hutan sebagai tempat pariwisata, tidak lepas dari konsep siklus hidup dan daya dukung. Konsep siklus hidup pariwisata dan konsep daya dukung saling terkait adalah cara yang baik dan dinamis untuk melihat kondisi dan perkembangan pariwisata. Konsep siklus hidup menunjukkan bahwa daerah tujuan wisata senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu, dan kemajuannya dapat dilihat melalui tahapan-tahapan dari pengenalan hingga penurunan. Dengan pengelolaan yang baik, pariwisata
berperanan untuk
memberdayakan sumber daya yang langka serta menjadikan industri pariwisata dapat diperpanjang siklus hidupnya dan berkelanjutan (Theobald, 2004). Jawa Timur memiliki 4 (empat) unit Taman Nasional, 3 (unit) Taman Wisata Alam, 2 (dua) unit Suaka Marga Satwa, dan 19 (sembilan belas) unit Cagar Alam yang terdiri dari ekosistem pegunungan, daratan dan pesisir serta 1 (satu) unit Taman Hutan Raya yang termasuk dalam Hutan Konservasi (Juklak LKTI Surabaya, 2016:4). Salah satu dari Hutan Konservasi di Jawa Timur adalah Hutan Mangrove Surabaya. Kondisi hutan Mangrove Surabaya banyak memperoleh perhatian, karena banyak terlihat sampah yang berserakan dan pagar kayu yang rapuh, serta terlihat banyak tanaman yang rusak. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan di wisata hutan Mangrove Surabaya pada tanggal 24 Agustus 2016, kami melihat ada beberapa masalah yang terjadi. Di antaranya kami melihat banyak pagar kayu yang rapuh akibat dari ulah wisatawan yang duduk-duduk di pagar kayu. Padahal duduk-duduk di pagar telah dilarang karena dapat merusak pagar kayu tersebut. Banyak pula sambah-sampah yang berserakan di setiap lokasi hutan Mangrove Surabaya karena banyak wisatawan yang membuang sampah sembarangan padahal telah disediakan tempat sampah. Kami juga melihat banyak tanaman bakau yang rusak karena banyak pengunjung yang tidak bertanggung jawab terhadap 1
lingkungan dengan memetik daun sembarangan. Hal ini dapat berakibat pada terjadinya penurunan daya tarik obyek wisata. Apabila dibiarkan, maka akan mempengaruhi
kelestarian
hutan
Mangrove
Surabaya
sehingga
dapat
menurunkan jumlah wisatawan. Masalah standar dalam industri pariwisata juga menjadi isu yang sangat menarik untuk diutarakan sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan pariwisata yang bertanggungjawab dan berkelanjutan. Upaya yang dapat dilakukan oleh Mahasiswa dalam menjaga kelestarian hutan Mangrove dan meningkatkan daya tariknya adalah dengan mengadakan program diantaranya : melakukan penanaman mangrove, kegiatan reboisasi, kegiatan kebersihan lingkungan, kegiatan konservasi, dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan sebuah penilitian yang berjudul “Mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi wisata hutan Jawa Timur”. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana peranan mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi wisata Jawa Timur ? 2. Bagaimana solusi yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi wisata hutan Jawa Timur ? 1.3 TUJUAN Tujuan Umum : Untuk mengetahui peranan Mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi wisata hutan Jawa Timur. Tujuan Khusus : 1. Mengidentifikasi peranan Mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi wisata hutan Jawa Timur.
