ALZHEIMER
A. DEFINISI Alzheimer (Alois Alzheimer, 1907)
“suatu sindrom demensia progresif yang ditandai dengan penurunan ingatan dan kemampuan kognitif, perilaku dan fungsional pasien secara bertahap” bertahap ”.
B. FAKTOR RESIKO
1. Usia Usia merupakan faktor resiko yang terpenting. Penyakit Alzheimer terjadi pada lansia yang berusia 65 tahun atau lebih, dan meningkat 50% pada usia 85 tahun keatas . 2. Riwayat keluarga Sekitar 5-7% pasien penyakit Alzheimer merupakan penyakit Alzheimer Familial. Apabila salah satu orang tua mengalami penyakit Alzheimer familial, kemungkinan setiap anaknya memiliki 50% peluang menurunnya penyakit ini. 3. Faktor genetik, gen APOE-e4 Faktor resiko gen APOE-e4 ini merupakan hal penting dari penyakit Alzheimer yang meningkatkan faktor resiko terjadinya penyakit. 4. Jenis kelamin, wanita Probabilitas wanita mengalami penyakit Alzheimer dua kali lebih tinggi dibandingkan pria. 5. Penyakit kardiovaskular Semua faktor resiko penyakit kardiovaskular merupakan faktor resiko penyakit Alzheimer dan Demensia Vaskuler 6. Penyakit diabetes Diabetes tipe 2 merupakan faktor resiko penyakit Alzheimer. 7. Luka di kepala luka di otak pada usia berapa pun terutama mengalami gegar otak berkali-kali merupakan faktor resiko penyakit Alzheimer . 8. Down’s syndrome, Mild Cognitive Cogn itive Impairment (MCI), dan lain-lain.
C. PATOFISIOLOGI
Pasien penyakit Alzheimer umumnya mengalami atrofi kortikal dan berkurangnya saraf secara signifikan, terutama saraf kolinergik .
Kerusakan saraf kolinergik terjadi terutama pada daerah limbik otak (daerah yang terlibat dalm emosi) dan korteks (terlibat dalam memori dan pusat pikiran atau advanced reasoning center) .
Penurunan jumlah enzim kolin asetiltransferase di korteks serebral dan hippocampus juga terjadi sehingga menyebabkan penurunan penurunan sintesis asetilkolin di otak .
Pada otak pasien dijumpai lesi yang disebut senile plaques dan neurofibrillary tangles, yang terpusat pada daerah yang sama di mana terjadi defisit kolinergik. Plak tersebut berisi deposit protein yang disebut beta-amyloid.
D. GEJALA dan TANDA
Patofisiologinya bermula jauh sebelum tanda kliniknya terlihat.
Penyakit ini menyebabkan penurunan kemampuan intelektual penderita secara progresif yang mempengaruhi fungsi sosialnya,meliputi:
Penurunan ingatan jangka pendek atau kemampuan belajar atau menyimpan informasi.
Penurunan kemampuan berbahasa. Pasien mengalami kesulitan menemukan kata atau kesulitan memahami pertanyaan atau petunjuk.
Ketidakmampuan menggambar atau mengenal gambar dua-tiga dimensi, dan lainlain.
Gejala Alzheimer awal berupa apati, hilangnya inisiatif, konsentrasi lemah, kelambatan berpikir dan bergerak.
Sering kali juga dimulai dengan depresi yang berlangsung lebih dari 2 minggu, juga gejala psikis lain (psikosis).
Setelah beberapa tahun terjadi defek ingatan lainnya, desorientasi dan hilangnya daya abstraksi.
Dalam jangka waktu 5-10 tahun, penyakit memburuk dan berakhir dengan kehilangan decorum, hipokinesia, kekakuan motoris, tidak mengenali orang lagi dan menjadi total invalid.
E. TUJUAN TERAPI
Tujuan terapi penyakit Alzheimer adalah: Memelihara fungsi pasien yang masih tersisa selama mungkin dan mengobati kesulitan kognitif pasien. Mengobati sisa gejala psikiatrik dan perilaku yang terjadi akibat penyakit Alzheimer.
F. SASARAN TERAPI
Sasaran terapinya adalah fungsi kognitif dan perilaku pasein.