2
2. Mengidentifikasi bagaimana solusi alternatif yang dapat dilakukan oleh Mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi wisata hutan Jawa Timur. 1.4 MANFAAT 1. Bagi Akademisi : Diharapkan dapat menjadi bahan kajian guna mempelajari daya tarik pariwisata dan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada didalamnya. 2. Bagi Pemerintah Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan saran yang membangun demi merintis destinasi wisata hutan Jawa Timur yang indah dan ramai wisatawan. 3. Bagi Wisatawan Diharapkan dapat memberi wawasan dan pengetahuan mengenai objek wisata hutan Jawa Timur. 4. Bagi Pengelola Hutan Mangrove Surabaya, Jawa Timur Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan saran yang membangun dalam pengelolaan Hutan Mangrove Surabaya, Jawa Timur. 1.5 METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Menurut Creswell (2008) metode kualitatif adalah suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas. Adapaun teknik pengumpulan data yang kami terapkan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Observasi, adalah mengumpulkan data langsung dari lapangan. 2. Wawancara, adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. 3
BAB II LANDASAN TEORI DAN KONDISI SAAT INI 2.1 Landasan Teori Kata hutan merupakan terjemahan dari kata Bos dari bahasa Belanda (Salim, 2003: 40). Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut Forrest dan untuk hutan rimba disebut Jungle. Dalam bahasa Indonesia dikenal berbagai sebutan terhadap hutan, misalnya hutan belukar, hutan perawan, dan lain-lain. Tetapi pada umumnya persepsi umum tentang hutan adalah penuh pohon-pohonan yang tumbuh tak beraturan. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 5 tahun 1967, arti hutan dirumuskan sebagai : “Suatu lapangan bertumbuh pohon-pohonan yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya dan ditetapkan oleh Pemerintah sebagai hutan.” Definisi tersebut merupakan rumusan secara umum, belum memberi pengertian yang tuntas serta sulit untuk memahaminya. Yang mudah kita pahami adalah bahwa “hutan” harus ditetapkan Pemerintah; tanpa ada ketentuan yang menetapkan sebagai “hutan” maka suatu lapangan tertentu tidak dapat disebut “hutan”. Sedangkan pengertian umum terhadap “hutan” adalah suatu areal tertentu yang ditumbuhi berbagai pepohonan dan didiami berbagai jenis binatang (Marpaung, 1995: 11). Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pada Bab I disebutkan bahwa destinasi wisata yang diidentikkan dengan daerah tujuan wisata didefinisikan sebagai kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik, fasilitas umum, fasilitas pariwisata aksesbilitas, serta masyarakat yang saling melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Jika batasan destinasi pariwisata menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tersebut dikaitkan dengan Rancangan Naskah Akademik Undangundang Kepariwisataan (2006), maka yang dimaksud dengan destinasi wisata adalah suatu tempat atau wilayah yang tidak selalu identik
dengan wilayah
administratif, tetapi lebih mengarah pada konstruk mental, bersifat dinamik, sesuai dengan hubungan antara masyarakat dengan lingkungan
yang 4
membentuk tempat tersebut dan terbentuk karena karakteristik spesial, temporal, dan sosiokultural, serta memiliki nama dan makna, sehingga memiliki citra tertentu. Didalamnya, tercantum komponen-komponen produk wisata antara lain daya tarik, pelayanan, dan sumber daya wisata lainnya. Unsur penting dalam destinasi adalah masyarakat (Prasiasa, 2013: 21). Menurut Myra P. Gunawan (2010), jika destinasi wisata dikategorikan sebagai sebuah sistem maka akan terdapat tiga karakter yang penting sebagai berikut. 1. Hierarki, ada destinasi utama dan ada destinasi penunjang, ada yang besar dan ada yang kecil skalanya; tidak semua destinasi (lokal) mempunyai posisi yang sama. 2. Struktur, misalnya ada pintu gerbang (Internasional atau regional), ada staging area, dan ada teoristic dengan daya tariknya; dilihat dari sisi lain, ada kota besar, kota kecil, pedesaan, atau kawasan wisata yang mengalami urbanisasi. 3. Jejaring, hubungan antara destinasi dengan „origin‟, tempat asal wisatawan, dan jejaring hubungan antardestinasi. Hubungan ini dapat diartikan sebagai hubungan fisik (prasana penghubung) dan jejaring nonfisik. Mengacu pada batasan tersebut, Dewsa Putu Oka Prasiasa (2013: 21) mengemukakan bahwa destinasi pariwisata merupakan sebuah wilayah, tempat dimana wisatawan dapat menikmati variasi dari berbagai jenis pengalaman selama berwisata. Sebagai sebuah wilayah, Ritchie dan Crouch (2005: 108) mengemukakan ada beberapa jenis tingkatan dari destinasi pariwisata, yaitu Negara, kawasan yang luas terdiri atas beberapa negara, provinsi atau daerah administrasi lain, kawasan yang dilokalisasi, kota, dan lokasi yang unik dengan sumber daya/potensi yang luar biasa (seperti taman nasional). Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi destinasi wisata hutan merupakan suatu areal tertentu yang ditumbuhi pepohonan dan didiami berbagai binatang yang dijadikan tempat wisata sehingga dapat dikunjungi oleh wisatawan.
5
Sedangkan yang dimaksud dengan siklus hidup destinasi adalah model untuk memahami evolusi produk (termasuk destinasi wisata) yang terdiri atas tahap
pengenalan
(introduction),
pertumbuhan
(growth),
pendewasaan
(maturity), dan/atau peremajaan (rejuvenation). Terkait dengan berbagai kendala yang dihadapi dalam implementasi model siklus hidup destinasi, terutama masa waktu siklus dan adanya faktorfaktor lain yang berpengaruh pada perkembangan destinasi, model berikut ini memadukan antara siklus hidup destinasi dengan strategic positioning. Adapun modelnya adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Model Siklus Hidup Destinasi No.
Siklus Hidup Destinasi
Strategic positioning
Keterangan 1. Mendorong pengembangan secara agresif sehingga terjadi kombinasi. antara product dengan market driven.
Pembinaan
2. Mendorong
pengembangan
secara
agresif (product driven). 3. Mendorong 1
Perintisan
pengembangan
secara
selektif. 1. Investasi sedikit lebih cepat di atas tuntutan pasar. Strategi
2. Investasi secepat tuntutan pasar. 3. Investasi secara slektif. 4. Investasi atau divestasi.
1. Mendorong pengembangan secara agresif dengan mengombinasikan Pembinaan
product dengan market driven. 2. Mendorong pengembangan secara
2
selektif.
Pembangunan
1. Investasi untuk keberlanjutan tingakat pertumbuhan dan menciptakan Strategi
barrier entry untuk pesaing baru. 2. Investasi untuk meningkatkan tingkat 6
pertumbuhan dan memperbaiki posisi. 3. Investasi secara selektif untuk memperbaiki posisi. 4. Investasi dan divestasi. 1. Mendorong mengembangkan secara agresif (market driven). Pembinaan
2. Mendorong pengembangan secara selektif.
3
3. Mendorong penyehatan.
Pemeliharaan
1. Re-investasi seperlunya. 2. Re-investasi minimum dan/atau secara Strategi
selektif. 3. Investasi secara selektif atau divestasi. 1. Mendorong pengembangan secara selektif.
Pembinaan
2. Mendorong penyehatan.
4
1. Re-investasi seperlunya.
Revitalisasi
2. Re-investasi secara minimum dan Strategi
pemeliharaan. 3. Disinvestasi.
Sumber: Diadopsi dari Prasiasa (2013 : 27) dan disesuaikan.
2.2 KERUSAKAN HUTAN WISATA JAWA TIMUR Hutan wisata merupakan pilar pembangunan suatu daerah dan sumber penyelamat masyarakat dari bencana banjir adalah hal yang begitu berharga bagi pembangunan dan masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu, hutan wisata yang ada malah menjadi suatu hal yang memprihatinkan, sebagai akibat dari ulah manusia yang kurang menyadari fungsi hutan bagi kehidupan mereka. Ancaman penyusutan hutan Mangrove selain disebabkan karena adanya Abrasi air laut dan yang sangat berpengaruh besar adalah dari perilaku manusia. Banyak dari wisatawan yang berkunjung ke hutan wisata, namun mereka tidak bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan hutan yang
7
dikunjunginya. Sampah-sampah berserakan dimana-mana dan bahkan mereka juga merusak fasilitas yang ada. Seperti halnya yang terjadi di hutan mangrove di Wonorejo, kecamatan Rungkut, Surabaya. Pada wawancara yang kami lakukan pada tanggal 24 Agustus 2016 dengan Bapak Fatoni, ketua kelompok Bintang Timur dan MIC Mangrove Surabaya. Beliau mengatakan bahwa tidak sedikit pengunjung yang datang untuk menikmati suasana mangrove lalu merusak fasilitas yang ada, seperti duduk-duduk di pagar kayu, padahal itu dilarang karena dapat merobohkan pagar. Beliau sempat memberi peringatan dengan memberi tulisan “Dilarang duduk di pagar kayu” yang ditempel di sekitar pagar, namun tulisan itu di robek oleh mereka. Tidak hanya itu, ada tangan-tangan jail yang mencoba untuk merusak pohon-pohon mangrove. Apabila hal ini terus terjadi, hutan mangrove yang menjadi penopang kehidupan masyarakt Jawa Timur, lambat laun akan rusak dan terkikis habis. Oleh karena itu diperlukan adanya kesadaran dari segala pihak untuk membantu menjaga dan melestarikan hutan wisata yang ada di Jawa Timur. Gambar 2.1 Kegiatan Wawancara
Sumber : Milik Pribadi
2.3 PENTINGNYA DESTINASI WISATA HUTAN TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH Perencanaan dan pengelolaan obyek dan daya tarik wisata alam, sosial budaya maupun minat khusus harus berdasarkan pada kebijakan rencana 8
pembangunan nasional maupun regional. Apabila kedua rencana tersebut belum tersusun, maka tim perencana pengembangan obyek dan daya tarik wisata harus mampu mengasumsikan rencana kebijakan yang sesuai dengan arae yang bersangkutan dengan melibatkan peran serta masyarakat setempat (Hadiwijoyo, 2012:49) Menurut Supriadi (2011: 136), kawasan pada hutan produksi memiliki banyak sekali aset yang dapat dikembangkan, misalnya jasa lingkungan yang terdiri atas jasa aliran sungai, wisata alam dan perlindungan keanekaragaman hayati. Aset tersebut apabila dikembangkan dengan maksimal, maka akan merupakan suatu aset yang mampu menambah devisa negara dan pendapatan asli daerah bagi yang mengembangkan jasa pada hutan produksi tersebut dengan baik dalam Pasal 33 PP Nomor 6 Tahun 2007 dinyatakan bahwa, pemanfaatan jasa lingkungan pada hutan produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) huruf b, antara lain melalui kegiatan : (a) pemanfaatan jasa aliran air; (b) pemanfaatan air; (c) wisata alam; (d) perlindungan kekayaan keanekaragaman hayati; (e) penyelamatan dan perlindungan lingkungan; (f) penyerapan dan/atau penyimpanan karbon (ayat (1)). Berdasarkan