Kasus Alzheimer
Seorang pasien, Tn. H, 69 tahun, berdasarkan hasil anamnesa Dokter dan pemeriksaan penunjang yang terkait, didiagnosa mengalami Alzheimer tahap 3 dengan gejala gangguan/penurunan fungsi kognitif dan cemas. Terapi yang diberikan adalah donepezil 10 mg, 1 X sehari dan ekstrak gingko biloba 1 X sehari. RPD : Hipertensi terkendali dgn lisinopril 10 mg 1 X 1. a. Bagaimana penerapan asuhan kefarmasian pada Tn. H? b. Parameter apa yang perlu dimonitoring ?
a. Asuhan Kefarmasian : FINDING
Tn. H usia 69 tahun Gejala
: Gangguan / penurunan fungsi kognitif Cemas
Diagnosa
: Alzheimer tahap 3
TTV
:-
RPD
: Hipertensi ( Lisonopril 10 mg 1 x sehari )
Terapi
: donepezil 10 mg 1 x sehari Ekstrak Gingko Biloba 1 x sehari
ASSESMEN ASSESMEN T, RESOLUTI RESOLUTI ON, and M ONIT ORING
No.
Pemilihan Obat
DRP’s
1
Donepezil 10 mg
Dosis
dosis 1 x sehari
berlebihan
untuk
Keterangan
RESOLUTION
obat Donepezil merupakan enzim Dimulai
Alzheimer (overdose) overdose)
inhibitor
dengan
dosis
5 Efektivitas :
berdasarkan mg/hari untuk dosis awal Donepenzil spesifik dan reversible menghambat
pembentukan s uatu kompleks pengobatan stabil
tahap 3
MONITORING
dengan setelah
asetikolinesterase,
4
Alzheimer, asetilkolinesterase sehingga dapat meningkatkan minggu
dapat kadar asetilkolin di otak. Terapi ini digunakan
yang ditingkatkan 10 mg/hari.
(5)
dihidrolisa dalam beberapa menit.
untuk mengatasi gejala gangguan kognitif, anxiety dan atau menunda progresivitas penyakit
(3)
(1)
.
Dipantau pemakaian Donepezil pada dosis 5 mg/hari selama 4 minggu pertama, jika tidak berespon baik dosis dinaikkan menjadi 10 mg/hari, dan jika pasien masih tidak responsif terhadap donepezil, dapat diganti menjadi rivastigmin
(2)
.
NB: rivastigmin lebih efektif dibanding donepezil tetapi atas pertimbangan efek samping obat, maka untuk
pengobatan
awal
Alzheimer
digunakan
donepezil. Efek samping obat :
Efek samping ringan, gangguan lambung-usus (mual,
muntah,
diare,
anoreksia,
dyspepsi,
konstipasi), kejang otot, dan tidak bisa tidur
2.
Gingko Pemilihan
Ekstrak
Beberapa
referensi
Diganti dengan Vitamin E
(5)
Efektivitas:
Biloba
obat kurang menyatakan bahwa Ginkgo sebagai terapi antioksidan Antioksidan meningkatkan fungsi kognitif. Vitamin
dosis 1 x sehari
tepat
untuk
(obat Biloba kurang memberikan dengan dosis tinggi 2000 E mendukung kerja dari donezepil pada penyakit
Alzheimer kurang
tahap 3
efek yang signifikan terhadap IU/hari
efektif)
perbaikan
fungsi
(8)
.
Alzheimer
kognitif
dan
memperlambat
penyakit Alzheimer
perkembangan
(6)
.
(6)(10)
Sedangkan Vitamin E lebih
Efek Samping :
efektif untuk pemeliharaan
Dapat menyebabkan mual, diare, keram perut,
fungsi kognitif 3.
Lisinopril
Pemilihan
dosis 10 mg 1 x obat sehari
untuk Hipertensi
tepat
Lisinopril
(11)
.
bekerja
pusing tetapi jarang terjadi sebagai Pengobatan
(9)
.
dapat Efektivitas:
telah ACE inhibitor dengan dosis dilanjutkan dengan dosis 10 Sebagai ACE inhibitor yang menurunkan tekanan (7)
awal 2.5 mg/hari dan dosis mg 1 x sehari .
darah dengan mengurangi resistensi vascular perifer
pemeliharaan 10-20 mg/hari Asumsi: pasien telah lama
tanpa meningkatkan curah jantung, kecepatan atau
(9)
.
mengkonsumsi
lisinopril kontraktilitas
sebagai antihipertensi.
(7).
Efek Samping Obat :
Efek samping yang biasa ditemukan terdiri dari batuk,
kulit
merah,
demam, perubahan (7)
hipotensi dan hiperkalemia . b. Parameter yang perlu dimonitoring adalah: Efek Samping Obat o efektivitas obat o kepatuhan pasien mengkonsumsi obat selama terapi o
rasa,
2.
Gingko Pemilihan
Ekstrak
Beberapa
referensi
Diganti dengan Vitamin E
Efektivitas:
Biloba
obat kurang menyatakan bahwa Ginkgo sebagai terapi antioksidan Antioksidan meningkatkan fungsi kognitif. Vitamin
dosis 1 x sehari
tepat
untuk
(obat Biloba kurang memberikan dengan dosis tinggi 2000 E mendukung kerja dari donezepil pada penyakit
Alzheimer kurang
efek yang signifikan terhadap IU/hari
efektif)
tahap 3
perbaikan
fungsi
(8)
.