pendapat
dari
masing-masing
tokoh,
dapat
diambil
kesimpulan bahwa, banyak sekali aset yang dapat dikembangkan guna menunjang pembangunan suatu daerah. Melibatkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan daya tarik obyek wisata hutan di suatu wilayah tertentu merupakan solusi jitu, karena apabila aset tersebut dikembangkan, maka akan meningkatkan pendapatan daerah, sehingga dapat menunjang pembangunan daerah. Seperti halnya hutan-hutan wisata yang ada di Jawa Timur. Apabila daya tarik obyek wisata tersebut ditingkatkan dengan melibatkan peran serta masyarakat dan Mahasiswa, mengapa peran mahasiswa penting, perlu diberi penjelasan bagi peran apa yang bisa dilakukan. Akan dapat menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung ke hutan wisata Jawa Timur. Apabila terjadi peningkatan wisatawan makan akan bertambah pula pendapatan daerah provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu, destinasi wisata hutan sangatlah berpengaruh bagi pembangunan suatu wilayah.
9
Saat ini telah ditargetkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispartabud) yang dikutip dalam Jatim Newsroom, pada tanggal 14 Januari 2016, tahun 2016 wisatawan yang berkunjung ke Jawa Timur naik sebanyak 15 persen. Pada tahun 2015, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jawa Timur sebesar 48,5 juta orang, naik 10 persen dibandingkan jumlah wisatawan tahun 2014 jumlah wisatawan 45,2 juta orang. Perincian jumlah wisatawan dari mancanegara yang berkunjung ke Jawa Timur adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Jumlah Wisatawan Mancanegara Terbanyak Pada November 2015 Jumlah No.
Asal Negara (kunjungan)
Persentase Kenaikan (%)
1.
Malaysia
6.478
76,75
2.
Singapura
1.971
27,66
3.
Tiongkok
1.273
31,23
Sumber : www.jatimprov.go.id
Para wisatawan asing yang datang ke Jawa Timur itu berasal dari Taiwan, Jepang, Amerika Serikat, Australia, India, Thailand dan Korea Selatan. Wisatawan mancanegara yang datang ke Jawa Timur melalui pintu masuk Juanda pada November 2015, total mencapai 20.255, atau naik 28,21 persen dibanding Oktober 2015 sebanyak 15.798. Secara komulatif, jumlah wisatawan mancanegara Januari-November 2015 sebesar 183.794 kunjungan atau turun 7,23 persen dibanding jumlah wisatawan manca negara dalam periode yang sama tahun 2014, yang mencapai 198.109 kunjungan. 2.4 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESTINASI WISATA HUTAN DI JAWA TIMUR Menurut Pasal 1 ayat (1) Peraturan pemerintah Nomor 33 Tahun 1970 perencanaan hutan adalah penyusunan pola tentang peruntukan, penyediaan, pengadaan dan penggunaan hutan secara serba guna dan lestari, serta penyusunan pola kegiatan-kegiatan pelaksanaannya menurut ruang dan waktu, 10
sedangkan dalam pasal 6 Undang-undang Nomor 5 Tahun1967 disebutkan bahwa perencanaan hutan itu dimasudkan untuk kepentingan pengaturan tata air pencegahan bencana banjir dan erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah. Ada empat macam perencanaan hutan, yaitu : a. Rencana umum, adalah rencana yang memuat peruntukan, penyediaan, pengadaan, dan penggunaan hutan. b. Rencanaan pengukuhan hutan merupakan rencana yang memuat kegiatan pemancangan dan penataan batas untuk memperoleh kepastian hukum mengenai status dan batas kawasan hutan. c. Rencana penatagunaan hutan adalah rencana yang memuat kegiatan peruntukan sebagian atau seluruh kawasan hutan sesuai dengan fungsinya menjadi : Hutan lindung, hutan produksi, hutan suaka alam dan/ atau hutan wisata (Pasal 1 ayat (4) Jo. Pasal 6 peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1970). Sedangkan tujuan penataan hutan wisata sendiri adalah untuk membina dan memelihara hutan untuk kepentingan pariwisata dan/ atau wisata buru. d. Rencana penataan hutan merupakan rencana yang memuat kegiatan untuk penyusunan rencana karya pengurusan hutan selama jangka waktu tertentu ( Pasal 1 Ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1970). Dalam mewujudkan perencanaan pembangunan hutan wisata di Jawa Timur, Mahasiswa menciptakan sebuah komunitas peduli lingklungan yang diberi nama berbeda-beda. Kegiatan komunitas tersebut adalah melakukan kegiatan ilmiah dan turut serta dalam upaya konservasi hutan wisata yang ada di Jawa Timur.
11
BAB III KEGIATAN DAN ANALISIS PERMASALAHAN 3.1 KEGIATAN PENYELAMATAN SIKLUS HIDUP DESTINASI WISATA HUTAN JAWA TIMUR OLEH MAHASISWA 1. Mengenalkan Keanekaragaman Hayati Pada Siswa Sekolah Dasar Pengenalan obyek wisata sangatlah penting, terutama apabila dilakukan kepada anak usia dini. Karena itu menjadi suatu pembelajaran bagi mereka untuk mengenal keadaan alam dan satwa yang ada di negaranya serta menanamkan rasa cinta dan bangga terhadap tanah airnya. Semakin banyak yang mengenal hutan wisata Jawa Timur, semakin banyak pula wisatawan yang tertarik untuk berkunjung. Ini menjadi salah satu cara yang efektif untuk mempromosikan hutan wisata yang ada di Jawa Timur. Seperti halnya yang dilakukan oleh Mahasiswa Kelompok Studi Burung Liar (KSBL) dan UKM Pecinta Lingkungan Hidup Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Dikutip oleh www.jawapos.com pada tanggal 22 Mei 2016, mereka mengajak siswa SD Desa Labuhan, Kecamatan Sepulu, Bangkalan, Jawa Timur, untuk berkeliling di Taman Pendidikan Mangrove untuk mengenalkan sejak dini tentang habitat burung. Dengan adanya kegiatan ini, para siswa sekolah dasar dapat mengenal burung migran yang ada di kawasan hutan mangrove. Mereka dapat memahami pentingnya hutan mangrove tidak hanya untuk kepentingan manusia tapi juga penting untuk kehidupan satwa. Sehingga dikemudian hari, diharapkan mereka mempunyai kesadaran untuk meneruskan perjuangan Mahasiswa untuk membantu pemerintah dalam upaya konservasi hutan wisata dan menjaga habitat satwa yang ada di dalamnya.
12
Gambar 3.1 Pengenalan Burung Migran Pada Siswa Sekolah Dasar
Sumber : www.jawapos.com
2. Mengembangkan Kegiatan yang Bersifat Ilmiah Untuk menumbuhkan kesadaran dan rasa cinta masyarakat terdap wisata hutan yang ada di Jawa Timur, Mahasiswa melakukan pengembangan kegiatan yang bersifat ilmiah sebagai wujud kecintaannya terhadap hutan wisata yang ada di Jawa timur. Dengan adanya kegiatan yang bersifat ilmiah ini, maka Mahasiswa bersatu untuk berusaha menemukan solusi dalam upaya konservasi hutan yang ada di Indonesia khususnya hutan wisata Jawa Timur. Semangat dalam membantu upaya konservasi hutan tersebut tercermin pada kegiatan yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro, Semarang Jawa Tengah. Dikutip dari nasional.kompas.com para Mahasiswa tersebut mempunyai komunitas Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur (Kesemat). Kelompok ini berusaha menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta terhadap Hutan Wisata Mangrove di kalangan Mahasiswa dan masyarakat, karena dari diskusi konservasi mangrove yang diadakan di Banyuwangi, Jawa Timur pada akhir Mei 2012, terungkap Indonesia kehilangan 5,58 juta hektar hutan mangrove sejak tahun 1999 hingga tahun 2005. Jika luas hutan yang terdata pada tahun 1999 sejumlah 8,6 juta hektar, maka pada tahun 2012 hanya tersisa hutan mangrove sekitar 3,02 juta hektar. Berarti kondisi hutan Mangrove saat ini terancam punah. Oleh kerena itu, mereka berbondong-bondong untuk melakukan upaya konservasi terhadap hutan Mangrove. Kegiatan ilmiah yang mereka lakukan adalah melakukan penelitan tentang ekosistem hutan mangrove. Mereka berharap dengan melakukan 13
penilitian, meraka bisa mendapat temuan baru yang dapat diimplementasikan dalam upaya konservasi hutan mangrove. 3. Investasi Pohon dan Papan Pesan Di sepanjang area jongging track yang kami amati, kami melihat pohonpohon bakau yang telah tertanam dengan rapi. Pohon-pohon tersebut merupakan hasil usaha reboisasi yang dilakukan oleh Mahasiswa-mahasiswa yang pernah berkunjung ke sana, salah satunya adalah Mahasiswa dari STIKOM (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi) Surabaya yang melakukan penanaman pohon bakau sejumlah 3.000 pohon pada tahun 2011. Gambar 3.2 Area Penanaman Pohon Bakau Mahasiswa STIKOM