Alzheimer
dan
memperlambat
perkembangan
penyakit Alzheimer (6).
kognitif
(6)(10)
Sedangkan Vitamin E lebih
Efek Samping :
efektif untuk pemeliharaan
Dapat menyebabkan mual, diare, keram perut,
fungsi kognitif 3.
Pemilihan
Lisinopril
dosis 10 mg 1 x obat
.
bekerja
pusing tetapi jarang terjadi sebagai Pengobatan
(9)
.
dapat Efektivitas:
telah ACE inhibitor dengan dosis dilanjutkan dengan dosis 10 Sebagai ACE inhibitor yang menurunkan tekanan
tepat
sehari
Lisinopril
(11)
untuk Hipertensi
(7)
awal 2.5 mg/hari dan dosis mg 1 x sehari .
darah dengan mengurangi resistensi vascular perifer
pemeliharaan 10-20 mg/hari Asumsi: pasien telah lama
tanpa meningkatkan curah jantung, kecepatan atau
(9)
.
mengkonsumsi
lisinopril kontraktilitas
sebagai antihipertensi.
(7).
Efek Samping Obat :
Efek samping yang biasa ditemukan terdiri dari batuk,
kulit
merah,
demam, perubahan (7)
hipotensi dan hiperkalemia . b. Parameter yang perlu dimonitoring adalah: Efek Samping Obat o efektivitas obat o kepatuhan pasien mengkonsumsi obat selama terapi o
TERAPI NON-FARMAKOLOGI
Terapi non-farmakologis non-farmakologis tidak dapat menyembuhkan menyembuhkan Alzheimer secara permanen, permanen, tapi terbukti menghambat perkembangan (progresif) sindrom. Terapi-terapi non farmakologis bertujuan untuk : 1. Mengoptimalkan kemampuan yang masih ada 2. Mengatasi (mengendalikan) gangguan kepribadian dan perilaku penderita 3. Membantu mengarahkan keluarga atau orang yang merawatnya dengan memberi informasi dan pengertian yang tepat, 4. Memberi dukungan melalui lingkungan sekitar Untuk mngurangi penurunan fungsi kognitif dan memelihara kemampuan pasien dapat dilakukan dengan beberapa metode terapi sebagai berikut :
a. Terapi LMN-no debate
Yaitu terapi gabungan yang menggunakan metode lukisan, musik dan pemberian nutrisi. L
: Lukisan
Perlihatkan lukisan dengan warna-warna lembut, hindari lukisan-lukisan abstrak M : Musik,
rasa,
TERAPI NON-FARMAKOLOGI
Terapi non-farmakologis non-farmakologis tidak dapat menyembuhkan menyembuhkan Alzheimer secara permanen, permanen, tapi terbukti menghambat perkembangan (progresif) sindrom. Terapi-terapi non farmakologis bertujuan untuk : 1. Mengoptimalkan kemampuan yang masih ada 2. Mengatasi (mengendalikan) gangguan kepribadian dan perilaku penderita 3. Membantu mengarahkan keluarga atau orang yang merawatnya dengan memberi informasi dan pengertian yang tepat, 4. Memberi dukungan melalui lingkungan sekitar Untuk mngurangi penurunan fungsi kognitif dan memelihara kemampuan pasien dapat dilakukan dengan beberapa metode terapi sebagai berikut :
a. Terapi LMN-no debate
Yaitu terapi gabungan yang menggunakan metode lukisan, musik dan pemberian nutrisi. L
: Lukisan
Perlihatkan lukisan dengan warna-warna lembut, hindari lukisan-lukisan abstrak M : Musik,
Pasien diperdengarkan musik yang mengalun untuk menjaga fungsi sensorisnya. Pasien dapat pula diberikan bau-bauan aromaterapi yang menenangkan N
: Nutrisi Pemberian nutrisi yang baik dan seimbang
no debate : Tidak mendebat ketika pasien menunjukkan halusinasi, sebaiknya mengajak
berdiskusi tentang hal yang dilihat, dirasakan, atau dialami pasien saat itu.
Activity Daily Li ving b. Latihan orientasi ADL (Activity )
Terapi ini dilakukan dengan cara memberikan stimulasi / rangsangan teratur pada waktu yang sama setiap harinya. Stimulasi ini dilakukan agar pasien dapat belajar mandiri, sehingga dapat melakukan pekerjaan sederhana secara mandiri, dengan tetap pengawasan orang sekitarnya atau caregiver .
TUGAS LAPORAN KASUS ALZAIMER
NAMA
: RANDI SAPUTRA
NIM
: 08 10 096 140 104
M.T
: FARMAKOTERAPI I
PROGRAM STUDI FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI 2014