Sumber : Milik Pribadi
Pohon bakau yang mereka tanam sebagai investasi dalam pelestarian hutan
mangrove
mempunyai
kontribusi
besar,
yaitu
meningkatkatkan
penyerapan air hujan karena bertambahnya kapasitas pohon bakau, sehingga dapat menurunkan resiko terjadinya banjir di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Selain itu, beberapa Mahasiswa yang berkunjung kami wawancarai, salah satu dari mereka mengatakan bahwa, dia pernah mengikuti kegiatan pembudidayaan tanaman bakau yang ada di hutan mangrove dengan tujuan untuk membuat hutan mangrove menjadi lebih baik. Hal ini merupakan langkah awal dalam upaya konservasi hutan wisata Jawa Timur. Kami juga melihat beberapa papan pesan yang tertancap di sepanjang area. Pesan tersebut dibuat oleh Mahasiswa asal Universitas Ciputra. Pesanpesan tersebut berisi ajakan kepada wisatawan untuk mencintai lingkungan hutan mangrove.
14
Gambar 3.3 Papan Pesan Cinta Lingkungan
Sumber : Milik Pribadi
Papan pesan tersebut menyadarkan sebagian pengunjung tentang pentingnya merawat lingkungan alam. Pengunjung yang sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan hutan, mereka membuang sampah ke tempat yang telah disediakan. Apabila kesadaran ini didapatkan oleh semua wisatawan yang berkunjung, maka hutan mangrove Surabaya akan selalu bersih dan indah. 4. Menyediakan Komposter Aerob Sampah apabila diolah akan menjadi berkah, begitulah kata orang-orang bijak. Para Mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes Surabaya Jurusan Kesehatan Lingkungan, melakukan usaha pengolahan sampah sebagai upaya konservasi hutan mangrove. Mereka menyediakan komposter aerob sebagai wadah pengolahan sampah yang ada di hutan mangrove untuk dijadikan pupuk kompos bagi pohon bakau. Pupuk kompos ini bermanfaat menyuburkan pohon-pohon bakau yang ada di kawasan hutan mangrove, sehingga pohon bakau yang diberi pupuk kompos tersebut dapat tumbuh dengan subur dan tidak mudah mati. Gambar 3.4 Komposter Aerob
Sumber : Milik Pribadi
15
Dari serangkaian kegiatan Mahasiswa yang telah dijelaskan, merupakan wujud partisipasi Mahasiswa untuk membantu pemerintah dalam upaya konservasi hutan wisata yang ada di Jawa Timur, membantu pemerintah dalam perencanaan pengelolaan hutan dengan meningkatkan daya tarik wisata hutan Jawa Timur, dan memberi motivasi pada seluruh lapisan masyarakat untuk sadar agar tidak lagi melakukan tindakan yang dapat merusak lingkungan alam. 3.2 INDIKATOR KEBERHASILAN MAHASISWA SEBAGAI MEDIA SIKLUS HIDUP DESTINASI WISATA HUTAN JAWA TIMUR Keberhasilan Mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi wisata hutan Jawa Timur dapat dilihat dari perkembangan kondisi tanaman bakau yang semakin subur dan pesatnya jumlah wisatawan yang datang pada saat hari libur, kepadatan wisatawan saat hari libur ini diakui oleh Bapak Fatoni selaku ketua kelompok Bintang Timur dan MIC Mangrove Surabaya. Beliau mengatakan, “Pengunjung pada saat hari libur sangat pesat sekali, bahkan pengunjung wisata mangrove yang ada di Bali tidak sebanding dengan pengunjung yang datang ke mangrove Surabaya, dalam 15 menit saja sudah lebih dari 30 pengunjung pada saat hari minggu, bahkan sampai ribuan.” Beliau juga mengatakan bahwa memang tidak mudah mengelola hutan mangrove yang luasnya sekitar 223 hektar, dibutuhkan kerja sama dari pemerintah, Mahasiswa dan masyarakat setempat untuk membantu merawat hutan mangrove.
16
BAB IV SUMBANGAN PEMIKIRAN TERHADAP UPAYA KONSERVASI Menurut Prof Harsono Taroepratjeka, kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata, serta usaha lain yang terkait. Pembangunan kepariwisataan pada hakikatnya merupakan upaya untuk mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata, yang terwujud antara lain dalam bentuk keindahan alam, keanekaragaman flora dan fauna, kemajemukan tradisi dan budaya, serta peninggalan sejarah dan purbakala. Pemanduan objek wisata dan daya tarik wisata dengan pengembangan usaha jasa dan sarana pariwisata, akan berfungsi meningkatkan daya tarik wisatawan maupun pengembangan objek dan daya tarik wisata baru. Upaya pengembangan tersebut perlu didukung oleh pembangunan prasarana yang memadai (Yoeti, 2006:151). Dalam upaya konservasi hutan wisata yang ada di Jawa Timur, diperlukan adanya kerja sama antar elemen. Baik dari pemerintah, Mahasiswa, dan lapisan masyarakat. Kerja sama tersebut dapat berupa kegiatan bulanan yang bisa dilakukan oleh pemerintah setempat dengan mengajak Mahasiswa dan masyarakat seperti memberi pupuk dan kerja bakti membersihkan hutan mangrove. Memanfaatkan hasil temuan Mahasiswa dari hasil penelitian dan kegiatan ilmiah. Meggunakan hasil temuan tersebut untuk membangun kondisi wisata hutan yang lebih baik dengan melibatkan Mahasiswa yang bersangkutan. Untuk memenuhi sarana dan prasarana wisata hutan mangrove yang memadai, pemerintah perlu menambah inventaris hutan berupa papan pesan, papan peringatan atau papan informasi yang berfungsi sebagai pemberi informasi pengunjung dan sebagai tanda peringatan bagi pengunjung untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat merusak hutan dan fasilitas yang ada di dalamnya. Sebaiknya papan informasi atau papan peringatan tersebut diletakkan pada tempat-tempat yang sulit dijangkau pengunjung namun masih tetap bisa untuk dibaca, sehingga para pengunjung yang datang tidak dapat merusaknya.
17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN PENYELESAIAN 5.1 KESIMPULAN 1. Mahasiswa sebagai media siklus hidup destinasi hutan wisata Jawa Timur memiliki peran dalam upaya pelestarian hutan wisata Jawa Timur. Dalam menjalankan perannya sebagai media silus hidup, Mahasiswa menggelar serangkaian kegiatan upaya konservasi hutan. Adapun mahasiswa yang mengadakan kegiatan peduli lingkungan adalah Mahasiswa asal ITS Surabaya yang mengajak siswa sekolah dasar untuk berkeliling di hutan mangrove untuk mengnalkan habitat burung migran, Mahasiswa Universitas Diponegoro Jawa Tengah yang mengadakan kegiatan ilmiah untuk upaya konservasi
hutan
mangrove,
Mahasiswa
STIKOM
Surabaya
yang
mengadakan penanaman 3.000 pohon, Mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya memberi inventaris hutan dalam bentuk papan pesan cinta lingkungan, dan Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya menyediakan komposter aerob untuk mendaur ulang sampah organik menjadi pupuk pohon bakau. 2. Saat ini Hutan Mangrove perlu mendapat perhatian, pasalnya Hutan Mangrove
Surabaya
mengalami
beberapa
masalah.
Di
antaranya
disebabkan karena banyaknya sampah yang berserakan di setiap lokasi, pagar kayu yang rapuh akibat dari ulah wisatawan yang duduk di sembarang tempat dan ada sebagian tanaman rusak yang disebabkan oleh tangantangan jail wisatawan. Dalam mengatasi permasalahan ini dapat diterapkan solusi alternatif berupa pendirian sebuah komunitas peduli Mangrove yang dimana Mahasiswa dari berbagai universitas bersatu untuk terjun dalam upaya perawatan hutan Mangrove Surabaya dengan mengadakan berbagai kegiatan monitoring hutan, berupa penilitian dan lain sebagainya. Sehingga diharapkan
hutan
Mangrove
Surabaya
lebih
terawat
dan
terjaga
kelestariannya.
18
5.2 SARAN 1. Bagi Akademisi : Dari hasil penelitian kami, diharapkan badan instansi yang terkait dapat ikut berperan aktif dalam meningkatkan pengeloaan hutan wisata Jawa Timur dengan cara ikut serta dalam usaha perawatan hutan wisata Mangrove Surabaya. 2. Bagi Pemerintah Dari hasil penelitian kami, diharapkan pemerintah memberi perhatian lebih terhadap upaya perawatan Hutan Mangrove Surabaya. 3. Bagi Wisatawan : Dari hasil penelitian kami, diharapkan para wisatawan ikut serta dalam menjaga kelestarian hutan Mangrove Surabaya, dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak fasilitas yang telah disediakan dan mematuhi peraturan yang ada. 4. Bagi Pengelola Hutan Mangrove Surabaya, Jawa Timur : Dari hasil penilitian kami, diharapkan pengelolaa hutan Mangrove Surabaya, Jawa Timur menambah
fasilitas permainan out bond atau
menyedikan oleh-oleh yang belum ada di tempat lain, misalnya oleh-oleh khas mangrove. Oleh-oleh khas mangrove dapat berupa aneka makanan yang terbuat dari buah Mangrove, seperti sirup, dodol, keripik, dan selai buah mangrove atau yang lainnya. Hasil dari penjualan oleh-oleh tersebut dapat digunakan untuk pembelian bibit Mangrove, rehabilitasi dan perawatan mangrove. Dengan demikian siklus hidup destinasi wisata hutan Jawa Timur akan tetap terjaga dan wisatawan pun akan meningkat.
19
DAFTAR PUSTAKA Dinas Kehutanan Jatim. 2016. Petunjuk Pelaksanaan Lomba Karya Tulis Ilmiah Gulo W. 2000. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo Gunawan, Myra P. dan Helmi Himawan. 2010. Penerapan Ilmu teknologi Informasi dan Komunikasi dan Inovasi Dalam Sistem Pengolahan Destinasi. Makalah Pada Konferensi Nasional Destination Management Destination. Jakarta : 5-8 Agustus. Hadiwijoyo,
Suryosakti.
2012.
Perencanaan
Pariwisata
Pedesaan
Berbasis
Masyarakat (Sebuah Konsep). Yogyakarta : Graha Ilmu. Khannif, Dzurroini. 2014. “Peran Mahasiswa dalam Upaya Pelestarian Lingkungan” (Online). Bioryza14.blogspot.co.id. Diakses tanggal 24 Agustus 2016. Merpaung Laden. 1995. Tindak Pidana Terhadap Hutan, Hasil Hutan, dan Satwa. Jakarta : Erlangga. Nasional.kompas.com. 2012. “Mangrovest 2012 Selamatkan Mangrove!” (Online). Diakses tanggal 20 Agustus 2016. Prasiasa, Dewa Putu Oka. 2013. Destinasi Wisata Berbasis Masyarakat. Jakarta : Salemba Humanika. Radar Madura. 22 Mei 2016. “Taman Pendidikan Mangrove Ajang Mengenalkan Burung Migran” (Online). www.jawapos.com. Diakses tanggal 20 Agustus 2016. Ryo. 2016. “Tahun Ini Dipartabud Target Kunjungan Wisatawan Naik 15 Persen” (online). www.jatimprov.go.id. Diakses tanggal 19 Agustus 2016. Salim. 1997. Dasar-dasar Hukum Kehutanan. Jakarta : Sinar Grafika Offset. Salim. 2003. Dasar-dasar Hukum Kehutanan. Jakarta : Sinar Grafika Offset. Semiawan R. Conny. 2010. Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya). Jakarta : Grasindo. Supriadi. 2011. Hukum Kehutanan dan Hukum Perkebunan di Indonesia. Jakarta : Sinar Grafika. Theobald, William F. (2010) Global Tourism Third edition: Amsterdam,
Boston,
Heidelberg, London, New York , Oxford, Paris , San Diego, San Francisco, Singapore, Sydney. Butterworth–Heinemann is an imprint of Elsevier. Yoeti, Oka. 2006. Ilmu Pariwisata (Sejarah Perkembangan, dan Prospeknya). Jakarta: PT. Perca.
20
LAMPIRAN BIODATA PENULIS JBT
Nama dan Email
SITI
Prodi/S MT
MUAROFAH
D-III
Nainasholikhah274 Kebida nan/3
[email protected]
IKA MAYA Agt 1
Sidoarjo, 27 April 1996
Banjarsari RT.
Buduran,
D-III
06
Parman No. 28
PUTRI
Kebida
Agustus
RT. 06 RW. 11 -
nan/3
1996
Waru,Sda
Sidoarjo,
SHOFIA RIZKI
D-III
YANTI
Kebida
IMAM SHOLICHIN
LAILA NUR FARIDAH
08983399062 /
10 RW. 03. Kec. 083854337625
MEGAWATI
11 Sept 1996
UNUSA Gresik, 16 S1 – Oktober Gizi/ 3
Agt 4
No. 24, Ds.
UNUSA Sidoarjo, Jl. Jend S.
nan/3
Agt 3
Tlp/HP
Sidoarjo
UNUSA Agt 2
Alamat
Jl. Abdurrahman
UNUSA
KHUNAINATUL Ketua
TTL
Jl. Jend S. Parman Gg. 5A No. 11B- Waru,
085745742933
Sda
Gresik
083830697665
1996
UNUSA Mojokert o, 15 S1 – Agustus Gizi/ 3
082230900096
1996
Ds. Gemekan Kec. Sooko,
085606498566
Mojokerto
21